Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dela Amelia Putri

NIM : 21404007

1. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)

A. Pengertian

Keselamatan pasien adalah proses atau tindakan yang mengurangi dampak buruk akibat suatu
tindakan medis baik untuk tenaga medis maupun untuk pasien.

B. Insiden Keselamatan Pasien

Insiden keselamatan pasien menurut WHO didefinisikan sebagai kejadian atau keadaan yang dapat
mengakibatkan kerugian yang tidak perlu pada pasien. Studi yang dilakukan oleh Badan Ancaman
terhadap Keselamatan Pasien Australia (Threats to Australian Patient Safety/TAPS) menghasilkan
salah satu analisis insiden keselamatan pasien yang paling komprehensif di dunia internasional.
Adapun istilah insiden keselamatan pasien yang telah dikenal secara umum, yaitu:

Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/Patient Safety Incident adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, kematian dan
lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.

 Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor


kamar atau lokasi pasien.
 Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah.
 Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis.

B. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang (pelanggan) setelah membandingkan antara kinerja
atau hasil yang dirasakan (pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang
diharapkannya.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Tanggapan yang diberikan
pasien mengenai kepuasan akan dipengaruhi oleh beberapa karakteristik demografis dan sosio-
psikologis dan demografi diantaranya: usia, kompetensi pribadi, tingkat pendidikan, tingkat
penghasilan, status pernikahan, gaya hidup, dan seterusnya. Menurut Taty Rosyanawaty 2011.

a. Pendekatan dan perilaku petugas terutama saat pertama kali datang.

b. Mutu informasi yang diterima, seperti pa yang dikerjakan, apa yang bisa diperoleh.

c. Prosedur penjanjian

d. Waktu tunggu

e. Pelayanan lainnya seperti mutu makanan, privacy dan pengaturan

kunjungan.

f.Fasilitas umum yang tersedia.

g. Output terapi dan perawatan yang diterima.

https://www.academia.edu/5837957/BAB_II_kepuasan
C. Pengertian

Istilah profesionalisme mengandung makna dua istilah, yaitu profesional dan profesi. Profesional
adalah keahlian dalam suatu bidang. Dengan demikian, seseorang dikatakan profesional bila ia
memiliki keahlian dalam suatu bidang yang ditandai dengan kemampuannya dalam menawarkan
suatu jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya serta
mendapatkan gaji dari jasa yang telah diberikannya.

Selain itu, dia juga merupakan anggota dari suatu entitas atau organisasi yang didirikan sesuai
dengan hukum di sebuah negara atau wilayahnya. Meskipun demikian, tidak semua orang yang ahli
dalam suatu bidang bisa dikatakan profesional, karena profesional memiliki karakteristik yang harus
dipenuhi, yaitu: memiliki pengetahuan dan kemampuan yang dihasilkan melalui pendidikan formal
dan non formal yang cukup untuk memenuhi kompetensi

profesionalnya.

Sedangkan yang disebut dengan profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki
asosiasi/perkumpulan profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut. Meskipun profesi merupakan sebuah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan
adalah profesi. Profesi memiliki beberapa karakteristik

yang membedakannya dengan pekerjaan yang lain, yaitu: keterampilan yang berdasarkan pada
pengetahuan teoretis; asosiasi profesional; pendidikan yang ekstensif; menempuh ujian kompetensi;
mengikuti pelatihan institutional; lisensi; otonomi kerja; memiliki kode etik; mampu mengatur diri;
layanan publik dan altruisme; meraih status dan imbalan yang tinggi.

A kelalaian Criminal malpractice yang bersifat kealpaan/lalai (negligence) misalnya kurang hati-
hati melakukan proses kelahiran.

a) Pasal-pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal-pasal karena lalai menyebabkan mati atau luka-
luka berat.

• Pasal 359 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang mati: Barangsiapa karena kealpaannya
menyebabkan mati-nya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
kurungan paling lama satu tahun.

• Pasal 360 KUHP, karena kelalaian menyebakan luka berat:

Ayat (1) Barangsiapa karena kealpaannya menyebakan orang lain mendapat luka-luka berat,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lamasatu tahun.

Ayat (2) Barangsiapa Karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa
sehinga menimbulkan penyakit atau alangan menjalankan pekerjaan, jabatan atau pencaharian
selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda
paling tinggi tiga ratus rupiah.

• Pasal 361 KUHP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan (misalnya: dokter,
bidan, apoteker, sopir, masinis dan lain-lain) apabila melalaikan peraturan-peraturan pekerjaannya
hingga mengakibatkan mati atau luka berat, maka mendapat hukuman yang lebih berat pula.
Pertanggung jawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat individual/personal
dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit/sarana
kesehatan.

B. Keterangan palsu

Suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai kriminal malpraktik apabila memenuhi rumusan
delik pidana yaitu, perbuatan tersebut harus merupakan perbuatan tercela dan sikap batin yang
salah yaitu berupa kesengajaan,kecerobohan, dan kealpaan. Kesalahan atau kelalaian tenaga
kesehatan dapat

terjadi dibidang hukum pidana, diatur antara lain yaitu :

Pasal 263 KUHP berbunyi:

(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat, yang dapat menerbitkan sesuatu hak,
sesuatu perjanjian (kewajiban) atau sesuatu pembebasan utang, atau yang boleh dipergunakan
sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan, dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh
orang lain menggunakan surat-surat itu seolah-olah surat itu asli dan tidak

dipalsukan, maka kalau mempergunakannya dapat mendatangkan sesuatu kerugian dihukum karena
pemalsuan surat, dengan hukuman penjara selama-lamanya enam tahun.

(2) Dengan hukuman serupa itu juga dihukum, barangsiapa dengan sengaja menggunakan surat
palsu atau yang dipalsukan itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, kalau hal
mempergunakan dapat mendatangkan sesuatu kerugian.

C. aborsi ilegal

Hal ini sesuai dengan redaksi pasal 346 pasal KUHP; seorang wanita yang sengaja menggugurkan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu diancam pidana penjara paling lama empat
tahun.

Sanksi pidana bagi pelaku aborsi ilegal diatur dalam Pasal 194 UU Kesehatan yang berbunyi:

"Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda
paling banyak Rp1 miliar."

https://journal.unita.ac.id/index.php/yustitia/article/download/243/228/

D.Asi eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana paling lama 1 (satu) tahun
dan denda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah)” Pasal tersebut memberikan jaminan
dengan cara mengancam sanksi pidana bagi siapa saja yang dengan sengaja menghalangi program
pemberian ASI.

E.TUNTUTAN PIDANA KUHP TENTANG ORGAN TUBUH

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,Pasal 65 menyatakan pada ayat:

(1) Transplantasi organ dan/atau jaringan


tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.

(2) Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan
pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor dan/atau ahli waris atau
keluarganya.

(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi organ dan/atau jaringan
tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Penjelasan Pasal 65 ayat (1) Yang dimaksud dengan “fasilitas pelayanan kesehatan tertentu” dalam
ketentuan ini adalah fasilitas yang ditetapkan oleh Menteri yang telah memenuhi persyaratan antara
lain peralatan, ketenagaan dan penunjang lainnya untuk dapat melaksanakan transplantasi organ
dan/atau jaringan tubuh.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/viewFile/21457/21166

3. Undang-undang (UU) Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan.

Membuat akta kelahiran sangat penting agar anak memperoleh pelayanan publik dari pemerintah
maupun non-pemerintah ke depannya. Ketika bayi yang baru lahir dilaporkan guna mendapatkan
akta kelahiran, si bayi akan terdaftar dalam data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil).

Kemudian masuk dalam Kartu Keluarga (KK) dan mendapatkan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Secara resmi akta kelahiran merupakan bukti otentik yang dikeluarkan oleh Dukcapil. Ada beberapa
jenis akta kelahiran, yakni:

1. Akta Kelahiran Umum : Akta kelahiran yang dibuat berdasarkan laporan kelahiran yang
disampaikan dalam batas waktu selambat-lambatnya 60 hari kerja bagi WNI dan 10 hari kerja bagi
WNA sejak tanggal kelahiran bayi

2. Akta Dengan Rekomendasi : Akta Kelahiran yang dibuat berdasarkan rekomendasi Kepala Dinas
atas laporan kelahiran yang telah melampaui batas waktu 60 hari kerja.

Syarat Mengurus Akta Kelahiran Baru

kelahiran menjadi syarat utama untuk memperoleh pelayanan publik. Sebagai generasi penerus,
anak-anak memiliki hak-hak tertentu yang harus dipenuhi negara. Salah satunya adalah memiliki
identitas diri atau akta kelahiran yang sangat mempengaruhi pengakuan kewarganegaraannya.

persyaratan yang diperlukan, antara lain sebagai berikut:

1. Dinas

2. Seksi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kecamatan

3. Puskesmas Kecamatan

4. Rumah Sakit, dan Loket pelayanan lainnya.

Sesuai UU No. 24/2013 tentang Perubahan atas UU No. 23/2006, pencatatan akta kelahiran
dilakukan pada instansi pelaksana sesuai dengan domisili pelapor. Untuk memperoleh layanan
pelaporan kelahiran harus memenuhi syarat berikut ini:
1. Surat Keterangan Kelahiran dari Rumah Sakit/ Dokter/ Bidan/ Pilot /Nachkoda

2. Asli dan fotokopi KK bagi penduduk/ SKSKPNP bagi penduduk non-permanen

3. Asli dan fotokopi KTP orangtua/ SKDS/Surat Keterangan Pelaporan Tamu

4. Asli dan fotokopi Surat Nikah/Akta Perkawinan Orangtua

5. Asli dan fotokopi paspor bagi warga negara asing

6. Surat Keterangan Kepolisian untuk anak yang tidak diketahui asal-usulnya, dan

7. Surat Keterangan dari lembaga sosial untuk kelahiran anak penduduk rentan.

https://drka.acehprov.go.id/berita/kategori/informasi-layanan-dukcapil/cara-syarat-dan-biaya-
mengurus-akta-kelahiran-baru

Anda mungkin juga menyukai