Nurul Fitrializa Rosdiani-Fkik
Nurul Fitrializa Rosdiani-Fkik
SKRIPSI
i
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Allah SWT, yang dengan izinnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
2. Ibu Dr. Azrifitria, M.Si, Apt selaku pembimbing pertama dan Ibu Ismiarni
Komala, M.Sc., Ph. D, Apt selaku pembimbing kedua yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan, memberikan ilmu dan masukan saran, sejak proposal
skripsi, pelaksanaan penelitian sampai penyusunan skripsi.
3. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Umar Mansyur, M. Sc selaku Kepala Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan
hingga penulis dapat menyelesaikan studi di jurusan Farmasi FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ayahanda H. Rasna Ibnu Andi dan Ibunda tersayang Ghosriyani, adik-
adikku tercinta Nursinta Arifiani Rosdiana, Nurazmi Muhadi Rasdityanto
dan Nuril Fatina Sodiqo Rosdini yang selalu memberikan doa, kasih
sayang, semangat serta dukungannya baik moral maupun material yang tak
terhingga terhadap penulis.
7. Untuk teman-temanku tercinta Risda Yulianti, Arestya Otari, Elsa Suci
Mutiara, Widya Larasaty, Alfrida Tatsa Haifa, Migi, Dina Permata
viii
Wijaya, Novayanti, Putri Assifa, Nida yang telah memberikan semangat
kepada penulis.
8. Teman-teman seperjuangan farmasi angkatan 2009 khususnya PHENOL,
yang sama-sama berjuang bersama selama 4 tahun untuk menyelesaikan
skripsi ini dan terima kasih untuk segala kebersamaan dan
kekompakannya.
9. Semua pihak yang tidak muat ditulis dihalaman ini, tetapi amal baiknya
semoga dicatat di sisi Allah.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik pada mereka
semua. Penulis menyadari proposal skripsi ini jauh dari sempurna, namun
demikian penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak lain yang
berkepentingan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
xi
2.8 Metode Pengujian .................................................................. 13
2.8.1 Metode Induksi Aloksan ............................................... 13
2.8.2 Metode Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah ................. 13
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Struktur Kimia Aloksan. ........................................................ 11
Gambar 2 Struktur Kimia Glibenklamid ................................................. 12
Gambar 3 Kurva Penurunan Kadar Glukosa Darah (mg/dL) ................. 24
Gambar 4 Mastigophora diclados (Brid.) Ness ...................................... 34
Gambar 5 Alkaloid (Dragendroff) .......................................................... 38
Gambar 6 Alkaloid (Mayer) ................................................................... 38
Gambar 7 Antraquinon ............................................................................ 38
Gambar 8 Fenolik .................................................................................... 38
Gambar 9 Flavonoid ................................................................................ 39
Gambar 10 Saponin ................................................................................... 39
Gambar 11 Terpenoid ................................................................................ 39
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kelompok Perlakuan pada Metode Induksi Aloksan ............. 17
Tabel 2 Data Hasil Penapisan Fitokimia.............................................. 21
Tabel 3 Hasil Data Parameter Ekstrak ................................................ 21
Tabel 4 Nilai Rerata dan Standar Deviasi Metode Induksi Aloksan .. 22
Tabel 5 Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah ........................ 23
Tabel 6 Hasil Pengukuran Glukosa Darah Hewan Uji ....................... 45
Tabel 7 Uji Normalitas Ekstrak Mastigophora diclados ..................... 47
Tabel 8 Uji Homogenitas Ekstrak Mastigophora diclados ................. 48
Tabel 9 Uji ANOVA Ekstrak Mastigophora diclados ........................ 49
Tabel 10 Uji Kruskal-Wallis Ekstrak Mastigophora diclados .............. 50
Tabel 11 Uji BNT Ekstrak Mastigophora diclados ............................... 50
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Gambar Lumut Hati Mastigophora diclados ......................... 33
Lampiran 2 Perlakuan Hewan Uji Pada Saat Penelitian ........................... 34
Lampiran 3 Hasil Penapisan Fitokimia ..................................................... 35
Lampiran 4 Proses Pembuatan Ekstrak ..................................................... 37
Lampiran 5 Skema Aklimatisasi Hewan Uji dan Induksi Aloksan ........... 38
Lampiran 6 Skema Kerja Antidiabetes ..................................................... 39
Lampiran 7 Perhitungan Ekstrak Etil Asetat Mastigophora diclados ...... 40
Lampiran 8 Sertifikat Glibenklamida ........................................................ 42
Lampiran 9 Determinasi Tanaman ............................................................ 43
Lampiran 10 Pemeriksaan Parameter Ekstrak ............................................ 44
Lampiran 11 Perhitungan Persentase Kadar Glukosa Darah ...................... 46
Lampiran 12 Analisis Data Kadar Glukosa Darah ...................................... 47
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah suatu sindroma klinik yang ditandai oleh poliuri,
polifagi, dan polidipsi, disertai dengan peningkatan kadar glukosa darah atau
hiperglikemia (glukosa puasa ≥ 126 mg/dL atau glukosa sewaktu ≥ 200
mg/dL). Bila DM tidak segera diatasi akan terjadi gangguan metabolisme
lemak dan protein, dan resiko timbulnya gangguan mikrovaskular atau
makrovaskular meningkat (Katzung, 2007).
Hiperglikemia dapat menyebabkan produksi Reactive Oxygen Species
(ROS) atau radikal bebas yang berlebihan dan akan memicu terjadinya stress
oksidatif, yaitu suatu keadaan dimana jumlah radikal bebas yang diproduksi
melebihi kapasitas tubuh untuk menangkalnya (Made, 2008). Senyawa
antioksidan berperan penting untuk mengurangi kerusakan oksidatif sel
maupun jaringan yang disebabkan Reactive Oxygen Spesies (ROS) termasuk
radikal bebas seperti radikal anion superoksida, radikal hidroksil singlet
oksigen dan senyawa yang bukan radikal bebas seperti hidrogen peroksida
(Kumar et al., 2010).
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan tingkat rendah dalam divisi
bryophyta, yang termasuk dalam tumbuhan darat sejati. Pada umumnya lumut
menyukai tempat-tempat basah dan lembab di dataran rendah sampai dataran
tinggi. Tumbuhan ini sering disebut tumbuhan perintis karena lumut dapat
tumbuh dengan berbagai kondisi pertumbuhan ditempat tumbuhan tingkat
tinggi tidak bisa tumbuh (Damayanti, 2006).
Menurut Conard dan Redfearn (1996) klasifikasi bryophyta terdiri atas
tiga kelas yaitu Anthocerotae/Anthocerotopsida (Lumut tanduk),
Hepaticae/Hepaticopsida (Lumut hati) dan Musci/Bryopsida (lumut sejati).
Lumut hati memiliki anggota sekitar 5000 jenis. Struktur tubuhnya terdiri dari
2 macam bentuk, yaitu lumut dengan struktur yang memiliki daun dan yang
hanya memiliki talus. Lumut hati memiliki badan minyak (oil bodies) sebagai
penanda yang sangat penting untuk klasifikasi lumut tersebut. Badan minyak
(oil bodies) tersebut mampu mensintesis senyawa yang larut dalam lemak
2.1.3 Habitat
Tumbuhan lumut hati Mastigophora diclados tumbuh pada batang pohon
pinus dan agathis, batu-batuan lembab, dinding lereng pegunungan (Ida Haerida
et al., 2011)
2.2 Simplisia
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai bahan obat dan belum
mengalami pengolahan apapun juga, dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia
hewani, dan simplisia pelikan (mineral).
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian
tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara
spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan
dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni (Depkes RI, 2000).
b. Digesti
c. Infudasi
Infudasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur
pemanasan air (bejana infus diatas penangas air mendidih), temperatur
terukur (96-980C) selama waktu tertentu (15-20 menit) (Depkes, 2000)
d. Dekoktasi
Dekoktasi adalah ekstraksi dengan metode infus yang dilakukan
selama 30 menit dengan temperatur titik didih air.
e. Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus yang sampelnya dibungkus dengan
kertas saring sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut
relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
f. Destilasi Uap
Destilasi uap adalah ekstrasi senyawa kandungan menguap (minyak
atsiri) dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa
tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel
secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap
campuran (senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat
air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah
sebagian. Destilasi uap, bahan (simplisia) benar-benar tidak tercelupkan ke
air yang mendidih, namun dilewati oleh uap air sehingga kandungan
senyawa menguap ikut terdestilasi (Ditjen POM, 2000)
membatasi respon insulin endogen dan eksogen. Pada beberapa kasus disebabkan
oleh penurunan jumlah atau mutasi reseptor insulin (Mycek et al., 2001)
2.5.2.2 Biguanida
Obat hipoglikemik oral golongan biguanida bekerja langsung pada hati
(hepar), menurunkan produksi glukosa hati. Senyawa-senyawa golongan
biguanida tidak merangsang sekresi insulin dan hampir tidak pernah
menyebabkan hipoglikemia. Satu-satunya senyawa biguanida yang masih dipakai
sebagai obat hipoglikemik oral saat ini adalah metformin. Metformin masih
banyak dipakai dibeberapa negara termasuk Indonesia, karena frekuensi
terjadinya asidosis laktat cukup sedikit asal dosis tidak melebihi 1700 mg/hari dan
tidak ada gangguan fungsi ginjal dan hati (Depkes RI, 2005).
2.5.2.4 Thiazolidindon
Rosiglitazon dan pioglitazone merupakan obat golongan ini, dengan kerja
farmakologi yang istimewa yang disebut juga dengan insulin sentitizer. Berdaya
mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas jaringan perifer untuk
insulin. Oleh karena itu, penyerapan glukosa ke dalam jaringan lemak dan otot
meningkat, juga kapasitas penimbunannya di jaringan ini. Efek dari obat ini
menyebabkan kadar insulin, glukosa, dan asam lemak dalam darah menurun,
begitu pula glukoneogenesis dalam hati (Tjay dan Rhardja, 2007).
2.5.2.5 Miglitinida
Obat-obat hipoglikemik oral golongan glinida merupakan obat hipoglikemik
generasi baru yang cara kerjanya mirip dengan golongan sulfonilurea. Kedua
golongan senyawa hipoglikemik oral ini bekerja meningkatkan sintesis dan
sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Umumnya senyawa obat hipoglikemik
golongan meglitinida dan turunan fenilalanin ini dipakai dalam bentuk kombinasi
dengan obat-obat antidiabetik oral lainnya (Depkes RI, 2005).
2.6 Aloksan
2.7 Glibenklamid
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
vacuum rotary evaporator, oven, timbangan hewan, kandang tikus beserta tempat
makan dan minum, timbangan analitik, blender, alat-alat gelas, glukometer (easy
touch), sonde oral, jarum suntik, alumunium foil, lumpang, kertas saring, kapas,
sarung tangan, masker, tissue gulung, dan label.
e. Identifikasi Alkaloid
Untuk identifikasi alkaloid, ekstrak dilarutkan dengan etanol 96%
kemudian ditambahkan asam klorida encer 2 N. Filtrat yang diperoleh disaring
kemudian diidentifikasi menggunakan pereaksi Mayer, Bouchardat, dan
Dragendroff. Pada penambahan Mayer, hasil positif ditandai dengan terbentuknya
endapan berwarna putih atau kuning. Hasil positif Dragendroff ditunjukkan
dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata. Penambahan Bouchardat
memberikan hasil positif jika terbentuk endapan coklat sampai hitam. (Ayoola et
al., 2008)
f. Identifikasi Kuinon
Identifikasi kuinon dilakukan terhadap ekstrak 1. Sejumlah dipanaskan
dalam air selama 5 menit lalu disaring. Sebanyak 5 ml filtat ditambahkan
beberapa tetes larutan NaOH 1 N sehingga terbentuk warna merah menunjukkan
adanya kuinon.
Keterangan :
KN = Kontrol Normal
K(-) = Kontrol Negatif
K(+) = Kontrol Positif
D1 = Dosis Rendah 1 mg/kgbb
D2 = Dosis Sedang 10 mg/kgbb
D3 = Dosis Tinggi 100 mg/kgbb
3) Dosis aloksan
Dosis aloksan secara intraperotoneal yang digunakan dalam percobaan ini
adalah 100 mg/kg bb (Nandhagopal, 2013) atau untuk tikus dengan berat badan
200 gram adalah 20 mg/200 gr bb. Dosis intraperitoneal 2-3 kali dari dosis
intravena yaitu 65 mg/kg BB (Szkudelski, 2001).
No Parameter Hasil
1 Organoleptis Warna : Hitam
Berbau : Aromatis
Bentuk : Cairan kental
2 Kadar Air 0,93 %
3 Kadar Abu 10%
4.1.4 Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Pada Metode Induksi Aloksan
a. Nilai rerata dan Standar deviasi
Pada tabel 3, memperlihatkan nilai rerata dari seluruh kelompok kontrol dan
uji.
Tabel 4. Nilai Rerata dan Standar Deviasi Pada Metode Induksi Aloksan
Keterangan :
KN = Kontrol Normal
K(-) = Kontrol Negatif
K(+) = Kontrol Positif
D1 = Dosis Rendah 1 mg/kgbb
D2 = Dosis Sedang 10 mg/kgbb
D3 = Dosis Tinggi 100 mg/kgbb
200
150
100
50
0
Hari 0 Hari ke 7 Hari ke 14 Hari ke 21 Hari ke 28
sebelum setelah setelah setelah setelah
pemberian pemberian pemberian pemberian pemberian
ekstrak ekstrak ekstrak ekstrak ekstrak
4.2 PEMBAHASAN
Pada penelitian uji antihiperglikemia ekstrak etil asetat lumut hati
Mastigophora diclados menggunakan metode induksi aloksan. Aloksan dipilih
sebagai diabetogen dalam penelitian ini dikarenakan aloksan didalam tubuh
mengalami metabolism oksidasi reduksi menghasilkan radikal bebas dan radikal
aloksan. Radikal ini mengakibatkan kerusakan sel beta pankreas (Szkudelski,
2001) sehingga terjadi insulin dependent diabetes mellitus atau disebut juga
allloxan diabetes pada hewan percobaan. Diabetes tipe ini memiliki karakteristik
yang serupa dengan diabetes tipe 1 pada manusia, sehingga menghasilkan kondisi
diabetes eksperimental (efek diabetogenik) pada hewan percobaan mengakibatkan
hiperglikemia (Agung,2006).
Dosis aloksan yang diberikan pada penelitian ini adalah 100 mg/kg BB
(Nandhagopal et al, 2013). Dosis 100 mg/kg dipilih, karena diharapkan sel-sel β
Langerhans masih dapat berproduksi. Kemudian aloksan dilarutkan dengan
aquadest. Setelah itu, tikus pada kelompok kontrol positif , kontrol negatif,
kontrol perlakuan (dosis rendah, dosis sedang dan dosis tinggi) diinduksi dengan
Dari grafik diatas diketahui bahwa kadar glukosa darah normal masih
tetap dalam rentang normal sedangkan kontrol negatif mengalami hiperglikemia.
Pada kontrol positif dan kelompok uji dosis 1, 10 dan 100 mg/kgbb pada hari ke
7, ke 21 dan 28 mengalami penurunan kadar glukosa darah. Sedangkan pada hari
ke 14 kontrol positif, kelompok uji dosis 1, 10 dan 100 mg/kgbb mengalami
kenaikan kadar darah. Pada penelitian lain melaporkan bahwa kenaikan kadar
glukosa darah pada kontrol normal dikarenakan pengaruh stress sebagai akibat
dari pengobatan (Nandhagopal, 2013).
Pada uji Kruskal Wallis, kadar glukosa darah pada hari ke 21 berbeda
secara bermakna (p≤0,05). Data kadar glukosa darah yang berbeda secara
bermakna dilanjutkan dengan uji BNT untuk melihat perbedaan antar kelompok
hewan uji.
Pada tabel 12, hasil uji BNT pada hari ke 0, 7, 14, 21 dan 28 kontrol
negatif berbeda secara bermakna dengan kontrol positif dan kelompok uji dosis 1,
10 dan 100 mg/kg (p≤0,05). Hal ini karena kontrol positif dan kelompok uji dosis
1, 10 dan 100 mg/kg telah mengalami penurunan kadar glukosa darah sedangkan
kontrol negatif tidak mengalami penurunan kadar glukosa darah. Pada hari ke 0,7,
21 dan 28 kelompok uji dosis 1, 10 dan 100 mg/kgbb tidak berbeda bermakna
(p≥0,05) satu sama lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok uji dosis 1,10
dan 100 mg/kgbb memiliki efek yang sama dalam menurunkan kadar glukosa
darah. Seharusnya ada dosis yang lebih tepat selain dosis 1, 10 dan 100 mg/kgbb
dalam menurunkan kadar glukosa darah. Namun karena keterbatasan dalam
penelitian maka tidak dilakukan.
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ekstrak etil asetat lumut hati Mastigophora diclados dengan dosis 1,
10 dan 100 mg/kg BB dapat menurunkan kadar glukosa darah yang
telah diinduksi oleh aloksan.
2. Dosis 1, 10 dan 100 mg/kgbb menunjukkan efek yang sama dalam
menurunkan kadar glukosa darah.
3. Dosis 10 mg/kgbb memiliki persentase penurunan kadar glukosa darah
paling tinggi yakni 25,56%, 17,9%, 19,4% dan 22%.
5.2 SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam hal mencari dosis yang tepat
dalam menurunkan kadar glukosa darah dan isolasi kandungan kimia dari
tumbuhan lumut hari Mastigophora diclados yang tumbuh di Indonesia untuk
mengetahui komponen kimia mana yang mempunyai aktivitas antidiabetes.
Agung Endro Nugroho. 2006. Hewan Percobaan Diabetes Mellitus : Patologi Dan
Mekanisme Aksi Diabetogenik, Biodiversitas. 7 (4). Yogyakarta :
Laboratorium Farmakologi Dan Toksikologi, Bagian Farmakologi Dan
Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada.
Ayoola, GA., et al. 2008. Chemical analysis and antimicrobial activity of the
essential oil syzigium aromatikum (clove). African journal of
Microbiology Research 2 (1), pp. 162-166
Conard, H. S., Redfearn. 1996. How to Know the Mosses and Liverworts.Lowa :
Wm. C. Brown Company Publisher.
Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta
: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan alat Kesehatan. Halaman 37-
46.
Ida, H., dan Gradstein, S.R. 2011. Liverworts and hornworts of Mt. Slamet.
Central Java (Indonesia). Hikobia 16:61-66.
Krentz, A. J. & C. J. Bailey. 2005. Oral antidiabetic agents: current role in type 2
diabetes mellitus. Drugs 65:384-411
Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal
166-171.
Wiryana Made. 2008. Peranan Terapi Insulin Intensif Terhadap SOD, TNF-α dan
IL-6 Pada Penderita Kritis Dengan Hiperglikemia. Denpasar. Pasca S3
Universitas Udayana, 2008)
Penginduksian aloksan
Pelaksanaan sonde
Uji Antidiabetes
ekstrak etil asetat
Tanpa Setelah diinduksi selama 14 hari. Kadar glukosa darah tikus di ukur.
induksi Tikus yang mengalami hiperglikemia (kadar glukosa darah ≥140 mg/dl)
aloksan maka akan digunakan untuk percobaan penelitian.
a. Dosis Glibenklamid
Dosis lazim glibenklamid untuk manusia adalah 5 mg. Maka dosis yang
dapat diberikan pada tikus (200 g) menggunakan rumus HED ( Human Equivalent
Dose) :
Dosis hewan =
b. Dosis Aloksan
Dosis yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah 100 mg/kg BB
dilakukan secara intraperitoneal. Maka dosis yang akan diberikan pada tikus (200
g) :
VAO =
= 1 ml
2. Dosis sedang
Untuk satu ekor tikus 200 g, maka volume larutan sediaan untuk dosis
sedang adalah :
10 mg/kg bb = 2 mg/200 g
VAO =
= 1 ml
3. Dosis tinggi
Untuk satu ekor tikus 200 g, maka volume larutan sediaan untuk dosis
tinggi adalah :
100 mg/kg bb = 20 mg/200 g
VAO =
=1m
= x 100%
= 1,874 %
= x 100%
= 0,93 %
= x 100% = 10%
HARI
PARAMETER
0 7 14 21 28
72 96 100 92 96
66 91 100 84 102
KONTROL NORMAL 53 77 100 77 102
72 98 123 118 102
83 82 110 118 100
Rata-rata 69.2 88.8 106.6 97.8 100.4
140 145 152 156 170
149 160 170 178 173
KONTROL NEGATIF 132 140 164 170 178
129 150 160 164 186
155 160 165 174 179
Rata-rata 141 151 162.2 168.4 177.2
145 133 166 162 135
172 150 181 131 135
KONTROL POSITIF 172 135 184 152 135
156 150 176 124 132
164 155 165 162 138
Rata-rata 161.8 151.6 169 146.2 135
159 135 135 137 145
KELOMPOK DOSIS 188 145 150 152 140
RENDAH (1 mg/kg 156 140 140 142 139
bb) 164 131 152 137 149
166 139 149 155 145
Rata-rata 166.6 138 145.2 144.6 143.6
188 135 140 153 142
KELOMPOK DOSIS 172 133 150 131 152
SEDANG (10 mg/kg 189 127 140 153 145
bb) 169 130 140 135 142
172 112 160 145 131
Rata-rata 178 132.6 146 143.4 138
160 127 160 132 131
KELOMPOK DOSIS 168 130 168 141 135
TINGGI (100 mg/kg 170 143 160 153 150
bb) 168 132 168 145 142
158 128 165 145 152
Rata-rata 166.5 135 161 143.2 136
A. Glibenklamid
Hari ke 7 = x 100% = 6.3%
N 30 30 30 30 30
a
Normal Parameters Mean 1.4690E2 1.3030E2 1.4977E2 1.4060E2 1.3927E2
Pengambilan keputusan
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima
Jika nilai signifikansi ≤0,05 maka Ho ditolak
Keputusan : Uji homogenitas kadar glukosa darah pada hari ke 0, 7, 14 dan hari
ke 28 dilanjutkan dengan uji ANOVA karena (p≥0,05) sedangkan kadar glukosa
darah pada hari ke 21 dilanjutkan dengan uji kruskal wallis karena (p≤0,05).
2. Uji ANOVA
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kadar glukosa darah
tikus
Pengambilan keputusan
Total 42468.700 29
Total 13780.300 29
Total 15829.367 29
Total 18333.867 29
Keputusan : Dari hasil uji ANOVA, penurunan kadar glukosa darah pada hari ke
0, 7, 14 dan 28 terdapat perbedaan secara bermakna karena memiliki nilai
signifikan ( p ≤ 0,05 ). Maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant
Difference) atau uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Uji BNT merupakan uji lanjutan
yang dilakukan apabila hasil pengujian menunjukan adanya perbedaan yang
bermakna. Tujuannya adalah untuk menentukan kelompok mana yang
memberikan nilai yang berbeda secara bermakna dengan kelompok lainnya.
3. Uji Kruskal Wallis terhadap kadar glukosa darah kelompok hewan uji
Tujuan : Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data kadar glukosa darah
tikus.
Hipotesis : Ho : Data kadar glukosa darah tikus tidak berbeda secara
bermakna
Ha : Data kadar glukosa darah tikus berbeda secara bermakna
Pengambilan Keputusan
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima
Jika nilai signifikansi ≤0,05 maka Ho ditolak
Chi-Square 6.860
Df 1
Keputusan : Data kadar glukosa darah pada hari ke 21 berbeda secara bermakna
(p≤0,05). Data kadar glukosa darah yang berbeda secara bermakna dilanjutkan
dengan uji BNT untuk melihat perbedaan antar kelompok hewan uji.
Tabel 12. Uji BNT Kelompok Ekstrak Mastigophora diclados Metode Induksi
Aloksan
LSD
Kontrol *
-92.60000 6.60757 .000 -106.2374 -78.9626
positif
Dosis *
-97.40000 6.60757 .000 -111.0374 -83.7626
rendah
Dosis *
-108.80000 6.60757 .000 -122.4374 -95.1626
sedang
Dosis *
-95.60000 6.60757 .000 -109.2374 -81.9626
tinggi
Kontrol Kontrol *
71.80000 6.60757 .000 58.1626 85.4374
negatif normal
Kontrol *
-20.80000 6.60757 .004 -34.4374 -7.1626
positif
Dosis *
-25.60000 6.60757 .001 -39.2374 -11.9626
rendah
Dosis *
-37.00000 6.60757 .000 -50.6374 -23.3626
sedang
Dosis *
-23.80000 6.60757 .001 -37.4374 -10.1626
tinggi
Kontrol Kontrol *
92.60000 6.60757 .000 78.9626 106.2374
positif normal
Kontrol *
20.80000 6.60757 .004 7.1626 34.4374
negatif
Dosis
-4.80000 6.60757 .475 -18.4374 8.8374
rendah
Dosis *
-16.20000 6.60757 .022 -29.8374 -2.5626
sedang
Dosis
-3.00000 6.60757 .654 -16.6374 10.6374
tinggi
Dosis Kontrol *
97.40000 6.60757 .000 83.7626 111.0374
rendah normal
Kontrol *
25.60000 6.60757 .001 11.9626 39.2374
negatif
Kontrol
4.80000 6.60757 .475 -8.8374 18.4374
positif
Dosis
-11.40000 6.60757 .097 -25.0374 2.2374
sedang
Dosis
1.80000 6.60757 .788 -11.8374 15.4374
tinggi
Dosis Kontrol *
108.80000 6.60757 .000 95.1626 122.4374
sedang normal
Kontrol *
37.00000 6.60757 .000 23.3626 50.6374
negatif
Kontrol *
16.20000 6.60757 .022 2.5626 29.8374
positif
Dosis
11.40000 6.60757 .097 -2.2374 25.0374
rendah
Dosis
13.20000 6.60757 .057 -.4374 26.8374
tinggi
Dosis Kontrol *
95.60000 6.60757 .000 81.9626 109.2374
tinggi normal
Kontrol *
23.80000 6.60757 .001 10.1626 37.4374
negatif
Kontrol
3.00000 6.60757 .654 -10.6374 16.6374
positif
Dosis
-1.80000 6.60757 .788 -15.4374 11.8374
rendah
Dosis
-13.20000 6.60757 .057 -26.8374 .4374
sedang
Kontrol *
-55.80000 5.24595 .000 -66.6271 -44.9729
positif
Dosis *
-49.20000 5.24595 .000 -60.0271 -38.3729
rendah
Dosis *
-38.60000 5.24595 .000 -49.4271 -27.7729
sedang
Dosis *
-43.20000 5.24595 .000 -54.0271 -32.3729
tinggi
Kontrol Kontrol *
62.20000 5.24595 .000 51.3729 73.0271
negatif normal
Kontrol
6.40000 5.24595 .234 -4.4271 17.2271
positif
Dosis *
13.00000 5.24595 .021 2.1729 23.8271
rendah
Dosis *
23.60000 5.24595 .000 12.7729 34.4271
sedang
Dosis *
19.00000 5.24595 .001 8.1729 29.8271
tinggi
Kontrol Kontrol *
55.80000 5.24595 .000 44.9729 66.6271
positif normal
Kontrol
-6.40000 5.24595 .234 -17.2271 4.4271
negatif
Dosis
6.60000 5.24595 .220 -4.2271 17.4271
rendah
Dosis *
17.20000 5.24595 .003 6.3729 28.0271
sedang
Dosis *
12.60000 5.24595 .024 1.7729 23.4271
tinggi
Dosis Kontrol *
49.20000 5.24595 .000 38.3729 60.0271
rendah normal
Kontrol *
-13.00000 5.24595 .021 -23.8271 -2.1729
negatif
Kontrol
-6.60000 5.24595 .220 -17.4271 4.2271
positif
Dosis
10.60000 5.24595 .055 -.2271 21.4271
sedang
Dosis
6.00000 5.24595 .264 -4.8271 16.8271
tinggi
Dosis Kontrol *
38.60000 5.24595 .000 27.7729 49.4271
sedang normal
Kontrol *
-23.60000 5.24595 .000 -34.4271 -12.7729
negatif
Kontrol *
-17.20000 5.24595 .003 -28.0271 -6.3729
positif
Dosis
-10.60000 5.24595 .055 -21.4271 .2271
rendah
Dosis
-4.60000 5.24595 .389 -15.4271 6.2271
tinggi
Dosis Kontrol *
43.20000 5.24595 .000 32.3729 54.0271
tinggi normal
Kontrol *
-19.00000 5.24595 .001 -29.8271 -8.1729
negatif
Kontrol *
-12.60000 5.24595 .024 -23.4271 -1.7729
positif
Dosis
-6.00000 5.24595 .264 -16.8271 4.8271
rendah
Dosis
4.60000 5.24595 .389 -6.2271 15.4271
sedang
Kontrol *
-67.80000 4.98130 .000 -78.0809 -57.5191
positif
Dosis *
-38.60000 4.98130 .000 -48.8809 -28.3191
rendah
Dosis *
-39.40000 4.98130 .000 -49.6809 -29.1191
sedang
Dosis *
-57.60000 4.98130 .000 -67.8809 -47.3191
tinggi
Kontrol Kontrol *
55.60000 4.98130 .000 45.3191 65.8809
negatif normal
Kontrol *
-12.20000 4.98130 .022 -22.4809 -1.9191
positif
Dosis *
17.00000 4.98130 .002 6.7191 27.2809
rendah
Dosis *
16.20000 4.98130 .003 5.9191 26.4809
sedang
Dosis
-2.00000 4.98130 .692 -12.2809 8.2809
tinggi
Kontrol Kontrol *
67.80000 4.98130 .000 57.5191 78.0809
positif normal
Kontrol *
12.20000 4.98130 .022 1.9191 22.4809
negatif
Dosis *
29.20000 4.98130 .000 18.9191 39.4809
rendah
Dosis *
28.40000 4.98130 .000 18.1191 38.6809
sedang
Dosis
10.20000 4.98130 .052 -.0809 20.4809
tinggi
Dosis Kontrol *
38.60000 4.98130 .000 28.3191 48.8809
rendah normal
Kontrol *
-17.00000 4.98130 .002 -27.2809 -6.7191
negatif
Kontrol *
-29.20000 4.98130 .000 -39.4809 -18.9191
positif
Dosis
-.80000 4.98130 .874 -11.0809 9.4809
sedang
Dosis *
-19.00000 4.98130 .001 -29.2809 -8.7191
tinggi
Dosis Kontrol *
39.40000 4.98130 .000 29.1191 49.6809
sedang normal
Kontrol *
-16.20000 4.98130 .003 -26.4809 -5.9191
negatif
Kontrol *
-28.40000 4.98130 .000 -38.6809 -18.1191
positif
Dosis
.80000 4.98130 .874 -9.4809 11.0809
rendah
Dosis *
-18.20000 4.98130 .001 -28.4809 -7.9191
tinggi
Dosis Kontrol *
57.60000 4.98130 .000 47.3191 67.8809
tinggi normal
Kontrol
2.00000 4.98130 .692 -8.2809 12.2809
negatif
Kontrol
-10.20000 4.98130 .052 -20.4809 .0809
positif
Dosis *
19.00000 4.98130 .001 8.7191 29.2809
rendah
Dosis *
18.20000 4.98130 .001 7.9191 28.4809
sedang
Kontrol *
-48.40000 8.12199 .000 -65.1630 -31.6370
positif
Dosis *
-46.80000 8.12199 .000 -63.5630 -30.0370
rendah
Dosis *
-45.60000 8.12199 .000 -62.3630 -28.8370
sedang
Dosis *
-45.40000 8.12199 .000 -62.1630 -28.6370
tinggi
Kontrol Kontrol *
70.60000 8.12199 .000 53.8370 87.3630
negatif normal
Kontrol *
22.20000 8.12199 .012 5.4370 38.9630
positif
Dosis *
23.80000 8.12199 .007 7.0370 40.5630
rendah
Dosis *
25.00000 8.12199 .005 8.2370 41.7630
sedang
Dosis *
25.20000 8.12199 .005 8.4370 41.9630
tinggi
Kontrol Kontrol *
48.40000 8.12199 .000 31.6370 65.1630
positif normal
Kontrol *
-22.20000 8.12199 .012 -38.9630 -5.4370
negatif
Dosis
1.60000 8.12199 .845 -15.1630 18.3630
rendah
Dosis
2.80000 8.12199 .733 -13.9630 19.5630
sedang
Dosis
3.00000 8.12199 .715 -13.7630 19.7630
tinggi
Dosis Kontrol *
46.80000 8.12199 .000 30.0370 63.5630
rendah normal
Kontrol *
-23.80000 8.12199 .007 -40.5630 -7.0370
negatif
Kontrol
-1.60000 8.12199 .845 -18.3630 15.1630
positif
Dosis
1.20000 8.12199 .884 -15.5630 17.9630
sedang
Dosis
1.40000 8.12199 .865 -15.3630 18.1630
tinggi
Dosis Kontrol *
45.60000 8.12199 .000 28.8370 62.3630
sedang normal
Kontrol *
-25.00000 8.12199 .005 -41.7630 -8.2370
negatif
Kontrol
-2.80000 8.12199 .733 -19.5630 13.9630
positif
Dosis
-1.20000 8.12199 .884 -17.9630 15.5630
rendah
Dosis
.20000 8.12199 .981 -16.5630 16.9630
tinggi
Dosis Kontrol *
45.40000 8.12199 .000 28.6370 62.1630
tinggi normal
Kontrol *
-25.20000 8.12199 .005 -41.9630 -8.4370
negatif
Kontrol
-3.00000 8.12199 .715 -19.7630 13.7630
positif
Dosis
-1.40000 8.12199 .865 -18.1630 15.3630
rendah
Dosis
-.20000 8.12199 .981 -16.9630 16.5630
sedang
Kontrol *
-39.60000 4.55778 .000 -49.0068 -30.1932
positif
Dosis *
-48.20000 4.55778 .000 -57.6068 -38.7932
rendah
Dosis *
-47.00000 4.55778 .000 -56.4068 -37.5932
sedang
Dosis *
-46.60000 4.55778 .000 -56.0068 -37.1932
tinggi
Kontrol Kontrol *
81.80000 4.55778 .000 72.3932 91.2068
negatif normal
Kontrol *
42.20000 4.55778 .000 32.7932 51.6068
positif
Dosis *
33.60000 4.55778 .000 24.1932 43.0068
rendah
Dosis *
34.80000 4.55778 .000 25.3932 44.2068
sedang
Dosis *
35.20000 4.55778 .000 25.7932 44.6068
tinggi
Kontrol Kontrol *
39.60000 4.55778 .000 30.1932 49.0068
positif normal
Kontrol *
-42.20000 4.55778 .000 -51.6068 -32.7932
negatif
Dosis
-8.60000 4.55778 .071 -18.0068 .8068
rendah
Dosis
-7.40000 4.55778 .118 -16.8068 2.0068
sedang
Dosis
-7.00000 4.55778 .138 -16.4068 2.4068
tinggi
Dosis Kontrol *
48.20000 4.55778 .000 38.7932 57.6068
rendah normal
Kontrol *
-33.60000 4.55778 .000 -43.0068 -24.1932
negatif
Kontrol
8.60000 4.55778 .071 -.8068 18.0068
positif
Dosis
1.20000 4.55778 .795 -8.2068 10.6068
sedang
Dosis
1.60000 4.55778 .729 -7.8068 11.0068
tinggi
Dosis Kontrol *
47.00000 4.55778 .000 37.5932 56.4068
sedang normal
Kontrol *
-34.80000 4.55778 .000 -44.2068 -25.3932
negatif
Kontrol
7.40000 4.55778 .118 -2.0068 16.8068
positif
Dosis
-1.20000 4.55778 .795 -10.6068 8.2068
rendah
Dosis
.40000 4.55778 .931 -9.0068 9.8068
tinggi
Dosis Kontrol *
46.60000 4.55778 .000 37.1932 56.0068
tinggi normal
Kontrol *
-35.20000 4.55778 .000 -44.6068 -25.7932
negatif
Kontrol
7.00000 4.55778 .138 -2.4068 16.4068
positif
Dosis
-1.60000 4.55778 .729 -11.0068 7.8068
rendah
Dosis
-.40000 4.55778 .931 -9.8068 9.0068
sedang
a) Hari ke 0
b) Hari ke 7
c) Hari ke 14
d) Hari ke 21
e) Hari ke 28