4257 10847 1 SM
4257 10847 1 SM
AGRILAND
Jurnal Ilmu Pertanian
Journal homepage: https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/agriland
ABSTRAK ABSTRACT
Teki (Cyperus rotundus L.) merupakan gulma penting di Purple nutsedge (Cyperus rotundus L.) is an important
dunia yang tersebar luas di daerah tropis dan sub weed in the world which is widespread in the tropics and
tropis yang dapat menimbulkan kerugian besar karena sub-tropics which can cause great losses due to its ability
kemampuannya menekan pertumbuhan tanaman to suppress plant growth significantly and is difficult to
secara signifikan dan sulit dikendalikan. Namun, C. control. However, C. rotundus contains allelopathic
rotundus mengandung senyawa alelopati yang dapat compounds that can inhibit the growth of rice plants or
menghambat pertumbuhan dari tanaman padi weeds of Asystasia gangetica and other weeds. This
ataupun gulma Asystasia gangetica dan gulma lainnya. study aimed to examine the allelopathic effect of C.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek alelopati C. rotundus on the germination of A. gangetica seeds in
rotundus terhadap perkecambahan biji A. gangetica di plantations. The study used a non-factorial completely
perkebunan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak randomized design with three replications with the
Lengkap Non-Faktorial tiga ulangan dengan bentuk allelopathic form of C. rotundus as the treatment. The
alelopati C. rotundus sebagai perlakuan. Hasil results showed that C. rotundus had an allelopathic
penelitian menunjukkan bahwa C. rotundus effect on the germination and growth of A. gangetica
menimbulkan efek alelopati terhadap perkecambahan weeds, thereby reducing the germination of A. gangetica
dan pertumbuhan gulma A. gangetica, sehingga weeds, causing germination abnormalities, and
mengakibatkan penurunan daya kecambah gulma A. suppressing the growth of A. gangetica weeds. C.
gangetica, menyebabkan abnormalitas kecambah, rotundus also has the potential to be developed and used
serta menekan pertumbuhan gulma A. gangetica. C. as a vegetable pesticide in controlling A. gangetica
rotundus juga berpotensi untuk dikembangkan dan weeds in plantations
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dalam
pengendalian gulma A. gangetica di perkebunan.
Kata Kunci: Alelopati, Teki, Abnormalitas plula dan Keywords: Allelopathy, Puple nutsedge, Abnormalities of
radicula the plumule and radicle
76
Aldywaridha et al. AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian 9(2) Mei-Agustus 2021 76-82
77
Aldywaridha et al. AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian 9(2) Mei-Agustus 2021 76-82
lahan yang tidak ditanami di Jl. Eka Rasmi, air sebanyak 1 L. Gula merah ini berfungsi
Gedung Johor. Biji yang digunakan berasal untuk memperoleh energi bagi
dari buah (polong) A. gangetica yang sudah perkembangbiakan jumlah EM (Effective
bewarna coklat kehitaman kemudian Mikroorganisme) yang diaktifkan selama
ditanam dengan jarak tanam ± 2 cm dan proses pembuatan kompos (proses
dalam satu lubang ditanam satu biji dengan fermentasi 3-4 hari) dan diendapkan selama
kedalaman ± 1 cm. Satu pot berisi biji 40 hari. Setelah kompos siap untuk
sebanyak 30 biji yang siap tanam. digunakan, diambil sebanyak 200 g kompos,
kemudian dicampurkan dengan tanah dan
pasir secara merata, lalu dimasukkan ke
dalam pot yang telah ditanam biji A.
gangetica.
Penggunaan herbisida pratumbuh
dengan berbahan aktif yaitu sulfentrazon
dengan dosis 150 mL/ha (Bina Guna Kimia,
A B 2015). Setelah itu dikonversikan ke pot
Gambar 1. A. gangetica yang sudah berbunga menjadi 1 mL/pot. Nama dagang dari
dan berpolong (A); biji A. gangetica yang herbisida tersebut yaitu herbisida Boral 480
sudah pecah dari polong (B) SC (Suspension Concentrate). Herbisida
pratumbuh ini bersifat sistemik berbentuk
Pemberian perlakuan mulsa, ekstrak, suspensi berwarna coklat muda yang dapat
kompos, dan herbisida dilakukan pada 1 dilarutkan didalam air, dan sebagai
HST. Penggunaan mulsa C. rotundus herbisida pengendali gulma berdaun lebar.
dilakukan dengan mengambil gulma C. Pengaplikasiannya dengan cara dosis 1
rotundus sebanyak 200 g/pot, kemudian ml/pot dimasukkan ke dalam hand sprayer,
dikeringkan selama ± 1 hari. Selanjutnya C. setelah itu dicampur dengan air sebanyak 1
rotundus dicincang menjadi 3 bagian yaitu L air.
dari akar, batang dan daun dengan Variabel yang diamati adalah:
menggunakan parang, baru kemudian 1. Persentase perkecambahan (%)
diletakkan di atas permukaan tanah di Penetapan daya kecambah biji A.
dalam pot yang sudah ditanam biji A. gangetica dilakukan dengan menghitung
gangetica dengan cara sebar merata. jumlah kecambah A. gangetica yang tumbuh
Penggunaan ekstrak dari C. rotundus dari proses perkecambahan lalu dibagi
dilakukan dengan mengambil C. rotundus dengan jumlah kecambah yang ditanam,
sebanyak 200 g, kemudian dimasukkan setelah itu dikali dengan 100%. Gulma A.
kedalam blender dengan terlebih dahulu gangetica merupakan tanaman tipe
mencincang atau menumbuk C. rotundus perkecambahan epigeal yaitu kotiledon dan
dan dicampur dengan air sebanyak 200 mL. plumula terdorong ke permukaan tanah.
Setelah halus, kemudian disaring Penetapan daya kecambah biji A. gangetica
menggunakan saringan teh atau sejenisnya. dalam satuan %. Persentase
Ekstrak yang dikeluarkan dari hasil perasan perkecambahan (percent germination)
ataupun saringan tersebut diambil dan dihitung mulai 2 minggu setelah tanam
dimasukkan ke botol plastik dan (MST), 3 MST, dan 4 MST dengan
selanjutnya ke hand sprayer untuk menggunakan rumus (Delsi, 2012):
pengaplikasian perlakuan dengan cara Perkec, biji =
Jumlah benih berkecambah
× 100 %
disemprotkan ke permukaan tanah yang Jumlah benih yang ditanam
78
Aldywaridha et al. AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian 9(2) Mei-Agustus 2021 76-82
79
Aldywaridha et al. AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian 9(2) Mei-Agustus 2021 76-82
kontrol dapat disebabkan senyawa alami yang normal yaitu radikula berbentuk lurus
yang mampu menekan pertumbuhan (Gambar 2).
(alelopati) pada konsentrasi tertentu
kadangkala dapat juga berperan sebagai zat
pengatur tumbuh (Setyowati dan Suprijono,
2001). Demikian pula menurut Putman
(1987), zat alelopati yang mampu menekan
pertumbuhan tumbuhan tertentu seringkali
tidak berdampak apabila diberikan pada
tumbuhan lain
80
Aldywaridha et al. AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian 9(2) Mei-Agustus 2021 76-82
81
Aldywaridha et al. AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian 9(2) Mei-Agustus 2021 76-82
82