1269-Article Text-2176-1-10-20201104
1269-Article Text-2176-1-10-20201104
Email: anggaaprinaldi22@gmail.com
Abstract
This study aims to determine the effect of giving empty bunch compost (KOTAKPLUS) on the
growth and production of red lettuce (Lactuca sativa Var. Crispa) verticulture. This study
used a non-factorial randomized block design (RBD) with 5 levels of treatment, namely the
provision of empty bunch compost (KOTAKPLUS) consisting of: A0 = Top soil, A1 = 3: 1 ratio
(Top Soil: (KOTAKPLUS), A2 = Comparison 2: 2 (Top Soil: KOTAKPLUS). A3 = Ratio 1: 3
(Top Soil: KOTAKPLUS), and A4 = Box Plus 100%. The parameters observed consisted of
Plant Height (cm), Number of Leaves (cm), Leaf Width (cm ), Plant Weight per Plot (kg), and
Consumption Weight per Plot (kg). Based on the results of the study, it can be concluded
that the provision of empty bunch compost (KOTAKPLUS) has a significant effect on all
growth parameters and production of red lettuce (Lactuca sativa Var. Crispa) ) verticulture,
with the best treatment found in the A3 (Top Soil 1: 3 Compost KOTAKPLUS) treatment, with
an average plant height of 13.40 cm, number of leaves 9.67, leaf width 8.98 cm, plant
weight per plot of 3.17 kg, and consumption weight per plot of 2.28 kg . Maximum Extract
250-300 words in Indonesian and English with 11 points Arial. Abstract must be clear,
descriptive and must provide a brief description of the problem being carried out /
researched. Abstract includes the reasons for selecting the topic or the importance of the
research topic, research methods and a summary of the results. The abstract should end
with a comment about the importance of the result or a brief conclusion.
Keywords: Lettuce, KOTAKPLUS compost, verticulture
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos tandan kosong
(KOTAKPLUS) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada merah (Lactuca sativa
Var. crispa) secara vertikultur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
nonfaktorial dengan 5 taraf perlakuan yaitu pemberian kompos tandan kosong
(KOTAKPLUS) yang terdiri dari : A0 = Top soil, A1= Perbandingan 3 : 1 (Top Soil :
(KOTAKPLUS), A2 = Perbandingan 2 : 2 (Top Soil : KOTAKPLUS). A3 = Perbandingan 1 : 3
(Top Soil : KOTAKPLUS), dan A4 = Kotak Plus 100 %. Parameter yang diamati terdiri dari
Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun (cm), Lebar Daun (cm), Berat Tanaman per Plot (kg),
dan Berat Konsumsi per Plot (kg). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian kompos tandan kosong (KOTAKPLUS) berpengaruh nyata terhadap semua
parameter pertumbuhan dan produksi tanaman selada merah (Lactuca sativa Var. crispa)
secara vertikultur, dengan perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan A3 (Top Soil 1 : 3
Kompos KOTAKPLUS), dengan rerata tinggi tanaman 13.40 cm, Jumlah daun 9.67 helai,
Lebar daun 8.98 cm, Berat Tanaman perplot 3.17 kg, dan Berat Konsumsi perplot 2.28
kg.Abstrak Maksimal 250-300 kata berbahasa Indonesia dan bahasa inggris dengan Arial 11
point. Abstrak harus jelas, deskriptif dan harus memberikan gambaran singkat mengenai
masalah yang yang dilakukan/diteliti. Abstrak meliputi alasan pemilihan topik atau
pentingnya topik penelitian, metode penelitian dan ringkasan hasil. Abstrak harus diakhiri
dengan komentar tentang pentingnya hasil atau kesimpulan singkat.
Kata kunci: Selada, Kompos KOTAKPLUS, vertikultur
Jurnal Agro Indragiri Vol. 4 No. 2 juli 2019 (Angga Aprinaldi et al.) 1
ISSN : 2528-2956 Jurnal Agro Indragiri
2
Jurnal Agro Indragiri, Vol. 4 No. 2, Juli 2019
ISSN:2528-2956 Jurnal Agro Indragiri
berbagai macam tanah, namun pertumbuhan tegaknya untuk dimakan. Sebelum dimakan,
yang baik akan diperolehbila ditanam pada batang perlu dikupas dan hatinya yang lunak
tanah liat berpasir yang cukup mengandung rasanya mirip mentimun. Di Indonesia, jenis
bahan organic, gembur, remah, dan tidak selada batang kurang disukai dan masih jarang
mudah tergenangoleh air. Selada tumbuh baik dibudidayakan (Novary,2002).
dengan pH 5,0-6,5. Bila pH terlalu perlu Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1995)
dilakukan pengapuran (Sunarjono, 2008). mengemukakan, selada dapat tumbuh di
Bunga selada berbentuk dompolan dataran tinggi maupun rendah (400-2.200 m
(infloresence), berwarna kuning, terletak pada dpl). Syarat tanah yang dibutuhkan adalah
rangkaian yang lebat. Bunga ini menghasilkan tanah yang subur, mengandung banyak humus
buah berbentuk polong yang berisi biji. Tangkai dan bahan organik dengan pH ideal berkisar
bunga bercabang banyak dan setiap cabang antara 6-7. Suhu yang dikehendaki untuk
membentuk anak cabang. Pada dasar bunga produksi 20º C siang hari dan 10º C malam hari.
terdapat daun-daun kecil namun semakin ke Intensitas tinggi dan hari panjang dapat
atas daun tersebut tidak muncul. Setiap krop meningkatkan laju pertumbuhan serta
panjangnya antara 3-4 cm yang dilindungi oleh mempercepat perkembangan daun sehingga
beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan daun menjadi lebih lebar.
involucre. Sistem perakaran selada ialah akar Daerah yang cocok untuk penanaman
tunggang dan cabang – cabang akar yang selada sekitar ketinggian 500-2.000 m dpl dan
menyebar ke semua arah (Ashari,1995). suhu rata-rata 15º-20º C. Daerah penghasil
Rubatzky dan Yamaguchi (1998) menyatakan selada antara lain Batu dan Tengger (Jawa
pula bahwa, perkembangan ekstensif akar Timur), Tawangmangu, Bandungan, dan Dieng
lateral dekat permukaan tanah menyerap (Jawa Tengah), Pacet, Cipanas, dan Lembang
sebagian besar lengas dan hara. (Jawa Barat), serta Tomohon (Sulawesi Utara).
Berdasarkan tipe morfologis, Rubatzky dan Di dataran rendah selada juga bisa tumbuh,
Yamaguchi (1998) mengelompokkan selada tetapi krop yang terbentuk kurang baik.
dalam empat varietas yaitu selada kepala Tanaman selada tidak tahan bila terlalu banyak
(Lactuca sativa L. var. capitata), selada cos hujan, kelembaban terlalu tinggi, dan tergenang
((Lactuca sativa L. var. longifolia), selada daun air. Dalam kondisi seperti itu, tanaman akan
(Lactuca sativa L. var. crispa) dan selada batang mudah terserang penyakit. Waktu tanaman
(Lactuca sativa L. var. asparagina). Selada yang paling cocok pada waktu musim kemarau
kepala membentuk krop akibat pertumbuhan dengan penyiraman yang cukup. Selada
daun yang bertumpang tindih yang akhirnya memerlukan sinar matahari yang cukup (tidak
memerangkap daun yang baru terbentuk. banyak awan) dan tempat yang terbuka
Jenis selada ini terbagi menjadi 2 tipe, yaitu (Soeseno, 1999).
selada kepala renyah (crisphead) yang memiliki Tanaman selada dapat ditanam pada
bentuk daun keriting pada tepi daunnya dan berbagai macam tanah, namun pertumbuhan
selada kepala mentega (butterhead) yang yang baik akan diperoleh bila ditanam pada
berdaun lebar, berlipat dan lembut dengan tanah liat berpasir yang cukup mengandung
tekstur berminyak. Lactuca sativa L. var. bahan organik, gembur, remah, dan tidak
longifolia atau dikenal dengan selada cos, mudah tergenang oleh air. Selada tumbuh baik
memiliki daun memanjang, kasar dan bertekstur dengan pH 5,0 - 6,5. Bila pH terlalu rendah perlu
renyah dengan tulang daun tengah lebar dan dilakukan pengapuran (Sunarjono, 2008).
jelas. Daun panjangnya yang agak sempit 2.2 Vertikultur
tumbuh tegak dan secara longgar bertumpang Vertikultur adalah sistem budidaya
tindih tetapi tidak sampai membentuk krop pertanian yang dilakukan secara vertikal atau
(Dransfield., & Manokaran, 1993). bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem
Selada daun (Lactuca sativa L. var. crispa) budidaya pertanian secara vertikal atau
memiliki ukuran, warna dan tekstur yang bertingkat ini merupakan konsep penghijauan
beragam. Daunnya berkembang dalam yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan
kelompok roset yang ketat dengan tekstur daun terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin
lembut, renyah dan halus (Rubatzky dan hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman,
Yamaguchi, 1998). Selada daun tidak dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang
membentuk krop, sehingga daunnya lepas. Pada tanaman. Vertikultur tidak hanya sekadar kebun
umumnya selada daun memiliki bentuk daun vertikal, namun ide ini akan merangsang
yang keriting pada bagian tepinya. kemudian seseorang untuk menciptakan khasanah
Selada batang (Lactuca sativa L. var. biodiversitas di pekarangan yang sempit
asparagina) kurang diminati oleh masyarakat sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan
karena memiliki kandungan getahnya tinggi dan pengguna membuat dan memeliharanya.
rasanya pahit. Namun untuk sebagian orang, Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai
selada batang ditanam untuk diambil batang sumber pangan tetapi juga menciptakan
Jurnal Agro Indragiri Vol. 4 No. 2 juli 2019 (Angga Aprinaldi et al.) 3
ISSN : 2528-2956 Jurnal Agro Indragiri
suasana alami yang menyenangkan. yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, seperti
(Lukman,2017). nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K).Yang
Vertikultur adalah penanaman dilahan kedua mengandung unsur hara makro sekunder
tegak, sangat sesuai diterapkan di perkotaan. sedang yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam
Budidaya tanaman vertikal atau Vertikultur jumlah kecil. Seperti sulfur/Belerang (S), Kalium
sangat menguntungkan bagi penduduk kota (Ca), dan Magnesium (Mg), dan unsur yang
besar yang lahan nya terbatas. ( AM, Baskara, ketiga adalah unsur hara mikro yaitu unsur
Herlina. 2018) yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, seperti
Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur Besi (Fe),Tembaga (Cu), Seng (Zn), Klor (Cl),
sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan Boron (B), Mangan (Mn), dan Molibedenum
kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah (Mo). Unsur-unsur hara tersebut sangat
berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhannya
dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa (Yuwono, 2005).
undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat Dosis pupuk kompos sama dengan pupuk
berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, kandang,sekitar 20 ton/ha tergantung denan
bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena keadaan tanah dan jenis tanaman yang di
salah satu filosofi dari vertikultur adalah tanam,dibandinkan dengan pupuk
memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar anorganik,pemberian kompos lebih baik dan
kita. Persyaratan vertikultur adalah kuat dan harganya juga kebih murah dibandingka dengan
mudah dipindah-pindahkan. Tanaman yang pupuk lain (lingga dan marsono,1999).
akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan Kompos tandan kosong kelapa sawit plus
kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, (KOTAKPLUS) merupakan kompos dengan
berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman bahan 100% tandan kosong kelapa sawi, tandan
sayuran yang sering dibudidayakan secara kosong kelapa sawit (yang telah dicacah dengan
vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, menggunakan parang pencacah) 75%, kotoran
sawi, dan lain lain. Teknik vertikultur ini memiliki ayam kering 15 %, dan untuk mempercepat
banyak keunggulan diantaranya hemat lahan proses dekomposisi kompos diberi kapur 10%
dan air, wadah media tanam dapat disesuaikan dari berat total bahan kompos yaitu 3 kg kapur
dengan kondisi lingkungan tertentu, vertikultur dolomit, diberi EM4 0,1%.
sangat mendukung sistem pertanian organik, Berdasarkan hasil penelitian yang telah
umur tanaman relatif pendek, media tanam dilakukan Haitami dan Wahyudi. (2018)
dapat digunakan dalam beberapa kali pakai, menyimpulkan bahwa dosis pemberian pupuk
pemeliharaan tanaman sangat sederhana dan kompos KOTAKPLUS dalam meningkatkan
praktis, dapat dilakukan untuk semua kalangan. pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai
(Ningsih, Rasyid, Muhidin. 2016). pada tanah ultisol adalah 30 ton/ha + 100 %
2.3 Pupuk Kompos Kotak Plus pupuk anorganik.
Kompos merupakan hasil dari pelapukan
bahan-bahan berupa dedaunan, Jerami, alang-
alang rumput-rumput, kotoran hewan, sampah 3. METODOLOGI PENELITIAN
kota, dan sebagainya.
Penelitian ini telah dilaksanakan di
Proses pelapukan bahan-bahan tersebut
Kelurahan Sungai Jering, Kecamatan
dapat dipercepat melalui bantuan manusia. Oleh
Kuantan Tengah. Penelitian ini dilaksanakan
karena itu, siapa pun dapat membuat kompos
selama Tiga bulan dari bulan Mei sampai
asalkan tahu caranya (lingga dan
dengan Juli 2020.
marsono,1999).
Bahan yang digunakan dalam
Kompos adalah hasil penguraian parsial
penelitian ini adalah Benih tanaman selada
atau tidak lengkap dari campuran bahan-bahan
merah, tanah top soil, kompos KOTAK PLUS
organik yang dapat dipercepat secara artifisial
sebanyak 225 kg (A1 = 22,5 kg, A2= 45 kg,
oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
A3 = 67,5 kg, A4 = 90 kg) dan bahan-bahan
kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan
lain yang mendukung penelitian ini.
aerobik atau anaerobik (Cahyono, 2003).
Alat yang digunakan dalam penelitian
Kadar hara kompos memang sangat
ini adalah, pipa vertikultur ukuran 4 inci,
ditentukan oleh bahan yang dikomposkan,cara
ember plastik, handsprayer, alat tulis dan
pengomposan, dengan cara
alat lain yang dibutuhkan.
penyimpananya.walaupun demikian,kadar
Rancangan yang digunakan dalam
haranya memang tidak pernah tinggi. Itu
melakukan penelitian ini adalah Rancangan
sebabnya pembuat kompos, apalagi yang
Acak Kelompok (RAK) nonfaktorial yaitu
tujuanya komersial,sering menambahkan zat
pemberian kompos tandan kosong (kotak
kimia unsur N,P,dan K sehingga kadar NPK nya
plus) dengan 5 taraf perlakuan. Masing-
lebih tinggi(lingga dan marsono,1999).
masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali
Unsur hara makro primer yaitu unsur hara
4
Jurnal Agro Indragiri, Vol. 4 No. 2, Juli 2019
ISSN:2528-2956 Jurnal Agro Indragiri
sehingga didapat 15 unit percobaan, setiap 10.82cm, perlakuan A4 (Kompos Kotak Plus
unit percobaan terdiri dari 3 pipa, satu pipa 100 %) tinggi tanaman 11.60 cm .
terdiri dari 15 tanaman. Dan 12 tanaman
dijadikan tanaman sampel sehingga jumlah Perlakuan A3 (Top Soil 1 : 3 Kompos
total tanaman adalah 36 tanaman perplot Kotak Plus) merupakan perlakuan terbaik
dengan total populasi 875 tanaman. terhadap parameter tinggi tanaman hal ini
Ada pun perlakuannya sebagai dikarenakan pada perlakuan ini ketersediaan
berikut: Perlakuan Pemberian Kompos hara tersedia secara optimal. Terutama
(KOTAKPLUS) terdiri dari empat taraf yaitu: unsur Nitrogen, Kalium, dan Magnesium.
A0 : 10 kg Top soil/pipa, A1 : Ketiga unsur ini berperan dalam
Perbandingan 3 : 1 (Top Soil 7,5 kg: Kotak pertumbuhan vegetatif tanaman selada.
Plus 2,5 kg) 10 kg/pipa, A2 : Perbandingan Terutama Nitrogen berperan dalam proses
2 : 2 (Top Soil 5 kg : Kotak Plus 5 kg) 10 fotosintesis dan pemanjangan sel.
kg/pipa, A3 : Perbandingan 1 : 3 (Top Soil Sementara Kalium berperan dalam
2,5 kg : Kotak Plus7,5 kg) 10 kg/pipa, A4 : pembentukan batang tanaman, selain itu
Kotak Plus 100 % (10 kg/pipa) Magnesium juga mengambil peranan dalam
pembentukan klorofil yang tentu akan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN mempengaruhi kecepatan pertumbuhan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Warganegara,
4.1 Tinggi Tanaman (cm)
Ginting & Kushendarto, (2017) menjelaskan
Data hasil pengamatan terhadap
bahwa masing-masing unsur hara
parameter tinggi tanaman selada merah,
mempunyai fungsi dalam proses fisiologis
setelah dilakukan analisis (Lampiran 5)
tanaman, seperti nitrogen yang mempunyai
menunjukkan bahwa pemberian Kompos
peranan sangat besar dalam pertumbuhan
KOTAK PLUS berpengaruh nyata terhadap
tanaman khususnya pembesaran sel,
tinggi tanaman selada merah.
begitupun dengan Kalium yang berperan
Tabel 5. Rerata Tinggi Tanaman Selada
dalam penambahan tinggi tanaman. Dan
Merah dengan Perlakuan Pemberian Kompos
Magnesium yang berperan dalam
KOTAK PLUS.
pembentukan klorofil.
Tabel 5. Rerata Tinggi Tanaman Selada Tabel 2. Rerata Jumlah Daun tanaman
Merah dengan Perlakuan Pemberian Selada Merah dengan perlakuan Pemberian
Kompos KOTAK PLUS. Kompos KOTAK PLUS.
Hasil penelitian ini jika dibandingkan
Faktor A (Perlakuan Kompos dengan penelitian Titiaryanti, Setyorini, &
Rerata
Kotak Plus) Sormin (2018) maka terdapat perbedaan
A0 (Tanpa Perlakuan) 8.71 e karena pada penelitian ini menyimpulkan
A1 (Top Soil 3 : 1 Kompos bahwa perlakuan Komposisi media tanam
Kotak Plus) 9.98 d berpengaruh nyata terhadap parameter
A2 (Top Soil 2 : 2 Kompos jumlah daun, berat segar tanaman dan berat
Kotak Plus) 10.82 c segar tajuk. Media tanam terbaik adalah
A3 (Top Soil 1 : 3 Kompos (tanah + kompos) dengan perbandingan 1 :
Kotak Plus) 13.40 a 1, sementara pada penelitian ini
A4 (Kompos Kotak Plus 100 menyimpulkan bahwa perlakuan terbaik
%) 11.60 b adalah (tanah + kompos) dengan
BNJ perbandingan 1 : 3.
KK = 0.64 % =0,55 Hasil penelitian ini jika dibandingkan
dengan penelitian Yanuarismah (2012),
Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat didapatkan hasil yang lebih baik dibanding
bahwa pemberian kompos KOTAK PLUS dengan penelitian ini karena pada
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman konsentrasi 20% kompos enceng gondok
selada merah, dengan parameter tertinggi mampu menghasilkan tinggi tanaman 21,3
terdapat pada perlakuan A3 (Top Soil 1 : 3 pada umur 30 hari. Hal ini dikarenakan
Kompos Kotak Plus) yaitu 13.40cm. Hasil uji tanaman ditanam dilahan dan lebih baik
lanjut beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5% dibanding pada budidaya secara vertikultur.
menunjukkan bahwa perlakuan A3 berbeda Perlakuan A0 (Tanpa perlakuan)
nyata dengan semua perlakuan, yaitu merupakan perlakuan dengan tinggi
dengan perlakuan A1 (Top Soil 3 : 1 Kompos tanaman terendah, hal ini dikarenakan pada
Kotak Plus) tinggi tanaman 9.98cm , perlakuan A0 tidak memiliki kecukupan hara
perlakuan A0 (Tanpa Perlakuan) tinggi dan bahan organik, sehingga terjadi
tanaman 8.71cm, perlakuan A2 (Top Soil pencucian hara yang sangat intensif,
2 : 2 Kompos Kotak Plus) tinggi tanaman sehingga nampak banyak butiran tanah yang
Jurnal Agro Indragiri Vol. 4 No. 2 juli 2019 (Angga Aprinaldi et al.) 5
ISSN : 2528-2956 Jurnal Agro Indragiri
jatuh dan tercuci. Hal ini mengindikasikan Kotak plus mengandung Nitrogen 0,94 %
bahwa bahan organik sangat kurang pada dan Mg 2,19 %. Ketersediaan kedua unsur
tanah tanpa pemberian kompos. ini menyebabkan hormon menstimulasi
proses metabolisme dalam tubuh tanaman.
4.2 Jumlah Daun (helai) Hal ini sesuai dengan pendapat Sholihah &
Data hasil pengamatan terhadap jumlah Meidiantie (2016) yang menyatakan bahwa
daun tanaman selada merah, setelah auksin berguna untuk meningkatkan
dilakukan analisis (Lampiran 5) pembentukan tunas baru dan bakal daun.
menunjukkan bahwa pemberian kompos Selain itu juga berfungsi bagi pertumbuhan
KOTAK PLUS berpengaruh nyata terhadap sel batang, menghambat proses
jumlah daun tanaman selada merah. pengguguran daun, merangsang
pembentukan buah, serta merangsang
Tabel 2. Rerata Jumlah Daun tanaman pertumbuhan kambium, dan menghambat
Selada Merah dengan perlakuan pertumbuhan tunas ketiak.
Pemberian Kompos KOTAK PLUS. Hasil penelitian ini jika dibandingkan
Perlakuan Pemberian dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kompos KOTAK Rerata (helai) Muliawan, Devianti, & Yunus, (2020)
PLUS diperoleh kesimpulan yang berbeda , dalam
A0 (Tanpa penelitian Muliawan et. al (2020)
7.71 c menjelaskan bahwa jumlah daun tertinggi
Perlakuan)
A1 (Top Soil 3 : 1 pada pengamatan umur 10 HST yaitu 6,09
7.93 c terdapat pada pelakuan pupuk kompos 9
Kompos Kotak Plus)
A2 (Top Soil 2 : 2 kg/plot (top soil 2 : 1 Kompos) , sementara
8.87 b pada pengamatan umur 20 HST yaitu 7,42
Kompos Kotak Plus)
A3 (Top Soil 1 : 3 terdapat pada perlakuan kompos 13,5
9.67 a kg/plot (top soil 1 : 3 Kompos) dan
Kompos Kotak Plus)
A4 (Kompos Kotak pengamatan pada umur 30 HST yaitu 9,42
8.91 b pada kombinasi perlakuan kompos 9 kg/plot
Plus 100 %)
KK = 1,02% BNJ P = 0,78 (top soil 2 : 1 Kompos). Hal ini dapat terjadi
karena unsur hara yang tersedia tidak
Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat seimbang sehingga mempengaruhi proses
bahwa pemberian kompos KOTAK PLUS metabolisme pada jaringan tanaman.
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun Perlakuan A0 (Tanpa Perlakuan)
tanaman selada merah, dengan jumlah daun merupakan perlakuan yang menghasilkan
terbanyak terdapat pada perlakuan A3 (Top jumlah daun terendah, hal ini dikarenakan
Soil 1 : 3 Kompos Kotak Plus) yaitu 9.67 pada perlakuan terjadi kekurangan air ,
helai . Hasil uji lanjut beda nyata jujur sebab tanah kekurangan bahan organik yang
(BNJ) pada taraf 5% menunjukkan bahwa berperan dalam menahan air. Sehingga
perlakuan A3 berbeda nyata dengan semua pencucian hara juga terjadi secara intensif.
perlakuan, yaitu dengan perlakuan A1 (Top
Soil 3 : 1 Kompos Kotak Plus) jumlah daun 4.3 Lebar Daun (cm)
7.93 helai, perlakuan A0 (Tanpa Perlakuan) Data hasil pengamatan terhadap
jumlah daun 7.71 helai, perlakuan A2 (Top lebar daun tanaman selada merah,
Soil 2 : 2 Kompos Kotak Plus) jumlah daun setelah dilakukan analisis (Lampiran
8.87 helai, perlakuan A4 (Kompos Kotak Plus
100 %) jumlah daun 8.91 helai. 5) menunjukkan bahwa perberian
Perlakuan A3 (Top Soil 1 : 3 Kompos pupuk kompos KOTAK PLUS
Kotak Plus) merupakan perlakuan dengan berpengaruh nyata terhadap lebar
jumlah daun terbanyak, hal ini dikarenakan daun tanaman selada merah. Hasil
pembentukan daun dipengaruhi oleh
uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ)
berbagai faktor. Diantaranya adalah hara
dan hormon pertumbuhan. Hara yang pada taraf 5 % dapat dilihat pada
berpengaruh diantaranya adalah Nitrogen tabel 6 bawah ini.
dan Magnesium yang sangat signifikan Tabel 3. Rerata Lebar Daun tanaman
berpengaruh terhadap pertumbuhan Selada Merah dengan perlakuan
tanaman. Selain itu hormon yang pemberian Kompos KOTAK PLUS.
berpengaruh diantaranya adalah auksin dan Perlakuan Pemberian Kompos
Rerata
sitokinin. Hormon ini diproduksi secara KOTAK PLUS
(cm)
endogen oleh tanaman, namun sangat
bergantung pada ketersediaan hara
A0 (Tanpa Perlakuan) 6.00 d
terutama Nitrogen dan magnesium. Kompos
6
Jurnal Agro Indragiri, Vol. 4 No. 2, Juli 2019
ISSN:2528-2956 Jurnal Agro Indragiri
Jurnal Agro Indragiri Vol. 4 No. 2 juli 2019 (Angga Aprinaldi et al.) 7
ISSN : 2528-2956 Jurnal Agro Indragiri
8
Jurnal Agro Indragiri, Vol. 4 No. 2, Juli 2019
ISSN:2528-2956 Jurnal Agro Indragiri
[2] AM, Baskara, Herlina. 2018 pengaruh [11] Lukman L. 2017. Teknologi Budidaya
media tanam pada sistem Vertikultur Tanaman Sayuran Secara Vertikultur.
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Jurnal Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Bayam Merah. (Amaranthus tricolor L.). Bandung.
jurnal produksi tanaman. Universitas
[12] Lulu'kholidah dan Fauziah, 2016. Seleksi
Brawijaya Malang.
In Vitro Dan Karakterisasi Planlet Selada
[3] Ashari, S. (1995). Hortikultura. Aspek (Lactuca sativa L.) Resisten Terhadap
Budidaya. Universitas Indonesia, Jakarta. Cekaman Kekeringan Dengan Poly
Ethylene Glycol (PEG) 6000. Jurnal.
[4] BPS. 2006. Statistik Ekspor. Badan Pusat
Universitas Lampung. Lampung.
Statistika. Jakarta.
[13] Manuhuttu, Rehatta, Kailola, 2019.
[5] Cahyono, B. (2003). Teknik dan Strategi
Pengaruh konsentrasi pupuk hayati
Budidaya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Yayasan
Bioboost terhadap peningkatan produksi
Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
tanaman selada (Lactuca sativa.L), Jurnal
[6] Dransfield, J., & Manokaran, N. (1993). Agrologia. Jakarta.
Plant resources of South-East Asia
[14] Muliawan, T. A., Devianti, D., & Yunus, Y.
(PROSEA) No. 6.
(2020). Perubahan Beberapa Sifat Fisika-
[7] Falasifa, A.2013. Pengaruh pemberian Mekanika Tanah Akibat Penggunaan
ekstrak rumput laut Ascophylium Bajak Tradisional dan Pupuk Kompos
nodosum serbuk dan cair terhadap Terhadap Pertumbuhan Serta Produksi
pertumbuhan tanaman selada merah Tanaman Selada (Lactuca sativa
(Lactuca sativa var. Crispa). Skripsi. LINNAEUS.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Jember. Jember Pertanian, 5(1), 381-390.
[8] Haitami A, Wahyudi. 2018.Pemanfaatan [15] Ningsih, Rasyid, Muhidin. 2016. Ibm
Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Budidaya Tanaman Sayuran Secara
Plus (KOTAKPLUS) terhadap Produksi Vertikultur. Prosiding seminar nasional
Kedelai (Glycine max L.) pada Tanah dan gelar produk. Universitas
Ultisol. Unri Conference Series: Muhammadiyah Malang.
Agriculture and Food Security. Volume 1.
[16] Novary, E.W. 2002. Penanganan dan
220-225
pengolahan sayuran segar. Penebar
[9] Idha, M. E., & Herlina, N. 2018. Pengaruh Swadaya. Jakarta
Macam Media Tanam dan Dosis Pupuk
[17] Nurahmi, E. (2010). Kandungan unsur
NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil
hara tanah dan tanaman selada pada
Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa
tanah bekas tsunami akibat pemberian
var. Crispa). Jurnal Produksi Tanaman,
pupuk organik dan anorganik. Jurnal
6(3).
Floratek, 5(1), 74-85.
[10] Lingg, P. dan Marsono. 1999. Petunjuk
[18] Rubatzky, V., & Yamaguchi, M. (1999).
Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
World Vegetables, 2nd edd. New York:
Jakarta.
831 p.
Jurnal Agro Indragiri Vol. 4 No. 2 juli 2019 (Angga Aprinaldi et al.) 9
ISSN : 2528-2956 Jurnal Agro Indragiri
10
Jurnal Agro Indragiri, Vol. 4 No. 2, Juli 2019