Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 9, Nomor 3, Mei 2021


ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP PERSONAL HYGIENE DALAM


PENCEGAHAN COVID-19 DI RW II DESA KEDUSAN KECAMATAN WIROSARI
KABUPATEN GROBOGAN

Rodhwa Asma’ Amanina1*, Nurjazuli2, Onny Setiani2


1Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Diponegoro
2Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

*Corresponding author : amanina379@gmail.com

ABSTRACT
Covid-19 was first detected in Wuhan City, Hubey Province, China by early diagnosis of mysterious
pneumonia with unknow cause, On December 31, 2019. Reseach shows an infection with a new type
of betacoronavirus known as the 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV). The transmission of this virus
has been confirmed from human to human and has spread widely in china and 192 countries
including Indonesia. Data from the Grobogan Health Office stated that 296 people were confirmed
positive for covid-19 and 10 of them were residents from Wirosari District. The purpose of this study
was to determine relationship between level of knowledge and community participation in the
prevention of covid-19 in RW II, Kedusan Village, Wirosari District, Grobogan Regency. The type of
research used in this research was quantitative analytic by using a cross sectional approach. The
population in this study were residents of RW II, Kedusan Village, Wirosari District with a total sample
of 98 people who were taken by purposive sampling technique. The independent variables in this
study is level of knowledge, perception, and socio economic, while the dependent variable is
community participation in prevention of covid-19. Collecting research data using a questionnaire via
google form, then analyzed using the Chi square test. The results of the bivariate analysis showed a
relationship between level of knowledge and community participation in prevention of covid-19, with p-
value (0,005) and there is a relationship between socio economic conditions and community
participation in prevention of covid-19, with p-value (0,001) in Kedusan Village, Wirosari District. The
conclution of the study is the variables related to community participation in prevention of covid-19 is
level of knowledge and socio economic.

Keywords : covid-19, knowledge, personal hygiene, prevention

PENDAHULUAN
Pada tanggal 31 Desember 2019, Covid- sebagai kasus “super spreader” atau pasien
19 terdeteksi pertama kali di Kota Wuhan, yang dapat menularkan virus ke banyak orang
Provinsi Hubei China dengan diagnosis awal dalam waktu singkat.4 Covid-19 menyebar
pneumonia misterius yang penyebabnya tidak keseluruh dunia dengan sangat cepat, ada
diketahui. Dalam 3 hari pasien dengan kasus 414.179 total kasus terkonfirmasi dengan
tersebut berjumlah 44 pasien. WHO menerima 18.440 kematian (CFR 4,4%) yang dilaporkan
informasi dari Komisi Kesehatan China bahwa dari 192 negara/wilayah pada tanggal 25
wabah tersebut berasal dari salah satu pasar Maret 2020.3
seafood dan kebiasaan makan makanan yang Indonesia melaporkan 2 kasus
tidak lazim, seperti kelelawar.1 Penelitian terkonfirmasi positif Covid-19 pertama kali
menunjukkan adanya infeksi coronavirus tipe pada bulan Maret 2020. Terbukti bahwa
baru jenis betacoronavirus yang dikenal pasien terkonfirmasi Covid-19 memiliki riwayat
dengan nama 2019 novel Coronavirus (2019- perjalanan yang diselenggarakan di Jakarta,
nCoV).2 Virus ini dapat ditularkan dari hewan dimana pasien melakukan kontak fisik dengan
ke manusia atau biasa disebut dengan warga Negara Jepang yang inggal di
zoonosis. Gejala umum yang muncul karena Malaysia.5 Tercatat per tanggal 7 Mei 2020,
infeksi virus ini, yaitu : gangguan pernafasan virus ini telah menyebar luas ke 282
akut, suhu tubuh naik, sesak nafas, dan kabupaten/kota dengan jumlah 12.776 kasus
batuk.3 positif dan 390 orang meninggal.6 Data
Transmisi virus ini telah dikonfirmasi persebaran kasus menunjukkan penambahan
dapat menular dari manusia ke manusia. kasus tertinggi terjadi di 3 kawasan episentrum
Terdapat kasus dimana satu pasien positif utama penularan virus corona di Indonesia,
Covid-19 menularkan penyakitnya kepada 15 antara lain: Jawa Timur, DKI Jakarta, dan
petugas medis. Pasien tersebut dicurigai Sulawesi Selatan.3

426
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 3, Mei 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tingkat kematian akibat Covid-19 di menghimbau masyarakat untuk mematuhi


Indonesia sebesar 8,9%. dan merupakan yang protocol kesehatan antara lain dengan aktif
tertinggi di Asia Tenggara.7 Jawa Tengah mensosialisasikan gerakan Social Distancing,
menempati posisi ke lima dari Provinsi yang memakai masker apabila sedang keluar
ada di Indonesia dengan kasus Covid-19 rumah, menerapkan etika batuk dan bersin,
tertinggi, yaitu sebanyak 3.582 kasus positif sesering mungkin mencuci tangan,
corona dengan rincian 1.727 menjalani menghindari kontak fisik dengan orang lain,
perawatan, 1.571 sembuh, dan 284 kasus menghindari kerumunan, dan tetap berada di
meninggal.8 rumah kecuali ada hal penting.12 Akan tetapi
Pada Kabupaten Grobogan per tanggal masih ada masyarakat yang tidak mematuhi
10 Agustus 2020 total kasus positif covid-19 protokol kesehatan yang telah ditetapkan,
sebanyak 296 kasus, sembuh Covid-19 234 sehingga kasus penyebaran Covid-19 terus
orang (79%), dan 33 orang(11%) meninggal. meningkat. Tidak patuhnya masyarakat dalam
Wirosari merupakan satu di antara kecamatan menerapkan protokol kesehatan di pengaruhi
di Kabupaten Grobogan yang masuk ke dalam oleh kurangnya pengetahuan tentang penyakit
daerah zona merah dan grafik persebaran tersebut. Karena itu akhirnya masyarakat
covid[-19 yang terus naik dengan total kasus memiliki persepsi yang salah, bahwa Covid-19
positif 10 orang, dengan rincian 3 orang bukan lah penyakit yang berbahaya sehingga
sembuh, 2 orang isolasi mandiri, 2 orang di berpengaruh pada tindakan yang dilakukan
rawat di rumah sakit, dan 3 orang meninggal untuk mencegah penyebaran penyakit. Selain
dunia.9 itu kondisi sosial ekonomi masyarakat saat
Salah satu faktor yang menjadi penyebab pandemik juga berpengaruh terhadap upaya
tingginya angka persebaran covid-19 di pencegahan yang dilakukan.
Kabupaten Grobogan adalah masih buruknya Berdasarkan data yang diperoleh dari
kondisi sanitasi yang dipengaruhi oleh belum Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan
memadainya perencanaan pembangunan menyebutkan masyarakat yang terkonfirmasi
sanitasi yang tidak terpadu, salah sasaran, positif Covid-19 sebanyak 296 orang dan 10 di
tidak sesuai kebutuhan dan tidak antaranya merupakan warga Kecamatan
berkelanjutan, serta kurangnya perhatian Wirosari. Maka dari itu penelitian ini dilakukan
masyarakat pada perilaku hidup bersih dan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
sehat atau kurangnya kesadaran menjaga tingkat pengetahuan terhadap personal
personal hygiene.10 hygiene dalam pencegahan Covid-19 di RW II
Personal hygiene merupakan faktor risiko Desa Kedusan Kecamatan Wirosari
tinggi penyebaran covid-19 yang disebabkan Kabupaten Grobogan. Hal ini dilakukan untuk
kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengetahui apakah masyarakat sudah
menjaga kebersihan perseorangan, seperti berpartisipasi atau belum dalam upaya
kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum dan pencegahan Covid-19
sesudah makan atau setelah memegang
benda-benda tertentu di tempat umum, tidak METODE
memakai masker saat keluar rumah, Jenis penelitian yang digunakan
mendekati kerumunan, melakukan kontak dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang
langsung dengan orang lain, tidak bersifat analitik dengan menggunakan
menerapkan social distancing, dan tidak pendekatan Cross Sectional. Bertujuan untuk
menyemprotkan disinfektan ke lingkungan mengetahui hubungan antara variabel bebas
sekitar. Kebersihan perseorangan terutama dan variabel terikat, kemudian data diolah dan
kebersihan tangan seharusnya mendapatkan dianalisis dengan menggunakan metode
prioritas tinggi namun disepelekan. Tangan statistik untuk mencari hubungan antara
yang kotor atau terkontaminasi dapat variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian
memindahkan virus patogen dari satu tempat dilakukan pada bulan Mei – Agustus 2020
ke tempat lain sehingga menyebabkan dengan menggunakan kuesioner dalam
penularan penyakit.11 bentuk Google Form.13
Terhitung dari tanggal 29 Februari 2020 Populasi pada penelitian ini adalah
sampai 29 Mei 2020 Pemerintah Indonesia warga RW II Desa Kedusan Kecamatan
telah mengumumkan status darurat bencana Wirosari Kabupaten Grobogan. Cara
terkait pandemik virus ini selama 91 hari. pengambilan sampel dalam penelitian ini
Untuk memutus mata rantai penularan menggunakan teknik purposive sampling
kejadian luar biasa ini pemerintah telah dengan jumlah populasi 833 dan perhitungan
melakukan langkah-langkah pencegahan, dan

427
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 3, Mei 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sampel menggunakan rumus Slovin sehingga dan yang paling sedikit memiliki tingkat
diperoleh sampel sebanyak 98 responden. pendidikan tamat SD dan tamat SMP masing –
Variabel bebas dalam penelitian ini masing 1 responden (1,0%).
adalah tingkat pengetahuan, persepsi dan Berdasarkan hasil penelitian yang
sosial ekonomi sedangkan untuk variabel telah dilakukan menggunakan kuesioner pada
terikatnya adalah personal hygiene dalam 98 orang responden di RW II Desa Kedusan
upaya pencegahan Covid-19. Uji statistik yang Kecamatan Wirosari, diperoleh hasil distribusi
digunakan untuk melihat hubungan antara respoden menurut variabel tingkat
variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini pengetahuan, persepsi, sosial ekonomi dan
adalah uji Chi Square dengan nilai α = 0,05. personal hygiene dalam tabel sebagai berikut:
a. Tingkat Pengetahuan
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian yang Tingkat Pengetahuan
telah dilakukan pada 98 responden, Pengetahuan (N) (%) Rerata
didapatkan hasil karakteristik responden Baik 19 19,4 38,38
dalam tabel sebagai berikut: Cukup 59 60,2
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Kurang 20 20,4
Karakteristik Frekuensi Persen Jumlah 98 100,0
responden (N) (%)
Jenis Kelamin Tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi tingkat
Laki – laki 20 20,4 pengetahuan dengan kategori cukup lebih
Perempuan 78 79,6 besar yaitu sebanyak 59 responden dengan
Umur presentase 60,2%, namun masih terdapat 20
17 – 25 tahun 83 84,7 respoden dengan presentase 20,4% yang
26 – 40 Tahun 6 6,1 memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori
41 – 55 Tahun 9 9,2 kurang. Masih ada responden yang belum
Pekerjaan mengetahui pengetahuan tentang Covid-19
Pelajar 59 60,2 terkait penyebab, gejala yang timbul, media
IRT 5 5,1 penularan, obat, dan upaya pencegahan.
Swasta 3 3,1 Tingkat pengetahuan responden dikategorikan
Wiraswasta 6 6,1 berdasarkan :14
Pegawai 1 1,0 • Tingkat pengetahuan kategori baik jika
PNS 4 4,1 nilainya ≥ 75%
Lainnya 20 20,4 • Tingkat pengetahuan kategori cukup jika
Tingkat nilainya 56-74%
Pendidikan • Tingkat pengetahuan kategori kurang b
Tamat SD 1 1,0 jika nilainya ≤ 55%
Tamat SMP 1 1,0 b. Persepsi Masyarakat
Tamat SMA 71 72,4 Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
Tamat D3 4 4,1 Persepsi
Tamat Sarjana 21 21,4
Persepsi (N) (%) Rerata
Berdasarkan table 1. menunjukkan
bahwa dominan responden memiliki jenis Baik 95 96,9 11,8
kelamin perempuan sebanyak 78 responden Cukup 3 3,1
(79,6%) dan responden laki-laki sebanyak 20
Jumlah 98 100,0
responden (20,4%). Karakteristik responden
berdasarkan usia, dominan berusia 17 – 25
tahun sebanyak 83 responden (84,7%) dan Tabel 3 menunjukkan bahwa proporsi
paling sedikit berusia 26 – 40 tahun sebanyak persepsi masyarakat dengan kategori baik
6 responden (6,1%). Status responden lebih besar yaitu sebanyak 95 responden
berdasarkan pekerjaan, dominan responden dengan presentase 96,9%, jika dibandingkan
adalah pelajar sebanyak 59 responden dengan persepsi kategori cukup yaitu
(60,2%) dan paling sedikit bekerja sebagai sebanyak 3 responden dengan presentase
pegawai sebanyak 1 responden (1,0%). 3,1%. Masih ada responden yang memiliki
Sedangkan untuk tingkat pendidikan, dominan persepsi tentang Covid-19 bahwa bukan
responen memiliki tingkat pendidikan tamat penyakit yang membahayakan, tidak yakin
SMA/SMK sebanyak 71 responden (72,4%), dapat dicegah, menganggap bahwa himbauan

428
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 3, Mei 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pemerintah untuk mengerjakan segala aktifitas upaya pencegahan Covid-19 sebanyak 26


dirumah dan melarang mudik saat pandemic responden (13,3%).
tidak efektif untuk mencegah penyebaran
Covid-19. Analisis hubungan dilakukan dengan
c. Sosial Ekonomi menggunakan uji chi square terhadap variabel
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan bebas meliputi tingkat pengetahuan, persepsi,
Sosial Ekonomi sosial ekonomi dengan variabel terikat yaitu

Tabel 4 menunjukkan bahwa proporsi social Sosial (N) (%) Rerata


ekonomi masyarakat dengan kategori baik Ekonomi
lebih besar yaitu sebanyak 85 responden Baik 85 86,7 7,08
dengan presentase 86,7%, jika dibandingkan Cukup 13 13,3
dengan social ekonomi kakategori cukup yaitu Jumlah 98 100,0
sebanyak 13 responden dengan presentase personal hygiene dalam upaya pencegahan
13,3%. Terdapat responden yang terkena Covid-19 pada tabel berikut:
dampak sosial ekonomi karena adanya
pandemic, seperti kehilangan pekerjaan a. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan
(PHK), penghasilan keluarga yang berkurang, dengan Personal Hygiene
dan kesulitan bembeli bahan – bahan Tabel 6. Hubungan Tingkat Pengetahuan
kebutuhan pokok. dengan Partisipasi Maasyarakat
d. Personal Hygiene
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Personal
Personal Hygiene Pengetahuan Hygiene P
Baik Cukup
Personal (N) (%) Rerata N N
Hygiene
Baik 72 86,7 54,76 Baik 16 3 0,005
Cukup 47 12
Cukup 26 13,3
Kurang 9 11
Jumlah 98 100,0
Total 72 26
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 72
responden (86,7%) warga Kedusan, Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
Kecamatan Wirosari memiliki personal hygiene menggunakan Uji Chi Square diperoleh p-
baik dalam upaya pencegahan Covid-19. value sebesar 0,005 < (0,05) dari hasil
Bentuk partisipasi masyarakat yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak yang
antara lain mencuci tangan menggunakan menyatakan terdapat hubungan antara tingkat
sabun atau hand sanitizer setelah keluar pengetahuan dengan personal hygiene yang
rumah, melakukan kontak dengan orang lain artinya semakin baik tingkat pengetahuan,
atau memegang benda – benda tertentu di maka semakin baik pula personal hygiene
tempat umum yang berpotensi telah dalam upaya pencegahan Covid-19.
terkontaminasi virus, menggunakan masker Pengetahuan merupakan sebuah hasil
saat keluar rumah untuk menghindari terkena dari tahu dan terjadi ketika seseorang telah
percikan droplet yang menjadi salah satu melakukan pengindraan terhadap suatu objek.
media penyebaran virus, tidak keluar rumah Sebagian besar pengetahuan manusia
kecuali jika ada keperluan mendesak, melapor diperoleh melalui mata dan telinga.15
ke ketua RT bila ada tamu dari luar kota, Pengetahuan merupakan hal yang sangat
menghindari kerumunan masa, menerapkan penting dalam terbentuknya sikap seseorang.
social distancing dengan menjaga jarang Pengetahuan dalam penelitian ini adalah
aman minimal 2 meter, menutup akses keluar responden mengetahui tentang Covid-19 dan
masuk wilayah pemukiman untuk mengurangi partisipasi yang dapat dillakukan oleh
mobilisasi orang dari luar wilayah, masyarakat untuk melakukan upaya
menyediakan bilik disinfektan untuk orang pencegahannya.
orang yang akan masuk wilayah pemukiman, Pengetahuan dalam penelitian ini meneliti
menyediakan tempat cuci tangan di pintu tentang penyebab, gejala penyakit, media
masuk pemukiman, dan membuat upaya penularan, vaksin dan upaya yang dapat
promosi Kesehatan untuk mencegah dilakukan untu mencegah penularan Covid-19.
penularan Covid-19. Masih ada responden Hasil penelitian yang dilakukan pada 98
yang memiliki partisipasi kategori cukup dalam responden menunjukkan, 19 responden

429
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 3, Mei 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

(19,4%) memiliki pengetahuan dengan value sebesar 0,608 (>0,05) dari hasil tersebut
kategori baik, 59 responden (60,2%) memilki menunjukkan bahwa Ho diterima yang artinya
pengetahuan dengan kategori cukup, dan 20 tidak terdapat hubungan antara tingkat
responden (20,4%) memiliki pengetahuan persepsi dengan personal hygiene.
dengan kategori kurang. Menurut Waidi persepsi adalah cara
Tingkat pengetahuan seseorang pandang seseorang terhadap sebuah objek
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu umur, tertentu yang melihatnya dengan cara berbeda
pendidikan,pekerjaan, lingkungan, dan sosial – beda menggunakan alat indra yang dimiliki
budaya. Semakin tua umur seseorang, maka untuk kemudian ditafsirkan. Persepsi baik
akan berbanding lurus dengan bertambahnya ataupun negatif ibarat file yang tersimpan
pengetahuan yang dimiliki karena pengetauan dengan rapi didalam alam bawah sadar
seseorang didapat dari pengalaman sendiri seseorang. File tersebut akan muncul ketika
maupun pengalaman yang diperoleh dari ada stimulus yang memicu atau kejadian yang
orang lain. Semakin tinggi pendidikan membuatnya terbuka. Persepsi merupakan
seseorang akan membuahkan pengetahuan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai
yang baik dan menjadikan hidup lebih suatu hal yang terjadi di sekitar kita.16 Jadi
berkualitas.15 Mayoritas karakterisitik persepsi adalah sebuah pengalaman yang
pendidikan responden adalah setara SMA menyatakan suatu peristiwa yang diawali
Pengetahuan tentang Covid-19 memiliki dengan proses pengindraan untuk
peran penting terhadap personal hygiene menyampaikan pengetahuan yang kita miliki
dalam upaya pencegahan Covid-19. ke orang lain ataupun masyarakat.
Masyarakat dengan pengetahuan yang baik di Persepsi yang diteliti dalam penelitian ini
harapkan dapat ikut berpartisipasi melakukan adalah persepsi bahaya yang ditimbulkan oleh
upaya pencegahan Covid-19. Pengetahuan Covid-19, persepsi dalam mencegah
masyarakat juga harus dibarengi dengan penyebaran penyakit Covid-19, persepsi
kesadaran agar terbentuk sebuah Tindakan. keyakinan masyarakat terhadap pemerintah
Berdasarkan hasil nalisa dari data diatas dalam mengatasi pandemi covid-19, persepsi
mengenai hubungan antara tingkat masyarakat tentang himbauan dari pemerintah
pengetahuan terhadap personal hygiene untuk tetap berada di rumah saja kecuali jika
dalam upaya pencegahan Covid-19 pada ada keperluan sangat penting, persepsi
warga Desa Kedusan, Kecamatan Wirosari tentang larangan mudik yang diberlakukan
dapat disimpulkan sesuai dengan teori pemerintah guna memutus mata rantai
Notoadmodjo10 yang menyebutkan bahwa penularan penyakit Covid-19. Berdasarkan
responden dengan pengetahuan cukup hingga hasil penelitian dari 98 responden, sebanyak
baik memiliki partisipasi dalam upaya 95 responden (96,9%) memiliki persepsi
pencegahan Covid-19 yang cukup hingga dengan kategori baik tentang Covid-19 dan
baik. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sebanyak 3 responden (3,1%) memiliki
bahwa pengetahuan merupakan salah satu persepsi dengan kategori cukup tentang
domain yang sangat penting dalam Covid-19. Dari hasil penelitian di atas dapat
terbentuknya perilaku seseorang. Seseoang disimpulkan bahwa sebagian besar responden
dengan pengetahuan baik akan memilki di Desa Kedusan, Kecamatan Wirosari
perilaku yang baik pula. memiliki persepsi yang baik tentang
pencegahan Covid-19.
b. Hubungan antara Persepsi dengan Sebagaian besar masyarakat yang
Personal Hygiene menjadi responden dari penelitian ini memiliki
Tabel 7. Hubungan antara Persepsi dengan persepsi bahwa Covid-19 merupakan virus
Personal Hygiene yang berbahaya hingga dapat menyebabkan
kematian. Meskipun dapat menyebabkan
Persepsi Personal Hygiene Nilai kematian masyarakat percaya bahwa Covid-
Baik Cukup p 19 bisa dicegah dengan cara mencuci tangan
N N sesering mungkin, tetap tinggal di rumah
Baik 70 25 0,608 kecuali jika ada keperluan sangat penting,
menggunakan masker saat keluar rumah,
Cukup 2 1
melakukan social distancing, dan langkah lain
Total 72 26
untuk mencegah penyebaran virus. Himbauan
yang dikeluarkan pemerintah sebagai upaya
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pencegahan penyebaran Covid-19 dianggap
menggunakan Uji Chi Square diperoleh p- efektif untuk meminimalisir penularan. Tetap

430
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 3, Mei 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

berada di rumah dan sebisa mungkin pendapatan, dan pendidikan disebut dengan
mengurangi aktifitas di luar rumah merupakan sosial ekonomi.17
salah satu upaya yang berdampak baik dalam Menurut Soerjono Soekanto terdapat
mengatasi pandemic Covid-19. Mayarakat kriteria atau ukuran yang sering dipakai untuk
menyadari bahwa penularan virus ini terjadi menggolong-golongkan anggota – anggota
karena adanya kontak fisik, oleh karena itu masyarakat ke dalam sebuah lapisan sosial,
larangan mudik atau pulang kampung yang antara lain ukuran kekayaan, ukuran
dhimbau oleh pemerintah diyakini dapat kekuasaan, ukuran kehormtan, dan ukuran
memutus mata rantai penularan Covid-19. ilmu pengetahuan.18
Persepsi baik yang muncul di kalangan Dari hasil penelitian yang dilakukan pada
masyarakat terjadi karena adanya keyakinan 98 responden menunjukkan sebanyak 85
bahwa Covid-19 merupakan virus baru yang responden (86,7%) memiliki kondisi sosial
memiliki tingkat penular tinggi dalam waktu ekonomi dengan kategori baik pada saat
cepat dan dapat menyebabkan kematian. terjadi pandemic Covid-19 dan sebanyak 13
Berdasarkan hasil penelitian responden (13,3%) memilki kondisi sosial
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan ekonomi dengan kategori cukup pada saat
antara persepsi dengan personal hygiene terjadi pandemic Covid-19. Berdasarkan data
dalam upaya pencegahan Covid-19. di atas dapat didimpulkan bahwa sebagian
Responden yang memiliki persepsi baik belum besar mayarakat di Desa Kedusan,
tentu memiliki personal hygiene dalam Kecamatan Wirosari memiliki kondisi sosial
pencegahan Covid-19 yang baik pula, karena ekonomi baik pada saat terjadi pandemic
personal hygiene juga dipengaruhi oleh Covid-19.
beberapa faktor lain. Sebagian besar masyarakat yang
menjadi responden dari penelitian ini tidak
c. Hubungan antara Sosial Ekonomi dengan memiliki anggota keluarga yang kehilangan
Personal Hygiene pekerjaan atau PHK selama masa pandemic
Tabel 8. Hubungan antara Sosial Ekonomi Covid-19. Ada bebera masyarakat yang
dengan Personal Hygiene mengalami pengurangan penghasilan saat
Sosial Personal Hygiene Nilai pandemic tapi sebagian besar tidak
Ekonomi Baik Cukup p mengalami pengurangan penghasilan.
N N Sebagian besar masyarakat meminimalisir
Baik 68 17 0,001 atau tidak mau menerima tamu termasuk
keluarga yang datang dari Jakarta, Surabaya
Cukup 4 9 atau daerah lain yang masuk kedalam zona
Total 72 26 merah Covid-19. Mayarakat menyadari bahwa
penyebaran virus ini terjadi karena tidak
adanya pembatasan mobilisasi seseorang dari
Berdasarkan hasil analisis yang daerah terjangkit yang melakukan perjalanan
dilakukan menggunakan Uji Chi Square ke daerah lain yang belum terjangkit.
diperoleh p-value sebesar 0,001 < (0,05) dari Berdasarkan hasil analisa dari data diatas
hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi
yang menyatakan terdapat hubungan antara memiliki hubungan dengan personal hygiene
sosial ekonomi dengan personal hygiene yang dalam upaya pencegahan Covid-19.
artinya semakin baik kondisi sosial ekonomi Seseorang dengan kondisi sosial ekonomi
masyarakat, maka semakin baik pula personal baik memiliki akses yang lebih luas dalam
hygiene dalam upaya pencegahan Covid-19. memanfaatkan fasilitas yang mendukung
Suatu kedudukan atau keadaan yang upaya pencegahan Covid-19 dari pada orang
ditentukan oleh sosial dan merupakan posisi yang memiliki kondisi sosial ekonomi buruk.
tertentu seseorang dalam struktur sosial Selain itu dari 98 responden yang diajadikan
masyarakat disebut dengan kondisi sosial sampel sebanyak 85 orang memiliki kondisi
ekonomi. Penentuan posisi ini dibarengi juga sosial ekonomi baik dengan 80% masyarakat
dengan posisi tertentu dalam struktur sosial masuk kategori baik ikut berpartisipasi dalam
masyarakat, pemberian posisi ini disertai juga upaya pencegahan covid-19.
dengan melekatnya seperangkat hak dan
kewajiban yang harus di tanggung oleh KESIMPULAN
pemiliki status. Posisi atau kedudukan Berdasarkan hasil penelitian dapat
seseorang dalam suatu kelompok masyarakat disimpulkan sebagian besar responden
yang dipengaruhi oleh jenis aktivitas ekonomi, memiliki jenis kelamin perempuan, rata – rata

431
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 3, Mei 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

berusia 17 – 25 tahun, sejumlah 59 responden 6. Kementrian kesehatan Republik


masih berstatus pelajar, dan sebagian besar Indonesia. Situasi Terkini
memiliki latar belakang pendidikan tamat SMA. Perkembangan Novel Coronaviru
Terdapat hubungan yang signifikan antara (COVID-19); 7 Mei 2020
tingkat pengetahuan dengan personal hygiene 7. World Health Organization (COVID-
dalam upaya pencegahan Covid-19 dengan p 19) Situation Report; 5 March 2020
value sebesar 0,005. Sebagian besar 8. Coronajatengprov.go.id
responden memiliki tingkat pengetahuan 9. Pemerintah Kabupaten Grobogan.
cukup dalam upaya pencegahan Covid-19, Gugus TugasPercepatan Penanganan
sebesar 60,2%. Selain itu terdapat hubungan Covid-19 Kabupaten Grobogan; 27
antara variable sosial ekonomi dengan Juni 2020
personal hygiene dalam upaya pencegahan 10. Dokumen Rencana Tata Ruang
Covid-19 dengan p value sebesar 0,001. Wilayah Kabupaten Grobogan Tahun
Sebagian besar responden memiliki kondisi 2010-2031
sosial ekonomi baik, yaitu sebesar 86,7%. 11. Fatonah Siti. Hygiene dan Sanitasi
Sejumlah 72 responden masuk kategori Makanan. Universit5as Negeri
personal hygiene baik dalam upaya Semarang Press. Semarang. 2005
pencegahan Covid-19. Masyarakat dituntut 12. Pemerintah Kabupaten Grobogan.
untuk ikut berpartisipasi dalam upaya Gugus Tugas Percepatan
pencegahan Covid-19, salah satunya dengan Penanganan Covid-19 Kabupaten
cara menjaga personal hygiene, seperti Grobogan; 27 Juni 2020
mencuci tangan sesering mungkin 13. Nur Sholikah Putri Suni.
menggunakan sabun dan air mengalir, tetap Kesiapsiagaan Indonesia Menghadpi
berada di rumah kecuali jika ada keperluan Potensi Penyebaran Corona Virus
mendesak, menggunakan masker setiap Disease;
keluar rumah, menghindari kerumunan, dan Vol.XII,No.3/I/Puslit/Februari/202.
menerapkan social distancing guna 14. Notoatmodjo, Sekidjo. Pendidikan dan
meminimalisir penyebaran virus. Selain itu Perilaku kesehatan, Jakarta :
peran pemerintah dalam memberi informasi PT.Rineka Cipta, 2003.
yang intensif dan kebijakan yang tepat dalam 15. George M. Bwire, Linda S. Paulo.
penanganan Covid-19 diharapkan dapat Coronavirus Disease-2019: is Fever
mencegah atau meminimalisir penyebaran an Adequate Screening For The
Covid-19 di Desa Kesdusan, Kecamatan Returning Travelers; March 2020.
Wirosari, Grobogan. 16. 2006. Pemahaman dan teori persepsi.
Remaja Karya, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA 17. Agung, Dwi Mas Sukma dan I Wayan
1. World Heath Organization. Tata Pradnyantha Wirasedana. 2014.
Laksana Klinis Infeksi Saluran Analisis Kinerja Reksa Dana Saham
Pernapasan Akut Berat (SARI) Di Indonesia. jurnal. Fakultas Ekonomi
Suspek Penyakit COVID-19; 3 Maret Bisnis. Universitas Udayana.
2020. 18. Soerjono Soekanto, 2009:212-213,
2. Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao Peranan Sosiologi Suatu Pengantar,
J, Hu Y, et al. Clinical features of Edisi Baru,Rajawali Pers, Jakarta.
patients infected with 2019 novel
coronavirus in Wuhan,
China.Lancet.2020;395(10223):497-
506.
3. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease; 27 Maret 2020
4. Yuliana. Coronavirus Disease.
Wellness and Healthy Magazine.
Volume 2, Nomor 1;Februari 2020
5. Kementrian kesehatan Republik
Indonesia. Situasi Terkini
Perkembangan Novel Coronaviru
(COVID-19);13 April 2020

432

Anda mungkin juga menyukai