this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
EVALUASI
PENDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
EVALUASI PENDIDIKAN
Edisi Pertama
Copyright @ 2016
ISBN: 978-602-71698-7-6
Cetakan ke-1 . Januari 2016
Penulis
Dr. lbadullah Malawi. M. Pd.
Endang Sri Maruti. M. Pd.
Penerbit
CV. AE MEDIA GRAFIKA
JI. Raya Solo Maospati. Magetan.
Jawa Timur 63392
Telp. 082336759777
email: aemediagrafika@gmail.com
website: http://aemediagrafika.co. id
.
IV
Bahandenganh~ ciota
Bab I
Pendahuluan
A. Pengertian Evaluasi
lstilah evaluasi berasal dari bahasa lnggris "evaluation"
dan diambil dari kata "testum" berasal dari bahasa Perancis
kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia.
Ada pula yang mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat
dari tanah liat.
Banyak di antara kita yang kadang kurang menyadari
bahwa setiap saat kita senantiasa melakukan pekerjaan
evaluasi. Membahas tentang evaluasi sebenarnya akan lebih
lengkap apabila kita bahas pula tentang pengukuran dan
penilaian. Dalam kegiatan sehari-hari ketiga kata, yaitu
evaluasi, pengukuran dan penilaian, sering cenderung
memberikan pengertian yang sama, sehingga dalam
pemakaiannya tergantung dari kata mana yang sedang siap
untuk diucapkannya. Namun terdapat sementara fihak yang
membedakan ketiga istilah tersebut. Contoh berikut ini dapat
digunakan sebagai upaya memahami apa persamaan,
perbedaan atau hubungan antara ketiganya: manakah kain
sutera yang akan anda pilih: kain sutera yang panjang atau
yang pendek, jika disediakan harga dan kualitas yang sama?
Atau sebuah mangga yang manakah yang akan anda pilih
ketika anda akan membelinya?
Dari contoh-contoh di muka itu kesimpulan apa yang
anda dapatkan?. Manakah yang bermakna penilaian,
pengukuran, dan manakah langkah yang menunjukkan
evaluasi?. Untuk dapat mengadakan penilaian kita perlu
mengadakan pengukuran (measurement) terlebih dahulu
EVAL..UASI PENOIOIKAN
Input .. Input
I
I
Transformasi
'
Umpan Balik
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
OUTPUT adalah bahan jadi setelah diproses ke dalam
tranfmormasi dan direkomendasi-kan apakah seorang siswa
berhak lulus atau tidak, setelah melalui proses penilaian.
TRANSFORMASI adalah mesin pengubah bahan
mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia pendidikan (sekolah)
sendiri terdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan berhasil
atau gagalnya sebagai teransformasi. Bahan jadi yang
diaharapkan yaitu lulusan ditentukan oleh beberapa faktor
sebagai akibat bekerjanya unsur-unsur yang ada. Unsur-unsur
itu meliputi: (1) guru dan personal lainnya; (2) Bahan pelajaran;
(3) Metode mengajar dan sistem evaluasi; (4) saran penunjang;
dan (5) sistem administrasi.
UMPAN BALIK (FEED BACK) adalah segala informasi
baik yang menyangkut output maupun transformasi. Umpan
balik ini diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun
transformasi. Output yang kurang atau tidak memenuhi kualitas
akan menggugah semua fihak untuk mengambil keputusan
atau tindakan yang berhubungan dengan akar penyebab
kurang bermutunya lulusan, yang meliputi antara lain: (1)
kualitas input; (2) kualitas guru dan personal lainnya; (3)
ketepatan dan ketersediaan materi ketepatan penerapan
strategi pembelajaran; (4) kesesuaian metode yang digunakan
dalam pembelajaran; (5) minimnya sarana penunjang; (6)
sistem administrasi yang kurang tepat.
C. Fungsi dan Makna Penilaian dalam
Pendidikan
Evaluasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui taraf kesiapan dari siswa untuk
menempuh sesuatu pendidikan tertentu. Artinya apakah
seorang siswa sudah cukup siap untuk diberikan pendidikan
tertentu atau belum.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai
dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan.
c. Untuk mengetahui apakah suatu mata ajar yang diberikan
kepada siswa dapat dilanjut-kan dengan bahan baru atau
perlu mengulangi kembali bahan ajar yang telah lampau.
EVAL..UASI PENOIOIKAN 1: 3 ~r
Bahanuenganh~ ciota
d. Untuk rnendapatkan bahan-bahan inforrnasi dalarn
rnernberikan birnbingan tentang jenis-jenis pendidikan atau
jenis-jenis jabatan yang cocok untuk seseorang (siswa).
e. Untuk rnendapatkan bahan-bahan inforrnasi guna
rnenetukan apakah seorang siswa dapat rnengikuti jenjang
kelas yang lebih tinggi atau perlu rnengulang kernbali bahan•
bahan yang telah larnpau.
f. Untuk rnernbandingkan prestasi yang dicapai oleh siswa
sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belurn.
g. Sebagai prediksi kernatangan siswa untuk dilepas di tengah•
tengah kehidupan rnasyarakat atau belurn.
h. Untuk rnengadakan seleksi bagi calon pada suatu jabatan
atau jenis pendidikan tertentu.
1. Untuk rneneliti rnengenai taraf efisiensi rnetode yang
digunakan dalarn proses pernbelajaran di kelas.
Sedangkan Evaluasi dalarn bidang pendidikan dan
pengajaran rnernpunyai beberapa rnakna sebagai berikut, yaitu
: rnakna bagi siswa, rnakna bagi guru, dan rnakna bagi sekolah.
Berikut akan dicoba untuk rnernberikan penjelasan tentang
rnasing-rnasing rnakna tersebut dalarn kaitannya dengan
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yang akan
sangat berrnanfat bagi kelancaran proses pernbelajaran.
1. Makna bagi
siswa
Dengan dilakukan suatu penilaian, rnaka siswa dapat
rnengetahui tingkat keberhasilan selarna rnengkuti pelajaran
yang diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh siswa didik dari
pekerjaan rnenilai itu dapat: (1) rnernuaskan; dan (2) tidak
rnernuaskan. Banyak sekali faktor yang rnenyebabkan siswa
rnerasa puas atau tidak puas terhadap hasil penilaian tersebut,
yang secara garis besar dapat dibedakan rnenjadi: faktor
internal dan faktor eksternal siswa didik sebagai subyek belajar.
a. Faktor internal dibedakan rnenjadi: faktor psikis dan faktor
fisik/ kondisi fisik
siswa
1) Faktor psikis, yang dibedakan rnenjadi faktor yang
bersifat intelektual dan faktor yang bersifat non•
intelektual. Faktor yang bersifat intelektual terdiri dari
beberapa sub faktor, yang antara lain rneliputi: (1) taraf
inteligensi; (2) kernarnpuan belajar; dan (3) cara belajar.
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
Faktor yang bersifat non-intelektual terdiri dari beberapa
sub faktor, seperti: (1) motivasi belajar; (2) sikap siswa
dalam belajar; (3) minat siswa dalam belajar; (4)
perasaan siswa; (5) perhatian; (6) kondisi akibat sosial•
kultural; dan kondisi ekonomi keluarga.
2) Faktor fisik, yang lebih mengarah kepada kondisi fisik
siswa, yaitu sehat atau tidaknya aspek jasmani siswa.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang terdapat di luar diri siswa,
yang terdiri dari faktor faktor sebagai berikut, yaitu: pengatur
proses, faktor sosial, dan faktor situasional.
1) Faktor pengatur proses meliputi: kurikulum, disiplin,
teacher-effectiveness, fasilitas belajar, dan faktor
pengelompokan siswa.
2) Faktor-faktor sosial meliputi antara lain: sistem sosial,
status sosial siswa, dan interaksi antara guru dengan
siswa didik.
3) Faktor-faktor situasional meliputi: keadaan iklim politik•
ekonomi, keadaan waktu, keadaan musim-iklim.
2. Makna bagi guru
Penilaian bagi guru sangat besar sekali bagi guru,
karena dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat
mengetahui: (1) tingkat penguasaan siswa terhadap bahan ajar
(2) guru mengetahui ketepatan materi yang diberikan; (3) guru
mengetahui ketepatan dalam menggunakan metode
pemberlajaran.
3. Makna bagi sekolah
1) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui
hasil belajar siswa didiknya, dapat diketahui pula apakah
kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah
sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar
merupakan cermin kualitas sesuatu sekolah.
2) lnformasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum
untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan
bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan
datang.
3) lnformasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke
tahun, dapat digunakan sebagai pedoman sekolah, yang
dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau
EVAL..UASI PENOIOIKAN 1: 5 ~r
Bahanuenganh~ ciota
belum. Penentuan standar akan terlihat dari bagusnya
prestasi belajar siswa.
Secara rinci dan sesuai dengan urutan kejadiannya,
dalam proses transformasi ini penilaian dibedakan menjadi tiga
jenis: (1) sebelum kegiatan pengajaran; (2) selama kegiatan
pengajaran; dan (3) sesudah kegiatan pengajaran.
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
siswa tidak senantiasa menunjuk kesamaan atau tidak
selalu tetap dari waktu ke waktu yang lain.
5. Ciri kelima, dari penilaian pendidikan , yaitu bahwa dalam
penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan, yang
kesalahan tersebut dapat bersumber pada:
a) alat ukurnya
b) evaluator atau tester: adanya faktor subyektivitas penilai,
hallo-effect, pengaruh hasil yang telah diperoleh
sebelumnya, dan ketidak akuratan dalam menjumlah
angka.
c) Testee (subyek yang dikenai penilaian).
d) Situasi saat dilaksanakan penilaian.
E. Obyek dan Subyek Evaluasi
Obyek atau sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang
menjadi titik pusat pengamatan karena penilai (tester)
menginginkan informasi tentang obyek yang dinilainya. Menurut
A.N Oppen helm melalui Suharsimi Arikunto (1987) obyek
penilaian dalam dunia pendidikan dan pengajaran adalah
meliputi:
1. Input
Obyek penilaiannya meliputi: kemampuan, kepribadian,
sikap, dan inteligensi yang dimiliki oleh siswa sebagai
subyek didik.
2. Transformasi, yang obyek penilaiannya meliputi unsur•
unsur: kurikulum, materi pelajaran, metode dan strategi
penilaian, sarana pendidikan atau media, sistem
administrasi, serta guru dan personal lainnya.
3. Output
Penilaian terhadap lulusan (output) sesuatu sekolah
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
pencapaian/prestasi belajar siswa selama mengikuti
program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian
ini disebut tes pencapaian atau achievement tes.
Sebagai obyek evaluasi, testee harus memberikan
respon atau jawaban, maka obyek tersebut juga disebut
sebagai responden.
EVAL..UASI PENOIOIKAN
Bahanuenganh~ ciota
Subyek evalauasi atau subyek penilaian adalah individu
yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut
sebagai subyek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu
aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Misalnya
tes prestasi belajar maka subyek evaluasinya adalah guru, tes
kepribadian atau tes psikologi pada umumnya, maka yang
memiliki kompetensi untuk melaksanakan evaluasi dan
menafsirkan hasil tes tersebut seorang adalah psikolog.
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
Bab II
Perencanaan
Penilaian Hasil Belajar dan
Alat-Alat Evaluasi
EVAL..UASI PENOIOIKAN 1: g ~r
Bahanuenganh~ ciota
b. Guru perlu menyadari apa sumbangan yang dapat
diberikannya dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan itu,
melalui bidang studi yang diampunya.
Melalui dua kegiatan tersebut, maka guru dapat
mengetahui gambaran yang lengkap tentang kemajuan belajar
siswa didik setelah guru atau sejumlah guru mengadakan
evaluasi hasil belajar. Hasil evaluasi belajar siswa itu juga
dapat dinyatakan sebagai gambaran tentang kemampuan
belajar siswa, dan kemampuan belajar siswa itu dapat
dikatakan sebagai proyeksi dari kemampuan belajar siswa
tersebut.
Oleh karena evaluasi hasil belajar di suatu sekolah akan
dilakukan oleh sejumlah tenaga pengajar di sekolah itu, maka
supaya tidak terjadi kesimpang-siuran dalam pelaksanaan
antara guru yang satu dengan guru lainnya, perlu diberlakukan
suatu pedoman bersama yang dapat dijadikan pegangan dalam
melaksanakan evaluasi belajar untuk masing-masing guru
bidang studi. Program tersebut dinamakan program evaluasi,
yang disusun dalam suatu program bersama tentang kegiatan
evaluasi yang dilaksanakan di sekolah yang dimaksud.
Program evaluasi itu dapat disusun untuk jangka pendek (satu
tahun) atau untuk jangka panjang (lima tahun).
Mengenai ketentuan-ketentuan yang perlu dicantumkan
dalam program evaluasi tergantung pada berbagai faktor.
Mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
menentukan pokok-pokok yang perlu dicantumkan dalam
program evaluasi untuk suatu sekolah meliputi:
a. Kecakapan serta pengalaman yang dimiliki oleh para guru
dalam soar evaluasi dan teknik-teknik evaluasi.
b. Jelas tidaknya, rinci tidaknya rumusan tentang tujuan•
tujuan pendidikan, maupun rumusan tentang tujuan-tujuan
pelajaran yang tercantum dalam rencana pelajaran.
c. Tersedia tidaknya alat-alat evaluasi yang akan
dipergunakan. Apabila alat-alat evaluasi yang akan
digunakan telah cukup tersedia maka dalam program
evaluasi cukup disebutkan bahwa pada waktu trertentu,
diadakan evaluasi terhadap aspek tertentu dengan alat
tertentu.
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
Program-program evaluasi harus bersifat singkat dan
cukup jelas bagi setiap orang yang akan menggunakannya.
Program evaluasi sekali-kali tidak boleh menyerupai suatu
texbook tentang evaluasi. Program evaluasi untuk suatu
sekolah hendaknya memuat hal-hal berikut ini:
a. Rincian terhadap tujuan evaluasi dalam lembaga pendidikan
dan tujuan evaluasi setiap bidang studi.
b. Rincian mengenai aspek pertumbuhan yang harus
diperhatikan dalam setiap tindakan evaluasi.
c. Metode evaluasi yang dapat digunakan.
d. Masalah alat yang dapat digunakan.
e. Kriterium dan skala yang digunakan.
f. Jadwal evaluasi.
2. Perencanaan Khusus
Perencanaan khusus yaitu langkah-langkah perencanaan
yang khusus dilakukan oleh setiap guru setiap kali guru itu akan
mengadakan evaluasi hasil belajar. Pelaksanaan perencanaan
khusus ini akan berhasil apabila dibarengi adanya program
evaluasi dan persiapan khusus. Keduanya hal ini merupakan
dua hal yang tidak bisa dipisah-pisahkan karena keduanya
adalah saling melengkapi. Persiapan-persiapan khusus untuk
suatu tindakan evaluasi dapat dibagi menjadi beberapa aspek,
yaitu: merumuskan tujuan, menetapkan aspek-aspek yang
dinilai, dan menetapkan metode, serta menyiapkan alat-alat
yang menunjang dan diperlukan pelaksanaan evaluasi.
a. Merumuskan tujuan
Pertama yang harus dilakukan sebelum melaksanakan
evaluasi adalah merumuskan tujuan evaluasi secara rinci, dan
seberapa dalam proses mental yang ingin diukur dalam
hubungannya dengan pengetahuan tentang materi yang
dievaluasikan. Rincian pengetahuan yang hendak diukur dapat
dilakukan dengan berpedoman pada taksonomi Bloom
(Bloom's Taxonom1), yang menggolongkan jenis ilmu
pengetahuan adalah:
1) Daerah kognitif ( Cognitive domain): meliputi aspek-aspek:
(a) pengetahuan; (b) pengertian; (c) aplikasi; (d) analisis; (e)
sintesis; dan (f) evaluasi.
EVAL.UASI PENOIOIKAN
Bahanuenganh~ ciota
2) Daerah afektif (Affective domain) yang meliputi aspek-aspek:
(a) penerimaan; (b) respon; (c) penilaian; (d) organisasi; (e)
karakterisasi.
3) Daerah psikomotor (Psichomotor domain): meliputi: (a)
peniruan; (b) penggunaan; (c) ketelitian; (d) penyanbungan;
dan (e) naturalisasi. (Wayan Nurkancana: 1986: 21 ).
b. Menetapkan aspek-aspek yang dinilai
Aspek-aspek yang akan dinilai dalam suatu tindakan
evaluasi didasarkan pada tujuan evalusi yang telah
dirumuskan. Apabila tujuan evaluasi bertujuan ingin
mengetahui pengetahuan testee tentang suatu obyek (air)
diklasifikasikan menjadi fakta, pengertian dan aplikasi, maka
aspek-aspek yang akan diungkap dalam tindakan evaluasi
yang dilaksanakan dengan sendirinya adalah manifestasi dari
pengetahuan fakta, pengertian dan aplikasi tersebut.
c. Menetapkan metode
Menentukan metode yang akan digunakan Dalam
tindakan evaluasi dilakukan setelah merumuskan Tujua
n
evaluasi. Metode yang akan digunakan menjadi efektif apabila
kita mengetahui aspek-aspek yang akan kita nilai. Kalau aspek
yang akan kita nilai memiliki bermacam-macam bentuk
manifestasi, maka sedapat mungkin kita pilih manifestasi yang
paling langsung dari aspek tadi. Misalnya tujuan mata
pelajaran fisika dirumuskan sebagai: menanamkan kepada
siswa tentang pengertian udara, maka untuk menilai
pengetahuan siswa tentang pengertian udara itu dapat
menggunakan "metode tes", Sedangkan untuk menilai
pengetahuan siswa tentang makna dari udara bagi kehidupan
maka dapat digunakan "metode eksperimen".
d. Meyiapkan alat-
alat
Alat-alat yang perlu disiapkan dalam tindakan
evaluasi erat berhubungan dengan metode yang digunakan
dalam evaluasi. Apabila dalam tindakan evaluasi berupa tes
tertulis, maka alat-alat berupa soalan tes. Kalau evaluasi yang
dilaksanakan berupa eksperimen, maka alat yang harus
disiapkan dapat merujuk ke ruang laboratorium.
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
B. Alat-AlatEvaluasi
Secara garis besar alat evaluasi dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam, yaitu: tes dan non-tes. Mengingat luasnya
dan mendalamnya pembahasan mengenai teknik tes, maka
masalah non-tes akan dibahas terlebih dahulu.
1. Teknik Non Tes
Teknik non-tes terdiri dari: skala bertingkat, kuesioner,
daftar cocok, wawancara, pengamatan, dan riwayat hidup.
a. Skala bertingkat (rating scale)
Teknik ini menggambarkan suatu nilai yang berbentuk
bilangan terhadap suatu pertimbangan. Oppenheim melalui
Suharsimi Arikunto (1987: 23) menyatakan: "Rating gives a
numerical value to some kind of judgment", maka suatu skala
selalu disajikan dalarn bentuk angka atau bilangan.
Contoh 1: skor prestasi belajar matematika siswa SLTP Mundur
4 5 6 7 8
Conteh 2: Kecenderungan siswa terhadap membaca komik
• STS TS Bl SK SS
b. Kuesioner ( Questionaire)
Teknik kuesioner sering dikenal dengan angket, yaitu
daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Melalui
teknik angket ini dapat diungkap mengani data diri,
pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat, dll. Mengenai
macam angel dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:
1) Ditinjau dari segi testee, dibedakan menjadi angket
langsung dan angket tidak langsung.
2) Ditinjau dari segi cara menjawab, dapat dibedakan menjadi:
angket terbuka dan angket tertutup.
c. Daftar Cocok (Chek list)
Daftar cocok (chek list) yaitu deretan pernyataan
(biasanya singkat-singkat), dimana responden tinggal
membubuhkan tanda cocok (V) di tempat yang telah
disediakan.
Contoh: Berilah tanda " pada kolom yang sesuai dengan
pendapat anda!
EVAL..UASI PENOIOIKAN 1: 13 ~r
Bahanuenganh~ ciota
Pendapat Tidak
Penting Biasa
Pernyataan Penting
1. Membaca koran
2. Membaca Majalah
3. Ke Perpustakaan
4. Tentir
5. Diskusi Kelompok
d. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data
dengan mendapatkan jawaban dari interview dengan cara
tanya jawab sepihak (oleh pihak interviewer). Wawancara dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu: interiew bebas dan interview
terpimpin.
e. Pengamatan (Observation)
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti dan dengan
pencatatan secara sistematis. Terdapat tiga macam observasi,
yaitu: observasi partisipan, observasi sistematik, dan obsevasi
eksperimental.
f. Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan
seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan
mempelajari riwayat hidup, maka subyek evaluasi akan dapat
menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, sikap
dari subyek yang dikenai penilaian.
2. Teknik Tes
a. Pengertian Tes
Rumusan tentang tes ini bermacam-macam. Di dalam
bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan, Amir Daien
lndrakusuma mengatakan bahwa: "Tes adalah suatu alat atau
prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data
atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan
cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat" (Suharsimi
Arikunto, 1987: 29).
Selanjutnya dalam bukunya: "Teknik-teknik Evaluasi",
Muchtar Buchori menyatakan:
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
"Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu
pada seorang murid atau kelompok murid".
Definisi berikut ini dikutib dari Webster'S Colleiate melalui
Suharsimi Arikunto, dalam bukunya yang berjudul "Evaluasi
Pendidikan" (1987: 29).
"Test = any series of questions or exercises or other
means of measuring the skill, knoledge, intelligence,
capasities of aptitudes or an individual or group" (Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan, inteligensi, kemampuan dan bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok).
EVAL..UASI PENOIOIKAN 1: 15 ~r
Bahanuenganh~ ciota
belajar siswa; (2) menentukan nilai; (3) mengisi
catatan kemajuan belajar siswa.
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
(c) Hasil evaluasi siswa ditentukan oleh aspek-aspek di luar
diri siswa, tanpa mengindahkan bahwa yang
mengetahui diri siswa itu adalah siswa itu sendiri.
(d) Perbandingan antara Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan
Tes Sumatif.
Bahanuenganh~ ciota
EVAL..UASI PENOIOIKAN 1: 17 ~r
Bahanuenganh~ ciota
c) Tes sumatif
Pada akhir catur wulan, semester, akhir tahun, atau
akhir tahun pendidikan.
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
b) Tes Formatif:
Belum dapat ditentukan
c) Tes sumatif
Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan (indeks kesukaran
antara 0,35 sampai 0,70. Ditambah beberpa soal yang
sangat mudah danbeberapa soal yang sangat sukar.
7) Ditinjau dari cara menskor ( Skoring)
a) Tes Diagnostik
Menggunakan standar mutlak dan standar relatif (
criterion referenced and norm-referenced).
b) Tes Fromatif
Menggunakan standar mutlak
c) Tes sumatif
Kebanyakan menggunakan standar relatif
8) Ditinjau dari tingkat pencapaian
Yang dimaksud dengan tingkat pencapaian adalah
skor yang harus dicapai oleh siswa dalam setiap tes. Tingkat
pencapaian ini tidak selalu sama. Tinggi rendahnya tuntutan
terhadap tingkat pencapaian tergantung dari fungsi dan
tujuan masing-masing tes.
a) Tes Diagnostik
Tuntutan terhadap tingkat pencapaian tidak harus
sama. Untuk tes diagnostik yang sifatnya memonitor
kemajuan, tingkat pencapaian yang diperoleh siswa
merupakan informasi yang tentang keberhasilannya.
Tindakan guru selanjutnya adalah menyesuaikan dengan
hasil tes tersebut. Tes prasyarat adalah tes diagnostik yang
sifatnya khsus. Fungsinya adalah untuk mengetahui penguasaan
bahan prasyarat yang sangat penting untuk kelanjutan studi
bagi pengetahuan berikutnya. Untuk itu tingkat penguasa-
annya dituntut 100°/o.
b) Tes Formatif
Tingkat penguasaan yang dituntut diam tes formatif
adalah 75% dari TIK!fKP.
c) Tes sumatif
Secara terpisah tidak ditentukan tingkat
pencapaiannya, namun secara keseluruhan akandikenakan
suatu norma tertentu yaitu norma kenaikan kelas atau
norma
kelulusan.
EVAL..UASI PENOIOIKAN 1: 19 ~r
Bahanuenganh~ ciota
9) Ditinjau dari cara pencatatan hasil
a) Tes Diagnostik;
Dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil
b) Tes Formatif
Prestasi belajar siswa dilaporkan dalam bentuk catatan
berhasil atau gagal menguasai sesuatu tugas.
c) Tes Sumatif
Keseluruhan skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan
yang dicapai.
C. Klasifikasi Tes
Tes (dalam hal ini tes psikologis) itu sangat banyak
macam ragamnya dan sangat luas skornya, sehingga untuk
mendapatkan orientasi yang baik mengenai tes tersebut
diperlukan klasifikasi seperti berikut ini:
1. Atas Dasar Banyaknya Testee, tes dapat dibedakan
menjadi:
a. Tes individuil, yaitu tester hanya menghadapi satu
testee.
b. Tes kelompok, yaitu tester menghadapi sekelompok
testee.
2. Atas Dasar Cara menyelesaikan, tes
dibedakan menjadi:
a. Tes verbal, testee dalam menyelesaikan atau
mengerjakan tes dengan menggunakan
kata-kata, misalnya: memberi informasi,
memberikan hasil perhitungan.
b. Tes non-verbal (performance tes~, testee merespon
dengan tindakan.
3. Atas Dasar Cara Menilai, Tes Dibedakan Menjadi:
a. Tes alternatif: hanya disediakan dua atau lebih alternatif.
b. Tes graduil: penilaian bersifat tingakatan: 5, 4, 3, 2, 1.
4. Atas Dasar Fungsi Psikis yang Dijadikan Sasaran
Tes, dibeda kan menjadi:
a. Tes perhatian c. Tes ingatan e. Tes kemauan
b. Tes fantasi d. Tes bakat dan minat
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
5. Atas Dasar Tipe Tes yang Berhubungan dengan lsi
Tes dan Waktu yang Disediakan, tes dibedakan
menjadi:
a. Speed test, mengukur kecepatan dan ketepatan kerja
b. Power Test, mengukur kemampuan dalam mengerjakan
sesuatu.
6. Atas Dasar BentukTes, dibedakan menjadi:
a. Tes benar - salah (true - false test)
b. Tes pilihan ganda (multiple choice test)
c. Tes mencari pasangan (matching test)
d. Tes menyempurnakan (completion test)
e. Tes mengatur obyek (object arrangement test)
f. Tes deret angka (digit span test)
g. Tes rancangan balok (block design test)
h. Tes asosiasi (asociation test)
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
dikatakan reliabel atau dapat dipercaya apabila memberikan
hasil yang tetap atau ajeg jika diteskan berkali-kali. Dengan
perkataan lain, apabila kepada testee diberikan tes yang sama
pada waktu yang berlainan, maka setiap testee akan
memperoleh peringkat yang sama dalam kelompoknya.
3.
Obyektivitas
Kata obyektif berarti tidak terpengaruh oleh unsur pribadi
atau unsur subyektif dari penilai atau dari unsur bentuk tes. Tes
yang berbentuk uraian, akan memberi banyak kemungkinan
kepada fihak penilai dalam memberikan penilaian menurut
caranya sendiri. Oleh karena itu pada saat kini terdapat
kecenderungan penggunaan tes obyektif dalam berbagai
bidang, dengan disediakan pedoman sistem skoring yang jelas
dan rinci.
4.
Praktibiltias
Sebuah tes memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes
tersebut bersifat praktis, mudah dilaksanakan, mudah
pemeriksaannnya, dan mudah pengadministrasiannya, serta
dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat
diberikan atau diawali oleh orang lain.
5.
Ekonomis
Tes harus ekonomis, artinya bahwa pelaksanaan tes
tersebut tidak membutuhkan beaya yang mahal, tenaga yang
banyak dan waktu yang lama.
6. Standar
Secara teori sebenarnya semua hal dalam tes ini perlu
distandardisasikan, namun secara praktis biasanya dipilih hal•
hal tertentu yang dianggap penting, seperti: materi tes,
penyelenggaraan tes, skoring, dan intepretasi hasil testingnya.
Standardisasi seseuatu tes bertujuan supaya setiap testee
yang dites dengan tes tersebut memperoleh perlakuan yang
benar-benar sama.
7. Tes harus
diskriminatif
Dengan tes dimaksud untuk dapat mengungkap gejala
tertentu dan menunjukkan perbedaan-perbedaan (diskriminasi)
gejala tersebut antar individu. Jadi tes yang diskriminatif akan
Bahanuenganh~ ciota
E V A I... U A 5 I P E N O I O I K A N 1: 23 ~r
Bahanuenganh~ ciota
mampu menunjukkan perbendaan-perbedaan yang kecil
mengenai sifa atau faktor tertentu pada individu-individu yang
berbeda-beda. lndeks yang menunjukkan sifat diskriminatif ini
disebut dengan "daya beda" (discriminating power)
8.
Komperhensif
Tes harus komperhensif artinya dapat sekaligus
mengungkap atau menyelidiki banyak aspek. Terutama dalam
tes prestasi belajar hal ini penting sekali untuk mendapat
perhatian bagi guru sebagai penyusun tes. Tujuannya adalah
supaya dengan tes itu mampu mengungkap pengetahuan
testee mengenai segala hal yang harus dipelajari, jadi hal ini
untuk mencegah dorongan untuk berspekulasi.
B. Menilai Kualitas
Tes
Baik atau buruknya suatu tes atau alat evaluasi dapat
juga ditinjau dari beberapa segi, seperti: segi validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda.
1. Validitas Suatu
Tes
Di muka telah dinyatakan bahwa validitas suatu alat
pengukur yang valid apabila alat pengukur tersebut mengukur
apa yang seharusnya hendak diukur secara tepat.
Ditinjau dari jenisnya terdapat empat macam validitas,
yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis
dibedakan menjadi validitas isi dan validitas konstruksi.
Validitas empiris dibedakan menjadi validitas prediktif dan
validitas ada sekarang. Berikut ini akan diuraikan secara
singkat mengenai masam-macam validitas tersebut, dan akan
dicoba pula mengenai bagaimana cara mengetahui validitas
alat ukur.
a. Validitas Ramalan (Predictvi e
Validity)
Validitas ramalan artinya ketepatan atau kejituan dari
suatu alat ukur ditinjau dari kemampuan tes tersebut untuk
meramalkan prestasi siswa yang dicapainya kemudian.
Misalnya suatu tes hasil belajar dapat dikatakan mempunyai
validitas ramalan yang tinggi, apabila hasil tes yang dicapai
oleh testee dalam tes tersebut betul-betul dapat meramalkan
sukses tidaknya testee (siswa) dalam pelajaran yang akan
datang. Cara mengetahui tingkat atau rendahnya validitas
Bahandenganh~ ciota
EVALUASI Pe:NDIDIKAN
Bahandenganh~ ciota
ramalan ini adalah dengan mengkorelasikan antara skor atau
nilai-nilai yang dicapai siswa dalam tes tersebut dengan skor
atau nilai-nilai yang dicapai siswa itu kemudian. Validitas
ramalan dinyatakan tinggi, apabila koefisien korelasinya cukup
tinggi, dan validitas ramalan disebut rendah jika koefisisen
korelasinya rendah.
Bahanuenganh~ ciota
EVAL..UASI PENOIOIKAN
Bahanuenganh~ ciota
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
•
•
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
•
•
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
•
•
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing Ii mit for
this book.
Indek
s
Analytic Rating, 100, 106
Anekdotal, 105, 106
Asesmen, 128
Bloom,11
Checklist, 99, 100, 107, 109, 129
Daya Beda, 22, 23, 36, 37
Derajat Kesukaran, 35, 36
Diagnostik, 14, 17, 1§... 96, 97
Essay,48,49,50
Formatif, 14, 15, .N, 67, 88, 89, 96, 97
Holistik, 97, 100, 106, 108, 109
Koefisien, 23, 2.4. 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 35, 72
Norma Absolut, 72
Norma Relatif, 75
Pengecoh,52
Pengukuran, V, Vi, 55, 57, 58, 119, 146
Reliabilitas, 21, 23, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 42, 93
Skala Deferensiasi Semantik, 120
Skala Likert, 56, 123
Skala Sikap, 119, 121, 123
Spearman Brown, 29
Split-Half, 31
Sumatif, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 93, 96, 97
Testee, s, 19, 50, 75
Validitas, 21, za 24, 25, 26, 28, 29, 30, 42, 48, 61, 65, 93