DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
JUMLAH PERKARA TIPIKOR PN.PALU
Setelah diperiksa oleh majelis hakim dalam memutus perkara berpedoman pada
peraturan mahkamah Agung nomor 1 tahun 2014. Di dalam Perma itu ada ada beberapa
ketentuan di mana hakim dalam hal memutus perkara ini pertama kali harus dilihat berapa
kerugian negara dan di sana ada patokan misalnya kerugian negara minimal 200 juta sampai 1
miliar, ada juga dari 200 sampai 500 juta makan sampai satu triliun ,dll jadi sudah ditentukan
dalam perma tersebut.Sehingga majelis hakim akan melihat dari segi kerugian negara dan
dampak yang ditimbulkan, apakah dari perbuatan terdakwa ini apakah menyebabkan dampak
yang luar biasa misalnya untuk pembangunan sekolah dan ternyata bangunan itu tidak pernah
terlaksana kan maka dampaknya itu sangat luar biasa menyebabkan masyarakat di sini
terhambat karena perlunya sarana pendidikan ternyata tidak tercapai. Kemudian majelis hakim
juga akan melihat dari psikolog dari terdakwa apakah hukuman tersebut akan memberikan efek
jera atau kah tidak dan kemudian melihat dalam fakta-fakta persidangan terdakwa sendiri itu
memberikan keterangan Yang berbelit-belit, kemudian apakah terdakwa memberikan
kekayaannya itu untuk dibagikan kepada kolega-koleganya atau berfoya-foya seperti membeli
barang-barang mewah ataukah untuk hal-hal lainnya.
Khusus dikota palu kerugian hanya mencapai Juta samapai 3 miliar paling tinggi.
Misalnya saja kerugian negara dikota palu yang dilakukan oleh Kepala desa mencapai angka
300 juta sehingga vonis hukuman yang dijatuhkan oleh majelis hakim itu rata-rata 1-3 tahun
yang menggunakan dasar hukum pasal 3 uu tipikor di mana minimalnya adalah 1 tahun
sehingga majelis hakim dalam menjatuhkan hukuman tidak boleh kurang dari 1 tahun. Berbeda
dengan pasal 2 undang-undang Tipikor di mana minimalnya adalah 4 tahun tetapi karena
bentuk kerugiannya hanya diantara rtusan sampai milyaran maka yang digunakan adalah pasal
3 undang-undang Tipikor yakni dengan ancaman penjara minimal 1 tahun. Dalam tindak
pidana korupsi tidak dikenal namanya hukuman percobaan ini berbeda halnya dengan tindak
pidana umum yang mengenal adanya hukuman percobaan kemudian dalam tindak pidana
korupsi juga tidak dikenal istilahnya restorative justice karena kerugian keuangan negara itu
harus dipulihkan dan memberikan efek jera bagi yang melakukan korupsi. Dan juga dari tahun
2019-2021 juga pernah menangani kasus terkait pengadaan barang dan jasa.
Pada tahun 2019 terdapat 61 perkara terkait kasus korupsi, Pada tahun 2020 terdapat
38 perkara terkait kasus korupsi dan Pada tahun 2021 terdapat 67 perkara terkait kasus korupsi
dan semuanya telah terselesaikan semua karena hakim itu punya batasan dalam rentan waktu
120 hari maka perkara harus diputus dan tidak boleh tidak diputus sesuai dengan undang-
undang no. 46 tahun 2009 itu tentang rentan waktu sehingga tidak ada perkara yang
terbengkalai karena hakim itu tidak boleh menolak perkara karena ketika telah ditunjuk secara
hukum maka harus diselesaikan perkara tersebut. Rata-rata perkara itu dalam waktu 120 hari
telah selesai. Untuk kasus korupsi yang dikenakan jeratan adalah mereka pemangku jabatan
jika dikaitkan dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah maka rata-rata pelakunya adalah
kepala dinas penggunaan barang, staf-stafnya , pejabat pembuatnya, pejabat pelaksana teknis
kegiatan, pengawas lapangan, penerima barang dan juga rekanan serta kontraktor,di mana
kesemuanya itu merupakan satu paket dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Setiap perkara yang diterima oleh hakim merupakan pelimpahan dari jaksa.
Kebanyakan kasus korupsi setelah adanya keputusan anggaran dana desa yang miliaran di
mana rata-rata kepala desa di Palu ini menerima uang tapi tidak mempertanggungjawabkannya
karena uang negara 1 rupiah pun harus tetap dipertanggungjawabkan.Dalam selama
menangani kasus perkara paling tinggi itu menghukum sekitar 7 tahun namun kalau untuk
kepala desa dan kemudian kerugian negaranya yang diatas rata-rata 200 sampai 300 juta itu
dihukum 3 tahunan. Kalau perkara yang ditangani KPK itu ada batasan misalnya harus berapa
milyar keatas.
Uang pengganti yang harus dibayarkan oleh terpidana itu ditentukan oleh jaksa dalam
surat dakwaannya berdasarkan pasal 3 jo pasal 18 tentang uang pengganti dan juga pasal 55
jika pelakunya lebih dari satu orang, jadi ketika jaksa mencantumkan pasal 18 maka hakim
wajib memutus adanya uang pengganti. Sehingga kalau dalam pemeriksaan terdakwa maka
terdakwa harus datang akan ditanyai semua harta benda dan kekayaan yang kau miliki apakah
dimiliki sebelum atau sesudah pelaksanaan proyek,Kemudian keterangan terdakwa saat
pemeriksaan di persidangan harus disesuaikan dengan bukti-bukti lain. Misalnya terdakwa
membeli mobil di tahun 2021 sedangkan proyek dilaksanakan di tahun 2022 kemudian dilihat
dia juga tidak memiliki penghasilan tambahan maka dapat diduga mobil tersebut berasal dari
hasil korupsi.
Apabila dapat dibuktikan kekayaan yang diperoleh terdakwa berasal dari hasil korupsi
maka pengadilan akan memerintahkan untuk merampasnya atau mengeksekusinya. Dan satu
hal yang penting lagi apabila pidana denda tidak dilaksanakan atau tidak dibayar maka akan
diganti dengan pidana kurungan pengganti. Sehingga dalam menjatuhkan pidana penjara dan
juga pidana denda namun pidana denda ini tidak bisa diakumulasi dengan pidana penjara tetapi
harus dengan Pidana kurungan pengganti. Jadi biasanya terdakwa akan dijatuhkan 3 pidana
yakni pidana penjara, pidana denda dan pidana uang pengganti. Sedangkan untuk jabatan-
jabatan politis yang sudah sering melakukan korupsi biasanya itu ditambah dengan pencabutan
hak-hak tertentu. Misalnya penyidik kejaksaan Negeri Palu melakukan penyidikan terhadap
suatu kasus dan ingin menyita sebuah kapal maka penyidiknya itu harus memohon ke
pengadilan Negeri Palu untuk memberikan izin. Artinya apabila terbukti terdakwa maka
pengadilan merampas berdasarkan penyitaan yang sah sehingga tidak bisa melakukan
perampasan jika tidak ada penyitaan yang sah. Dan ketika harta benda tersebut telah dirampas
maka akan diambil oleh negara dan akan dijual melalui pelelangan dan hasil dari pelelangan
tersebut akan diserahkan ke negara misalnya untuk membiayai pembangunan.