Anda di halaman 1dari 4

‫اِئل‬

ِ ‫ض‬ َ ‫ش ُه ْو ِر َواَأل َّي ِام َوالَل َيالِي ِب َم َزا َيا َو َف‬


ُّ ‫ض ال‬ َّ ‫ض َف َخ‬
ُ ‫ص َب ْع‬ ٍ ‫ض ُه َعلَى َب ْع‬ َّ ‫الز َمانَ َو َف‬
َ ‫ضل َ َب ْع‬ ّ ‫ِي َخلَ َق‬ ْ ‫الح ْم ُد هلِل ِ الَّذ‬
َ
ُ ‫س َن‬
‫ات‬ َ ‫والح‬
َ ‫ُي َع َّظ ُم ِف ْي َها اَأل ْج ُر‬
. ‫س ْولُ ُه الدَّاعِى ِب َق ْولِ ِه َوف ِْعلِ ِه ِإلَى‬ َ َّ‫ش َه ُد َأن‬
ُ ‫س ِّيدَ نا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬ ْ ‫ش ِر ْي َك لَ ُه َوَأ‬
َ َ‫ش َه ُد َأنْ الَ ِإلَ َه ِإالَّ هللاُ َو ْح َدهُ ال‬
ْ ‫َأ‬
َ ‫الر‬
‫شا ِد‬ َّ
ِ ِ‫اب ِه هُدَا ِة اَأل َن ِام في َأ ْن َحاء‬
ْ ‫ أ َّما‬.ِ‫البالَد‬
. ‫بع ُد‬ ِ ‫وأص َح‬
ْ ‫س ْولِ َك ُم َح ّم ٍد َو َعلَى آلِه‬
ُ ‫سلِّ ْم علَى َع ْب ِد َك َو َر‬ َ ‫اللّ ُه َّم‬،
َ ‫صل ِّ َو‬
َ ‫ت َف َقدْ َقال َ هللاُ َت َع‬
‫الى فِي ِك َتابِ ِه ا ْل َك ِر ْي ِم‬ َّ ‫اس ا َّتقُوا هللاَ َت َعالَى بِف ِْع ِل‬
ِ ‫الطا َعا‬ ُ ‫ف َيا َأ ُّي َها ال َّن‬:
َ ‫ت َواَأْل ْر‬
‫ض ِم ْن َها َأ ْر َب َع ٌة ُح ُر ٌم‬ ِ ‫الس َم َاوا‬َّ ‫ب هَّللا ِ َي ْو َم َخ َل َق‬
ِ ‫ش ْه ًرا فِي ِك َتا‬
َ ‫ش َر‬ َ ‫ور عِ ْندَ هَّللا ِ ا ْث َنا َع‬ ُّ ‫ِإنَّ ِع َّد َة ال‬
ِ ‫ش ُه‬

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh, Pada zaman jahiliah, berkembang anggapan bahwa bulan
Safar adalah bulan sial atau dikenal dengan istilah tasyâ-um. Bulan yang tidak memiliki
kehendak apa-apa ini diyakini mengandung keburukan-keburukan sehingga ada ketakutan bagi
mereka untuk melakukan hal-hal tertentu. Pikiran semacam ini juga masih menjalar di zaman
sekarang. Sebagian orang menganggap bahwa hari-hari tertentu membawa hoki alias
keberuntungan, sementara hari-hari lainnya mengandung sebaliknya. Padahal, seperti bulan-
bulan lainnya, bulan Safar netral dari kesialan atau ketentuan nasib buruk. Jika pun ada kejadian
buruk di dalamnya, maka itu semata-mata karena faktor lain, bukan karena bulan Safar itu
sendiri. Dari Abu Hurairah, Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah bersabda:
َ ‫اَل َعدْ َوى َواَل طِ َي َر َة َواَل هَا َم َة َواَل‬
ْ‫ص َف َر َوف َِّر مِن‬
َ ‫وم َك َما َتف ُِّر مِنْ اَأْل‬
‫س ِد‬ ِ ‫ا ْل َم ْج ُذ‬
"Tidak ada 'adwa, thiyarah, hamah, shafar, dan menjauhlah dari orang yang kena penyakit kusta
(lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa." (HR Bukhari dan Muslim) 'Adwa adalah
keyakinan tentang adanya wabah penyakit yang menular dengan sendirinya, tanpa sebuah proses
sebelumnya dan tanpa seizin Allah.
Thiyarah adalah keyakinan tentang nasib baik dan buruk setelah melihat burung. Dalam
masyarakat jahiliah ada mitos yang mengatakan, bila seorang keluar rumah dan menyaksikan
burung terbang di sebelah kanannya, maka tanda nasib mujur bakal datang. Sementara bila
melihat burung terbang di sebelah kirinya maka tanda kesialan akan tiba sehingga sebaiknya
pulang. Sedangkan hamah adalah semacam anggapan bahwa ketika terdapat burung hantu
hinggap di atas rumah maka pertanda nasib sial akan tiba kepada pemilik rumah tersebut. Tak
beda jauh dengan shafar yang diyakini sebagai waktu khusus yang bisa mendatangkan
malapetaka. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh, Islam tidak mengenal hari, bulan, atau tahun
sial. Sebagaimana seluruh keberadaan di alam raya ini, waktu adalah makhluk Allah. Waktu
tidak bisa berdiri sendiri. Ia berada dalam kekuasaan dan kendali penuh Rabb-nya. Setiap umat
Islam wajib berkeyakinan bahwa pengaruh baik maupun buruk tidak ada tanpa seizin Allah ‫ﷻ‬.
Begitu juga dengan bulan Safar. Ia adalah bagian dari dua belas bulan dalam satu tahun hijriah.
Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Qamariyah, terletak sesudah Muharram dan
sebelum bulan Rabiul Awwal. Ibnu Katsir ketika menafsirkan Surat at-Taubah ayat 36 yang
membicarakan tentang bilangan bulan dalam satu tahun, menjelaskan bawah nama shafar terkait
dengan aktivitas masyarakat Arab terdahulu. Shafar berarti kosong. Dinamakan demikian karena
di bulan tersebut masyarakat kala itu berbondong-bondong keluar mengosongkan daerahnya,
baik untuk berperang ataupun menjadi musafir. Rasulullah sendiri menampik anggapan negatif
masyarakat jahiliah tentang bulan Safar dengan sejumlah praktik positif. Habib Abu Bakar
al-‘Adni dalam Mandhûmah Syarh al-Atsar fî Mâ Warada 'an Syahri Shafar memaparkan bahwa
beberapa peristiwa penting yang dialami Nabi terjadi pada bulan Safar, di antaranya pernikahan
beliau dengan Sayyidah Khadijah, menikahkah putrinya Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi
Thalib, hingga mulai berhijrah dari Makkah ke Madinah. Artinya, Rasulullah membantah
keyakinan masyarakat jahiliah bukan hanya dengan argumentasi tapi juga pembuktian bagi diri
beliau sendiri. Dengan melaksanakan hal-hal sakral dan penting di bulan Safar, Nabi seolah
berpesan bahwa bulan Safar tidak berbeda dari bulan-bulan lainnya. Hadirin, Manusia
diperintahkan untuk senantiasa melakukan proses-proses dan tahapan-tahapan yang wajar. Islam
adalah agama yang sangat menghargai fungsi akal sehat. Karena itu, tiap pekerjaan amat
dianjurkan melalui satu perencanaan yang matang dan ikhtiar yang maksimal. Selebihnya adalah
doa dan kepasrahan total kepada Allah. Sial atau beruntung merupakan kelanjutan dari proses
dan tahap tersebut, bukan pada mitos-mitos khayal yang tak masuk akal. Untuk terbebas dari
penyakit, manusia diperintahkan untuk hidup bersih dan menghindari pengidap penyakit
menular. Agar selamat dari bangkrut, pedagang disarankan untuk membuat perhitungan yang
teliti dan hati-hati. Agar lulus ujian, pelajar mesti melewati belajar secara serius. Dan seterusnya.
Menolak adanya "bulan sial" dan "bulan beruntung" akan mengantarkan kita menjadi pribadi
yang wajar. Tidak malas ikhtiar karena merasa hari-harinya pasti diliputi keberuntungan. Juga
tidak dicekam kecemasan karena dihantui hari-hari penuh sial. Sebagai hamba, manusia
didorong untuk berencana, berjuang, dan berdoa; sementara ketentuan hasil dipasrahkan kepada
Allah. Dengan demikian, saat menuai hasil, kita tetap bersyukur; dan tatkala mengalami
kegagalan, kita tidak lantas putus asa. Kemudaratan dan kesialan dapat menimpa kita kapan saja,
tidak mesti pada bulan-bulan tertentu. Dari sinilah kita diharapkan untuk selalu menjaga diri,
melakukan usaha-usaha pencegahan, termasuk dengan doa memohon perlindungan kepada Allah
setiap hari.
Doa yang bisa dibaca adalah:
‫ض َواَل فِي ال َّس َما ِء َوه َُو ال َّس ِمي ُع ْال َعلِي ُم‬
ِ ْ‫بِس ِْم هَّللا ِ الَّ ِذي اَل يَضُرُّ َم َع ا ْس ِم ِه َش ْي ٌء فِي اَأْلر‬
“Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya tidak akan ada sesuatu di bumi dan di
langit yang sanggup mendatangkan mudarat. Dialah Maha-mendengar lagi Maha-mengetahui.”
Barangsiapa yang membaca doa tersebut pagi dan sore, maka ia tidak akan menerima akibat
buruk dari malapetaka.
Keterangan tentang doa ini bisa ditemukan dalam hadits riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan
Ibnu Majah. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh, Keberuntungan sejati adalah ketika seorang
hamba mengisi waktunya, kapan saja itu, untuk menjalankan ketaatan kepada Allah. Sebaliknya,
kerugian terjadi adalah saat seseorang menyia-nyiakan waktunya, termasuk ketika di bulan-bulan
mulia sekalipun. Tidak ada bulan sial atau tidak, yang ada adalah apakah perbuatan kita
membawa maslahat atau tidak, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Inilah momentum baik
untuk lebih menghargai waktu, dengan membangun optimisme dan gairah menghamba kepada
Allah setulus-tulusnya. Syekh Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Lathâif al-Ma’ârif fîmâ li Mawâsim
al-‘Am min al-Wadhâif, berpesan melalui syair:
‫ق َوالظَّفَ ُر‬
ُ ‫ َش ْه ٌر بِ ِه ْالفَوْ ُز َوالتَّوْ فِ ْي‬... ‫صفَ ُر‬
َ ‫َك ْم َذا التَّ َما ِدي فَهَا قَ ْد َجا َءنَا‬
“Betapa banyak orang yang memiliki tuntutan, maka ini telah datang bulan Safar kepada kita.
Bulan yang disertai dengan kemenangan, taufik, dan keberhasilan.
” ‫ يَوْ َم ْال َم َعا ِد فَفِ ْي ِه ْالخَ ْي ُر يَ ْنت َِظ ُر‬... ‫فَا ْب َدْأ بِ َما ِشْئتَ ِم ْن فِع ٍْل تَسُرُّ بِ ِه‬
“Maka mulailah berbuat sesuatu yang akan membuatmu senang di hari kembali (hari kiamat),
maka disana engkau akan melihat kebaikan.
” ‫ ِم ْن قَ ْب ُل يَ ْبلُ ُغ فِ ْي ُك ْم َح ُّدهُ ْال ُع ْم ُر‬... ‫“ تُوْ بُوا ِإلَى هللاِ فِ ْي ِه ِم ْن ُذنُوْ بِ ُك ْم‬
Bertaubatlah kepada Allah di bulan Safar dari dosa-dosa, sebelum batas akhir usia menghampiri
pada kalian.” Semoga kita semua menjadi peribadi-pribadi yang senantiasa dianugerahi kekuatan
untuk menghormati waktu-waktu yang Allah anugerahkan kepada kita untuk perbuatan dan
pikiran yang berfaedah, membawa maslahat, baik di dunia maupun di akhirat. Âmîn.
‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َوِإنَّهُ ه َُو ال َّس ِم ْي ُع‬
‫ك هللا ِلي َولَ ُك ْم فِى ْالقُرْ ِ‬
‫بَا َر َ‬
‫ال َعلِ ْي ُم‪َ ،‬وَأقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر الر ِ‬
‫َّحيْم‬

‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ عَل َى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل َى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ‬
‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ‬
‫َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ˜‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى آ ِل‬ ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫َلى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬
‫ص ُّلوْ نَ ع َ‬ ‫يُ َ‬
‫ض اللّهُ َّم ع َِن ْال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ َأبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة‬ ‫ك َو َمآلِئ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ‬ ‫ك َو ُر ُسلِ َ‬ ‫َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآِئ َ‬
‫َّاح ِم ْينَ اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِي َ˜ْن‬
‫ك يَا َأرْ َح َم الر ِ‬ ‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬ ‫َّحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َسا ٍن اِلَىيَوْ ِم ال ِّد ْي ِن َوارْ َ‬
‫الص َ‬
‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ‬
‫ك‬ ‫ت اللهُ َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬
‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ك ِإلَى يَوْ َم ال ِّد ْي ِن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء‬
‫اخ ُذلْ َم ْن خَ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء ال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬ ‫ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن ن َ‬
‫َص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬
‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً‬
‫صةً َو َساِئ ِر ْالب ُْلد ِ‬‫ظهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬ ‫لوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما َ‬
‫َو ْا َ‬
‫اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن‬ ‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َو ْ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬
‫ِمنَ ْالخَ ا ِس ِر ْينَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َسا ِن َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬
‫تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬

Anda mungkin juga menyukai