Anda di halaman 1dari 2

Kisah Nabi Luth AS dan Kaum Sodom yang Dilaknat Allah SWT

Nabi Luth merupakan keponakan dari Nabi Ibrahim AS. Ia adalah putra dari Hasan bin Tareh, saudara
kandung Nabi Ibrahim. Semasa hidupnya, Nabi Luth menikah dengan wanita bernama Wali’ah dan
dikaruniai dua orang puteri.

Awalnya, Nabi Luth dan Nabi Ibrahim menetap di Mesir, sampai pada akhirnya Nabi Luth
memutuskan hijrah ke daerah Sodom di Yordania. Disinilah kemudian kisah kenabian Luth berawal.

Ia diutus Allah SWT untuk membimbing masyarakat Sodom ke jalan yang benar. Orang-orang di
Sodom berhati keras dan memiliki penyimpangan akidah dan perilaku. Masyarakatnya memiliki
tingkat moral yang rendah, rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai
kemanusiaan yang beradab.

Kemaksiatan dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup. Maksiat yang paling sering
dilakukan dan menjadi ciri khas gaya hidup kaum Sodom adalah perbuatan homoseksual.

Seperti pada QS. Al-‘Ankabut Ayat 28 :

َ‫ال لِقَ ۡو ِم ٖۤه اِنَّ ُكمۡ لَـت َۡاتُ ۡونَ ۡالفَا ِح َشةَ َما َسبَـقَ ُكمۡ ِبهَا ِم ۡن اَ َح ٍد ِّمنَ ۡال ٰعلَ ِم ۡين‬
َ َ‫لُ ۡوطًا اِ ۡذ ق‬
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya, “Kamu benar-benar melakukan
perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari
umat-umat sebelum kamu.

Selama berdakwah di Sadum, Nabi Luth selalu menyerukan kepada masyarakat agar meninggalkan
adat kebiasaan yang bertentang dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang
terkandung di dalam penciptaan manusia menjadi dua jenis yaitu lelaki dan perempuan.

Selain itu juga, Nabi Luth memberikan nasihat untuk selalu menghormati hak dan milik masing-
masing dengan meninggalkan perbuatan perompkan dan mencuri. Dijelaskan bahwa perbuatan
semua itu akan menimbulkan kekacauan dan ketidaknyaman dalam hidupnya.

Demikian Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya. Luth tidak henti-henti
menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok
atau secara perorangan mengajak mereka untuk beriman dan menyembah kepada Allah lalu
melakukan amal soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Namun, usahanya selalu
berakhir sia-sia.

Kedatangan Malaikat dan Azab Allah SWT

Sampai pada akhirnya, Allah mengirimkan dua malaikat yang menyamar sebagai manusia remaja
dengan paras tampan, untuk bertamu ke rumah Nabi Luth. Sebelum itu, kedua malaikat itu sempat
menemui Nabi Ibrahim untuk memberitahu bahwa mereka diutus Allah untuk menjatuhkan azab
pada masyarakat Sodom.

Mendengar hal ini, Nabil Luth kemudian cemas. Ia takut tamu-tamunya yang berparas tampan ini
akan diganggu oleh masyarakat Sodom yang suka terhadap sesama jenis.

Nabi Luth kemudian menjemput tamunya itu pada malam hari dan meminta istri dan putri-putrinya
untuk merahasiakan hal ini. Sayang, istri Nabi Luth justru membocorkan hal ini, sehingga rumah Nabi
Luth yang ditutup rapat didatangi gerombolan masyarakat Sodom untuk memuaskan nafsu
seksualnya.
Saking banyaknya orang yang memaksa untuk masuk, Nabi Luth akhirnya tak kuasa menahan diri
dan memberitahukan soal sikap kaumnya yang menyimpang kepada tamunya tersebut.

Pada QS. Asy-Syu’ara’ Ayat 168 :

ؕ َ‫ال اِنِّ ۡى لِ َع َملِ ُكمۡ ِّمنَ ۡالقَالِ ۡين‬


َ َ‫ق‬
Artinya: “Dia (Luth) berkata, “Aku sungguh benci kepada perbuatanmu.”

Dua tamu tersebut pun kemudian membuka identitasnya dan mengakui bahwa mereka adalah
malaikat utusan Allah SWT. Mereka pun meminta Nabil Luth untuk membuka pintu rumahnya lebar-
lebar.

Seketika itu, rumah Nabi Luth menjadi gelap gulita. Masyarakat Sodom yang berdesakan masuk pun
tidak bisa melihat apa-apa. Mereka buta. Di tengah kekalutan masyarakat Sodom yang tidak bisa
melihat keadaan sekitar, malaikat itu mengatakan bahwa Allah SWT akan mengirimkan azab kepada
kaum Sodom.

Untuk itu, mereka meminta Nabi Luth beserta istri dan kedua putrinya untuk segera pergi
meninggalkan perkampungan Sodom. Satu lagi pesan dari malaikat itu adalah, Nabi Luth beserta
keluarganya tidak boleh menoleh ke belakang saat pergi meninggalkan Sodom.

Nabi Luth bersama keluarga keluar dari rumah lewat tengah malam, mereka berjalan cepat untuk
meninggalkan Sodom tanpa menoleh ke belakang sesuai dengan pesan dari para malaikat. Sayang,
isteri Nabi Luth yang berjalan tidak secepat suaminya, tidak mengikuti anjuran malaikat. Ia justru
menoleh ke belakang lantaran ingin mengetahui apa yang akan menimpa kaumnya.

Sesaat setelah langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sodom, sewaktu
fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sodom, tidak
terkecuali istri Nabi Luth. Gempa dahsyat disertai hujan batu itu kemudian membinasakan
masyarakat Sadum, beserta istri Nabi Luth yang munafik.

Seperti pada Qs Asy-Syu’ara’ ayat 170 – 171 :

ۚ َ‫فَنَج َّۡي ٰنهُ َو اَ ۡهلَهٗۤ اَ ۡج َم ِع ۡي ۙنَ اِاَّل َعج ُۡو ًزا فِى ۡال ٰغبِ ِر ۡين‬

Artinya: “Lalu Kami selamatkan dia bersama keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua
(istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.”

Demikian kisah masyakat Sadum yang akhirnya mendapat azab Allah SWT karena menolak mengikuti
ajaran-NYA. Dari kisah ini, kita juga bisa belajar tentang keberanian Nabi Luth dalam menyampaikan
hal yang benar.

Anda mungkin juga menyukai