Anda di halaman 1dari 17

PLEURA et PULMO

(Tugas anatomi III)

Disusun oleh: Ratu Reni Setia Resmiati 0718011076

PERSIAPAN STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2009

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan makalah ini berkaitan dengan tugas anatomi III. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pulmo dan pleura. Bagian-bagian utama paru-paru adalah alveoli, trachea, diaphragma, bronchi, dan bronchioles. Paru-paru dilapisi oleh pleura. Pleura terbagi menjadi 2 lapisan, yaitu pleura parietal dan pleura visceral. Selain itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai vaskularisasi, inervasi, maupun aspek klinisnya.

B. Tujuan Memahami bagian-bagian paru-paru dan pleura Memahami vaskularisasi, inervasi, maupun sistem limfe dari paru-paru dan pleura Mengetahui aspek klinis dari paru-paru dan pleura.

II. PEMBAHASAN PLEURA Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru kita terdiri dari organ-organ yang sangat komplek. Bernapas terutama digerakkan oleh otot diafragma (otot yang terletak antara dada dan perut). Saat kita menghirup udara, otot diafragma akan mengerut, ruang yang menampung paru-paru akan meluas. Dan begitu pula sebaliknya, saat kita menghembuskan udara diafragma akan mengembang dan paru-paru akan mengempis mengeluarkan udara mirip balon yang kempis. Akibatnya, udara terhirup masuk dan terdorong keluar paru-paru melalui trakea dan tube bronkial atau bronchi, yang bercabang-cabang dan ujungnya merupakan alveoli, yakni kantung-kantung kecil yang dikelilingi kapiler yang berisi darah. Di sini oksigen dari udara berdifusi ke dalam darah, dan kemudian dibawa oleh hemoglobin. Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan, yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Pau-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus sedangkan paru-paru kiri memiliki dua lobus. Paru-paru masing-masing diliputi oleh sebuah kantong pleura yang terdiri dari dua selaput serosa yang disebut pleura, yakni pleura parietalis melapisi dinding thorax, mediastinum, dan diaphragma. Pleura visceralis yang meliputi paru-paru. Cavitas pleuralis adalah ruang potensial antara kedua lembar pleura dan berisi selapis kapiler cairan pleura serosa yang melumas permukaan pleura dan memungkinkan lembar-lembar pleura menggeser secara lancar satu terhadap yang lain pada pernapasan. Pleura parietalis mencakup bagian-bagian berikut: Pleura kostal menutupi permukaan dalam dinding thorax (sternum, kartilago, costalis, costa, musculus intercostalis, dan sisi-sisi vertebra thoracica) Pleura mediastinal menutupi mediastinum

Pleura diafragmatik menutupi permukaan thorakal diaphragma Pleura servikal

Pleura parietalis beralih menjadi pleura visceralis dengan membentuk sudut tajam menurut garis yang disebut garis refleksi pleural. Ini terjadi pada peralihan pleura kostal menjadi pleura mediastinal di sebelah ventral dan dorsal, dan pada peralihan pleura kostal menjadi pleura diafragmatik di sebelah kaudal. Pada radix pulmonis terjadi peralihan pula antara lembar pleura visceralis dan pleura parietalis. Sebuah duplikatur pleura parietalis yang dikenal sebagai ligamentum pulmonale. Pada ekspirasi paru-paru tidak mengisi cavitas peuralis sepenuhnya. Oleh karena itu, pleura diafragmatik bersentuhan dengan pleura kostal, dan cavitas pleuralis potensial disini disebut recessus costodiaphragmaticus. Relung pleura serupa yang lebih kecil terdapat dorsal sternum. Disini pleura kostal bersentuhan dengan pleura mediastinal. Cavitas pleuralis potensial disini disebut recessus costomediastinalis, relung di sebelah kiri adalah lebih luas karena incisura cardiaca pada paru-paru kiri. Paru-paru memasuki relung pleura pada inspirasi dalam dan keluar pada ekspirasi. PARU-PARU Paru-paru normal bersifat ringan, lunak, dan menyerupai sepon. Paru-paru juga kenyal dan dapat mengisut sampai sepertiga besarnya, jika cavitas thoracis dibuka. Paru-paru kanan dan kiri terpisah oleh jantung dan pembuluh besar dalam mediastinum medius. Paru-paru berhubungan dengan trakea dan jantung melalui struktur dari radix pulmonis. Radix pulmonis adalah daerah peralihan pleura visceralis ke pleura parietalis yang menghubungkan fascies mediastinalis paru-paru dengan jantung dan trachea. Hilum pulmonis berisi bronchus principalis, pembuluh pulmonal, pembuluh bronkial, pembuluh limfe dan saraf yang menuju ke paru-paru atau sebaliknya. Fissura horizontalis dan fissura obliqua pada pleura visceralis membagi paru-paru menjadi lobus-lobus. Masing-masing paru-paru memiliki puncak (apex), tiga permukaan (fascies costalis, fascies mediastinalis, fascies diaphragmatica), dan tiga tepi (margo anterior, margo inferior, dan margo posterior). Apex pulmonis ialah ujung kranial yang tumpul dan tertutup oleh pleura servikal. Apex pulmonis dan pleura servikal menonjol ke kranial melalui apertura thoracis superior ke dalam pangkal leher. Karenanya, bagian-bagian ini dapat mengalami cedera karena luka pada leher, sehingga terjadi pneumotoraks.

Masing-masing paru-paru memiliki permukaan berikut: Fascies costalis, terhampar pada sternum, cartilago costalis, dan costa Fascies mediastinalis, ke medial berhubungan dengan mediastinum, dan ke dorsal dengan sisi vertebra Fascies diaphragmatica, bertumpu pada kubah diaphragma yang cembung; cekungan terdalam terdapat pada paru-paru kanan, karena letak kubah sebelah kanan lebih tinggi Masing-masing paru-paru memiliki tepi berikut: Margo aterior adalah tepi pertemuan fascies costalis dengan fascies mediastinalis di sebelah ventral yang bertumpang pada jantung; incisura cardiaca merupakan torehan pada tepi paru-paru kiri Margo inferior membentuk batas lingkar fascies diaphragmatica paru-paru dan memisahkan fascies diaphragmatica dan fascies costalis dan fascies mediastinalis Margo posterior ialah tepi pertemuan fascies costalis dengan fascies mediastinalis di dorsal; tepi ini lebar dan mencembung, terletak dalam ruang pada sisi vertebra Trachea atau batang tenggorokan berupa pipa tempat lalunya udara. Udara yang di hirup dari hidung dan mulut akan di tarik ke trachea menuju paru-paru. Bronchus Dari bifurcatio trachea, bronchus principalis dexter dan bronchus principalis sinister melintas laterokaudal ke paru-paru. Bronchus diperkuat oleh cincin tulang rawan yang berbentuk C. Bronchus principalis dexter adalah lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertikal daripada bronchus principalis sinister, dan beralih langsung menjadi radix pulmonalis Bronchus principalis sinister melintas ke laterokaudal, kaudal terhadap arcus aorta dan ventral terhadap oesophagus dan pars thoracica aorta untuk mencapai radix pulmonis Bronchus principalis mengiringi arteria pulmonalis ke hilum pulmonis dan dalam paru-paru bercabang menurut pola tertentu, membentuk arbor bronchialis. Masingmasing bronchus principalis terpecah menjadi bronchus sekunder. Setiap bronchus sekunder membagi diri menjadi bronchus tersier yang mengurus segmentum bronchopulmonal. Setiap segmentum bronchopulmonal berbentuk limas yang puncaknya mengarah ke radix pulmonis dan alasnya terdapat pada permukaan pleural.

Alveoli merupakan ujung dari bronchioles yang jumlahnya sekitar 600 juta pada paru-paru manusia dewasa. Pada aveoli ini oksigen akan di difusi menjadi karbondioksida yang di ambil dari dalam darah. Pembuluh Darah dan Saraf Paru-Paru dan Pleura Masing-masing paru-paru memperoleh pendarahan dari satu arteria pulmonalis yang besar, dan darah venosa disalurkan keluar melalui dua vena pulmonalis. Arteria pulmonalis dextra dan arteria pulmonalis sinistra berasal dari satu truncus pulmonalis setinggi angulus sterni, dan mengantar darah yang miskin akan oksigen ke paru-paru untuk oksigenisasi. Arteria pulmonalis melintas ke radix pulmonis dexter dan radix pulmonis siniter sebelum memasuki hilum pulmonis. Dalam paruparu masing-masing arteri menurun di sebelah dorsolateral bronchus principalis dan membagi diri menjadi arteri-arteri lobar, dan lalu arteri-arteri tersier (segmental). Dengan demikian terdapat satu cabang arteri untuk tiap lobus dan segmentum bronchopulmonale paru-paru. Tromboembolisme pulmonal merupakan sebab penyakit dan kematian yang umum. Embolus (sumbat) dalam arteria pulmonalis te~adi, jika trombus (pembekuan darah). butirbutir lemak, atau gelembung udara terbawa dalam darah ke paru-paru (misalnya melalui vena tungkai bawah setelah fraktur tibia). Trombus ini melalui sisi kanan jantung dan dibawa ke paru-paru melalui arteria pulmonalis. Trombu's ini dapat menyumbat arteria pulmonalis (trombo-embolisme pulmonal) atau salah satu cabangnya. Ini langsung mengakibatkan obstruksi aliran darah ke paru-paru yang bersifat parsial atau total. Karena obstruksi ini, terdapat bagian paruparu yang tidak dialiri darah, meskipun fungsi ventilasi tetap berlangsung. Jika embolus besar menyumbat arteria pul-. monalis, penderita mengalami kegawatan pernapasan akut karena penurunan oksigenasi darah yang cukup besar. Penderita dapat meninggal dunia dalam beberapa meni!. Embolus yang berukuran sedang dapat menyumbat arteri yang memasok segmentum bronchopulmonale, dan menimbulkan infark trombotik [daerah dengan jaringan nekrotik (mati)). Arteria bronchialis mengantar darah untuk nutrisi pam-pam dan pleura visceralis. Umumnya arteri-arteri ini berasal dari pars thoracica aortae, tetapi arteria bronchialis dextra dapat dilepaskan dari arteria intercostalis posterior superior dextra. Arteria bronchialis yang kecil melintas mengikuti permukaan dorsal bronchus, mendarahi bronchus itu, dan ke arah distal juga cabang bronchus lebih kecil sampai bronchiolus respiratorius. Arteria bronchial is beranastomosis dengan cabang arteria pulmonalis dalam dinding bronchus kecil dan dalam pleura visceralis. Pleura parietalis memperoleh darah dari arteri-arteri untuk dinding thorax.

Vena pulmonalis mengantar darah yang kaya akan oksigen dari paru-pam ke atrium sinistrum jantung. Berawal sebagai kapiler pulmonal, vena-vena bersatu menjadi pembuluh yang makin besar. Satu vena utama menyalurkan darah dari setiap segmentum bronchopulmonale, biasanya pada permukaan ventral bronchus yang sesuai. Vena bronchialis hanya menyalurkan sebagian darah yang dipasok oleh arteria bronchialis ke pam-pam; bagian lainnya disalurkan melalui vena pulmonalis. Vena bronchialis dextra bermuara ke dalam vena azygos, dan vena bronchialis sinistra ke dalam vena hemiazygos atau vena intercostalis superior. Vena-vena dari pleura parietalis bersatu dengan vena sistemik bagian dinding thorax yang berdekatan. Vena dari pleura visceralis bennuara ke dalam vena pulmonalis. Dalam paru-paru terdapat dua plexus Iymphaticus yang beranastomosis secara luas. Plexus lymphaticus superjicialis terdapat di bawah pleura visceralis, dan pembuluh limfe dari plexus Iymphaticus superficialis menyalurkan isinya ke dalam nodi lymphoidei bronchopulmonales superiores yang berada di hilum pulmonis. Dari sini limfe mengil1ir ke nodi lymphoidei tracheobronchiales superiores/injeriores yang masing-masing terdapat kranial dan kaudal terhadap bifurcatio trachea. Plexus Iymphaticus superficialis menampung limfe dari paru-paru dan pleura visceralis. Plexus lymphaticus profunda terdapat dalam submukosa bronchus dan dalam jaringan ikat peribronkial. Pembuluh limfe dari plexus Iymphaticus profunda membawa isinya ke nodi lymphoidei pulmonales sepanjang cabang besar bronchus principalis. Pembuluh limfe dari nodi Iymphoidei pulmonales mengikuti bronchus dan pembuluh pulmonal ke hilum pulmonis Pembuluh untuk limfe ditampung lalu oleh nodi nodi lymphoidei lymphoidei bronchopulmonales. memasuki

tracheobronchiales sekeliling trachea dan brorichus principalis. Limfe dari plexus Iymphaticus superficialis dan plexus Iymphaticus profunda disalurkan ke truncus bronchomediastinalis dexter dan truncus bronchomediastinalis sinister. Trunkus-trunkus ini di masing-masing sisi bermuara dalam kuala antara vena subclavia dengan vena jugularis interna, tetapi truncus bronchomediastinalis dexter dapat bermuara ke dalam ductus lymphaticus dexter dan truncus bronchomediastinalis sinister ke dalam ductus thoracicus. Pembuluh limfe dari pleura parietalis mengantar isinya ke dalam kelenjar limfe dinding thorax (nodi Iymphoidei intercostales, parasternales, mediastinales, dan phrenici). Beberapa pembuluh limfe dari pleura servikal membawa isinya ke dalam nodi Iymphoidei axillares. Pembuluh limfe dari pleura visceralis menyalurkan isinya ke dalam kelenjar di hilum pulmonis. Saraf paru-paru dan pleura visceralis berasal dari plexus pulmonalis ventral dan dorsal dari radix pulmonis dexter dan radix pulmonis sinister. Anyaman saraf ini

terdiri dari serabut parasimpatis dari nervus vagus (nervus cranialis X) dan serabut simpatis dari truncus sympathicus dexter dan truncus sympathicus sinister. Sel ganglion parasimpatis terletak dalam plexus pulmonalis dan sepanjang percabangan bronkia!' Sel ganglion simpatis terletak dalam ganglion paravertebral truncus sympathicus. Serabut simpatis dari nervus vagus bersifat motoris untuk otot polos arbor bronchialis (bronkokonstriktor), merupakan inhibitor pembuluh paru-paru (vasodilator), dan sekretoris terhadap kelenjar arbor bronchialis (sekretomotoris). Serabut viseroaferen nervus vagus disebarkan ke Mukosa bronkial dan mungkin berkaitan dengan refleks batuk. Otot bronkial dan terlibat dalam penerimaan rangsang karena regangan. Jaringan ikat interalveolar dan terlibat dalam refleks Hering-Breuer, yakni Arteria pulmonalis sebagai presoreseptor dan vena pulmonalis sebagai

mekanisme yang cenderung membatasi amplitudo pernapasan. kemoreseptor. Serabut aferen dari pleura visceralis dan bronchus dapat mengiringi serabut simpatis, dan berfungsi' sebagai perantara reaksi nosiseptifterhadap rangsang yang membahayakan kesehatan. Serabut simpatis bersifat inhibitoris terhadap otot bronkial (bronkodilator), motoris terhadap pembuluh pulmonal (vasokonstriktor), dan inhibitoris terhadap kelenjar arbor bronchialis. Saraf pleura parietalis berasal dari nervus intercostalis dan nervus phrenicus. ASPEK KLINIS PLEURISI (radang pleura) Pleurisi / radang pleura (Pleurisy/Pleuritis/ Pleuritic chest pain) adalah suatu peradangan pada pleura (selaput yang menyelubungi permukaan paru-paru). Pleurisi terjadi jika suatu penyebab (biasanya virus atau bakteri) mengiritasi pleura, sehingga terjadi peradangan. Bila disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura maka disebut efusi pleura tetapi bila tidak terjadi penimbunan cairan di rongga pleura, maka disebut pleurisi kering. Setelah terjadi peradangan, pleura bisa kembali normal atau terjadi perlengketan. Penyebab Penyebab utama: Pneumonia Infark paru akibat emboli paru Kanker Tuberkulosis

Artritis reumatoid Lupus eritematosus sistemik Infeksi parasit (misalnya amuba) Pankreatitis Cedera (misalnya patah tulang iga) Bahan/zat iritatif dari saluran pernafasan atau tempat lain (misalnya abses) yang sampai ke pleura Reaksi alergi terhadap obat-obatan seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin, klorpromazin. Gejala Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada, yang biasanya muncul secara tiba-tiba. Nyeri bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang tajam dan menusuk. Nyeri bisa dirasakan hanya pada saat bernafas dalam atau batuk, atau bisa juga dirasakan terus menerus, tapi bertambah hebat bila bernafas dalam dan batuk. Nyeri merupakan akibat dari peradangan pada lapisan pleura sebelah luar dan biasanya dirasakan di dinding dada tepat di daerah yang mengalami peradangan. Tetapi nyeri juga bisa dirasakan atau hanya timbul di perut atau leher dan bahu sebagai suatu penjalaran nyeri (referred pain). Pernafasan bisa cepat dan dangkal karena menarik nafas dalam menimbulkan nyeri; gerakan otot pada daerah yang terkena akan berkurang bila dibandingkan dengan gerakan otot pada daerah yang sehat. Jika cairan tertimbun dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi pemisahan lapisan pleura sehingga nyerinya hilang. Cairan dalam jumlah yang besar menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam mengembangkan paru-parunya pada saat bernafas sehingga terjadi gawat pernafasan. Diagnosa Diagnosis seringkali mudah ditegakkan karena nyerinya yang khas. Pemeriksaan foto dada mungkin tidak akan menunjukkan adanya suatu pleurisi, tetapi bisa menggambarkan adanya patah tulang iga, penyakit paru-paru atau penimbunan sejumlah kecil cairan di rongga pleura. Pengobatan Pengobatan pleurisi tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan. Jika penyebabnya adalah penyakit autoimun, dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang mendasarinya.

KANKER PARU Kanker Paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) atau penyebaran (metastasis) tumor dari organ lain. Definisi khusus untuk kanker paru primer yakni tumor ganas yang berasal dari epitel (jaringan sel) saluran napas atau bronkus. Kanker paru paling banyak ditemukan pada laki-laki dewasa dan perokok. Lebih dari 80% kanker paru berhubungan dengan perokok. Bagaimanapun, tidak semua perokok akhirnya menderita kanker paru. Berhenti dari merokok akan mengurangi dengan sangat berarti risiko seseorang terkena kanker paru. Risiko pada bekas perokok lebih besar daripada orang-orang yang tidak pernah merokok. Faktor lain yang dapat menjadi faktor risiko terutama berkaitan dengan udara yang dihirup.

Faktor Risiko Kanker Paru


Laki-laki Usia lebih dari 40 tahun Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu) Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasif) Radon dan asbes Lingkungan industri tertentu Zat kimia, seperti arsenik Beberapa zat kimia organik Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan Polusi udara

Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai keluhan napas (gangguan respirasi) seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera meneriksakan diri dan dirujuk ke dokter spesialis paru Pencegahan Kanker Paru Penelitian telah membuktikan bahwa lebih dari 80 % kanker paru berhubungan dengan merokok. Berhenti merokok akan mengurangi dengan sangat berarti risiko seseorang terkena kanker paru. Risiko pada bekas perokok lebih besar daripada orang-orang yang tidak pernah merokok. Jadi cara utama untuk seseorang mengurangi risiko terkena kanker paru adalah berhenti merokok.

Program berhenti merokok. Untuk bukan perokok, cara ini sepertinya hal yang mudah tapi tidak untuk perokok. Bagaimanapun banyak perokok yang telah mencoba berhenti merokok dan mengatakan usaha untuk berhenti merokok adalah hal luar biasa sulit. Kecanduan nikotin pada perokok dapt disamakan dengan sakau pada pengguna heroin, bahkan boleh jadi kadang kadang lebih keras lagi. Ini barangkali catatan kenapa banyak sekali perokok berusaha untuk berhenti namun gagal. Seseorang perokok yang telah berhasil berhenti 10 tahun lamanya berarti telah dapat menurunkan risiko 30 -50 persen untuk terkena kanker paru. Usaha pencegahan kanker yang lain dikenal dengan istilah kemopreventif (Chemoprevention). Kemopreventif adalah penggunaan bahan alami, metode diet tertentu dan zat kimia sintetis untuk mencegah perkembangan penyakit. Misalnya vitamin, diet, dan terapi hormone. Banyak cara dan bahan yang sedang diuji cobakan dengan tujuan bukan hanya mengurangi resiko kanker, tetapi juga untuk mengurangi kesempatan akan berulangnya kanker (relapps).

Diagnosis Kanker Paru Seseorang dapat didiagnosis karena ada gejala atau tanda, tetapi jika kanker masih terlalu kecil sering belum menimbulkan gejala dan tanda. Tidak heran jika kebanyakan penderita kanker paru datang setelah staging atau tingkatan penyakitnya lanjut. Kasus kasus staging awal (dini) sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin (check-up kesehatan). Setelah datang ke dokter akan dicari kelainan pada seluruh tubuh atau fisik diagnostik dan selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan tambahan agar didapat kepastian tentang penyakitnya. Tanda dan gejala Tanda dan gejala kanker paru membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat diketahui dan seringkali dikacaukan dengan gejala dari kondisi yang kurang serius. Tanda dan gejala mungkin tidak kelihatan sampai penyakit telah mencapai tahap lanjut.

Batuk pada perokok yang terus menerus atau menjadi hebat Batuk pada bukan perokok yang menetap sampai dengan lebih dari dua minggu Dada, bahu atau nyeri punggung yang tidak berhubungan terhadap nyeri akibat batuk yang terus menerus Perubahan warna pada dahak Meningkatnya jumlah dahak

Dahak berdarah Bunyi menciut-ciut saat bernafas pada bukan penderita asma Radang yang kambuh Sulit bernafas Nafas pendek Serak Suara kasar saat bernafas

Selain dari itu juga barangkali tanda-tanda dan gejala-gejala disebabkan oleh penyebaran kanker paru pada bagian tubuh lainnya. Tergantung pada organ-organ yang dirusak.

Kelelahan kronis Kehilangan nafsu makan Sakit kepala, nyeri tulang, sakit yang menyertainya Retak tulang yang tidak berhubungan dengan luka akibat kecelakaan Gejala-gejala pada saraf (seperti: cara berjalan yang goyah dan atau kehilangan ingatan sebagian) Bengkak pada leher dan wajah Kehilangan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya

Penyakit Paru Akibat Pekerjaan Penyakit Paru Akibat Pekerjaan terjadi akibat terhirupnya partikel, kabut, uap atau gas yang berbahaya pada saat seseorang sedang bekerja. Lokasi tersangkutnya zat tersebut pada saluran pernafasan atau paru-paru dan jenis penyakit paru yang terjadi, tergantung kepada ukuran dan jenis partikel yang terhirup. Partikel yang lebih besar mungkin akan terperangkap di dalam hidung atau saluran pernafasan yang besar, tetapi partikel yang sangat kecil bisa sampai ke paru-paru. Di dalam paru-paru, beberapa partikel dicerna dan bisa diserap ke dalam aliran darah. Partikel yang lebih padat yang tidak dapat dicerna akan dikeluarkan oleh sistem pertahanan tubuh. Tubuh memiliki beberapa cara untuk membersihkan partikel yang terhirup: - Di dalam saluran pernafasan, lendir akan membungkus partikel, sehingga bisa lebih mudah dikeluarkan melalui batuk. - Di dalam paru-paru, sel-sel pembersih tertentu, akan menelan partikel tersebut dan melenyapkannya.

Partikel yang berbeda akan menghasilkan reaksi yang berbeda pula di dalam tubuh. Beberapa partikel (misalnya serbuk tanaman) dapat menyebabkan reaksi alergi seperti rinitis alergika atau asma. Serbuk batubara, karbon dan oksida perak tidak menimbulkan reaksi yang berarti dalam paru-paru. Serbuk silika dan asbes bisa menimbulkan jaringan parut yang menetap pada jaringan paru-paru (fibrosis paru). Dalam jumlah yang cukup besar, asbes bisa menyebabkan kanker pada perokok. Penyebab Orang-orang yang memiliki resiko menderita penyakit paru akibat pekerjaan: 1. Silikosis 3. Asbestosis Pekerja yang menambang, menggiling atau mengolah asbes Pekerja bangunan yang memasang atau memindahkan barang-barang Penambang timah hitam, tembaga, perak dan emas Penambang batubara tertentu (misalnya peledak atap) Pekerja pengecoran logam Pembuat keramik Pemotong batu pasir atau granit Pekerja terowongan Pembuat alat pengampelas sabun Pekerja peledak pasir

2. Paru-paru hitam, ditemukan pada pekerja batubara

yang mengandung asbes 4. Beriliosis terjadi pada pekerja ruang angkasa 5. Pneumokoniosis jinak - tukang las - penambang besi - pekerja barium - pekerja perak 6. Asma akibat pekerjaan terjadi pada orang-orang yang bekerja dengan: - gandum - kayu sedar merah dari daerah barat - kacang kastor - pewarna - antibiotik - damar - teh - enzim-enzim yang digunakan pada pembuatan sabun cuci, gandum dan bahanbahan kulit

7. Bissinosis terjadi pada pekerja yang mengolah: - kapas - rami - goni - tanaman yang menghasilkan serat dan biji-bijian 8. Penyakit Silo filler ditemukan pada petani. Paru-paru Hitam (penyakit pekerja tambang) Paru-paru Hitam (pneumoconiosis pekerja tambang, penyakit pekerja tambang, miner's asthma, anthracosis, anthrasilicosis ) adalah suatu penyakit pernafasan yang terjadi karena menghirup debu batubara dalam jangka panjang. Pneumokoniosis pekerja batubara terjadi dalam 2 bentuk, yaitu simplek dan komplikata (fibrosis masif progresif). Tipe simplek biasanya bersifat ringan, sedangkan tipe komplikata bisa berakibat fatal. Pada paru-paru hitam simplek, serbuk batubara berkumpul di sekeliling saluran nafas kecil (bronkiolus). Walupun relaitif lembam dan tidak menimbulkan banyak reaksi, serbuk batubara akan menyebar ke seluruh paru-paru dan terlihat sebagai bercakbercak kecil pada foto dada. Serbuk batubara tidak menyumbat saluran nafas. Tetapi setiap tahunnya, 1-2% penderita paru-paru hitam simplek, akan berkembang menjadi bentuk penyakit yang lebih serius yang disebut sebagai fibrosis masif progresif, yang ditandai dengan terbentuknya jaringan parut yang luas di paru-paru (minimal dengan diameter 1 cm). Meskipun sudah tidak lagi terjadi pemaparan debu batubara, tetapi fibrosis masif progresif akan semakin memburuk. Jaringan parut bisa menimbulkan kerusakan pada jaringan dan pembuluh darah paru-paru. Sindroma Caplan merupakan kelainan yang jarang terjadi, yang dapat menyerang penambang batubara yang menderita artritis rematik. Nodul jaringan parut yang bulat dan besar akan berkembang dengan cepat di paru-paru. Nodul seperti ini mungkin juga terbentuk pada orang-orang yang terpapar debu batubara, walaupun mereka tidak menderita paru-paru hitam. Penyebab Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paruparu hitam, tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru.

Resiko menderita paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan Gejala Paru-paru hitam simplek biasanya tidak menimbulkan gejala. Tetapi banyak penderita yang mengalami batuk menahun dan mudah sesak nafas karena mereka juga menderita emfisema (karena merokok) atau bronkitis (karena merokok atau terpapar polutan industri toksik lainnya). Fibrosis masif progresif yang berat juga menyebabkan batuk dan sesak nafas. pada 6 dari 100.000 orang.

Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen dada dan tes fungsi paru-paru. Pengobatan Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka diberikan bronkodilator dan ekspektoran. Dianjurkan untuk menghindari pemaparan lebih lanjut. Pencegahan Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada lingkungan kerja. Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.

III. KESIMPULAN Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut: Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan Fungsi paru-paru adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida Bagian-bagian utama paru-paru adalah alveoli, trachea, diaphragma, bronchi, dengan sistem peredaran darah (sirkulasi). dari darah. dan bronchioles. Paru-paru dilapisi oleh pleura. Pleura terbagi menjadi 2 lapisan, yaitu pleura

parietal dan pleura visceral. Pleura parietalis melapisi dinding thorax, mediastinum, dan diaphragma. Pleura parietalis mencakup bagian-bagian antara lain pleura costal, Masing-masing paru-paru memiliki puncak (apex), tiga permukaan (fascies

Pleura visceralis yang meliputi paru-paru. mediastinal, diaphramatik, dan servikal. costalis, fascies mediastinalis, fascies diaphragmatica), dan tiga tepi (margo anterior, margo inferior, dan margo posterior). Pada paru-paru kiri hanya terdapat fissura obliqua, dan paru-paru kanan memiliki fissura horizontalis dan obliqua. Oleh karena itu paru-paru kanan memiliki tiga lobus, dan paru-paru kiri dua lobus. Pasokan Darah Bronki dan jaringan parenkim paru-paru menerima pasokan darah dari a.Bronkialis. V bronkialis juga berhubungan dengan v. Pulmonalis, mengalirkan darah ke v. Azigos dan v. Hemiazigos. Persyarafan paru-paru Plexus pulmonalis terletak di pangkal tiap paru. Plexus ini terdiri dari serabut simpatis (dari truncus simpaticus) dan serabut parasimpatis (dari n.vagus). Serabut eferen dari plexus mempersarafi otot-otot bronkus dan serabut aferen diterima dari membran mukosa bronkioli dan alveoli. Beberapa aspek klinis yang berkaitan dengan pleura dan pulmo antara lain pleurisi, effusi pleura, kanker paru, paru-paru hitam, dsb.

DAFTAR PUSTAKA Moore, Keith L.2002.Anatomi Klinis Dasar.Jakarta:Hipokrates berita-iptek.blogspot.com medicastore.com wapedia.mobi fund0c.multiply.com id.wikipedia.org www.bedahugm.net ilmupedia.com

Anda mungkin juga menyukai