Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fathur Rozaq Awwali

NIM : 042137013
Mata Kuliah : Riset Operasi

TUGAS 2
1. Langkah-langkah untuk menyelesaikan pemecahan masalah dengan metode grafik
1) Persiapan
Mula-mula gambarkanlah sumbu horizontal yang mewakili ukuran aktivitas pertama
(atau produk pertama yang dihasilkan dalam contoh kita). Lalu, berilah symbol X 1 .
Sumbu vertical yang mewakili tingkat aktivitas kedua atau jumlah produk 2 yang
dihasilkan dalam contoh diberi symbol X 2 , seperti yang terlihat dalam Gambar 4.1

2) Menggambarkan Semua Batsan Fungsional


Semua batasan kita tambahkan pada gambar di atas. Pada contoh di atas, hanya ada
dua batasan fungsional, yaitu bahan baku A dan bahan baku B. berikut batasan bahan
baku A.
2 X 1 + X 2 ≤6.00 0
Oleh karena maksimum jumlah bahan baku A yang tersedia 6.000 kg, berarti
penggunaan tidak lebih dari 6.000 kg. Yang mula-mula bisa kita gambarkan adalah
penggunaan maksimumnya, kemudian daerah yang bisa dicapai. Maksimum
penggunaan kapasitas bahan baku A ditunjukka oleh garis berikut :
2 X 1 + X 2=6.000
Untuk menggambarkannya, mula-mula kita harus cari titik potongnya dengan sumbu X 2
, yaitu pada nilai X 1 =0 sehingga nilai X 2 =6.000. Kemudian, kita cari pula titik potong
dengan sumbu X 1 , yaitu pada nilai X 2 =0, Maka, kita peroleh nilai X 1 =3.000. Dari
kedua titik itu, bisa kita gambar maksimum penggunaan bahan baku A. Akan tetapi,
garis ini menunjukkan keadaan andaikata bahan baku A yang ada dimanfaatkan
sepenuhnya, padahal sebenarnya hanya maksimumnya yang terletak pada garis itu.
Penggunaan yang lebih sedikit masih diperbolehkan. Oleh karena itu, untuk
menunjukkan daerah feasible menurut batasan ini, kita beri tanda anak panah ke kiri
bawah dari garis itu, seperti yang telihat pada Gambar 4.2.
Untuk batasan kedua juga kita gambarkan dulu garis maksimumnya dengan cara, seperti
pada batasan pertama di atas sehingga titik potong pada sumbu X 1 pada titik X 2 =0dan
X 1 =4.500. Titik potong dengan sumbu X 2 terletak pada titik dimana nilai X 1 =0 dan
nilai X 2 =3.000. Setelah bisa digambarkannya garis maksimumnya maka kita beri tanda
anak panah ke kiri bawah untuk menunjukkan daerah yang feasible, seperti terlihat
pada Gambar 4.2.
3) Menggambarkan Batasan Nonnegatif
Batasan nonnegative adalah batasan yang tidak mengizinkan nilai sesuatu variable itu
negatif. Ini berarti nilai X 1 dan X 2 harus paling kecil sebesar 0 atau dengan symbol
X 1 ≥ 0 dan X 2 ≥ 0. Untuk menggambarkan batasan X 1 ≥ 0, cukup dengan memberi anak
panah ke kanan pada sumbu X 2 karena pada sumbu itu nilai X 1 =0. Demikian pula
untuk menggambarkan batasan X 2 ≥, kita gambarkan anak panah ke atas pada sumbu
X 1 . Pada sumbu itulah, nilai X 1 =0. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 4.2.

Dapat kita ketahui daerah feasible dan yang tidak melanggar batsan-batasan yang ada,
yaitu di sebelah kiri bawah atau pada garis maksimum batasan pertama, di sebelah kiri
bawah atau pada garis maksimum batasan kedua, serta di atas atau pada sumbu X 1 dan
di sebelah kanan atau pada sumbu X 2 . Pada gambar tersebut ditunjukkan dengan
daerah yang dibatasi titik sudut OABC (daerah arsiran).
4) Mencari Titik Optimal
Titik optimal adalah titik yang paling baik bagi kita. Oleh karena fungsi tujuan pada
masalah di atas memaksimumkan suatu nilai (Z), kita harus memilih salahs atu dari titik-
titik sudut diatas yang mempunyai nilai Z tertinggi.
Cara 1 : Menggambarkan fungsi tujuan untuk menemukan titik optimal.
Untuk mencari titik optimal dengan menggambarkan fungsi tujuan, kita gunakan gambar
fungsi-fungsi batasan. Akan tetapi, kita tambahkan didalamnya garis fungsi tujuan
dengan menganggap/mengandaikan suatu nilai Z tertentu untuk memudahkan.
Misalnya, nilai Z sebesar 6.000 (ingat fungsi tujuan adalah Z=3 X 1 +4 X 2). Maka, titik
potong pada sumbu X 1 pada titik X 1 =2.000 dan titik potong dengan sumbu X 2 pada
nilai X 2 =1.500. Kemudian, garis itu kita geser sejajar ke kanan atas sampai pada salah
satu titik sudut yang terjauh. Ternyata, titik sudut yang terjauh itu adalah titik B. Titik B
terletak pada perpotongan garis batasan pertama dan batasan kedua. Nilai X 1 dan X 2
dapat dicari berdasarkan kedua persamaan batasan itu dengan cara sebagai berikut :
2 X 1 + X 2 = 6.000
2 X 1 + 3 X 2 = 9.000 −
2 X 2 = 3.000
3,000
Jadi, nilai X 2 = =1.500
2
Nilai X 1 dapat dicari dengan memasukkan nilai X 2 pada salah satu persamaan. Misalnya,
kita ambil persamaan batasan pertama.
2 X 1 +1.500=6.000 sehingga X 1 =( 6.000−1.500 ) :2=2.250
Kesimpulan produksi yang optimal adalah menghasilkan :
Produk pertama sebanyak X 1 = 2.250 unit
Produk kedua sebanyak X 2 = 1.500 unit.
Jumlah sumbangan terhadap laba sebesar Z=3 ( 2.250 ) +4 (1.500 )=12.750

Cara 2 : Mencari titik optimal dengan menghitung nilai Z tiap-tiap titik sudut
Mula-mula kita cari dulu nilai-nilai Z dari tiap-tiap titik sebagai berikut. (Ingat fungsi
tujuan adalah Z=3 X 1 +4 X 2)
Titik O : X 1 =0, X 2 =0 maka nilai Z=0
Titik A : X 1 =3.000, X 2 =0, dan nilai Z = 3(3.000)+4(0)=9.000
Titik B : terletak pada perpotongan antara garis batsan bahan baku A dan bahan baku B.
oleh karena itu, kita cari dulu titik potongnya dengan menggunakan kedua persamaan
batasan itu
2 X 1 + X 2 = 6.000
2 X 1 + 3 X 2 = 9.000 −
2 X 2 = 3.000
Jadi, X 2 = 1.500
Nilai X dimasukkan pada salah satu persamaan tersebut.
2 X 1 +1.500=6.000 jadi X 1 =( 6.000−1.500 ) :2=2.250
Z = 3(2.250 + 4(1.500) = 12.750
Titik C : X 1 =0 , X 2=3.000 , nilai Z = 3(0)+4(3.000) = 12.000
Jumlah produksi yang bisa memaksimumkan laba adalah
a. Produk pertama dihasilkan 2.250 unit
b. Produk kedua dihasilkan 1.500 unit
c. Sumbangan terhadap laba seluruhnya = Rp 12.750
2. Contoh daerah feasible

3.
V.D Z X1 X2 S1 S2 N.K

Z 3 -10 7 0 0 0

S1 0 -4 -5 0 1 6000

S2 0 5 3 1 0 7500

4. Jawab :
a. Ada tiga metode pengiriman barang yang bisa digunakan
1. Metode stepping stone
2. Metode vogel
3. Metode Modi
b. A. METODE STEPPING STONE
Metode stepping stone ini adalah metode yang paling sederhana. Akan tetapi, untuk
mencapai pemecahan optimal, itu sangat lama. Caranya dengan menyusun data ke dalam
tabel alokasi, kemudian secara coba-coba kita ubah alokasi itu agar biaya alokasinya bisa
lebih murah. Demikian seterusnya sampai mendapatkan pemecahan yang optimal.
B. METODE VOGEL
Metode vogel adalah metode alokasi yang paling mudah, tetapi kadang- kadang hasilnya
kurang optimal. Prosedur untuk mengerjakannya sederhana sekali.
C. METODE MODI
Istilah modi merupakan singkatan dari modified distribution. Dalam metode ini, kita juga
melakukan perubahan alokasi secara bertahap. Akan tetapi, dasar untuk melakukan
perubahan itu cukup jelas.
c. Metode yang paling optimal menurut saya adalah modi. Karena dalam metode modi , kita
juga melakukan perubahan alokasi secara bertahap. Akan tetapi, dasar untuk melakukan
perubahan itu cukup jelas. Metode Modi merupakan perkembangan dari metode Stepping
Stone, karena penentuan segi tempat sel kosong yang bisa menghemat biaya dilakukan
dengan prosedur yang lebih pasti dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai