Dilarang membawa senjata tajam atau benda-benda lain yang dapat mengancam
2 keamanan atau membahayakan kesehatan dan tidak berhubungan dengan peralatan
yang diperlukan di lapangan.
Kegiatan ekskursi dilaksanakan di tengah masyarakat yang sudah berkembang, harap
3 selalu memperhatikan etika dan sopan santun. Dimana bumi dipijak, di situ langit
dijunjung.
Peserta yang sedang sakit baik sebelum atau selama kegiatan ekskursi wajib
4 memberitahu panitia secepatnya. Dilarang memaksakan diri untuk ikut kegiatan di
lapangan dalam kondisi fisik yang kurang memungkinkan.
Obat-obatan umum dan P3K akan disediakan oleh panitia. Masing-masingpeserta wajib
5 mempersiapkan obat-obatan dan perlengkapan kesehatan lainnya yang bersifat spesifik
atau pribadi.
Sebagian besar kegiatan akan dilaksanakan sepanjang pinggir jalur transportasi utama,
serta wilayah operasional penambangan. Masing-masing peserta harus selalu berhati-
8
hati, tidak membahayakan diri sendiri, dan memberikan peringatan keselamatan
kepada peserta lainnya.
Peserta diharap selalu memperhatikan hal-hal rinci yang disampaikanselama briefing
9
terkait dengan Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan selama kegiatan berlangsung.
Apabila terjadi sesuatu yang bersifat darurat selama kegiatan ekskursiharap segera
10
menghubungi asisten atau panitia.
1
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
1
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
NO NIM NAMA
KELOMPOK 4
1 12120054 Abdul Basit
2 12120063 Aslammabad Putra Rosadi
3 12120072 Muhammad Syahrul Aziz
4 12120073 Mohammad Ikhwanul Yogaswara
5 12120079 Nadya Wahyu Indraswari
6 12120087 Irfaan Arya Wicaksono
7 12120090 Jordy Natalino Damanik
8 12120099 Fauzan Fitra Mulyadi
9 12120117 Achmad Dinand Widhianto
10 12120125 Febi Ibrena Ginting
11 12120134 Valencia Celine
KELOMPOK 5
1 12120055 Karlin Gaoki
2 12120064 Timothy W T Pardosi
3 12120075 Alberto G.P. Butarbutar
4 12120084 Sarah Humaira
5 12120088 Rama Kurnia Lie
6 12120093 Meilia Ernasari
7 12120101 Farrel Rheza Prakusya
8 12120115 Muhammad Adzan Aulia Amin
9 12120123 Nada Nurul Fajri
10 12120130 Zaizafun Zahra
11 12120131 Landung Yudanto
12 12120139 I Gede Surya Pratama Djelantik
KELOMPOK 6
1 12120056 Marshal Zulkarnaen Hartono
2 12120066 Bolas Rozier
3 12120077 Muhammad Yahya Ayyasy
4 12120086 Chiara Chlarrizya
5 12120089 Ariqoh Muhammad Firdaus
6 12120102 Tegar Abyan Zufar
7 12120103 M. Arif Setyananda
8 12120119 Usama
9 12120122 Saumi Maharany
10 12120136 Azhar Faishal Aly P.A.
11 12120140 Dylan Gema Kurniawan
12 12119004 Ariz Zhafir
KELOMPOK 7
1 12120058 Muhamad Yoga Eka Saputra
2 12120068 Bilyandi
3 12120080 Fahrul Rahmadani
4 12120091 Athallah Rasendriya
5 12120096 Sekar Ayuning Mutiara
6 12120104 Reinaldi Santoso
7 12120111 Inzagi Suhendar
8 12120116 Fadhilah Putri Devani
9 12120126 M. Satrio Saidpudin
10 12120138 Awaludin Rahmat
12 12119043 I Gede Arya Putra Wijaya
11 12119054 Khairul Ashfiya
2
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
NO NIM NAMA
KELOMPOK 8
1 12120059 Raffy Aditya Kalalo
2 12120067 Muhammad Davy Azizy
3 12120081 Muhamad Zahy Ghazian Ihsan
4 12120092 Yubi Wilisetya
5 12120097 Maria Sola Yessica
6 12120105 Julius Herbert Siahaan
7 12120110 Rafy Rafsanjani
8 12120112 Aqmarina Nazmi Maolana
9 12120124 Rahmat Iqbal
10 12120137 Muhamad Ridho
12 12119042 Adam Faridh
11 12119053 Raditya Lucas Sinaga
KELOMPOK 9
1 12120001 Adithiya Firmansyah Husaeni
2 12120004 Angelia Apriani
3 12120006 Andri Maulana
4 12120011 Deandra Dwijayanto
5 12120016 Muzakki Abdurrahman
6 12120018 Anita Agrianingrum
7 12120027 Syahidulhaq Alhafidz
8 12120030 Rizka Meilia Zahra
9 12120036 Khaerul Muhammad Abdillah
10 12120040 Muhammad Rafi Arundaya
11 12120041 Anindya Maharani
KELOMPOK 10
1 12120002 Farhan Habib Wirahadi
2 12120005 Anandha Rigel Zalfadhila
3 12120008 Bella Vista Nugraheni
4 12120012 Satya Permana
5 12120019 Arip Paturohman
6 12120022 Tsara Nafisah Agustya
7 12120025 Pekerti Luhur Sadewa
8 12120034 Hilvi Hidayah
9 12120035 Edwin Gusnaidi Ginting
10 12120039 Hasbi Ash-Shiddiqi
3
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
NO NIM NAMA
KELOMPOK 11
1 12120003 Nicolas Irgy Adryan
2 12120009 Reza Putra Cahyadi
3 12120013 Ageng Febriyani
4 12120014 Muhammad Rapi
5 12120021 Adithya Rizky Pramana Putra
6 12120023 Muhammad Faza Esfandhiar
7 12120026 Kristna Hilda Indra Rachmad
8 12120031 Bintang Ramdhani
9 12120033 Fanny Nur Rakhmawati
10 12120038 Raditya Yohanes Indrastata
KELOMPOK 12
1 12120007 Justin Naek H T
2 12120010 Michael Geraldo Manalu
3 12120015 Mohammad Rafli Irham
4 12120017 Kinanti Aura Insani
5 12120020 Muhammad Elfitra Alfarizzi
6 12120024 Muhammad Gymnastiar N.A
7 12120028 Nabila Fairuz
8 12120029 Akhmad Maulana Putra Dewanto
9 12120032 Tazkia Nurul Shufi
10 12120037 Yacob
4
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
B Jadwal Kegiatan
Kegiatan Ekskursi Genesa Bahan Galian Tahun 2022 dilaksanakan selama 2 hari 1 malam
yaitu pada hari Selasa-Rabu, 15-16 November 2022. Penjelasan terkait dengan jadwal
kegiatan Ekskursi Genesa Bahan Galian Tahun 2022 secara terperinci ditunjukkan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Jadwal kegiatan Ekskursi Genesa Bahan Galian Tahun 2022.
No Waktu Rundown Kegiatan
Selasa, 15 November 2022
1 00.00 – 01.00 Pemeriksaan perlengkapan dan persiapan keberangkatan
2 01.00 – 04.00 Perjalanan menuju lokasi I (UBPE Pongkor dan IUP PT Lola Laut
Timur)
3 04.00 – 05.00 Ishoma
4 05.00 – 06.00 Melanjutkan perjalanan menuju lokasi I
5 06.00 – 07.00 Kedatangan di lokasi dan persiapan kegiatan lapangan
Kelompok I (UBPE Pongkor)
1 07.00 – 07.30 Safety Induction
2 07.30 – 09.45 Kegiatan lapangan Sesi I
3 09.45 – 12.00 Kegiatan Lapangan Sesi II
4 12.00 – 13.00 Ishoma
5 13.00 – 15.15 Kegiatan Lapangan Sesi III
6 15.15 – 16.30 Diskusi hasil pengamatan
7 16.30 – 18.00 Perjalanan menuju penginapan
Kelompok II (Andesit PT Lola Lauttimur)
1 07.00 – 07.20 Perjalanan dari lokasi parkir menuju kantor PT Lola Laut Timur
2 07.20 – 08.20 Pembukaan kegiatan lapangan (sambutan dan penjelasan dari PT
Lola Lauttimur)
3 08.20 – 09.00 Perjalanan menuju lokasi penambangan PT Lola Lauttimur
4 09.00 – 10.10 Kegiatan lapangan Stop I
5
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
6
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
III PERLENGKAPAN
Dalam mengikuti kegiatan Ekskursi Genesa Bahan Galian Tahun 2022 ini, peserta
kegiatan ekskursi diwajibkan untuk mempersiapkan dan membawa perlengkapan
sebagaimana berikut:
1. Pakaian lapangan dan pakaian ganti untuk 2 hari 1 malam;
2. Obat-obatan pribadi;
3. Alat mandi pribadi;
4. Perlengkapan ibadah;
5. Safety shoes;
6. Jas hujan (ponco) dan atau payung;
7. Buku lapangan dan alat tulis pribadi;
8. Alat tulis kelompok (setiap kelompok minimal membawa: 1 penggaris, 1 busur
derajat, 1 penggaris segitiga, pensil warna)(disarankan);
9. Print out modul pribadi (disarankan);
10. Print out peta pribadi (peta geologi);
11. Plastik sampel (ukuran 25 x 42 atau sekitar itu) per kelompok (10 pcs/kelompok);
12. Komparator (minimal 1 buah/kelompok);
13. Clip board/papan jalan (minimal 2 buah/kelompok);
14. Kamera (bisa menggunakan kamera handphone, 1 per kelompok);
15. Magnet (1 buah/kelompok);
16. Loupe geologi pribadi (disarankan);
17. Air mineral (1,5 liter);
IV PENDAHULUAN
Kegiatan Ekskursi Genesa Bahan Galian Tahun 2022 ini merupakan bagian dari Kegiatan
Perkuliahan TA-3101 (Genesa Bahan Galian). Kegiatan ekskursi ini ditujukan untuk
memberikan wawasan kepada peserta perkuliahan (mahasiswa) tentang kenampakan
endapan di lapangan, aktivitas pengelolaan dan pengusahaan bahan galian, serta
interaksi dengan praktisi industri.
Pemilihan lokasi ekskursi di Kabupaten Bogor dan sekitarnya ini didasarkan kepada
keberadaan beberapa endapan bahan galian, baik endapan bahan galian logam (di UPBE
Pongkor) maupun bahan galian non logam (di PT Lola Lauttimur). Besar harapan kami
agar mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekskursi ini dapat memperoleh pengalaman,
mengambil pembelajaran, serta manfaat dari kegiatan ini.
1
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
2
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
Gambar 1. Peta administratif Kabupaten Bogor (RPIJM Kabupaten Bogor, Tahun 2015 – 2019).
VI GEOLOGI REGIONAL
Secara fisiografis dan struktural daerah Jawa Barat dapat dibagi menjadi 4 zona, yaitu
Dataran Pantai Jakarta, Zona Bogor, Zona Bandung, dan Zona Pegunungan Selatan Jawa
Barat ( Van Bemmelen, 1994). Cekungan Bogor berupa graben dengan daerah depresi
tidak menerus sepanjang sumbu tengah Jawa, dan barisan punggungan di bagian Utara
yang menghuungkan cekungan dengan paparan Sunda. Zona Bogor, pada umumnya
memiliki morfologi berbukit-bukit, memanjang berarah Barat – Timur dari Kota Bogor.
Pada daerah sebelah Timur Purwakarta, perbukitan tersebut membelok ke arah Selatan
dan membentuk perlengkungan di sekitar Kadipaten. Perbukitan ini disebut sebagai
antiklinorium, yang berhubungan dengan barisan anjakan-lipatan dari sistem Sesar Naik
Baribis, dan pada beberapa daerah dijumpai intrusi yang membentuk relief yang lebih
terjal (Van Bemmelen, 1949). Peta fisiografi Jawa Barat ditunjukkan pada Gambar 2.
Martodjojo (1984) membagi daerah Jawa Barat menjadi 3 mandala sedimentasi, antara
lain Mandala Cekungan Bogor, Mandala Banten, dan Mandala Paparan Kontinen.
Pembagian mandala ini didasari pada ciri dan penyebaran sedimen Tersier dari
stratigrafi regional Jawa bagian Barat. Pada Tersier awal pengembangan sedimentasi di
Mandala Banten relatif menyerupai sedimentasi Mandala Cekungan Bogor, namun di
Tersier akhir lebih menyerupai Mandala Paparan Kontinen Utara (Martodjojo, 1984).
3
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
Mandala sedimentasi Cekungan Bogor, meliputi beberapa Zona Fisiografi yaitu Zona
Bogor, Zona Bandung, dan Zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949). Mandala
Cekungan Bogor didasari oleh kompleks batruan yang terdiri dari batuan beku dan
metamorf berumur Kapur sampai Eosen awal. Mandala ini dicirikan oleh endapan aliran
gravitasi yang umumnya berupa fragmen batuan beku dan sedimen, meliputi andesit,
basalt, tufa dan gamping. Mandala Cekungan Bogor, mengalami perubahan dari waktu ke
waktu di sepanjang zaman Tersier – Kuarter. Pada Mandala ini, terjadi tiga siklus
pengendapan yaitu diendapkannya sedimen laut dalam hasil mekanisme aliran gravitasi
dari arah Selatan menuju Utara pada fase awal, dilanjutkan dengan diendapkannya
endapan gunung api yang bersifat basalt-andesit pada Miosen Awal, dan diakhiri dengan
pendangkalan Cekungan Bogor ke arah Utara pada Miosen Tengah yang menghasilkan
Formasi Subang dan Formasi Kaliwangu (Martodjojo, 1984). Pada Miosen Akhir,
diendapkan fasies turbidit lokal sebagai akibat dari adanya lereng terjah di sebelah
Selatan cekungan, fasies tersebut dinamakan sebagai Anggota Cikandung (Martodjojo,
1984), yang terbentuk pada tahap akhir dari proses pendangkalan Cekungan Bogor.
Cekungan Bogor telah berubah menjadi darat pada Kala Pliosen yang kemudian
terendapkan Formasi Citalang.
Secara regional, wilayah Bogor- Rumpin dan sekitarnya termasuk ke dalam Peta Geologi
Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu bagian selatan, dan Peta Geologi Lembar Bogor.
4
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
Susunan stratigrafi batuan penyusun wilayah Bogor dan sekitarnya dari muda ke tua
dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
Aluvial (Qa): Lempung, lanau, kerikil dan kerakal terutama endapan sungai
termasuk pasir-kerikil; endapan pantai sepanjang teluk Pelabuhanratu.
Kipas Aluvial (Qav): Lanau, batupasir, kerikil juga kerakal dari batuan gunungapi
kuarter yang diendapkan kembali sebagai kipas aluvial.
Formasi Bentang (Tmbe): Batupasir tufaan, batuapung, lignit, napal tufaan, serpih
tufaan, breksi konglomeratan gampingan.
Formasi Nyalindung (Tmn): Batupasir glaukonit gampingan berwarna hijau,
batulempung, napal, napal pasiran, konglomerat, breksi, batugamping, napal
tufaan dijumpai di sepanjang sungai Cijarian.
Anggota Batugamping Nyalindung (Tmnl): Batugamping yang kaya akan moluska
serta foraminifera.
Formasi Lengkong (Tmle): Batupasir gampingan, dengan perselingan laminasi
halus dari batulanau, batulempung, lignit serta napal pasiran.
Formasi Bojonglopang (Tmbo): Batu gamping terumbu padat serta batugamping
pasiran berlapis.
Formasi Jampang (Tmjv): Breksi aliran pejal bersusunan andesit piroksen.
Anggota Cikarang Jampang (Tmje): Batu lempungpasiran, perselingan batupasir
tufa, tufa, bersisipan lapisan tipis breksi.
Anggota Tufa dan Breksi Jampang (Tmjt): Batupasir tufa dasitan, tufa andesit,
tufa batuapung, breksi andesit/dasit tufaan gampingan serta batulempung
napalan.
Formasi Rajamandala (Tomr): Napal tufaan, lempung napalan, batupasir, serta
lensa-lensa batugamping.
Anggota Batugamping Rajamandala (Toml): Batugamping terumbu koral dengan
sejumlah fosil, biasanya terdolomitkan.
Formasi Batuasih (Toba): Batulempung napalan berwarna hijau dengan
keterdapatan dari konkresi pirit.
Formasi Walat (Tow): Batupasir kuarsa berstruktur cross bedding, konglomerat
kerakal kuarsa, batulempung karbonatan, lignit juga lapisan tipis batubara.
Tufa dan Breksi (Tmtb): Tufa batuapung, breksi tufaan bersusunan andesit,
batupasir tufa, lempung tufaan dengan kayu terkersikkan, sisa tumbuhan, serta
batupasir berstruktur cross bedding.
Formasi Bojongmanik (Tmb): Batupasir, tufa batuapung, napal dengan moluska,
batugamping, batulempung dengan lempung bitumen, sisipan lignit dan sisa resin.
Anggota Batugamping Bojongmanik (Tmbl): Batu gamping mengandung moluska.
Anggota Breksi Cantayan (Tmcb): Breksi polymict dengan fragmen andesit - basal
juga batugamping koral.
5
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
6
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
sebesar 263 kilo dmt tonase bijih dengan kadar rata-rata Au sebesar 7,31 ppm dan Ag
sebesar 74 ppm.
Jumlah total cadangan tambang emas Pongkor pada tahun 2021 adalah sebesar 1,02 juta
dmt tonase bijih, dengan kadar rata-data emas berkisar antara 5,38 – 6,26 gpt dan kadar
rata-data perak berkisar antara 61,61 – 75,22 gpt. Total kandungan logam untuk
cadangan tambang emas Pongkor adalah sebesar 203 Koz emas dan 2.426 Koz perak.
Jumlah tersebut merupakan jumlah keseluruhan dari Cadangan Terbukti dan Terkira
dengan rincian Cadangan Terbukti sebesar 108 kilo dmt tonase bijih dengan kadar rata-
rata Au sebesar 5,38 ppm dan Ag sebesar 61,61 ppm; serta Cadangan Terkira sebesar 915
kilo dmt tonase bijih dengan kadar rata-rata Au sebesar 6,26 ppm dan Ag sebesar 75,22
ppm. Jumlah sumberdaya dan cadangan tambang emas Pongkor ditunjukkan pada Tabel
3.
Tabel 3. Jumlah sumberdaya dan cadangan tambang emas Pongkor status tahun 2021
(Sumber: Laporan tahunan PT Antam tahun 2021).
7
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
hingga 80 km dan tersusun atas serpih dan batupasir basement yang dilapisi oleh pusat
sabuk vulkanik berumur Oligosen sampai Miosen Awal, terdiri dari sebagian besar
batuan gunung api kasar, yang diselingi batugamping dan batupasir. Batuan terobosan
intermediet masuk ke dalam formasi Paleogen dan Miosen Awal (Basuki, 1994 dalam
Warmada, 2003). Peta geologi regional daerah Pongkor ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Peta geologi regional daerah Pongkor (modifikasi dari Milesi dkk,1999).
Endapan emas di Jawa Barat pada umumnya memiliki arah umum berarah Utara Timur
– Selatan Barat. Mineraliasasi terjadi pada strike – slip fault dengan kemiringan curam
yang berkaitan dengan aktivitas kompresi akibat subduksi di Pulau Jawa. Endapan emas
di Jawa Barat dapat digolongkan menjadi tipe Pongkor dan tipe Cirotan (Milesi dkk,
1994). Endapan emas Pongkor terletak di Timur – Utara Bayah Dome. Endapan emas
Pongkor merupakan epitermal sulfidasi rendah dengan umur diperkirakan sekitar 2,05
± 0,05 Ma berdasarkan uji isotop stabil 40Ar/39 pada conto adularia (Basuki dkk, 1994,
Milesi dkk, 1999, Syafrizal dkk, 2005, 2007).
Endapan emas Pongkor memiliki empat sistem urat utama dengan arah berkisar antara
N 30° E sampai dengan N 150° E subparalel berjarak 300 - 800 m, yaitu Ciurug, Kubang
Cicau, Ciguha, dan Pasir Jawa. Host rock endapan ini terdiri dari tiga sistem vulkanik, yaitu
lower, middle dan upper volcanic unit. Urat Ciurug terletak pada middle unit (Milesi dkk,
1999). Batuan dasar utama pada endapan ini adalah lapili tufaan dan tufa breksia, serta
intrusi andesitik dan batu lanau yang dijumpai secara lokal. Host rock urat Ciurug terdiri
dari komposisi basaltik hingga andesitik (< 63 wt% SiO2). Tingkat pelapukan di daerah
8
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
ini relatif sangat tinggi. (Syafrizal dkk, 2005, 2007). Lokasi tambang Pongkor dan
endapan emas epithermal di Jawa Barat, peta geologi regional area Pongkor, peta geologi
sistem urat endapan Pongkor, dan penampang melintang berarah Selatan Barat – Utara
Timur ditunjukkan pada Gambar 4.
Milesi dkk, (1999) dalam publikasinya membagi tahapan mineralisasi di Pongkor
menjadi empat fasies, keempat fasies tersebut tidak selalu hadir bersamaan. Keempat
fasies tahapan mineralisasi Pongkor antara lain:
1. Fasies Karbonat – Kuarsa (CQ). Pada fasies ini pengendapan diawali dengan
pembentukan urat kuarsa-karbonat atau veinlet karbonat, yang berlapis dan
setempat-setempat. Pembentukan lebih lanjut membentuk retakan-retakan kecil
yang memicu terbentuknya breksi karbonat-kuarsa yang lebih tebal. Bladed calcite
umumnya dijumpai pada fasies ini, secara vertikal dan horizontal fasies breksi ini
lebih intensif dibandingkan dengan veinlet kuarsa-karbonat berlapis. Sulfida jarang
dijumpai dan relatif tersebar (< 1 g/ton);
2. Fasies Mangan Oksida-Kuarsa (MOQ). Pada fasies ini, terjadi interlaminasi dari
lapisan kuarsa dan rhodonit setebal 3 - 4 cm yang membentuk jaringan veinlets
subparalel yang terbentuk secara bersamaan. Lapisan kuarsa berwarna putih,
kolumnar, translusen, terkristalisasi dengan baik, dengan kandungan sulfida yang
relatif rendah (1-5 g/ton);
3. Fasies Kuarsa-Opal Berlapis (BOQ). Kuarsa berwarna putih, massif, dengan tekstur
berlapis yang jelas, memiliki orde ketebalan umumnya dari milimeter sampai dengan
sentimeter. Fasies ini terdiri dari kuarsa mikrokristalin – opaline milky quartz, lapisan
adularia dan sulfida yang tersebar (<1%). Fasies ini ketebalannya dapat mencapai 6
meter, dengan kadar emas yang cukup tinggi (5 - 15 g/ton);
Fasies Kuarsa Sulfida Abu-abu (GSQ). Fasies ini merupakan fasies pembawa emas utama
pada endapan emas Pongkor (>20 g/ton). Fasies ini terdiri dari breksi kuarsa yang kaya
sulfida berwarna abu-abu sampai dengan abu-abu pucat. Pada fasies ini dijumpai kuarsa
baik dalam bentuk mikrokristalin ataupun berlapis, massif atau berupa semen pada
breksi hidrotermal yang mengandung fragmen-fragmen dari fasies yang telah terbentuk
sebelumnya. Fasies ini memiliki distribusi yang tidak teratur. Pada fase akhir
pembentukannya, fasies ini diakhiri dengan terbentuknya kristal kalsit tabular berwarna
kecoklatan pada fase vuggy quartz, yang dikenal sebagai fasies kuarsa geode akhir (Late
Geodic Quartz) dan bersifat barren akan emas. Sketsa sistematik sisten urat di Pongkor
ditunjukkan pada Gambar 5. Kelimpahan setiap fasies pada masing-masing urat utama
ditunjukkan pada Tabel 4.
9
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
Gambar 4. (a) Lokasi tambang Pongkor dan endapan emas epithermal lainnya di Jawa Barat, (b) Peta
geologi regional wilayah Pongkor, (c) Peta geologi dan sistem urat endapan Pongkor, (d) Penampang
melintang sederhana sistem urat Pongkor berarah Selatan Barat – Utara Timur (Syafrizal et.al., 2007).
10
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
Gambar 5. Sketsa skematik sistem urat di Pongkor menunjukan keempat fasies mineralisasi.
Direkontruksi berdasarkan pengamatan tekstur di empat sistem urat. Panah menunjukan arah pelebaran
urat (modifikasi dari Milesi dkk.1999).
11
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
sulfur dapat dihubungkan baik terhadap waktu maupun ruang dari fluida hidrotermal
yang bergerak naik (Einaudi dkk., 2003). Fluida hidrotermal yang berasal dari evolusi
magma yang bergerak naik dalam kondisi oksidasi dan pH yang lebih rendah akan
mengandung ion sulfurik dengan bilangan oksidasi yang relatif tinggi (high) atau bernilai
positif, hal ini diindikasikan oleh asosiasi mineral pada endapan high sulfidation yang
umumnya berupa mineral sulfat (bilangan oksidasi +6) seperti barit, anglesit, dan
celestite. Lebih jauh lagi, dalam perjalanannya menuju permukaan fluida hidrotermal ini
akan tereduksi dan meningkat pH-nya dikarenakan proses pencampuran dengan fluida
lain (seperti meteorik) atau karena interaksi dengan litologi yang dilaluinya, sehingga
bilangan oksidasi dari ion sulfurik dalam larutan akan turun (low). Indikasi dari
menurunnya bilangan oksidasi ini dapat dilihat dari asosiasi mineral pada endapan low
sulfidation yang umumnya berupa sulfida (bilangan oksidasi -2) seperti galena, sphalerit,
dan pirit.
Bijih emas ± tembaga ± perak pada endapan high sulfidation pada umumnya berasosiasi
dengan mineral pengotor kuarsa, lempung hipogen, mika, dan mineral-mineral sulfat,
serta ditandai dengan kehadiran covellite, alunit, sulfur natif, dan di kebanyakan endapan
terdapat kuarsa berongga (vuggy quartz), yang diinterpretasikan sebagai hasil alterasi
dan peluluhan yang intensif oleh larutan yang sifatnya asam (Stoffregen, 1987). Endapan
low sulfidation secara umum berasosiasi dengan fluida tereduksi, pH mendekati netral,
dan salinitas rendah, yang ditandai oleh kehadiran mineral-mineral : adularia, illite,
kuarsa, yang kelimpahannya menurun, dan pirit. Alterasi pada skala regional di level yang
dalam berupa propylitic assemblage yang mengandung kuarsa, klorit, illite, pirit, kalsit,
albit, adularia, dan epidot. Intensitas alterasi tergantung pada permeabilitas, porositas,
dan kereaktifan dari hostrock, yang pada umumnya berupa batuan vulkanik. Buchanan
pada tahun 1981 mengajukan model untuk endapan epitermal yang mengkorelasikan
suhu dan kedalaman terhadap keterdapatan mineral bijih dan pengayaannya.
Berdasarkan model tersebut, horizon pengayaan logam mulia berada pada kisaran
temperatur 210 - 240° C dan kedalaman 225-475 meter dari paleosurface, dan horizon
pengayaan logam dasar memiliki kisaran temperatur dan kedalaman yang lebih tinggi
daripada horizon pengayaan logam mulia, yaitu di antara 230 - 260° C dan 425 - 550
meter dari paleosurface. Ilustrasi yang menggambarkan lingkungan terbentuknya
endapan epithermal berdasarkan (Hedenquist dkk, 1996 ; 2000) ditunjukkan pada
Gambar 6.
12
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
13
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
Hasil pengamatan dan deskripsi digunakan oleh peserta untuk mendiskusikan hal-hal
berikut.
1. Apakah urat yang diamati mengindikasikan single atau multiple hydrothermal
stage? Jika multiple, sebutkan jumlah dan urutan stage yang bisa
teridentifikasi berdasarkan data pengamatan di lokasi yang dikunjungi!
2. Apakah tekstur urat termineralisasi yang diamati mengindikasikan proses
boiling? Jika ya, jelaskan mekanisme pengendapan mineral bijih melalui
proses boiling!
3. Sebutkan karakteristik fluida hidrotermal berdasarkan alterasi yang teramati
(near neutral vs acidic)!
4. Sebutkan nama tipe endapan Au-Ag di Pongkor berdasarkan hasil deskripsi
urat termineralisasi, batuan samping, dan alterasi! Gunakan klasifikasi genetik
berdasarkan kondisi sulfidasi (low vs intermediate vs high sulfidation
epithermal) dan alterasi (adularia-sericite vs acid-sulfate epithermal)!
5. Jelaskan kegunaan informasi tentang proses boiling dan zonasi alterasi dalam
eksplorasi dan penambangan!
Laporan ekskursi menyertakan hasil pengamatan, deskripsi, dan diskusi.
14
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
Kabupaten Bogor. Wilayah IUP-OP PT Lola Lauttimur memiliki luas kurang lebih sekitar
45 Ha (https://geoportal.esdm.go.id/).
Kekar merupakan suatu retakan pada batuan yang relatif tidak mengalami pergeseran
pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gaya tektonik maupun nontektonik. Kekar
kolom merupakan bagian dari kekar yang dibagi berdasarkan genesanya, menurut Spry
(1962) kolom-kolom ini terbentuk akibat adanya tekanan saat lava mengalami
pendinginan. Pada saat pendinginan, lava berkontraksi membentuk rekahan. Sekali
rekahan ini terbentuk rekahan ini akan terus berkembang. Pertumbuhan rekahan ini
tegak lurus dengan arah aliran.
15
MODUL KULIAH LAPANGAN TAHUN 2022-MATA KULIAH GENESA BAHAN GALIAN (TA 3101)
UNIT BISNIS PENAMBANGAN EMAS PONGKOR DAN PT LOLA LAUTTIMUR, BOGOR
5. Amati dan deskripsikan persebaran rekahan yang menjadi jalur infiltrasi air!
6. Amati dan deskripsikan derajat pelapukan batuan yang dilalui oleh rekahan-
rekahan tersebut! Apakah ada zonasi derajat pelapukan!
16