Anda di halaman 1dari 30

Asuhan Keperawatan

Neonatus Gangguan
Metabolik (DM)
Oleh :
Novia Pratiwi S.Kep., Ns
Tujuan Umum
Peserta pelatihan mampu memahami teori dan
asuhan keperawatan pada bayi dengan ibu DM

Tujuan Khusus
Peserta pelatihan mampu melakukan perawatan
pada bayi dengan ibu DM
Diabetes Mellitus
● Diabetes mellitus merupakan
sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah
atau hiperglikemia.

● Bayi dari ibu diabetes adalah


bayi yang dilahirkan dari ibu
penderita diabetes.
Pendahuluan

• Satu dari 500-1000 wanita hamil adalah penderita


diabetes
• Satu dari 120 kehamilan adalah gestasional diabetes
• Prevalensi DMG 3-5 % dari kehamilan normal
• Dua macam diabetes pada kehamilan
Diabetes sebelum kehamilan : 0,2-0,3 % ibu hamil
Diabetes gestational : 2-3 % ibu hamil
Faktor Resiko DMG
• Obesitas
• Kenaikan berat badan berlebih saat
hamil
• Riwayat DM di keluarga
• Riwayat DMG dikehamilan sebelumnya
• Glukosuria
• Riwayat melahirkan bayi besar
• Gangguan sistem imun
Patofisiologi

DMG  gangg resistensi insulin & sekresi insulin oleh sel


beta pankreas

Sel beta memacu produksi insulin utk tubuh (pada kehamilan


normal)

Pada DMG tidak  ggn toleransi glukosa(hiperglikemia)


Patofisiologi

glukosa dapat berdifusi melalui plasenta, insulin ibu tidak


dapat ditransfer ke janin

pankreas janin terstimulasi untuk memproduksi insulin sendiri

Hipoglikemia pada bayi baru lahir


Patofisiologi

Insulin mempengaruhi perbandingan Lesitin dan Spingomielin


(menunjukkan maturitas paru)

Surfaktan di Paru-Paru <<<

Respiratory Distress Sindrom


Patofisiologi

Insulin >>> (salah satu hormon pertumbuhan/GH)


Mempercepat transpor asam amino ke dalam sel

Pembentukan protein >>>

Makrosomia
Masalah pada bayi

1. Hipoglikemia
2. Makrosomia
3. RDS
4. Anomaly congenital
5. Hiperbilirubinemia
6. Hipokalsemia
7. Trauma lahir
Hipoglikemia

• Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah < 45


mg/dL pada bayi baru lahir
• Disertai dengan makrosomia pada ibu DM
• Glukosa darah perlu diukur pada neonatus
dengan resiko hipoglikemia
Hipoglikemia

Waktu pemeriksaan :
• Neonatus dengan resiko hipoglikemia, dilakukan 1 jam
pertama setelah lahir
• Tanpa faktor resiko, skrining dilakukan jika ada
tanda klinis
• Semua neonatus dengan tanda klinis  segera
Tanda Klinis Hipoglikemia

Neurogenik Neuroglikopenik Tanda lain


• Reflek hisap lemah
• Jiteriness • Apnea
• Malas minum
• Iritabilitas • Sianosis
• Menangis lemah
• Takipnea • Bradikardi
• Letargis
• Pucat • Hipotermia
• Kejang
• Hipotonia
Penatalaksanaan Hipoglikemia

1. Manajemen glukosa darah <25 mg/dl atau ada


gejala
2. Manajemen glukosa darah antara 25-45 mg/dl
tanpa tanda hipoglikemia
Manajemen glukosa darah<25 mg/dl atau ada gejala
1. Pasang jalur intra vena
2. Berikan glukosa 10% 2 ml/kg BB
3. Berikan infus glukosa sesuai GIR 6-8 mg/kg/menit
4. Periksa kadar glukosa satu jam setelah bolus
• Jika kadar glukosa masih 25 mg/dl ulangi bolus
lanjutkan dengan infus, ulangi pemeriksaan
glukosa 1 jam stlh koreksi
• Jika kadar glukosa 25-45 mg/dl naikkan GIR 2
mg/kg/menit, ulangi pemeriksaan glukosa 1 jam stlh
koreksi
• Bila kadar glukosa darah 45 mg/dl atau lebih
pertahankan GIR 6-8 mg/kg/menit dan ulangi
pemeriksaan glukosa 1-2 jam stlh koreksi
5. Anjurkan ibu menyusu atau berikan asi perah, turunkan
cairan infus secara bertahap
Manajemen glukosa darah antara 25-45 mg/dl tanpa
tanda hipoglikemia
1. Anjurkan ibu untuk menyusui /berikan asi perah
2. Apabila pemberian minum tidak memungkinkan  pasang
IV, berikan glukosa sesuai kebutuhan
3. Periksa kadar glukosa dalam 1 jam atau sebelum
pemberian minum berikutnya
• Jika <25 mg/dl atau ada tanda hipoglikemi (poin
sebelumnya)
• Jika 25-45 mg/dl, naikkan pemberian minum atau
naikkan GIR, ulangi pemeriksaan glukosa darah 1 jam
stlh koreksi
• Jika 45 mg/dl atau lebih, pertahankan minum atau
pertahankan GIR, ulangi pemeriksaan glukosa darah 1-
2jam stlh koreksi
Frekuensi pemeriksaan glukosa darah setelah glukosa
darah kembali normal
1. Jika 2 kali pemeriksaan normal  pemeriksaan
selanjutnya dilakukan dalam 12 jam
2. Jika bayi mendapat infus, GIR diturunkan bertahap jika
GDS stabil, jika GIR masih di atas 6 mg/kg/menit 
ulangi pemeriksaan setiap 24 jam
3. Pemantauan GDS dihentikan jika pasien menggunakan GIR
<6 mg/kg/menit dan hasil pemeriksaan glukosanormal dalam
1x24 jam
Makrosomia
Makrosomia adalah bayi yang dilahirkan dengan
berat badan lebih dari 4000 gr.

Dari berbagai penelitian didapatkan informasi


bahwa hiperinsulinisme dan peningkatan
penggunaan zat makanan dapat
mengakibatkan peningkatan ukuran badan
janin. Hiperglikemia maternal dapat
merangsang hiperglikemia dan hiperinsulinisme
janin, sehingga menyebabkan terjadinya
makrosomia
Karakteristik bayi makrosomia

Memiliki wajah berubi


01 (menggembung)
04 Kulit kemerahan

02 Pletoris (wajah tomat) 05 Lemak tubuh yang


banyak

Badan montok dan Plasenta dan tali pusat


03 06 lebih besar dari rata 2
bengkak
RDS Anomaly Hiperbilirubin 01
Bayi dari ibu DM
Congenital
mempunyai risiko tinggi Bayi dengan ibu DM 02
mengalami RDS. memiliki risiko lebih
tinggi terjadinya 03
Hiperinsulinemia  hiperbilirubinemia. Sistem
menghambat produksi 04
proses bilirubin yang
surfaktan karena tidak efektif pada
05
mempengaruhi bayi baru lahir dari
perbandingan lesitin ibu DM menghasilkan 06
dengan spingomielin kenaikan yang lebih
yang merupakan unsur cepat dari konsentrasi
utama pembentukan puncak serum bilirubin
surfaktan. pada bayi.
.
Hipokalsemia
01
Hipokalsemia ini akibat Trauma
ketidaknormalan pada Lahir 02
kadar kalsium ibu DM
03
yang disalurkan pada
janin. Kadar kalsium
04
dalam darah ibu DM
yang tinggi selama 05
kehamilan direspon oleh
janin berupa 06
hipoparatiroid yang
kemudian menyebabkan
hipokalsemia
Bayi dengan ibu DM
• Amati tanda hipoglikemia sd usia 3 hari
• Cek GDS  tiap 6 jam selama 24 jam
sampai normal dalam 2x pemeriksaan
berturut-turut
• Jika ada tanda hipoglikemia  manajemen
hipoglikemia
01

02

03

ASUHAN 04

KEPERAWATAN 05

06
Pengkajian
•Data
•Riwayat Kelahiran (antenatal, postnatal)
•Pemeriksaan fisik (head to toe)
•Pengkajian persistem
- Sistem pernafasan
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem neurologis
- Sistem gastrointestinal
- Sistem perkemihan
- Sistem integumen
- Nutrisi
- Psikososial
• Data penunjang (lab, ro)
• Program terapi
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Pola Nafas Tidak Efektif Pola Napas (L.01004) Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
(D.0131) Tujuan: Setelah dilakukan Observasi:
Pengertian : tindakan keperawatan pola nafas  Monitor pola nafas
Inspirasi dan / atau membaik.  Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
ekspirisasi yang tidak Kriteria Hasil : upaya napas
memberikan ventilasi - Dipsnea membaik  Monitor adanya sumbatan jalan nafas
adekuat - RR 40-60 x/m Terapeutik
Penyebab : - Pernafasan cuping hidung menurun  Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Depresi pusat pernafasan - Retraksi dada menurun  Berikan oksigen bila perlu
- Gangguan neurologis - Kedalaman nafas menurun  Posisikan semi fowler
- Imaturitas neurologis Edukasi
- Efek agen farmakologis  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Tanda Gejala :  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
- Dipsnea Kolaborasi
- Penggunaan otot bantu  Kolaborasi pemberian bronkodilator
nafas
- Pola pernafasan abnormal Terapi Oksigen (I.01014)
- Pernafasan pursed lip Observasi:
- Pernafasan cuping hidung  Monitor kecepatan aliran oksigen
- Pernafasan semenit menurun  Monitor tanda-tanda hipoventilasi
 Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik:
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
 Ajarkan keluarga cara menggunakan oksigen
di rumah
Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakstabilan Gula Kestabilan Kadar Gula Darah Manajemen Hipoglikemia (I.03115)
Darah (D.0027) (L.03022) Observasi:
Pengertian : Tujuan : Setelah dilakukan  Identifikasi tanda gejala hipoglikemia
Variasi kadar glukosa darah tindakan keperawatan kestabilan  Identifikasi penyebab hipoglikemia
naik atau turun dari kadar gula darah meningkat. Terapeutik:
rentang normal Kriteria Hasil :  Pertahankan kepatenan jalan nafas
Penyebab hipoglikemia : - kesadaran meningkat  Pertahankan akses iv, jika perlu
o Disfungsi hati - kadar glukosa dalam darah membaik Edukasi
o Efek agen - tidak kejang  Anjurkan monitor kadar glukosa darah
farmakologis  Ajarkan pengelolaan hipoglikemi
o Gangguan
metabolik bawaan Kolaborasi
Tanda dan gejala :  Kolaborasi pemberian dektrosa jika
o Kadar glukosa perlu
dalam darah
rendah
o Kesadaran
menurun
o Letargi
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Menyusui Tidak Efektif (D.0029) Status Menyusui (L.03029) Edukasi Menyusui (I.12393)
Pengertian : Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:
Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami status menyusui membaik.  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
ketidakpuasan atau kesukaran dalam proses Kriteria Hasil :  Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
menyusui - BB meningkat Edukasi
Penyebab fisiologis : - perlekatan byi pada ibu meningkat  Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Ketidakadekuatan suplai ASI - pancaran ASI meningkat  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Hambatan pada neonatus - suplai ASI adekuat  Berikan kesempatan untuk bertanya
(prematuritas, sumbing) - intake ASI meningkat  Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
- Anomali payudara (puting - hisapan bayi meningkat  Libatkan sistem pendukung: suami, keluarga, tenaga kesehatan dan
masuk) masyarakat
- Ketidakadekuatan refleks
oksitosin Terapeutik:
- Ketidakadekuatan refleks  Berikan konseling menyusui
menghisap bayi  Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
- Payudara bengkak  Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan perlekatan (latch on)
- Riwayat operasi payudara dengan benar
- Kelahiran kembar  Ajarkan perawatan payudara postpartum (mis. memerah ASI,
Penyebab situasional : pijat payudara, pijat oksitosin).
o tTdak rawat gabung
o Kurang terpapar informasi
tentang pentingnya menyusui
dan atau metode menyusui
o Kurangnya dukungan keluarga
o Faktor budaya
Tanda dan gejala :
- Bayi tidak mampu melekat pada payudara
ibu
- ASI tidak menetes / memancar
- BAK kurang dari 8x dalam 24 jam
- Intake ASI tidak adekuat
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Ikterik Neonatus (D.0024) Adaptasi Neonatus (L.01095) Fototerapi Neonatus (I.03091)


Pengertian : Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Kulit dan membran mukosa keperawatan adaptasi neonatus  Monitor ikterik dan sklera dan kulit bayi
neonatus menguning setelah 24 membaik.  Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam
jam kelahiran akibat bilirubin Kriteria Hasil : sekali
Penyebab : - Kulit kuning menurun  Monitor efek samping fototerapi (mis.
 Kesulitan transisi ke - Sklera kuning menurun hipertermi, diare, rush pada kulit, penurunan
kehidupan ekstra uterin berat badan)
 Usia kurang dari 7 hari Terapeutik :
 Penurunan beratbadan  Siapkan lampu fototerapi dan inkubator atau
abnormal kotak bayi
 Keterlambatan pengeluaran  Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
mekonium  Berikan penutup mata pada bayi
Tanda dan gejala  Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit
- Profil darah abnormal bayi
- Membran mukosa kuning  Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi
- Kulit kuning secara berkelanjutan
- Sklera kuning  Ganti segera alas dan popok bayi jika
BAB/BAK
Edukasi :
 Anjurkan ibu menyusui sekitar 20-30 menit
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemeriksaan darah bilirubbin
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Infeksi Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I. 14539)
(D.0019) Tujuan : Setelah Observasi
Pengertian : dilakukan tindakan keperawatan  Monitor tanda gejala infeksi lokal
Berisiko mengalami tingkat infeksi meningkat. dan sistemik
peningkatan terserang Kriteria Hasil : Terapeutik
oganisme patogenik. - kebersihan tangan meningkat  Batasi jumlah pengunjung
Faktor risiko : - letargi menurun  Jaga kebersihan lingkungan
- Efek prosedur invasif - demam menurun  Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Peningkatan paparan - leukosit membaik kontak dengan pasien dan lingkungan
organisme patogen pasien
lingkungan  Pertahankan teknik aseptik pada
- Pertahanan tubuh pasien berisiko tinggi
primer tidak adekuat Edukasi
seperti gangguan  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
peristaltik, kerusakan  Ajarkan cara memeriksa luka
integritas kulit,  Anjurkan meningkatkan asupan cairan
ketuban pecah dini Kolaborasi
- Pertahanan tubuh  Kolaborasi pemberian imunisasi, jika
sekunder tidak adekuat perlu
01

02

03

04

05

06

Anda mungkin juga menyukai