Anda di halaman 1dari 54

Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

KATA PENGANTAR
Kesehatan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat
kesejahteraan masyarakat, semakin sehat suatu masyarakat semakin sejahtera pula
masyarakat tersebut. Untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan selain memelihara
kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat juga memerlukan pelayanan
kesehatan. Untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, maka salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi adalah tersedianya sarana penunjang kesehatan yang lengkap. DED
Pembangunan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro merupakan
salah satu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kinerja
tenaga kesehatan di RSUD Sosodoro Bojonegoro. Perencanaan Pembangunan Gedung di
RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo di harapkan akan dapat memberikan dampak antara
lain, meningkatkan kinerja tenaga kerja kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, dan mutu kesehatan.
Satuan Kerja Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten
Bojonegoro selaku pemrakarsa, melaksanakan PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT DR.
SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO yang bekerja sama dengan Konsultan
Perencana CV. Mitra Karya Mandiri
Meskipun upaya maksimal telah kami lakukan dalam Laporan Pendahuluan
PERENCANAAN GEDUNG RSUD DR. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO, namun
diharapkan masukan dari berbagai pihak dalam pelaksanaan studi agar penulisan
selanjutnya dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Kepada semua pihak yang telah membantu Perencanaan Laporan Pendahuluan ini
disampaikan penghargaan dan terima kasih. 17 Juli 2018
KONSULTAN PERENCANA
CV. Mitra Karya Mandiri

Moh. Syafi Irfani, A. Md.


Direktur

i
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................... 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN........................................................................................................ 2
C. SASARAN ................................................................................................................................ 2
BAB II PENGEMBANGAN RANCANGAN ............................................................................................. 3
A. DATA DAN INFORMASI LAPANGAN ............................................................................. 3
1. LAYOUT ........................................................................................................................... 3
2. EKSISTING ....................................................................................................................... 4
3. MASTERPLAN / SITEPLAN / LAYOUT AWAL BANGUNAN ................................... 5
4. RENCANA TAPAK BANGUNAN .................................................................................. 6
5. RENCANA TATA RUANG LUAR .................................................................................. 8
6. PERLETAKAN SEMPADAN BANGUNAN ................................................................. 10
B. DENAH DAN POTONGAN AWAL BANGUNAN .......................................................... 11
1. KONSEP DENAH ........................................................................................................... 11
2. URAIAN KONSEP DAN VISUALISASI DESAIN ....................................................... 22
3. PENGEMBANGAN SISTEM STRUKTUR ................................................................... 28
4. PERHITUNGAN STRUKTUR ....................................................................................... 29
5. INFORMASI DAN TEKNOLOGI .................................................................................. 30
6. PENERAPAN SISTEM UTILITAS ................................................................................ 31
BAB III DETAIL TEKNIS PERENCANAAN .......................................................................................... 45
A. PENGGUNAAN SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN AWAL .............................................. 45
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................. 51

ii
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo, berada di Jl. Veteran No. 36,
Jambean, Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Gedung yang berada di kabupaten Bojonegoro ini berfungsi sebagai pelayanan
instalasi rawat inap, ESWL, CATHLAB, ICU, SIMRS dan MRI bagi masyarakat. Kapasitas
gedung ini adalah 100 bed.
Seiring bertambahnya populasi penduduk Kabupaten Bojonegoro maka
bertambah pula kebutuhan penunjang kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Beberapa hal tersebut membuat RSUD Dr. Sosodoro Bojonegoro menjadi kurang
memadai untuk menjalankan fungsinya dalam melayani kebutuhan masyarakat akan
kesehatan. RSUD Dr. Sosodoro Bojonegoro membutuhkan Gedung baru yang mampu
menampung dan melayani masyarakat baik yang sekarang sudah ada maupun yang
nantinya dialihkan dari rumah sakit dan puskesmas di daerah lain. Diharapkan
pembangunan gedung baru ini dapat mengakomodasi kebutuhan daya tampung
pasien, tenaga kerja kesehatan dan alat penunjang kesehatan bagi RSUD Dr.
Sosodoro Bojonegoro.
Oleh sebab itu, agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik maka perlu
dilakukan perencanaan Gedung dengan mengutamakan optimalisasi terhadap
kapasitas ruangan, sirkulasi bangunan dan ruang yang baik serta tetap menghadirkan
kualitas ruang yang sehat dan layak bagi masyarakat.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, maka diperlukan penyedia jasa konsultasi
yang kompeten dalam menyusun dokumen perencanaan teknis pembangunan
gedung tersebut. Kerangka Acuan Kerja ini disusun untuk menjadi pedoman bagi
penyedia jasa konsultansi dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis
Perencanaan Gedung RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo.

1
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari perencanaan ini adalah menyusun perencanaan teknis dalam


proses Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo.
Tujuan dari Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ini
adalah :
1. Membuat suatu Gedung dengan mengoptimalkan kapasitas dalam asrama
sehingga mampu mengakomodasi kebutuhan pengguna
2. Menciptakan sirkulasi antara bangunan dengan orientasi memberi kemudahan
akses pada PMKS dan pengguna lainnya
3. Menciptakan ruang asrama yang nyaman dan layak bagi PMKS.

C. SASARAN

Adapun target/sasaran dari kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh


Penyedia Jasa Kontruksi terintegrasi antara lain:
1. Tahap Perencanaan
a. Pengumpulan data perencanaan dan melakukan survei lokasi. Dan Penyusunan
laporan penyelidikan tanah setempat.
b. Penyusunan konsep perencanaan arsitektural dan gambar perencanaan
arsitekturalnya.
c. Penyusunan konsep perencanaan struktural dan gambar perencanaan
strukturalnya.
d. Penyusunan konsep perencanaan mekanikal - eletrikal dan gambar
perencanaan mekanikal - elektrikalnya.
2. Tahap Konstruksi
a. Pelaksanaan konstruksi sesuai perencanaan yang disetujui setiap tahapan
pekerjaannya.
b. Hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi syarat kualitas
c. Hasil pekerjaan konstruksi yang sesuai Anggaran
d. Hasil pekerjaan konstruksi tepat waktu.

2
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

e. Tahapan konstruksi yang memenuhi persyaratan HSE/K3 dan ICRA (Infection


Control Risk Assesment).

BAB II
PENGEMBANGAN RANCANGAN

A. DATA DAN INFORMASI LAPANGAN


1. LAYOUT
Layout Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo berada
di Jl. Veteran No. 36, Jambean, Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro.Lokasinya

Gambar 2.1.1 Lokasi UPT BPPMKS Dinsos, Sidoarjo

3
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.1.2 Site Gedung Asrama UPT BPPMKS Dinsos Jatim

2. EKSISTING
Kondisi lahan berada di sisi selatan atau sisi belakang dari UPT BPPMKS.
Lahan eksisting yang ada saat ini adalah lahan kosong dengan kontur yang cukup
bervariasi. Terdapat kondisi eksisting yang akan dijelaskan pada foto berikut ini :

Gambar 2.2.1 Kondisi Eksisting UPT BPPMKS Dinsos Jawa Timur

4
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

3. MASTERPLAN / SITEPLAN / LAYOUT AWAL BANGUNAN


Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo merupakan perencanaan
Gedung Asrama dengan kapasitas yang direncanakan untuk 500 klien PMKS Dinas
Sosial. Dalam lahan tersebut akan dikembangkan rancangan asrama yang terdiri
dari beberapa massa bangunan yang berada pada sisi selatan lahan UPT BPPMKS
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Pengembangan Rencana Tapak / Massa
Bangunan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo untuk lebih detailnya
akan dijelaskan pada gambar berikut ini:

Gambar 2.4.1 Kondisi Eksisting Tapak


Lahan yang akan diolah adalah lahan asli yang belum pernah dimanfaatkan
sehingga memiliki kontur tanah yang bervariasi. Lahan ini berbatasan langsung
dengan permukiman penduduk disisi barat dan timur, sedangkan pada sisi selatan
merupakan lahan kosong.

5
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

4. RENCANA TAPAK BANGUNAN


Sesuai dengan konsep pra-desain, bentuk rencana tapak bangunan Gedung
Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo adalah sebagai berikut :

Gambar 2.5.1 Rencana Tata Massa & Sirkulasi

6
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.5.2 Rencana Tapak dan Sirkulasi Kawasan

7
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

5. RENCANA TATA RUANG LUAR


Pengembangan Rencana Tata Ruang Luar Gedung Rumah Sakit Sosodoro
Djatikoesoemo untuk lebih detailnya akan dijelaskan pada gambar berikut :

Gambar 2.6.1 Rencana Tata Ruang Luar & Sirkulasi Pejalan Kaki

Gambar 2.6.2 Rencana Tata Ruang Luar & Sirkulasi Disabilitas

8
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.6.2 Rencana Tata Ruang Luar & Sirkulasi Kendaraan

Gambar 2.6.3 Rencana Tata Ruang Luar & Vegetasi


Berikut adalah beberapa nama jenis tanaman yang dimungkinkan bisa
ditanam pada Ruang Luar Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo :

9
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

1. Vegetasi Pembatas Visual (Visual Control) adalah vegetasi yang bisa digunakan
untuk pengarah ataupun pembatas visual. Dalam konteks bangunan asrama ini,
Visual Control dibutuhkan untuk membatasi pandangan baik dari dalam
maupun dari luar area asrama mengingat lahan asrama yang berbatasan
langsung dengan permukiman warga dan memungkinkan untuk terjadi
interaksi diantara keduanya. Tanaman yang memungkinkan untuk fungsi ini
adalah jenis bambu yang memiliki kerapatan daun yang baik, Glodokan Tiang
(Polyalta longifolia).
2. Area berkebun dibutuhkan untuk mewadahi aktifitas sehari-hari klien PMKS.
Area berkebun ini nantinya diberikan tanah dan pupuk untuk kemudian di
tanami tanaman produktif seperti tomat, wortel, cabe, dan lain sebagainya.

6. PERLETAKAN SEMPADAN BANGUNAN


Dalam membangun sebuah gedung harus memperhatikan batas - batas
lahan yang akan dijelaskan berikut ini :
- KDB : 60 %
- KLB : 4 Lantai
- GSB : 10 meter

Perletakan Sempadan Bangunan Gedung Rumah Sakit Sosodoro


Djatikoesoemo untuk lebih detailnya akan dijelaskan pada gambar berikut:

10
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.3 Perletakan Sempadan Bangunan

B. DENAH DAN POTONGAN AWAL BANGUNAN


1. KONSEP DENAH
 Konsep Denah Rumah Sakit Lantai 1
Konsep denah Pembangunan Gedung RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo
akan dijelaskan paga gambar berikut ini

Gambar 2.4.1 Aksonometri Konsep Denah Rumah Sakit Lt 1


Pada rencana Gedung Lantai 1 di RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo
ditempatkan di bagian belakang RSUD yang difungsikan sebagai ruang MRI,
ruang Cathlab , dan ruang ESWL untuk memenuhi dan memberi fasilitas terbaik
untuk masyarakat akan merasa nyaman dan sembuh di RSUD yang akan
memberikan pelayanan untuk masyarakat.

11
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.4.1 Denah Rumah Sakit Lt 1

12
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.4.3 Aksonometri Konsep Denah Rumah Sakit Lt 2


Pada rencana Gedung Lantai 2 di RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo
ditempatkan di bagian belakang RSUD yang difungsikan sebagai ruang ICU
untuk 11 pasien dan Area SIMRS untuk pusat database dan informasi digital
untuk memenuhi, memberi dan meningkatkan fasilitas terbaik untuk
masyarakat akan merasa nyaman dan sembuh di RSUD yang akan memberikan
pelayanan untuk masyarakat.

13
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.4.4 Denah Rumah Sakit Lt 2

14
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.4.3 Aksonometri Konsep Denah Rumah Sakit Lt 3


Pada rencana Gedung Lantai 3 di RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo
ditempatkan di bagian belakang RSUD yang difungsikan sesuai kebeutuhan
RSUD ke depanya untuk meningkatkan dan memfasilitasi masyarakat akan
merasa nyaman dan sembuh di RSUD yang akan memberikan pelayanan untuk
masyarakat.

15
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

 PEIL LANTAI
Perencanaan Gedung di RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
adalah perencanaan Gedung baru yang berada pada lahan asli dengan kontur
tanah persawahan yang cukup beragam. Lahan ini adalah lahan yang sejak dulu
adalah pertanian. Oleh karena itu perlu adanya penyesuaian elevasi agar
akifitas didalam rumah sakit tidak terganggu oleh banjir. Untuk penjelasan peil
lantai bangunan eksisting. Berikut adalah penjelasan peil lantai bangunan
eksisting dan rencana yang akan dibuat.

UTARA

Gambar 2.5.1 Peil Lantai Gedung Eksisting


Elevasi pada bangunan rumah sakit akan dinaikkan kurang lebih 100 cm dari
elevasi jalan existing. Sedangkan elevasi jalur sirkulasi dalam kawasan yang akan
dibangun di tinggikan 30 cm dari elevasi jalan existing. Berikut adalah penjelasan
singkat tentang elevasi Gedung di RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

16
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.5.2 Rencana Peil Lantai Gedung Baru


 KOORDINAT BANGUNAN
Koordinat wilayah, gedung, dan bangunan sangat menentukan iklim,
posisi matahari, dan juga orientasi terhadap bangunan penunjang sekitar.
Bangunan Asrama UPT BPPMKS Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur memiliki arah
hadap utama ke utara yang berbatasan langsung dengan asrama eksisting UPT
BPPMKS. Suhu udara akan lebih tinggi pada sisi utara dan barat dari
bangunan.Untuk penjelasan koordinat bangunan eksisting dan rencana yang
akan dibuat akan dijelaskan pada gambar berikut ini :

Gambar 2.6.1 Koordinat Bangunan

17
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

UTARA

Gambar 2.6.2 Potensi Suhu Tinggi

Pada Gambar 2.5.2 terlihat bagian yang diberi warna merah merupakan
bagian yang memiliki potensi suhu paling tinggi pada setiap harinya. Oleh
Karena itu pada bangunan tersebut diperlakukan lebih tertutup dibanding
dibagian lain dari bangunan. Berikut adalah penjelasan singkat terkait adaptasi
bangunan terhadap koordinat bangunan.

Gambar 2.6.3 Adaptasi Fasad Bangunan

18
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Memperlebar teritisan serta modifikasi material pada fasad adalah cara


yang digunakan pada bagunan Gedung di RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo
Bojonegoro ini. Pada jalur sirkulasi yang berada di sisi barat merupakan sirkulasi
yang mengarah masuk ke dalam kawasan yang akan di bangun dan sisi utara
berfungsi untuk area parkir kendaraan dan mobil. Pada lantai dua dan tiga
diberikan overstek atap selebar 1 meter dan juga diberi kanopi beton pada
setiap bukaan jendela yang ada dan dilapisi acp.
Pada sisi jembatan penghubung untuk akses penghubung antar gedung
baru dan gedung exiting di lantai dua dan di atapi dengan upvc

 UKURAN DAN MATERIAL


Untuk penjelasan ukuran dan material bangunan eksisting dan rencana
yang akan dibuat akan dijelaskan pada gambar berikut ini :

Gambar 2.7.1 Ukuran dan Material


Pembangunan Gedung di RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro,
untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Material yang digunakan adalah
material lokal yang banyak dijumpai. Material penutup atap menggunakan dack
beton. Material dinding menggunakan dinding bata ringan yang diharapkan

19
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

tidak membebani struktur bangunan yang ada. ACP mengelilingi gedung dan
menjadi aksen dari fasad.
 TAMPAK (PANDANGAN EMPAT ARAH)
Untuk tampak atau tampilan fasade Bangunan Asrama UPT BPPMKS
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dengan pandangan 4 arah akan di lampirkan
pada gambar berikut ini :

Gambar 2.8.1 Tampak Depan Bangunan (Utara)

Gambar 2.8.2 Tampak Belakang Bangunan (Selatan)

Gambar 2.8.3 Tampak Samping Kiri Bangunan (Barat)

Gambar 2.8.4 Tampak Samping Kanan Bangunan (Timur)

20
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

 BAHAN BANGUNAN YANG DIGUNAKAN


Bahan bangunan pada Gedung di RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo
Bojonegoro akan dijelaskan pada gambar berikut ini :

Gambar 2.9.1 Bahan Bangunan ( Eksterior )

21
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.9.2 Bahan Bangunan Area Entrance & Facade

Gambar 2.9.3 Bahan Bangunan Area Interior

2. URAIAN KONSEP DAN VISUALISASI DESAIN


Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo merupakan Gedung asrama
dengan gaya modern tropis dengan mengedepankan konsep fungsionalisme.

Gambar 2.10.1 Perspektif Mata Burung

22
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.10.2 Perspektif Mata Burung

Gambar 2.10.3 Tampak Barat

23
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.10.4 Entrance Sisi Barat

Gambar 2.10.5 Tampak Prespektif

24
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.10.6 Tampak Area Parkir

Gambar 2.10.7 Selasar Sisi Selatan

25
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.10.8 Selasar Sisi Utara

Gambar 2.10.9 Tampak Prespektif

26
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.10.12 Koridor Lantai 1 (Asrama Isolasi)

Gambar 2.10.10 Interior MRI

Gambar 2.10.11 Interior Loby

27
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

3. PENGEMBANGAN SISTEM STRUKTUR


Konsep dan model struktur pada Gedung Rumah Sakit Sosodoro
Djatikoesoemo menggunakan konsep kolom kuat balok lemah (strong coulomn
weak beam), dimana sendi plastis direncanakan terjadi di balok untuk meratakan
energi gempa yang masuk. Sistem portal kolom balok beton bertulang mengacu
pada beberapa tata cara perencanaan bangunan dan juga pada beberapa
referensi khusus yang lazim digunakan. Beberapa acuan yang digunakan adalah :
1. Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain SNI
1727:2013
2. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan
non gedung (SNI 1726:2019).
3. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (SNI 2847:2019).
4. Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural (SNI 1729:2015).
5. Baja profil WF-beam proses canai panas (SNI 07-7178-2006).
6. Baja profil H (SNI 2610:2011).
7. Baja tulangan (SNI 2052:2017).
8. Perancangan Geoteknik (SNI 8460:2017).
9. Peta sumber dan bahaya gempa Indonesia tahun 2017 (ISBN 978-602-5489-01-
3).
Konsep bentuk struktur akan dijelaskan dalam bentuk gambar berikut :

Gambar 2.11.1 Konsep dan Model Struktur

28
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.11.2 Konsep dan Model Struktur

Gambar 2.11.3 Konsep dan Model Struktur

4. PERHITUNGAN STRUKTUR
Dalam perancangan struktur ini beban yang bekerja pada sistim struktur
gedung tersebut harus didasarkan atas pertimbangan – pertimbangan sebagai
berikut :
a. Pembebanan dan kombinasi pembebanan.
b. Penentuan response spektra gempa.
c. Penentuan sistem struktur.
e. Penentuan periode getar alami struktur.
f. Peninjauan terhadap pengaruh gempa.
Urutan dan tahapan permodelan struktur dimasukkan sesuai dengan
gambar rencana dan parameter-parameter material dan pembebanan

29
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

dimasukkan sesuai dengan spesifikasi dari material yang digunakan. Setelah


permodelan dan analisa struktur maka tahapan berikutnya adalah evaluasi
pendetilan elemen struktur dari permodelan tersebut. Selengkapnya akan
terlampir pada lampiran “perhitungan struktur”

5. INFORMASI DAN TEKNOLOGI


Untuk melaksanakan pekerjaan desain, khususnya untuk pekerjaan desain
mekanikal, elektrikal dan plumbing (MEP) diperlukan alur langkah kerja yang baik
sebagai acuan. Tahap apa saja yang harus dilakukan di dalam proses dari awal
desain sampai dengan produk akhir, baik itu pekerjaan desain baru maupun
pengembangan desain dari kondisi eksisting.

Gambar 2.12 Alur Perencanaan MEP

30
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

a. Survey
Pada tahap ini semua yang berkaitan dengan rencana desain mep didata dan
dicatat, baik itu untuk rencana desain pengembangan, renovasi maupun untuk
rencana desain baru. semua data yang diperoleh merupakan produk survey
sebagai dasar atau acuan untuk rencana desain.

b. Pengolahan Dan Analisis Data


Data tersebut diolah untuk menjadi dasar konsep perancangan instalasi mep,
yaitu:
- Pengembangan Desain
Pada tahap ini, semua data yang menyangkut kebutuhan ruang, dimensi
ruang, dan lokasi/penempatan ruang-ruang utilitas tersebut dikoordinasikan
dengan arsitek dan sipil/stuktur. Hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan
sistem dan anggaran dikoordinasikan dengan pihak pemilik/user.
- Desain Rinci
Penjelasan dan data di atas bersifat panduan/guidence dalam rencana
desain, sehingga tentu saja belum lengkap semua jenis instalasi mep yang
ada. Adjustmen sesuai kebutuhan Pemberi tugas maupun hasil analisa akan
terjadi.

6. PENERAPAN SISTEM UTILITAS


Penerapan sistem utilitas terdiri dari beberapa point yang akan dijelaskan berikut
ini :
a. Elektrikal
1) Standar–standar yang digunakan :
- PUIL 1987 - Indonesia Standard
- JIS - Japanese Standard
- VDE/DIN - German Standard
- NEMA - U S A Standard
- B S - British Standard
- NFC - French Standard
- NCFA - National Code Fire Alarm Standard

31
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

- NEC - National Electric Codes


- NFPA - National Fire Protection Association
2) Dasar-dasar perencanaan
Kriteria penting yang harus dipenuhi dalam perencanaan sistem
kelistrikan diantaranya adalah kualitas dan kontinuitas dalam penyediaan
daya listriknya. Selain itu sistem kelistrikan tersebut harus memenuhi
berbagai persyaratan dan kriteria sebagai berikut :
- Kendala Sistem, tata cara pengoperasian pelayanan kesehatan keandalan
yang tinggi dalam penyediaan daya listrik, aman dari kegagalan dan
sesedikit mungkin gangguan terhadap sistem secara keseluruhan
- Kemudahan dalam Operasional dan Pemeliharaan Sistem kelistrikan
harus direncanakan sesederhana mungkin untuk memudahkan dalam
operasi dan pemeliharaan
- Pengaturan Tegangan, Mengingat banyaknya jalur elektrikal yang
terpusat, maka tegangan sumber listrik harus dapat dipertahankan pada
berbagai macam beban
- Pemeliharaan, Sistem distribusi kelistrikan harus direncanakan dengan
berbagai kemudahan bagi pemeriksaan dan perbaikan jika terjadi
gangguan atau kerusakan
- Fleksibilitas, Sistem kelistrikan harus direncanakan dengan cukup
fleksibel, yang berarti tanggap terhadap kemungkinan terjadinya
penambahan dan perluasan bangunan serta peralatan. Harus
diperhatikan perubahan tegangan listrik, rating peralatan, penambahan
ruang peralatan baru bahkan kemungkinan penambahan beban
kelistrikan
- Biaya Investasi dan Operasional, Sistem kelistrikan harus direncanakan
dengan menekan serendah mungkin biaya investasi dan biaya
pengoperasiannya
3) Sumber daya dan Beban Listrik

32
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Klasifikasi beban listrik, perencanaan sistem kelistrikan harus diawali


dengan memperhatikan besaran dan sifat-sifat beban yang dilayani,
termasuk kemungkinan pertumbuhan beban akibat perluasan bangunan
serta jenis peralatan yang ada.
- Beban Penerangan
Standar VA/M2 untuk penerangan tergantung pada tingkat iluminasi dan
efisiensi dari perangkat pelengkapnya. Berdasarkan pada IEEE No. 241,
standar tersebut berkisar antara 10 VA/m2 sampai dengan 120 VA/m2.
Harga ini terlalu tinggi dan berdasarkan perkiraan rata-rata penerangan
di Indonesia, diambil standar antar 10 VA/m2 sampai 50 VA/m2, atau
rata-rata 25 VA/m2 untuk seluruh bangunan.
- Beban Peralatan
Yang termasuk beban peralatan diantaranya adalah :
 stop kontak
 pompa-pompa
 peralatan komunikasi
Beban ini berkisar antara 30 VA/m3 sampai dengan 130 VA/m2, dan
beban keseluruhan berkisar antara 30% sampai dengan 50% dari
seluruh luas bangunan yang ada.
- Beban Lain-lain
Beban lain-lain tersebut khususnya adalah beban listrik dari peralatan
medis khusus yang harganya berkisar antara 20 VA/m2 sampai dengan 40
VA/m2.
Kategori Pembebanan :
Beban listrik untuk setiap bangunan dibedakan atas tiga katagori sebagai
berikut :
 Prioritas Utama (kategori A); beban yang harus disuplai secara kontinu
tanpa boleh terputus sama sekali, baik oleh sumber listrik PLN maupun
sumber cadangannya

33
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

 Prioritas Sedang (katagori B); beban yang dilayani secara kontinu oleh
sumber listrik PLN dengan sumber cadangan Diesel-Generator
 Beban Umum (katagori C); beban yang hanya dilayani oleh sumber
listrik PLN saja
- Jaringan Distribusi dan Sumber Daya Cadangan
Faktor penting yang mempengaruhi perencanaan sistem kelistrikan dan
pengaturan jaringan adalah : karakteristik beban, kualitas pelayanan,
ukuran dan konfigurasi bangunan serta pertimbangan biaya.
Sedangkan sumber daya listrik cadangan adalah sebagai berikut :
 Diesel-Generator, Sebagai sumber tenaga cadangan (khususnya untuk
melayani Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Bedah), digunakan
dieselgenerator dengan perkiraan kapasitas antara 30% sampai
dengan 40% dari total beban puncak.
 Uninterruptible Power Suplly (UPS), UPS sangat penting untuk
mensuplai daya listrik cadangan peralatan-peralatan medis penting
yang melayani kelangsungan hidup pasien serta peralatan lain seperti
telepon, alarm kebakaran, PABX serta peralatan komunikasi dan
komputer.
b. Ventilasi dan Pengkondisian Udara
Persyaratan teknis sistem ventilasi, kebutuhan ventilasi yang harus mengikuti:
- SNI 03-6390-2000 Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan
gedung
- SNI 03-6572-2001 Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian
udara pada bangunan gedung, atau edisi terbaru
- Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan dan pemeliharaan
sistem ventilasi
- Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan dan pemeliharaan
sistem ventilasi mekanis.

Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang
belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.

34
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Tabel 2.1 Kebutuhan Laju Udara Ventilasi Berdasarkan SNI 03-6572-2001

Gambar 2.38 Ventilasi dan Pengkondisian Udara

c. Pencahayaan
Persyaratan pencahayaan harus mengikuti :
- SNI 03-6197-2000 Konservasi energi sistem pencahayaan buatan pada
bangunan gedung, atau edisi terbaru
- SNI 03-2396-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada
bangunan gedung, atau edisi terbaru
- SNI 03-6575-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada
bangunan gedung, atau edisi terbaru.
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang
belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.
Tabel 2.2 Daya Maksimum Pencahayaan

Sumber : SNI 03-6759-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Teknis


d. Sanitasi ( Plumbing, Sampah, Septictank, Air Hujan )
1) Persyaratan Plumbing Dalam Bangunan Persyaratan plambing dalam
bangunan gedung harus mengikuti :
- Kualitas air minum mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun
2005 tentang Pengembangan sistem Air Minum dan Permenkes

35
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

907/2002, sedangkan instalasi perpipaannya mengikuti Pedoman


Plambing
- SNI 03-6481-2000 Sistem Plambing 2000, atau edisi terbaru
- Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau
yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman
teknis
2) Sistem Pengolahan dan Pembuangan Air Limbah/Kotor
Persyaratan teknis air limbah harus mengikuti aturan yang akan
dijelaskan berikut ini :
- SNI 03-6481-2000 Sistem plambing 2000, atau edisi terbaru
- SNI 03-2398-2002 Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem
resapan, atau edisi terbaru
- SNI 03-6379-2000 Spesifikasi dan pemasangan perangkap bau, atau edisi
terbaru
- Tata cara perencanaan, pemasangan dan pemeliharaan sistem
pembuangan air limbah dan air kotor pada bangunan gedung mengikuti
standar baku serta ketentuan teknis yang berlaku.
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung,
atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau
pedoman teknis.
Sistem Pengolah Air Limbah :
Sistem air limbah dari masing-masing tempat misal ruang asrama,
meja wastafel, maupun ruang cuci dialirkan secara gravitasi ke penampung
awal. Pada penampung ini dilakukan penyaringan dengan menggunakan
penyaring untuk memisahkan sampah padat yang terikut masuk yang
selanjutnya akan dikumpulkan bersama sampah padat lain untuk diolah
dalam pengolah sampah padat. Sampah padat yang berukuran kecil dan liat
akan dihancurkan dengan mekanik screen untuk menjadi bagian-bagian
kecil. Proses pemisahan sampah padat dan cair ini dilakukan secara bertahap
dengan mekanik screen dan gaya sentrifugal dengan menggunakan air yang

36
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

dipompa untuk pendorong dan memperlancar aliran. Sehingga air dan


padatan dapat benar-benar terpisah.

Gambar 2.14.1 Diagram Sistem Kotor

Gambar 2.14.2 Single Line Diagram Sistem Air Bersih

37
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

3) Persyaratan Penyaluran Air Hujan Persyaratan penyaluran air hujan harus


mengikuti :
- SNI 03-4681-2000 Sistem plambing 2000, atau edisi terbaru
- SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk
lahan pekarangan, atau edisi terbaru
- SNI 03-2459-2002 Spesifikasi sumur resapan air hujan untuk lahan
pekarangan, atau edisi terbaru
- Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan
sistem penyaluran air hujan pada bangunan gedung
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung,
atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau
pedoman teknis.
e. Proteksi Kebakaran ( pasif dan aktif )
Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan
suatu cara atau sistem pencegahan kebakaran, karena kebakaran dapat
menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya
proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya
masyarakat.
Peran arsitek dalam peracangan sistem pencegahan dan penanggulangan
bahaya kebakaran, adalah:
1) Merencanakan / menentukan lokasi area isolasi pada perencanaan
denah bangunan seperti area inti bangunan, tangga kebakaran, ruangan-
ruangan khusus, dan lain-lain.
2) Menentukan bahan-bahan / finishing bangunan yang bersifat tahan api
(fireproof), tidak mudah terbakar (non-combustible), dan tidak
menghasilkan asap apabila terbakar
3) Merencanakan letak dan jenis tangga kebakaran
4) Menentukan letak alat-alat pemadam kebakaran di dalam bangunan
(sprinkler, detector. Hydrant, fire extinghuiser, gas halon, lift kebakaran)
dan di luar bangunan (hydrant taman dan pompa kebakaran)

38
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

5) Merencanakan jalan masuk / akses untuk mobil pemadam kebakaran


pada halaman gedung, terutama untuk mencapai sarana / peralatan
pemadam kebakaran

Sistem pencegahan kebakaran menggunakan 2 jenis :


1. Pencegahan Aktif
- Sprinkler
- Detector
- Pemadam Portable
- Fire Hydrant
2. Pencegahan Pasif
- Lebar koridor min 1.8 m, pintu darurat min 90 cm;
- Jarak tangga kebakaran max 30 m;
- Perancangan tangga atau jalan keluar darurat yang mudah
ditemukan oleh pengguna

Gambar 2.14.4 Skematik Single line System Fire Alarm

39
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.14.5 Skematik Single line System Pemadam Kebakaran


f. Peredam Kebisingan dan Getaran
Tujuan pengendalian kebisingan dan getaran adalah :
- Terjaminnya penghindaran kegiatan yang berlangsung di dalam gedung dari
gangguan suara dan getaran
- Terjaminnya pengendalian suara dan getaran pada bangunan

Pengendalian suara dapat dilakukan dengan cara :


- Pemilihan bahan (material) bangunan gedung yang mampu mereduksi
gangguan suara (noise)
- Pemilihan material pengendali suara seperti plafon akustik
- Penggunaan barier (penghalang dan pengarah suara) dari bentuk gedung
dan fasilitas di dalamnya.

Pengendalian getaran dapat dilakukan dengan :


- Pemilihan material bangunan yang memungkinkan penyerapan getaran
(tahan getaran)

40
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

- Desain bentuk gedung yang berpola melindungi bagian (ruangan) penting di


tengah gedung. Penguat gedung terdapat di sekitar gedung
g. CCTV
1) Standar–standar yang digunakan :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
- Peraturan/Perundang-undangan Telekomunikasi Indonesia
- Standar Industri Indonesia (SII);  USA Standard;  British Standard (BS)
- Japan Industrial Standard (JIS)
2) Dasar-dasar perencanaan
Sistem telekomunikasi yang akan direncanakan terdiri dari Sistem
CCTV (Closed Circuit Television), Security Alarm, yang ditempatkan di
berbagai tempat strategis untuk pemantauan.
Berikut ini adalah perencanaan masing-masing sistem yang dapat
dikembangkan sebagai berikut :
- Sistem CCTV dan Monitoring untuk pengendalian dan pengawasan
keamanan gedung dan lingkungan
- Sistem Security Alarm, dengan sistem heat detection, yang terintegrasi
dengan sistem CCTV, Untuk diagram Sistem CCTV Gedung akan dijelaskan
pada gambar berikut ini :

Gambar 2.16 Single Line Diagram System CCTV

41
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

h. Penangkal Petir
Mengingat kerusakan akibat sambaran petir yang cukup berbahaya, maka
munculah usaha-usaha untuk mengatasi sambaran petir. Ada 4 kriteria yang
harus di perhatikan dalam sistem penangkal petir untuk dapat mengikuti
standar dunia yang telah teruji :
- Jaringan "Air Termination"
- Penghantar/down conductors
- Jaringan pembumian
- Bonding - untuk mengindari "side flashing" korosi adalah hal yang sering
terjadi pada sistim penagkal petir.
Sistem penangkal petir yang lengkap dipasangkan untuk bangunan pasar,
guna menjamin keamanan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat petir.
Oleh karena itu semua spesifikasi harus sesuai spesifikasi dengan izin dari
badan yang berwenang jawatan keselamatan kerja. Pekerjaan harus dilakukan
mengikuti standart dan peraturan yang berlaku dari Jawatan Keselamatan Kerja
atau standart yang dikeluarkan dari pabrik. Kontrol yang mendalam dari
bahan–bahan yang akan dipergunakan dan dipasang, yaitu minimal penghantar
dan elektroda pentanahan. Untuk diagram lebih detailnya akan dijelaskan pada
gambar berikut ini :

Gambar 2.17.1 Single Line Diagram Penangkal Petir

42
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

i. Sound System
Berfungsi sebagai pemberi kondisi pendengaran yang memuaskan dan
menunjang kelancaran kegiatan dalam bangunan, terdiri dari microphone,
amplifier, dan speaker. Penempatan pada koridor penghubung antar ruangan.
Tata suara ini berfungsi untuk memberi pengumuman dan juga menunjang
aktifitas keseharian klien. Untuk detail diagram sound system akan dijelaskan
berikut ini :

Gambar 2.18 Single Line Diagram Sound System

43
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

Gambar 2.19 Single Line Diagram WIFI

44
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

BAB III
DETAIL TEKNIS PERENCANAAN

A. PENGGUNAAN SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN AWAL


Penggunaan Spesifikasi Teknis Bahan Awal Gedung Rumah Sakit Sosodoro
Djatikoesoemo sesuai RKS yang telah dibuat dan lebih detailnya akan dijelaskan pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Spesifikasi Teknis Gedung Asrama UPT BPPMKS Dinas Sosial Prov. Jawa Timur

45
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

46
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

47
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

48
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

49
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

50
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )

BAB IV
PENUTUP

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan diperlukan adanya langkah


langkah kerja yang diwujudkan dengan perencanaan dan prosedur yang tepat dalam
upaya mengarahkan kegiatan tersebut agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,
seperti tersebut diatas. Untuk itu, konsultan perencana hendaknya membuat rencana
kerjayang mengacu kepada Kerangka acuan Kerja (KAK) yang telah dibuat oleh pengguna
jasa yang dalam hal ini sebagai pemilik kegiatan. Yang perludi perhitungkan dalam
menyusun rencana kerja adalah sebagai berikut :
1. Membuat sistem organisasi Kerja Perencanaan.
2. Menyusun team ahli sesuai dengan bidangnya.
3. Menjabarkan Tugas dan Tanggung jawab dari tenaga tenaga ahli tersebut dengan
baik sehingga peran serta dalam organisasi jelas.
4. Mengestimasi waktu yang diperlukan oleh perencana karena dibatasi oleh waktu
dalam kontrak kerja yang ada.
5. Menyusun peralatan dan bahan bahan yang diperlukan selama melaksanakan
pekerjaan perencanaan tersebut. Dengan langkah langkah dan rencana kerja yang
tersusun dengan baik sesuai dengan unsur unsur yang terkait termasuk kaidah
perencanaan yang benar, diharapkan kegiatan ini mendapatkan output yang sesuai
dengan tujuan yang telah dijabarkan dalam Kerangka Acuan Kerja yang ada.

51

Anda mungkin juga menyukai