Laporan Antara RS - Sosodoro
Laporan Antara RS - Sosodoro
KATA PENGANTAR
Kesehatan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat
kesejahteraan masyarakat, semakin sehat suatu masyarakat semakin sejahtera pula
masyarakat tersebut. Untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan selain memelihara
kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat juga memerlukan pelayanan
kesehatan. Untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, maka salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi adalah tersedianya sarana penunjang kesehatan yang lengkap. DED
Pembangunan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro merupakan
salah satu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kinerja
tenaga kesehatan di RSUD Sosodoro Bojonegoro. Perencanaan Pembangunan Gedung di
RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo di harapkan akan dapat memberikan dampak antara
lain, meningkatkan kinerja tenaga kerja kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, dan mutu kesehatan.
Satuan Kerja Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten
Bojonegoro selaku pemrakarsa, melaksanakan PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT DR.
SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO yang bekerja sama dengan Konsultan
Perencana CV. Mitra Karya Mandiri
Meskipun upaya maksimal telah kami lakukan dalam Laporan Pendahuluan
PERENCANAAN GEDUNG RSUD DR. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO, namun
diharapkan masukan dari berbagai pihak dalam pelaksanaan studi agar penulisan
selanjutnya dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Kepada semua pihak yang telah membantu Perencanaan Laporan Pendahuluan ini
disampaikan penghargaan dan terima kasih. 17 Juli 2018
KONSULTAN PERENCANA
CV. Mitra Karya Mandiri
i
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
DAFTAR ISI
ii
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo, berada di Jl. Veteran No. 36,
Jambean, Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Gedung yang berada di kabupaten Bojonegoro ini berfungsi sebagai pelayanan
instalasi rawat inap, ESWL, CATHLAB, ICU, SIMRS dan MRI bagi masyarakat. Kapasitas
gedung ini adalah 100 bed.
Seiring bertambahnya populasi penduduk Kabupaten Bojonegoro maka
bertambah pula kebutuhan penunjang kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Beberapa hal tersebut membuat RSUD Dr. Sosodoro Bojonegoro menjadi kurang
memadai untuk menjalankan fungsinya dalam melayani kebutuhan masyarakat akan
kesehatan. RSUD Dr. Sosodoro Bojonegoro membutuhkan Gedung baru yang mampu
menampung dan melayani masyarakat baik yang sekarang sudah ada maupun yang
nantinya dialihkan dari rumah sakit dan puskesmas di daerah lain. Diharapkan
pembangunan gedung baru ini dapat mengakomodasi kebutuhan daya tampung
pasien, tenaga kerja kesehatan dan alat penunjang kesehatan bagi RSUD Dr.
Sosodoro Bojonegoro.
Oleh sebab itu, agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik maka perlu
dilakukan perencanaan Gedung dengan mengutamakan optimalisasi terhadap
kapasitas ruangan, sirkulasi bangunan dan ruang yang baik serta tetap menghadirkan
kualitas ruang yang sehat dan layak bagi masyarakat.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, maka diperlukan penyedia jasa konsultasi
yang kompeten dalam menyusun dokumen perencanaan teknis pembangunan
gedung tersebut. Kerangka Acuan Kerja ini disusun untuk menjadi pedoman bagi
penyedia jasa konsultansi dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis
Perencanaan Gedung RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo.
1
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
C. SASARAN
2
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
BAB II
PENGEMBANGAN RANCANGAN
3
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
2. EKSISTING
Kondisi lahan berada di sisi selatan atau sisi belakang dari UPT BPPMKS.
Lahan eksisting yang ada saat ini adalah lahan kosong dengan kontur yang cukup
bervariasi. Terdapat kondisi eksisting yang akan dijelaskan pada foto berikut ini :
4
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
5
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
6
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
7
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
Gambar 2.6.1 Rencana Tata Ruang Luar & Sirkulasi Pejalan Kaki
8
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
9
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
1. Vegetasi Pembatas Visual (Visual Control) adalah vegetasi yang bisa digunakan
untuk pengarah ataupun pembatas visual. Dalam konteks bangunan asrama ini,
Visual Control dibutuhkan untuk membatasi pandangan baik dari dalam
maupun dari luar area asrama mengingat lahan asrama yang berbatasan
langsung dengan permukiman warga dan memungkinkan untuk terjadi
interaksi diantara keduanya. Tanaman yang memungkinkan untuk fungsi ini
adalah jenis bambu yang memiliki kerapatan daun yang baik, Glodokan Tiang
(Polyalta longifolia).
2. Area berkebun dibutuhkan untuk mewadahi aktifitas sehari-hari klien PMKS.
Area berkebun ini nantinya diberikan tanah dan pupuk untuk kemudian di
tanami tanaman produktif seperti tomat, wortel, cabe, dan lain sebagainya.
10
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
11
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
12
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
13
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
14
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
15
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
PEIL LANTAI
Perencanaan Gedung di RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
adalah perencanaan Gedung baru yang berada pada lahan asli dengan kontur
tanah persawahan yang cukup beragam. Lahan ini adalah lahan yang sejak dulu
adalah pertanian. Oleh karena itu perlu adanya penyesuaian elevasi agar
akifitas didalam rumah sakit tidak terganggu oleh banjir. Untuk penjelasan peil
lantai bangunan eksisting. Berikut adalah penjelasan peil lantai bangunan
eksisting dan rencana yang akan dibuat.
UTARA
16
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
17
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
UTARA
Pada Gambar 2.5.2 terlihat bagian yang diberi warna merah merupakan
bagian yang memiliki potensi suhu paling tinggi pada setiap harinya. Oleh
Karena itu pada bangunan tersebut diperlakukan lebih tertutup dibanding
dibagian lain dari bangunan. Berikut adalah penjelasan singkat terkait adaptasi
bangunan terhadap koordinat bangunan.
18
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
19
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
tidak membebani struktur bangunan yang ada. ACP mengelilingi gedung dan
menjadi aksen dari fasad.
TAMPAK (PANDANGAN EMPAT ARAH)
Untuk tampak atau tampilan fasade Bangunan Asrama UPT BPPMKS
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dengan pandangan 4 arah akan di lampirkan
pada gambar berikut ini :
20
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
21
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
22
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
23
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
24
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
25
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
26
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
27
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
28
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
4. PERHITUNGAN STRUKTUR
Dalam perancangan struktur ini beban yang bekerja pada sistim struktur
gedung tersebut harus didasarkan atas pertimbangan – pertimbangan sebagai
berikut :
a. Pembebanan dan kombinasi pembebanan.
b. Penentuan response spektra gempa.
c. Penentuan sistem struktur.
e. Penentuan periode getar alami struktur.
f. Peninjauan terhadap pengaruh gempa.
Urutan dan tahapan permodelan struktur dimasukkan sesuai dengan
gambar rencana dan parameter-parameter material dan pembebanan
29
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
30
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
a. Survey
Pada tahap ini semua yang berkaitan dengan rencana desain mep didata dan
dicatat, baik itu untuk rencana desain pengembangan, renovasi maupun untuk
rencana desain baru. semua data yang diperoleh merupakan produk survey
sebagai dasar atau acuan untuk rencana desain.
31
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
32
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
33
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
Prioritas Sedang (katagori B); beban yang dilayani secara kontinu oleh
sumber listrik PLN dengan sumber cadangan Diesel-Generator
Beban Umum (katagori C); beban yang hanya dilayani oleh sumber
listrik PLN saja
- Jaringan Distribusi dan Sumber Daya Cadangan
Faktor penting yang mempengaruhi perencanaan sistem kelistrikan dan
pengaturan jaringan adalah : karakteristik beban, kualitas pelayanan,
ukuran dan konfigurasi bangunan serta pertimbangan biaya.
Sedangkan sumber daya listrik cadangan adalah sebagai berikut :
Diesel-Generator, Sebagai sumber tenaga cadangan (khususnya untuk
melayani Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Bedah), digunakan
dieselgenerator dengan perkiraan kapasitas antara 30% sampai
dengan 40% dari total beban puncak.
Uninterruptible Power Suplly (UPS), UPS sangat penting untuk
mensuplai daya listrik cadangan peralatan-peralatan medis penting
yang melayani kelangsungan hidup pasien serta peralatan lain seperti
telepon, alarm kebakaran, PABX serta peralatan komunikasi dan
komputer.
b. Ventilasi dan Pengkondisian Udara
Persyaratan teknis sistem ventilasi, kebutuhan ventilasi yang harus mengikuti:
- SNI 03-6390-2000 Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan
gedung
- SNI 03-6572-2001 Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian
udara pada bangunan gedung, atau edisi terbaru
- Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan dan pemeliharaan
sistem ventilasi
- Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan dan pemeliharaan
sistem ventilasi mekanis.
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang
belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.
34
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
c. Pencahayaan
Persyaratan pencahayaan harus mengikuti :
- SNI 03-6197-2000 Konservasi energi sistem pencahayaan buatan pada
bangunan gedung, atau edisi terbaru
- SNI 03-2396-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada
bangunan gedung, atau edisi terbaru
- SNI 03-6575-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada
bangunan gedung, atau edisi terbaru.
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang
belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.
Tabel 2.2 Daya Maksimum Pencahayaan
35
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
36
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
37
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
38
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
39
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
40
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
41
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
h. Penangkal Petir
Mengingat kerusakan akibat sambaran petir yang cukup berbahaya, maka
munculah usaha-usaha untuk mengatasi sambaran petir. Ada 4 kriteria yang
harus di perhatikan dalam sistem penangkal petir untuk dapat mengikuti
standar dunia yang telah teruji :
- Jaringan "Air Termination"
- Penghantar/down conductors
- Jaringan pembumian
- Bonding - untuk mengindari "side flashing" korosi adalah hal yang sering
terjadi pada sistim penagkal petir.
Sistem penangkal petir yang lengkap dipasangkan untuk bangunan pasar,
guna menjamin keamanan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat petir.
Oleh karena itu semua spesifikasi harus sesuai spesifikasi dengan izin dari
badan yang berwenang jawatan keselamatan kerja. Pekerjaan harus dilakukan
mengikuti standart dan peraturan yang berlaku dari Jawatan Keselamatan Kerja
atau standart yang dikeluarkan dari pabrik. Kontrol yang mendalam dari
bahan–bahan yang akan dipergunakan dan dipasang, yaitu minimal penghantar
dan elektroda pentanahan. Untuk diagram lebih detailnya akan dijelaskan pada
gambar berikut ini :
42
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
i. Sound System
Berfungsi sebagai pemberi kondisi pendengaran yang memuaskan dan
menunjang kelancaran kegiatan dalam bangunan, terdiri dari microphone,
amplifier, dan speaker. Penempatan pada koridor penghubung antar ruangan.
Tata suara ini berfungsi untuk memberi pengumuman dan juga menunjang
aktifitas keseharian klien. Untuk detail diagram sound system akan dijelaskan
berikut ini :
43
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
44
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
BAB III
DETAIL TEKNIS PERENCANAAN
45
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
46
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
47
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
48
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
49
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
50
Perencanaan Gedung Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo ( PAPBD )
BAB IV
PENUTUP
51