Anda di halaman 1dari 25

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.

1 (2012)

Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kematangan Karir Pada Mahasiswa


Tingkat Awal Dan Tingkat Akhir Di Universitas Surabaya

Yunia Eka Rachmawati, 5060712

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Abstrak

Dalam melakukan pengambilan keputusan karir diperlukan adanya perencanaan


yang matang terkait dengan karir yang diminatinya. Perencaan karir termasuk di
dalam salah satu unsur pembangun kematangan karir. Kematangan karir saat ini
telah menjadi tinjuaun tersendiri. Hal ini dikarenakan proses kematangan karir
seseorang akan mempengaruhinya dalam melakukan pengambilan keputusan
terkait karir yang diminatinya. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan
perbedaan kekuatan hubungan serta keterkaitan hubunagn antara self efficacy
dengan kematangan karir pada mahasiswa angkatan 2010 dan mahasiswa tingkat
akhir.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional antara variabel
tergantung kematangan karir dengan variabel bebas self efficacy. Subjek
penelitian adalah mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa angkatan 2010
Universitas Surabaya. Sample penelitian berjumlah 273 orang. Sampel dipilih
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini
yaitu angket terbuka dan tertutup untuk variabel kematangan karir dan self
efficacy. Data dianalisis dengan korelasi Pearson Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan adanya hubungan antara
self efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa tingkat akhir, sementara
pada mahasiswa angkatan 2010, menunjukkan adanya hubungan antara self
efficacy dengan kematangan karir, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,205.
Saran yang diajukan terkait dengan hasil penelitian yaitu membantu dan
memfasilitasi mahasiswa untuk dapat meningkatkan potensi dan kemampuan yang
dimilikinya, sehingga mahasiswa dapat mengarahkan tindakannya secara tepat
dalam melakukan pengambilan keputusan karir sesuai dengan minat dan potensi
yang dimilikinya.

Kata Kunci : Kematangan karir, Self efficacy, mahasiswa tingkat akhir,


mahasiswa angkatan 2010

1
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

I. Latar Belakang

Permasalahan & Suganda, 1999). Hal ini


ketenagakerjaan di Indonesia terjadi dikarenakan banyaknya
akhir-akhir ini semakin kasus di kalangan mahasiswa
kompleks. Hal tersebut antara yang minat kerjanya tidak sesuai
lain dapat diamati dari jumlah dengan bakat dan minat yang
pengangguran yang terus mereka miliki (Hurlock, 1980).
meningkat. Menurut data Biro Ketidaksesuaian ini disebabkan
Pusat Statistik (BPS) tahun 2001 oleh adanya faktor sosial yang
(dalam Wahyono, 2002), secara mempengaruhi seseorang ketika
keseluruhan jumlah ia memilih suatu pekerjaan. Hal
pengangguran pada tahun 2000 ini dapat menciptakan
sebesar 5.813.231 orang. Data ketidakpuasan seseorang akan
tersebut mengalami peningkatan hasil kerjanya, tidak mencintai
pada tahun 2007, yang tugasnya dan menurunnya
menunjukkan bahwa jumlah prestasi kerja. Selain itu,
penggangguran di Indonesia terdapat banyak mahasiswa yang
sebesar 10,55 juta jiwa. Hal ini masih bingung tentang apa yang
menunjukkan bahwa mahasiswa akan mereka kerjakan dalam
yang nantinya akan lulus dari hidupnya setelah tamat dari
bangku perkuliahan akan perguruan tinggi. Kondisi yang
dihadapkan pada masalah suram ini disebabkan oleh
ketatnya persaingan dunia kerja. kurangnya bekal ilmu,
keterampilan dan pengalaman
Tingginya tuntutan
yang dimiliki oleh seorang
dunia usaha ditunjukkan melalui
mahasiswa ketika ia akan
hasi survey yang menyebutkan
memasuki dunia kerja. Oleh
bahwa 91% kalangan dunia
sebab itu banyak yang harus
usaha beranggapan bahwa
dipersiapkan oleh seorang
lulusan perguruan tinggi tidak
siap pakai selepas kuliah (Kasih

2
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

mahasiswa ketika hendak bisa” dan helplessness adalah


memasuki dunia kerja. kepercayaan bahwa “Aku tidak
bisa”. Remaja dengan self
Salah satu faktor yang
efficacy yang tinggi akan
mempengaruhi kematangan
mengatakan bahwa dirinya
karier seseorang adalah self
mampu mempelajari materi yang
efficacy. Self efficacy menurut
diberikan dikelas dan memiliki
Santrock (2007) adalah
kepercayaan bahwa ia dapat
kepercayaan seseorang atas
bekerja dengan baik dalam
kemampuannya dalam
kegiatan dikelas. Hal ini sejalan
menguasai situasi dan
dengan konsep yang dijelaskan
menghasilkan sesuatu yang
oleh Schunk (1991, 2001, 200;
menguntungkan. Lebih lanjut
Schunk & Zimmerman, 2003;
dijelaskan oleh Niu (2010)
Zimmerman & Schunk, 2004,
bahwa self efficacy merupakan
dalam Santrock 2007) bahwa
hasil interaksi antara lingkungan
siswa dengan self efficacy yang
eksternal, mekanisme
rendah akan menghindari tugas-
penyesuaian diri serta
tugas yang diberikan dalam
kemampuan personal,
proses belajar. Sedangkan siswa
pengalaman dan pendidikan. Self
dengan self efficacy yang tinggi
efficacy adalah faktor penting
akan bersemangat dalam
dalam menentukan kontrol diri
mengerjakan setiap tugas yang
dan perubahan perilaku dalam
diberikan dalam proses belajar.
individu.
Siswa dengan self efficacy yang
Self efficacy memiliki
tinggi akan berusaha lebih keras
banyak kesamaan dengan
dan bertahan lebih lama dalam
motivasi penguasaan dan
proses belajar dibandingkan
motivasi intrinsik. Stipek (2001,
dengan siswa dengan self
dalam Sandtrock, 2007)
efficacy yang rendah. Selain itu,
menjelaskan bahwa self efficacy
siswa dengan self efficacy yang
adalah kepercayaan bahwa “Aku
tinggi akan lebih memiliki rasa

3
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

percaya diri dalam menjelajahi 2. Pemilihan keputusan


tantangan karier (Bertz, 2004; karier yang akan dikaji
Paulsen & Betz, 2004; Quimby terkait dengan perilaku
& O’Brien, 2004, dalam seseorang untuk dapat
Santrock 2007). mengenali dan mampu
Berdasarkan deskripsi menilai diri sendiri.
yang telah dikemukakan dalam Faktor individual atau
latar belakang permasalahan ini, kepribadian subjek, merupakan
maka peneliti perlu mengkaji kecenderungan yang stabil, yang
keterkaitan antara self efficacy menentukan kemampuan dan
dengan kematangan karier pada perbedaan tingkah laku
mahasiswa di universitas psikologis seseorang.
Surabaya.
Rumusan Masalah
Batasan Masalah Berdasarkan uraian tersebut
Sebagaimana yang telah maka dirumuskan permasalahan
dikemukakan di dalam latar yang diajukan adalah sebagai
belakang, maka peneliti, berikut :
memberikan batasan sesuai Bagaimanakah
dengan tema yang diajukan kekuatan hubungan
sebagai variable yang akan antara self efficacy
dikaji, yakni: dengan kematangan
1. Penelitian ini karir pada mahasiswa
menggunakan metode tingkat akhir dan
kuantitatif, yang akan mahasiswa angkatan
mengambil sampel 2010 di Universitas
mahasiswa tingkat akhir Surabaya?
dan mahasiswa
angkatan 2010 di Tujuan Penelitian
Universitas Surabaya. Sesuai dengan rumusan
permasalahan yang telah

4
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

dikemukakan, maka dalam kematangan karier (career


penelitian ini bertujuan untuk: maturity) didefinisikan sebagai
1. Mengetahui gambaran kesiapan dan kapasitas individu
hubungan self efficacy dalam menangani tugas-tugas
dengan kematangan karir perkembangan terkait dengan
pada kelompok mahasiswa keputusan karier (Super, 1990,
angkatan awal dan dalam Creed, Patton &
mahasiswa tingkat akhir. Prodeaux, 2007). Levinson,
2. Mengetahui perbedaan Ohler, Caswell dan Kiewra
kekuatan self efficacy dan (1998) mendefinisikan
karir pada kelompok kematangan karier sebagai
mahasiswa angkatan 2010 kemampuan individu dalam
dan mahasiswa tingkat membuat suatu pilihan karier
akhir. yang realistic dan stabil dengan
menyadari akan apa yang
II. Kajian Pustaka dibutuhkan dalam membuat
Karier didefinisikan suatu perkiraan keputusan
sebagai serangkaian sikap, karier. Ditambahkan oleh Crites
aktivitas atau perilaku yang (1961, dalam Arredondo, 1976)
diasosiasikan dengan peran bahwa kematangan karier adalah
pekekerjaan sepanjang suatu derajat dan tingkat
kehidupan seseorang (Arthur & perkembangan karier. Derajat
Lawrence, 1984, dalam Gerber, perkembangan karier mengacu
Wittekind, Grote & Staffelbach, pada kematangan perilaku kerja
2009). Decenzo dan Robbins individu sebagai petunjuk
(2002) berpendapat bahwa karier kesamaan antara perilaku dan
adalah suatu bentuk hubungan tahapan perkembangannya.
antara pekerjaan dengan Sedangkan tingkat
pengalaman yang akan dicapai perkembangan kerja mengacu
individu sepanjang pada kematangan perilaku
kehidupannya. Sedangkan individu yang dibandingkan

5
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

dengan kelompok usianya. sukses melakukan suatu


Kematangan karier menurut tindakan tertentu (Bandura, 1986
Savickas (1999, dalam Creed & dalam Techatassanasoontorn &
Patton, 2002) adalah kesiapan Tanvisuth, 2008). Bandura
individu dalam membuat (2001, dalam Feits & Feits,
informasi, keputusan karier 2002) menambahkan bahwa
sesuai dengan usia dan self-efficacy didefinisikan
menyelesaikan tugas-tugas sebagai kepercayaan individu
perkembangan terkait dengan akan kemampuannya dalam
karier. Dari penjelesan diatas, mengotrol fungsi perilaku
maka dapat disimpulkan bahwa mereka dan peristiwa
kematangan karier adalah suatu lingkungan. Social Cognitive
kesiapan, kemampuan dan Theories mendefinisikan self-
kapasitas individu untuk efficacy sebagai kepercayaan
membuat suatu pilihan karier individu akan kemampuannya
yang stabil dan realistik, serta mengorganisir dan
menyelesaikan tugas-tugas melaksanakan tindakan untuk
perkembangan terkait dengan menghasilkan sesuatu yang ingin
karier dengan menyadari hal-hal dicapai (Bandura, 1977 dalam
yang dibutuhkan dalam Prieto, 2009). Santrock (2007)
membuat suatu keputusan karier. menjelaskan Self efficacy adalah
Teori self efficacy kepercayaan seseorang atas
diambail dari teori social kemampuannya dalam
cognitive milik Bandura yang menguasai situasi dan
telah diterima secara empiris menghasilkan sesuatu yang
untuk mendukung penjelasan menguntungkan. Lebih lanjut
perilaku individu disepanjang dijelaskan oleh Niu (2010)
domain kehidupannya. Self bahwa self efficacy merupakan
efficacy mengacu pada hasil interaksi antara lingkungan
kepercayaan individu akan eksternal, mekanisme
kemampuannya untuk secara penyesuaian diri serta

6
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

kemampuan personal, Appelbaum & Hare, 1996). Hal


pengalaman dan pendidikan. Self ini meliputi berapa banyak usaha
efficacy adalah faktor penting yang dikeluarkan individu dalam
dalam menentukan kontrol diri menghadapi rintangan dan rasa
dan perubahan perilaku dalam frustrasi, berapa lama mereka
individu (Alwisol, 2004). akan bertahan dalam kondisi
yang sulit dan bagaimana reaksi
Bandura (dalam Hjelle &
emosional mereka selama
Ziegler, 1992) memandang self
menyelesaikan suatu tugas atau
efficacy atau perasaan mampu
terlibat di dalam kegiatan
untuk mengatasi situasi spesifik
tersebut. Orang yang memiliki
mempengaruhi beberapa fungsi
ekspektasi efikasi tinggi, maka
aspek psikososial. Bandura
ia akan percaya bahwa dia dapat
menambahkan (1991, dalam
mengerjakan sesuatu dengan
Appelbaum & Hare, 1996)
tuntutan situasi dan memiliki
bahwa self efficacy mengacu
harapan hasil yang realistik.
pada keyakinan individu tentang
Orang yang demikian, akan
kemampuannya dalam
bekerja keras dan bertahan
mengontrol diri mereka sendiri
mengerjakan tugas sampai
dan peristiwa-peritiwa yang
selesai.
mempengaruhi kehidupan
Bandura (dalam Niu,
mereka. Keyakinan self efficacy
2010) menjelaskan self efficacy
dianggap sebagai hasil
mempengaruhi perilaku
pertimbangan, integrasi dan
seseorang dalam menentukan
pengevaluasian informasi
suatu aktivitas. Hal ini serupa
tentang suatu kemampuan yang
dengan konsep yang dijelaskan
pada akhirnya akan mengatur
oleh Schunk (1991, 2001, 200;
individu dalam menentukan
Schunk & Zimmerman, 2003;
suatu pilihan dan usaha dalam
Zimmerman & Schunk, 2004,
menyelesaikan tugas-tugas yang
dalam Santrock, 2007) bahwa
diberikan (Gist, 1987 dalam
self efficacy mempengaruhi

7
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

siswa dalam memilih aktivitas akan menghasilkan empat


disekolahnya. Selain itu, self kemungkinan variabel. Variabel
efficacy juga mempengaruhi pertama ialah apabila efficacy
tingkat keterlibatan individu dan yang tinggi dikombinasikan
kemampuannya bertahan di dengan lingkungan yang
dalam kegiatan tersebut. Hal ini responsive, makan akan
konsisten terhadap ketahanan menghasilkan kesuksesan.
karir yang didefinisikan sebagai Kemudian variabel kedua ialah
sikap individu dalam ketika efficacy yang rendah
menghadapi suatu kemungkinan dikombinasikan dengan
buruk guna mencegah terjadinya lingkungan yang responsive,
suatu kerusakan. individu mungkin akan dapat
Namun walau demikian menjadi depresi bila
self efficacy bervariasi dari satu menyaksikan orang-orang lain
situasi ke situasi lainnya disekitarnya dapat sukses
tergantung dari kompetensi yang dengan tugas dengan tingkat
dibutuhkan pada aktivitas yang kesulitan yang sama.
berbeda; ada atau tidak adanya Selanjutanya variabel ketiga
orang lain; kompetensi yang adalah ketika individu dengan
dirasakan oleh orang-orang lain, self efficacy tinggi ketika
khusunya jika orang tersebut menghadapi situasi lingkungan
adlaah competitor; yang tidak responsive, ia akan
kecenderungan untuk mengintensifkan usaha mereka
menghadapi kegagalan daripada untuk merubah lingkungan.
keberhasilan serta keadaan Mereka mungkin menggunakan
fisiologis yang menyertai (Feist protes, aktivitas sosial atau
& Feist, 2002). bahkan mungkin memaksa untuk
Tinggi rendahnya self memicu terjadinya suatu
efficacy apabila dikombinasikan perubahan. Namun apabila
dengan lingkungan yang semua usaha mereka gagal,
responsive dan tidak responsive mereka akan menyerah dan

8
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

mengambil yang baru atau Bagi dirinya mencapai cita-cita


mencari lingkungan baru yang kemenangan adalah hal yang
lebih responsive. Variabel yang terpenting. Individu seperti
terakhir adalah apabila individu demikian, apabila menghadapi
dengan self efficacy yang rendah kegagalan akan cenderung
menghadapi situasi lingkungan mengubah tujuannya,
yang tidak responsive, individu menyesuaikan pandangan-
tersebut cenderung merasa pandangannya, melepaskan
apatis, pasrah dan tidak berdaya. usaha yang tidak produktif, atau
Seperti yang telah bersantai untuk menikmati
dijelaskan sebelumnya, keberhasilannya ketika
seseorang dengan self efficacy tujuannya tercapai. Namun di
yang tinggi akan percaya bahwa sisi lain, dia juag dapat
dia dapat mengerjakan sesuatu mengalami frustasi, dan
dengan tuntutan situasi dan terkadang penuh dengan
memiliki harapan yang realistik. kemarahan, ketika setelah
Namun apabila tujuannya tidak mencoba dan mencoba namun
masuk akal atau rencanya kaku, usaha yang ia tempuh tetap
maka ia akan menjumpai menunjukkan kegagalan.
serangkaian penilaian yang Individu yang demikian
buruk, bahkan mungkin hingga cenderung selalu dipenuhi
titik nol (Young, 2007). Kondisi kekhawatiran jika ia mendapat
yang demikian dapat nilai yang tidak baik, dan selalu
membahayakan dirinya, karena merasa bersalah, apabila ia tidak
akan mengarahkan dirinya dapat mencapai tujuannya.
sendiri ke dalam depresi. Kondisi yang demikian dapat
Individu yang menilai memicunya untuk melakukan
dirinya secara berlebihan, akan penarikan diri atau pengambilan
menunjukkan sikap bergairah, keputusan yang tidak produktif.
demikian berambisi, mempunyai
keinginan atau hasrat yang kuat.

9
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Self efficacy memiliki mengambil program studi Strata


banyak kesamaan dengan 1 (S-1), yang berasal dari
motivasi penguasaan dan fakultas farmasi, hukum,
motivasi intrinsik. Stipek (2001, psikologi, bisnis dan ekonomi,
dalam Sandtrock, 2007) Teknik, dan Multimedia. Namun
menjelaskan bahwa self efficacy di dalam pelaksanaan penilitian
adalah kepercayaan bahwa “Aku peniliti hanya mendapatkan 273
bisa” dan helplessness adalah mahasiswa.
kepercayaan bahwa “Aku tidak
bisa”.
Teknik Pengambilan Data

III. Metode Penelitian Teknik pengambilan data


Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
(independent variable) adalah ini adalah teknik pengambilan
self efficacy, sedangkan variabel data purposive sampling. Teknik
tergantung (dependent variable) purposive sampling digunakan
adalah kematangan karir (career karena dalam penelitian ini
maturity). didasarkan pada karakteristik
tertentu yang dipandang
Subyek Penelitian
mempunyai hubungan dengan
Populasi yang akan tujuan penelitian (Neuman,
diteliti adalah mahasiswa di 1997). Penyebaran angket yang
Universitas Surabaya, sedangkan disusun oleh peneliti sesuai
sampel penelitian hanya sebesar dengan kriteria adalah
300 mahasiswa, yang terdiri atas mahasiswa tingkat awal yang
150 mahasiswa tingkat awal dan berada pada rentang usia 17 – 19
150 mahasiswa tingkat akhir. tahun, sedangkan mahasiswa
Mahasiswa di dalam penelitian tingkat akhir berada pada
ini adalah mahasiswa rentang usia 20 – 26 tahun,
Universitas Surabaya yang dengan asumsi bahwa

10
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

mahasiswa tingkat akhir pasti pengambilan keputusan, self-


sudah memikirkan kemana arah image, pilihan tujuan,
karier yang diinginkan nantinya. pengetahuan tentang pekerjaan
dan ketrampilan problem
solving. Skala Career Maturity
Teknik Pengumpulan Data Inventoy-Revised terdiri dari
attitude scale dan competence
Dalam penelitian ini
test.
metode pengumpulan data
menggunakan angket. Angket Skala Self-efficacy
adalah sejumlah pertanyaan menggunakan General Self-
tertulis yang digunakan untuk efficacy Scale versi Indonesia
memperoleh informasi dari yang dikembangkan oleh Born,
subyek dalam artian laporan Schwarzer & Jerussalem (1995).
tentang pribadinya atau hal-hal General self-efficacy scale
yang diketahuinya (Singarimbun merupakan alat ukur yang
& Affendi, 1989). menggambarkan kepercayaan
Untuk mendapatkan data individu terhadap
yang diperlukan dalam kemampuannya untuk
penelitian ini menggunakan menampilkan perilaku yang
Skala Career Maturity Inventoy- dibutuhkan guna mengatasi
Revised dan Skala General Self- stressor dalam berbagai situasi.
efficacy. Skala Career Maturity General self-efficacy scale
Inventoy-Revised terdiri atas 10 item pertanyaan.
dikembangkan oleh Crites dan
Angket yang digunakan
Savickas (dalam Powel, 2000).
dalam penelitian ini terdiri atas 3
Skala Career Maturity Inventoy-
bagian, yaitu:
Revised merupakan alat ukur
yang menggambarkan 1. Angket terbuka
performance, seseorang dalam Berisi sejumlah pertanyaan
hubungannya dengan proses mengenai identitas diri

11
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

subyek yang disusun


berdasarkan keperluan data
pelengkap, yaitu meliputi
usia, jenis kelamin. Bentuk
angket yang digunakan
untuk mengungkap identitas
diri subjek penelitian ini
adalah angket terbuka,
subyek penelitian bebas
member jawaban tanpa
ditentukan peneliti.
2. Angket career maturity
Berisi sejumlah pernyataan
yang menggambarkan
performance seseorang
dalam hubungannya dengan
proses pengambilan
keputusan, self-image,
pilihan tujuan, pengetahuan
tentang pekerjaan, dan
ketrampilan problem
solving. Bentuk angket pada
bagian ini adalah tertutup.
3. Angket self efficacy.

12
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

IV. Hasil Penelitian Pearsons Product Moment


Hasil uji hipotesis dengan menunjukkan koefisien korelasi
menggunakan uji hipotesis sebagai berikut:

Table 4.1: Uji Hubungan Self efficacy dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa
Angkatan 2010

Career Career Kematangan


Self efficacy
attitude knowledge karir
1 .328** -.044 .205*
Self efficacy .000 .631 .024
120 120 120 120
.328** 1 .099 .769**
Career attitude .000 .272 .000
120 124 124 124
-.044 .099 1 .713**
Career
.631 .272 .000
knowledge
120 124 124 124
.205* .769** .713** 1
Kematangan
.024 .000 .000
Karir
120 124 124 124

Berdasarkan tabel diatas aspek yang berhubungan dengan


diketahui bahwa ditemukan self efficacy hanyalah career
adanya hubungan antara self attitude, dengan tingkat
efficacy dengan kematangan signifikansi sebesar 0,328.
karir, dengan tingkat signifikansi Sementara pada career
sebesar 0,205. Sementara knowledge tidak ditemukan
hubungan antar self efficacy adanya hubungan antara self
dengan aspek-aspek kematangan efficacy dengan career
karir, berdasarkan hasil knowledge.
penelitian diketahui bahwa

13
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Table 4.2: Uji Hubungan Self Efficacy dengan Kematangan Karir Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir

Career Career Kematangan


Self Efficacy
Attitude Knowledge Karir
1 .091 .078 .123
Self efficacy .473 .539 .334
64 64 64 64
.091 1 -.038 .746**
Career
.473 .768 .000
Attitude
64 64 64 64
.078 -.038 1 .637**
Career
.539 .768 .000
Knowledge
64 64 64 64
.123 .746** .637** 1
Kematangan
.334 .000 .000
Karir
64 64 64 64

Dari tabel diatas diketahui kematangan karir. Tidak


bahwa tidak ditemukannya ditemukan hubungan antara self
hubungan antara self efficacy efficacy dengan aspek-aspek
dengan kematangan karir. Hal kematangan karir, dikarenakan
ini dikarenakan nilai p > 0,05. nilai p yang dihasilkan lebih
Begitu pula dengan hubungan besar dari 0,05.
antara self efficacy dengan

14
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Table 4.3: Hasil Statistik Masing-Masing Kelompok

Std. Std. Error


Mean Deviation Mean
Self Efficacy Angkatan 2010 21.7750 5.49937 .50202
Tingkat Akhir 21.1892 5.61261 .46135
Career Angkatan 2010 27.2823 3.91071 .35119
Attitude Tingkat Akhir 24.8041 3.35974 .27617
Career Angkatan 2010 33.4355 3.56870 .32048
Knowledge Tingkat Akhir 33.4865 3.32888 .27363
Kematangan Angkatan 2010 60.7177 5.55030 .49843
Karir Tingkat Akhir 58.2905 4.56287 .37507

Hasil pengujian statistik pada karir, self efficacy dan career


masing-masing kelompok attitude yang lebih tinggi
diketahui bahwa mahasiswa dibandingkan dengan mahasiswa
angkatan 2010 cenderung tingkat akhir.
memiliki tingkat kematangan

15
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Table 4.4: Hasil Pengujian Tingkat Perbedaan Rata-Rata Self efficacy, Career Attitude, Career Knowledge dan Kematangan Karir pada
Mahasiswa Angkatan 2010 dan Mahasiswa Tingkat Akhir

Levene's Test for


t-test for Equality of Means
Equality of Variances
95% Confidence Interval
Sig. (2- Mean Std. Error of the Difference
F Sig. t df
tailed) Difference Difference
Lower Upper
.104 .748 .857 266 .392 .58581 .68327 -.75950 1.93113
Self efficacy
.859 256.675 .391 .58581 .68182 -.75685 1.92848
Career 4.382 .037 5.621 270 .000 2.47820 .44085 1.61027 3.34614
Attitude 5.547 244.065 .000 2.47820 .44677 1.59818 3.35823
Career .648 .421 -.122 270 .903 -.05100 .41882 -.87557 .77357
Knowledge -.121 254.523 .904 -.05100 .42140 -.88089 .77888
Kematangan 6.456 .012 3.958 270 .000 2.42720 .61319 1.21996 3.63444
Karir 3.891 237.907 .000 2.42720 .62379 1.19835 3.65605

Hasil pengujian terhadap rata-rata tingkat self efficacy, career mahasiswa angkatan 2010 dan tingkat akhir. Sedangkan pada
attitude, career knowledge dan kematangan karir pada self efficacy dan career knowledge diketeahui bahwa terdapat
mahasiswa angkatan 2010 dan mahasiswa tingkat akhir perbedaan rata-rata tingkat self efficacy dan career knowledge
diketahui bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tingkat pada mahasiswa angkatan 2010 dan tingkat akhir.
kematangan karir dan career attitude pada kelompok

16
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Namun pada mahasiswa angkatan sebaliknya, mahasiswa tingkat akhir


2010 tingkat self efficacy lebih besar cenderung memiliki tingkat career
dibandingkan dengan mahasiswa knowledge lebih tinggi dibandingkan
tingkat akhir (lihat tabel 4.8). Dan mahasiswa angkatan 2010.

Hubungan Self efficacy dengan 2001), bahwa terdapat sejumlah


Kematangan Karir Pada variabel yang berhubungan dengan
Mahasiswa Angkatan 2010. personality, terutama yang berkaitan
dengan self concept, self efficacy,
Hasil penelitian pada 124
kecenderungan attributional dan
mahasiswa angkatan 2010
motivasi berprestasi.
menunjukkan bahwa adanya
Kematangan karir adalah
hubungan yang signifikan antara self
kesiapan dan kapasitas individu
efficacy dengan kematangan karir,
dalam menangani tugas-tugas
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,
perkembangan terkait dengan
205 atau sig. < 0,05. Hal ini berarti
keputusan karier (Super, 1990 dalam
semakin tinggi tingkat self efficacy
Creed, Patton & Prodeaux, 2007).
seseorang, semakin tinggi pula tinggi
Super (1980, dalam Coertse &
pula tingkat kematangan karirnya.
Schepers, 2004) memandang bahwa
Hasil peneilitian pada mahasiswa
kematangan karir adalah bentuk
angkatan 2010 ini mendukung hasil
normatif yang mengacu pada pada to
dari penilitian yang dilakukan oleh
the extent yang mana observasi
Hapsari (2008) yang menunjukkan
individual dan perilaku expected
bahwa self efficacy memiliki
career adalah kongruen.
kontribusi yang signifikan terhadap
Self efficacy dijelaskan
kematangan karir seseorang.
sebagai suatu kemampuan individu
Agarwala (2008) menjelaskan bahwa
dalam mengorganisir dan
proses pemilihan karir seseorang
melaksanakan tindakan guna
juga dipengaruhi oleh faktor
mencapai sesuatu yang ingin dicapai
individual atau pribadi. Ditambahkan
(Bandura, 1977, dalam dalam Prieto,
oleh Super (dalam Patton & Lokan,

17
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

2009). Sebelum membuat suatu percaya diri dalam menjelajahi


keputusan karir seorang mahasiswa tantangan karier (Bertz, 2004;
harus mampu mengenali potensi- Paulsen & Betz, 2004; Quimby &
potensi yang dimilikinya terkait O’Brien, 2004, dalam Santrock
dengan bidang karier yang ia minati 2007).
tersebut. Kemampuan pengenalan Kematangan karir sendiri
potensi diri ini dapat dicapai melalui dibentuk melalui dua komponen
latihan-latihan yang ia tempuh dasar, yaitu sikap dan kognitif
selama studi. Latihan-latihan dengan (Crites, 1978; Crites & Savickas,
tingkat kesulitan yang berbeda akan 1995 dalam Creed, Patton &
dapat membantu seorang mahasiswa Prodeaux. 2007). Komponen sikap
untuk dapat mengeksplore dan adalah perilaku yang mengacu pada
menggali kemampuannya, sehingga keyakinan dan perilaku individu
dengan demikian mahasiswa akan dalam melaksanakan dan membuat
mampu mengatasi setiap suatu keputusan karir. Sedangkan
permasalahan yang mungkin terjadi komponen kognitif berhubungan
ketika ia memasuki dunia kerja. dengan ketrampilan seseorang atau
Dengan demikian seorang individu dalam membuat keputusan
mahasiswa dapat mengarahkan terkait karir. Melalui hasil penelitian
tindakannya untuk mencapai tujuan diketahui bahwa siswa dengan
akhir yang diharapkannya, dan tingkat kematangan karir cenderung
mampu melakukan penilaian terkait sangat tinggi, memiliki tingkat self
potensi yang dimilikinya dan efficacy cenderung sangat rendah
prestasi-prestasi yang telah (48%). Hal ini dikarenakan pada
dicapainya selama studi. Sehingga mahasiswa angkatan 2010 hanya
pada proses selanjutnya mahasiswa ditemukan adanya hubungan yang
mampu untuk membuat perencanaan signifikan antara self efficacy dengan
yang berkaitan dengan upaya mereka kematangan karir pada salah satu
dalam mencapai tujuan akhirnya. aspek kematangan karir, yaitu career
Siswa dengan self efficacy yang attitude, dengan tingkat signifikansi
tinggi akan lebih memiliki rasa sebesar 0,328. Hasil penelitian

18
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

tersebut menunjukkan bahwa Hubungan Self efficacy Dengan


mahasiswa angkatan 2010 cenderung Kematangan Karir Pada
telah memiliki keyakinan dalam Mahasiswa Tingkat Akhir
membuat suatu perencanaan karir,
Hasil penelitian pada 148
namun belum memiliki kemampuan
mahasiswa menunjukkan bahwa
dan ketrampilan yang cukup dalam
tidak ditemukan adanya hubungan
membuat suatu keputusan terkait
yang signifikan antara self efficacy
karir. Hal ini dikarenakan sebanyak
dengan kematangan karir pada
3,7% subjek menyatakan bahwa
mahasiswa tingkat akhir. Hal ini
mereka belum memiliki minat untuk
dikarenakan tingkat signifikansi
bekerja dan sebesar 30,8%
sebesar 0,123 atau sig > 0,05. Seperti
menyatakan bahwa mereka masih
yang telah dijelaskan sebelumnya,
fokus pada studinya. Hasil penelitian
bahwa self efficacy adalah suatu
tersebut diperkuat oleh hasil
kemampuan individu dalam
penelitian di Australia (dalam Creed
mengorganisir dan melaksanakan
& Patton, 2003) menemukan
tindakan guna mencapai sesuatu
beberapa hasil positif yang diperoleh
yang ingin dicapai (Bandura, 1977,
siswa yang bekerja part-time, antara
dalam dalam Prieto, 2009).
lain: perkembangan hasil positif,
Sedangkan kematangan karir adalah
kematangan karier, kemandirian,
kesiapan dan kapasitas individu
tanggung jawab dan memiliki
dalam menangani tugas-tugas
pemahaman yang baik tentang
perkembangan terkait dengan
bekerja. Ditambahkan oleh Creed
keputusan karier (Super, 1990 dalam
dan Patton (2003) yang menyebutkan
Creed, Patton & Prodeaux, 2007).
bahwa siswa SMU dengan
Melalui hasil penelitian diketahui
pengalaman kerja memiliki skor
bahwa tidak ada hubungan antara self
kematangan karier yang tinggi.
efficacy dengan kematangan karir.
Hal ini berarti bahwa pada
mahasiswa tingkat akhir,
kepercayaan individual akan

19
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

kemampuan yang dimilikinya untuk memiliki harapan yang realistic.


dapat bertindak secara sukses Namun apabilan harapan yang
mencapai sesuatu yang dimaksud tidak masuk akal, maka
diharapkannya, tidak kemungkinan ia akan menjumpai
mempengaruhinya dalam membuat serangkaian penilaian yang buruk,
suatu perencanaan hingga membuat bahkan mungkin hingga titik 0 (nol)
suatu keputusan berkaitan dengan (Young, 2007). Kondisi yang
karirnya. demikian mungkin dapat
Hasil penelitian membahayakan bagi diri individu
menunjukkan bahwa mahasiswa sendiri, karena dapat mengarahkan
tingkat akhir yang memiliki tingkat dirinya ke dalam kondisi depresi.
kematangan karir dalam kategori Di dalam kematangan
sedang memiliki tingkat self efficacy karir terdapat suatu proses penilaian
dalam kategori tinggi, yaitu sebesar diri (self appraisal). Dalam proses
38,5% (tabel 4.27). Namun tersebut, individu melakukan
sebaliknya, mahasiswa tingkat akhir penilaian kemampuan diri terkait
dengan tingkat kematangan karir dengan prestasi serta bakat dan
sangat tinggi memiliki tingkat self potensi yang dimilikinya. Individu
efficacy dalam kategori sangat yang menilai dirinya secara
rendah (37%). Bandura (dalam berlebihan dapat menunjukkan sikap
Alwisol, 2005) memandang self sangat bergairah, berambisi, serta
efficacy sebagai suatu yang memiliki hasrat dan keinginan yang
berhubungan dengan keyakinan diri kuat. Bagi diri individu tersebut, cita-
individu bahwa dirinya mampu cita kemenangan adalah yang
menyelesaikan suatu tugas tertentu, terpenting. Namun apabila ia
dalam hal ini tugas yang dimaksud menghadapi suatu kegagalan ia dapat
berkaitan dengan pemilihan bidang mengubah tujuannya, menyesuaikan
karir yang diminatinya. Individu pandangan-pandangannya dan
dengan self efficacy tinggi percaya melepaskan usaha-usaha yang tidak
bahwa ia dapat mengerjakan sesuatu produktif. Namun di sisi lain dia juga
sesuai dengan tuntutan situasi dan dapat mengalami frustasi dan

20
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

terkadang penuh kemarahan. Hal ini studi atau trainingnya dan mulai
dikarenakan ia merasa bahwa semua mempersiapkan diri untuk memasuki
usaha yang ditempuhnya selalu dunia kerja. Namun dalam hasil
mengalami kegagalan. Selain itu, penelitian diketahui bahwa sebanyak
individu tersebut juga cenderung 30,8% subjek menyatakan bahwa
dapat melakukan penarikan diri atau mereka masih fokus pada studinya
melakukan suatu pengambilan dan sebanyak 3,7% menyatakan
keputusan yang tidak produktif bahwa mereka belum memiliki minat
(Young, 2007). untuk bekerja. Hasil menunjukkan
Melalui hasil penelitian bahwa mahasiswa tingkat akhir
diketahui bahwa pada mahasiswa dalam penelitian ini, belum melewati
tingkat akhir memiliki tingkat rata- tahapan perkembangan karir yang
rata kematangan karir maupun self seharusnya, sehingga terjadi
efficacy yang lebih rendah kecenderungan bahwa mereka
dibandingkan dengan mahasiswa memiliki kematangan karir yang
angkatan 2010. Hal ini menunjukkan lebih rendah dibandingkan dengan
bahwa mahasiswa tingkat akhir mahasiswa angkatan 2010.
cenderung memiliki tingkat Sedangkan pada mahasiswa angkatan
kematangan karir dan self efficacy 2010, berada pada tahapan
yang lebih rendah dibandingkan perkembangan karir crystallization.
dengan mahasiswa angkatan 2010. Dalam tahapan perkembangan ini,
Apabila dilihat dari usia individu mengembangkan ide
kronologisnya, mahasiswa tingkat tentang pekerjaan-pekerjaan yang
akhir dalam penelitian ini berada sesuai dengan konsep dirinya secara
pada rentang usia 21 tahun hingga 26 global. Pada tahapan ini individu
tahun. Super (dalam Santrock, 2007) cenderung menginginkan pekerjaan
menjelaskan bahwa individu berusia yang bermartabat tinggi. Melalui
21 hingga 24 tahun berada pada hasil penelitian diketahui bahwa
tahap perkembangan karir mahasiswa angkatam 2010 pada
implementation. Dalam tahapan ini penelitian ini berada dalam tahapan
individu telah menyelesaikan masa perkembangan remaja akhir. Pada

21
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

tahapan ini individu cenderung mahasiswa terkait dengan bidang


mengembangkan konsep diri ideal karir yang diminatinya. Feist dan
(self ideal), yang cenderung bercita- Feist (2002) menjelaskan bahwa
cita tinggi yang tidak realistik. individu dengan tingkat efficacy
Dalam hal ini ideal self biasanya tinggi apabila dihadapkan dalam
berisi gambaran hal yang diinginkan kondisi lingkungan yang tidak
oleh individu, serta bagaimana responsive , ia akan mengintensifkan
seharusnya individu tersebut sebagai usaha mereka untuk merubah
usaha untuk menjadi sempurna. lingkungan. Mereka mungkin
Hasil uji hubungan antara menggunakan protes, aktivitas sosial
self efficacy dengan aspek-aspek atau bahkan mungkin memaksa
kematangan karir menunjukkan tidak untuk memicu terjadinya suatu
ditemukan adanya hubungan antara perubahan. Namun apabila semua
self efficacy dengan kedua aspek usaha mereka gagal, mereka akan
kematangan karir. Hal ini menyerah dan mengambil yang baru
dikarenakan nilai signifikansi kedua atau mencari lingkungan baru yang
aspek kematangan karir lebih besar lebih responsive. Di lain pihak,
dari 0,05 (tabel 4.7). Hasil tersebut individu dengan tingkat efficacy
menunjukkan bahwa pada rendah, maka individu tersebut
mahasiswa tingkat akhir belum cenderung merasa apatis, pasrah dan
menunjukkan perilaku yang matang tidak berdaya. Pernyataan tersebut di
dalam merencenakan dan membuat dukung oleh hasil penelitian yang
suatu keputusan karir, serta belum menyebutkan bahwa mahasiswa
memiliki ketrampilan yang cukup tingkat akhir yang memiliki tingkat
dalam membuat suatu keputusan career attitude sangat tinggi,
karir. Kurangnya ketrampilan cenderung memiliki tingkat self
mahasiswa tingkat akhir dalam efficacy yang sangat rendah pula,
membuat suatu keputusan karir, yaitu sebesar 33,3%. Ditambahkan,
mungkin dapat disebabkan karena hasil penelitian pada career
kurangnya dukungan universitas knowledge mahasiswa tingkat akhir
dalam peningkatan wawasan menyebutkan bahwa mahasiswa

22
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

yang memiliki tingkat career Journal of Managerial


knowledge sangat tinggi, memiliki Psychology, 11 (3), 33-47.

tingkat kematangan karir yang sangat Arredondo, R. (1976). The effect of


tinggi pula 36,8%, sebaliknya vocational counseling on
career maturity of female
mahasiswa yang memiliki tingkat
cooperaitive health
kematangan karir sangat rendah education students.
cenderung memiliki tingkat self Disertasi, tidak diterbitkan.
Faculty of Texas Tech
efficacy yang sangat rendah pula
University.
(33,3%).
Azwar, S. (2004). Dasar-Dasar
Psikometri. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. (1995). Self efficacy in
Changing Societies. New
Agarwala, T. (2008). Factor York: Cambirdge
Influencing career choince University Perss.
of management students in
Bandura, A. (1977). Self efficacy:
India. Journal of Career
Toward a Unifying Theory
Development International,
of Behavioral Change.
13(4), 326-376.
Psyhological Review. 84(2),
Akbulut, N. (2010). The relationship 191-215.
between vocational maturity
Coertse, S., & Schepers, J.S. (2004).
and hopelessness among
Some Personality and
female and male twelth
Cognitive Correlates of
grade students. Thesis, tidak
Career Maturity. SA Journal
diterbitkan.
of Industrial Psychology,
Alwisol. (2004). Psikologi 200, 30(2), 56-73
Kepribadian. Malang:
Creed, P. A. & Patton, W. A. (2003).
UMM Pers.
Predicting two components
Appelbaum, S. H., & Hare, A. of career maturity in scool
(1996). Self efficacy as based adolescent. Journal of
mediator of goal setting and Career Development. 29(4),
performance: some human 277-209.
resources application.

23
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Creed, P.A., Patton, W., & Prideaux, structur and processes (7th
Lee-Ann. (2007). Predicting ed). Homewood: Richard D.
change overtime in career Irwin, Inc.
planning and career
exploration for High School Hjelle, L. A., & Ziegler, D. J. (1992).
student. Journal of Personality Theories Basic
Adolescent, 30, 377-392. Assumption, Research and
Application (3rd ed).
Dariyo, A. (2003). Psikologi McGraw-Hill.
Perkembangan Dewasa
Muda. Jakarta: PT Grasindo Hurlock, E. B. (1981). Development
Psychology: A Life Span
Decenzo, D. A., & Robbins, S. P. Approach (5th ed). New
(2002). Human Resources Delhi: Tata McGraw-Hill
Management (7th ed). New
York: Jhon Wiley & Sons, Isgiyanto, A. (2009). Teknik
Inc. Penganmbilan Sampel Pada
Penelitian Non-
Dessler, G. (2008). Human Eksperimental. Yogyakarta:
Resources Management Mitra Cendikia Press
th
(11 ed). Upper Saddle
River: Pearson Education. Levinson, E. M., Ohler, D. L.,
Caswell, S., & Kierwa, K.
Feist, J. & Feist, G. J. (2002). (1998). Six approaches to
Theories of Personality (5th the Assessment of Career
ed). New York: McGraw- Maturity. Journal of
Hill Counseling and
Development. 76, 475-482.
Flippo, E. B. (1984). Personel
Management (6th ed). Mappiare, A. (1983). Psikologi
Singapore: McGraw-Hill. Orang Dewasa: Bagi
Penyesuaian dan
Gerber, M., Wittenkind. A., Grote, Pendidikan. Surabaya:
A., & Staffelbach, B. Usaha Nasional
(2009). Exploring type of
career orientation: A latent McBurney, D., & White, L. T.
class analysis approach. (2004). Ressearch Methods
Journal of Vocational (6th ed). Belmot:
Behavior, 75, 303-318. Wadsworth/Thomson L.

Gibson, J. L., Ivancevih, J. M., &


Donelly, J. H. (1991).
Organization: Behavior

24
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Miller, A. (2006). A sample survey of Sharf, R. S. (2002). Applying Career


the career maturity of Developmen Theory to
disadvantage learners in Counseling (3rd ed). Pacific
western cape. Thesis, tidak Grove: Brooks/Cole.
diterbitkan. Degree of
Master Art, University of Techatassanasoontrorn, A. A. &
Stellenbosch. Tavinsuth, A. (2008). The
Integrated Self-
Patton, W., & Lokan, J. (2001). Determination and Self-
Perspective of Donald efficacy Theories of ICT
Super’s Constructu of Training and Use: The Case
Career Maturity. of Socio-Economically
International Journal for Disadvantaged.
Educational and Vocational
Guidance. 1, 31-48 Young, G. G. (2007). Membaca
Kepribadian Orang.
Patton, W., & Creed, P. A. (2002). Jogjakarta: Think
The relationship between
career maturity and work Zulkaida, A., Kurniati, N. M. T.,
commitmen in a sample of Retnaningsih., Muluk, H.,
Australian High School &Rifameutia, T. (2007).
students. Journal of Career Proceeding PESAT
Development, 29(2), 69-85 (Psikologi, Ekonomi, Sastra,
Arsitek, & Sipil) Auditorium
Santrock, J. W. (2007). Adolescent Kampus Gunadarma. Vol 2,
(11th ed.) New 1-4
York:McGraw-Hill.
Zunker, V. G. (2002). Career
Singarimbun, M., & Effendi, S. Counseling Applied
(1989). Metode Penelitian Concepts od Life Planning
Survai (rev. ed). Jakarta: (6th ed). Pacaivice Grove:
LP3ES Brooks/Cole.

25

Anda mungkin juga menyukai