Anda di halaman 1dari 2

MATERI RENUNGAN AMGPM

Kamis, 20 Agustus 2020

Nas Bacaan : Amsal 21 : 3


Tema Bulanan : Menjadi Citra Allah Ditengah Masyarakat
Tema Mingguan : Cerdas Mengisi Kemerdekaan Untuk Keutuhan, Keadilan dan Kesejahteraan Bangsa

Basudara Pemuda yang Tuhan Yesus Kasihi, Syaloom!

Mengawali renungan ini beta mengajak basudara semua selaku para pemuda/i Gereja, untuk bersyukur kepada Tuhan yang tetap
menyertai dan memberkati bangsa kita sehingga telah memasuki usia kemerdekaan ke - 75 tahun, tepat di tanggal 17 kemarin.
Walaupun disadari sungguh bahwa tantangan yang dihadapi tidak sedikit malah beragam dan kompleks, apalagi tantangan bersama
secara global dewasa ini, yakni pandemic covic 19. Tantangan-tantangan yang dihadapi, mengingatkan kita selalu bahwa perjuangan
mengisi kemerdekaan membutuhkan tekad dan komitmen serta kerja keras yang sungguh dari setiap elemen bangsa ini, termasuk
generasi muda.
Melalui bacaan firman Tuhan hari ini, Amsal 21 : 3, serta Tema Mingguan “ Cerdas Mengisi Kemerdekaan Untuk Keutuhan, Keadilan
dan Kesejahteraan Bangsa”, kita dibekali lagi dalam melaksanakan tanggungjawab sebagai bagian dari generasi muda bangsa. Muatan
kitab Amsal sarat dengan nasihat-nasihat bijak yang mengarahkan dan menolong kita memiliki pandangan yang luas dan mendalam
tentang kehidupan, termasuk tentang nilai-nilai dasar, yakni, ketuhanan, kebaikan, kebenaran dan keadailan. Nilai-nilai dasar yang
bersifat tetap dan tidak berubah, menjadi fondasi kehidupan yang kuat dan kokoh dalam kehidupan manusia, pun berbangsa dan
bernegara. Amsal 21 : 3, berbicara khusus tentang hal yang lebih diperkenankan Allah, yakni kebenaran dan keadilan, dari pada korban.
Hal tersebut tidaklah berarti bahwa korban (ibadah ritual) yang mengarah pada penyembahan kepada Allah, tidak penting untuk
dilakukan. TIDAK!. Tetapi, pengamsal hendak mengingatkan bahwa korban (ibadah ritual), justru akan menjadi akta ibadah yang sejati,
manakala disertai dengan tindakan-tindakan dan perilaku hidup yang benar dan adil.
Mengapa Demikian?. Sebab, Allah yang kita sembah adalah Allah yang Benar dan Allah yang Adil. Setiap kita yang beribadah dan
menyembah Allah, harus ingat bahwa Dia adalah Allah yang Benar dan Adil. Setiap akta ritual peribadatan yang kita lakukan
memperteguhkan akad dan komitmen iman untuk secara nyata berperilaku hidup yang benar dan adil, sebagai wujud kesaksian tentang
Allah yang kita sembah, yakni Allah yang benar dan adil. Oleh karena itu, barangsiapa yang beribadah kepada Allah namun hidup di
dalam ketidakbenaran dan ketidakadilan, berarti dia menipu diri sendiri dan menipu Allah yang disembahnya itu.
Tuhan Yesus mengingatkan hal senada dengan nasihat Amsal 21 : 3, ketika Ia mengajarkan soal mempersembahkan persembahan di
atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau. Yesus katakan dengan tegas,
tinggalkan persembahanmu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu
itu (Band. Matius 5 : 23 - 24). Hal itu berarti bahwa, setiap akta korban syukur yang kita persembahkan untuk menyembah dan
memuliakan Allah, harus terukur secara nyata melalui sikap dan perilaku kita kepada sesama, yakni bersikap benar dan adil. Allah
menghendaki demikian dari kita yang sungguh-sungguh taat dan setia beribadah, menyembah dan memuliakanNya. Kebenaran dan
keadilan adalah bagian dari hakekat Allah, dan Ia menghendaki nilai-nilai dasar tersebut menjadi fondasi kehidupan manusia yang harus
terus ditegakkan. Sebab jika tidak, maka kehidupan manusia (pribadi, satu dengan yang lain) mudah goyah, jatuh dan binasa; hal yang
tentu tidak dikehendaki Allah.
Nasihat firman Tuhan hari ini memiliki makna tersendiri pula bagi pemuda/i gereja yang adalah bagian dari generasi muda bangsa ini,
yang terpanggil untuk bersama-sama mengisi kemerdekaan. Pekerjaan membangun bangsa ini, “belum selesai”, dan inilah kesempatan
dimana setiap orang berkontribusi dengan perannya masing-masing dalam membangun bangsa ini, termasuk pemuda/i gereja.
Kesempatan untuk membangun hidup yang berfaedah, hidup yang kreatif, kritis dan realitis, demi kemaslahatan bersama, dimana nilai-
nilai kebenaran dan keadilan tetap menjiwa dalam diri setiap pemuda/i gereja. Sehingga apapun tantangan yang dihadapi, pemuda/i
gereja tetap kuat dan teguh berdiri, karena berdasar pada fondasi nilai-nilai yang tidak pernah berubah dan tak tergoyahkan, yakni
kebenaran dan keadilan…
Tuhan Memberkati Selalu. Amin!

Anda mungkin juga menyukai