Anda di halaman 1dari 5

MUQODDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH ALA ANAK MUDA

Assalamualaikum wr,wb

Muqoddimah anggaran dasar ini lahir di tahun puluh lima dicetuskan tetapi baru
ditetapkan tahun 51 di sidang tanwir Muhammadiyah. Ki bagus Hadikusumo ini adalah
murid sekaligus sahabat dari Kyai Haji Ahmad Dahlan, literatur yang kita baca ini sejatinya
merupakan refleksi renungan mendalam Ki bagus Hadikusumo setelah Muhammadiyah
selama 30 tahun. Muhammadiyah tahun 1912 sudah melebar meluk 46 sudah melebihi batas
usia 30 tahun, tentu selama perjalanan waktu itu banyak sesuatu yang kemudian dihadapi
oleh magnet dan pada saat itu di tahun 45 di bagus melempar terjadi semacam pemahaman
keislaman atau mungkin adanya serangan serangan pemikiran terkait dengan keislaman,
masyarakat terus susah masuk Islam saat itu jauh dari dulu menurut apa yang dipahami oleh
Muhammadiyah, merasa perlu untuk menyampaikan ide-ide bagaimana sesungguhnya
pokok-pokok pemahaman keagamaan dan pola perjuangan yang dipahami oleh
Muhammadiyah melalui ini terus berharap apa yang menjadi pemikiran para pendahulu
Muhammadiyah bisa terjaga, dan selanjutnya bisa diteruskan oleh kita semua yang lebih
mudah saat ini rahmat Allah SWT, kalau kita membaca dokumen resmi anggaran dasar
terbagi menjadi tujuh pokok pikiran, usaha dana dan operasional dengan satu pokok pikiran
nomor 7 itu adalah tujuan atau harapan yang diinginkan dari apa yang kita perjuangkan
melalui organisasi persyarikatan Muhammadiyah.
Percaya kepada hari akhir tidak serta merta kemudian kalau dalam keilmuan keilmuan
tauhid akan membentuk orientasi kehidupan bagaimana kita memaknai bahwa Allah itu al-
amin kaulah yang menciptakan Allah yang membentuk Allah yang menguasai kehidupan
kita yang menjamin kebutuhan kita melakukan pengamatan sholati wanusuki wamahyaya
wamamati, pemahaman dalam tubuh kita akan turun kita akan meyakini adanya hari dan
kemauan kita untuk berapa kapan kita hari akhir kecuali amal sholeh akan diberikan kepada
kita, apa tidak terlepas dari kesadaran akan dunia ini hanya sementara.

Ki Bagus melihat adanya serangan serangan terkait dengan pemikiran yang


membuat masyarakat jauh dari ruh Islam secara murni menurut apa yang dipahami
Muhammadiyah.”“Dalam muqoddimah anggaran dasar ini, terbagi menjadi 7 pokok pikian.
6 pokok pikiran sifatnya usaha, 1 pokok terakhir adalah tujuan / harapan yang diinginkan
dari apa yang kita perjuangkan melalui organisasi Persyarikatan Muahammadiyah.”
Jelasnya.Miftah membagi Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah menjadi 3
kategori: prinsip, pendekatan, metode & strategi untuk mencapai tujuan. Prinsip dan
pendekatan adalah landasan Ideal, sementara metode dan strategi adalah landasan
operasional.Miftah menjelaskan tentang prinsip pertama yang menjadi dasar, yakni hidup
berdasarkan tauhid, beribadah, tunduk, dan taat hanya kepada Allah SWT. Prinsip ini akan
membawa kita pada kepercaayan akan hari akhir dan kemauan untuk beramal sholeh.

Prinsip ini juga melahirkan ketundukan dalam bentuk ibadah. Ibadah dalam makna
yang luas, bisa dibagi kepada yang mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah juga memiliki
implikasi yang luas, meliputi misi manusia sebagai khalifah di bumi ini, termasuk relasi
sesama manusia di dalamnya.Prinsip kedua dalam Muqaddimah anggaran dasar
Muhammadiyah adalah hidup bermasyarakat. Bermasyarakat adalah sunnatullah,
masyarakat dalam makna yang luas, tidak hanya dalam lingkungan rumah atau kos-kosan,
tetapi juga masyarakat digital. Dalam bermasyarakat ini, kita harus senantiasa memberi
manfaat kepada masyarakat.Poin selanjutnya dalam Muqaddimah anggaran dasar
Muhammadiyah adalah memahami ajaran Islam dengan penuh keyakinan. Menurut Miftah,
untuk menjalankan kedua prinsip di atas, maka perlu ditanamkan dengan penuh keyakinan
bahwa hanya ajaran Islam saja yang mampu bertauhid yang benar dan menjalankan fungsi
kemasyarakatan dengan benar. Keyakinan dengan Islam ini perlu juga ditegaskan dan
ditunjukkan, juga dipelajari dan dipahami dengan benar.Poin berikutnya adalah melibatkan
diri dalam dakwah fi sabilillah, sebagai wujud ibadah dengan berbuat ihsan dan islah.
Dakwah di sini maknanya sangat luas, tidak terpaku pada ceramah di atas mimbar saja, tapi
segalah hal yang berorientasi pada penghambaan diri kepada Allah dan juga berbuat baik,
serta menciptakan perdamaian.Poin selanjutnya, masuk pada metode dan strategi, adalah
mengikuti (ittiba’) perjuangan nabu Muhammad SAW.

Masyarakat Islam itu bukan berarti semuanya Islam, tapi bagaimana nilai-nilai Islam
itu menjiwai seluruh sistem aktivitas
kehidupan kita. Muhammadiyah berupaya hadir untuk memakmurkan masyarakat secara luas
dan berusaha mewujudkan keadilan.Masa sekarang dianggap sebagai era disrupsi. Atau masa
ketika perubahan drastis teknologi membuat manusia kehilangan prinsip dan mudah
terombang-ambing.Melihat keadaan seperti ini, Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PP
Muhammadiyah Miftahulhaq menilai penting bagi warga Persyarikatan untuk membaca dan
memahami kembali Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM).

MADM ditulis atas perenungan Ki Bagus Hadikusumo setelah melihat 30 tahun


perjalanan Muhammadiyah di tengah dinamika politik dan benturan ideologi yang kuat.
Miftahulhaq menjelaskan bahwa MADM terbagi menjadi 7 pokok pikiran. Poin 1-6 bersifat
landasan ideal dan operasional, sementara poin ketujuh berupa tujuan dan harapan yang
diperjuangkan oleh Muhammadiyah.Tujuh poin itu menurut Miftah disusun runut dan saling
bertaut satu sama lain. Misalnya poin pertama tentang Tauhid akan mempengaruhi poin
berikutnya tentang amal saleh di dalam masyarakat hingga poin terakhir soal terwujudnya
masyarakat utama yang adil, makmur, dan diridhai Allah Swt.Selain saling bertaut, MADM
itu menurut Miftah juga merupakan ajaran yang dipahami oleh Ki Bagus Hadikusumo dari
Kiai Haji Ahmad Dahlan. “Prinsip pertama (Tauhid) itu sejatinya tidak lepas dari prinsip
hidup Kiai Haji Ahmad Dahlan bahwa kehidupan ini hanya sementara dan kita dituntut untuk
memberikan yang terbaik,” ucapnya.“Terwujudnya masyarakat adil, damai, sejahtera, semua
merasakan kebaikan, itulah yang diharapkan oleh Muhammadiyah. Jadi masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya itu bukan berarti semuanya Islam, tapi bagaimana nilai-nilai ajaran
Islam itu menjiwai seluruh kehidupan manusia, termasuk orang-orang di luar Islam mendapat
manfaat dari keberadaan agama Islam,” pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai