Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 3

Tidal Energy Converter in Southeast Asia

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Teknologi Energi Laut (KL-4153)

Dosen Pengajar :
Elsa Rizkiya Kencana, S.T., M.Sc.

Disusun oleh :
Abiyyasa Salsabilla 119300016
Hendrikus Fernando Figo Timang 119300036
Ibnu Hiban 119300002
Riantono 119300038
Nadya Dwi Nofela 118300069

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022
Tidal Energy Converter in Southeast Asia

Dua pertiga dari bagian bumi terdiri dari lautan, hal ini menyebabkan
lautan menyimpan sumber energi yang berlimpah yang dapat dimanfaatkan.
Penggunaan energi laut sebagai sumber pemenuhan kebutuhan energi memiliki
keunggulan berupa kuantitas energi yang dihasilkan besar, ramah lingkungan dan
energi tersedia sepanjang waktu. Salah satu sumber energi laut yaitu energi
pasang surut, yang potensinya dapat dimanfaatkan melalui proses konversi energi.
Energi pasang surut air laut merupakan sumber energi mekanik yang dapat
digunakan dengan memanfaatkan naik turunnya permukaan air laut yang
disebabkan oleh interaksi medan gravitasi dari matahari dan bulan. Pasang surut
akan bervariasi dengan waktu dan tingginya tergantung pada posisi relatif
matahari, bulan dan bumi. Topografi dan kedalaman laut pada keadaan tertentu
dapat bertindak sebagai resonator atau konsentrator pasang surut. Mekanisme
suatu pusat energi pasang surut tergantung dari faktor meteorologi atau geofisika,
antara lain, arah dan kecepatan angin, lamanya angin bertiup dan luas daerah yang
dipengaruhi pasang-surut.
Terdapat dua jenis energi pasang surut air laut yang akan menentukan jenis
teknologi yang akan digunakan dalam menghasilkan listrik yaitu teknologi tidal
array dan teknologi tidal stream (or current). Teknologi tidal array
memanfaatkan energi potensial yang dihasilkan dari perbedaan ketinggian air
pada saat pasang dan surut. Bendungan digunakan untuk menampung dan
mengekstraksi energi pasang surut dari jarak yang berbeda. Teknologi tidal
stream (or current) memanfaatkan energi kinetik yang dihasilkan dari pergerakan
horizontal arus laut yang mengalir keluar masuk pada lingkungan pantai (seperti
garis pantai).
Saat ini ada 3 jenis teknologi pembangkit listrik tenaga arus pasut yaitu,
Tidal Power, Tidal Fence dan Tidal Turbine. Teknologi Tidal Power
memanfaatkan perbedaan pasang-surut minimal 5 meter dan penggunaannya
memerlukan reservoir area yang luas. Teknologi Tidal Fence, skala besar
digunakan juga sebagai jembatan penghubung antar pulau di antara selat.
Sedangkan Teknologi Tidal Turbine, lokasi ideal turbin arus pasut harus dekat
dengan pantai pada kedalaman antara 20-30 meter.
Asia Tenggara merupakan daerah yang pulaunya banyak memiliki
intensitas pasang surut yang tinggi, sehingga ocean renewable energy berupa
pasang surut air laut dapat dikembangkan di Asia Tenggara. Potensi energi pasang
surut di daerah Asia Tenggara sebesar 1 TW.

ORE potential in SEA


Keseluruhan wilayah Asia Tenggara memilike potensi berupa ocean
renewable energy, dibeberapa wilayah juga memiliki potensi berupa energi
pasang surut yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit.

1. Thailand
Pengembangan energi pasang surut berupa teknologi pengkonversi belum
ada di negara ini.
2. Vietnam
Vietnam memiliki lebih dari 3.200 km dari garis pantai tetapi hanya 12
stasiun pasang surut. Potensi energi pasang surut Vietnam tidak besar
dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Di sana banyak lokasi medan
yang menguntungkan (seperti teluk, laguna) untuk membangun pembangkit listrik
akan tetapi tenaga pasang surut kecil.

3. Filipina
Berikut wilayah potensial di Filipina yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi pasang surut.

Pembangkit listrik tenanga pasang surut pertama di Asia Tenggara berada di


Pulau Capul di Samar Utara sepanjang Selat San Bernardino, Filipina. Proyek
pasang surut ini ditangani oleh H&WB dan SABELLA SA.

Teknologi ini bernama Northwest Capul Energy Project, dimana proyek ini
diharapkan dapat mengembangkan sumber daya energi terbarukan. Proyek ini
memiliki kapasitas sebesar 1,5 MW yang dapat memenuhi pasokan listrik selama
16 jam perhari. Konstruksi proyek ini dimulai pada pertengahan 2017 dan
diproyeksikan akan selesai pada 2019.

Skala besar pembangkit tenaga arus sepanjang 4 km telah dimulai


dikerjakan di kepulauan Dalupiri dan Samar, Filipina sekaligus membuat
jembatan penghubung pada empat pulaunya. Proyek ini disponsori oleh Blue
Energy Power System-Canada yang telah mengomersialkan diri dengan berbagai
modul turbin dalam berbagai skala. Diestimasi energi yang nantinya dihasilkan di
Filipina ini maksimum sebesar 2200 MW dengan minimum rata-rata sebesar 1100
MW setiap hari. Hal ini didasarkan dengan kecepatan arus rata-rata sebesar 8
knots pada kedalaman sekitar 40 meter. Modul turbin Davis yang dipakai dapat
mengonversi listrik dengan instalasi di laut bisa menghasilkan 200 MW sampai
8000 MW.

4. Brunei
Secara teori Brunei dimungkinkan untuk menghasilkan sekitar 335 kW
energi pasang surut per tahun, hal itu mungkin tidak layak secara ekonomi karena
lokasi negara tersebut, sehingga pengembangan teknologi energi pasang surut
belum dikembangkan di negara ini.

5. Malaysia
Pengembangan energi pasang surut berupa teknologi di Malaysia masih
berupa studi potensi energi. Rentang pasang surut di wilayah pesisir Malaysia
tidak setinggi negara-negara lain.
6. Singapore
ENVIROTEK, bersama dengan tim ahli internasional, telah berhasil
membangun SCHOTTEL Instream Turbine (SIT) di perairan Sentosa Boardwalk,
Singapura, demi memperagakan keberlangsungan energi pasang surut (tidal
energy) di wilayah tersebut.

ENVIROTEK menggunakan turbin SIT 250 dalam proyek ini, perangkat


62 kW dengan diameter rotor sepanjang 4 m, dirancang untuk menampilkan
kinerja luar biasa dengan biaya yang terjangkau. Turbin ini dipasang pada
anjungan catamaran dengan kerangka yang diangkat ke atas, sehingga membantu
turbin agar dapat dinaikkan dan diturunkan ke air.

7. Myanmar
Myanmar memiliki lebih dari 2.800 km garis pantai, Myanmar Engineering
Society (MES) disediakan sebagai layanan teknis untuk studi kelayakan, desain
dan pengawasan. Pembangkit listrik tenaga pasang surut pertama (3 kW) dipasang
pada tahun 2007 di desa Kanbalar, menyediakan listrik untuk sekitar 220 rumah
tangga (sekitar 1.200 orang).
Salah satu proyek Energi pasang surut yang telah selesai terletak di desa
Kanbalar, Divisi Ayeyarwaddy. Desa ini jauh sekitar 150 km dari garis grid.
Sebuah bendungan kecil yang diisi tanah dibangun di seberang sungai cabang.
Tingginya kira-kira 3 m dan panjangnya 10 m. Saluran terbuka kayu 0,35 m tinggi
0,35 m nafas panjang 8 m dihubungkan ke casing turbin melalui pintu keluar.
Draft tabung telah dipasang di outlet turbin. Selama pertunjukan aktual, karena
variasi ketinggian air pasang, selama 6 jam konsumsinya hanya dari debit yang
tersedia. Itu mengarah pada kemungkinan menjalankan 10 angka turbin paralel.
Jam pembangkitan setiap hari dengan pasang naik dan surut. Karena terjadi dua
kali pasang setiap hari, untuk menghasilkan 6 jam untuk setiap pasang datang
menjadi 12 jam per hari.

Teknologi energi pasang surut masih jarang di Asia Tenggara, tetapi


potensi energi pasang surut di wilayah Asia Tenggara dapat mengisi celah untuk
pembangkit energi terbarukan di masa depan yang mempunyai banyak
keunggulan. Meskipun gagasan untuk memanfaatkan tenaga pasang surut masih
dalam tahap awal, potensi sumber energi terbarukan ini tidak dapat diabaikan
karena dapat memegang peran penting dalam bauran energi di kawasan Asia
Tenggara.
Source :
Myanmar: Energy Assessment, Strategy, and Road Map. (2016). ASIAN
DEVELOPMENT BANK.

M.A.J.R. Quirapas, A Taeihagh. (2020). Ocean renewable energy development in


Southeast Asia: Opportunities,risks and unintended consequences .
Renewable and Sustainable Energy Reviews.

https://esi.nus.edu.sg/docs/default-source/doc/abundo_marine-renewable-energy--
-an-emerging-option.pdf

https://www.hydroreview.com/hydro-industry-news/mako-tidal-energy-site-
opens-in-singapore/#gref

https://www.pubshares.com/tidal-power-plant-philippines-building/

http://helmifajriyanto.blogspot.com/2014/09/tidal-energy.html

https://www.ctc-n.org/content/brunei-darussalam-2012

Anda mungkin juga menyukai