Anda di halaman 1dari 8
Menimbang Mengingat PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR?! TAHUN 2010 ‘TENTANG SISTEM DAN BENTUK PENGELOLAAN APOTIK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Dahwa dalam rangke meningkatkan petsyanan techadap masjarakat ibidang Kefarmasian dan untuk memelihara Ketertiban dan Kelancaran pelayanan berdasazkan Peraturan Daerah Kota Banjarbara Nomot 3 ‘Tahun 2009 tentang Rewibusi Pelayenan Kesehatan di. Rumah Sakit ‘Unum Daerah Benjarbaru (Lembaran Daerah Kola Banjarbaro Tahun 2009 Nomor 3 Seri C Nomor Seri 1) peu diatur sistem dan bentuk ppengeloluan Apotik pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjarbars; bbahwesapotk merupakan sarana penunjang penyelenggaraan kepalan perawatun pela dikelola dengan manajemen yang profesional sebingga opat memberikan kemudaban pememuban obatobetan dengan harga terjanghau,bermaty dan bertanggingewaby, bbabwa untuk penyelenggarman —apotik yang tepat guna dalam pengelolaannya dapat dilaksanakan Kerja Sama aniara pemeriniah dengan pak swasta schingya diharapkan apotk dapat berfungsi ‘maksimel; ‘4. babwa berdasarkan permbangan sebagnimana dimaksud dalam huruf a, dhuruf b dan huruf¢ i ats peru datur sistem dan bentuk pengetolean spot pada Rumah Sakit Umum Daerah dengan Peraturan Walikot: ‘Uadang-Undang Obat Kers(Staatblad 1937 Nomor $41); ‘Undang-Undang Nomer $ Tahun 1997 tentang Psikotopika (Lembaran [Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran [Negara Republik Indonesia Nomor 3671); Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat 1 Banjarbaru (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 1989 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indones Nomor 3822), Undang-Undang Nomor 32 Tshun 2004, tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, ‘Tambehan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sshagaimana telah diubah beberapa kal teakhir dengan Undang-Undang ‘Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang. [Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaben Daerah (Lembaran Negara ‘Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara ‘Republik Indonesia Nomar 4844); 10. 4 2. 14 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009. tentang Kesehatan (Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambaban Lemberan [Negara Republik lonesia Nomor 5063); Undang-Undang Nomor 44 Tabun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Tabun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembart [Negara Republik Indonesia Nomor $072) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1965 tentang Apotik (Lemberan [Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 44, Tambehan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2752) sebagaimana telah diubsh ‘dengan Petetuzan Pemerintah Nomor 25 Tabun 1980 tentang Perubahan ‘Atas Peraturan Pemeriniah Nomor 26 Tahun 1965 tentang Apotie (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 40, Tambaban Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3168); Peraturan Pemerintat Nomor 32 Tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan ‘Lembaran Negara Republic indonesia Nomor 3637), eratran Pemeritah Nomor 72. Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Keschatan (Lembaran Negara Republik Tndopesia Tehun 1998 Nomor 138, Tambahan Lemaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemeriish, Pemerinshan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambehan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomoe 4737); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922.Menkes/Per/X/1993 tentang ‘Ketentuan dan Tatacara Pemberian Win Apo scbagaimana telah diubah Gengan, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/MenkewSK/X2002 tentang. Perubaban Atss Peraturan Meniri Kesehatan Nomor 922/MenkesPev’X/1993 tentang Ketenfuan dan “Tetacara Pemberan Tin Apoti; Keputusan Mente Dalant Negeri Nomor 130/383-S) Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota, dan Daftar Kewenangan ‘Kabupaten dan Kota pr bdang dari Departemen/LPND; Peraturan Daerah Kola Banjarbara Nomor 3 Tahun 2002 tentang Retibusi Tain Pelayanan Kesehatan Swaste (Lemtaran Daerah Kota Banjartara ‘Tahun 2002 Nomor & Tambabia Lembaran Daerah Kota Banjartacu Nomor) sebagaimang ‘lah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Banjarbara Nomor 17 Tahun 2009 tentang Perutehan Atas Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 3 Tahua 2002 tentang Rewibosi lzin Pelayanan Kesehatan Swasia (Lembaran Daerah Kota Banjarbare Nomor 17 Seri C Nowe See 7); Peraturan Daerah Kota Banjarbars Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urwsan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kola Banjarbaru (Leambazan Daerah Kota Banjarbara Tahun 2008 Nomer 2 Seri D Nomor Sei D; Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang ‘Pombentukan, Organsasi dan Tata Kerja Lembagn Teknis Daerah dan Sefuin Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru (Lemberan Daerah Kota ‘Banjrbaru Tahun 2008 Nomor 12 Seri D Nomor Ser 6), Peraturan Daerah Kota Banjacbaru Nomor 3 Tahun 2009 tentang Retibust elayenan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Banjrbara (Cembaran Daerah Kota Banjarbara Tehun 2009 Nomor 3 Sei C Nomor Ser, Tambahan Lembaran Daerah Kota Banjrbara Nomor 3) MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SISTEM DAN BENTUK PENGELOLAAN APOTIK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANJARBARU. BABI KETENTUAN UMUM Pasa 1 Dalam Persturan Walikot ini yang dimaksud dengan + 1, Daerah adalah Kota Banjarbara, 2. Demerniah Dacrah adalah Walikotabesertaporangkat daerah sebagai unsur penyelenggara emerintahan Kota Banjara, 3, Wallkota adalah Walikota Banjarbar, &Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjunye disingkat RSUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru. ‘5. Badan adalah suite bentuk badan ussha yang melipii persroan terbata, perseroan Komanditer, perseroaan Iain, Badan Usaha Milik Negara stau Daerah dengan nama dan Dent epapun, pevsekutuan pekumpulan, firma, Kongsi, Koperasi, yayasan atu organisa ‘yang seen, lembaga, dana pension, bent usabatetap sera bentuk badan wsaha lainny. 6. Diveitur adalah Direktur Rumah Sokit Umum Daerah Banjarbar, 47. Kas Daerah adalah Kas daerah Kota Banjarbara. ‘3. Bendahara Penerimsan adalah Bendahara Penerimaan pods Dinas Pendapetan, Pengelolean ‘Kevangan dan Astet Daerah Kota Banjacbar, 9, asen adalah setap orang yang dalam rasa perawatanbaik pada rumah skit umum daerah ‘maupun dokter prbad, puskesmas atau balal pengobatan lainnye untuk mendapetkan pelayanan kefarmasian. 10, Pelayenan Kefurmasian adalah beotuk pelayanan dan tanggung jawab lengsung profes spoteker dan assten apoteker dalam pekejaan kefarmasian unfuic meningkatkan Kualitas hiduppasien 1, Pihak Keiga adalah orang perorangan tau badan hukum yang melskukan Kerja sams ‘engelolaanapotk Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjarbarustsusi ketentuan betsks, 12, Obst adalah senyawa eau campuran senyava-senyewn yang berkhasiat-mengurangi, ‘menghilangkan gjala atau menyembuhkan penyakit. 1, Apotk adilah feropattertenta, tempat dlakukan pekeraan Kefurmasian dan penyaluran Sealan frmas,perbekalan Kesehatan Isinnys kepada masyarakat. 14, Apoteker eda: Sarna Farmasi yang tlahlulus penddikan profesi dan telah mengucapkan ‘uimpah berdasrkan persturan perundangan yang beslaku dan beth melakukan pekerjan Kefarmasian dl Indonesia, 15, Apoteker Pendamping edalah Apoteker yang bekerja di Apotik dissmping Apoteker Pengelola Apotk dan/atau menggaatixaanya pada jam-jam tetentu pada bari baka apotik. 16, Apoteker Penggant adalsh Apoteker yang mengguntikan Apotekerpengelola Apotk selama ‘Apotcker Pengelola Apotk \ersebut tidak berada ditempat lebih dar 3 (\ga)bulan socara ferusmencnis, telah memiliki Sorat Yin Kerja dan tidak berindak sebagai Apoteker Pengelola Apotik di Apotik lin 17. Resep adalah perminiaan tertlis dari dokter, doker gigi, dokter hewan Kepeda apotcker Aaa menedan an memes bt api ei ert erg a er 18, Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obst todisional, alst keschatan, reagensia, radiofarmasi, gas medis dan kosmetika, ABUL AZAS DAN TUJUAN Pasal2 (1) Aza pokok adalah pelayanan pengadaan obat yang tepat, cepa, berkuaitassesuai kebuthan asin dan atau masyaraka (2) Azas umum adalah sling menguntungkan. (G) Tujuan adalah terlaksananya Kelancavan penyediaan obat,alat keschatan maupun perbekalan farmasi Isinnya yang bermut, aman, efokif,efisien serta texjangkau bagi semua lapisan masyaraat dalam wilaya kota Banjarbau ssuaiperkembangan ilu kefarmasian. BABII. SISTEM PENGELOLAAN Pasal’3 (4) Sistem pengelolaan apotk ilaksanakan secara terpadu alk manajemen, tcknis dan ‘Kevangan dengm pole berencana,akuotabel, vansparan dan dapat diperanggungjawabkan. (@) Sistem perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan Jeni, jumfah dan harga perbekalan farmasi, yang dibuat dengan memipebatlan bufer sioek, pola penyakit, rea ‘Kenakan harga, stock obat dan data pemskaian periode yang lu da anggaran yang terodia, (@) Sistem pengadaan merspakan kepistan untuk meralsasikan kebutuhan perbckalan farmasi ‘untuk menjemin kualias pelayanan kefarmasian, maka pengadasn sediaan farmasi haus tell jel res sesuaiperatiranporundang-undangan yang betaku. (@ Sistem penyimpanan meropakan Kegiatan pengaturan -perbokalan farmasi menurut persyaratin yang dtetapkan untuk menjamin teraganya kuaitasperbekalanfarmas (6) Sistem distibust-dilakanakan dengan memperimbangkan efisiensi dan efektfas sumber saya yang ada dengan berdasurkan permintaa resep doker © Sisiem aéministrasi meliputi pencaatan, pengarsipan, pelaporan dan dokumentasi sesuah ‘etentuan yang belaku. (7) Dalam sistem pengelolaanaya,pibak ketignslaku peagelolaapotk wajib membuat Standar perasional Prosedur (SOP). (@) Standar Operasional Posedursebagaimana dimaksudayat (7 ted dri: ‘&. operasional pngelolaanapoikmelipti kegiatan sebagai berikut 1) epiatan adminis; 2) kepiatan keuangan; 43) egintan Ketenagakerjaankepegawaian », pengelolaan obi baanobat dan lat keschatan adalah sebagai berikut 1) membuat dolar penerimaan/pembelian aba, bahan obat dan alatkesehatan; 2) membuat daftar pendistibustanpenjualan ob, babin obat dan alat Kesehatan; 3) membuat dafiar sige obst, bahan cbat dan alat Kesehatan yang telah terjul dan terdistribusi; 44) membuat datar obs, Dahan obet dan alot keshatan untuk rencans pemusnahan earena kadar, BABIV BENTUK PENGELOLAAN Pasal 4 (Q) Peagelolean apotik RSUD dilksanakan socara mandi dan profesional, bekerja sama dengan pihak tiga, (@) Pelaksanaan keje sama dimaksud ayat (1) dituangkan dalam kesepakatan esa sama dengan telap mengacu kepada Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 3 Tahun 2009 tentang [Retribusi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daergh Banjarbaru dan ketenusn yang beraku bidang kefermasian. (9) Piha ketign dimaksud dalam ayat (1) adalah mitra kera yang profesional dan beranggung Jawab dalam pengelolan apoik dan memenuhi persyaatan: {tidak pernah teibat dalam pelanggaran peraturan porundang-undangan dibidang obat Sebagaimana dinyatskan dalam Surat Pernystaan yang bersangkulan, >. telah meri izin penyelenggarsan aptik, berbentuk baden haku; ‘memilkitenaga apoteker yang profesional 1 (stu orang; ‘memiliki mitt keri pongadaan obat atau balan farmasilsinnya minimal 3 (tiga) mtr kerja kefarmasian. fraser! anya yong a detuan dalam Ketetanperundangandangan yang (@® Kerjasama pengelolaan apotk pada RSUD dengan pak Ketign dilaksanakan selama 3 (gs) ‘ahun dan dapat dtnjau kembalisetelah habis masa berlakunye. BABY ‘TATA CARA PENGAIUAN KERJASAMA PENGELOLAAN APOTIK, Pasal 5 (Q) Badan Hukum yang akan melakukan kerjasama pengelolaanapotk mengajukan permotonan kepada Walkota melalui Direktur dengan mslampirkan: a aktependiran Badan lm; ’,jumshtenaga teks dan kepegavaian; ¢. Jumlah moda! dan analisskerangka kerja; 4. rukru organisa pongeolsanaposk yang akan dilaksanakan, (2) Pelaksanaan Kerjacama pengelolaan apotik sebagximana dimaksud ayat (1) ditetapkan ‘melalui Pevjanjan Kerjasama dan berpedoman pada Peraturan Walkota ini, BABYI KETENAGA KERJAAN (1) Tenaga Kerja pengelola spot ditetspkan sesuai dengan kebutuhan peagelolaan apotik dengan mpeitangan bia opin sebiggn sk merganpeyelengpan usohaapot (@) Ponggajian karyawan ilksanakan sesuai dengan Ketentuan tetenagakerjaan dan/atan ‘kemampuan Keuangaa pengelolaanapotk dan citetapkan dalam bentuk kesepakaian, (@) Penambahan tenaga Kerja bak teraga tknis apoteker, asisten apotcker maupun tenaga administasi apouk dilksanakan sotelah mendapatkan perimbangan Walikotaberdasakan ‘analisis beban kera pengeolsan apotk yang éiperiukan (4 Pihak pengelola apoik tidak diperkenankan ‘mengangkat tenaga kerja sebagai pegawal ‘engeiola spot dan atau tenagatoknis apotik yen tidak sesual dengan kebutubn rasonal ‘pengeiolaan spot (5) Pak pengelola apoik dapat mengangkat tenaga Kerja sobagaimana dimaksud ayat (3) dan (@), dengan Ketenuan gaji tenage herja tersebut dibebankan pada biaya operasional pengelolaan apotk. (©) Kedudukan tenaga kerjlpegavai aptik dimaksud ayat (5) bukan pegawai pemerinta tapi merupakan pega pengeila spot, yang dapat diberhentkan apabila a tenaga Kerja yang bersangkulan melakukan pelanggaran Ketentuan dalam Peraturan Walikota ini dan peraturn perundang-undangan di bidang kefarmasian, etika dan aturan yang berks b, telah habis masa kerjasama pengelolan apotik; ©. diputuskan kerjasema pengeolaan spot 4 babs masa tevakanya Konak, Jka pengangkatan temgn Kea merupaan traga BAB VIL ‘MODAL USAHA DAN PEMBAGIAN KEUNTUNGAN (LABA) Passl7 (1) Modal wsuha apotk disedikan olchpihak ketiga, pik Pemerintah Daerah menyediakan fasts sarana tempat usb dan hal-hllainnya yang disepakat sesusi pejanjan (@) Pemeriniah Daerah dapat -melskakan penyeriaan modal tambahan dengan perhitungan Keuntungan sesusi dengan Kevepakatan dan mengacu pada, Peraturan, Daerah Kota Banjara Nomor 3 Teun 2009 tentang Retibusi Playanan Kesebsian di Rumah Sakit ‘Umum Daerah Banjarbara (G) Pembagian Keuntungan pendapatan apotik setelah diknrangi biaya operasona 60 % (cam puluh perseratus distor ke kas daerah dan 40 % (empst puluh perserats) untuk pihak ketgs, yang perhitungannya dilaksanakansetisp tahun. (4) Peayeioran Jimaksud ayat (3) dilakeanakan melalui bendahara penerimaan dacrah sesusi ietentuan yang bela bawynr PELAYANAN Pasals pot wajibdibuka 1 (sau) x 26 (dua pul empst jam untuk melayan pasen dan masyarakat Pasal 9 (1) Apoteker wajib melayaniresep sesuai dengan tanggung javab den keahlian profesinya yang diandssi pada kebutuban pasion dan masyarat. (2) Apoteker tidak dizinkan untuk menggant obat generk yang tertlis pads resep dengan obat paten kecuall ada permintaan langsung dai pasion tas keluganya (@) Bag! pasien tidak mampa menebue but yang terulis ddalam resep, Apotcker wajib berkonsultsi dengan dokter ustak pemilibanobat yang lebih teal 4) Apoteker wajb memberikaninformasi ‘a yang bekaitan dengan penggunaan obat yang dserahkan kepada pasien; ', penggunaan obatsecara teat, aman, rasionalatas perminiaan pasien. Pasal 10 (J) Apsbils Apotcker menganggap bahwa dalam resep terdapat Kekeiruan slau penlisanresep ‘ya tds tepat, Apotekerharus memberitahukanaya kepada dokter penulis resp. (2) ‘Apobila dalam hal dimaksud ayt (1) karena perimbangan tertentadokter penulis resp tetap pala pendiiannye, dokter wajib menyatakanaya secara terlis stay membububkan tanda fangan yang lazim datas resep. Pasa 11 (2) Sutinanresep harus ditandstangani alan diparaf oleh Apoteket. {@) Resep harus irahasiakan dan disimpan diaotik dengan baik dalam jangka wakts 3 (ga) ‘aun dan melaporkannya kepada Direktur. (6) Reoep atau salinan resp hanya boleh dipelibatkan kepada dokterpenulsresep atau perawat, biden, pesien, petugas Kesehatan danftan petugas lainnya yang berwenang menarut peretraa perundang-undangan yang besa. sal 12 (i) Apoteker Pengelola Apotk, Apoteker Pendamping atau Apotcker Penggant tidak diznkan ‘ia menjual obat heras yang dinystakan sebagai Dalar Obat Wj Apotiktanpa resep. (2) Daftar Obat Wajid Apotik dimaksud dalam aya (1) dtelapkan oles Mester pABIXx PENGELOLAAN PEMBUKUAN DAN KEUANGAN DAN PERTANGUNG JAWABAN Pasal 13 (Q) Pengelola apotik wafib melaksanakan pengelolaan pembulan dan Kevangan yang trtib, sleuntabel dan tansparen. (@) Pengelolaan keungan dilaksanakan dengan prosedur standar yang dapet dipetanggung Jawabian, (@) Pengelolan Kegistan dan keuangan dengan perhitungan 12 (dua bels )bulenteritung dari tanggel | Januar ssmnpat dengan abhir Desember stip tahunnya. (4 Penyelonggaran kegiatan,Kewangan dan program Kea walibdlaporkan kepada Walkota ddan Direkt (S) Penutupen Kegiatan dalam tahun anggaran waib dilaksanskan oleh Tim Auditor yang litupjuk oleh Wallkor. BABX PENGELOLAAN ASET DAN KEUANGAN APOTIK Pasal 14 (1) Pengelolaan asst dan keuanganapotk episah dari pengslolaan asset dan kevangan RSUD. (2) Pengelolaa, pengadaan dan penggunsan obat-cbstan/ Kefurmasian tidak merupokan pengadsan/penggunaao obat-obatankefermasian RSUD. (@) Untuk singonisasi kebutuban obat-obeian yang diperukan pibak pengelola apotik dapet relaksanakan koordinasi dengan RSUD. BABXI SANKSI Pasal 15 HaLhal yang dapat merugkan kepentngan pasien dan masyarakat baik dalam bentuk kelalaian ‘manajemen apotik dan/atau kesalahan apoteker merupekan tiggungjawab pengelols apoik dan petugas apotk, sera dapat dikenakan sanksisesua Ketentuan peraturan perundangan-undangan ‘yang beri. BAB XI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 16 (1) Pembinaan dan pengawastn penyelenggiraan apotik dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan RSUD. (2) Pembina bidang peayelenggaraan Kewangan dlaksanakan oleh Dinas Pendapatan, ‘Pengelolaan Keuagan dan Asset Doersh Kota Banjarbaru, (@) Peleksanaan pengawasen penyelenggaraan teknis apoik dilaksanskan secara berjenjang oleh insta! tks. (4) Pengawasan bidang penyelengenrazn Kevangan diaksanskan oleh Inspektorat Kota ‘Banjerbar dant instansi yang ditunjuk oleh Walkota BAB XII KETENTUANLAIN-LAIN Pasa {7 Penyelenggaraan pengelolaan aptik dapat diputuskan sepihak oleh Pemesiatah Dacrah pail 2 ha apotix tidak memenuhi kewajiban scbagaimana dimaksud dalam Peraturn ini dan Derjnjin kejasama yang dsepakati; b pihak ketign sebagai pengelole apoti telah dengan sah dan meyakinkan melakukan perbustan yang merupikan bagi pasien, masyarukt dan atau Pemeriniah Daerah baik secara : ‘moral, material dan kevangan . pihak ketiga sebaga pengelola spotik melanggsr peratuan perundangan yang, bedaku, Pasal 18 Pengelola Apotk bertangeung java secaateknis terhadap pelaksansan pekerjaan kefarmasian an adminitas pada apotk sesuai keteatuan yang bela. Pasal 19 PPengelola_apotivpihak ketiga berkewaliban melaporkan secara berkala_perkembangan pelaksanaun pengelolan kepada Walikota dan Diektu BAB XIV KETENTUAN PENUTUP anal 20 Peraturan Walikots ini mulai berfaku pada tanggal diundangkan. ‘Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Perawran Walikota isk dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Banjarbar, Ditetapkan di Banjrbary padatanggal 21 ceztenber 2010 Diundangkan di Banjarbaru 2010 ERICA BAERAHTKOTA BANIARBARUTAHU

Anda mungkin juga menyukai