14861-Full Text
14861-Full Text
Oleh:
Skripsi
Kepada
2021
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Luwu Utara)
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
iii
HALAMAN PENERIMAAN TIM
Telah diterima oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
TIM PENILAI
Ketua Sekretaris
Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si
NBM: 730727 NBM: 1084366
Penguji :
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Komunikasi Anak dalam Gaya Bahasa Melayu pada Tayangan Upin & Ipin (Studi
pada Murid SDN 210 Lemahabang di Kabupaten Luwu Utara)” adalah penelitian
saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat
dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di
Makassar, 2021
Yang Menyatakan,
v
ABSTRAK
Devi Ratma Pratama, Perilaku Komunikasi Anak dalam Gaya Bahasa Melayu
pada Tayangan Upin & Ipin (Studi Murid SDN 210 Lemahabang di Kabupaten
Luwu Utara) (dibimbing oleh Muhammad Yahya dan Indah Pratiwi M).
Perilaku komunikasi dapat diamati melalui kebiasaan komunikasi
seseorang, sehingga perilaku komunikasi seseorang akan pula menjadi kebiasaan
pelakunya. Anak-anak sekarang cenderung banyak duduk di depan televisi untuk
menyaksikan tayangan yang mereka sukai Anak-anak sangat menyukai yang
namanya film kartun animasi, salah satunya adalah Upin & Ipin. Tipe penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian
fenomenologis. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data primer dan sumber data sekunder dengan jumlah informan sebanyak 7 orang.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Dengan analaisis data interaktif dan menggunakan teknik triangulasi
jenis waktu dan sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi intrapersonal yang
diadopsi seperti berkomunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk berfikir
dalam melakukan suatu kegiatan, Komunikasi antarpersonal yang diadopsi,
cenderung untuk mengikuti gaya bahasa pada tayangan Upin & Ipin saat
berinteraksi dikesehariannya, Komunikasi kelompok yang diadopsi, pada saat
proses belajar mengajar di kelas yang berlangsung siswa cenderung menggunakan
pola bahasa melayu. Kecenderungan tersebut terpengaruh pada tayangan film
kartun Upin & Ipin dengan gaya Bahasa melayu yang di gunakannya. Sebagai
orang tua lebih baik mendampingi anak-anak secara intensif ketika menonton
tayangan film kartun Upin & Ipin saat menggunakan Bahasa melayu perlu
langsung di artikan dalam Bahasa Indonesia. Meskipun tayangan Upin & Ipin
pada dasarnya Film tidak memberikan dampak yang buruk namun efek
komunikasi pada anak-anak beragam walaupun menerima pesan yang sama, anak-
anak mempunyai perhatian, minat, dan keinginan yang berbeda.
vi
KATA PENGANTAR
nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam kita
curahkan kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman yang
Anak dalam Gaya Bahasa Melayu pada Tayangan Upin & Ipin (Studi pada Murid
SDN 210 Lemahabang di Kabupaten Luwu Utara)” guna memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan
hingga penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, melalui ucapan sederhana ini
kepada:
1. Terima kasih kepada Allah SWT telah memberikan kesehatan dan umur
Panjang.
2. Kedua orang tua Bapak Darwis dan Ibu Rosmawati terima kasih yang
dorongan, dukungan, doa, dan semangat yang tak henti-henti nya. Terima
kasih juga untuk saudara sedarah penulis Dewi, Abi, dan Dina yang
ini.
vii
3. Dr. Muhammad Yahya, M. Si selaku pembimbing I dan Indah Pratiwi
waktu, tenaga, pikiran dan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada
ilmu yang bermanfaat selama proses perkuliahan dan staf tata usaha
5. Terima kasih sahabat-sahabat Study Group (Suci, Rega, Tira, Fikhry, dan
Fakhry) yang selalu ada, yang selalu memberikan motivasi dan semangat
gelar sarjana. Yang selama ini membantu dan memberikan semangat untuk
penulis.
7. Terima kasih Adjie Reska Pratama yang selalu memberikan semangat dan
(HUMANIKOM).
Politik.
viii
Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca khusus nya Jurusan Ilmu Komunikasi.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENEIMAAN TIM ......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH........................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
x
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 47
A. Kesimpulan .......................................................................................... 47
B. Saran..................................................................................................... 48
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satunya yaitu media televisi. Televisi yang dulunya hanya menampilkan
gambar putih abu-abu dengan siaran yang terbatas, kini televisi sudah memiliki
gambar berwarna dan mempunyai banyak siaran baru. Media ini ialah sesuatu
yang berasal dari kombinasi atau kolaborasi antara suara dan gambar (Nurhadi,
Orang akan bisa memperoleh informasi melalui media-media yang ada baik
berupa koran, radio, televisi ataupun internet. Media massa telah merasuk
rata 40 persen bersama media massa (Dewi, 2012). Media massa telah menyentuh
hampir semua aspek sehari-hari dalam kehidupan kita. Banyak ahli komunikasi
yang menyatakan bahwa saat ini kita hidup dalam apa yang dinamakan
1
2
hiburan dan bahkan mencari jodoh pun melalui media massa (Indriana, 2011).
komunikasinya.
pelakunya. Definisi perilaku komunikasi tidak akan lepas dari pengertian perilaku
dan komunikasi. Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan yaitu perilaku
sesuatu dan untuk memperoleh tujuan tertentu. Hasil dari perilaku komunikasi
verbal maupun secara non verbal. Salah satu contoh dari perilaku komunikasi
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang ada dalam lingkungan kita sehari-
sehingga pola hidup dan dunia bermain anak juga semakin berkembang tidak
seperti anak-anak pada zaman dulu. Anak-anak sekarang cenderung banyak duduk
saat. Tidak terkecuali pada acara anak-anak misalnya film kartun animasi. Anak-
anak sangat menyukai yang namanya film kartun animasi, salah satunya adalah
Upin & Ipin. Film kartun animasi ini tayang setiap hari jam 1 siang dan jam 6
malam. Keunikan dalam bahasa pengantar Upin & Ipin inilah yang menjadikan
daya tarik bagi anak-anak untuk menontonnya. Anak-anak hampir setiap hari
menonton film kartun Upin & Ipin, bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka
Upin & Ipin. Bahasanya yang unik menjadikan film kartun animasi Upin & Ipin
di gemari oleh anak-anak. Saat ini hampir semua anak sering atau bahkan tidak
Tingkat keseringan menonton Upin & Ipin yang timbul dalam diri anak-
anak, menjadikan mereka ikut menirukan bahasa pengantar Upin & Ipin dalam
keseharian mereka. Film Kartun Animasi Upin & Ipin memberikan pengaruh
tayangan film kartun animasi Upin & Ipin setiap episode diputar berulang-ulang
sehingga anak-anak menjadi hafal di luar kepala. Fenomena ini terjadi pada siswa
ditemukan siswa yang menggunakan bahasa dan dari tayangan dialek Upin &
Ipin. Hal ini terjadi dikarenakan terlalu seringnya si anak menonton tayangan
animasi upin & ipin, mereka pun sejenak melupakan Bahasa Indonesia yang
seharusnya mereka gunakan. Anak-anak saat ini banyak mengikuti cara berbicara
4
mereka seperti “selamat pagi cikgu” , betul.. betul.. betul atau dua singgit dua
singgit. Anak-anak tersebut jadi terbuai oleh apa yang di tayangkan oleh film
kartun animasi Upin & Ipin. Mereka juga jadi lebih tahu Budaya Malaysia di
bandingkan negara sendiri Indonesia. Hal ini sangat di sayangkan, semoga dengan
adanya tayangan film kartun animasi Upin & Ipin ini anak-anak Indonesia sebagai
penikmat dan penonton aktif film kartun animasi Upin & Ipin tidak melupakan
Bahasa Indonesia yang seharusnya di pertahankan dan tetap cinta akan nilai-nilai
film kartun Upin & Ipin dikarenakan intensitas menyaksikan tayangan tersebut
yang sangat intens. Anak-anak jadi lebih tahu budaya Malaysia daripada budaya
Bahasa Melayu pada Tayangan Upin & Ipin (Studi pada Murid SDN 210
B. Rumusan Masalah
2) Seperti apa dampak dari tayangan Upin & Ipin terhadap perilaku
Utara?
5
C. Tujuan Penelitian
2) Untuk mengetahui dampak dari tayangan Upin & Ipin terhadap perilaku
Utara.
D. Manfaat Penelitian
1) Secara Praktis
berkewajiban dan berkaitan, dalam hal ini pihak orang tua hingga
2) Manfaat Teoritis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah rincian terkait dengan penelitian terdahulu yang memiliki
tayangan Upin Ipin dan empati pada anak, metode penelitian berdasarkan
yang positif dan signifikan antara sikap anak-anak yang menonton kepada
film Upin Ipin dengan tingkah laku empatinya. Hal itu di buktikan dengan
signifikan sebesar 0,000 atau <0,05. Dapat dilihat bahwa kepada hubungan
yang positif dan signifikan antara sikap anak-anak yang menonton kepada
film Upin Ipin dengan tingkah laku empatinya. Selain itu dapat di
6
7
terdapat nilai-nilai pendidikan karakter dalam 2 judul film kartun Upin Ipin
“siapa atan” dan “kedai makan Upin Ipin” melalui adegan dalam cerita film
sedangkan film Upin Ipin adalah nilai kerja keras sebanyak 6 nilai dan nilai
yang telah di lakukan peneliti mengenai pesan moral dalam film animasi
film animasi Upin & Ipin episode “mulanya ramadhan” memiliki pesan
hormat kepada orang tua dan sedekah, kemudian pesan moral hubungan
tanggung jawab tolong menolong antar sesama, dan interaksi sosial, serta
1. Perilaku Komunikasi
berkomunikasi. Perilaku komunikasi dalam tulisan ini adalah cara kerja suatu
(Daryanto, 2012 :45). Pemahaman tentang pola ini dapat kita ilustrasikan seperti
ketika kita akan membuat baju, ketika seseorang akan membuat baju dia akan
membuat pola atau sering disebut pattern pola ini bersifat fleksibel.
Perilaku ini yang akan menentukan bentuk dan model sebuah baju
kemudian setelah melalui beberapa proses akhirnya dari sebuah baju itu akan
komunikasi yang bersifat fleksibel. Pola ini sangat dipengaruhi oleh simbol-
sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang, yaitu
lambang verbal dan lambang nirverbal. Lambang verbal yaitu bahasa sebagai
lambang verbal yang paling banyak dan paling sering digunakan, karena bahasa
selain bahasa, merupakan isyarat dengan anggota tubuh antara lain mata, kepala,
bibir, dan tangan. Selain itu, gambar juga sebagai lambang komunikasi nirverbal,
sehingga dengan memadukan keduanya maka proses komunikasi dengan pola ini
akan lebih efektif. Pola komunikasi ini dinilai sebagai model klasik, karena model
2012). Aristoteles hidup pada saat retorika sangat berkembang sebagai bentuk
di muka pengadilan yang dihadiri oleh rakyat menjadikan pesan atau pendapat
yang dia lontarkan menjadi dihargai orang banyak. Berdasarkan pengalaman itu
yang kini lebih dikenal dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato.
Pada masa itu, seni berpidato merupakan suatu ketrampilan yang penting,
tertarik menelaah sarana persuasive yang paling efektif dalam pidato. Model
Aristoteles dalam Mulyana (2012) ini masih termasuk komunikasi yang lugas,
karena tidak menempatkan unsur media dan tidak dibahasnya aspek nirverbal
tidak heran bila komunikasi dilakukan secara sederhana. Jadi, dalam proses
komunikasi primer ini menggunakan lambang bahasa dan anggota badan dalam
Masalah penggunaan bahasa dalam pola komunikasi ini, dapat kita lihat
utama keberhasilan komunikasi. Dengan bahasa ini pula kita dapat menyampaikan
dan mengetahui informasi dari orang lain yang berupa ucapan. Bahasa sangat
penting dalam berkomunikasi antar manusia, karena bahasa tersebut akan dapat
menimbulkan dua macam pengertian, yaitu makna denotatif yang berarti makna
sesungguhnya dan makna konotatif yang memiliki makna ganda dan terkadang
bersifat emosional atau evaluatif yang mengarahkan ke arah negatif. Jadi apabila
berkomunikasi yang mempunyai bahasa atau makna yang berbeda lebih baik
menggunakan anggota badan yang meliputi bibir, kepala, dan tangan. Ray L.
pengenalan "Body Communication " yaitu pemberian kode bagi gerakan badan
diberikan. Selain itu, lambang nirverbal dapat berupa gambar, bagan, tabel
sebagai alat penyampai pesan. Tetapi kelemahan cara ini lambang nirverbal hanya
komunikasi yang dilakukan bertanya dan menjawab dalam diri sendiri. Selain itu
dalam komunikasi ini hanya dilakukan dua, tiga dan beberapa orang secara
langsung dan umpan balik dalam komunikasi ini tidak begitu dipermasalahkan.
komunikasi primer ini, karena hanya bersifat memberi arahan atau perintah saja.
Dengan adanya pola yang beraneka macam itu, menjadikan pola komunikasi
menggunakan media kedua ini karena yang menjadi sasaran komunikasi yang
sekunder ini semakin lama akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh
teknologi komunikasi yang semakin canggih. Pola komunikasi ini didasari atas
atau efeknya. Dalam formula Lasswell ini, ada lima unsur yang dibahas yaitu
siapa, mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa dan apa akibatnya. Dengan
Melalui apa yaitu dalam proses komunikasi tersebut pengiriman pesan dari
untuk menunjang agar komunikasi lancar. Kepada siapa yang dimaksud di sini
adalah orang yang menerima pesan dalam hal ini komunikan. Terakhir apa
13
akibatnya yaitu pengaruh pesan itu terhadap penerima pesan, yang ditanggapi oleh
komunikasi bersifat dua arah, dengan suatu aliran yang lancar dan umpan balik
yang terjadi antara pengirim dan penerima pesan menjadikan komunikasi efektif
komunikasi massa, model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran
dapat membawa pesan. Model tersebut dikritik oleh beberapa tokoh dan praktisi
yang bertujuan. Model ini juga dianggap terlalu menyederhanakan masalah, tetapi
Selain itu, komunikasi yang bermedia baik media cetak maupun elektronik
juga cocok menggunakan pola ini, karena dalam pola ini menggunakan saluran.
Dalam komunikasi organisasi, pola penjuru merupakan bagian dari pola sekunder
ini, karena dapat menerapkan komunikasi yang sifatnya terbuka, sehingga dapat
organisasi tersebut.
14
Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan dari satu
titik ke titik lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi ini
biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi adakalanya
Noise Saurce
mengubah pesan menjadi isyarat yang sesuai bagi saluran. Dengan saluran inilah,
orang atau benda yang dituju atau kepada siapa pesan tersebut ditujukan.
15
pengalihan informasi dari sumber kepada penerima. Model linear (satu arah) yang
transmisi memberi tekanan pada peran media serta waktu yang digunakan dalam
prakteknya hanya ada pada komunikasi bermedia, tetapi dalam komunikasi tatap
muka juga dapat dipraktekkan, yaitu apabila komunikannya pasif. Sebagai contoh
seorang ayah yang sedang memarahi anaknya dan anaknya hanya diam.
adalah pola sirkuler yang dibuat oleh Osgood bersama Schramm. Kedua tokoh ini
mencurahkan perhatian mereka pada peraan sumber dan penerima sebagai pelaku
Encoding adalah transilasi yang dilakukan oleh sumber atas sebuah pesan, dan
decoding adalah transilasi yang dilakukan oleh penerima terhadap pesan yang
berasal dari sumber.. Sebagai proses yang dinamis, maka interpeter pada pola
sirkular ini bisa berfungsi ganda sebagaii pengirim dan penerima pesan. Pada
tahap awal, sumber berfungsi sebagai encorder dan penerima sebagai decorder.
(encorder) dan sumber sebagai penerima (decorder), dengan kata lain sumber
pertama akan menjadi penerima kedua dan penerima pertama berfungsi sebagai
Message
Decorder I Encorder I
Interpreter I Interpreter I
Encorder Decorder
Message
proses komunikasi berakhir setelah tiba pada tujuan (destination) maka dalam
pola sirkular justru Osgood dan Schramm melihat proses komunikasi baik sumber
maupun penerima dalam pola ini mempunyai kedudukan yang sama. Karena
proses komunikasi dapat dimulai dan berakhir di mana dan kapan saja.
1) Komunikasi Intrapersonal
diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai
2) Komunikasi Antarpersonal
pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan
3) Komunikasi kelompok
terbilang besar (puluhan atau ratusan orang) di mana dalam suatu situasi
2. Perilaku Anak
dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukanlah perilaku tetapi
objek sikap (Yusuf, 2009). Objek sikap bisa berupa orang, benda, tempat,
gagasan, situasi atau kelompok. Dengan demikian pada kenyataannya tidak ada
istilah sikap yang berdiri sendiri. Pengertian umum perilaku adalah segala
perbuatan atau tindakan yang di lakukan oleh mahkluk hidup. Perilaku dapat di
batasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berpikir, bersikap dan sebagainya
18
yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek baik fisik maupun non fisik.
Proses pembentukan perilaku anak dapat di pengaruhi oleh faktor dari orang tua,
keluarga, lingkungan, teman-teman dan berasal dari individu itu sendiri, factor-
faktor antara lain : (1) persepsi, sebagai pengalaman yang di hasilkan melalui
bertindak mencapai suatu tujuan tertentu hasil dari dorongan dan gerakan ini di
wujudkan dalam bentuk perilaku. (3) emosi, perilaku dapat timbul karena emosi.
belajar, sebagai suatu pembentukan perilaku yang di hasilkan dari praktek dalam
Adapun efek komunikasi massa dari sisi psikologi tidak sebatas karena pesan
Steven H. Chaffe merumuskan efek kehadiran media massa yaitu (a). efek
bidang jasa media massa, mulai produksi, distribusi, hingga komsumsi. (b). efek
19
sosial berkaitan dengan perubahan pada stuktur atau interaksi sosial. (c).
masyarakat tidur malam sekitar pukul delapan dan bangun pagi sekali untuk
Efek kognitif ialah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifat nya
informatif bagi diri nya. Dalam efek kognitif ini di bahas tentang cara media
sajikan media massa berupa realitas yang tampak sebagai gambaran yang
memiliki makna. Gambaran tersebut lazim di sebut citra. (Laksana, 2015). Efek
setting yang merupakan penguraian dari pembentukan citra. Setelah itu barulah di
sebuah film, iklan, ataupun sebuah informasi akan dipengaruhi oleh suasana
emosional kita. (b). skema kognitif, naskah yang ada dalam pikiran kitayang
20
menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang di tampilkan
Perilaku yang terjadi sebagai efek dari komunikasi massa yang akan di bahas
adalah efek prososial behavioral dan perilaku agresif karena keduanya lebih sering
keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Keterampilan dapat di
peroleh dari tenaga pendidik keterampilan yang sifatnya personal seperti guru,
orang tua, dan tenaga pendidik keterampilan lainnya. (b). perilaku agresif,
perlakuan seperti itu. Misalnya ketika maraknya kabar seorang siswa sekolah
dasar yang meniru adegan gulat dari acara smackdown sehingga satu orang tewas
Teori peluru merupakan konsep awal efek komunikasi massa oleh para
jarum hipodermik) (Efendy, 2002). Teori ini ditampilkan tahun 1950-an setelah
peristiwa penyiaran kaleidoskop stasiun radio siaran CBS di amerika berjudul The
invasion from mars. istilah model jarum hipodermik dalam komunikasi massa
21
diartikan sebagai media massa yang dapat menimbulkan efek yang kuat, langsung,
terarah, dan segera. Teori peluru atau jarum hipodermik mengasumsikan bahwa
media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau
tidak tahu apa-apa (Efendy, 2002). Teori ini mengasumsikan bahwa seorang
khalayak yang tidak berdaya (pasif). Menurut Elihu Katz (Dewi, 2012) model ini
a. Media massa sangat ampuh dan mampu memasukkan ide-ide pada benak
b. Khalayak yang tersebar diikat oleh media massa, tetapi di antara khalayak
penelitian ilmiah. Teori peluru yang dikemukakan Schramm pada tahun 1950-an
ini kemudian dicabut kembali tahun 1970-an sebab khalayak yang menjadi
sasaran media massa itu tidak pasif. Lazarsfeld menyatakan bahwa jika khalayak
peluru itu tidak menembus. Ada kalanya efek yang timbul berbeda dengan tujuan
menyatakan bahwa khalayak sasaran tidak pasif mereka secara aktif mencari yang
C. Kerangka Pikir
(Sugiyono 2014 : 55). Oleh karena itu, perlu dibangun kerangka teoritis yang
uraian tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator sebagai rujukan
Gambar 2.5
Bagan Kerangka Pikir
D. Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah mengenai Perilaku Komunikasi Anak dalam
Bahasa Melayu pada Tayangan Upin & Ipin (Studi Siswa Kelas III SDN 210
penjabaran indikator yang menjadi tolok ukur utama dalam kerangka pikir,
merenung.
pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan
kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan
METODE PENELITIAN
penelitian bertempat di SDN 210 Lemahabang Kabupaten Luwu Utara untuk lebih
jauh mengkaji tentang Perilaku Komunikasi Anak dalam Bahasa Melayu pada
Tayangan Upin & Ipin serta dampaknya dalam perilakunya untuk bersosialisasi.
1) Jenis Penelitian
dalam Bahasa Melayu pada Tayangan Upin & Ipin serta dampaknya dalam perilakunya
untuk bersosialisasi, dalam memberikan gambaran dan tinjauan lebih jauh terkait
pemuda secara objektif, maka pada penelitian ini menggunakan metode Kualitatif
2) Tipe Penelitian
suatu fakta atau realita yang terkait dengan permasalahan yang terjadi pada fokus
dan lokus kajian yang sesuai dengan penelitian yang tentunya tetap berada pada
wilayah penelitian yaitu terkait dengan Perilaku Komunikasi Anak dalam Bahasa
Melayu pada Tayangan Upin & Ipin serta dampaknya dalam perilakunya untuk
bersosialisasi.
26
27
C. Informan
dengan tidak berdasarkan atas strata, kedudukan atau wilayah tetapi didasarkan
pada adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan
permasalahan dan kajian pada penelitian (Sugiyono 2014 : 96). Sesuai dengan
kebutuhan peneliti terkait Perilaku Komunikasi Anak dalam Bahasa Melayu pada
Tayangan Upin & Ipin serta dampaknya dalam perilakunya untuk bersosialisasi,
1. Wawancara yaitu salah satu proses yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan
adalah suatu peristiwa atau suatu cara interaksi antara pewawancara dan
Dapat juga dikatakan bahwa wawancara adalah pertemuan face to face antara
langsung tentang satu objek yang akan diteliti dan yang telah dirancang.
2. Observasi
Salah satu proses yang bisa dilakukan untuk mengetahui atau menyelidiki
3. Dokumen dokumentasi
Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang suatu yang sudah
lama. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang peristiwa atau kejadian
dalam situasi sosial yang sesuai dan terikat dengan fokus penelitian adalah
itu dapat berupa teks tertulis, gambar maupun foto. Dokumentasi tertulis
dapat berupa kenangan, biografi, karya tulis, dan cerita. Di samping itu ada
pula material budaya atau hasil karya seni yang merupakan sumber informasi
1. Standar kredibilitas
dalam kegiatan ilmiah. Validates data yang dilakukan dalam penelitian ini
2. Trigulasi
berbagai sumber data yang tepat dengan trigulasi pengumpulan data yaitu
29
menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila di analisis. Analisis data ialah langkah
selanjutnya untuk mengolah data dari hasil penelitian menjadi data, dimana data
persoalan yang di ajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive
model of analysis). Dalam model ini terdapat 3 komponen pokok. Menurut Miles
kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya
mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui dengan mencatat
Dasar Negeri 210 Lemahabang setelah resmi berpindah di bawah binaan Dinas
pada tahun 2004 dengan luas tanah 1.888 M2, dan memiliki 6 ruangan belajar, 1
ruang perpustakaan, 1 ruang kantor, 1 ruang dapur, 5 ruang wc, dan 3 ruang
sekolah 1, guru PNS 9, guru honorer 8, guru tetap 9, pustakawan 1, dan tata usaha
1. Berikut data yang di dapatkan tentang Sekolah Dasar Negeri 210 Lemahabang :
a. Identitas Sekolah :
31
32
b. Jumlah Pendaftar
Dasar Negeri 210 Lemahabang pada tahun ajaran 2016/2017 jumlah pendaftar
sebanyak 70 siswa dan di terima hanya 63 siswa. Pada tahun ajaran 2017/2018
jumlah pendaftar 28 siswa dan semua di terima. Pada tahun ajaran 2018/2019
jumlah pendaftar sebanyak 60 siswa dan di terima hanya 55 siswa. Dan pada
siswa. Untuk lebih jelas nya dapat di lihat pada tabel berikut :
TAHUN PELAJARAN
PSB 2017/2018 2018/2019 2019/2020
2016/2017
Pendapatan 70 28 60 50
Diterima 63 28 55 49
Tidak Diterima 7 - 5 1
Jumlah Kelas 2 1 2 2
Jumlah Siswa 63 28 55 49
Total Jml. Siswa 63 28 55 49
% Diterima 90% 100% 92% 99%
c. Inventaris Sekolah
Visi :
IMTAK).
Misi :
tahun.
B. Hasil Penelitian
secara langsung maupun tidak langsung memiliki fungsi atau pengaruh televisi,
tidak semua program siaran dapat memperoleh manfaat darinya, karena banyak
dari siaran televisi tersebut yang tidak sesuai dengan sosial budaya bangsa
anak dan remaja. Berdasarkan dengan kajian utama dalam penelitian, maka untuk
mengetahui perilaku komunikasi anak dalam bahasa melayu pada tayangan upin
& ipin serta dampaknya dalam perilakunya untuk bersosialisasi, ditinjau dengan
dan (3) komunikasi kelompok. Berikut ini penjabaran mengenai dengan aspek-
1. Komunikasi Intrapersonal
Berikut ini hasil uraian mengenai salah satu kutipan pada tayangan Upin & ipin
Opah : Upin… Ipin.. kamu orang sudah merapikan mainan kalian ta?
Upin : Nantilah opah, ipin sajelah.. upin nak pergi main hhe
Opah : Kalian bedua jomlah rapikan mainan tu.. Kak Ros marah baru tau
rase kalian.
Ipin : (wah, bahaya kalo Kak Ros marah) iyaa opah ipin bergegas
Upin : (hm… bisa saye bisa dimarahin) iyaa.. iyaa.. opah upin berangkat
Berdasarkan dengan salah satu kutipan dialog pada tayangan Upin & Ipin
ketika salah satu karakter diberikan perintah untuk melakukan suatu kegiatan yang
pada gaya bahasay yang ditunjukkan pada contoh dialog siswa SDN 210
Lemahabang cenderung mengikuti gaya bahasa dari tayangan Upin & Ipin.
Kemudian berikut ini hasil wawancara dari salah seorang informan penelitian,
“saya kak suka ka ikuti gaya Bahasa nya film Upin & Ipin karena ku rasa bahasa
nya bagus dan comel, dan kaya kebiasaanmi begitu kak.. saya juga paham sama
hafal-hafal kalimat yang di ucapkan oleh Upin & Ipin dan biasa ku praktekkan”.
(Asima Khairunisa, 28/11/2020)”
diketahui bahwa gaya bahasa yang diperagakan pada tayangan Upin & Ipin
terbilang menarik bagi kalangan anak-anak untuk diikuti sebab mudah untuk
dicrna dan membekas diingatan anak-anak apa lagi dengan dipengaruhi intensitas
mengatakan bahwa :
”saya suka nonton Upin & Ipin, kakak ku dirumah juga kadang suka kak.. karena
ku rasa bahasa nya bagus dan enaki di dengar, kaya nabikin ki mau mengikuti kak,
di kartun Upin & Ipin juga kaya na ajarki untuk rajin pergi sholat di masjid pergi
mengaji. Terus saya senang untuk mengikuti apa yang ada di kartun Upin & Ipin”.
(Aulia, 28/11/2020).
diketahui bahwa kegemaran akan tayangan Upin & Ipin baik dari segi bahasa
yang digunakan hingga perilaku dan sikap yang ditunjukkan oleh karakter pada
hasil dari kutipan dialog pada tayangan Upin & Ipin hingga hasil dari wawancara
yang dilakukan, maka pada aspek komunikasi intrapersonal ini dapat disimpulkan
bahwa komunikasi intrapersonal yang diadopsi oleh kalangan siswa SDN 210
akan dijalani dan tentunya dengan menyimak contoh-contoh positif yang ada pada
tayangan Upin & ipin menjadikan perilaku anak tidak mengarah ke hal negatif.
2. Komunikasi Antarpersonal
pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan
beberapa efek dan beberapa umpan balik. Berikut ini hasil uraian mengenai salah
satu kutipan pada tayangan Upin & ipin yang menginterpretasikan komunikasi
Berdasarkan dengan salah satu kutipan dialog pada tayangan Upin & Ipin
dan kutipan komunikasi antar personal Siswa SDN 210 Lemahabang yang
ketika terjadi percakapan antara lebih dari satu komunikator. Pada dialog tersebut
bagi sorang muslim. Kemudian berikut ini hasil wawancara dari salah seorang
“setiap hari selalu ka untuk nonton film kartun Upin & Ipin. Bahkan saya
kak, ku hapal semua episodenya. Saya suka juga pake bahasa nya (Melayu)
saat bermain dengan teman-teman ku jadi saya rasa senang juga kak sama
yang lain untuk pakai bahasanya”. (Fikram, 07/02/2021).
digunakan saat berinteraksi dengan sesama teman karena diangap sebagai bahasa
yang ringan dan sudah terlanjut melekat sebab intensitas menyaksikan tayangan
gaya bahasa ayangan Upin & Ipin. Kemudian hasil wawancara dengan informan
“Setiap hari saya suka menonton film kartun Upin & Ipin karena bahasanya yang
lucu saya rasa. Saya juga suka sekali kak dengan tokoh Jarjit yang sangat pandai
dalam berpantun, saya selalu berpantun seperti tokoh Jarjit menggunakan bahasa
Melayu”. (Riyan, 07/02/2021).
diketahui bahwa bahasa yang digunakan oleh karakter pada tayangan Upin & ipin
dianggap sebagai gaya bahasa yang lucu dan menarik untuk diikuti. Terlebih
dengan salah satu karakter yang ada pada seriak tersebut yang sangat menarik
pantun dan tentunya hal tersbut sangat melekat diingatan kalangan anak-anak
Berdasarkan dengan hasil dari kutipan dialog pada tayangan Upin & Ipin
hingga hasil dari wawancara yang dilakukan, maka pada aspek komunikasi
diadopsi oleh kalangan Siswa SDN 210 Lemahabang seperti proses pengiriman
dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang cenderung untuk mengikuti gaya
Rasa ketertarikan yang muncul baik karena gaya bahasa dan tutur kata
yang lucu juga karena terdapat beberapa karakter yang dianggap menarik karena
sajak atau pantun yang tentunya sangat membekas diingatan dan menarik
perhatian anak-anak.
40
3. Komunikasi Kelompok
besar di mana dalam suatu situasi komunikasi yang sedang berlangsung tidak
kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-
masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat
organisasi tertentu diantara mereka. Berikut ini hasil uraian mengenai salah satu
Kelompok dan dialog komunikasi kelompok yang dilakukan oleh siswa SDN 210
Lemahabang :
Berdasarkan dengan salah satu kutipan dialog pada tayangan Upin & Ipin
dalam bertindak. Kemudian berikut ini hasil wawancara dari salah seorang
“kalau saya kak itu tidak pernah ka mau ketinggalan untk nonton film kartun
Upin & Ipin karena saya suka sekali tapi orang tua saya selalu melarang
saya menonton terlalu lama di depan televisi”. (Nadia Rasyid, 28/11/2020).
& Ipin juga menjadi perhatian bagi kalangan orang tua untuk menasehatinya agar
tidak terlalu intens dalam menyaksikan tayangan tersebut meskipun pada dasarnya
tayangan Upin & Ipin tidak mengandung hal yang negatif. Hasi dari wawancara
kelompok karena melibatkan adanya interaksi antara satu atau lebih komunikator
“saya suka pakai Bahasa Melayu dari itu film kartun Upin & Ipin karena
saya rasa lucuki bahsanya dan enaki juga diikuti saya juga sudah hapal
Bahasa yang sering di gunakan karakter Upin & Ipin”. (Aida, 28/11/2020).
dicontohkan oleh tayangan Upin & Ipin karena dianggap sebagai bahasa yang
kutipan dialog pada tayangan Upin & Ipin hingga hasil dari wawancara yang
dilakukan, maka pada aspek komunikasi kelompok ini dapat disimpulkan bahwa
komunikasi kelompok yang diadopsi oleh kalangan Siswa SDN 210 Lemahabang
pada saat proses belajar mengajar di kelas yang berlangsung siswa cenderung
menggunakan pola bahasa melayu yang biasa dilakukan oleh karakter pada
tayangan Upin & Ipin seperti bahasa dalam menyebut guru menjadi “cekgu” atau
ketika menjawab pertanyaan yang diajukan dengan menyebut kata “saye” atau
“tak nak” ketika tidak bisa atau idak ingin menjawab pertanyaan.
sangatlah tinggi dan sangat di gemari karena adanya gaya bahasa unik yang di
gunakan karakter Upin & Ipin sehingga banyak murid yang menirukan gaya
bahasa karakter Upin & Ipin. Gaya bahasa yang di gunakan menjadi populer di
kalangan anak-anak dan hafal dengan bahasa yang sering di gunakan mulai dari
43
singgit, comelye dan sebagai nya lalu menerapakan dalam kehidupan sehari-hari
dan menggantikan bahasa ibu yang seharusnya mereka gunakan. Mereka juga
memahami semua karakter Bahasa yang di gunakan oleh pemain film kartun Upin
& Ipin dan di kuasai oleh anak-anak yang sering menonton nya. Menggunakan
Bahasa yang baik dalam bertutur dengan sikap lemah lembut juga sudah di
Film kartun Upin & Ipin banyak anak-anak menirukan gaya Bahasa yang
di gunakan karena lucu dan unik, selain itu film kartun Upin & Ipin tidak hanya
Film kartun yang popular di kalangan anak-anak saat ini ialah film kartun Upin &
Fakta lain bahwa film kartun Upin & Ipin sangat digemari anak-anak, pada
bermain. Bahkan mereka hafal jadwal tayang Upin & Ipin setiap harinya. Dengan
adanya tayangan film kartun Upin & Ipin banyak orang tua yang kurang setuju
dengan penggunaan Bahasa Melayu karena membawa dampak pada cara anak-
anak berbahasa yang lebih suka menggunakan Bahasa Melayu yang selalu di
sajikan pada tayangan film kartun Upin & Ipin. Penggunaan Bahasa ibu pada
murid SDN 210 Lemahabang sudah cukup baik dan lancar tapi karena seringnya
menonton tayangan film kartun Upin & Ipin membuat anak-anak lebih
murid SDN 210 Lemahabang memang terpengaruh pada tayangan film kartun
Upin & Ipin dengan gaya Bahasa melayu yang di gunakannya. Sebagai orang tua
lebih baik mendampingi anak-anak secara intensif ketika menonton tayangan film
kartun Upin & Ipin saat menggunakan Bahasa melayu perlu langsung di artikan
2. Dampak dari tayangan Upin & Ipin terhadap perilaku komunikasi Siswa
Kelas III SDN 210 Lemahabang Kabupaten Luwu Utara
Karakter film kartun Upin & Ipin yang lucu dan cerita nya yang relate
menjadi daya tarik tersendiri dari anak-anak untuk menonton nya. Tidak hanya
film nya saja yang di gemari tapi semua barang-barang yang bergambar film
kartun Upin & Ipin menjadi incaran bagi anak-anak. Upin & Ipin di ceritakan
sebagai anak yatim piatu dan di asuh oleh nenek dan kakak nya. Mereka selalu di
45
ajarkan kebaikan dan di beri nasihat mana yang baik dan yang mana yang harus di
waktu, hal-hal yang tidak boleh di lakukan pada saat puasa, bahkan di ajarkan
“film kartun Upin & Ipin adalah kesukaan saya dan saya suka membeli barang
dengan gambar Upin & Ipin. Tokoh yang paling saya sukai adalah Mei-Mei
karena dia cantik, lucu dan walaupun beda agama tapi saling menghargai satu
sama lain”. (Asima Kharunnisa, 28/11/2020).
Ditinjau dari ranah agama bahwa islam adalah agama yang di turunkan
Allah SWT untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Pesan kebaikan benar-benar
tersebar dalam islam baik Al-Qur’an maupun hadist. Sebagaimana dalam surah
Luqman kita ketahui banyak petuah-petuah yang beliau berikan pada nya agar
menjadi seorang hamba yang baik budi seta iman pada ilahi. Salah satu nya ialah
Ayat ini mengandung nasihat, Luqman menyuruh anak nya untuk selalu
mengerjakan shalat mengajak kepada kebaikan dan mencegah hal-hal yang buruk
serta selalu sabar dengan cobaan yang Allah berikan. Dengan kata lain bahwa
kepada anak agar pola perilaku anak terbentuk dengan baik dan berpengaruh serta
46
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan tumbuh untuk masa depan nya yang
lebih baik. Film kartun ini memberikan dampak yang positif tidak seperti film
kartun yang lain yang selalu memberikan dampak negatif seperti film kartun yang
menirukan apa yang mereka lihat. Efek komunikasi pada anak-anak beragam
“saya lebih suka menonton film kartun Upin & Ipin daripada film kartun yang
lain karena saya lebih banyak mendapat pelajaran dari film kartun Upin & Ipin
ini”. (Aulia, 28/11/2020).
Menonton setiap hari membuat orang tua tidak khawatir karena film
kartun Upin & Ipin tidak berdampak negatif terhadap anak justru film kartun
“saat hari libur saya selalu menonton film kartun Upin & Ipin selain
bahasanya yang sering saya ikuti, adapun pelajaran yang saya dapat dari film
kartun Upin & Ipin”. (Nadia Rasyid, 28/11/2020).
Dengan gaya Bahasa yang di gunakan film kartun Upin & Ipin menjadikan
perilaku komunikasi pada murid SDN 210 Lemahabang Kabupaten Luwu Utara
“setiap hari saya menonton film kartun Upin & Ipin saya tidak pernah bosan.
Saya selalu mengatakan betul..betul..betul jika apa yang ditanyakan itu benar.
Saya mengerti apa yang di katakan dari film ini”. (Aida, 28/11/2020).
47
Film kartun Upin & Ipin saat ini memang merupakan tayangan televisi
yang menjadi favorit anak-anak. Apalagi gambar animasi dan alur ceritanya yang
sesuai dengan kegiatan sehari-hari. Tanpa di sadari bahasa yang di gunakan dalam
film kartun Upin & Ipin menjadi idola anak-anak dan di gunakan sebagai bahan
“tokoh yang paling saya sukai adalah Upin & Ipin karakter yang selalu
mempunyai tingkah yang lucu membuat saya suka mengikutinya. (Fikram,
07/02/2021 ).”
Meskipun bahasa yang di gunakan dalam film kartun tersebut
dialog pada tayangan Upin & Ipin hingga hasil dari wawancara yang dilakukan,
maka dampak dari tayangan Upin & Ipin terhadap perilaku komunikasi Siswa
Kelas III SDN 210 Lemahabang Kabupaten Luwu Utara berimplikasi pada aspek
komunikasi yang diadopsi oleh kalangan siswa SDN 210 Lemahabang seperti
berkomunkasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk berfikir dalam melakukan
sebagai pemikiran didalam menentukan tindakan dan perilaku yang akan dijalani
dan tentunya dengan menyimak contoh-contoh positif yang ada pada tayangan
A. Kesimpulan
bahasa melayu pada Tayangan Upin & Ipin, yang ditinjau dari aspek
bahwa :
diri sendiri dengan tujuan untuk berfikir dalam melakukan suatu kegiatan
dikarenakan rasa ketertarikan yang muncul baik karena gaya bahasa yang
melayu yang biasa dilakukan oleh karakter pada tayangan Upin & Ipin
47
48
“tak nak” ketika tidak bisa atau idak ingin menjawab pertanyaan.
bahwa penggunaan Bahasa Ibu pada murid SDN 210 Lemahabang memang
terpengaruh pada tayangan film kartun Upin & Ipin dengan gaya Bahasa
anak-anak secara intensif ketika menonton tayangan film kartun Upin & Ipin
Indonesia. Meskipun tayangan Upin & Ipin pada dasarnya Film tidak
B. Saran
1. Untuk orang tua agar selalu memperhatikan dan mendampingi anak nya
yang kuat dan belum bisa memilah yang mana positif dan yang mana
negatif. Orang tua harus paham tayangan film kartun yang di tonton oleh
anak sehingga tidak dapat menemani pun, anak masih dalam kondisi
aman. Anak juga harus di berikan Batasan dan waktu saat menonton
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Onong Uchjana. (2002). Ilmu Komuniksi Teori & Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Izzaty, Rita Eka. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Kusumanigrum, Novianti Dyah. (2017). Analisis Film Kartun Upin Ipin Sebagai
Media Pendidikan Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Karekter
Pada Siswa Taman Kanak-Kanak RA Miftahul Huda Kecamatan Sumpiuh
Kabupaten Banyumas. Jurnal Pendidikan.
50
Novriyanto. (2019). Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film Animasi Upin &
Ipin Episode Mulanya Ramadhan. Jurnal Komunikasi
Pratiwi, Gita Arinda. (2016). Hubungan Antara Sikap Terhadap Tayangan Upin
Ipin Dan Empati Pada Anak. Jurnal Psikologi.
Purwati, P., Rosdiani, R., Lestari, R.D,. & Firmansyah, D. (2018). Menganalisis
Gaya Bahasa Metafora Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea
Hirata. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia), 1(3),
291-302.
Prasetyo dkk. (2005). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Taufik, Tata. (2012). Etika Komunikasi Islam: Komparasi Islam dan Barat.
Bandung: Pustaka Setia.
Widowati, Dewi. (2012). Efek Media Massa Terhadap Khalayak. Jurnal Adzikra,
Volume (3).
52
LAMPIRAN
53