Anda di halaman 1dari 74
— = == ed MODUL PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI GARUT KATA PENGANTAR Segala puji milik Allah SWT, seraya mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan kepada kami schingga dapat menyelesaikan Modul Praktikum Terintegrasi ini, Shalawat dan salam selalu dipanjatkan kepada nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya, tabi’in-tabi’atnya, hingga kepada kita semua selaku umatnya yang insyaallah mengikuti jejak langkahnya, Modul ini bukan semata-mata sebagai pemenuhan kewajiban kami selaku asisten yang harus menyusun modul praktikum ini, tetapi makna lebih dalam dari itu, mulai dari belajar menganalisis hingga mengevaluasi sehingga memperluas wawasan praktikan melalui Praktikum Terintegrasi. Modul Terintegrasi | ini terdiri dari beberapa modul yang saling berkaitan antara satu modul dengan modul lainya. Diantara modul yang ada pada modul ini diantaranya antropometri & lingkungan kerja, peta kerja, perancangan metode kerja, standarisasi kerja, line balancing, fisiologi dan biomekanika kerja Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua unsur yang terlibat dalam penyusunan modul ini seperti koordinator laboratorium, koordinator asisten serta dosen pengampu mata kuliah, Sehingga dengan bantuan berbagai pihat tersebutlah penyusun dapat menyelesaikan penyusunan modul praktikum Terintegrasi ini. Akhimya penyusun berharap semoga modul praktikum Terintegrasi ini bermanfaat, secara Iuas bukan hanya menjadi acuan tugas semata tapi lebih dari itu. Semoga praktikum yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar dan ada dalam lindungan Allah SWT. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya ‘membangun terhadap perbaikan modul ini demi memperbaiki segala kekurangan. Garut, Oktober 2022 Tim Penyusun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR. DAFTAR IS! TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISAPERANCANGAN KERJA MODUL I ANTROPOMETRI DAN LINGKUNGAN KERJ. 1.1 Tujuan Praktikum., 1.2 Alat dan Bahan 13 Landasan Teo1 1.3.1 Antropometri. 1.4 Prosedur Ptraktikum .... 1-28 1.5 Tugas Pendahulan ssn sersnnne EDR 1 ssesensene HL MODUL II PETA KERJA. T 2A juan Praktikum uw. IL 2.2 Alat dan Bahan Praktikum.. 221 Alat. 2.2.2 Bahan.. 2.3 Landasan Teo sve WI-2 2.3.1 Definisi Peta Kerja veces evan veers 2 2.3.2. Lambang-Lambang Yang Digunakan Macam-Macam Peta Kerja. 2.4 Prosedur Praktiku 2.8 Tugas Pendahuluan. MODUL 3.1 Tujuan Praktikum. PERANCANGAN METODE KERJA. 3.2 Alat dan Bahan sessseseeseeL ol 3.3 Landasan Teori 3.3.1 Ekonomi Gerakat 1-1 Halaman 3.3.2 Standar Operasional Perusahaan.. 3.4 Prosedur Praktiku 5 Tugas Pendahuluan essere MODUL IV STANDARISASI KERJA 4. Tujuan Praktikum nme rseennne Vel 4.2. Alat dan Bahan yang Digunakan..... 1V-1 4.2.1 Alat Praktikum, 1V-1 42.2 Bahan Praktikum IV-1 4.3. Landasan Teori. wo TV-2 43.1 Studi Waktu... sermeaneneneLW=2 43.2 Pengukuran Waktu Langsung..... 1V-2 4.4. Prosedur Praktikut 1V-4 4.8. Tugas Pendahuluan. MODUL V LINE BALANCING $1 Tujuan Praktikum. 5.2 Alat dan Bahan 5.3 Landasan Teori. vel 53.1 Definisi Line Blancing.nn. 5.3.2 Tujuan Penyeimbanagan Lintasan... 5.3.3 Masukan Keseimbangan Lintasan 5.4 Metode-Metode yang digunakan dalam Line Balancing... 5 Prosedur Praktikw 5.6 Tugas Pendahuluan... BAB VI FISIOLOGI DAN BIOMEKANIKA KERJA... VIEL 61 Tujuan Praktikum. VIEL 62 Alat dan Bahan VIEL Halaman 63 Biomekanika.. 6.3.1 Studi Biomekanika.. 3.2 Prinsip Biomekanika 63.3 Fatigue (Kelelahan). 6.3.4 REBA (Rapid Entire Body Assessment) 6.3.5 RULA (Rapid Upper Limb Assessment) 64 Fisiologi... 6.4.1 Beban Kerja Fisik... 653 Prosedur Praktikum. 6.5.1 Biomekanika..... wensesees WEB. 65.2 Fisiologi Kerja... 6.6 Tugas Pendahuluan.... VI-9 TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISAPERANCANGAN KERJA A. ATURAN UMUM Setiap praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum Terintegrasi I sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, Apabila tidak mengikuti salah satu modul tanpa alasan yang dapat diterima, maka nilai praktikum dari modul yang bersangkutan praktikan tersebut adalah nol (0) dan apabila tidak mengikuti praktikum sebanyak 2 kali makapraktikan dinyatakan mengundurkan diri dari kegiatan praktikum. B, PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1 Peserta praktikum hadir tepat waktu atau 10 menit sebelum kegiatan praktikum dilangsungkan sudah berada di dalam ruang laboratorium. Keterlambatan melebihi 5 menit maka peserta praktikum tidak diperkenankan mengikuti tes lisan yang diberikan tugas tambahan dan apabila terlambat lebih dari 15 menit maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari tersebut. Peserta praktikum dapat mengikuti kegiatan praktikum apabila a. Menyelesaikan Tugas Pendahuluan praktikum setiap modul yang sesuai dengan kaidah penulisan karya tulis yang baik atau sesuai dengan format penulisan dalam modul praktikum ini. b. Meyelesaikan Jumal Mingguan praktikum tiap modul yang sudah di asistensi dan mendapat persetujuan dari asistenlaboratorium untuk diserahkan, Pada saat dilangsungkannya kegiatan praktikum, praktikan harus : a. Menggunakan pakaian praktikum serta tidak menggunakan aksesoris yang berlebihan (Memakai sepatu, celana panjang sopan, dan bersepatu). b. Tidak membuat gaduh atau keributan selama kegiatan praktikum berlangsung, apabila melanggar maka yang bersangkutan akandi keluarkan dari laboratorium dan dianggap tidak mengikuti praktikum modul tersebut. Tidak diperkenankan makan dan minum selama_kegiatan praktikum berlangsung. Dilarang memasuki dan meninggalkan ruangan tanpa izin dari asisten laboratorium. d. Praktikan harus menjagakesclamatan diri_perlengkapan praktikum, dan kebersihan laboratorium. . Selama kegiatan praktikum berlangsung praktikan dilarang menggunakan alat komunikasi tanpa izin asisten, f Selama kegiatan praktikum berlangsung praktikan dilarang menggunakan alat komunikasi tanpa izin asisten, 4 Kegiatan praktikum telah selesai apabila a. Praktikan telah == merapihkan —_ kembali dan mengembalikan dengan lengkap peralatan praktikum yang digunakan dengan tertib. b. Menyelesaikan seluruh kegiatan praktikum dengan menulis hasil praktikum pada lembar pengamatan praktikan. 5 Segala bentuk kerusakan dan kehilangan peralatan praktikum, praktikan harus melaporkannya kepada asisten laboratorium. 6 Praktikan yang berhalangan hadir karena sakit harus mengirimkansurat keterangan dokter minimal H-1 sebelum kegiatan praktikum dilangsungkan kepada asisten laboratorium, 7 Praktikan tidak diperkenankan berganti kelompok. 8 Melanggar tata tertib ini as sten laboratorium dapat mengeluarkan dan menggagalkan praktikan pada saat praktikum berlangsung. Tata Tertib ini disetujui danKegiatan akan dilaksanakan dengan penuh kesadaran serta ketentuan lain yang diperlukan akan ditetapkan kemudian. SISTEM PENILAIAN PRAKTIKAN 1 Praktikan dinilai secara individual atas partipasinya dalam ‘mengerjakantugas baik tes dan atau tugas individu maupun kelompok 2 Kesesuaian dengan prosedur yang sudah ditentukan, 3 Ketepatan pengambilan serta pengolahan data baik secara teoritis dan ilmiah. 4 Kerapiban dan kebenaran penelitian apabila didalam jumal/laporan akhir yang terlihat sama atau serupa seta terdapat plagiarisme maka semua pihak yang bersangkutan akan dikenakan nilai nol (0). 5 Keaktifan praktikan dalam melakukan asistensi dan Kemampuan menganalisa serta membuat kesimpulan dari suatu kasus dalam kegiatan praktikum, 6 — Penilaian pada praktikum memiliki persentase sebagai berikut Komponen Penilaian | Bobot Nilai [TugasPendahuluan | 10% | [TestTisn———SCiCH]SCSd [TeTuis HSCS (Sikp 10% ‘TurnalPraktikum | 20% ‘| Laporan Akhit 30% Presentasi Praktikum 20% Waktu Pengumpulan Laporan 1 Tugas pendahuluan dikumpulkan pada saat praktikum akan dilaksanakan. 2 Jumal Praktikum dikumpulkan dalam waktu 7 x 24 Jam_ setelah praktikumberakhir dan sebelum praktikum selanjutnya dimulai, 3 Laporan Akhir Praktikum APK & Ergonomi dikumpulkan 7 x 24 Jamsetelah seluruh praktikum berakhir. 4 Keterlambatan pengumpulan jumal dan laporan akhir maka akan ‘mendapat pengurangan nilai sebagai berikut <15 Menit Pengurangan 10 % 16—30 Menit Pengurangan 25 % 31 60 Menit Pengurangan 50% 31 Jam Tidak Mendapatkan Nilat Tata Penulisan Laporan 1 Jurnal Praktikum Jumal merupakan suatu laporan yang berisi_ mengenai proses pengambilan data sampai kepada pengolahan kemudian dilanjutkan dengan pembahasan, Adapun struktur penulisan jurnal adalah sebagai berikut : BABI: PENGUMPULAN DATA. BAB II : PENGOLAHAN DATA. BAB III : PEMBAHSAN DAN ANALISA DATA 2 Laporan Akhir Laporan akhir merupakan suatu laporan yang menjelaskan secara rinci hasil dari praktikum, berisi mengenai pengumpulan data hingga pembahasan serta analisa masalah yang didapatkan, Struktur penulisan laporan akhir terdiri dari KATA PENGANTAR LEMBAR PENGESAHANDAFTAR IST DAFTAR GAMBARDAFTAR TABEL BABI PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PRAKTIKUM 1.2 TUJUAN PRAKTIKUM 1.3 BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKANBAB II LANDASAN TEORI PRAKTIKUM BAB Il] METODOLOGI PRAKTIKUM BAB IV PENGUMPULAN DAN PEMBAHASAN DATA 4.1 PENGUMPULAN DATA 4.2 PENGOLAHAN DATA 4.3 PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 5.2 SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Perangkat Penulisan 1 Ukuran Kertas A4, 80 gram. Apabila dipakai pengolah kata MS-Word, jenis huruf yang dipakai adalah Times New Roman, Normal, ukuran 12, jarak antar baris 1,5 spasi, dicetak dengan tinta hitam, untuk pengolah kata yang lain dapat dilakukan penyesuaian, Batas penulisan teks adalah dari tepi atas 3 em, tepi kiri 4 em, tepi kanan 3 cm dan tepi bawah 3 cm. Daftar Isi, Daftar gambar, Daftar Tabel, dan Daftar Lampirandicetak dengan spasi tunggal. Pembagian teks dapat dilakukan dengan cara: Pembagian teks dapat dilakukan dengan cara: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. 1d 112 2 Perumusan Masalah 3 1 13° Dst Penomoran halaman: 4, Halaman muka diberi nomor halaman romawi kecil, berada di bagian tengah-bawah. b. Halaman isi diberi nomor arab I-1, 1-2, I-3,... nomor halaman. diletakkan di kanan atas, kecuali halaman Judul Bab, nomor halaman diletakkan di bagian tengah-bawah. ¢. Penomoran bab dimulai dari angka romawi besar I, I, II, ...dst dan penomoran lampiran dimulai dari huruf besar A, B, C ....dst 4. Penomoran gambar dilakukan dengan menyebutkan nomor bab, diikuti nomor urutnya, misal Gambar 3.2 artinya gambar nomor 2 di bab III. Judul gambar diletakkan di bawah gambar. €. Penomoran tabel dilakukan dengan menyebutkan nomor bab, diikuti nomor urutnya, misal : abel 2.4 artinya Tabel nomor 4 di bab Il © h Judul Tabel diletakkan di atas tabel. Penggunaan kata asing ditulis dengan huruf miring, Setiap gambar harus dilengkapi dengan legenda untuk menjelaskan arti simbol yang dipakai Daftar Pustaka disusun menurut abjad, tanpa nomor urut, Judul buku tidak boleh disingkat, ‘Nama belakang/keluarga ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan singkatan nama depan, ‘Semua nama pengarang harus ditulis sesuai dengan urutannya di dalam artikel/buku. MODULI ANTROPOMETRI DAN LINGKUNGAN KERJA 1.1 Tujuan Praktikum Berikut adalah tujuan praktikum pada modul I: a, Praktikan memahami konsep antropometti; b. —Praktikan mampu merancang desain produk atau desain stasiun kerja berdasarkan data antropometri; c. Praktikan mampu memahami cara pengukuran dan pengolahan data antropometr. d. —Praktikan mampu memahami apa itu lingkungan kerja; Praktikan mampu mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap performa kerja manusia 1.2 Alat dan Bahan Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum: a, Lembar pengukuran dimensi tubuh; b. — Alat ukur dimensi tubuh; Lembar pengolahan data; 4. Db Meter (Alat pengukur kebisingan); Thermometer hygrometer (alat pengukur suhu ruangan); f. _Luxmeter (Alat pengukur intensitas / tingkat pencahayaan). 3 Landasan Teori Berikut adalah landasan teori pada praktikum modul I: 1.3.1 Antropometri Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari tulang, otot, dan jaringan adiposa atau Jemak (Survey, 2009), Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya. Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh posisi tubuh yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya, Dalam kaitan dengan posisi tubuh dikenal tiga cara pengukuran, yaitu: ‘A. Antropometri Statis (Struktural) Pengukuran dimensi tubuh statis lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan pengukuran dimensi dinamis, Pengukuran dimensi tubuh statis mencakup pengukuran seluruh bagian tubuh dalam posisi standar dan diam baik dalam posisi berdiri maupun posisi duduk. Penggunaan data dimensi tubuh statis antara lain dalam proses perancangan peralatan, perancangan alat-alat dan perlengkapan kerja industri, perancangan tempat duduk, perancangan peralatan rumah tangga dan lain sebagainya. Proses perancangan produk peralatan terutama untuk kebutuhan ekspor, harus dipertimbangkan perbedaan proporsi tubuh diantara kelompok bangsa atau negara. Perancangan produk untuk kebutuhan ekspor, data antropometri suatu bangsa yang akan dituju harus diketahui lebih mendalam. Sebagai contoh terdapat perbedaan tinggi badan antara laki-laki Amerika dengan lelaki Jepang sekitar 100 mm dalam posisi berdiri. Sedangkan pada posisi duduk turun hingga antara 5 sampai 25 mm (Bridger, 1995). Perbedaan dimensi ini menunjukkan bahwa rancangan peralatan antara satu negara dengan negara yang lain perlu disesuaikan dengan data antropometri dari negara yang menggunakan rancangan tersebut. Berbagai dimensi tubuh manusia yang sering digunakan dalam berbagai proses perancangan antara lain: 1, Dimensi Tinggi Tubuh (D1) Jarak vertikal dari lantai ke bagian paling atas kepala. Gambar 1.1 Dimensi Tinggi Tubuh Cara mengukur dimensi tinggi tubuh Pasang segmomoeter atau meteran di bagian kaki atau lantai Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian paling atas kepala Anda. Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi tinggi tubuh Anda ke dalam checksheet. 2. Dimensi Tinggi Mata (D2) Gambar 1.2 Dimensi Tinggi Mata Cara mengukur dimensi tinggi mata Pasang segmomocter atau meteran di bagian kaki atau lantai. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian Iuar sudut mata kanan Anda. Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur, Catat hasil pengukuran dimensi tinggi mata Anda ke dalam checksheet. 3. Dimensi Tinggi Bahu (D3) Gambar 1.3 Dimensi Tinggi Bahu 14 Cara mengukur dimensi Tinggi Babu Pasang segmomoeter atau meteran di bagian kaki atau lantai Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian atas bahu kanan (acromion) atau ujung tulang bahu kanan Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi tinggi bahu Anda ke dalam checksheet. 4. Dimensi Tinggi Siku (D4) Gambar 1.4 Dimensi Tinggi Siku Cara mengukur dimensi Tinggi Siku : Pasang segmomoeter atau meteran di bagian kaki atau lantai. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke titik terbawah di sudut siku bagian kanan Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi tinggi siku Anda ke dalam checksheet, 5, Dimensi Tinggi Pinggul (DS) Gambar 1.5 Dimensi Tinggi Pinggul 1s Cara mengukur dimensi Tinggi Pinggu Pasang segmomoeter atau meteran di bagian kaki atau lantai Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian pinggul kanan Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi tinggi pinggul Anda ke dalam checksheet. 6. Dimensi Tinggi Tulang Ruas (D6) Gambar 1.6 Dimensi Tinggi Tulang Ruas Cara Mengukur dimen: Tinggi Tulang Ruas Pasang segmomoeter atau meteran di bagian kaki atau lantai, Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian tulang ruas atau buku jari tangan kanan (metacarpals)Anda. Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur, Catat hasil pengukuran dimensi tinggi tulang ruas Anda ke dalam checksheet 7. Dimensi Tinggi Ujung Jari (D7) D7] Gambar 1.7 Dimensi Tinggi Ujung Jari 16 ‘Cara mengukur dimensi tinggi ujung jari Pasang segmomoeter atau meteran di bagian kaki atau lantai Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian ujung jari tengah tangan kanan (dactylion) Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi tinggi ujung jari Anda ke dalam checksheet. 8. Dimensi Tinggi Dalam Posisi Duduk (D8) Gambar 1.8 Dimensi Tinggi Dalam Posisi Duduk Cara mengukur dimensi tinggi dalam Posisi Duduk Duduk di atas kursi Antropometer Anda.Pasang segmomoeter atau meteran di bagian alas duduk. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian paling atas kepala Anda. Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi tinggi dalam posisi duduk Anda ke dalam checksheet. 9. Dimensi Tinggi Mata Dalam Posisi Duduk (D9) Gambar 1.9 Dimensi Tinggi Mata Dalam Posisi Duduk Cara mengukur dimensi tinggi mata dalam posisi duduk : Duduk di atas kursi Antropometer Anda, Pasang segmomoeter atau meteran di bagian alas duduk. Kemudian, tarik segmometer atau meteran 17 Anda hingga ke bagian Iuar sudut mata kanan Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi mata dalam posisi duduk Anda ke dalam checksheet 10. Dimensi Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk (D10) Gambar 1.10 Dimensi Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk Cara mengukur Dimensi Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk (D10). Duduk di atas kursi Antropometer Anda. Pasang segmomoeter atau meteran di bagian alas duduk. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian atas bahu kanan Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi tinggi bahu dalam posisi duduk Anda ke dalam checksheet. 11. Dimensi Tinggi Siku Dalam Posisi Duduk (D1) > e Gambar 1.11 Dimensi Tinggi Siku Dalam Posisi Duduk Cara mengukur Dimensi Tinggi Siku Dalam Posisi Duduk (D1). Duduk di atas kursi Antropometer Anda. Pasang segmomoeter atau meteran dari alas duduk. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian bawah lengan bawah tangan kananAnda. Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil 18 pengukuran dimensi tinggi siku dalam posisi duduk Anda ke dalam checksheet. 12. Dimensi Tebal Paha (D12) Gambar 1.12 Dimensi Tebal Paha Cara mengukur Dimensi Tebal Paha Duduk di atas kursi Antropometer Anda. Gunakan alat Campbell Caliper 20 untuk mengukur tebal paha Anda. Kemudian, pasang alat Campbell Caliper 20 dari alas duduk ke bagian paling atas dari paha kanan Anda. Catat hasil pengukuran dimensi tebal paha Anda ke dalam checksheet. 13, Dimensi Panjang Lutut (D13) Dis Gambar 1.13 Dimensi Panjang Lutut Cara mengukur Dimensi Panjang Lutut Duduk di atas kursi Antropometer Anda. Pasang segmomocter atau meteran di bagian belakang pantat atau pinggul, Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga kke bagian depan lutut kaki kanan Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk 19 ‘memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi panjang lutut Anda ke dalam checksheet. 14, Dimensi Panjang Popletial (D14) Gambar 1.14 Dimensi Panjang Popletial Cara mengukur Dimensi Panjang Popletial. Duduk di atas kursi Antropometer Anda, Pasang segmomoeter atau meteran di bagian belakang pantat atau pinggul. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian belakang lutut kanan Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur, Catat hasil pengukuran dimensi panjang popliteal Anda ke dalam checksheet 15. Dimensi Tinggi Lutut (D15) Gambar 1.15 Dimensi Tinggi Lutut Cara mengukur Dimensi Tinggi Lutut. Duduk di atas kursi Antropometer Anda. Pasang segmomoeter atau meteran di bagian lantai Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian tempurung 1-10 Jutut kanan Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur, Catat hasil pengukuran dimensi tinggi lutut Anda ke dalam checksheet. 16. Dimensi Tinggi Popliteal (D16) Gambar 1.16 Dimensi Tinggi Popliteal Cara mengukur Dimensi Tinggi Popliteal. Duduk di atas_kursi Antropometer Anda, Pasang segmometer atau meteran di bagian lantai. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke sudut popliteal Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuhyang ‘Anda ukur, Catat hasil pengukuran dimensi tinggi popliteal Anda ke dalam checksheet. 17. Dimensi Lebar Sisi Bahu (D17) a ° —r Gambar 1,17 Dimensi Lebar Sisi Bahu Duduk di atas kursi Antropometer Anda. Gunakan alat Campbell Caliper 20 untuk mengukur lebar sisi bahu Anda. Kemudian, pasang alat Campbell Caliper 20 dari sisi paling luar bahu kiri ke bagian sisi paling luar bahu kanan Anda., Catat hasil pengukuran dimensi lebar sisi bahu Anda ke dalam checksheet. 18, Dimensi Lebar Bahu Bagian Atas (D18) a —p Gambar 1.18 Dimensi Lebar Bahu Bagian Atas Cara mengukur Dimensi Lebar Bahu Bagian Atas, Duduk di atas kursi Antropometer Anda, Gunakan alat Campbell Caliper 20 untuk mengukur lebar bahu bagian atas Anda. Kemudian, pasang alat Campbell Caliper 20 dari bahu atas kanan ke bagian bahu atas kiri Anda. Catat hasil pengukuran dimensi lebar bahu bagian atas Anda ke dalam checksheet. 19. Dimensi Lebar Pinggul (D19) f p19 Gambar 1.19 Dimensi Lebar Pinggul Cara mengukur Dimensi Lebar Pinggul Duduk di atas kursi Antropometer Anda. Gunakan alat Campbell Caliper 20 untuk mengukur lebar pinggul Anda, Kemudian, pasang alat Campbell Caliper 20 dari sisi luar pinggul kiri ke bagian sisi luar pinggul kanan Anda. Catat hasil pengukuran dimensi lebar pinggul Anda ke dalam checksheet. 112 20. Dimensi Tebal Dada (D20) Gambar 1.20 Dimensi Tebal Dada Cara mengukur Dimensi Tebal Dada. Duduk di atas kursi Antropometer Anda. Gunakan alat Campbell Caliper 20 untuk mengukur tebal dada Anda, Kemudian, pasang alat Campbell Caliper 20 dari bagian belakang tubuh ke bagian dada atau ke bagian buah dada Anda, Catat hasil pengukuran dimensi tebal dada Anda ke dalam checksheet. 21, Dimensi Tebal Perut (D21) Gambar 1.21 Dimensi Tebal Perut ‘Cara mengukur Dimensi Tebal Perut. Duduk di atas kursi Antropometer ‘Anda, Gunakan alat Campbell Caliper 20 untuk mengukur tebal perut Anda, Kemudian, pasang alat Campbell Caliper 20 dari bagian belakang tubuh bagian dada (ruas tulang belakang) ke bagian perut yang paling menonjol. Catat hasil pengukuran dimensi tebal perut Anda ke dalam checksheet, 13 22. Dimensi Panjang Lengan Atas (D22) Gambar 1.22 Dimensi Panjang Lengan Atas Cara mengukur Dimensi Panjang Lengan Atas. Duduk di atas kursi Antropometer Anda, Pasang segmometer atau meteran di bagian bahu kanan. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian bawah dari lengan bawah kanan Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk ‘memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi panjang lengan atas Anda ke dalam checksheet 23, Dimensi Panjang Lengan Bawah (D23) Gambar 1.23 Dimensi Panjang Lengan Bawah Cara mengukur Dimensi Panjang Lengan Bawah. Duduk di atas kursi Antropometer Anda. Pasang segmometer atau meteran di bagian belakang siku kanan, Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian ujung dari jari tengah Anda. Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi panjang lengan bawah Anda ke dalam checksheet 14 24. Dimensi Panjang Tangan Ke Depan (D24) pat Gambar 1.24 Dimensi Panjang Tangan Ke Depan Cara mengukur Dimensi Panjang Tangan Ke Depan, Pasang segmometer atau meteran di bagian atas bahu Kanan. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian ujung jari tengan tangan kanan Anda dengan siku dan pergelangan tangan kanan lurus. Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi panjang rentang tangan ke depan Anda ke dalam checksheet. 25. Dimensi Panjang Babu Genggaman Tangan Ke Depan (D25) Gambar 1.25 Dimensi Panjang Bahu Genggaman Tangan Ke Depan ‘Cara mengukur Dimensi Panjang Bahu Genggaman Tangan Ke Depan. Pasang segmometer atau meteran di bagian atas bahu kanan, Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke pusat silinder yang digenggam LIS oleh tangan kanan Anda dengan siku dan pergelangan tangan lurus. Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi panjang bahu-genggaman tangan ke depan Anda ke dalam checksheet 26. Dimensi Panjang Kepala (D26) Gambar 1.26 Dimensi Panjang Kepala Cara mengukur Dimensi Panjang Kepala. Duduk di atas_kursi Antropometer Anda, Gunakan alat Campbell Caliper 20 untuk mengukur panjang kepala Anda, Kemudian, pasang alat Campbell Caliper 20 dari bagian paling depan dahi ke bagian tengah kepala, Catat hasil pengukuran dimensi panjang kepala Anda ke dalam checksheet. 27. Dimensi Lebar Kepala (D27) 4 ° Gambar 1.27 Dimensi Lebar Kepala Cara mengukur Dimensi Lebar Kepala. Duduk di atas kursi Antropometer Anda, Gunakan alat Campbell Caliper 20 untuk mengukur lebar kepala Anda, Kemudian, pasang alat Campbell Caliper 20 dari sisi 1-16 kepala bagian kiri ke sisi kepala bagian kanan, Catat hasil pengukuran dimensi lebar kepala Anda ke dalam checksheet. 28. Dimensi Panjang Tangan (D28) Ip2s Gambar 1.28 Dimensi Panjang Tangan Cara mengukur Dimensi Panjang Tangan. Pasang segmometer atau meteran di bagian lipatan pergelangan tangan. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke ujung jari tengan kanan Anda dengan posisi tangan dan seluruh jari Iurus dan terbuka, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi panjang tangan Anda ke dalam checksheet. 29, Dimensi Lebar Tangan (D29) Gambar 1.29 Dimensi Lebar Tangan Cara mengukur Dimensi Lebar Tangan. Pasang segmometer atau ‘meteran di bagian jari kedua pada buku jari tangan kanan, Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian sisi luar empat buku jari tangan kanan Anda dengan posisi tangan lurus dan rapat, Gunakan alat bantu LIT penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi lebar tangan Anda ke dalam checksheet, 30. Dimensi Panjang Kaki (D30) D30| Gambar 1.30 Dimensi Panjang Kaki Cara mengukur Dimensi Panjang Kaki. Pasang segmometer atau ‘meteran di bagian tumit kaki, Kemudian, tarik segmometer atau meteran ‘Anda hingga ke bagian paling ujung dari jari kaki kanan Anda dengan posisi kaki dan seluruh jari lurus dan terbuka, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi panjang kaki Anda ke dalam checksheet. 31. Dimensi Lebar Kaki (D31) Gambar 1.31 Dimensi Lebar Kaki Pasang segmometer atau meteran, Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian kedua sisi paling luar dari kaki Anda dengan posisi kaki lurus dan rapat. Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi lebar kaki Anda ke dalam checksheet. 118 32, Dimensi Panjang Rentang Ke Samping (D32) ‘eo Gambar 1.32 Dimensi Panjang Rentang Ke Samping Cara mengukur Dimensi Panjang Rentang Ke Samping. Pasang segmometer atau meteran di agian ujung jati tengah tangan Kanan Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian ujung jari tengah tangan kiri Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi panjang rentangan tangan ke samping Anda ke dalam checksheet. 33. Dimensi Panjang Rentang Siku (D33) Gambar 1.33 Dimensi Panjang Rentang Siku Cara mengukur dimensi panjang rentangan siku pasang segmometer atau meteran di bagian ujung siku tangan kanan, Kemudian, tarik segmometer atau meteran anda hingga ke bagian ujung siku tangan kiri anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang anda 1-19 ukur. Catat hasil pengukuran dimensi panjang rentangan siku anda ke dalam checksheet. 34, Dimensi Tinggi Genggaman Tangan Ke Atas Dalam Posisi Berdiri (p34) Gambar 1.34 Dimensi Tinggi Genggaman Tangan Ke Atas Dalam Posisi Berdiri Cara mengukur dimensi tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi berdiri. Pasang segmometer atau meteran di bagian lantai. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian pusat batang silinder yang digenggam oleh telapak tangan kanan Anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi berditi Anda ke dalam checksheet. 35. Dimensi Tinggi Genggaman Tangan Ke Atas Dalam Posisi Duduk (B35) Gambar 1.35 Dimensi Tinggi Genggaman Tangan Ke Atas Dalam Posisi Duduk Cara Mengukur Dimensi Tinggi Genggaman Tangan Ke Atas Dalam Posisi Duduk. Pasang Segmometer Atau Meteran Di Alas Duduk. Kemudian, Tarik Segmometer Atau Meteran Anda Hingga Ke Pusat Batang Silinder 1-20 ‘Yang Digenggam Oleh Telapak Tangan Kanan Anda, Gunakan Alat Bantu Penggaris Untuk Memastikan Dimensi Tubuh Yang Anda Ukur. Catat Hasil Pengukuran Dimensi Tinggi Genggaman Tangan Ke Atas Dalam Posisi Duduk Anda Ke Dalam Checksheet. 36. Dimensi Panjang Genggaman Tangan Ke Depan (D36) Gambar 1.36 Dimensi Panjang Genggaman Tangan Ke Depan Cara mengukur dimensi panjang genggaman tangan ke depan. Pasang segmometer atau meteran di bagian alas duduk. Kemudian, tarik segmometer atau meteran anda hingga ke bagian pusat batang silinder yang digenggam oleh telapak tangan Kanan anda, Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh yang anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi panjang genggaman tangan ke depan anda ke dalam checksheet. B, _Antropometri Dinamis (Fungsional) Dimensi dinamis atau fungsional merupakan dimensi tubuh yang diukur dalam kondisi kerja atau adanya pergerakan yang dibutuhkan dalam suatu kerja. Pengukuran antropometri dimensi dinamis atau fungsional cukup sulit karena harus mempertimbangkan gerakan tubuh, Pengukuran dimensi dinamis penting untuk dilakukan Karena terdapat beberapa rancangan yang tidak dapat disediakan oleh data dimensi statis atau struktural, seperti gerakan menjangkau maksimum subjek yang berdiri atau area bebas gerakan tangan (Bridger, 1995). Meskipun tidak ada metode yang standar untuk merubah data statis menjadi dinamis, Kroemer dalam Wickens (2004) membuat sebuah perkiraan antara lain: 1, Tinggi (badan, mata, bahu, pinggul) dapat dikurangi sampai 3 persen. 1-21 2. Tinggi siku bisa tidak berubah atau ditingkatkan sampai dengan 5 persen jika siku perlu dinaikan untuk kerja. 3. Jarak jangkauan kedepan ataupun kesamping dapat diturunkan sampai 30 persen jika diinginkan kemudahan dalam menjangkau dan dapat dinaikan sampai 20 persen jika diperlukan gerakan bahu dan punggung. Dalam konsep perancangan alat kerja fasilitas kerja perlu dipertimbangkan secara kemprehensif. Dengan demikian data antropometri bukanlah satu-satunya in ketepatannya bagi sumber informasi atau alat bantu yang sangat akurat dan dija para perancang khususnya dalam perancangan yang sifatnya dinamis. Oleh karena itu data antropometri merupakan salah satu sumber informasi dari berbagai sumber yang ada, meskipun data antropometri dijadikan sebagai sumber ukuran dari sebuah perancangan. Teknik pengukuran dimensi statis atau struktural agak berbeda dengan teknik pengukuran dinamis atau fungsional. Pengukuran dimensi dinamis atau fungsional yang sering dilakukan antara lain: 2, Panjang badan tengkurap (Pbt), Pengukuran panjang badan tengkurap dilakukan dengan cara badan tengkurap dengan posisi tangan terlentang kedepan dengan posisi kaki lurus. Panjang badan tengkurap diukur dari tangan ( ujung jari tengah atau kepalan tangan, sesuai kebutuhan) sampai dengan ujung jari kaki secara horisontal. b. Tinggi badan tengkurap (Tht). Pengukuran tinggi badan tengkurap dilakukan dengan cara yang sama seperti Ptt, namun posisi kepala terangkat keatas maksimal. Tinggi badan tengkurap diukur dati lantai sampai dengan bagian atas kepala secara vertikal c. Tinggi badan jongkok (Tj). Pengukuran tinggi badan jongkok dilakukan pada posisi jongkok dengan badan tegak. Kaki kanan atau kiri menumpu pada lantai sedangkan kaki lainya bertumpu pada jari kaki. Tbj diukur dari lantai sampai kepala agian atas secara vertikal. 122 Gambar 1.38 Tinggi Badan Jongkok (Tbj) 4, Panjang badan merangkak (Pbm) Pengukuran panjang badan merangkak dilakukan dengan posisi badan ‘merangkak yang ditopang oleh kedua tungkai bawah dan kedua tangan, Pom N maka harus dilakukan pengambilan data ulang; 2) Sika N; 1 Jika pekerja dianggap bekerja secara cepat; P< 1 Jika pekerja dianggap bekerja secara lambat, 44. 45. m. Wn=Wsxp Dimana: P= Faktor penyesuaian Ws = Waktu Siklus Wn = Waktu Normal Menghitung Waktu Baku Wb=Wn+(AxWn) Dimana / adalah kelonggaran yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesakan pekerjaannya disampingwaktu normal, Kelonggaran diberikan dalam 3 kondisiyaitu : 1) Kebutuhan pribadi; 2) Menghilangkan rasa lelah; 3) Dan gangguan yang tak terhindarkan, Prosedur Praktikum a Praktikan diberikan contoh produk yang akan dibuat dari goodie bag oleh asisten masing-masing. Praktikan merancang proses perakitan produk goodie bag. Mengidentifikasi proses operasi setiap perakitan sehingga bisa membuat assembly chart. Membagi proses operasi perakitan menjadi 4 stasiun prakitan. Melakukan proses standarisasi waktu, Menentukan kelonggaran sistem kerja. Menentukan penyesuaian dengan metode Westing House. Melakukan simulasi perakitan selama 30 menit. Praktikan menentukan waktu siklus setiap operator setiap stasiun kerja. Melakukan pengujian keseragaman dan kecukupan data. Menghitung waktu normal dan waktu baku. Tugas Pendahuluan a. Bagaimana cara menghitung waktu baku dengan pengukuran Jangsung s erta jelaskan apa yang dimaksud dengan waktu siklus, waktu normal dan waktu baku? Di PT. Jaya Mandir yang memproduksi ITC (Injector Tester & Cleaner) terdapat masalah pada waktu pemasangan karet hitam di sisi casing yang terlalu lama. Setelah dilakukan perbaikan didapatkan waktu pengukuran seperti pada tabel. Bila diketahui performance rating sebesar 1,22 dan allowance 10%. Hitunglah waktu baku untuk pemasangan keret hitam di sisi casing! Waktu pengamatan ke- (detik) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 268,44 | 265,77 | 267,38 | 270,29 | 269,47 | 267,89 | 269,43 | 265,67 | 264,99 | 268,16 MODUL V LINE BALANCING 5.1 Tujuan Praktikum ‘Tujuan praktikum modul VI adalah sebagi berikut: a, Praktikan mampu membuat lintasan produksi berdasarkan elemenkerja. b. Praktikan mampu menentukan jumlah stasiun berdasarkanpermintaan, atau demand. c. Praktikan mampu menyelesaikan masalah jika ada stasiun yang melebihi Takt Time. 5.2. Alat dan Bahan Berikut adalah bahan dat lat ayang digunakan pada praktikum berlangsung a, Data Demand; b. Microsoft Visio; ©. Assembly Chart; 4. Peta Kerja. 5.3. Landasan Teori Berikut adalah landasan teori pada praktikum modul VI: 5.3.1 Definisi Line Blancing Definisi Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukansuatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang sehingga tidak ada proses yang idle akibat terlalu lama menunggu keluamya peroduk dari proses yang sebelumnya. Adapun tujuan utama dalam menyusun Line Balancing adalah untuk membentuk dan menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap- tiap stasiun kerja. Jika tidak dilakukan keseimbangan seperti ini maka akan mengakibatkan ketidakefisienan kerja di beberapa stasiun kerja, dimana antara stasiun kerja yang satu dengan stasiun kerja yang lain memiliki bebankerja yang tidak seimbang. Dengan demikian, masalah keseimbangan lintasan perakitan (Balancing Line) adalah bagaimana agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan beban kerja yang sama pada setiap stasiun kerja, sehingga menghasilkan keluaran produk yang sama persatuan waktu, Vel 5.3.2 Tujuan Penyeimbanagan Lintasan Tujuan dasar daripada penyeimbang lintasan yaitu untuk membantu ‘meningkatkan jumlah produksi yang dikeluarkan dengan fasilitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan, Mengatasi permasalahan bottleneck yang terjadi pada tahapan proses agar proses produksi dapat berjalan efektif dan effisien. Umumnya ‘merencanakan keseimbangan dalam sebuah lintasan meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas yang optimal, dimana tidak terjadi pemborosan fasilitas (waktu, tenaga dan material), Tujuan ini tercapai bila’ a, Lintasan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapatkan bebankerja yang sama nilainya diukur dengan waktu. Jumlah waktu operator menunggu dari proses sebelumnya (idle) minimum di setiap stasiun kerja sepanjang lintasan proses. Jumlah stasiun yang ada di lintasan memiliki waktu yangseimbang, 5.3.3 Masukan Keseimbangan Lintasan Masukan yang diperlukan untuk merencanakan keseimbangan lintasan perakitan adalah: a, c. Precedence diagram suatu jaringan kerja (terdiri atas rangkaian simpul dan anak panah) yang menggambarkan urutan perakitan serta ketergantungan pada operasi_ kerja lainnya yang tujuannya mempermudabkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yangterkait di dalamnya. Data waktu baku pekerjaan tiap operasi, yang diturunkan dari perhitungan waktu baku pekerjaan operasi perakitan. Kecepatan lintasan yang diinginkan (waktu siklus / CT), 5.4 Metode-Metode yang digunakan dalam Line Balancing Terdapat 3 jenis metode yang digunakan dalam penyelesaian line balancing menurut Teguh Baroto (2002), yaitu: Metode Heuristic, yaitu metode yang didasari pengalaman, intuisi atau aturan empiris yang dilakukan guna memperoleh hasil yang lebih baik dari solusi yang telah dicapai sebelumnya, Yang termasuk metode ini adalah metode bobot posisi, metode pembagian berurutan, metode wilayah, metode yazumy dan metode CPM. b. Metode Analitical Metode analytical atau disebut juga metode matematis, yaitu metode yang dilakukan berdasarkan pethitungan matematika, Metode ini digunakan untuk menggambarkan permasalahan dunia nyata kedalam bentuk matematis, berupa angka dan simbol. Metode Simulasi, yaitu. metode yang yang dilakukan dengan meniru sistem yang dipelajari. Metode ini dilakukan apabila semua metode yang telah dilakukan tidak mendapat hasil yang optimal. 5.5 Prosedur Praktikum a, Praktikan menentukan Takt time yang dimiliki perusahaan, b, _Praktikan membuat lintasan produksi berdasarkan elemen kerja, c. Praktikan menganalisis lintasan produksi jika terjadi suatu masalah dalamlintasan produksi 4. Praktikan menentukan langkah yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah, 8.6 Tugas Pendahuluan a, Jelaskan apa yang dimaksud dengan line balancing dan tujuannya? b. PT. Sinar Harapan memperoleh permintaan produk untuk selama 3 bulan seperti di bawah ini, Waktu kerja tersedia Bulan | Permintaan | Hari kerja (menit) Maret 13,475 21 10,080 April 17543 21 10,080 Mei 10,784 21 10,080 Rata-Rata | 13,934 168 Pada bagian produksi diperoleh data waktu baku yang telah ditetapkan ‘manajemen bulan Maret, April dan Mei 2022 adalah sebagai berikut: ‘Tahapan proses Proses Ws (detik) 1 Steel Plate Shearing 874 2 Tnner/ Outer Ring Blanking 15,6 3 Lathing/Grooving Champering 215 4 Dimensional Inspection 15 5 Electroplating 359 6 Visual Inspection 5 7 Marketing 74 8 ‘Assembling 389 9 Visual Inspect 5 10 Final Check 10 Total 261,7 Berdasarkan data-data tersebut lakukanlah penyusunan st isiun kerja agar proses produksi di PT. Sinar Harapan bisa mencapai efisiensi terbaik menggunakan metode yamazumi chart! BAB VI FISIOLOGI DAN BIOMEKANIKA KERJA. 6.1 Tujuan Praktikum a, Praktikan mampu memahami konsep biomekanika; b. —Praktikan memahami manfaat studi biomekanika untuk perancangan sistem kerja; c. Praktikan dapat memahami metode RULA dan REBA yang digunakan dalam perancangan kerja; 4. Praktikan mampu merancang sistem kerja yang _ergonomis berdasarkan biomekanika. e. — Praktikan dapat memahami mengenai tentang konsep dari fisiologi kerja dan hubungannya dengan beban kerja; Praktikan mampu menghitung dan menilai beban kerja fisik baik dengan metode penelitian langsung maupun dengan metode penelitian tidak langsung; g. _ Praktikan mampu menghitung waktu istirahat yang diperlukat 6.2 Alat dan Bahan a. Laptop; b. Perekam video; c. Proses pembuatan produk dari modul sebelumnya; d. Software AutoCad; e. _Lembar pengamatan. 6.3 Biomekanika Biomekanika merupakan aplikasi mekanika pada sistem biologi dan salah satu dari empat bidang penelitian informasi hasil ergonomi, yaitu penelitian tentang, kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan yang harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas kerja tersebut. VI-2 6.3.1 Studi Biomekanika Studi biomekanika dapat diterapkan pada perancangan kembali pekerjaan yang sudah ada, evaluasi pekerjaan, penyaringan pegawai, tugas- ‘tugas penanganan manual, pembebanan statis, penentuan sistem waktu. 6.3.2 Prinsip Biomekanika Prinsip-prinsip dari biomekanika adalah sebagai berikut: a b. f 8 h. Kurangi berat benda yang ditangani; Manfaatkan dua atau lebih orang untuk memindahkan barang yang berat; Ubahlah aktivitas jika mungkin, sehingga lebih mudah, ringan dan tidak berbahaya; Minimasi jarak horizontal antara tempat mulai dan berakhir pada pemindahan barang; Material terletak tidak lebih tinggi dari bahu; Kurangi frekuensi pemindahan; Berikan waktu istirahat; Berlakukan rotasi kerja terhadap —pekerjaan yang sedikit membutuhkan tenaga; Rancang container agar mempunyai pegangan yang dapat dipegang dekat dengan tubuh; j. Benda yang berat dijaga setinggi lutut. Tabel 6.1 Prinsip Biomekanika PRINSIP MEMILIH INDIVIDU Pemilihan berdasarkan _keserupaan merupakan diskriminasi. Variabilitas individu yang besar meskipun dalam tangan merntih yang sterentig. | Ut? PoPUAs. Pengaruh umur terhadap kapabilitas tidak sebesar_pengaruh susepbilitas terhadap sakit (injury). Rata- rata wanita memindahkan 60% dibandingkan rata-rata pria. VI-3 Pilih orang yang kuat berdasarkan pengujian ‘Orang yang Kuat _memindahkan lebih banyak dan lebih aman daripada orang yang lemah. Pemilihan berdasarkan kelompok otot_ yang digunakan untuk pekerjaan Spesifik bukan_berdasarkan sinar X VIA TEKNIK MENGAJAR Gunakan pemindahan dengan*gaya bebas” (free style) Pemindahan squat membutuhkan energi lebih, otot kaki yang lebih kuat dan jarang digunakan,squat baik untuk beban yang berat dan kelompok Jangan tergelineir Jaga agar kaki terpisah, kak yang berlawanan di depan jika berputar, gunakan alas kaki antigelineir. Jangan bertindak bodoh Kerjakan dengan tenang, tidak terlalu cepat, tidak terlalu lambat Tangan melintir (twist) ketika bergerak Penunjang yang buruk bagi cakram (disk) MERANCANG KERJA Letakan beban yang kompak Container Pemegangan adalah hal yang utama, Kontaineryang sulit ditangani membuat aspek _biomekanika menjadi buruk dan menghalangi pandangan. Jangan meletakkan beban diataslantai Biomekanika menjadi buruk saat_mengangkat maupun menaruh, ditambah ekstra metabolisme untuk gerakan tubuh, Setinggi lutut terbaik. Genggamlah dengan baik Pegang dengan tangan, jangan dengan ujungjari Jangan memegang pada bagian yang tajam. 10. Pertahankan beban dekat dengan beban Berguna untuk meniminast tori, Jangan menggunakan baju yang dapat menyangkutpada beban. i. Jangan memindahkan barang diatas bahu Biomekanika yang dikerjakan buruk, jika melewati bagian dada berbahaya jika bendakerja jatuh. VIS 6.3.3 Fatigue (Kelelahan) Fatigue adalah suatu kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia schingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Semakin berat beban yang dikerjakan dan gerakan semakin tidak teratur, maka timbulnya fatigue lebih cepat. Timbulnya fatigue ini perlu dipelajari untuk menentukan tingkat kekuatan otot manusia, sehingga pekerjaan yang akan dilakukan atau dibebankan dapat sesuai dengan kemampuan otot tersebut. ‘Menurut Bames, fatigue dapat dilihat dari tiga hal, yaitu perasaan lelah, perubahan fisiologis tubuh, menurunnya kemampuan kerja. Faktor- faktor yang mempengaruhi fatigue adalah tenaga yang dikeluarkan, frekuensi dan Jamanya bekerja, cara dan sikap melakukan aktivitas, jenis olahraga, jenis kelamin, dan umur, 6.3.4 REBA (Rapid Entire Body Assessment) Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah sebuah metode dalam bidang ergonomi yang digunakan secara cepat untuk menilai postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang pekerja. REBA memiliki kesamaan yang mendekati metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment), tetapi metode REBA tidak sebaik metode RULA yang menunjukkan pada analisis pada keunggulan yang sangat dibutuhkan dan untuk pergerakan pada pekerjaan berulang yang diciptakan, REBA lebih umum, dalam penjumlahan salah satu sistem baru dalam analisis yang didalamnya termasuk faktor-faktor dinamis dan statis bentuk pembebanan interaksi pembebanan perorangan, dan Konsep baru berhubungan dengan pertimbangan dengan sebutan “The Gravity Attended” untukmengutamakan posisi dari yang paling unggul. Metode REBA telah mengikuti karakteristik, yang telah dikembangkan untuk memberikan jawaban untuk keperluan mendapatkan peralatan yang bisa digunakan untuk mengukur pada aspek pembebanan fisik para pekerja. Analisa dapat dibuat sebelum atau setelah sebuah interferensi untuk mendemonstrasikan resiko yang telah dihentikan dari sebuah cedera yang timbul. Hal ini memberikan sebuah kecepatan pada penilaian sistematis dari VI-6 resiko sikap tubuh dari seluruh tubuh yang bisa pekerja dapatkan dari pekerjaannya, 6.3.5 RULA (Rapid Upper Limb Assessment) RULA (Rapid Upper Limb Assessment) adalah suatu metode survey yang dikembangkan untuk penyelidikan ergonomic tentang tempat kerja dimana ada kaitannya dengan gangguan anggota tubuh bagian atas. Metode ini tidak membutuhkan suatu peralatan yang khusus untuk menentukan postur dari leher, punggung, dan anggota gerak bagian atas selama menggunakan fungsi dari otot, dan pembebanan eksternal yang mempengaruhi tubuh (McAtamney And Corlett, 1993) Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan 3 tabel skor untuk menentukan evaluasi dari faktor-faktor resiko, Faktor-faktor resiko selama investigasi dideskripsikan sebagai faktor pembebanan eksternal yang terdiri dari a. Urutan gerakan; b. Kerja otot statik; ©. Gaya; d. — Postur kerja yang ditentukan oleh peralatan dan furniture; fe. Waktu kerja tanpa istirahat. 6.4 Fisiologi Fisiologi (ilmu faal) dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja organ, jaringan dan sel-sel organisme. Menurut Lehman (1995) mendefiniskan kerja sebagai semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan, Secara garis besar, kegiatan-kegiatan manusia dapat didefinisikan menjadi 2 kegiatan yaitu : a. Kerja Fisik (Otot); b. Kerja Mental (Otak). Pada kerja fisik, pengeluaran energy relative lebih besar dibandingkan beban kerja mental. Jika tingkat intensitas dari masing-masing kerja terlalu tinggi, maka akan menimbulkan pemakaian energy yang berlebihan, sebaliknya intensitas yang, terlalu rendah memungkinkan rasa bosan dan jenuh, Oleh karena itu perlu VI-7

Anda mungkin juga menyukai