Anda di halaman 1dari 8

Personal Refleksi

Setelah yang saya pelajari di sesi 9 dan 10, saya telah mempelajari apa itu yang
dimaksud dengan proses semiotic dan Though of Ethics. Sebelum menggali lebih
dalam kita harus mengetahui apa itu etika. Etika merupakan cabang dari filsafat yang
menjelaskan bahwa bagaimana kita seharusnya tinggal dengan ide dari kebaikan dan
menjadi konsep baik atau salah. Bahwa moral harus didasari oleh keberlanjutan social,
keadilan dan eksistensi kemanusiaan. Semiotic merupakan pelajaran mengenai tanda
dari proses, dimana itu merupakan bentuk dari aktivitas, keadaan atau proses yang
dimaksud adalah arti dari produksi. Tanda tersebut merupakan segala sesuatu
komunikasi yang berarti, tidak memuncukan tanda itu sendiri akan tetapi dengan
menginterpretasi tanda tersebut. Semiotic dapat dihubungkan melalui perasaan,
penglihatan, pendengaran, perabaan dan penciuman.

Tingkatan semiotic ada 3 tingkat disertai dengan konsep dimensi nya yaitu
pertama adalah tingkat pragmatic, dimana tingkat tersebut merupakan sub bidang
semiotic yang mempelajari cara-cara dimana konteks berkontribusi terhadap makna,
pragmatic meliputi teori tindak tutur, percakapan yang impikatur, pembicaraan dalam
interaksi dan pendapatan lain terhadap perilaku dalam bahasa filsafat dengan konsep
dimensi strategi produksi. Kedua adalah tingkat semantic, dimana tingkatan ini adalah
sebuah teori semiotic yang memiliki bahasa alami yang sangat formal dimana
ungkapan diberi makna seperti individu, nilai nilai kebenaran atau sebuah fungsi dari
satu ke yang lain, kebenaran hanya sebuah kalimat dan dapat dihubungkan dengan
kalimat logis yang lain dan dapat dievaluasi relative terhadap model kemudian konsep
dimensi yang digunakan adalah persepsi dari pengguna tersebut. Yang terakhir adalah
tahapan syntac, dimana tahapan tersebut merupakan teori teori kebenaran yang
diungkapkan melalui ilmu pengetahuan konsep dimensi yang dipakai adalah konfirmasi
produk.

Dalam kegiatan bisnis tingkatan pragmatis dapat terjadi ketika seseorang atau
keuntungan organisasi dapat menyediakan barang atau jasa dalam menukarkan
dengan uang, pada tingkatan semantic mengungkapkan bahwa bisnis adalah segala
sesuatu yang dinyatakan dalam sebuah transaksi dan tingkatan syntac
mengungkapkan bahwa bisnis merupakan aktivitas operasional ( yang meliputi kegiatan
pemasaran, penjualan dan distribusi), aktivitas investasi dan aktivitas dari keuangan.

Dari sesi 10 yang saya ketahui tentang thought ethics atau etika dalam konsep
pemikiran memiliki 3 konsep berpikir yaitu Virtue Ethics ( yang berpatokan pada benar
dalam suatu tindakan ), pemikiran etika berdasarkan Deonotology/ Kantian dan
Pemikiran etika yang bersangkut dengan teori kontrak sosial. Pertama yang dibahas
adalam mengenai virtue ethics . Virtue ethics merupakan pendekatan yang
menekankan karakter dan moralitas, dalam bahasa filsafat moral melakukan tugas atau
bertindak seseorang yang menghasilkan konsekuensi yang baik dan tempat untuk
berfokus untuk tindakan dari kebaikan seseorang. Permasalahan ini tidak seutamanya
memiliki intensi yang benar, merupakan pikiran yang penting maupun terutama diikuti
oleh peraturan yang benar, maupun terutama pada tindakan yang berkonsekuensi baik.
Kebenaran mengutamakan orang yang mengekspresikan kebaikan baik secara moral
atau tidak.

Virtue ethics merupakan tindakan atau pilihan benar secara moral, jika diangkat
dalam sebuah tindakan, sebuah latihan, sebuah pameran atau pengembangan karakter
dengan moral yang baik. Ahli etika mendefinisikan kebaikan berasak dari tindakan
dengan konsekuensi yang baik yang dapat diterapkan di berbagai kontek kehidupan
nyata dan apakah itu berakar dari sifat manusia yang universal atau dapat dikatakan
secara pluralitas budaya.

Menurut teori hurthouse, kebenaran merupakan evaluasi terhadap kebaikan


yang segala hal yang diutamakan adalah evaluasi. tindakan benar merupakan sesuatu
yang dilakukan secara benar dan dilakukan oleh pengguna yang tepat, namun
kelemahan dari salah teori ini adalah moral dilemma. Yang dicontohkan membunuh
satu orang untuk menyelamatkan 100 orang. Teori ini menyebutkan juga pengguna
yang menyertakan alasan yang benar ketika melakukan tindakan tersebut dapat
dikaitkan dengan kebajikan juga akan tetapi teori seperti ini tidak masuk akal karena
teori ini percaya bahwa orang baik bersikap buruk karena mereka baik, tetapi ada orang
jahat melakukan kebaikan justru karena mereka jahat.

Bagaimana konsep kebajikan Aristotelian dapat dihubungkan dengan tindakan


yang benar ? Sejak tahun 1980, virtue ethics sepertinya rentan terhadap “masalah
aplikasi” dimana hal tersebut bisa menjadi keberatan tidak dapat memberikan panduan
atas tindakan yang diterapkan karena tidak dapat dilakukan yang seharusnya oleh teori
etika normatif. Objek tersebut dapat didasari oleh premis yang memberikan panduan
mengenai etika kebajikan. Tak lama setelah etika kebajikan mulai tereksplorasi sebagai
pilihan serius dalam teori etika normatif, banyak makalah yang berisi ide untuk
menyerang pilihan tersebut.

Kemudian muncul teori Hume yang mengemukakan tentang kebajikan buatan


bahwa dia berpikir mental kita dan secara khususnya, kapasitas moral kita cenderung
dimengerti secara empiris. Ia cenderung melihat sentiment moral manusia didasarkan
pada kapasitas untuk merasakan simpati dalam penderitaan dan sukacita orang lain,
kapasitas tersebut bergantung pada asosiasi ide yang bisa memetakan dalam suatu
psikologi empiris. Bagaimanapun juga dalam menjelaskan tentang keseluruhan
moralitas, teroi tersebut membela perbedaan antara dua jenis kebajikan tentang apa
yang dipanggil kebajikan alami dan juga kebajkan buatan itu sendiri.

Etika kebajikan telah dianggap sebagai tatanan moralitas itu sendiri, etika
kebajikan itu sendiri tampaknya menjadi konflik untuk aspek aspek yang lain selain dari
teori moralitas tersebut, Hume berpikir bahwa kebajikan secara alami tidak
membutuhkan peraturan social atau persetujuan dan tidak secara khusus berpikir
dalam moral yang artinya tidak berpikir tentang apa yang benar dan apa yang salah,
dan diantara kebajikan kebajikan yang diklasifikasikan sebagai alami yang dirasakan
adalah kebajikan, perhatian orang tua untuk anak anak, rasa terimakasih dan
kelemahlembutan.

Dalam sebuah artikel menyebutkan etika kebajikan yang konvensional dapat


menjadi etika kebajikan modern. Etika kebajikan modern dapat menjadikan sesuatu
menenangkan, meneguhkan dan terkenal. Hal tersebut telah tumbuh diantara polusi
atmosfir yang berkspektasi seperti asumsi, pra anggapan, kebingungan dan gangguan.
secara alami telah cepat ternoda oleh hal seperti itu. Michael slote (1997:175) bertujuan
untuk mengadaptasikan ide kebajikan yang kuno menjadi persyaratan teori etika di
masa yang sekarang dan menunjukkan bahwa kami telah melakukan yang terbaik
untuk berkonsultasi dan menggambarkan pikiran mengenai apa yang perlu dikagumi
oleh etika kebajikan itu sendiri dan dapat terhitung menjadi kebenaran. Tampilan
terakhir etika kebajikan adalah sebuah petunjuk secara standard kepada kita untuk
merepresentasikan perbedaan secara empati atau focus.

Karakter yang menekan selalu banyak bicara mengenai orang yang memiliki
budi luhur. Seperti gambaran yang hanya bisa diterapkan terhadap keangkuhan yang
mustahil, kemalasan bisa menjadi sifat yang buruk dan itu bisa saja diterima oleh para
ahli etika modern tetapi kita tidak bisa menyebut seorang pria itu ganas karena mereka
malas. Ganas hanya kata untuk anjing yang sedang mengigit. Itu benar dan penting
yang terkadang membutuhkan terminology lama yang telah dipakai oleh etika modern
yang baru, seperti sangat banyak pernyataan kebajikan yang dibutuhkan, seperti
kebijaksanaan, keadilan dan kesederhanaan.

Etika deontology merupakan teori etika yang mempunyai tempat yang memiliki
penekanan terhadap hubungan antara tugas dan moralitas tindakan manusia.
Pernyataan deontology berasal dari the green deon, tugas dan logos, ilmu. Dalam
tindakan etika deontologi menyatakan moral yang baik karena karakteristik dari
tindakan itu sendiri, bukan karena dari beberapa karakteristik tindakan dan juga bukan
karena hasil dari tindakan tersebut adalah bagus, etika deontology menahan bahwa
setidaknya beberapa tindakan merupakan kewajiban secara moral dan terlepas dari
konsekuensi bagi kesejahteraan manusia. Penggambaran secara etika memiliki
ekspresi “tugas demi tugas”, kebajikan sebagai hadiah milik kita dan” biarkan keadilan
dilakukan meskipun langit telah jatuh”.

Etika deontology diangkat dari sebuah ide ahli filosofi yang terkenal bernama
Immanuel kant pada tahun 1724-1804 bahwa yang dikemukakan yaitu “orang yang baik
atau buruk tergantung dari motivasi tindakan itu sendiri dan tidak pada konsekuensi
kebaikan pada tindakan tersebut “. Motivasi yang dimaksud adalah apa penyebab dari
yang dia lakukan, kant berpendapat bahwa motivasi tersebut dapat menjadi moral yang
berharga hanya jika termotivasi oleh moralitas. Di lain kata jika emosi dari seseorang
atau penyebab keinginan mereka untuk melakukan sesuatu, lalu tindakan tersebut tidak
memberikan moral yang berharga maka itu terdengar aneh akan tetapi pasti ada alasan
lain mengapa dia melakukan itu.

Terdapat 2 gagasan mengenai moralitas secara etika deontology dan etika


teleological atau utilitarianisme, dimana moralitas etika deontology membutuhkan
masyarakat yang terkadang bertindak dengan mengabaikan bahkan melawan
konsekuensi yang baik contohnya dilarang untuk membunuh orang yang tidak bersalah
bahkan jika satu satunya jalan dapat mencegah kerugian besar dalam kehidupan
manusia. Secara teori teleological dengan kontras. Semua seharusnya menerima
beberapa ide yang dapat dibenarkan semua. Secara penambahan, gagasan dari etika
teleological secara umum berpikir dengan merangkul dua jenis perbedaan yang
meneruskan moralitas atau etika, etika kebajikan yang kuno atau modern
terkonsekuensi secara utlitarianisme, namun asumsi luas dari kedua bentuk tersebut
memiliki kesamaan yang dapat membuat teori deontology mengalah secara hebat
apabila tidak diatasi dengan baik, sangat sulit untuk mengancam perbedaan ide secara
fundamental antara etika deontology dan etika teleological.

Sekian dari paling banyak filosofi tergolong non eudaimonistic, dengan tergolong
eudemonistic yang artinya ide yang tidak memiliki sifat kebajikan kecuali kalau hanya
dilayani dalam keuntungan, ketertarikan mereka yang miliki, secara relative sedikit
filsafat modern yang dianggap eudemonistic. Akan tetapi etika utilitarianism dan Kantian
telah jauh dari sifat eudemonistic, mungkin yang menjadi alasan utama mengapa ini
bisa menjadi sangat nyaman untuk mengatakan bahwa kedua etika tersebut berpikir
mengenai moralitas dan terkadang menjadi suatu syarat untuk mengorbankan
ketertarikan diri sendiri. Kant tidak menyetujui adanya etika dualism yang telah
digambarkan akan tetapi dia termasuk etika dualism dalam arti yang lebih besar dari
karakter yang modern.

Kant percaya bahwa moralitas didasarkan pada alasan yang praktis murni dan
tampaknya berpendapat bahwa tidak rasional untuk bertindak dengan cara yang
bertentangan dengan moralitas dan irasional menjadi tindakan yang mengatasnamakan
immoral (tidak bermoral).

Kontrak social merupakan sumber yang paling mendasar bahwa semua itu baik,
dimana kita bergantung pada kehidupan yang baik. Pilihan kita adalah tetap tinggal oleh
ketentuan kontrak atau kembali pada keadaan alam itu sendiri, Hobbs mengemukakan
bahwa tidak ada orang yang masuk akal untuk bisa memilih. Teori kontrak social
mengemukakan bahwa pandangan moral seseorang dan politik obligasi terikat pada
kontrak atau persetujuan pada bentuk masyarakat yang tinggal

Socrates berpendapat bahwa dengan meyakinkan mengapa dia harus tetap di


penjara dalam dialog plato awal dan menerima hukuman mati bukan untuk melarikan
diri dan pergi ke pengasingan lain di kota yunani, dia secara pribadi mewujudkan
hukum Athena dan berbicara melalui suaranya dengan menjelaskan bahwa dia telah
mendapatkan obligasi helming untuk mematuhi hukum karena meeka mendapatkan
jalan kehidupannya bahkan sangat eksisten. Berikut ada 3 pola kontrak social
berdasarkan dari anggapan ahli filsafat yaitu ; Thomas Hoobs (1588-1679), John Locke
(1632-1704) dan Jean-Jacques Rousseau (1712-1778).

Menurut Thomas Hoobs ( 1588-1679) telah mengemukakan bahwa kontrak


sosial terbentuk dari dua perbedaan kontrak, pertama mereka harus setuju untuk
membangun masyarakat dengan mengumpulkan secara timbal balik meninggalkan hak
mereka terhadap satu sama lain dalam sesuai keadaan alam, kedua mereka harus
mengilhami dari satu orang atau beberapa orang dengan wewenang atau kekuatan
untuk menegakkan kontrak awal. Di lain kata untuk memastikan pelarian mereka dari
keadaan alam, keduanya harus setuju untuk hidup bersama dibawah hukum umum dan
membuat mekanisme pelaksanaan untuk kontrak social dan hukum dari konstitusi
tersebut. Menurut pendapat yang dinyatakan Thomas Hobbs bahwa moralitas, politik,
kemasyarakat dan semua yang mengikuti aspek tersebut dapat dipanggil dengan
sebutan”hidup yang serba lapang” secara murni konvensional. Sebelum membentuk
kontrak social dasar, menurut orang yang hidup bersama dan kontrak dan kontrak
untuk mewujudkan kedaulatan dengan otoritas absolut atau apabila tidak terjadi apa
apa akan menyebabkan tidak bermoral bagaimanupun juga setelah kontrak
disejahterahkan, masyarakat akan terjadi dan orang akan menjaga janjinya, bekerja
sama dengan yang lain.

Menurut John Locke (1632-1704) telah mengemukakan bahwa kondisi alam,


kondisi alam umat manusia merupakan kondisi yang sempurna dan kebebasan
sempurna untuk melakukan kehdupan seseorang menjadi salah satu yang paling
cocok, terbebas dari interferensi yang lain bagaimanapun juga kondisi tersebut memiliki
izin, dan mengakibatkan tidak bebas untuk melakukan semua yang diinginkan semua
orang bahkan untuk menghakimi kesukaan seseorang, pada kondisi alam yang tidak
memiliki kewenangan sipil atau pemerintah untuk menghukum masyarakat yang
melakukan pelanggaran hukum yang termasuk kondisi tidak memiliki moralitas.

Berdasarkan implikasi dari hukum alam, ada batasan sebagaimana besar


kepemilikan yang dia punya yang artinya kita tidak diperbolehkan untuk mengambil
lebih banyak daripada alam, dengan demikian meninggalkan yang lain tidak cukup bagi
mereka, karena alam telah diberikan untuk umat manusia demi kesamaan, karena satu
orang tidak akan mengambil lebih dari bagiannya sendiri, semua punya porsi masing
masing. Property atau kepemilikan adalah kata kunci pendapat dari John Locke untuk
kontrak social dan pemerintahan sipil karena untuk melindungi kepemilikan mereka,
termasuk kepemilikan dari tubuhnya sendiri ketika dia mencari untuk menghindari dari
dari tatanan alam.

Berbeda dengan pendapat Jean-Jacques Rosseau pada tahun 1712-1778 yang


mengkritisi pendapat John Locke mengemukakan bahwa kondisi awal menjadi salah
satu ketimpangan yang lebih jelas, beberapa memiliki kepemilikan dan lain memaksa
untuk bekerja dengan mereka dan mengembangkan pengelompokkan sosial meskipun
telah memiliki kepemilikan yang menarik untuk membuat pemerintah melindungi
property tersebut dari orang yang tidak memiliki property tersebut dan memaksa untuk
menjadi miliknya. Jadi kesimpulan dari pendapat tersebut bahwa teori yang
dikembangkan Jean-Jacques Rosseau mengemukakan bahwa kebijakan pemerintah
mensejahterahkan kontrak sosial, dimana bertujuan untuk menjamin kesetaraan dan
melindungi semua meskipun tujuan sebenarnya untuk meniadakan ketidaksetaraan
kepemilikan sangat pribadi yang telah dihasikan, di lain kata kontrak yang di klaim
menjadi ketertarikan yang sama bagi semua orang dan benar benar dalam ketertarikan
tersebut sedikit apabila menjadi lebih kuat dan lebih kaya sebagai hasil dari
perkembangan kepemilikan pribadi, ini adalah kontrak naturalisasi sosial dimana
tampilan dari Rosseau menjadi tanggapan konflik dan kompetisi dari penderitaan
masyarakat modern.

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal Essay Batch 2
    Soal Essay Batch 2
    Dokumen1 halaman
    Soal Essay Batch 2
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Meeting 1
    Meeting 1
    Dokumen8 halaman
    Meeting 1
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Bab 10
    Bab 10
    Dokumen32 halaman
    Bab 10
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Makro Bab 5 Per Terbuka
    Makro Bab 5 Per Terbuka
    Dokumen23 halaman
    Makro Bab 5 Per Terbuka
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Bab 201
    Bab 201
    Dokumen25 halaman
    Bab 201
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Kuliah MKM
    Kuliah MKM
    Dokumen119 halaman
    Kuliah MKM
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Form Wawancara
    Form Wawancara
    Dokumen6 halaman
    Form Wawancara
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Page 4
    Page 4
    Dokumen2 halaman
    Page 4
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Soal UTS HEB Page 1
    Soal UTS HEB Page 1
    Dokumen3 halaman
    Soal UTS HEB Page 1
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kel 3 HEB Edit Didi
    Tugas Kel 3 HEB Edit Didi
    Dokumen30 halaman
    Tugas Kel 3 HEB Edit Didi
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Page 2
    Page 2
    Dokumen4 halaman
    Page 2
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Punya Yudi 2
    Punya Yudi 2
    Dokumen2 halaman
    Punya Yudi 2
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Personal Refleksi
    Personal Refleksi
    Dokumen3 halaman
    Personal Refleksi
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • Page 3
    Page 3
    Dokumen2 halaman
    Page 3
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • 1212 2660 1 SM
    1212 2660 1 SM
    Dokumen10 halaman
    1212 2660 1 SM
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat
  • NNGN
    NNGN
    Dokumen38 halaman
    NNGN
    Joshua Tinambunan
    Belum ada peringkat