Anda di halaman 1dari 7

SCIENTIA J. Far.

Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020

SCIENTIA Jurnal Farmasi dan Kesehatan


Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus
Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia

10 (2) ; 217 - 223 , 2020

Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Salah Satu Klinik


Hemodialisa Di Kota Bandung
Oskar Skarayadi , Robby Ramdani dan Ambarsundari
Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Indonesia
Jl. Terusan Jend. Sudirman, Cibeber, Kec. Cimahi Sel., Kota Cimahi, Jawa Barat 40531
Email : skarayadi@gmail.com , robbyramdani@gmail.com , ambar_bams@yahoo.com

Diterima : 20-02-2020 ; Direvisi : 07-07-2020; Diterbitkan : 10-08-2020

ABSTRAK

Salah satu acuan keberhasilan terapi hemodialisis pasien gagal ginjal adalah meningkatnya kualitas hidup pasien.
Tujuan penelitian ini mengukur kualitas hidup dari penderita gagal ginjal kronik yang mendapatkan terapi
hemodialysis dengan kuesioner EQ 5D-5L yang sudah di validasi di Indonesia. Penelitian ini merupakan
penelitian non-eksperimental bersifat analitik menurut perspektif pasien dengan teknik pengumpulan data secara
prospektif. Subjek penelitian adalah seluruh pasien rawat jalan klinik hemodialisis yang masuk kategori inklusi.
Penelitian dilakukan di Klinik hemodialisis Kimia Farma di Kota Bandung. Data yang digunakan adalah data
pasien dari bulan Agustus sampai Oktober 2019. Kemudian dilakukan perhitungan persentase berdasarkan
demografi pasien, nilai indeks EQ-5D (utility) dan nilai EQ-5D VAS. Nilai utility dan EQ-5D VAS dianalisis
secara statistik dengan paired t-tes untuk melihat terjadinya perubahan kondisi yang bermakna pada bulan kesatu
dan ketiga. Hasil pengamatan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa selama 3
bulan menunjukkan bahwa persentase pasien yang bermasalah pada dimensi kemampuan berjalan turun dari
68,75% menjadi 37,5%% Pada dimensi kegiatan yang biasa dilakukan turun dari 87,5% menjadi 50 %. Pada
dimensi perawatan diri mengalami penurunan dari 43.75% menjadi 25%. Sedangkan pada dimensi rasa nyeri dan
rasa cemas masing- masing naik dari 75,40% menjadi 83%. Berdasarkan hasil uji statistik, kualitas hidup pasien
pada bulan ketiga mengalami peningkatan ini ditujukkan dengan nilai utility dan EQ-5D VAS yang mengalami
peningkatan dan menunjukkan peningkatan bermakna (nilai T hitung masing-masing -3.41 dan -1,68)
Kata kunci: Gagal Ginjal Kronik, Kualitas Hidup, Klinik Hemodialisis, EQ-5D.

ABSTRACT

One of the standards to assessing the success of hemodialysis therapy in kidney failure patients is the
improvement in the quality of life of the patients. The purpose of this study was to measure the quality of life of
patients with chronic kidney failure who received hemodialysis therapy with the 5Q-5L EQ questionnaire. This
study is an analytical non-experimental study from the perspective of patients based on prospective data collection
techniques. All subjects were hemodialysis outpatients from the inclusion categories. The study was conducted at
the Kimia Farma Hemodialysis Clinic in Bandung. The data was taken from patients from August 2019 to
October 2019. The percentage of patients were based on demographic data, the EQ-5D (utility) index value and
the EQ-5D VAS value. The utility value and EQ-5D VAS were statistically analyzed by paired t-test in order to
determine significant changes in conditions during the first and third months of treatment.
The result indicated that upon patients’ receiving 3 months of hemodialysis, it showed that the percentage of
patients with walking difficulty decreased from 68.75% to 37.5% . Difficulty in conducting normal activities also

217

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
decreased from 87.5% to 50% as did difficulty in self-care from 43.75% to 25%. However, the instances of pain
and anxiety increased from 75.40% to 83%.
Based on the results of the statistical tests, the quality of life of the patients in the third month increased. It was
indicated by the value of utility and EQ-5D VAS which increased significantly (calculated T-value are -3.41 and -
1.68 respectively)
Keywords: Chronic Kidney Failure, Quality of Life, Hemodialysis Clinic, EQ-5D.

PENDAHULUAN CKD
Penyakit ginjal kronis (CKD)
didefinisikan sebagai adanya kerusakan ginjal atau Penelitian ini dilakukan di Klinik
perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR) kurang Hemodialisa Kimia Farma Bandung. Data yang
dari 60 ml / menit / 1,73 mt2, bertahan selama 3 digunakan adalah data pasien pada periode 1
bulan atau lebih, terlepas dari Agustus – 31 Oktober 2019. Subjek penelitian
penyebabnya.(KDIGO,2013) adalah pasien gagal ginjal kronis yang
Prevalensi penyakit ginjal kronis dari mendapatkan perawatan hemodialisa di Klinik
hasil Riset Kesehatan Dasar(2) tahun 2018 adalah Hemodialisa Kimia Farma Bandung
3,8% permil, yang tertinggi adalah di Kalimantan Pasien yang dilibatkan adalah yang
Utara sebesar 6,4% per mil. Jika dibandingkan memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi
dengan Riskesdas 2013 dengan Riskesdas 2018 meliputi seluruh pasien dengan diagnosis utama
prevalensi penyakit gagal ginjal kronis di gagal ginjal kronis yang mendapatkan perawatan
ndonesia meningkat dari 2% menjadi 3,8%.(3) hemodialisa pada Bulan Agustus 2019 dan
Kualitas hidup menurun di semua tahap Oktober 2019 di Klinik Hemodialisa Kimia
penyakit ginjal.(Cruz,2011) Kualitas hidup Farma. Kriteria eksklusi meliputi dengan
menurun di semua tahap penyakit diagnosis utama gagal ginjal kronis yang tidak
ginjal.(Nankai,2013) Saat ini hemodialisis (HD) mendapatkan perawatan hemodialisa dan pasien
masih menjadi pilihan utama untuk terapi penderita penyakit selain gagal ginjal kronis.
pengganti ginjal dibandingkan Continuous Didapatkan 16 pasien yang memenuhi kriteria
Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) dan inklusi. Data kualitas hidup diperoleh dengan
transplantasi ginjal. Hemodialisis sebagai terapi metode wawancara terhadap pasien yang ditemui
pengganti ginjal dinilai dapat memperpanjang ketika kontrol di Klinik Hemodialisa Kimia Farma
hidup. Namun demikian, HD berpotensi Bandung.
menurunkan kualitas hidup penderitanya dan Kualitas hidup pasien diukur dengan
meningkatkan angka mortalitas tujuh kali lipat menggunakan kuesioner EQ-5D-5L(Reenen,2015)
bila dibandingkan populasi umum.(Kalantar,2005) versi bahasa Indonesia.(Purba,12) Pasien yang
sehingga diperlukan penelitian terhadap kualitas telah menyatakan bersedia untuk ikut sebagai
hidup pada pasien gagal ginjal kronik yang responden penelitian selanjutnya diberikan
mendapatkan terapi hemodialisa. Penelitian penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner.
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik di Pengukuran kualitas hidup dilakukan oleh satu
Indonesia masih jarang dan belum ada yang orang peneliti. Meskipun kuesioner EQ-5D
dilakukan di klinik hemodialis di luar rumah sakit. dirancang untuk dikerjakan sendiri oleh pasien
NICE merekomendasikan metode dan cukup singkat untuk digunakan dibandingkan
menggunakan EQ-5D adalah ukuran pilihan dengan pengukuran lain, namun jika tingkat
kualitas hidup terkait kesehatan pada orang pendidikan pasien cukup rendah atau kondisi
dewasa. (NICE,2013) pasien tidak memungkinkan untuk mengerjakan
Tujuan penelitian ini adalah melihat sendiri, maka pengerjaan kuesioner dilakukan
apakah ada perubahan kualitas pasien gagal ginjal dengan pendampingan.
kronis yang menjalani terapi hemodialisis Bagian pertama dari kuesioner tersebut:
mengklasifikasikan subjek ke dalam status
METODE PENELITIAN kesehatan dalam lima dimensi, yaitu kemampuan
Penelitian ini merupakan non- berjalan/ bergerak, perawatan diri, kegiatan yang
eksperimental bersifat analitik menurut perspektif biasa dilakukan, rasa kesakitan/tidak nyaman dan
pasien dengan teknik pengumpulan data secara rasa cemas/depresi. Pada tiap dimensi memiliki 5
prospektif. dengan melakukan observasi lapangan pernyataan yang berarti nilai / skor, dimana
untuk memperoleh data kualitas hidup pasien pernyataan 1 memiliki Skor tertinggi 1 artinya
218

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
subjek tidak memiliki masalah pada tiap dimensi, Wilk karena sample kurang dari 50(Aini,2019)
pernyataan 2 memiliki skor 2 artinya subjek maupun EQ-5D VAS yang diperoleh dalam
memiliki sedikitmasalah pada tiap dimensi, penelitian ini ternyata menunjukkan distribusi data
pernyataan 3 memiliki skor 3 artinya subjek yang normal, sehingga analisis statistika
memiliki masalah tingkat sedang pada tiap dilakukan dengan menggunakan uji paired t test.
dimensi, pernyataan 4 memiliki skor 4 artinya (Aini,2019)
subjek memiliki masalah tingkat parah pada tiap Pengumpulan data pasien dilakukan
dimensi, pernyataan 5 memiliki skor 5 artinya setelah mendapatkan persetujuan dari pasien
subjek tidak dapat melakukan aktivitas terkait tiap (pasien telah menandatangani lembar persetujuan
dimensi.(Feng,2015) Bagian kedua dari kuesioner pasien atau informed consent).
EQ-5D ini mencantumkan alat ukur berupa VAS
(Visual Analogue Scale) 20 cm yang mempunyai HASIL DAN PEMBAHASAN
end point berlabel “best imaginable health state” Hasil
(status kesehatan terbaik yang dapat dibayangkan) Pada penelitian ini terdapat 16 pasien yang
dan “worst imaginable health state” (status memenuhi kriteria inklusi. yang terdiri dari 10
kesehatan terburuk yang dapat dibayangkan), laki-laki (63%) dan 6 perempuan (37). Kategori
dengan skor masing-masing 100 dan 0. Kemudian usia pasien sebagian besar dalam kelompok 60-70
data dilakukan uji statistik normalitas dan uji tahun. Sebagian besar, status kerja pasien adalah
statistik data. ibu rumah tangga (38%). Mayoritas pasien 8
Dalam menganalisis ada tidaknya orang (50%) lulusan sekolah dasar, sekolah
perubahan secara bermakna antara hemodialysis menengah pertama 5 orang (31%), sekolah
bulan pertama dengan bulan ketiga, dilakukan uji menengah atas 3 orang (19%), dan 2 orang (13%)
statistik parametrik yaitu paired t-test jika data lulusan universitas. Karakteristik sosial-
terdistribusi normal atau uji statistik non- demografis dari peserta penelitian ditunjukkan
parametrik yaitu uji Wilcoxon jika data tidak pada Tabel 1.
terdistribusi normal. Setelah dilakukan uji Shapiro

Tabel 1. Data Demografi Pasien


Karakteristik n %
Jenis Kelamin Perempuan 6 37%
Laki-laki 10 63%

Usia 41-50 3 19%


51-60 5 31%
60-70 8 50%
Kisaran 49-67
Rata-Rata 57.75 ± 6.7

Jenis Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 6 38%


Pegawai Swasta 1 6%
Pensiunan 3 19%
Wiraswata 5 31%
Tidak Bekerja 1 6%

Tingkat Pendidikat SD 8 50%


SMP 5 31%
SLTA 3 19%
Perguruan Tinggi 2 13%

219

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
Persentase pasien dengan masalah di setiap tidak ada pasien (0%).
dimensi EQ-5D dilaporkan pada tabel 2. Pada data Pada data di Bulan Oktober distribusi
di Bulan Agustus distribusi pasien dengan kondisi pasien dengan kondisi tidak kesulitan adalah
tidak kesulitan adalah sebagai berikut dimensi sebagai berikut dimensi perawatan diri sebanyak
perawatan diri sebanyak 9 orang (56%), diikuti 12 orang (75%), diikuti kemampuan berjalan
kemampuan berjalan sebanyak 5 orang (31%) , sebanyak 10 orang (63%) , dimensi kegiatan yang
kemudian dimensi rasa nyeri dan dimensi rasa bisa dilakukan sebanyak 8 orang (50%), kemudian
cemas sebanyak 4 orang (25%) dan dimensi dimensi rasa nyeri dan dimensi rasa cemas
kegiatan yang bisa dilakukan sebanyak 2 orang sebanyak 3 orang (19%).
(13%).
Distribusi pasien dengan kondisi sedikit Distribusi pasien dengan kondisi sedikit
kesulitan adalah sebagai berikut dimensi rasa kesulitan adalah sebagai berikut dimensi rasa
cemas sebanyak 7 orang (44%), kemudian nyeri sebanyak 8 orang (50%), diikuti oleh
dimensi rasa nyeri dan dimensi kegiatan yang bisa dimensi kemampuan berjalan dan rasa cemas
dilakukan sebanyak 4 orang (25%), diikuti sebanyak 3 orang (19%), dimensi kegiatan yang
kemampuan berjalan sebanyak 3 orang (19%) dan bisa dilakukan sebanyak 2 orang 13%), diikuti
dimensi perawatan diri sebanyak 2 orang (13%). perawatan diri sebanyak 1 orang (6%).

Distribusi pasien dengan kondisi cukup Distribusi pasien dengan kondisi cukup
kesulitan adalah sebagai berikut dimensi kegiatan kesulitan adalah sebagai berikut dimensi rasa
yang bisa dilakukan sebanyak 5 orang (31%), cemas sebanyak 6 orang (38%), dimensi rasa
dimensi rasa nyeri sebanyak 3 orang (19%), nyeri sebanyak 4 orang (25%), kemampuan
kemudian dimensi rasa cemas dan kemampuan berjalan sebanyak 2 orang (13%), kemudian
berjalan sebanyak 2 orang (13%), dan dimensi dimensi perawatan diri sebanyak 1 orang (6%)
perawatan diri tidak ada pasien (0%). kegiatan yang bisa dilakukan tidak ada pasien
(0%).
Distribusi pasien dengan kondisi sangat
kesulitan adalah sebagai berikut kemampuan Distribusi pasien dengan kondisi sangat
berjalan sebanyak 6 orang (38%), dimensi kesulitan adalah sebagai berikut dimensi rasa
kegiatan yang bisa dilakukan sebanyak 4 orang cemas sebanyak 4 orang (25%) sedangkan
(25%), dimensi rasa nyeri dan perawatan dimensi lain tidak ada pasien.
dirisebanyak 3 orang (19%), kemudian dimensi
rasa cemas sebanyak 2 orang (13%). Pada kondisi tidak bisa dimensi kegiatan yang
bisa dilakukan sebanyak 6 orang (38%), dimensi
Pada kondisi tidak bisa dimensi rasa nyeri perawatan diri 2 orang (13%), kemampuan
dan perawatan diri 2 orang (13%), kemudian berjalan 1 orang (6%), sedangkan dimensi rasa
dimensi kegiatan yang bisa dilakukan dan rasa nyeri dan rasa cemas tidak ada pasien 0%.
cemas 1 orang (6%) dan kemampuan berjalan

Tabel 2 Respon Pasien terhadap Tiap Dimensi pada Kuesioner EQ-5D


Agustus Oktober
Dimensi TK SK CK SSK TB TK SK CK SSK TB
n % n % n % n % n % n % n % n % n % n %
Kemampuan
berjalan 5 31% 3 19% 2 13% 6 38% 0 0,00% 10 63% 3 19% 2 13% 0% 1 6%
Perawatan diri 9 56% 2 13% 0 0% 3 19% 2 13% 12 75% 1 6% 1 6% 0 0% 2 13%
Kegiatan yang
2
bisa dilakukan 13% 4 25% 5 31% 4 25% 1 6% 8 50% 2 13% 0 0% 0 0% 6 38%
Rasa Nyeri 4 25% 4 25% 3 19% 3 19% 2 13% 3 19% 9 56% 4 25% 0 0% 0 0%
Rasa Cemas 4 25% 7 44% 2 13% 2 13% 1 6% 3 19% 3 19% 6 38% 4 25% 0 0%

Keterangan: n=jumlah pasien; TK *=Tidak Kesulitan; SK= Sedikit Kesulitan; CK=Cukup Kesulitan; SSK=Sangat Kesulitan; TB= Tidak Bisa

220

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
Pada tabel 3 ditujukkan nilai EQ-5D adalah 72,35. Nilai
VAS. Dimana Nilai EQ-5D VAS di Bulan standar deviasi di Bulan Oktober adalah 15,53
Agustus 2019 dan Oktober 2019. Di Bulan sedangkan di Bulan Oktober adalah 23,24.
Agustus 2019 rata-ratanya adalah 64,06 Nilai t hitung yang didapat adalah -1,68 dan
sedangkan di Bulan Oktober nilai rata-ratanya
nilai t tabelnya adalah 2.13

Tabel 3 Nilai EQ-5D VAS

Nilai EQ-5D VAS


n Agustus Oktober Nilai Th Nilai Tt
Rata-Rata SD Rata-Rata SD
16 64,06 15,33 72,375 23,24 -1,68 2,13

Pada tabel 4 ditujukkan nilai indeks kondisi adalah 0,481. Nilai standar deviasi di Bulan
kesehatan. dimana indeks kondisi kesehatan di Oktober adalah 0,43 sedangkan di Bulan
Bulan Agustus 2019 dan Oktober 2019. Di Oktober adalah 0,45. Nilai t hitung yang
Bulan Agustus 2019 rata-ratanya adalah 0,03 didapat adalah -3,41 dan nilai t tabelnya adalah
sedangkan di Bulan Oktober nilai rata-ratanya 2.13.

Tabel 4 Nilai Indeks Kondisi Kesehatan


(Utility)
Nilai Indeks Kondisi Kesehatan
n Agustus Oktober Nilai Th Nilai Tt
Rata-Rata SD Rata-Rata SD
16 0,30 0,43 0,481 0,45 -3,41 2,13

PEMBAHASAN penelitian ini karena sebagian besar adalah


Pada demografi pasien yang dilibatkan lulusan SD (50%) dan yang paling sedikit
dalam penelitian ini. menunjukkan pasien laki- adalah lulusan perguruan tinggi (13%).
laki lebih banyak yaitu 10 orang (63%)
sedangkan perempuan 6 orang (37%). Hasil pengamatan kualitas hidup
Perbedaan jenis kelamin dapat menyebabkan pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
perbedaan pola hidup. Pola hidup seperti hemodialisa selama 3 bulan menunjukkan
merokok, mengonsumsi alkohol yang bahwa persentase pasien yang bermasalah pada
merupakan faktor risiko terjadinya penyakit dimensi kemampuan berjalan mengalami
ginjal yangditemukan lebih banyak pada laki- penurunan dari 68,75% menjadi 37,5%, hal ini
laki dibandingkan perempuan.(Chang,2016) sesuai dengan mengaitkan dengan lama
Rentang umur pasien penderita gagal ginjal menjalani HD dan mendapati pasien yang
kronik paling banyak pada rentang usia 60 menjalani HD >8 bulan memiliki domain
tahun sampai 70 tahun yaitu berjumlah 18 kesehatan fisik lebih tinggi dibandingkan yang
orang (50%) karena usia lebih dari 40 tahun menjalani HD <8 bulan.(Rayner,2014) korelasi
terjadi penurunan bersihan kreatinin yang positif, baik komponen fisik maupun
0,75mL/menit/tahun. (Mallappalil,2014) mental dengan komponen yang berkaitan
Seiring meningkatnya tingkat dengan penyakit ginjal. Pada dimensi kegiatan
pendidikan jumlah peserta yang biasa dilakukan persentasi pasien yang
menurun.(Yang,2015) Hal ini sesuai dengan bermasalah mengalami penurunan dari 87,5%
menjadi 50 %. Pada dimensi kegiatan yang
221

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
biasa dilakukan mengalami penurunan dari
87,5% menjadi 50. Hemodialisis akan Aini, N, 2019. Biostatistika dan Aplikasi
meningkatkan kemampuan untuk melakukan Program, Literasi Nusantara, Malang,
kegiatan sehari-hari jika melanjutkan 80.
hemodialisis.(Wu,2004) Hal ini juga terlihat
pada dimensi perawatan diri mengalami Badan Penelitian dan Pengembangan
penurunan jumlah pasien yang bermasalah dari Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,
44 % menjadi 25%. Pada dimensi rasa cemas 2013, Riset kesehatan dasar
dan rasa cemas mengalami kenaikan menjadi (Riskesdas), Kementerian Kesehatan
81% % dari 75 % . Pada domain nyeri dan RI, 88-90.
domain rasa cemas cenderung memiliki
masalah dibandingkan dengan domain lain. Badan Penelitian dan Pengembangan
(Rattanachotphanit, 2018). Utilitas pada pasien Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,
hemodialisis menggunakan EQ-5D-5L yang 2018, Riset kesehatan dasar
menunjukkan skor lebih rendah pada dimensi (Riskesdas), Kementerian Kesehatan
nyeri dan dimensi kecemasan. (Yuhara, 2020). RI.
Dimensi rasa cemas tidak berpengaruh pada
kualitas hidup karena dimensi ini tidak KDIGO, 2013, Chapter 1: Definition and
berkorelasi dengan nilai domain psikologik. classification of CKD. Kidney Int Suppl
(Mann,2002).. Rasa sakit adalah masalah utama (2011), Jan;3(1):19-62
yang mempengaruhi kualitas hidup pasien. ( El
Harraqui,2014). Cruz, M. C., Andrade, C., Urrutia, M., Draibe,
Kualitas hidup meningkat S., Nogueira-Martins, L. A., & Sesso,
dibandingkan sebelumnya hal ini sesuai dengan R. de C. C., 2011, Quality of life in
penelitian Mann (Mann,2002) dimana pasien patients with chronic kidney disease.
dengan adekuasi HD lebih tinggi memiliki Clinics, 66(6), 991–995.
kualitas hidup lebih baik terjadi peningkatan
nilai indeks kondisi kesehatan dan nilai EQ-5D. Chang, P.,Chien, L., Lin Y. F., Wu,M. S.,
Peningkatan nilai indeks kondisi Chiu,W. T. &Chiou,H. Y., 2016, Risk
kesehatan bermakna nilai T hitung (-3.41) Factors of Gender for Renal
lebih kecil dari T table (2,31). Peningkatan nilai Progression in Patients with Early
indeks kondisi kesehatan bermakna nilai T Chronic Kidney Disease, Medicine
hitung (-1.68) lebih kecil dari T tabel (2,31). ,Baltimore,95, 4203.

KESIMPULAN El Harraqui R, Abda N, Bentata Y, Haddiya I.,


2014, Evaluation and analysis of pain in
Hasil pengamatan kualitas hidup pada chronic
pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialysis. Nephrologie &
hemodialisa selama 3 bulan menunjukkan Therapeutique 10(7):500-506
bahwa persentase pasien yang bermasalah pada
kemampuan berjalan, dimensi kegiatan yang Feng. Y., 2015, Assessing the health of the
biasa dilakukan dan dimensi perawatan diri general population in England: how do
mengalami penurunan. Sedangkan pada the three- and five-level versions of
dimensi rasa nyeri dan rasa cemas mengalami EQ-5D compare, Health and Quality of
kenaikan. Studi ini memberikan gambaran Life Outcomes, 13, 171.
untuk berbagai keadaan kesehatan pada pasien
dengan dimensi yang terkait dengan kualitas Kalantar-Zadeh, Kamyar, Unruh M.,
hidup sehingga intervensi dapat dikembangkan 2005,Health related quality of life in
oleh tenaga profesional kesehatan untuk patients with chronic kidney disease,
meningkatkan kualitas hidup pasien penyakit International urology and nephrology
ginjal stadium akhir. 367-378

DAFTAR PUSTAKA Mallappallil, M. &Friedman, E.A., 2014,

222

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
Chronic Kidney Disease in the Elderly: Patterns Study (DOPPS). American
Evaluation and Management. Clinical Journal of Kidney Diseases, 64(1), 86–
Practice,11;525 –535. 94.

Manns BJ, Johnson JA, Taub K, Mortis G, Reenen, M., 2015, EQ-5D-3L User guide: basic
Ghali WA, Donaldson C.,2002, information on how to use the EQ-5D-
Dialysis adequacy and health related 3L instrument, EuroQol Group, 7-22
quality of life in hemodialysis patietns.
ASAIO J, 48(5),565-9. NICE, 2013 The reference case | Guide to the
methods of technology appraisal 2013
Nankai S, Watanabe Y, Masakane I, Wada A, | Guidance | NICE [Internet]. NICE;
Shoji T, Hasegawa T, et al. Overview [cited 2020 Apr 14]. Available from:
of regular dialysis treatment in japan https://www.nice.org.uk/process/pmg
(as of 31 December 2011).,2013, 9/chapter/the-reference-case.
Therapeutic Apheresis and
Dialysis,17(6):567-611
Yang F, Griva K, Lau T, et al., 2015, Health-
Purba, F. D., Hunfeld, J. A. M., Iskandarsyah, related quality of life of Asian
A., Fitriana, T. S., Sadarjoen, S. S., patients with end-stage renal disease
Ramos-Goñi, J. M., … Busschbach, J. (ESRD) in Singapore, Qual Life Res.,
J. V., 2017, The Indonesian EQ-5D-5L 24:2163–2171.
Value Set. PharmacoEconomics,
35(11), 1153–1165.
N, A, Yuhara, Kristina S, A,.2020. Quality of
Rattanachotphanit, T. Waleekhachonloet, O. life among patients undergoing
Chanasopon, S., 2018, Quality of life hemodialysis in Yogyakarta.
and utilities of end stage renal disease International Medica Journal. Volume
patients undergoing dialysis, IJPS Vol. 25, Issue 05
14 No. 4, 88-98
Rayner, H. C., Zepel, L., Fuller, D. S., Wu, A. W. (2004). Changes in Quality of Life
Morgenstern, H., Karaboyas, A., during Hemodialysis and Peritoneal
Culleton, B. F., Robinson, B. M. 2014, Dialysis Treatment: Generic and
Recovery Time, Quality of Life, and Disease Specific Measures. Journal of
Mortality in Hemodialysis Patients: the American Society of Nephrology,
The Dialysis Outcomes and Practice 15(3), 743–753.

223

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee

Anda mungkin juga menyukai