Anda di halaman 1dari 28

GULMA

Oleh :

NABIL SYIFA
2004290106
AGROTEKNOLOGI C-1

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunianya yang telah diberikan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum Dasar Perlindungan Tanaman. Dalam menyelesaikan laporan ini penulis
banyak menemui hambatan. Namun atas petunjuk Allah SWT dan bantuan teman,
penulis dapat menyelesaikan laporan ini sebagaimana mestinya

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ayahanda dan Ibunda yang telah membesarkan dan mendidik penulis hingga
dapatseperti ini.
2. Ibu Assoc. Prof. Ir. Efrida Lubis, M.P. Sebagai dosen penanggung jawab
Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Kak Rini Susanti, S.P.,M.P. Sebagai asisten dosen Dasar Perlindungan
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Abangda Rendi Priel Laksana sebagai asisten dosen Dasar Perlindungan
TanamanFakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Abangda Abdilah Ihza Mahendra sebagai asisten dosen Dasar Perlindungan
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, dimana masih
banyak kekurangan. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan.

Medan, 20 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Judul Halaman

COVER

KATA PENGANTAR .............................................................................. I

DAFTAR ISI............................................................................................. Ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv

PENDAHULUAN .................................................................................... 1

Latar Belakang ............................................................................ 1

Tujuan Praktikum........................................................................ 1

Kegunaan Praktikum................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3

Penyakit tanaman ....................................................................... 3

Babadotan (Ageratum conyzoides L) .......................................... 3

Klasifikasi dan biologi....................................................... 3

Siklus hidup ....................................................................... 4

Gejala serangan ................................................................. 4

Cara pengendalian ............................................................. 4

Putri Malu (Mimosa pudica, Linn) .......................................... 6

Klasifikasi dan biologi....................................................... 6

Ilalang (Imperata cylindrica)...................................................... 7

Klasifikasi dan biologi....................................................... 7

Siklus hidup ............................................................................ 8

Gejala serangan ................................................................. 8


Cara pengendalian ............................................................. 9

Rumput teki (Cyperus rotundus L) ............................................. 9

Klasifikasi dan biologi....................................................... 9

Siklus hidup ........................................................................... 10

ii
Gejala serangan ................................................................. 11

Cara pengendalian ............................................................. 11

PELAKSANAAN PRAKTIKUM ............................................................ 13

Tempat dan Waktu ...................................................................... 13

Bahan dan Alat............................................................................ 13

Cara Kerja ................................................................................... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 14

Hasil ........................................................................................... 14

Pembahasan................................................................................. 16

KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 18

Kesimpulan ................................................................................. 18

Saran ........................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 19

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Babadotan.............................................................................. 3

Gambar 1.2 Putri malu ........................................................................... 6

Gambar 1.3 Ilalang.................................................................................... 7

Gambar 1.4 Rumput teki ........................................................................... 9

iv
PENDAHULUAN

Keberadaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dalam aktivitas

budidaya tanaman perlu dikendalikan secara berkelanjutan dengan tujuan dapat

mengurangi dampak serangannya pada tingkat yang tidak merugikan secara

ekonomi. Apabila OPT tidak dikendalikan maka dapat menyebabkan terjadinya

penurunan kuantitas maupun kualitas hasil tanaman pertanian (Tampubolon dkk,

2018).

Gulma berinteraksi dengan tanaman melalui persaingan untuk

mendapatkan satu atau lebih faktor tumbuh yang terbatas, seperti cahaya, hara,

dan air. Tingkat persaingan bergantung pada curah hujan, varietas, kondisi tanah,

kerapatan gulma, lamanya tanaman, pertumbuhan gulma, serta umur tanaman saat

gulma mulai bersaing (Noeriwan dan Soerjandono, 2015).

Kehadiran gulma di sepanjang siklus hidup tanaman budidaya tidak selalu

berpengaruh negatif. Terdapat suatu periode ketika gulma harus dikendalikan dan

terdapat periode ketika gulma juga dibiarkan tumbuh karena tidak mengganggu

tanaman (Hendrival dkk, 2014).

Muncul dan berkembangnya jenis-jenis gulma dalam suatu lahan pertanian

selain dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah dan sifat biologi jenis gulma sendiri,

juga ditentukan oleh sistem pola tanam, pengolahan tanah dan cara pengendalian

(Umiyati, 2017).

Tujuan Praktikum

Agar mengetahui cara pengendalian yang paling efektif dari jenis hama tersebut.

1
Kegunaan Praktikum

1. Sebagai syarat dalam mengikuti mata kuliah praktikum dasar perlindungan

tanaman.

2. Sebagai sarana pembelajaran mengenai cara perlindungan tanaman dan

mengenali jenis jenis hama, penyakit dan gulma yang dapat menyerang

tanaman.

2
TINJAUAN PUSTAKA

Gulma

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh liar pada lahan budidaya atau

tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya dan menimbulkan kerugian

sehingga perlu dikendalikan (Isda dkk, 2013).

Babadotan (Ageratum conyzoides L)

Klasifikasi dan biologi

Gambar 1.1 babadotan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae
3
Marga : Ageratum

Spesies : Ageratum conyzoides L

Babadotan merupakan gulma berdaun lebar yang mudah menyesuaikan

diri dengan berbagai kondisi lingkungan dan mengandung senyawa alelokimia

seperti alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, sulfur dan tanin yang dapat

menekan pertumbuhan tanaman yang ada di sekitarnya (Rana dkk, 2020).

Siklus hidup

Tumbuhan gulma ini termasuk jenis gulma annual dilihat dari siklus

hidupnya. Kelompok gulma ini hanya mampu menyelesaikan siklus hidupnya

dalam satu tahun atau semusim. Gulma semusim ini umumnya menghasilkan

banyak biji dan membutuhkan kondisi lingkungan yang khusus untuk dapat

melanjutkan hidupnya (Widayanti, 2019).

Gejala serangan

Kemampuan daun bandotan (Ageratum conyzoides) sebagai alelopati

diidentifikasikan karena adanya 3 phenolic acid yaitu gallic acid, counmalic acid

dan protocatechuic acid, yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa gulma

pada tanaman padi (Muhabbibah dan Aini, 2018).

Cara pengendalian

Petani mengendalikan alang-alang secara manual, aman dan tidak

mencemari lingkungan tetapi tidak tuntas, sehingga menghabiskan waktu 168 hari

orang kerja untuk membabat, membakar dan mencangkul. Cara mekanik (bajak

4
ternak dan mesin) dapat juga dianjurkan namun sebelumnya menghendaki

pembabatan serta menghendaki lahan luas dan relatif datar (Juarsah, 2015).

Penggunaan herbisida ternyata paling efektif, praktis dan

menguntungkan dalam mengendalikan gulma alang-alang. Salah satu

herbisida yang digunakan untuk mengendalikan Alang-alang adalah herbisida

glifosat. Herbisida ini bersifat sistemik dan non selektif (Anwar dkk, 2015).

Putri Malu (Mimosa Pudica, Linn)

Klasifikasi dan biologi

Gambar 1.2 putri malu

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Mimosoideae

Ordo : Fabales

5
Famili : Fabaceae/Mimosaseae

Genus : Mimosa

Spesies : Mimosa pudica, Linn.

Tumbuhan putri malu memiliki nama yang berbeda pada masing-masing

daerah. Tanaman putri malu ini merupakan tanaman yang sensitif, karena jika

tersentuh daun putri malu akan menutup. Tanaman ini memiliki bunga berwarna

merah muda dan berbentuk bulat. Daun putri malu menyirip dan bertepi rata

dengan panjang 1-1,5 cm dan lebar 3mm, dengan permukaan yang berbulu.

Daunnya tersusun majemuk, berbentuk lonjong dengan ujung yang lancip.

Tumbuhan putri malu memiliki akar tunggang berwarna putih kekuningan dengan

diameter akar tidak lebih dari 5 mm. Batang putri malu berbentuk bukat, berbulu,

dan berduri (Kumar et al., 2014).

Ilalang (Imperata cylindrica)

Klasifikasi dan biologi

Gambar 1.3 ilalang

6
Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Super Ordo : Lilianae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Imperata Cirillo

Spesies : Imperata Cylindrica (L.)

Alang-alang (Imperata cylindrica L.Beauv) merupakan rumput yang

tumbuh secara liar, dan tersebar luas dihutan, sawah, kebun atau pekarangan

rumah dan lingkungan terbuka lainnya (Atien, 2018)

Siklus hidup

Alang alang (Imperata cylindrica L) merupakan tumbuhan dari family

Gramineae. Tumbuhan ini mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah

tumbuh di mana mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para petani.

Gulma alang alang dapat bereproduksi secara vegetatif dan generatif atau tumbuh

pada jenis tanah yang beragam (Amin dan Muhammad Rusydi, 2019).

Gejala serangan

7
Alang alang (Imperata cylindrica L.) menyaingi tanaman lain dengan

mengeluarkan senyawa beracun dari akarnya dan dari pembusukan bagian

vegetatifnya. Senyawa yang dikeluarkan dari bagian tersebut adalah golongan

fenol. Dengan senyawa tersebut alang alang mempunyai kemampuan bersaing

yang lebih hebat sehingga pertumbuhan tanaman pokoknya lebih terhambat, dan

hasilnya semakin menurun (Izah, 2015).

Cara pengendalian

pengendalian rumput dan ilalang ketika usia tanaman padi masih muda

adalah menjadi sangat penting, dimana sering dilakukan dengan menggunakan

landak (bahasa jawa, red) atau dengan tangan (mencabut) (Surjadi, 2017).

Ilalang di gawangan dan piringan efektif dikendalikan secara kimia

dengan teknik sesuai dengan populasi ilalang yang ada. Gulma rumput di piringan

dapat dikendalikan baik secara manual maupun kimia. Gulma berkayu dapat

dikendalikan dengan metode dongkel anak kayu (Danu dan Rizki Akbar, 2019).

Rumput teki (Cyperus rotundus L)

Klasifikasi dan biologi

Gambar 1.4 rumput teki


8
Kingdom : Plantae

Subkingdom :Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus rotundus L.

Mempunyai ciri morfologi (a) Akar serabut yang tumbuh menyamping

dengan membentuk umbi yang banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas, umbi

tidak tahan kering selama 14 hari di bawah sinar matahari maka daya tumbuhnya

akan hilang (b) Batang tumbuh tegak, berbentuk tumpul atau segitiga (c) Daun

berbentuk garis, mengelompok dekat pangkal batang, terdiri dari 4-10 helai,

pelepah daun tertutup tanah, helai daun berwarna hijau mengkilat (d) Bunga bulir

tunggal atau majemuk, mengelompok atau membuka, berwarna coklat,

mempunyai benang sari tiga helai, kepala sari kuning cerah, tangkai putik

bercabang tiga (e) Tinggi dapat mencapai 50 cm (Amalia dkk, 2014).

Siklus hidup

9
Siklus hidupnya sepanjang tahun, cara perkembangbiakannya dengan

umbi, biji. Masa tanaman dewasa dari 21 sampai 56 hari, merupakan tanaman C4,

umbi dapat tahan hidup hingga beberapa tahun (Baroroh, 2018).

Gejala serangan

Rumput teki (Cyperus rotundus) menyebabkan menurunnya hasil panen yang

disebabkan adanya persaingan unsur hara tanah. Gulma dan tumbuhan bersaing

untuk memperoleh unsu hara , air dan cahaya matahari dengan bergantung pada

densitas gulma yang berpengaruh terhadap penurunan hasil tanaman dimana

dengan semakin tingginya densitas maka hasil tanaman akan semakin menurun,

jenis gulma, varietas tanaman dan tingkat pemupukan (Cahayani, 2019).

Cara pengendalian

Pada saat ini alternatif pengendalian gulma yang berwawasan lingkungan

sedang marak dilakukan. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan mencari

potensi senyawa golongan fenol dari tumbuhan lain sehingga dapat dimanfaatkan

sebagai bioherbisida. Selain itu efek dari bioherbisida ini tidak terkena secara

langsung terhadap tanaman budidaya dan mempunyai peluang kecil untuk

menyebabkan pencemaran (Riskitavani dan Purwani, 2013).

Teknik pengendalian gulma terbagi menjadi: pencegahan, pengendalian

gulma secara fisik, pengendalian gulma secara biologis, dan pengendalian gulma

secara kimiawi. Pengendalian secara mekanik berupa penyiangan menggunakan

alat dan pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan herbisida paling

sering digunakan oleh petani. Salah satu pengendalian gulma yang dinilai efektif

adalah pengendalian secara kimia menggunakan herbisida. Penggunaan herbisida

10
harus dilakukan secara bijak dan sesuai agar tidak menimbulkan pencemaran

lingkungan serta keracunan pada manusia dan organisme di luar target (Umiyati

dkk, 2020).

11
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Tempat dan waktu

Pelaksanaan praktikum dasar perlindungan tanaman tentang gulma

dilaksanakan pada hari selasa tanggal 05 Januari 2021. Praktikum di langsungkan

melalui media zoom meeting dirumah masing masing.

Bahan dan alat

Bahan yang digunakan yaitu babadotan (Ageratum conyzoides L), bayam

duri (Amaranthus spinosus L), ilalang (Imperata cylindrica (L)), rumput teki

(Cyperus rotundus L), dan pakisan (Nephrolepis exaltata).

Cara kerja

Para praktikan mempersiapkan bahan yang telah ditetapkan oleh dosen

penanggung jawab. Dosen akan menjelaskan tentang gulma dan hewan yang telah

disiapkan. Para praktikan dapat memahami dan menyesuaikannya dengan hewan

yang telah disiapkan.

12
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh disekitaran tanaman budidaya yang

kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil

yang bisa dicapai oleh tanaman produksi dan juga menjadi sarang hama dan

penyakit.

Alelopati didefinisikan sebagai suatu fenomena alam dimana suatu

organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu senyawa biomolekul (disebut

alelokimia) ke lingkungan dan senyawa tersebut memengaruhi perkembangan dan

pertumbuhan organisme lain di sekitarnya.

tumbuhan adalah organisme eukariota multiseluler yang tergolong ke

dalam kerajaan Plantae. Di dalamnya terdiri atas beberapa klad yakni, tanaman

berbunga, Gymnospermae atau Tumbuhan berbiji terbuka, Lycopodiopsida, paku-

pakuan, lumut, serta sejumlah alga hijau.

tanaman adalah beberapa jenis organisme yang dibudi dayakan pada suatu

ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap

pertumbuhan tertentu.

Herbisida Biologi (Bioherbisida) merupakan pengendalian gulma secara

bilogis yaitu suatu cara pengendalian gulma dengan mempergunakan organisma

hidup.

13
Manfaat gulma Melindungi tanah dari erosi, menyuburkan tanah, sebagai

inang pengganti predator serangga hama atau pathogen, parasitoid serangga hama,

dan sebagai Trap Crop

Kerugian adanya gulma yaitu

1. Persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan

berproduksi, terjadi persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur hara

dari tanah, cahaya dan ruang lingkup.

2. Pengotoran kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh

biji-biji gulma.

3. Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun

bagi tanaman yang lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.

4. Gangguan kelancaran pekerjaan para petani, misalnya adanya duri-duri

Amaranthus spinosus, Mimosa spinosa di antara tanaman yang

diusahakan.

5. Perantara atau sumber penyakit atau hama pada tanaman, misalnya Lersia

hexandra dan Cynodon dactylon merupakan tumbuhan inang hama ganjur

pada padi.

6. Gangguan kesehatan manusia, misalnya ada suatu gulma yang tepung

sarinya menyebabkan alergi.

7. Kenaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga

dan waktu dalam pengerjaan tanah, penyiangan, perbaikan selokan dari

gulma yang menyumbat air irigasi.

8. Gulma air mngurangi efisiensi sistem irigasi, yang paling mengganggu dan

tersebar luas ialah eceng gondok (Eichhornia crssipes). Terjadi

14
pemborosan air karena penguapan dan juga mengurangi aliran air.

Kehilangan air oleh penguapan itu 7,8 kali lebih banyak dibandingkan

dengan air terbuka. Di Rawa Pening gulma air dapat menimbulkan pulau

terapung yang mengganggu penetrasi sinar matahari ke permukaan air,

mengurangi zat oksigen dalam air dan menurunkan produktivitas air.

9. Dalam kurun waktu yang panjang kerugian akibat gulma dapat lebih besar

daripada kerugian akibat hama atau penyakit. Di negara-negara sedang

berkembang (Indonesia, India, Filipina, Thailand) kerugian akibat gulma

sama besarnya dengan kerugian akibat hama.

pengendalian alang-alang dapat dilakukan dengan teknik perebahan, mekanis,

kultur teknis, kimia dan terpadu.

Pembahasan

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh liar pada lahan budidaya atau

tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya dan menimbulkan kerugian

sehingga perlu dikendalikan.

Kelompok gulma babdotan hanya mampu menyelesaikan siklus hidupnya

dalam satu tahun atau semusim. Kemampuan daun bandotan (Ageratum

conyzoides) sebagai alelopati diidentifikasikan karena adanya 3 phenolic acid

yaitu gallic acid, counmalic acid dan protocatechuic acid, yang dapat

menghambat pertumbuhan beberapa gulma pada tanaman padi

Tumbuhan ilalang mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah

tumbuh di mana mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para petani.

Gulma alang alang dapat bereproduksi secara vegetatif dan generatif atau tumbuh

15
pada jenis tanah yang beragam. Alang alang (Imperata cylindrica L.) menyaingi

tanaman lain dengan mengeluarkan senyawa beracun dari akarnya dan dari

pembusukan bagian vegetatifnya.

Rumput teki Siklus hidupnya sepanjang tahun, cara perkembangbiakannya

dengan umbi, biji. Masa tanaman dewasa dari 21 sampai 56 hari, merupakan

tanaman C4, umbi dapat tahan hidup hingga beberapa tahun. Rumput teki

(Cyperus rotundus) menyebabkan menurunnya hasil panen yang disebabkan

adanya persaingan unsur hara tanah.

Daur Hidup Tumbuhan Paku Homospora Secara singkat alur daur hidup

tumbuhan paku meliputi spora masak keluar dari sporofit – protalium – protalium

membentuk arkegonium dan anteridium – sperma membuahi ovum dengan media

air – terbentuk zigot – sporofit ( paku dewasa) – sporofit menghasilkan spora.

Pakis-pakisan ini akan merugikan tumbuhan pokok, karena dapat mengambil zat

hara yang terdapat pada tumbuhan inang.

16
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh disekitaran tanaman budidaya yang

kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan

hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi dan juga menjadi sarang

hama dan penyakit.

2. Alelopati didefinisikan sebagai suatu fenomena alam dimana suatu

organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu senyawa biomolekul

(disebut alelokimia) ke lingkungan dan senyawa tersebut memengaruhi

perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di sekitarnya.

3. tumbuhan adalah organisme eukariota multiseluler yang tergolong ke


dalam kerajaan Plantae.
4. tanaman adalah beberapa jenis organisme yang dibudi dayakan pada suatu

ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap

pertumbuhan tertentu.

5. Herbisida Biologi (Bioherbisida) merupakan pengendalian gulma secara

bilogis yaitu suatu cara pengendalian gulma dengan mempergunakan

organisma hidup.

Saran

Saran saya apa bila ingin melakukan pengendalian pada gulma ini, untuk

tidak menggunakan bahan bahan kimia karena dapat memberikan dampak negatif

pada hama dan juga lingkungan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Tampubolon, K., Sihombing, F. N., Purba, Z., Samosir, S. T. S., & Karim, S.

(2018). Potensi metabolit sekunder gulma sebagai pestisida nabati di

Indonesia. Kultivasi, 17(3), 683-693.

Soerjandono, N. B. (2005). Teknik pengendalian gulma dengan herbisida

persistensi rendah pada tanaman padi. Buletin Teknik Pertanian, 10(1), 5-

8.

Hendrival, H., Wirda, Z., & Azis, A. (2014). Periode kritis tanaman kedelai

terhadap persaingan gulma. Jurnal Floratek, 9(1), 6-13.

Umiyati, U. (2016). Sinergisme campuran herbisida klomazon dan metribuzin

terhadap gulma. Agrijati Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian, 1(1).

Isda, M. N., Fatonah, S., & Fitri, R. (2013). Potensi Ekstrak Daun Gulma

Babadotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap Perkecambahan dan

Pertumbuhan Paspalum conjugatum Berg. Al-Kauniyah: Jurnal

Biologi, 6(2), 120-125.

Rana, D. C. E., Rondonuwu, S., & Koneri, R. (2020). Pemberian Ekstrak Daun

Kiara Payung (Filicium decipiens (Wight dan Arn.) Thwaites) sebagai

Bioherbisida terhadap Pertumbuhan Gulma Babadotan (Ageratum

conyzoides L.). JURNAL BIOS LOGOS, 10(2), 41-47.

Widayanti, N. N. (2019). Pengaruh Pemberian Pupuk Hijau Cair Gulma

Terhadap Fraksi Serat Rumput Gajah Varietas Taiwan (Pennisetum

18
Purpureum Cv. Taiwan) Pada Umur Potong Yang Berbeda (Doctoral

dissertation, Universitas Mercu Buana Yogyakarta).

Muhabbibah, D. N. A. (2009). Pengaruh jenis dan konsentrasi ekstrak gulma

terhadap perkecambahan beberapa biji gulma (Doctoral dissertation,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Juarsah, I. (2015). Teknologi pengendalian gulma alang-alang dengan tanaman

legum untuk pertanian tanaman pangan. Jurnal Agro, 2(1), 29-38.

Anwar, R., & Aryani, F. (2017). Pengaruh penambahan fermentasi air kelapa

terhadap efektifitas glifosat dalam membunuh alang-alang (Imperata

cylindra L.). Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya

Perairan, 13(1), 17-21.

Siregar, E. N., Nugroho, A., & Soelistyono, R. (2017). Uji alelopati ekstrak umbi

teki pada gulma bayam duri (Amaranthus spinosus l.) dan pertumbuhan

tanaman jagung manis (Zea mays l. saccharata). Jurnal Produksi

Tanaman, 5(2).

Anggria, Y. (2019). RESPON PERKECAMBAHAN BENIH SEMANGKA,

KEDELAI DAN JAGUNG AKIBAT PEMBERIAN BEBERAPA JENIS

EKSTRAK GULMA (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah

Malang).

Yohana, S. P., & Nugroho, A. (2020). Pengaruh Ekstrak Seresah Daun Mangga

(Mangifera indica L. var. Arumanis) pada Gulma Bayam Duri

(Amaranthus spinosus L.). Jurnal Produksi Tanaman, 8(1).

19
Hasanah, S. N., Wardoyo, E. R. P., & Mukarlina, M. AKTIVITAS EKSTRAK

ETANOL KULIT BUAH JENGKOL (Pithecellobium jiringa (Jack)

Prain.) SEBAGAI BIOHERBISIDA GULMA BAYAM DURI

(Amaranthus spinosus L.) DAN RUMPUT PAITAN (Paspalum

conjugatum Berg.). Protobiont, 8(3).

Amin, M. R. (2019). Pengaruh pemberian ekstrak Alang-alang (Imperata

cylindrica L.), Teki (Cyperus rotundus L.), dan Bandotan (Ageratum

conyzoides L.) terhadap gulma di lahan tanaman Cabai Rawit

(Capsicum frutescens L.) Desa Belung Kecamatan Poncokusumo

Kabupaten Malang (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim).

Izzah, L. (2009). Pengaruh ekstrak beberapa jenis gulma terhadap

perkecambahan biji jagung (Zea mays L.) (Doctoral dissertation,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Surjadi, E. (2017, September). Penerapan Teknologi Dalam Upaya Membantu

Proses Pengendalian Gulma Pada Tanaman Padi. In Seminar Nasional

Teknologi dan Informatika 2017. Muria Kudus University.

Danu, R. A. (2019). ANALISIS VEGETASI DAN DOSIS HERBISIDA Metil

Metsulfuron 20% UNTUK MENGENDALIKAN GULMA DI

PERKEBUNAN BESAR KELAPA SAWIT (Elais gueneensis Jacq.) YANG

SUDAH MENGHASILKAN (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).

Amalia, D. R., Zaman, B., & Hadiwidodo, M. (2014). Pengaruh Jumlah Koloni

Rumput Teki (cyperus Rotundus L.) pada Media Tanah Tpaterhadap

20
Penurunan Konsentrasi Bod dan Cod dalam Lindi (Studi Kasus Tpa

Jatibarang–Semarang) (Doctoral dissertation, Diponegoro University).

Baroroh, N. (2018). Pengaruh herbisida nabati ekstrak daun rumput bambu

(Lophaterum gracile B.) terhadap pertumbuhan gulma Echinochloa

crusgalli, Ageratum conyzoides, dan Cyperus rotundus (Doctoral

dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Cahayani, F. I. (2019). Potensi ekstrak daun Suren (Toona sureni Merr.) sebagai

bioherbisida terhadap pertumbuhan gulma Rumput Teki (Cyperus

rotundus L.) dan Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.) (Doctoral

dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Riskitavani, D. V., & Purwani, K. I. (2013). Studi potensi bioherbisida ekstrak

daun ketapang (Terminalia Catappa) terhadap gulma rumput teki

(Cyperus rotundus). Jurnal Sains dan Seni ITS, 2(2), E59-E63.

Umiyati, U., Widayat, D., Kurniadie, D., & Gumiwang, G. (2020). Herbisida

penoksulam 25 g/L sebagai pengendali gulma teki dan daun lebar pada

budidaya padi sawah sistem tanam pindah. Kultivasi, 19(2), 1105-1113.

Maslaha, V. I., Musyaddad, K., & Nuraida, N. (2020). IDENTIFIKASI JENIS

GULMA PADA LAHAN PERKEBUNAN KOPI (Coffea) DAN PINANG

(Areca Catechu) BRAM ITAM KUALA TUNGKAL (Doctoral dissertation,

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).

Admin. (2018, Agustus). idschool. Retrieved Januari 2020, from id.school.com: 1.

https://idschool.net/sma/daur-hidup-tumbuhan-

21
paku/#:~:text=Daur%20Hidup%20Tumbuhan%20Paku%20Homospora,-

Tumbuhan%20paku%20homospora&text=Secara%20singkat%20alur%2

0daur%20hidup,dewasa)%20%E2%80%93%20sporofit%20menghasilka

n%20spora.

Rahmadi, R., Awaluddin, A., & Itnawita, I. (2014). Pemanfaatan Limbah Padat

Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Tanaman Pakis-Pakisan Untuk

Produksi Kompos Menggunakan Aktivator EM-4 (Doctoral dissertation,

Riau University).

Pamungkas, H. (2017). Efikasi Herbisida Isopropilamina Glifosat Dalam

Mengendalikan Gulma Perkebunan Karet (Hevea Brasiliensis) Belum

Menghasilkan.

Iqbal, M., Mawarni, L., & Purba, E. (2018). Pengendalian Gulma Dengan

Saflufenacil Secara Tunggal dan Campuran pada Pertan: Weed Control

With Saflufenacil Singly and Mixture in Immature Oil Palm on Peat

Land. Jurnal Online Agroekoteknologi, 6(3), 592-598.

22
23

Anda mungkin juga menyukai