Anda di halaman 1dari 7

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.

1, Maret 2016: 15-21 ISSN 1907-1744 (Cetak)


ISSN 2410-1500 (Online)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT SEBAGAI UPAYA


MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DASAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPA

Astuti Wijayanti
Program Studi Pendidikan IPA FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta
Email: astuti.wijayanti@ustjogja.ac.id

Abstrak. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di Prodi Pendidikan IPA UST untuk mengetahui
peningkatan pemahaman konsep Fisika Dasar dan partisipasi mahasiswa Pendidikan IPA dengan menggunakan
model pembelajaran TGT. Untuk mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT
digunakan lembar observasi mahasiswa dan dosen. Instrumen yang digunakan meliputi lembar observasi aktivitas
dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar tim dan lembar tes (postest). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran Fisika Dasar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan partisipasi mahasiswa pendidikan IPA.

Kata Kunci: pemahaman konsep, partisipasi mahasiswa, model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Abstract. Classroom Action Research held in Science Education UST to find an improved understanding of the
concept of Basic Physics and Science Education student participation using TGT learning model. To observe the
process of learning using TGT learning model used observation sheet of students and lecturers . Instruments used
include observation sheet activities of faculty and students in learning activities team and a test sheet (posttest). The
results showed that the learning Physics using cooperative learning model TGT can improve understanding of the
concept and science education student participation.

Keywords : conceptual understanding, student participation, cooperative learning model TGT

PENDAHULUAN menciptakan dan mempertahankan kondisi optimal di


Dari hasil observasi yang dilakukan di Prodi dalam kelas bagi berlangsungnya proses pembelajaran
Pendidikan IPA, ditemukan beberapa permasalahan yang efektif.
sebagai berikut: 1) Fisika dianggap sulit oleh sebagian Upaya untuk mengatasi masalah di atas yaitu
besar mahasiswa sehingga mahasiswa kurang dosen dapat mengimplementasikan model
berminat terhadap mata kuliah Fisika Dasar; 2) pembelajaran yang mampu mengkonstruksi
rendahnya nilai rata-rata ulangan akhir semester yaitu pengetahuan mahasiswa. Inovasi pembelajaran seperti
sebesar 6,5; 3) Sistem pengajaran yang masih ini akan mengubah paradigma lama menjadi
menekankan pada hafalan-hafalan sehingga paradigma baru dimana pendekatan pembelajaran
mahasiswa lebih cepat bosan dan mudah lupa; 4) dapat mengembangkan dan menggali pengetahuan
Pembelajaran dengan menggunakan presentasi mahasiswa secara konkrit dan mandiri, terutama
membuat mahasiswa bergantung pada teman lain dalam menggali pengetahuan pada mata kuliah Fisika
untuk mengerjakan; dan 5) Kendala lain yaitu adanya Dasar. Model pembelajaran yang dapat diterapkan
mahasiswa yang menemui kesulitan untuk memahami untuk mengatasi masalah di kelas pendidikan IPA
konsep yang telah disampaikan oleh dosen. Hal ini yaitu pembelajaran kooperatif.
dikarenakan mereka kurang antusias untuk terlibat Pembelajaran kooperatif merupakan
aktif dalam diskusi kelas. Dosen berusaha memberi pembelajaran yang berorientasi pada mahasiswa.
kesempatan bagi semua mahasiswa yang ingin Mahasiswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil.
bertanya atau mengemukakan pendapatnya tetapi Di dalam pembelajaran kooperatif (Cooperative
hanya mahasiswa tertentu saja yang berani bertanya Learning) tidak hanya mempelajari materi saja,
dan berpendapat dalam pembelajaran. namun mahasiswa juga mempelajari keterampilan-
Proses perkuliahan merupakan inti dari keterampilan khusus yang disebut keterampilan
kegiatan pendidikan di universitas. Pembelajaran di kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi
dalam kelas yang bermutu tentu akan membuahkan untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan
hasil lebih baik. Dalam hal ini dosen memiliki peran hubungan kerja dapat dibangun melalui komunikasi
yang sangat besar dalam menentukan kualitas antar anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas
pembelajaran yaitu terutama dalam mengorganisasi dilakukan dengan pembagian tugas antar anggota
kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran dan kelompok selama kegiatan. Kelebihan dalam
mahasiswa sebagai subyek yang sedang belajar. Peran pembelajaran kooperatif yaitu mahasiswa bisa saling
dosen yaitu mengelola proses pembelajaran di kelas membantu dan berdiskusi bersama-sama dalam
dengan menitikberatkan pada aktivitas mahasiswa. menyelesaikan kegiatan belajar [1,2].
Pengelolaan kelas ditujukan pada kegiatan-kegiatan Hasil penelitian terdahulu menunjukkan
yang dilakukan oleh dosen dengan tujuan untuk bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

15
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.1, Maret 2016: 15-21 ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)

hasil belajar dan pemahaman kosep siswa [3-8]. 1) Perencanaan


Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini, Pada siklus pertama, pembelajaran
penulis berharap dapat: 1) mengetahui bagaimana berlangsung selama empat kali pertemuan. Kegiatan
proses pembelajaran dengan menggunakan model penelitian siklus pertama ini membahas dan mereview
pembelajaran TGT dalam meningkatkan pemahaman materi yang diajarkan meliputi usaha energi dan
konsep mahasiswa; 2) mengetahui bagaimana TGT impuls momentum. Skenario tindakan siklus I
dapat membuat mahasiswa berpartisipasi, lebih disajikan sebagai berikut :
percaya diri dan berfikir dengan sungguh-sungguh Dosen mengiformasikan kepada mahasiswa tentang
dalam turnamen ini; dan 3) mengetahui peran pembelajaran yang akan dilaksanakan selama tatap
pembawa kartu untuk keberhasilan kelompoknya. muka. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan
ketiga, mahasiswa dikelompokkan menjadi lima
METODE PENELITIAN kelompok diskusi yang beranggotakan setiap
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Prodi kelompok sebanyak enam sampai dengan tujuh orang.
Pendidikan IPA semester gasal FKIP UST, dengan Kelompok diskusi disusun oleh dosen berdasarkan
jumlah siswa 31 orang. Metode pengambilan data kemampuan dan jenis kelamin. Setiap kelompok
dalam penelitian ini adalah dengan metode tes, dan diharapkan melakukan dan mengerjakan tugas yang
metode observasi. Metode tes digunakan untuk diberikan dosen sesuai waktu yang telah ditetapkan.
mendapatkan data hasil pemahaman konsep fisika Setiap kelompok diberikan bahan diskusi dan soal
dasar mahasiswa, dan metode observasi digunakan tugas kelompok. Pada ketiga pertemuan tersebut
untuk memperoleh data tentang kegiatan selama dilakukan pembahasan materi dengan diskusi dan
dosen dan mahasiswa melakukan TGT. latihan soal serta praktikum. Pada pertemuan
Penelitian ini dilakukan dengan desain keempat, Dosen mengiformasikan langkah-langkah
seperti yang biasa dilakukan pada penelitian tindakan pembelajaran TGT yaitu team, games, dan turnamen.
kelas, yaitu melalui tahap-tahap (1) perencanaan, (2) Kegiatan TGT ini memberikan kesempatan kepada
implementasi, (3) observasi, (4) refleksi yang mahasiswa untuk melakukan permainan dan
dilaksanakan secara bersiklus. Tahap-tahap kegiatan kompetisi [9]
ini terus berulang sampai sesuatu permasalahan .
dianggap teratasi. Setiap akhir siklus dilakukan 2) Pelaksanaan Tindakan
refleksi untuk menentukan keberhasilan tindakan dan Berdasarkan hasil pengamatan observer,
melakukan perbaikan untuk tindakan selanjutnya. dosen secara umum telah melaksanakan langkah-
Banyak sedikitnya jumlah siklus dalam Penelitian langkah pembelajaran TGT sesuai yang direncanakan.
Tindakan Kelas (PTK) bergantung pada Dosen menyusun kelompok baru dari perwakilan
terselesaikannya masalah yang diteliti. Ada suatu kelompok diskusi untuk menempati meja turnamen.
penelitian yang cukup dilakukan dalam dua siklus, Kelompok pada masing-masing meja turnamen
karena masalahnya dapat terselesaikan namun ada memiliki pengetahuan akademik yang hampir sama,
juga yang memerlukan/melalui beberapa siklus. meja turnamen 1 – 2 dengan prestasi akademik tinggi,
meja turnamen 3-4 dengan prestasi akademik sedang,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dan meja turnamen 5-6 dengan prestasi akademik
1. Hasil Penelitian rendah. Dosen menyediakan kartu soal dan jawaban
Setiap siklus pada penelitian ini diawali yang digunakan dalam pembelajaran. Hasil
dengan pelaksanaan pembelajaran dengan pengamatan observasi, dosen agak kesulitan
pembahasan materi, presentasi, penugasan dan diskusi membimbing kelompok karena kelompok meja
kelompok. Hal ini diperlukan untuk mengkompakkan turnamen belum dapat melaksanakan peraturan yang
kelompok diskusi dalam memahami materi yang telah disepakati dengan baik.
sedang dipelajari. Penelitian ini dilaksanakan dalam Mahasiswa diharapkan mampu mengingat
dua siklus. Setiap siklusnya menggunakan model dan memahami konsep yang telah dipelajari. Untuk
pembelajaran TGT dengan materi pokok fisika dasar membantu peningkatan pemahaman konsep, selain
yang berbeda. Kegiatan observasi dilakukan peneliti dengan kegiatan praktik pada pertemuan sebelumnya
dan observer untuk mengetahui aktivitas dosen dan maka upaya peningkatan pemahaman konsep juga
mahasiswa selama model pembelajaran TGT dilakukan dengan permainan dalam rangka mereview
berlangsung dan mengetahui semua kejadian-kejadian materi yang telah diajarkan. Hasil pemahaman
yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Adanya konsep yang telah diperoleh melalui beberapa
indikasi belajar bermakna diungkap dari analisis hasil pertemuan dengan cara diskusi, kemudian dikaitkan
perolehan kartu dari tiap pembawa kartu, dan tes yang dengan contoh-contoh dalam lingkungan. Mahasiswa
dilaksanakan di akhir pembelajaran (post test). Hasil telah menyampaikan kejadian atau peristiwa dan
penelitian dan pembahasan akan disajikan dalam memberikan penjelasan yang berkait konsep yang
setiap siklus agar lebih jelas dan mudah dipahami. telah mereka peroleh. Selain itu mahasiswa
mendiskusikan pemecahan soal yang berkaitan
Pelaksanaan Penelitian Siklus 1

16
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.1, Maret 2016: 15-21 ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)

dengan penggunaan prinsip-prinsip maupun rumus- untuk meningkatkan sikap, proses, dan juga aplikasi;
rumus dalam soal-soal. (3) kegiatan permainan yang memberikan kesempatan
bekerjasama dan mereview materi belum terbiasa
dilakukan sehingga belum memberikan kemudahan;
(4) belum menyadari pentingnya belajar pengertian
3) Hasil Observasi/ Monitoring Tindakan konsep, prinsip dan rumus-rumus dengan permainan
a) Aktivitas Dosen dan berkompetisi; dan (5) mahasiswa belum
Secara umum pelaksanaan pembelajaran memaksimalkan pelaksanaan pembelajaran kooperatif
yang dilakukan oleh dosen pada pelaksanaan TGT dan kompetitif.
berdasarkan pengamatan telah berjalan sesuai Beberapa kelemahan yang dilakukan oleh
langkah-langkah yang direncanakan. Aktivitas dosen dosen dalam pembelajaran TGT pada siklus I adalah
dalam pembelajaran TGT menunjukkan bahwa sebagai berikut : (1) dosen belum memaksimalkan
prosedur/ langkah-langkah pembelajaran telah informasi dan arahan sebelum pembelajaran TGT
berjalan sesuai yang direncanakan. Hasil catatan dilakukan; (2) dosen belum maksimal mengajak
jurnal dosen dan catatan kolaborator, mahasiswa mahasiswa melaksanakan kesepakatan peraturan
sebagian besar masih merasa kesulitan dalam hal dengan baik; dan (3) dosen belum memberikan nomor
melaksanakan kesepakatan peraturan dalam pada kartu soal dan jawaban sehingga terdapat meja
pembelajaran TGT. Selain itu menurut pengamatan turnamen yang bingung saat ada jawaban yang tidak
kolaborator dosen sudah berusaha memberikan berurutan. Berdasarkan kekurangan-kekurangan dan
informasi dan penjelasan tentang peraturan yang telah permasalahan yang terjadi pada siklus I maka
disepakati dalam TGT. Dosen telah memberikan kegiatan pembelajaran pada siklus II diadakan
arahan agar tiap perwakilan kembali ke kelompok perbaikan sebagai berikut :
awal dengan membawa hasil perolehan kartu tetapi a) Sebelum kegiatan dimulai dosen memberikan
dosen belum memberikan penjelasan pada kelompok informasi dan arahan tentang kegiatan
yang terlambat dalam menyelesaikan TGT. pembelajaran TGT, baik tujuan, fungsinya,
b) Aktivitas Mahasiswa langkah-langkah dan peraturan permainannya.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas b) Mahasiswa diharapkan sudah menempatkan diri
mahasiswa dalam pembelajaran mahasiswa telah pada meja turnamen dan dosen memberi arahan
melakukan prosedur pembelajaran TGT sesuai yang langkah per langkah sehingga mahasiswa dapat
direncanakan. Menurut catatan jurnal dosen dan melakukan peraturan yang telah disepakati dengan
catatan dari kolaborator secara umum mahasiswa lebih baik. Terutama dosen perlu memberikan
telah melaksanakan tahapan-tahapan TGT secara penjelasan lagi bahwa penjawab pertama yang
sungguh-sungguh. Dari pengamatan masih dijumpai benar adalah yang berhak menjadi pembaca
kecepatan menyelesaikan permainan TGT tidak sama. soal/reader.
Hal ini terjadi adanya kelompok yang bermain dan c) Dosen perlu mengulang kembali materi yang telah
berdiskusi secara mendalam dan serius dalam diajarkan pada pertemuan sebelumnya terutama
menyelesaikan 20 soal permainan. Selain itu juga pada soal hitungan.
dijumpai meja turnamen yang masih kebingungan d) Dosen perlu memberikan contoh-contoh aplikasi
dalam penentuan yang berhak menjadi konsep dalam pemecahan masalah dalam
“reader”/pembaca soal jika semua anggota pada meja kaitannya dengan penggunaan operasi matematika
turnamen itu menjawab benar. Selain itu setiap e) Dosen perlu memberikan penjelasan, dan motivasi
kelompok meja turnamen berusaha untuk mahasiswa berkaitan dengan peraturan yang
menyelesaikan tugas secara baik. Semua soal digunakan dalam pembelajaran TGT ini.
dikerjakan dan dijawab dengan baik sehingga sistem f) Dosen agar meningkatkan dan memantau kerja
asal/gambling pada permainan di meja turnamen kelompok agar kegiatan yang dilakukan oleh
dapat dihindari. Kesulitan yang banyak dialami oleh mahasiswa sesuai langkah-langkah pembelajaran
kelompok meja turnamen adalah menjawab soal TGT.
hitung. g) Dosen mengklarifikasi hasil proses maupun
4) Refleksi kesimpulan melalui diskusi kelas.
Berdasarkan analisis data hasil observasi b. Pelaksanaan Penelitian Siklus II
dosen dan mahasiswa, dan catatan lapangan secara Pelaksanaan penelitian untuk siklus II untuk
umum pembelajaran dengan model pembelajaran melanjutkan penerapan pembelajaran TGT untuk
kooperatif tipe TGT pada siklus I ini dirasa ada materi berikutnya yaitu statika dan dinamika fluida.
permasalahan untuk mahasiswa yaitu : (1) pada Pembelajaran yang dilaksanakan dengan
kegiatan permainan meja turnamen, terdapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
kelompok yang tidak dapat menyelesaikan permainan TGT ditingkatkan berdasarkan kelemahan atau
dengan waktu yang telah ditentukan; (2) mahasiswa kekurangan dari pelaksanaan siklus I.
belum menyadari bahwa belajar fisika tidak hanya 1) Perencanaan
untuk mendapatkan produk/hasil/nilai tetapi juga

17
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.1, Maret 2016: 15-21 ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)

Tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus dirasakan sangat penting, baik secara individu,
II ini masih tetap seperti yang dilakukan pada kelompok maupun dengan kompetitif. Pada kegiatan
tindakan siklus I yaitu pembelajaran fisika dasar ini mahasiswa mulai banyak berfikir dan berusaha
dengan menggunakan TGT. Pada siklus II ini ada belajar dan menguasai konsep dengan permainan
beberapa hal yang dilakukan untuk memperbaiki kelompok dan kompetitif. Mahasiswa diharapkan
kekurangan pada siklus I. Perbaikan yang akan dapat memahami aplikasi konsep untuk situasi lain
dilakukan pada siklus II yaitu : daalam bentuk pemecahan masalah atau
a) Sebelum kegiatan dimulai dosen memberikan menyelesaikan soal-soal.
informasi dan arahan tentang kegiatan pembelajaran 3) Hasil Observasi
TGT, baik tujuan, fungsinya, langkah-langkah dan Hasil pengamatan siklus II oleh kolaborator
peraturan permainannya. dan catatan lapangan/jurnal menunjukkan bahwa
b) Mahasiswa diharapkan sudah menempatkan diri dosen telah melaksanakan prosedur atau langkah-
pada meja turnamen dan dosen memberi arahan langkah pembelajaran fisika dasar dengan model
langkah per langkah sehingga mahasiswa dapat pembelajaran kooperatif tipe TGT yang direncanakan.
melakukan peraturan yang telah disepakati dengan Perbaikan -perbaikan yang telah direncanakan telah
lebih baik. Terutama dosen perlu memberikan dilaksanakan oleh dosen sebaik-baiknya.
penjelasan lagi bahwa penjawab pertama yang benar Pembimbingan pada kelompok-kelompok
adalah yang berhak menjadi pembaca soal/reader. ditingkatkan, mengamati setiap kerja kelompok,
c) Dosen perlu mengulang kembali materi yang telah diskusi yang dilakukan masing-masing kelompok.
diajarkan pada pertemuan sebelumnya terutama a) Aktivitas Mahasiswa
pada soal hitungan. Aktivitas mahasiswa berdasarkan
d) Dosen perlu memberikan contoh-contoh aplikasi pengamatan menunjukkan bahwa kagiatan ini telah
konsep dalam pemecahan masalah dalam kaitannya terjadi perubahan-perubahan. Aktivitas kegiatan
dengan penggunaan operasi matematika pembelajaran nampak lebih sungguh-sungguh
e) Dosen perlu memberikan penjelasan, dan motivasi tahapan-tahapan yang dilakukan mengarah pada
mahasiswa berkaitan dengan peraturan yang kagiatan pemahaman konsep. Mahasiswa sudah
digunakan dalam pembelajaran TGT ini. mampu memahami bahwa aktivitas dalam
f) Dosen agar meningkatkan dan memantau kerja pembelajaran ini tidak hanya untuk mendapatkan
kelompok agar kegiatan yang dilakukan oleh produk nilai fisika dasar akan tetapi juga peningkatan
mahasiswa sesuai langkah-langkah pembelajaran sikap mahasiswa dalam pembelajaran menjadi lebih
TGT. baik seperti misalnya terdapat mahasiswa yang mau
g) Dosen mengklarifikasi hasil proses maupun membantu anggota meja turnamen yang masih belum
kesimpulan melalui diskusi kelas. paham dengan jawaban pada kartu TGT, menghargai
Dengan adanya perubahan perbaikan dari dan menerima teman yang selalu mendapatkan kartu,
hasil siklus I diharapkan pembelajaran akan lebih menerima dengan lapang dan pantang menyerah
kondusif. ketika belum mendapatkan kartu, mampu bersaing
2) Pelaksanaan Tindakan secara sehat dengan mematuhi aturan yang telah
Kegiatan pembelajaran pada siklus II dalam disepakati bersama. Selain itu, pembelajaran TGT ini
pelaksanaan TGT berjalan secara kondusif. juga mengajarkan mahasiswa menjadi percaya diri
Mahasiswa setelah menerima informasi arahan pada kemampuan dirinya untuk berpikir, dan belajar
tentang langkah-langkah yang harus dikerjakan dari siswa yang lain. Mahasiswa mampu belajar
mengalami perubahan dalam melaksanakannya. dengan membandingkan ide/jawaban yang dimiliki
Mahasiswa secara sungguh-sungguh mencermati soal dengan ide temannya, sehingga akan termotivasi
yang harus dikerjakan dan dijawab. Reader tidak untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar, dan
hanya membacakan soal tetapi juga memperlihatkan berpikir.
soal ke anggota yang lain untuk dapat dikerjakan b) Pemahaman Konsep
bersama-sama. Diskusi kelompok meja turnamen Pada sikus I diperoleh hasil postes
untuk memahami soal yang sulit juga telah berjalan, mahasiswa dengan klasifikasi prestasi belajar
dalam satu meja sudah tampak sikap saling mahasiswa dapat dilihat pada gambar 1.
membantu, menghargai pendapat, berlapang dada, dan
tidak putus asa. Mahasiswa berkompetisi dan bekerja
sama dengan baik. Hal tersebut tampak pada suasana
kelas yang antusias antusias, sportif dalam
berkompetisi membawa kartu, dan tidak adanya
mahasiswa yang diam/pasif.
Pemahaman konsep ditingkatkan dengan
diskusi antar kelompok dan review materi dengan
TGT mulai lebih aktif karena mahasiswa mulai
menyadari bahwa kegiatan pemahaman konsep ini

18
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.1, Maret 2016: 15-21 ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)

baru, dan penentuan kelompok pemenang pada siklus


I. Permasalahan yang penting dalam kegiatan siklus
memberikan pembiasaan kepada mahasiswa agar
belajar Fisika tidak sekedar mengumpulkan
pengetahuan tetapi cara kerja, cara berfikir dan
memecahkan masalah. Mahasiswa diharapkan juga
mengalami proses dalam belajar itu sendiri sehingga
dapat mendapatkan produk berupa pemahaman
konsep. Pemahaman konsep terhadap materi fisika
akan menjadi sulit jika hanya dihafal saja namun perlu
suatu aktivitas yang menyenangkan dan yang
memerlukan aktivitas berfikir. Selain itu, mahasiswa
Gambar 1. Grafik Klasifikasi Mahasiswa dengan
juga diharapkan tidak mempelajari fisika dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
hanya menekankan pada produk kognitif saja, akan
TGT Siklus I
tetapi juga sikap ilmiah dan sikap positif lainnya.
Berdasarkan Gambar 1 tersebut di atas
Peningkatan partisipasi mahasiswa dapat
menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan
teramati oleh peneliti dan kolaborator/observer dari
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus
pelaksanaan TGT pada tiap siklus. Perolehan
I, kurang lebih 50 persen mahasiswa berada pada
skor/kartu dan atau memenangkan permainan
klasifikasi baik akan tetapi belum mencapai indikator
memotivasi para pemain untuk meningkatkan
keberhasilan penelitian ini. Berdasarkan temuan
permainan mereka. Sekali mereka memulai
kolaborator, pemahaman konsep mahasiswa kurang
permainan, mahasiswa tidak mau berhenti sebelum
baik, dan perolehan kartu pada tiap meja turnamen
permainan selesai. Mahasiswa mampu meneruskan
pada permainen tidak merata.
tugas yang menjadi tanggung jawabnya di meja
Dari hasil postes mahasiswa siklus II maka
turnamen sehingga dapat berkontribusi bagi kelompok
klasifikasi prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat
asal. Mereka menyelesaikan sesuai dengan waktu
pada gambar 2.
yang ditentukan dengan lebih teliti dan lebih baik. Hal
ini menunjukkan adanya motivasi intrinsik yang
berasal dari rasa tertantang, keingintahuan, ingin
mendapatkan/ menguasai, ingin berkontribusi/
bermanfaat dan impian/harapan. Selain itu juga
tampak keaktifan mahasiswa pada meja turnamen
seperti aktif mendengarkan, respek
/penghargaan/simpati dan berpikir bijaksana,
berkomunikasi efektif, dan merasa dipercaya. Selain
itu, keterampilan kooperatif atau partisipasi
mahasiswa juga telah tampak ketika terjadinya
kesepakatan peraturan TGT. Hal tersebut berarti
Gambar 2. Grafik Klasifikasi Mahasiswa dengan mahasiswa dapat belajar bertanggung jawab untuk
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe memiliki kesamaan pendapat, memahami peranan
TGT Siklus II aturan dalam permainan,belajar untuk dapat
menyatakan pendapat dengan cara yang sopan dan
Berdasarkan Gambar 2 di atas menunjukkan sikap yang baik, serta menghargai dan menghormati
bahwa pembelajaran menggunakan model perbedaan pendapat.
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus II, Penggunaan belajar secara kompetitif dalam
lebih dari 70 persen mahasiswa berada pada suasana yang konstruktif memberikan mahasiswa
klasifikasi sangat baik dan sudah mencapai indikator peraturan dan strategi untuk bersaing sebagai
keberhasilan penelitian ini. Berdasarkan temuan individu. Mereka membangun ketergantungan dan
kolaborator, pemahaman konsep mahasiswa semakin kepercayaan dalam tim asal mereka sehingga mereka
baik dan mengalami peningkatan, mahasiswa sudah merasa percaya diri dalam bersaing di meja turnamen.
menikmati pembelajaran dengan permainan, Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka telah belajar
kelompok dan persaingan pada meja turnamen. untuk bersedia memikul tanggung jawab dan tugas-
tugas/ kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok
2. Pembahasan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain itu,
Berdasarkan data hasil observasi mahasiswa mahasiswa menjadi merasa tertantang ketika melihat
dan dosen telah menjalankan langkah-langkah temannya mampu menjawab dengan benar dan
pembelajaran TGT meliputi pembentukan kelompok, berhasil membawa kartu. Semangat bersaing dengan
pemberian informasi TGT, membuat kesepakatan sportif telah tampak pada tiap meja turnamen.
peraturan, melakukan turnamen dengan kelompok Mahasiswa juga belajar untuk membandingkan

19
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.1, Maret 2016: 15-21 ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)

jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu benar akademik rendah. Selain itu, untuk mahasiswa
bersama anggota meja turnamen yang lain. Hal ini berprestasi akademik rendah akan lebih termotivasi
menunjukkan mahasiswa menjadi semakin dalam belajar karena merasa dirinya mampu berbuat
berkembang pemahamannya terhadap bidang studi itu lebih baik lagi.
serta pada meja turnamen telah berkembang hubungan Pembelajaran melalui implementasi model
yang positif antar anggota kelompoknya. pembelajaran kooperatif tipe TGT ternyata dapat
Struktur dan aturan permainan menentukan meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada
warna dan membantu sikap positif mereka. Pada mata kuliah fisika dasar. Peningkatan pemahaman
penentuan pemenang, tampak mahasiswa dengan konsep mahasiswa dapat dibuktikan dari adanya
prestasi akademik rendah yang membawa lebih peningkatan data tes mahasiswa yang dilakukan
banyak kartu dan mahasiswa dengan prestasi setelah tindakan. Adapun hasil postes pemahaman
akademik tinggi yang tidak dapat membawa kartu. konsep mahasiswa tiap siklus dengan menggunakan
Hal tersebut melatih mahasiswa dengan prestasi model pembelajaran TGT dapat dilihat pada Tabel 1
akademik tinggi untuk dapat bergembira melihat di bawah ini.
orang lain bahagia dan tidak mudah untuk
meremehkan orang/mahasiswa dengan prestasi

Tabel 1. Data Hasil Postes Pemahaman Konsep Mahasiswa Pendidikan IPA Tiap Siklus dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

No Hasil Postes Siklus I Siklus II


1 Nilai tertinggi 90 100
2 Nilai terendah 30 50
3 Rata-rata nilai siswa 77 89
4 Ketuntasan Klasikal 84% 90,3%

Gambar 3. Grafik tentang Pemahaman Konsep Mahasiswa Pendidikan IPA tentang Pelaksanaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Siklus I dan II
pemahaman konsep pada siklus II terjadi karena
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat mahasiswa terlibat langsung secara aktif dalam proses
digambarkan Grafik tentang Pemahaman Konsep pembelajaran, dosen membantu mahasiswa yang
Mahasiswa Pendidikan IPA tentang Pelaksanaan mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada dengan menjelaskan kembali materi yang diajarkan
Siklus I dan Siklus II. sebelumnya, mahasiswa sudah mulai terbiasa untuk
Berdasarkan Gambar 3 di atas menunjukkan melakukan aktivitas bermain dalam kelompok pada
bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT, dan juga mahasiswa saling
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus II membantu kesulitan teman yang lain dalam
mengalami peningkatan. Berdasarkan temuan memahami konsep. Pembelajaran dengan
kolaborator, pemahaman konsep mahasiswa semakin menggunakan permainan TGT merupakan suatu
baik dan mengalami peningkatan. Peningkatan strategi yang dapat meningkatkan keterlibatan

20
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.1, Maret 2016: 15-21 ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)

mahasiswa dimana kelompok-kelompok mahasiswa [4] Raksun, A. (2009). Implementasi pembelajaran


dapat bekerjasama dan berkompetisi mencari jawaban kooperatif untuk meningkatkan motivasi dan
yang benar terhadap pertanyaan pada kartu dengan hasil belajar mahasiswa program studi pendidikan
menggunakan prosedur/peraturan yang jelas. Dalam fisika fkip universitas mataram pada matakuliah
penelitian ini, kelompok-kelompok mahasiswa biologi dasar. Jurnal pijar MIPA, 4(1).
berusaha untuk mendapatkan kartu dan dapat
memahami konsep sesuai dengan arahan dari dosen [5] Yulianti, R., Muntari, M., & Haris, M. (2015).
dalam melakukan pembelajaran TGT. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two
Partisipasi mahasiswa pada pembelajaran stay two stray (tsts) dengan pendekatan brain-
TGT berperan penting pada peningkatan pemahaman based learning terhadap hasil belajar kimia materi
konsep. Belajar dengan cara berkelompok pokok struktur atom dan sistem periodik unsur
menyediakan umpan balik pada anggota kelompok pada siswa kelas x sman 1 kediri. Jurnal pijar
yang lain dari partisipasi mereka dalam kelompok, MIPA, 10(1).
memberikan kesempatan untuk meningkatkan
keterampilan belajar kolaboratif dalam kelompok, [6] Hirzi, R. H., Sripatmi, S., & Hapipi, H. (2015).
membantu untuk menegakkan hubungan kerja yang Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
baik diantara anggota-anggota, dan memberikan snowball throwing pada pembelajaran segiempat
sebuah arti perayaan ketika kelompok sukses dalam untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
belajar/permainan. siswa smpn 1 lingsar kelas vii-1 tahun pelajaran
2012/2013. Jurnal pijar MIPA, 10(1).

[7] Hikmawati, H. (2009). Implementasi modul fisika


KESIMPULAN DAN SARAN smp materi pokok gerak dengan menerapkan
Dari hasil penelitian dan pembahasan model pengajaran langsung dan model
disimpulkan bahwa pembelajaran fisika dasar dengan pembelajaran kooperatif. Jurnal pijar MIPA,
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe 4(1).
TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep Fisika
Dasar mahasiswa Pendidikan dan partisipasi aktif [8] Haris, M., & Muntari, M. (2014). Pengembangan
mahasiswa dalam kegiatan bermain dan aktivitas perangkat pembelajaran kimia dengan model
mahasiswa dalam kelompok. Pembelajaran Fisika pembelajaran kooperatif terpadu numberd head
dasar dengan menggunakan TGT terbukti dapat together dan two stay two stray dalam upaya
meningkatkan pemahaman konsep dan partisipasi mengatasi kesulitan belajar siswa kelas x sma
aktif mahasiswa sehingga baik untuk diterapkan memahami konsep-konsep kimia. Jurnal pijar
dalam mereview pembelajaran pada materi yang lain MIPA, 9(1).
atau juga pada mata kuliah yang lain. Dosen perlu
mengembangkan lebih lanjut implementasi model [9] Micheal M van Wyk. 2010. The Effects Of
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi yang Teams-Games-Tournaments On Achievement,
lain, membiasakan kepada mahasiswa untuk berlatih Retention, And Attitudes Of Economics
belajar berkelompok/ keterampilan sosial dalam setiap Education Students. Dublin Ireland: EABR &
kegiatan pembelajaran. Selain itu, hendaknya dosen ETLC Conference Proceedings
senantiasa melakukan refleksi serta berusaha
memperbaiki atau mencari pemecahan terhadap
masalah yang terjadi di kelas sehingga pembelajaran
yang dilakukan semakin berkualitas dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Robert E, Slavin. 2008. Cooperative Learning:


Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
[2] Suhaenah Suparno. 2001. Membangun
Kompetensi Belajar. Jakarta: Dikti Departemen
Pendidikan Nasional.
[3] Aryana, I. G. M. R., Al Idrus, A., & Harjono, A.
(2015). Pengaruh model pembelajaran kooperatif
NHT dan STAD terhadap hasil belajar sikap
siswa sma negeri 2 gerung. Jurnal pijar MIPA,
10(2).

21

Anda mungkin juga menyukai