TK Endokrin
TK Endokrin
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Peran Testosteron Pada Penyakit Kardiovaskular
Kristianto Yusi Adiputra1, Ketut Suastika2
1
Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali
2
Divisi Endokrinologi, Departemen/KSM Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali
Korespondensi: Kristianto Yusi Adiputra/adiyusi@yahoo.co.id
ABSTRACT
Testosterone is an androgen hormone that is derived from cholesterol. Testosterone
circulates in the circulation in 2 forms, namely dehydroepiandrosterone (DHEA)
and androstenedione (AS). Testosterone is a sex hormone that is mainly found in
men. The high incidence of cardiovascular disease in men compared to women
causes testosterone to be considered a risk factor for the disease. However, from
recent studies found that testosterone has a protective effect on the cardiovascular
system. Testosterone mediates its effect by binding to its receptors. Testosterone
plays a role in the endothelium, regulates vascular tone, myocardial contractility
and has an antithrombotic effect. Testosterone deficiency is associated with
cardiovascular diseases such as atherosclerosis, coronary artery disease, cardiac
hypertrophy and heart failure. In studies therapy with testosterone administration
has shown improvements in cardiovascular parameters such as ejection fraction,
carotid intima-media thickness, endothelial function, reduced peripheral resistance,
antithrombotic and improved NYHA class compared to placebo.
1
2
1. PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian didunia. Pada tahun
2009 biaya total dari penyakit kardiovaskular ini per kapita dari semua negara
anggota Uni Eropa adalah € 212, 9% dari total pengeluaran perawatan kesehatan.1
Pada tahun 2016 didapatkan data kematian karena penyakit kardiovaskular sekitar
17.6 juta dan nilai ini diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 23.6 juta
kematian pada tahun 2030. Penyakit kardiovaskular meningkat seiring dengan
bertambahnya umur. Bertambahnya umur akan menyebabkan penurunan jumlah
dan fungsi hormon-hormon yang diketahui memiliki efek protektif terhadap sistem
kardiovaskular.2
Pada umumnya prevalens penyakit kardiovaskuar lebih rendah pada wanita
sampai usia pertengahan. Akan tetapi setelah menopause, prevalens penyakit
kardiovaskular antara pria dan wanita tidak jauh berbeda. Onset lebih awal dan
kemungkinan risiko kematian lebih besar terlihat pada pria dibandingkan dengan
wanita.3 Karena jenis kelamin laki-laki merupakan salah satu faktor risiko penyakit
arteri koroner dini, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, dan gagal jantung,
androgen sering dianggap sebagai penyebab yang mendasari penyakit-penyakit ini
pada laki-laki.3,4
Berdasarkan artikel terbaru dari American Heart Association (AHA) yang
diterbitkan pada tahun 2019, disebutkan bahwa hampir 1/3 laki-laki dewasa
memiliki penyakit kardiovaskular. Pada dekade sebelumnya, penelitian efek dari
hormon seks terhadap sistem kardiovaskular lebih utama kepada estrogen,
sedangkan perhatian mengenai efek dari androgen terhadap masih terbatas. Banyak
publikasi klinis yang menunjukkan bahwa rendahnya nilai testosteron plasma
dihubungkan dengan proses patofisiologi seperti dislipidemia, sindroma metabolik
serta diabetes mellitus/DM Tipe 2 yang dianggap sebagai faktor risiko
kardiovaskular yang berhubungan dengan usia.5
Ada perdebatan yang sedang berlangsung di komunitas medis mengenai efek
testosteron pada kesehatan kardiovaskular. Kombinasi pria dengan penyakit arteri
koroner (Coronary Arterial Disease/CAD), efek protektif dari estrogen pada wanita
pramenopause, dan peningkatan insiden kematian penyakit kardiovaskular pada
3
2. HORMON TESTOSTERON
2.1 Sintesis Testosteron
Testosteron merupakan seuatu hormon androgen yang diturunkan dari kolesterol
dan beredar di sirkulasi dalam 2 bentuk yaitu dehydroepiandrosterone (DHEA) dan
androstenedion.1,7,8 Sistensis testosteron dan dihydrotestosteron (DHT) terjadi
terutama pada sel Leydig di testis. Tempat sintesis perifer yaitu zona retikularis
korteks adrenal (DHEA dan androstenedion) baik pada laki-laki maupun wanita
serta kulit (testosteron dan DHT).1,7,9 Produksi testosteron pada wanita terjadi di
folikel Graafian teka interna dalam bentuk androstenedion yang mayoritas
dikonversi menjadi 17β-estradiol oleh enzim aromatase. Produksi testosteron
perifer diatur oleh gonadotropin releasing hormone (GnRH) dan
adrenocorticotropin hormone (ACTH) di pituitary anterior. Selain itu sintesis
gonadal diatur oleh GnRH dan luteinizing hormone (LH). Mekanisme umpan balik
pengaturan hormon ini diatur melalui aksis hipotalamus-pituitari-gonadal (HPG)
serta aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA).1,7,9
Biosintesis testosteron pada laki-laki dikontrol oleh aksis hipotalamus-
pituitari-gonadal. Tahap pertama adalah pelepasan hormon GnRH yang disintesis
dan disekresikan oleh neuron hipotalamus. GnRH berikatan dengan reseptornya
pada kelenjar pituitary anterior dan merangsang pelepasan LH kedalam sirkulasi.
LH kemudian berikatan dengan reseptornya pada sel Leydig di testis dan
merangsang protein G, Gs untuk mengaktivasi cAMP (cyclic adenosine
monophosphate)/protein kinase A (PKA). Hal ini akan menyebabkan transport
4
relaksasi VSM. Garis padat menggambarkan efek stimulasi dan garis putus-putus
menunjukkan efek penghambatan (gambar 4).10
untuk CAD, secara luas diterima bahwa pria mengalami penurunan bertahap kadar
testosteron seiring bertambahnya usia dan jenis kelamin pria telah lama dianggap
sebagai faktor risiko yang kuat untuk CAD.21-23
Penelitian yang dilakukan Malkin dkk24 pada 930 pria dengan CAD,
didapatkan populasi dengan kadar testosteron yang rendah memiliki angka
kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki tingkat testosteron
normal (21% vs 12%, P = 0.002). Analisis multivariat menunjukkan bahwa kadar
testosteron serum yang rendah merupakan parameter independen yang
mempengaruhi waktu kematian, disfungsi ventrikel kiri, terapi aspirin, dan terapi
β-blocker. Para peneliti ini menyimpulkan bahwa defisiensi testosteron memiliki
pengaruh negatif yang signifikan terhadap kelangsungan hidup pasien dengan
CAD.18
Budoff dkk25 mempelajari 138 laki-laki dengan defisiensi testosteron pada
usia 65 tahun dan lebih tua untuk menilai efek terapi testosteron pada volume plak
arteri koroner dengan angiografi tomografi koroner. Setelah 12 bulan, didapatkan
bahwa kelompok yang mendapatkan testosteron memiliki peningkatan yang
signifikan lebih besar dalam volume plak nonkalsifikasi rata-rata. Tidak terdapat
perubahan signifikan pada skor coronary artery calcium (CAC) pada kelompok
perlakuan yang mendapat testosteron.6
Sedangkan Malkin dkk24 melaporkan defisiensi testosteron menjadi
parameter independen yang mempengaruhi waktu kematian pada pasien dengan
CAD, menunjukkan kemungkinan peran terapi terapi testosteron, studi oleh Budoff
dkk25 menyarankan kehati-hatian saat menggunakan terapi testosteron pada pasien
dengan CAD karena kemungkinan memburuknya beban plak secara keseluruhan.6
Pemberian infus testosteron menginduksi vasodilatasi koroner dan
meningkatkan aliran darah koroner. Temuan ini membuat suplementasi testosteron
menjadi pilihan terapi potensial untuk pasien dengan angina dan CAD. Sebuah
studi yang melibatkan 13 pasien dimana 7 orang menerima terapi testosteron dan 6
lainnya menerima placebo menemukan bahwa peningkatan waktu iskemia dan
depresi ST lebih 1 mm dalam 12 menit pada protocol Bruce.6
14
Sebuah studi dilakukan selama 12 minggu pada 70 pria dengan CHF (NYHA
II atau II dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri <40%). Pasien menerima baik
testosteron undecanoate intramuskular atau plasebo. Kelompok yang diobati
dengan testosteron mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan
plasebo dalam tes berjalan 6 menit dan VO2max. Percobaan ini juga menemukan
bahwa terapi testosteron meningkatkan sensitivitas refleks baroreseptor yang
dimediasi oleh saraf vagal, sebuah refleks yang mengalami supresi pada CHF dan
dikaitkan dengan prognosis yang buruk.32 Dalam RCT lain dengan CHF, terapi
testosteron selama 12 minggu menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam
fungsi diastolik, jarak yang ditempuh dalam tes berjalan 6 menit, dan skor kualitas
hidup.18
RCT pada pria dengan CHF menggunakan testosteron dosis rendah untuk
menghindari pengobatan berlebihan karena steroid anabolik androgen dosis tinggi
dapat menyebabkan kekakuan miokard dan hipertrofi.33 RCT pertama
menggunakan ester testosteron gabungan intramuskular (Sustanon®) 100 mg setiap
2 minggu selama 12 minggu pada pria (n = 20) dengan gagal jantung sedang (fraksi
ejeksi ventrikel 35%). Penelitian ini merupakan yang pertama melaporkan
peningkatan kapasitas latihan fungsional yang dikaitkan dengan efek
menguntungkan yang dinilai oleh Minnesota Living with Heart Failure kuesioner.34
Dalam studi yang lebih besar (n = 76) dan durasi yang lebih besar (12 bulan), pria
dengan gagal jantung kronis dan rata-rata EF 32,5% diacak untuk diberikan
testosteron 5 mg patch atau plasebo. Kapasitas latihan fungsional, seperti yang
dinilai menggunakan tes berjalan tambahan (yang berkorelasi dengan VO2max)
meningkat secara signifikan dari baseline pada pasien yang diobati dengan
testosteron tetapi menurun pada kelompok plasebo. Ekokardiografi serial
menunjukkan peningkatan yang signifikan pada panjang ventrikel kiri dengan
pengobatan testosteron yang berkorelasi dengan efisiensi curah jantung. Pada gagal
jantung, jantung menjadi lebih bulat dengan berkurangnya panjang ventrikel kiri
dan efektivitasnya (hukum Frank-Starling). Penelitian ini juga menunjukkan
adanya kecenderungan penurunan massa ventrikel kiri.18
18
5. SIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa testosterone memiliki efek protektif
terhadap sistem kardiovaskular. Meskipun demikian, dibutuhkan penelitian
lanjutan untuk dapat mengaplikasikan testosteron sebagai bagian terapi dari
penyakit kardiovaskular. Kolaborasi antara endokrinolog serta kardiolog
diperlukan untuk melakukan penelitian dan penerapan testosteron sebagai bagian
dari terapi penyakit kardiovaskular.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tambo A, Roshan MH, Pace NP. Testosterone and cardiovascular disease. The
Open Cardiovascular Med J. 2016 ; 10 : 1-10.
2. Moreau KL, Babcock MC, Hildreth KL. Sex differences in vascular aging in
response to testosterone. Biology of Sex Differences. 2020 ; 11 : 1-14.
3. Mukherjee D, Sen K, Gupta S, dkk. Role of androgens in cardiovascular
diseases in men: A comprehensive review. Chem and biol act of steroids. 2020
; 1-24.
4. Zhu D, Hadoke PW, Wu J, dkk. Ablation of the androgen receptor from
vascular smooth muscle cells demonstrates a role for testosterone in vascular
calcification. Sci Rep. 2016 ; 6(1) : 1-9.
19
25. Budoff MJ, Ellenberg SS, Lewis CE, dkk. Testosterone treatment and coronary
artery plaque volume in older men with low testosterone. Jama. 2017 ; 317(7)
: 708-716.
26. Lesser MA. (1946). Testosterone propionate therapy in one hundred cases of
angina pectoris. The Journal of Clinical Endocrinology. 1946 ; 6(8) : 549-557.
27. Jaffe, M. D. Effect of testosterone cypionate on postexercise ST segment
depression. Heart. 1977 ; 39(11) : 1217-1222.
28. Pirompol P, Teekabut V, Weerachatyanukul W, dkk. Supra-physiological dose
of testosterone induces pathological cardiac hypertrophy. J Endocrinol. 2016 ;
229(1) : 13-23.
29. Goodale T, Sadhu A, Petak S, dkk. Testosterone and the Heart. Methodist
DeBakey cardiovascular journal. 2017 ; 13(2) : 68-72.
30. Webb CM, Collins P. Role of testosterone in the treatment of cardiovascular
disease. European Cardiology Review. 2017 ; 12(2) : 83-87
31. Toma M, McAlister FA, Coglianese EE, dkk. Testosterone supplementation in
heart failure: a meta-analysis. Cir 21: Heart Failure. 2012 ; 5(3), 315-321.
32. Caminiti G, Volterrani M, Iellamo F, dkk. Effect of long-acting testosterone
treatment on functional exercise capacity, skeletal muscle performance, insulin
resistance, and baroreflex sensitivity in elderly patients with chronic heart
failure: a double-blind, placebo-controlled, randomized study. Journal of the
American College of Cardiology. 2009 ; 54(10) : 919-927.
33. Urhausen A, Albers T, Kindermann W. Are the cardiac effects of anabolic
steroid abuse in strength athletes reversible?. Heart. 2004 ; 90(5) : 496-501.
34. Pugh PJ, Jones RD, West JN, dkk. Testosterone treatment for men with chronic
heart failure. Heart. 2004 ; 90(4) : 446-447.