Skripsi Nurhadirah
Skripsi Nurhadirah
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Hukum Islam (SH) Pada Program Studi Ahwal Syakhshiyah Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
NURHADIRAH
105261100117
Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul : “Persepsi Masyarakat Islam Terhadap Pernikahan Dini di Kecamatan
Talibura Kabupaten Sikka, NTT)” telah diujikan pada hari Sabtu, 19 Ramadhan 1442 H / 1 Mei
2021 M, di hadapan tim penguji dan dinyatakan telah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam Islam (S.H) pada Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
04 Mei 2021
Dewan Penguji :
Tim Penguji :
Disahkan Oleh :
Dekan Fakultas Agama Islam
ii
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Dekan Fakultas Agama Islam Makassar, setelah mengadakan sidang munaqasyah pada hari Sabtu, 1
Mei 2021 M/ 19 Ramadhan 1442 H yang bertempat di Gedung Prodi Ahwal Syakhsiyah Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Jln. Sultan Alauddin No. 259 Makassar.
MEMUTUSKAN
Bahwa Saudara:
Nama : Nurhadirah
Nim : 105261100117
Judul Skripsi : Persepsi Masyarakat Islam Terhadap Pernikahan Dini di Kecamatan Talibura
Kabupaten Sikka, NTT.
Dinyatakan : LULUS
Ketua, Sekretaris,
Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si
NBM : 77423 NBM : 77423
Dewan Penguji:
Disahkan oleh:
NBM : 77423
iii
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 GedungIqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Nurhadirah
NIM : 105261100117
Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan tim penguji ujian skripsi Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
iv
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PERNYATAAN KEASLIAN
Nama : Nurhadirah
NIM : 105261100117
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri.
Jika kemudian hari hal ini terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat
dibuatkan atau dibantu semua atau sebagian secara langsung oleh orang lain, maka skripsi dan
gelar kesarjanaan yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penyusun
Nurhadirah
NIM: 105261100117
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Persepsi Masyarakat Islam Terhadap
Pernikahan Dini di KUA Kecamatan Talibura” sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SH) dengan baik dan benar.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw.
Yang sangat berjasa membawa umat ke jalan Dienul Islam. Beliau adalah hamba Allah swt
yang benar dalam ucapan dan perbuatanya, yang diutus kepada penghuni alam semesta,
sebagai pelita dan buln purnama bagi pencari cahaya penebus kejahilan gelap gulita sehingga
atas dasar cinta kepada beliaulah penulis mendapat motivasi yang besar dalam menuntut ilmu.
ilmu yang telah kami peroleh selama menimba ilmu dibangku perkuliahan sehingga dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga masyarakat pada umumnya. Berkenaan dengan itu
ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, khususnya kepada orang tuaku
yang penulis sangat hormati dan cintai, Bapak Mujarabe dan Ibunda Tersayang Atija, yang
telah memberikan kasih saying yang tak terhingga, sehingga berjuang dan menafkahi
kebutuhanku. Harapan serta doa beliaulah hingga saat ini penulis mampu untuk melewati
masa-masa sulit untuk menjalani masa studi di bangku perkuliahan. Dan untuk saudaraku
tercinta dan tersayang Windasari, Siti Fatma, dan Muhamad Nasarudin serta keluarga besarku,
terima kasih penulis haturkan karena telah membimbing, mencintai, memberi semangat dan
motivasi serta memberi dukungan baik material maupun spiritual sampai terselesaikannya
vi
skripsi ini dengan baik. Tak lupa ula ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya
sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse M.Ag selaku rector dan segenap birokrasi institute
2. Syaikh Dr. (HC) Muhammad Thayyib Khoory Donatur AMCF beserta jajarannya
3. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si. dekan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar, para wakil dekan, staf pengajar dan seluruh karyawan
5. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., M.A Selaku Ketua Program Studi Ahwal Syakhsiyah
6. Dr. Abbas Baco Miro, Lc., M.A dan Irfandi Mukhtar, Lc., M.A selaku pembimbing
8. Abdurrahim Yunus S.Hi selaku kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Talibura
vii
9. Serta seluruh teman-teman Ahwal Syakhsiyah angkatan 2017 yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu yang sedikit banyaknya memberikan ide dalam
10. Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih banyak kepada seseorag yang telah
menemani dari awal perkuliahan hingga sekarang serta setia menemani selama
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
dengan penuh kerendahan hati penulis sangat mengharapkan bimbingan kritik dan saran yang
sifatnya membangun bagi penulis agar nantinya penulis lebih baik lagi dalam menyajikan
suatu pembahasan.
Penusun
Nurhadirah
viii
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................i
LEMBARAN PENGESAHAN..........................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................ix
ABSTRAK...........................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
D. Manfaat Penelitian................................................................................3
E. Definisi Operasional............................................................................4
ix
A. Desain Penelitian...............................................................................34
1. Jenis Penelitian...............................................................................34
2. Pendekatan Penelitian………………………………….................34
C. Fokus Penelitian………………………………………………........36
E. Sumber Data……………………………………………………......37
F. Instrumen Penelitian……………………………………………......37
BAB V PENUTUP.............................................................................................56
A. Kesimpulan..........................................................................................56
B . Saran...................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................58
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
ABSTRAK
ABSTRACT
The main problem of this research is how the perception of the Muslim community towards
early marriage in Talibura District. The main problem is divided into various sub-problems,
namely: 1) what is the perception of the Islamic community towards early marriage in
Talibura District? 2) What are the factors that cause early marriage in Talibura District?
This type of research is classified as qualitative with the research approaches used are: the
normative approach (Syar'i), juridical in understanding the situation as it is and the social
approach that exists in Talibura District where the research took place. The data sources of this
research are the actors of early marriage, the parents of the perpetrators of early marriage, the
village head, community and religious leaders. Furthermore, the data collection methods used
were observation, interviews, documentation and reference tracing. Then the data processing
xi
and analysis techniques were carried out through three stages, namely: data reduction, data
presentation and conclusion drawing.
The results achieved from this research are: 1) that in the perception of the people of Talibura,
they strongly agree with the age restriction in the Marriage Law No. 16 of 2019 because it is
considered sufficient to carry out a marriage. 2) The factors causing early marriage among the
community are due to their own will, economy and pregnancy outside of marriage.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
bahkan sampai sekarang akan tetap ada, yakni kebersamaan antara seorang wanita
dengan seorang laki-laki dengan pernikahan yang biasa disebut dengan keluarga.
Maka dari itu pembatasan umur bagi calon yang ingin menikah sangatlah
penting karena dimaksudkan agar orang yang akan menikah diharapkan sudah
memiliki kematangan dalam berfikir, kematangan jiwa dan kekuatan fisik yang
memadai. Selain itu yang harus dihindari adalah kemungkinan keretakan dalam
rumah tangga yang berakhir dalam perceraian dapat dihindari. Ini bertujuan untuk
melindungi hak anak dan terciptanya perkawinan yang sehat dan sejahtera.
1
Amiur Nurruddin dan Azhar Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam Indonesia, cet.3,
(Bandung: Prenada Media Group, 2006 M), h. 11
2
daerah Kecamatan Talibura bukan lagi menjadi hal yang aneh tetapi dianggap
dini banyak dilakukan oleh kalangan remaja yang putus sekolah dan
dan dengan banyaknya praktek pernikahan dini maka peneliti tertarik untuk
mecari tau lebih dalam alasan terjadinya pernikahan dini. Alasan peneliti
data agar masyarakat sama-sama mengerti dan sadar tentang dampak dari
B. Rumusan Masalah
Pernikahan Dini?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
dari pernikahan dini bahwa mempunyai dampak bagi kesehatan fisik dan
mental.
2. Manfaat praktis
nikah usia dini sehingga bisa paham mengenai dampak yang ditimbulkan
dari pernikahan dini. Hasil dari penelitian ini juga merupakan bahan
E. Definisi Operasional
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
disebut juga “pernikahan” berasal dari kata nikah yang menurut bahasa artinya
arti tersebut adalah ucapan orang Arab “pepohonan itu saling ber-nikah”,
jika satu sama lain saling bercondong dan berkumpul. Sedangkan menurut
Shahih, bahwa kata “nikah” itu menurut makna hakikat adalah akad,
2
Abdul rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003 M), h.8
3
Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathu Al-Muin Bi Syarhi Quroti Al-Aini Bi
Muhimmati Al-Din, (Dar Ibnu Hazm, 2004 M), h. 444
6
Terjemahannya:
“Bila kalian khawatir tidak dapat berlaku adil kepada anak yatim
perempuan, maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua
tiga atau empat. Lalu bila kalian khawatir tidak adil (dalam memberikan
nafkah dan membagi hari diantara mereka), maka nikahilah satu orang
perempuan saja atau nikahilah budak perempuan yang kalian miliki. Yang
demikian itu lebih dekat pada titik berbuat aniaya”4
Sedangkan menurut istilah para ulama berbeda pendapat memberikan
seorang laki-laki untuk beristimta’ dengan seorang wanita selama tidak ada
Yang artinya hakikat dari akad itu bila dihubungkan dengan kehidupan suami
isteri yang berlaku sesudahnya, yaitu boleh bergaul sedangkan sebelum akad
kehidupan berumah tangga akan dirasakan setelah adanya akad salah satunya
4
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan (Bandung: CV Darus Sunnah, 2015 M),
h.99
5
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Antara Fiqih Munakahat dan Undang-
Undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2009 M), h. 37
7
ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
Perkawinan menurut Islam, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan
pernikahan ialah suatu akad antara laki-laki dan pihak perempuan atas dasar
kerelaan dan kesukaan kedua belah pihak yang dilakukan dengan pihak lain
(wali) karena telah memenughi rukun dan syarat yang telah ditentukan syara’
berumah tangga.
“Bila kalian khawatir tidak dapat berlaku adil kepada anak yatim
perempuan, maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi, dua tiga atau empat. Lalu bila kalian khawatir tidak adil
(dalam memberikan nafkah dan membagi hari diantara mereka),
6
Undang-Undang Pernikahan No 16 Tahun 2019
7
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi hukum Islam, (Bandung , 2008 M), h. 2
8
Terjemahannya:
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه ِ َ َاهلل بْ ِن َم ْسعُ ْو ٍد َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قِ عن عب ِد
َ ال لَنَ ا َر ُس ْو ُل اهلل َ َ ق: ال َْ ْ َ
ضُّ فَِإنَّهُ َأ َغ,اع ِمْن ُك ُم الْبَ اءَةَ َف ْليََت َز َّو ْج
َ َاس تَط ْ اب َم ِن ِ الش ب
َ َّ (يَ ا َم ْع َش َر: َو َس لَّ َم
َمَّت َف ٌق.)ٌ فَِإنَّهُ لَهُ ِو َج اء, الص ْوِم َّ ِ َو َم ْن مَلْ يَ ْس تَ ِط ْع َف َعلَْي ِه ب,ص ُن لِْل َف ْر ِج ْ ص ِر َو
َ َأح َ َل ْلب
ِ
َعلَْي ِه
artinya:
Dari Abdullah bin Mas'ud RA, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda
kepada kami, “Wahai kaum muda, Siapa diantara kalian yang mempunyai
biaya pernikahan maka menikahlah. Sesungguhnya pernikahan lebih bisa
menjaga pandangan, lebih memelihara kemaluan. Siapa yang tidak
8
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan (Bandung: CV Darus Sunnah, 2015 M),
h.494
9
1) Jaiz, setiap laki-laki dan perempuan Islam boleh memilih mau menikah
atau tidak menikah. Maksudnya bagi seorang pria dan wanita kalau
memilih tidak menikah maka dirinya harus dapat menahan godaan dan
menikah bagi mereka akan mendapat pahala, tetapi tidak berdosa kalau
Artinya:
3) Wajib, bagi orang yang sudah cukup sandang, pangan dan dikhawatirkan
kalau tidak segera dilakukan. Sedangkan bagi orang tuanya yang telah
belum mampu untuk memberi nafkah, Allah swt. berfirman dalam Qs. An-
ِ الش ب ِ
ابَ َّ صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم يَا َم ْع َش َر
َ ُّ ال لَنَا النَّيِب ٍ َح َّد َثنَا عُ َمُر بْ ُن َح ْف
َ َص لََق ْد ق
ِ َّ ِمن اس تطَاع ِمْن ُكم الْب اء َة َف ْليت ز َّوج ومن مَل يس ت ِطع َفعلَي ِه ب
ُالص ْوم فَِإنَّهُ لَه ْ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ ََ َ َ ْ َ َ ْ ْ َ
) (رواه البخاري12.ٌِو َجاء
11
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya,
(Surabaya: Halim Publishing & Distributing, 2013 M), h. 354.
12
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, Jilid 3 (Beirut:
Daar Ibnu Katsir, 2002 M), h. 496.
11
Artinya:
“Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian yang sudah
mampu untuk berjima’ (karena sudah mampu untuk memberikan
nafkah) maka hendaklah untuk ia menikah; karena sesungguhnya
menikah merupakan sarana paling ideal untuk menundukan
pandangan dan menjaga farji (dari hal-hal yang diharamkan). Dan
barang siapa diantara kalian yang belum mampu, maka hendaklah
ia berpuasa karena berpuasa dapat menghindarkan seseorang dari
bahaya syahwat.”
4) Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah baik lahir maupun
batin, namun sang istri tidak menuntutnya karena keadaan isteri yang
suatu perkawinan dengan niat jahat seperti menipu atau ingin membalas
dan maupun syaratnya. Islam sudah mengatur segala kegiatan manusia agar
13
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Terjemahan, ( Jawa Barat: Arya Duta, 2015 M), h. 159-
161
14
Selamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat, (Bandung: Pustaka Setia, 1999 M),
h. 9
12
Maka menurut hukum Islam pernikahan tersebut dapat dinyatakan sah apabila
Rukun adalah sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah dan
tidaknya suatu suatu pekerjaan (ibadah), dan sesuatu itu termaksud dalam
yang menentukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan, tetapi sesuatu itu tidak
menyangkut dengan sah dan tidaknya perbuatan tersebut dari segi hukum.
Kedua kata tersebut mengandung arti yang sama dalam hal bahwa keduanya
umpamanya rukun dan syaratnya tidak boleh tertinggal, dalam arti perkawinan
mengandung arti yang berbeda bahwa rukun itu adalah sesuatu yang berada
sedangkan syarat adalah sesuatu yang berada di luarnya dan tidak merupakan
unsurnya.
diantaranya:
15
Abd.Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2006 M), h. 45-46
13
4. Adanya shighot akad nikah, yaitu ijab qobul yang diucapkan oleh wali
atau wakilnya dari pihak wanita dan dijawab oleh calon pengantin laki-
laki.16
1. Adanya calon suami dan isteri yang tidak terhalang dan terlarang secara
wanita yang akan dinikahi termasuk orang yang haram dinikahi oleh si
2. Adanya ijab, yaitu lafadz yang diucapkan oleh wali atau yang
3. Adanya qabul, yaitu lafadz yang diucapkan oleh suami atau yang
pernikahan ini). Dalam ijab dan qobul dipakai lafadz Tazwij karena lafadz
ini datang dalam Al-Qur’an. Seperti firman Allah swt. Dalam QS. Al-
Pendapat yang mengatakan bahwa rukun nikah itu ada empat, karena
1. Dua orang yang saling melakukan akad perkawinan, yakni mempelai laki-
2. Adanya wali
17
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan (Bandung: CV Darus Sunnah, 2015 M),
h.598
18
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2006 M), h.19
15
tidak cukup hanya mengatakan: “saya nikahkan kamu dengan anak saya”
akan tetapi menyebut langsung nama calon mempelai atau sifat yang bisa
2. Kerelaan kedua calon mempelai, maka tidak sah jika salah satu dari
4. Wali bagi wanita adalah bapaknya, kemudian yang diserahi tugas oleh
keturunan nasabnya seperti ahli waris. Maka tidak sah pernikahan kecuali
19
Maktabah Abu Salma Al-Atsari, Bekal-bekal Pernikahan Menurut Sunnah Terjemahan,
(Jakarta: 2007 M), h. 15
16
ayat (1)
mendapat ijin dari pengadilan , pasal 3 ayat (2) dan pasal 27 ayat (2)
tahun harus membayar ijin kedua orang tua pasal 6 ayat (2)
5. Bila orang tua berhalangan, ijin diberikan oleh pihak lainyang ditentukan
Tahun 2019.
hukum menentukan lain. Pasal 6 ayat (1) hal ini untuk menghindarkan
paksaan bagi calon mempelai dalam memilih calon isteri atau suami.
calon isteri.20
20
Gerry Achad Rizki, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: CV. Permata
Press, 2019 M), h. 367
17
pernikahan yang sah diakui secara hokum sehingga hak dan kewajibab yang
berkenaan dengan pernikahan dapat berlaku. Berikut ini merupakan syarat sah
pernikahan:
yang haram untuk dinikahi, baik haram untuk sementara waktu atau haram
untuk selamanya.
Jumhur ulama sepakat bahwa pernikahan tidak sah tanpa adanya kejelasan
di dalam pernikahan itu sendiri. Pernikahan akan sah apabila dihadiri oleh
21
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Terjemahan, ( Jawa Barat: Arya Duta, 2015 M), h. 207
18
4. Undang-undang ini menganut prinsip, bahwa calon suami istri itu harus
perceraian dan mendapat keturunan yang baik dan sehat. Untuk itu
6. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kewajiban
masyarakat.22
Pada hakikatnya pemerintah itu memiliki tujan yang mulia dan penuh
22
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Cet.3, (Prenada Media:
Jakarta 2009 M), h. 25-26
19
بِ اطرْيِ الْم َقْنطَ ر ِة ِمن ال َّذ َه ِ َالش ه ٰو ِت ِمن النِّس اِۤء والْبنِ والْ َقن ِ ُزيِّ َن لِلن
َ َ ُ َ َ َ َ َ َ نْي َ َّ ب ُّ َّاس ُح
وة ال ُّد ْنيَا ۗ َوال ٰلّ هُ ِعْن َده
ِ ض ِة واخْل ي ِل الْمس َّوم ِة وااْل َْنع ِام واحْل ر ِث ۗ ٰذلِ ك مت اع احْل ٰي
َ ُ ََ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ َْ َ َّ َوالْف
ِ
ُح ْس ُن الْ َماٰ ِب
Terjemahannya:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga)”.23
23
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan (Bandung: CV Darus Sunnah, 2015 M),
h.64
24
Ahmad Sarwat, Seri Fiqih Islam Kitab Nikah Cet.1 (Kampus Syariah, 2009 M), h. 6
20
baginya. Selain itu hubungan tersebut tidak hanya pada dua orang tetapi
dan keselamatan dunia maupun akhirat. Islam juga solusi mutlak terhadap
Nomor 1 Tahun 1974 bisa dilihat dalam pasal 1 yang menyatakan bahwa:
rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.25
ketenangan jiwa.26
Pernikahan dini atau nikah dibawah umur bukan lagi hal yang aneh
dikalangan masyarakat masa kini. Berbagai hal pendukung yang menjadi alasan
pembicaraan yang tidak akan ada habisnya karena melihat tidak adanya solusi
pasangan agar dapat menjalankan peran mereka untuk mencapai tujuan tersebut
dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu peraturan mengatur tentang batasan umur
25
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, h. 44
26
Subhan Nurdin, Pernikahan untuk Generasi, (Mujahid: Bandung, 2002 M), h. 67
22
untuk menikah agar terciptanya keturunan yang layak fisik dan mental. Karena
keluarga dan melanjudkan keturunan hal ini merupakan fitrah Allah yang
diberikan kepada manusia, dan hokum alam yang tidak akan berubah. Karena
kehidupan ini tidak akan berjalan tanpa adanya pernikahan yang berlanjud pada
setiap generasi dari zaman ke zaman. Setiap jiwa baik secara individu maupun
serta bercita-cita melahirkan generasi baru yang akan memakmurkan bumi ini.
lawan atau penyaluran biologis semata akan tetapi Islam itu memandang
Dianjurkan untuk menikah agar terjaga diri dari maksiat dalam firman
Terjemahannya:
Banyak yang menilai bahwa pernikahan dini merupakan solusi yang tepat
hubungan yang sah antara dua pribadi. Perbedaan pendapat tentang layaknya
Ada banyak faktor yang harus dipenuhi agar bisa menikah, seperti faktor
اع
َ َاستَط
ْ اب َم ْن َّ صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم يَا َم ْع َش َر
ِ َالشب َ ال لَنَا النَّبِ ُّي َ َص لََق ْد ق ٍ َح َّد َثنَا عُ َم ُر بْ ُن َح ْف
) (رواه البخاري.ٌالص ْوِم فَِإ نَّهُ لَهُ ِو َجاء َّ َِم يَ ْستَ ِط ْع َف َعلَْي ِه ب
ْ اءةَ َفلْيََت َز َّو ْج َو َم ْن ل
ِ
َ َم ْن ُك ْم الْب
Artinnya:
“ Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian yang sudah mampu
untuk berjima’ (karena sudah mampu untuk memberikan nafkah) maka
hendaklah untuk ia menikah; karena sesungguhnya menikah merupakan
sarana paling ideal untuk menundukan pandangan dan menjaga farji (dari
hal-hal yang diharamkan). Dan barang siapa diantara kalian yang belum
28
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan (Bandung: CV Darus Sunnah, 2015 M),
h.77
29
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Cet.1 (Bandung, 2009 M), h. 40
24
apabila karena sesuatu hal perkawinan dari mereka yang usianya dibawah 21
keluar. 31
tidak bisa dipungkiri laki-laki diberikan kelebihan diatas wanita tetapi semuanya
adalah sama.
Negara Muslim, Indonesia secara definitive belum yang tertinggi tetapi juga tidak
30
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, Jilid 3, (Beirut:
Daar Ibnu Katsir, 2002 M), h. 496.
31
Rachmat Djatnika, Sosialisasi Hukum Islam, (Bandung: Rosda Karya, 1991 M), h.215
32
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Depok: Rajawali Pers, 2017 M), h.
61
25
Malaysia 18 16
Maroko 18 15
Yaman Utara 15 15
Pakistan 18 16
Somalia 18 18
Yaman Selatan 18 16
Suriah 19 17
Tunisia 17 17
Turki 17 15
No 16 Tahun 2019 tentang ketentuan umur untuk menikah apabila pihak pria dan
wanita mencapai umur 19 tahun. Jadi seseorang dinilai layak untuk melakukan
pernikahan apabila keduanya mencapai umur 19 tahun. Melihat dari ketentuan umur
21 tahun untuk pria dan 18 tahun untuk wanita. Adapula yang lebih rendah seperti
di yaman membatasi umur pernikahan pada pria dan wanita yang sudah mencapai
umur 15 tahun sudah bisa melakukan pernikahan, dan rata-rata negara di dunia
membatasi usia perkawinan itu untuk pria berumur 18 tahun dan wanita berkisar
15 dan 16 tahun.33
33
Tahir Muhammad, Personal law in Islamic Countries,”dalam Amiur Nuruddin dan
Azhari Akmal Tarigan, Hukum Islam di Indonesia Cet.3 (Jakarta: Kencana, 2006 M), h.69
26
sejalan dengan daktor kesanggupan jasmani, mental dan kematangan jiwa agar
menurut peraturan pria dan wanita harus mencapai umur 19 tahun akan tetapi
apabila sudah baligh maka islam membolehkan seseorang untuk menikah. Perlu
jiwa, keturunan, harta dan akal. Satu diantaranya bahwa agama menjadi jalur
keturunan.
mimpi basah untuk pria dan menstruasi untuk wanita. Sebagaimana menurut
Jalal al- Dinn al- Suyuti mengartikan mimpi basah ketika sudah genap
psikis. 34
secara biologis akan tetapi pernikahan bertujuan untuk beribadah kepada Allah
dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Jadi pernikahan bisa terwujud
34
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i Terjemahan, Cet.2, (Jakarta: Almahira, 2012 M),
h. 457
27
maka psikologi dalam rumah tangga yang terbentuk akan lebih dewasa dan
ِ ًوا ِمن َخل ِْف ِهم ذُ ِّريَّة++و َتر ُك++َولْي ْخش الَّ ِذيْن ل
وا++ا ُف ْوا َعلَْي ِه ۖ ْم َفلْيََّت ُق++ ٰع ًفا َخ+ض ْ ْ ْ َ ْ َ َ ََ
ال ٰلّهَ َولَْي ُق ْولُْوا َق ْواًل َس ِديْ ًدا
Terjemahannya:
melakukan pernikahan.
35
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan (Bandung: CV Darus Sunnah, 2015 M),
h.78
28
perempuan. Namun, hal ini tidak berarti bahwa undang-undang Negara muslim
perkawinan. Perkawinan usia muda sangat sangat terkait dengan hak orangtua
dan wali untuk menikahkan anaknya, tanpa disertai kemauan anak itu sendiri.
perkawinan dengan yang ada di Indonesia sejatinya adalah 19 tahun untuk laki-
laki dan wanita. Bagi mereka yang tidak mencapai usia tersebut maka harus
meminta izin dari pengadilan. Meskipun ketentuan ini tidak ada dalam kitab-
kitab fiqih pembatasan perkawinan ini sudah tidak lagi menimbulkan resistensi
dari berbagai kelompok Islam bahkan, bahkan tetap dianggap lumrah dan
biasa.
dan anak itu sendiri. Aspek yang lainnya adalah kehamilan yang memiliki
29
akan tetapi kemungkinan seorang ibu akan meninggal atau anak yang
dikandungnya. 36
keluarga. Ini adalah hal yang wajar, lebih-lebih antar dua orang yang berbeda
atau setidaknya memperkecil konflik itu sehingga tidak meluas. Dari sini
37
Huzaemah T. Yanggo, Hukum Keluarga Dalam Islam, Cet.1, (Yayasan Masyarakat
Indonesia Baru: Jakarta), h. 123-124
30
tidak menentukan lain yang artinya secara tidak langsung batas minimum
kepercayaan. Celah hukum seperti inilah yang mungkin dapat dipakai oleh
umur 18 Tahun penuh dan perempuan yang belum mencapai umur lima belas
Tahun, batas usia dewasa untuk melakukan pernikahan tersebut diatur dalam
Bab XIV tentang pemeliharaan anak dalam pasal 98 ayat (1) Kompilasi
Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21
Tahun, sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau
38
Gerry Achad Rizki, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: CV. Permata
Press, 2019 M), h. 367-368
39
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: CV.Akademika Pressindo, 2010 M),
h. 137
31
tersebut adalah:
reproduksi generasi.
menjadi kreatif karna adanya tanggung jawab yang timbul sebab ada
pernikahan.
3. Aspek ritual, sebagai salah satu model ibadah kepada Allah karena
4. Aspek moral, ada perbedaan yang jelas antara manusia dan hewan
dengan baik. Karena itu menjadi kewajiban setiap keluarga sehat dengan
berikut:
4. Hidup sederhana
bisa menjadi pertimbangan untuk yang ingin melakukan pernikahan. Apa lagi
hal ini berkaitan dengan jasmani dan rohani oleh karna itu keduanya harus di
41
Huzaemah T. Yanggo, Hukum Keluarga Dalam Islam, Cet.1, (Yayasan Masyarakat
Indonesia Baru: Jakarta), h. 119-122
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
sangat penting dalam proses penelitian. Penelitian awal adalah proses penelitian
yang akan dilakukan seorang adalah pada desain penelitiannya. Desain penelitian
dapat menjelaskan sejauh mana kesiapan kita dalam melakukan penelitian. Desain
penelitian berfungsi sebagai arah dan pedoman bagi peneliti mengenai apa yang
harus dilakukan di lapangan, dan desain penelitian akan menentukan hal apa yang
1. Jenis Penelitian
untuk memahami fenomena atau gejala social dengan lebih menitik beratkan
2. Pendekatan Penelitian
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
1. Lokasi Penelitian
peneliti masih banyak terjadi praktek pernikahan di bawah umur atau masih
peneiti sehingga bisa mengurangi biaya dan mudah untuk memperoleh data.
2. Objek Penelitian
35
memahami situasi apa adanya, normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan
C. Fokus Penelitian
memberikan batasan masalah yang akan dikaji atau diteliti. Adapun batasan
umum yakni ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan. mereka
ikatan lahir batin anak dibawah usia 19 tahun baik laki-laki maupun
perempuan.
E. Sumber Data
Sumber data penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh
Sesuai dengan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, maka yang
1. Data Primer berarti data yang diperoleh melalui field research atau penelitian
memperoleh sumber data dari beberapa responden dan informan data yang
menjadi informan dalam penelitian ini yaitu, Staf KUA Kecamatan Talibura
37
Kabupaten Sikka, Pemerintah Desa maupun orang tua atau wali dari pelaku
2. Data Sekunder berarti data yang diperoleh melalui library research atau
F. Instrumen Penelitian
Instrument dalam penelitian ini adalah alat atau fasilitas yang digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya
1. Wawancara
itu dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyan itu.
2. Observasi
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya.
3. Studi Dokumentasi
seperti peta, data statistik, jumlah dan data penduduk; grafik, gambar,
1. Edit (editing)
sebelum data diolah data tersebut harus diedit terlebih dahulu. Dengan
diperbaiki.
2. Klasifikasi (classifying)
3. Verifikasi (verifying)
penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi dari lapangan harus
4. Analisis (analyzing)
data yang teratur sehinnga tersusun. Adapun analisis data yang digunakan
5. Kesimpulan (conclucing)
HASIL PENELITIAN
a. Letak wilayah
a. Jumlah Penduduk
2020 adalah 23.311 jiwa yang terdiri dari 11.372 orang laki-laki dan
b. Ketenagakerjaan
berjumlah 2.502,2 Ha. Sumber penghasilan kedua yaitu perikanan laut jika
a. Pendidikan
b. Kesehatan
4. Sosial Budaya
di Kecamatan Talibura yaitu suku Tana Ai dan suku Bajo dimana suku
5. Agama
dilihar dari besarnya suku di Kecamatan Talibura yaitu suku tana ai. Bisa
dilihat juga dari rumah ibadah terbanyak yang dimiliki umat katolik.
1 Islam 4.074
2 Katolik 19.163
3 Protestan 74
6. Keadaan Demografi
pemanfaatan lahan tani dan ternak. Air merupakan elemen utama yang
banyak.42
42
Sumber Data di Ambil dari Kantor Camat Talibura, Talibura 21 Januari 2021
45
Dari pendapat diatas selaku imam masjid di salah satu desa meberikan
komentar bahwa melihat kematangan seseorang menuju dewasa bisa dilihat dari segi
umur karena jika seseorang sudah mencapai umur yang ditetapkan maka tingkat
kematangan dari segi fisik lahir dan batin akan terbentuk rasa tanggung jawab. Jika
masih di usia dini maka pola piker yang terbentuk yakni pemikirin anak-anak yang
Hal lain juga dikemukakan oleh Mukhlis sebagai tokoh masyarakat dan
Sahanudin sebagai kepala desa mengenai apa sebenarnya pernikahan dini itu
Islam bahwa pernikahan bisa dilakukan apabila keduanya sudah baligh atau yang
kita ketahui apabila laki-laki mimpi basah dan perempuan mengalami masa
43
Arham (36 Tahun) Imam Mesjid Kecamatan Talibura, Wawancara, Talibura 22 Maret
2021
44
Mukhlis (45 tahun), Tokoh Masyarakat Kecamatan Talibura, Wawancara, Talibura 22
Maret 2021
46
menstruasi. Akan tetapi ada pernyataan lainnya selain kedua mempelai sudah
baligh mereka juga harus sudah mempunyai rasa tanggung jawab satu sama lain
kaena itu merupakan hal yang penting. Sebagaimana yang kita ketahui pernikahan
itu harus memenuhi kewajiban seperti nafkah lahir dan batin, apabila tidak ada
rasa tanggung jawab satu sama lain maka pernikahan tersebut akan cedera.
“Pernikahan dini kita bisa lihat dari pernikahan yang belum cukup umur
dan tidak adanya kematangan emosional yang akan mempengaruhi
kehidupan kedepannya dan bisa juga dilihat dari fisik seseorang mampu
dan tidaknya memegang amanah yang akan diberikan”45
ini sama dengan adanya rasa tanggung jawab yang harus dimiliki. Kematangan
dini itu sendiri, peneliti menyimpulkan bahwa banyak masyarakat yang kurang
setuju dengan adanya pernikahan dini karena melihat dari berbagai aspek
kehidupan seperti rasa tanggung jawab, kematangan emosional dan dampak yang
akan ditimbulkan, baik dari segi fisik dan mental dari pernikahan itu sendiri.
Seperti yang kita ketahui bahwa pernikahan itu sendiri harus dipenuhi dengan rasa
45
Sahanudin (27 Tahun) Kepala Desa Nangahale, Wawancara, Nangahale 22 Maret 2021
47
berikut:
“Kita bisa melihat dari berbagai keinginan setiap individu yang ingin
merasakan rumah tangga, semua orang bisa untuk menikah asalkan
terpenuhi hak dan bisa menjalankan kewajiban berumah tangga, menikah
tidak diukur dari umur seseorang tetapi dilihat dari tanggung jawabnya”46
Menikah bukan hanya perkara umur tetapi bagaimana hak dan kewajiban
dalam berumah tangga itu bisa terpenuhi baik dari segi insting dan berbagai
keinginan materi dan adapula beberapa tugas yang harus terpenuhi seperti
diukur dari umur seseorang tetapi dilihat dari rasa tanggung jawabnya. Sedangkan
yang kita ketahui bahwa rasa tanggung jawab itu dilihat dari dewasa dan tidaknya
seseorang, apabila kita berfikir bahwa umur tidak menjadi masalah untuk menikah
maka itu pemikiran yang keliru, sedangkan di zaman sekarang ini anak-anak
zaman dulu yang anak-anaknya sudah bisa mencari pekerjaan sendiri. Pembatasan
“Bisa dan tidaknya seseorang menikah apabila sudah dewasa, siap mental
dan ekonomi memadai serta kemauan yang kuat untuk menjalankan
tanggung jawab”47
46
Sule (65 Tahun) Ketua Adat Kecamatan Talibura, Wawancara, Talibura 24 Maret 2021
48
karena apabila ekonomi sudah memadai pastinya seluruh nafkah lahir akan
terpenuhi. Kebutuhan yang semakin hari akan semakin meningkat membuat kita
harus bekerja keras untuk mencari uang agar terpenuhinya ekonomi keluarga.
Apabila mendapat pasangan yang ekonominya tidak memadai dan rasa tanggung
jika keduanya siap maka bisa melangsungkan pernikahan. Karena kehidupan ini
yang mencukupi. Jika seseorang belum cukup umur untuk menikah tetapi
yang tepat untuk menikah dini. Kemauan tanpa rasa tanggung jawab dan
persiapan yang matang merupakan hal yang keliru. Banyak masyarakat meihat
bahwa pernikahan dini tidak boleh dilakukan karena mengingat mental dan
psikologi yang terbentuk dari anak-anak belum matang dan juga rasa
adanya pernikahan dini tersebut, bisa dilihat hasil responden dari masyarakat
sebagai berikut:
47
Ifa (22 Tahun) Tokoh Masyarakat Kecamatan Talibura, Wawancara, Talibura 24 Maret
2021
49
“Saya sebagai orang tua pelaku pernikahan dini sangat tidak setuju karena,
anak-anak belum mengerti rasa tanggung jawab bahkan anak saya sendiri
hidupnya masih bergantung kepada saya. Yang seharusnya menikah itu
sudah harus memiliki penghasilan sendiri akan tetapi karena kurangnya
mental yang terbentuk diusianya menyebabkan rasa tanggung jawab itu
kurang.”48
karena fisik si pelaku belum pantas untuk mencari uang, psikologi yang terbentuk
dari pelaku adalah layaknya anak-anak yang seharusnya masih bermain-main dan
sekolah bukan menafkahi dan mencari uang untuk istri dan anaknya nanti. Ini
kepada orangtuanya.
dirinya sendiri, karena rahi belum kuat untuk menampung bayi di usia seperti itu
seharusnya menambah keturunan yang sehat bukan yang cacat fisik dan mental,
48
Yuli (52 Tahun) Kerabat Pelaku Pernikahan Dini, Wawancara, Talibura 21 Maret 2021
49
Bidan Sakinah (25 Tahun) Bidan Puskesmas Kecamatan Talibura, Wawancara,
Talibura 27 Maret 2021
50
bisa juga mengurangi keturunan karena meninggal antara ibu atau anak yang
dikandungnya.
pernikahan dini karena melihat dari segi kesehatan dan dampak ekonomi yang
masih bergantung ke orang tua ini yang menjadikan alasan banyak masyarakat
sedangkan masyarakat sendiri sudah paham apa saja yang akan terjadi setelah
yang tidak setuju adanya pernikahan dini tetapi mengapa banyak yang
ekonomi yang tidak memadai, kehancuran dalam berumah tangga. Dari hasil ini
1. Kemauan Sendiri
setelah pernikahan. Tanpa melihat apa yang akan terjadi setelah kehidupan
diungkapkan pelaku pernikahan dini yang merupkan suami istri, sebagai berikut:
persiapan yang penting harus dipenuhi akan membuat cedera dalam pernikahan.
Tanggung jawab yang sangat banyak dibebankan kepada mereka akan membuat
Perasaan yang sama juga dilontarkan oleh pasangan Alsujud dan Febi
”Kami melakukan pernikahan karena kami saling mencintai dan agar bisa
menjaga kehormatan sehingga tidak adanya hal menyimpang yang
dilarang oleh agama. Alsujud juga berfikir bahwa kehidupannya sudah
layak untuk menikahi febi.51
Ingin menjaga kehormatan diri dan keluarga bukan hanya itu yang bisa
50
Heni Widiyanti dan jihan (16 Tahun) Tokoh Masyarakat Kecamatan Talibura,
Wawancara, Talibura 27 Maret 2021
51
Alsujud dan Febi Tokoh Masyarakat Kecamatan Talibura, Wawancara, Talibura 30
Maret 2021
52
melewati perjalanan yang sangat sulit untuk ditempuh, maka dari itu harus kuat
sendiri berawal dari rasa saling menjaga agar hubungan yang awalnya tidak
dibenarkan oleh agama (pacaran) bisa menjadi hal yang sah dan sudah
menikah. Kematangan dalam berfikir, kematangan jiwa dan kekuatan fisik yang
memandai itu adalah harapan dalam kehidupan pernikahan. Banyak yang harus
dihindari dalam hubungan rumah tangga salah satunya adalah keretakan yang
berakhir perceraian yang berdampak juga kepada keluarga ini yang seharusnya
dihindari. Bertujuan untuk melindungi hak anak dan terciptanya perkawinan yang
2. Ekonomi
Dilihat dari pekerjaan masyarakat yang mayoritas petani dan nelayan dan
menikahkan anaknya maka beban mereka sudah berkurang. Karena jika menikah
yang diperoleh dari perkerjan digunkan untuk membayar utang mereka begitu
seterusnya.
53
itu sangat tragis. Harus juga memikirkan factor yang lain terutama permasalahan
alasan itu membuat mereka menikahkan anaknya bahkan sang anak tidak ikhlas
Melihat dari segi ekonomi keluarga memaksakan orang tua untuk menikahkan
anaknya dengan orang yang lebih mampu untuk bisa menafkahi anaknya. Dan
bisa merubah ekonomi keluarga. Akan tetapi mereka tidak melihat factor yang
lain seperti tingkat kedewasaan yang dimiliki anaknya dan bagaimana nantinya
terhindar dari hal yang diharamkan agama seperti sosialisasi, pembinaan pra
nikah tidak membuat remaja paham akan dampak dari pergaulan bebas. Rasa
52
Wulandari (15 Tahun) Tokoh Masyarakat Kecamatan Talibura, Wawancara, Talibura
30 Maret 2021
54
perzinahan. Ada beberapa narasumber dari orang tua pelaku pernikahan dini
“Anak saya menikah karena hamil diluar nikah, ini merupakan kelalaian
kami dari orang tua dalam menjaga anak dan membimbingnya sekaligus
kebebasan yang kami berikan membuatnya nyaman untuk terus bebas
bergaul dengan siapa saja bahkan laki-laki sekalipun, faktor selanjudnya
mungkin dari teknologi karena menonton vidio-vidio porno sehingga
tertarik untuk melakukan”53
Kelalaian penjagaan dari orang tua dan kurangnya bekal agama yang
hal yang diharamkan membuat mereka melakukannya tanpa pikir panjang resiko
untuk kepribadiannya.
“Saya kasihan melihat anak-anak belum siap fisik dan mental untuk
berumah tangga tetapi karena hamil diluar nikah membuat mereka harus
mau menjalankannya”54
makhluknya yang lain yang mengumbar nafsu secara bebas, hubungan antara
jantan dan betina berlangsung tanpa aturan dan ikatan. Allah telah menetapkan
suatu aturan yang sesuai dengan fitrah mulia yang terjaga diri dan kehormatan
manusia. Maka dari itu dijadikanlah ikatan yang sacral antara keduanya dengan
dirinya pada seorang pria. Pada suatu saat wanita akan merasa membutuhkan pria
53
Sarifudin (45 Tahun) Tokoh Masyarakat Kecamatan Talibura, Wawancara, Talibura 22
Maret 2021
54
Kasdi (59 Tahun) Tokoh Masyarakat Kecamatan Talibura, Wawancara, Talibura 23
Maret 2021
55
kehormatan keluarga.
kemauan sendiri dan hamil diluar nikah. Masyarakat berfikir akibat pergaulan
bebas membuat anak-anak tidak ingin jauh satu sama lain, hal ini yang
BAB V
PENUTUP
56
A. Kesimpulan
baligh atau cukup umur untuk melangsungkan pernikahan. Bukan hanya itu
harus juga dilihat dengan tingkat kematangan emosional dan psikis yang
jawab atau saling menjaga maka dari itu dibutuhkan kematangan emosional.
b. Faktor Ekonomi
Factor terbanyak adalah kemauan sendiri dan hamil diluar nikah yang
B. Saran
berikut:
57
sangat lemah karena adanya dispensasi nikah, Sehingga anak-anak yang ingin
DAFTAR PUSTAKA
58
Al-Malibari, Zainuddin bin Abdul Aziz, Fathu Al-Muin Bi Syarhi Quroti Al-
Aini Bi Muhimmati Al-Din, Dar Ibnu Hazm, 2004 M
Diriwayatkan Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud, Cet.3, Subululs salam, h.109
Diriwayatkan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud, Cet.3, Subululs salam, h.109
Nurruddin, Amiur dan Azhar Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam Indonesia,
cet.3, Bandung: Prenada Media Group, 2006 M
Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah Terjemahan, Jawa Barat: Arya Duta, 2015 M
Sarwat, Ahmad, Seri Fiqih Islam Kitab Nikah Cet.1 Kampus Syariah, 2009 M
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
61