Anda di halaman 1dari 3

Opini tentang kode etik profesi hukum

Oleh Nurhadirah

Norma yang diterima oleh sekelompok profesi disebut kode etik profesi. Ini

memberitahu anggotanya bagaimana membuat dan menjamin kualitas profesi di

mata masyarakat. Etika profesi hakim, jaksa, pengacara, notaris, dan polisi menjadi

fokus perhatian. Kode etik profesi hukum ini dikenal dengan Etika Hukum.

Profesi seseorang bidang di mana mereka bekerja merupakan salah satu

bidang di mana etika dan moral menekankan perilaku seseorang. Karena profesi

sebagai pekerjaan membutuhkan keahlian teoritis dan teknis serta kejujuran, maka

pelaksanaan sistem penegakan hukum yang baik sangat tergantung pada harapan

pihak yang membutuhkan bantuannya. Akibatnya, pengemban profesi dituntut

untuk memenuhi syarat-syarat tertentu dalam menjalankan dan melaksanakan

tugasnya. dan fungsi profesional sehingga mereka benar-benar melakukan

pekerjaan mereka secara profesional.

Berikut ini adalah profesi di bidang hukum: Polisi, hakim, jaksa, pengacara,

dan notaris, serta unsur instansi lain yang diamanatkan undang-undang kepada para

profesional hukum untuk menjalankan profesinya dengan tanda dalam arti luas,

seperti: rambu-rambu hukum (legislasi) dan rambu-rambu etika dan moral profesi

(kode etik profesi), memastikan bahwa tanggung jawab hukum dan moral tercakup

dalam tanggung jawab dan praktik profesi.

Moral panggilan yang sah (Proficient Set of rules) merupakan bagian

penting untuk mengarahkan cara berperilaku para pelaksana peraturan sebagai


bentuk kebaikan dan pemolisian. Penegakan hukum membutuhkan pola pikir yang

bermoral, yang menjadi landasan bagi kemampuan profesi hukum untuk

menjalankan tanggung jawabnya.

Kemandirian dan keteguhan moral penyelenggara profesi dalam

menghadapi berbagai persoalan yang termasuk dalam lingkupnya merupakan

standar utama yang digunakan penyelenggara untuk menegakkan kode etik profesi.

Diharapkan para praktisi yang memiliki kualifikasi sikap, perikemanusiaan, dan

keadilan mampu melihat dan menempatkan nilai-nilai obyektif dalam suatu perkara

yang ditangani dengan sikap jujur di samping keterampilan teknis dan kematangan

etika agar menjadi penegak hukum yang profesional dan baik. dalam menjalankan

tugas profesionalnya.

Tujuan etika dan hukum adalah sama memungkinkan orang melakukan hal-

hal yang baik—dan hubungannya sangat dekat. Namun, hukum hanya akan

berfungsi sebagai alat kekuasaan jika tidak memiliki etika. Akibatnya, hukum dan

etika harus ditegakkan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan atau etika

profesi.

Perilaku etis adalah bagian penting dari menjalani kehidupan profesional

dan disebut sebagai etika profesional. Sesuai atau tidaknya perilaku seorang

profesional dalam melaksanakan tugasnya dengan etika profesi sebaiknya dinilai

oleh profesional yang bersangkutan. Orang normal tidak dapat menilai ini karena

dia tidak memiliki keahlian teknis. Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap

etika profesi sangat dipengaruhi oleh moral profesi.


Selain itu, proses pengembangan etika profesi sering menghadapi tantangan

yang kompleks dalam menentukan perilaku apa yang memenuhi standar etika.

Akibatnya, seperangkat pedoman perilaku yang dapat diikuti saat menjalankan

profesi ditetapkan dari dalam lingkungan pengemban profesi itu sendiri. Kode etik

profesi penegak (tertulis atau tidak tertulis) adalah nama yang diberikan untuk

perangkat pedoman ini.

Kode etik pada dasarnya terdiri dari seperangkat pedoman moral yang

positif. Keterkaitan antara akhlak dan tata tertib, bahwa akhlak cakap adalah watak

hidup, sebagai kesiapan untuk memberikan bantuan-bantuan cakap di bidang

hukum kepada daerah setempat dengan kontribusi. Sebagai seorang penulis, saya

memiliki firasat bahwa kode etik mengatur sistem hukum setiap saat. Mereka

(petugas kepolisian) akan terikat oleh etika, dan hati nurani mereka akan

mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.

Anda mungkin juga menyukai