Disusun Oleh :
Muhammad Dihva
Pramana
NIM. P07220119029
i
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PENYAKIT
GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF) DI ICCU YANG
DIRAWAT RSUD ABDUL WAHAB SJARANIE
SAMARINDA
Disusun Oleh :
Muhammad Dihva
Pramana
NIM. P07220119029
i
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PENYAKIT
GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF) DI ICCU YANG
DIRAWAT RSUD ABDUL WAHAB SJARANIE
SAMARINDA
Disusun Oleh :
Muhammad Dihva
Pramana
NIM. P07220119029
i
LEMBAR PERSETUJUAN
TANGGAL........................
Oleh
Pembimbing
Pembimbing Pendamping
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Keperawatan Samarinda Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Mengetahui
Hj. Umi Kalsum, S. Pd., M. Kes Ns. Andi Lis AG, M. Kep
NIP. 196508251985032001 NIP. 196803291994022001
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P07220119029
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang saya
tulis ini benar-benar tulisan saya, dan bukan hasil plagiat baik sebagian atau
seluruhnya. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Karya
Tulis Ilmiah (KTI) ini hasil Plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
v
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Nama : Muhammad Dihva Pramana
Tempat, Tanggal Lahir : Samarinda, 09 November 2001
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Alamat : Jl. Bingkirai RT 01 Desa Long Bagun Ilir,
Kec. Long Bagun, Kab. Mahakam Ulu,
Kalimantan Timur
B. Pendidikan
1. Taman Kanak-Kanak Sinar Bhakti Tenggarong Seberang, Lulus tahun
2006-2007
2. Sekolah Dasar Negeri 003 Long Bagun Ilir, Lulus tahun 2012-2013
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 001 Long Bagun, Lulus Tahun 2015-
2016
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 001 Long Bagun, Lulus tahun 2018-
2019
5. Memasuki Jenjang Pendidikan Diploma III Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur tahun 2019.
v
ABSTRAK
Kata Kunci : Gagal jantung kongestif, Asuhan Keperawatan Pasien dengan gagal
jantung Kongestif
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan
Yang Di Rawat Di Ruang ICCU RSUD Abdul Wahab Sjaranie Samarinda” dapat
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan karena adanya bantuan dan dukungan dalam penulisan banyak sekali
pihak yang telah membantu penulis baik dalam memberi motivasi, bimbingan
materi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
3. Ns. Andi Lis AG, M. Kep selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan
4. Dr. Drs. H. Lamri., M. Kes selaku Penguji Utama yang telah memberikan
memberikan saran dan bimbingan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
i
6. Ns. Frana Andrianur, S.kep selaku Dosen Pembimbing II yang telah
7. Direktur beserta staff RSUD Abdul Wahab Sjaranie Samarinda yang telah
8. Para Dosen dan Staf Pendidikan pada Program Studi D-III Keperawatan
9. Untuk seluruh keluarga saya, terkhusus kedua orang tua saya, adik saya,
Bapak Nurdin, Ibu Nuryani, Adik Dihka, Dhani, Dhaffa, Iqram yang
selalu memberikan do’a dan motiviasi yang tiada henti serta dukungan
dukungan, masukan, dan juga kritik untuk Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan
semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk proses pelaksanaan
Penulis
x
DAFTAR ISI
x
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................................25
3. Intervensi Keperawatan...................................................................................31
4. Implementasi Keperawatan..............................................................................36
5. Evaluasi Keperawatan......................................................................................37
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................38
A. Desain Penelitian.................................................................................................38
B. Subyek Penelitian.................................................................................................38
C. Definisi Operasional............................................................................................38
D. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................................39
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...........................................................39
F. Keabsahan Data....................................................................................................40
G. Analisis Data........................................................................................................40
BAB IV HASIL HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................42
A. Hasil Studi Kasus...................................................................................................42
1. Gambaran Lokasi Penelitian…...........................................................................42
2. Data Asuh Keperawatan….................................................................................43
B. Pembahasan….........................................................................................................123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................133
A. Kesimpulan............................................................................................................133
B. Saran......................................................................................................................136
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................137
x
DAFTAR
x
DAFTAR
x
DAFTAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam kehidupan manusia dan pastinya sangat berbahaya jika organ jantung
darah. Terdapat banyak jenis penyakit jantung, namun yang paling umum
adalah penyakit jantung koroner dan stroke, namun pada beberapa kasus yang
(Rahmadhani, 2020).
jantung adalah kondisi medis di mana jantung tidak dapat memompa cukup
nutrisi tidak terpenuhi dengan baik. Gagal jantung kongestif merupakan suatu
metabolisme jaringan. Gagal jantung dapat dibagi menjadi gagal jantung kiri
1
2
penurunan curah jantung. Menurut data WHO, (2013) di dunia, penyakit CHF
maju.
kali memerlukan biaya besar dan memakan waktu lama (Muti, 2019).
tahun 2016 menunjukkan pada tahun 2015 terdapat 23 juta atau sekitar 54%
kematian yang disebabkan oleh gagal jantung atau Congestive Heart Failure
(CHF). Data di Indonesia pada tahun 2018 diperoleh bahwa penyakit gagal
sebanyak 229,696 (0,13%) orang menderita gagal jantung (Nursita & Pratiwi,
2020)
maju seperti Amerika Serikat, Negara di benua Eropa, Jepang dan Singapura.
terdiagnosa PJK. Dari angka tersebut 18,3% adalah pria dan 6,1% adalah
wanita (Roger dkk, 2011). Berdasarkan laporan WHO (2011) penyakit jantung
Untuk wilayah Asia Tenggara ditemukan 3,5 juta kematian akibat penyakit
(Indrawati, 2012).
sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Prevalensi PJK yang
yang semakin meningkat setiap tahun dan tingginya angka mortalitas yang
4
B. Rumusan Masalah
kongestif (CHF) ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
dan intervensi dengan tepat untuk pasien dengan masalah keperawatan pada
2. Bagi Institusi
A. Konsep Medis
1. Definisi
peredaran oksigen dan darah tersebut dapat disebabkan karena otot jantung
yang melemah, adanya celah antara serambi kiri dan serambi kanan yang
(Paramita, 2021).
2. Etiologi
6
7
yang menetap yang disebabkan karena tekanan atau volume overload yang
a. Anatomi
2) Vertikel atau bilik jantung kanan: Menerima darah dari serambi kanan
Sumber : https://www.ruangbiologi.co.id/anatomi-jantung/
merupakan arteri besar yang terhubung dengan bilik jantung bagian kiri,
pengatur aliran darah yang terdapat di serambi dan bilik kanan, katup
aorta yang mengatur darah kaya oksigen dari bilik kiri mengalir ke aorta,
terdapat katup yang menjaga agar aliran darah tidak mengalir dari
vertikel kiri ke atrium disebut sebagai katup mitral, dan katup pulmonal
yang mengatur aliran darah yang ada di serambi dan bilik kiri.
Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas
9
papill mamae 2 jari setelahnya. Berat organ jantung pada orang dewasa
2) Lapisan Jantung
Sumber : https://www.biologiedukasi.com/2016/07/pembagian-katup-jntung-dan-
lapisan.html
mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV
yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan
jantung.
(1) Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua
vena kava.
1
pembuluh darah besar dan dibentuk oleh atrium sinistra dan sebagian
tumpul.
oleh dinding atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan sebgain kecil
kordis.
Sumber : https://www.dosenpendidikan.co.id/sistem-peredaran-darah/
1
b. Fisiologi
2017).
sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang dilakukan oleh
dan menuju ke jantung. Vena cava inferior dan vena cava superior
atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup mitral dan
maksimal, ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari atrium
kiri akan mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera
dari metabolisme asam lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari
berkontraksi spastis.
dalam.
Dua pompa primer atrium dan dua pompa tenaga ventrikel. Periode
jantung.
c) Periode ejeksi
d) Diastole
saraf otonom.
6) Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama
a) Beban awal
1
b) Kontraktilitas
c) Beban akhir
d) Frekuensi jantung
a) Periode systole
b) Periode diastole
c) Periode istirahat
4. Manisfestasi Klinis
berikut:
a. Sesak nafas terjadi saat beraktifitas pada sebagian besar pasien, awalnya
b. Ortopnea, pasien menopang diri dengan sejumlah bantal untuk tidur. Hal
diinduksi ACEi.
1
a. Kelas 1 Tidak ada batasan : aktivitas fisik yang biasa tidak menyebabkan
gejala.
d. Kelas 4 Tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak
7. Penatalaksanaan
sebagai berikut :
keluhan konstipasi.
2
b. Terapi non farmakologi : Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah
8. Pemeriksaan Penunjang
1. Pengkajian Keperawatan
1) Identitas :
1) Identitas pasien :
dengan pasien.
2
2) Keluhan utama
2) Lelah, pusing
3) Nyeri dada
6) Urine menurun
obatan yang biasanya diminum oleh pasien pada masa lalu, yang
6) Pengkajian data
istirahat, sakit dada, dipsnea pada saat istirahat atau saat beraktifitas
pucat.
paru.
4) Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan muntah.
atau konstipasi.
7) Pemeriksaan fisik
2) Tanda-tanda Vital :
hepertrofi ventrikel
c) Perkusi :
Dextra
2
sinistra
yang terjadi pada saat kontraksi isimetris dari bilik pada permulaan
systole.
permulaan diastole.
9) Pemeriksaan penunjang
lanjut dari gagal jantung, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin
2. Diagnosa Keperawatan
pasien terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Dispnea
Kriteria minor :
adekuat.
karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektf : Dipsnea
Kriteria minor :
2
1) Subjektif : Ortopnea
kontraktilitas.
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Lelah
(CVP) meningkat/,menurun
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
bulan.
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
sendiri, diaforesis.
5) Hipervolemia (D.0022)
intraseluler.
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
2
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau tidak
teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, tugor kulit menurun.
Kriteria minor :
Penyebab : kelemahan.
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
Kriteria minor :
8) Ansietas (D.0080)
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
ancaman.
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
3
Kriteria minor :
berdaya.
metabolisme.
Batasan karakteristik :
Kriteria mayaor :
1) Subjektif : -
Kriteria minor :
makan menurun.
3
3. Intervensi Keperawatan
untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
dan/atau tidur
3. Pasien
mangatakan
dipsnea saat
dan/atau
setelah
aktifitas
menurun
10. Perfusi perifer Tujuan : setelah (Perawatan sirkulasi I.02079)
tidak efektif b.d dilakukan tindakan 10.1. Periksa sirkulasi
penurunan aliran keperawatan perifer(mis:nadi
arteri dan/atau diharapkan perfusi perifer,edema,pengisian
vena perifer meningkat. kapiler, warna,suhu)
10.2. Identifikasi faktor resiko
Kriteria hasil : perfusi gangguan sirkulasi
perifer (L.02011) 10.3. Lakukan hidrasi
1. Nadi perifer 10.4. Anjurkan menggunakan
teraba kuat obat penurun tekanan
2. Akral teraba darah, antikoagulan, dan
hangat penurun kolestrol, jika
3. Warna kulit perlu
tidak pucat 10.5. Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan
darah secara teratur
10.6. Informasikan tanda dan
gejala darurat yanng
harus dilaporkan.
4. Implementasi Keperawatan
output adalah auskultasi bunyi jantung. Tindakan ini sangat penting karena
jantung S3 dan S4. Adanya tanda tersebut berarti bahwa pompa mulai
dalam ventrikel semakin banyak. Frekuensi dan irama juga harus dicatat.
waktu yang lebih banyak untuk pengisian, serta terdapat stagnasi darah yang
5. Evaluasi Keperawatan
peningkatan. Hal ini terlihat dari keadaan umum, tanda vital yang mulai
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Subyek Penelitian
Samarinda.
C. Definisi Operasional
mengantarkan darah yang kaya akan oksigen keseluruh tubuh tidak cukup
atau intoleransi dalam aktivitas (Wulan, 2017). Pada kasus ini untuk
38
2. Asuhan keperawatan
1. Lokasi
2. Waktu
1. Wawancara
lainnya.
3
2. Observasi dan pemeriksaan fisik
3. Studi dokumentasi
penelitian ini adalah dengan melihat hasil dari pemeriksaan diagnostik dan
F. Keabsahan Data
sehingga menghasilkan sebuah data yang akurat. Selain itu, keabsahan data
selama tiga hari, sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga
sumber data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga pasien yang berkaitan
4
G. Analisis Data
sampai semua data terkumpul. Data yang dikumpulkan tersebut dapat berupa
data subjektif dan data objektif. Setelah itu peneliti menegakkan diagnosa
4
BAB IV
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil dan pembahasan mengenai asuhan
dari ruangan ICCU dengan mengambil sampel sebanyak 2 pasien. Adapun hasil
Samarinda yang terletak di Jl. Palang Merah Indah N0. 01, Kelurahan Sidodadi
sebelumnya bernama Lanschap Hospital yang dibangun pada tahun 1933. RSUD
Abdul wahab Sjahranie adalah rumah sakit tipe A sebagai Rumah Sakit rujukan
4
Pada studi kasus ini peneliti melakukan studi kasus di ruang ICCU
pasien yang mengalami gangguan pada jantung. Pada ruang ICCU sendiri terdapat
9 tempat tidur pasien menggelilingi nurse station, 1 ruang isolasi pasien, 2 toilet
pasien, 1 ruang kepala perawat dan perawat, 1 toilet perawat, 1 ruang obat, 1
ruang laken bersih dan 1 nurse station terlletak ditengah tempat tidur pasein.
a. Pengkajian
Data
No. Pasien I ( Tn. J) II (Tn.T)
Anamnesis
1 Nama Pasien Tn. J Tn. T
2 Tanggal Lahir 13 September 1976 15 Desember 1960
3 Suku/bangsa Jawa Gorontalo
4 Agama Islam Khatolik
5 Pendidikan SMP S1
6 Pekerjaan IRT Frelance
Jl. Kadrie Oning gg
7 Alamat Jl. Anggana komplek bersama blok b
no.29
Sumber
8 Keluarga dan pasien Keluarga dan pasien
Informasi
9 No. Registrasi 0119989 01145734
10 Tanggal MRS 24 desember 2021 26 desember 2021
11 Tanggal 27 desember 2021 27 desember 2021
4
Pengkajian
Pasien masuk melalui
UGD RSUD Abdul
Pasien masuk melalui
Wahab Sjahranie pada
UGD RSUD Abdul
tanggal 24 Desember
Wahab Sjahranie pada
2021 pukul 13.30 WIB.
Tanggal 26 Desember
Saat dilakukan
2021 Pukul 21.30 WIB.
pengkajian tentang
Dengan keluhan sesak
riwayat kesehatan sesak
nafas sejak 3 jam yang
nafas dirasakan sejak ±2
lalu disertai dengan nyeri
hari yang lalu sebelum
dada yang tidak menjalar
masuk rumah sakit,
dan keringat dingin yang
semakin sesak saat
12 Keluhan utama dirasakan saat istirahat.
beraktivitas, nyeri pada
Tampak lemah dan wajah
dada sebelah kiri, durasi
pucat. Hasil pemeriksaan
5 menit, skala nyeri 5,
Tanda-tanda vital:
tubuh terasa lemah,
- TD: 125/61 mmhg
edema pada ekstermitas
- Suhu: 36,5
bawah. Hasil
- Nadi : 96x/i
pemeriksaan
- RR: 30x/i
Tanda-tanda vital:
- TD : 110/59 mmhg
- suhu : 36.9
.
- Nadi : 99x/i
- RR : 28x/i
Sesak nafas sejak ±2
Riwayat hari saat aktivitas terasa Sesak nafas saat
13 Penyakit sesak, perut membesar beraktivitas,terdapat edem
Sekarang sejak ±1 Bulan yang dikedua kaki pasien.
lalu kaki tangan bengkak
4
Riwayat
Pasien tidak ada riwayat Pasien tidak ada riwayat
14 Penyakit
penyakit dahulu penyakit dahulu
Dahulu
Pasien mengatakan
Riwayat Pasien mengatakan
memiliki riwayat
15 penyakit memiliki riwayat
Diabetes dari orang tua
keluarga Hipertensi dan jantung
bapak
Keterangan:
Keterangan:
: Laki-laki hidup
: Laki-laki hidup
: Laki-laki meninggal
: Laki-laki meninggal
: Pasien
: Pasien
: Perempuan hidup
: Perempuan hidup
: Perempuan meninggal
: Perempuan meninggal
Tabel 4.2. Hasil Pengkajian Klein dengan Jantung Koroner di RSUD Abdul
4
Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2022
4
Total skor : 9
Total skor : 11
Dengan ketegori
Dengan ketegori tingkat
Status Fungsional tingkat
6 katergantungan pasien
Barthel Index katergantungan pasien
adalah ketergantungan
adalah
berat
ketergantungan berat
Masalah
7 Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas
Keperawatan
Tabel 4.3. Hasil Anamnesia Pemeriksaan Fisik Pasien Dengan Jantung Koroner di
Mata : Mata :
4
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
Hidung : kelainan.
ketajaman penciuman
simetris di tengah.
4
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
Inspeksi : Inspeksi :
Palpasi : fowler.
4
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
pada ICS ke IV
Perkusi :
Auskultasi :
Keperawatan
5
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
5menit)
pembengkakan
5
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
IV line sterna
e) Auskultasi : dextra
intensitas kuat.
b. BJ II-Pulmonal : e) Auskultasi :
c. BJ I-Trikuspid : kuat.
5
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
tunggal dan
intensitas kuat
d. BJ I-Mitral : irama
reguler, tunggal
dan intensitas
kuat.
Keperawatan jantung
Pemeriksaan Abdomen
5
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
Palpasi : Auskultasi :
asites
5
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
baik
Reflex Fisisologis:
• Brakioradialis:
5
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
• N5 (trigeminus) : bawah)
kesamping) • N5 (trigeminus) :
5
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
• N8 menggerakan lengan
mata)
• N8
(verstibulocochlearis) :
Normal (pendengaran
baik)
• N9 (glosofaringeus) :
5
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
: berkemih :
1. Spontan 1. Spontan
1200ml/hari 1500ml/hari
kemih
dan Itegumen 5 5 5 5
5 5 5 5
5
No Pemeriksaan Fisik Pasien I (Tn.J) Pasien II (Tn.T)
ekstermitas
Tabel 4.4. Hasil Pengkajian Psikologis dan lingkungan dengan pasien jantung
5
Total skor penilaian
resiko pasien jatuh Total skor penilaian resiko
Keamanan dengan skala morse pasien jatuh dengan skala
1
Lingkungan adalah : 25 pasien morse adalah : 25 pasien
dalam kategori dalam kategori sedang
sedang
• Persepsi klien
terhadap penyakitnya • Persepsi klien terhadap
adalah merupakan penyakitnya adalah
kesalahan ia sewaktu merupakan kesalahan ia
muda dikarenakan sewaktu muda dikarenakan
pola hidup yang pola hidup yang kurang
kurang baik dengan baik dengan pernah
pernah meminum meminum alkohol dan
Pengkajian
2 alkohol dan merokok. merokok.
Psikososial
• Ekspresi klien • Ekspresi klien terhadap
terhadap penyakitnya penyakitnya adalah
adalah murung/diam. murung/diam.
• Pasien kooperatif • Pasien kooperatif saat
saat interaksi. interaksi.
• Pasien tidak • Pasien tidak mengalami
mengalami gangguan gangguan konsep diri
konsep diri
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
3
Keperwatan keperawatan keperawatan
• Mandi 2 kali sehari • Mandi 2 kali sehari
• Keramas 2 kali • Keramas 2 kali sehari
Personal Hygiene &
4 sehari • Ganti pakaian • Ganti pakaian 2 kali
Kebiasaan
2 kali sehari sehari
• Sikat gigi 2 kali • Sikat gigi 2 kali sehari
6
sehari
6
Tabel 4.6. Hasil pemeriksaan penunjang pada Tn. J dan Tn. T dengan
tahun 2022
1. Pasien I (Tn. J)
2. Pasein II (Tn. T)
6
Kalium:4.6Mmol/L 3,5- 5,2Mmol/L
Klorida serum: 104Mmol/L 97- 111 Mmol/L
b. Diagnosa Keperawatan
1. Pasien I (Tn. J)
6
DS : - klein Agen pencedra fisologis Nyeri akut
mengeluh nyeri di
bagian darah sebelah
kanan
P : pada saat
beraktivitas
Q : seperti tertusuk-
tusuk
R : dada kanan
S : 3
T : 1-5menit
DO : - klein tampak
meringis
- klein tampak
gelisah
DS : - klein Kelebihan asupan cairan Hipervolemia
mengatakan sakit
dileher terasa kering
DO : - klein nampak
lemah
- klein nampak
membran mukosa
kering dan turgor
kulit menurun
DS : - klein Hambatan upaya nafas Pola Nafas Tidak Efektif
mengatakan sesak
dibagian dada
DO : - klein
dipasangkan simple
mask
6
- klein nampak
meringis
DS : - klein Ketidak keseimbangan Intoleransi Aktivitas
mengatakan sering suplai dan kebutuhan
mengalami keletihan oksigen
atau lemah setiap
kali aktivitas
DO : - klein nampak
berbaring ditempat
tidur
- mobilisasi dibantu
oleh keluarga
- skala aktivitas 2
(memerlukan
bantuan orang lain)
- klein tampak
lemah
2. Pasien II (Tn. T)
6
DS : - klein mengeluh Agen pencedra fisologis Nyeri Akut
nyeri di bagian darah
sebelah kanan
P : pada saat
beraktivitas
Q : seperti tertusuk-
tusuk
R : dada kanan
S : 5
T : 5-10menit
DO : - klein tampak
meringis
- klein tampak gelisah
DS : - klein mengeluh Hambatan upaya nafas Pola Nafas Tidak
sesak nafas Efektif
DO : - klein terpasang
02 nasal kanul dengan
flow 3 lpm
DS : - klein mengeluh Ketidakseimbangan antara Intoleransi Aktivitas
lelah saat melakukan suplai dan kebutuhan
kegiatan oksigen
DO : - klein tampak
lemah
6
c. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.8. Intevensi Keperawatan pada pasien I (Tn. J) di ruang ICCU RSUD
6
kaki kebawah atau posisi
nyaman
1.9 berikan diet jantung yang
sesuai (mis. Batasi asupan
kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinffi lemak)
1.10 berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi :
1.1 anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
1.12 anjurkan beraktivitas
secara bertahap
Kolaborasi :
1.13 kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Nyeri akut b.d Tingkat nyeri Manajemen Nyeri (L.08238)
Agen pencedra (L.08066) Observasi :
fisologis (D.0077) Setelah dilakukan 2.1 Identifikasi lokasi,
tindakan keperawatan karakteristik, durasi, frekuensi,
selama 3x8 jam kulitas, intensitas nyeri
diharapkan tingkat 2.2 identifikasi skala nyeri
nyeri menurun dengan 2.3 indentifikasi respons nyeri
kriteria hasil : non verbal
1. keluhan nyeri 2.4 identifikasi factor yang
2. meringis memperberat dan
3. sikap protektif memperingan nyeri
4. gelisah 2.5 identifikasi pengatahuan
5. kesulitan tidur dan keyakinan tentang nyeri
2.6 identifikasi pengaruh nyeri
6
pada kualitas hidup
2.7 monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik :
2.8 berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2.9 kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
2.10 fasilitasi istirahat dan
tidur
2.11 pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
2.12 jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2.13 jelaskan strategi
meredakan nyeri
2.14 anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
2.15 ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
2.16 kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Hipervolemia b.d Keseimbangan cairan Manajemen hipervolemia
Kelebihan asupan (L.03020) (L.03114)
cairan (D.0022) Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan 3.1 periksa tanda dan gejala
6
selama 3x8 jam hypervolemia
diharapkan 3.2 identifikasi penyebab
keseimbangan cairan hypervolemia
meningkat. Dengan 3.3 monitor status
kriteria hasil : hemodinamik
1. asupan cairan 3.4 monitor intake dan output
2. saluran urin cairan
3. kalembapan 3.5 monitor tanda
membran mukosa hemokonsentrasi
4. dehidrasi 3.6 monitor tanda peningkatan
5. tekanan darah onkotik plasma
3.7 monotor kecepatan infus
secara ketat
3.8 monitor efek samping
diuretie
Terapeutik :
3.9 timbang berat badan
setiap hari pada waktu yang
sama
3.10 batasi asupan cairan dan
garam
3.11 tinggikan kepala tempat
tidur 30-40º
Edukasi :
3.12 anjurkan melapor jika
saluran urin <0,5 ml/kg/jam
dalam 6 jam
3.13 anjurkan melapor jika BB
bertambah >1kg dalam sehari
3.14 ajarkan cara mengukur
dan mencatat asupan dan
7
saluran urin
3.15 ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi :
3.16 kolaborasi pemberian
diuretic
3.17 kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretik
3.18 kolaborasi pemberian
Contimous renal replaccement
therapy (CHRRT), jika perlu
Pola nafas tidak Pola nafas (L.01004) Manajem jalan nafas
efektif b.d Setelah dilakukan (L.01011)
Hambatan upaya tindakan keperawatan Observasi :
nafas (D.0005) selama 3x8 jam 4.1 monitor pola nafas
diharapkan pola nafas 4.2 monitor bunyi nafas
membaik. Dengan 4.3 monitor sputum
kriteria hasil : Terapeutik :
1. dispnea 4.4 pertahankan kepatenan
2. penggunaan otot jalan nafas dengan head-tilt
bantu nafas dan chun-lift (jaw thrust jika
3. frekuensi nafas curiga trauma servikal)
4. kedalaman nafas 4.5 posisikan semi-fowler atau
fowler
4.6 berikan minum hangat
4.7 lakukan fisioterapi dada.
Jika perlu
4.8 lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan lendir
kurang dari 15detik
7
4.9 keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsep McGill
4.10 berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi :
4.11 anjurkan asupan cairan
200ml/hari, jika perlu
kontraindikasi
Kolaborasi :
4.12 pemberian bronkodilator,
ekspentoran, mukolatik jika
perlu
Intoleransi Intoleransi aktivitas Manajemen energi (L.05178)
aktivitas b.d (L.05047) Observasi :
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 5.1 identifikasi gangguan
antara suplai dan tindakan keperawatan fungsi tubuh yang
kebutuhan oksigen selama 3x8 jam mengakibatkan kelelahan
(D.0056) diharapkan toleraansi 5.2 monitor kelelahan fisik
aktivitas meningkat dan emosional
dengan kriteria hasil : 5.3 monitor pola jam tidur
1. frekuensi nadi 5.4 monitor lokasi dan
2. saturasi oksigen ketidaknyamanan selama
3. keluhan lelah melakukan aktivitas
4. dispnea saat 5.5 menanyakan kenyamanaan
aktifitas dan jam tidur
Terapeutik :
5.6 sediakaan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus
(mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
5.7 lakukan rentang gerak
7
pasif dan aktif
5.8 berikan aktivitas distrasi
yang menenangkan
5.9 fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak dapat
berubah atau berjalan.
Edukasi :
5.10 anjurkan pasien untuk
istirahat
5.11 anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kesehatan tidak berkurang
5.12 ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
5.13 kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
Tabel 4.9. Intervensi Keperawatan pada pasein II (Tn. T) di ruang ICCU RSUD
7
perubahan selama 3x8 jam jantung (meliputi dispnea,
afterload (D.0088) diharapkan masalah kekelahan, edema, ortopnea,
keperawatan paraoxysmal, nocturnal
ketidakadekuatan dyspnea, peningkatan CVP)
jantung memopa darah 1.2 Identifikasi tanda/gejala
meningkat dengan sekunder penurunan curah
kriteria hasil : jantung ( meliputi peningkatan
1. tekanan darah berat badan, hepatomegali,
2. CRT sedang <3 distensi vena jugalaris,
detik palpatsasi, ronkhi basah,
3. distensi vena oliguria, batuk, kulit pucat)
jugularis menurun 1.3 monitor tekanan darah
4. gambaran EMG (termasuk tekanan darah
arituna menurun ortostastik, jika perlu)
5. lelah menurun 1.4 monitor intake dan output
cairan
1.5 monitor keluhan nyeri
dada (mis. Intensitas, lokasi,
radiasi, durasi, presivitasl yang
mengurangi nyeri)
Terapeutik :
1.6 posisikan pasien semi-
fowler atau fowler dengan
kaki kebawah atau posisi
nyaman
1.7 berikan diet jantung yang
sesuai (mis. Batasi asupan
kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinffi lemak)
1.8 berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
7
oksigen >94%
1.9 melihat hasil EKG
Edukasi :
1.10 anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
1.11 anjurkan beraktivitas
secara bertahap
Kolaborasi :
1.12 kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Nyeri akut b.d Tingkat nyeri Manajemen Nyeri (L.08238)
Agen pencedra (L.08066) Observasi :
fisologis (D.0077) Setelah dilakukan 2.1 Identifikasi lokasi,
tindakan keperawatan karakteristik, durasi, frekuensi,
selama 3x8 jam kulitas, intensitas nyeri
diharapkan tingkat 2.2 identifikasi skala nyeri
nyeri menurun dengan 2.3 indentifikasi respons nyeri
kriteria hasil : non verbal
- keluhan nyeri 2.4 identifikasi factor yang
- meringis memperberat dan
- sikap protektif memperingan nyeri
- gelisah 2.6 identifikasi pengatahuan
- kesulitan tidur dan keyakinan tentang nyeri
2.7 identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
2.8 monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik :
2.9 berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
7
2.10 kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
2.11 fasilitasi istirahat dan
tidur
2.12 pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
2.13 jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2.14 jelaskan strategi
meredakan nyeri
2.15 anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
2.16 ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
2.17 kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Nyeri akut b.d Pola nafas (L.01004) Manajem jalan nafas
Hambatan upaya Setelah dilakukan (L.01011)
nafas (D.0005) tindakan keperawatan Observasi :
selama 3x8 jam 3.1 monitor pola nafas
diharapkan pola nafas 3.2 monitor bunyi nafas
membaik. Dengan 3.3 monitor sputum
kriteria hasil : Terapeutik :
1. dispnea 3.4 pertahankan kepatenan
2. penggunaan otot jalan nafas dengan head-tilt
bantu nafas dan chun-lift (jaw thrust jika
3. frekuensi nafas curiga trauma servikal)
7
4. kedalaman nafas 3.5 posisikan semi-fowler atau
fowler
3.6 berikan minum hangat
3.7 lakukan fisioterapi dada.
Jika perlu
3.8 lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan lendir
kurang dari 15detik
3.9 keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsep McGill
3.10 berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi :
1.11 anjurkan asupan cairan
200ml/hari, jika perlu
kontraindikasi
Kolaborasi :
3.12 pemberian bronkodilator,
ekspentoran, mukolatik jika
perlu
Intoleransi Intoleransi aktivitas Manajemen energi (L.05178)
aktivitas b.d (L.05047) Observasi :
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 4.1 identifikasi gangguan
antara suplai dan tindakan keperawatan fungsi tubuh yang
kebutuhan oksigen selama 3x8 jam mengakibatkan kelelahan
(D.0056) diharapkan toleraansi 4.2 monitor kelelahan fisik
aktivitas meningkat dan emosional
dengan kriteria hasil : 4.3 monitor pola jam tidur
1. frekuensi nadi 4.4 monitor lokasi dan
2. saturasi oksigen ketidaknyamanan selama
3. keluhan lelah melakukan aktivitas
7
4. dispnea saat Terapeutik :
aktifitas 4.5 sediakaan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus
(mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
4.6 lakukan rentang gerak
pasif dan aktif
4.7 berikan aktivitas distrasi
yang menenangkan
4.8 fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak dapat
berubah atau berjalan.
Edukasi :
4.9 anjurkan tirah baring
4.9 anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kesehatan tidak berkurang
4.10 ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
4.11 kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
7
d. Implementasi Keperawatan
7
3.1 periksa tanda dan gejala
hypervolemia Suara nafas
3.2 identifikasi penyebab vesikuler, jvp 12cm
hypervolemia H20
8
kaki kebawah atau posisi posisi sekarang
nyaman
8
yang sesuai (mis. Batasi
asupan kafein, natrium, Pasien
kolestrol, dan makanan menghabiskan
tinffi lemak) makanan diet
1.3 monitor tekanan darah rendah lemak dan
(termasuk tekanan darah kalori
ortostastik, jika perlu)
1.5 memonitor tekanan TD : 110/59 mmHg
darah dan frekuensi nadi N : 99x/menit
sebelum dan sesudah RR : 28x/menit
aktivitas T : 36.9ºC
3.1 monitor pola nafas SP02 : 98%
obat analgetic sp
dobutamine di
5.1 identifikasi gangguan synge pump
fungsi tubuh yang kecepatan 2.8cc/jam
8
mengakibatkan kelelahan
5.2 monitor kelelahan fisik Pasien mengatakan
dan emosional sangat khawatir
dengan kondisi
istrinya dirumah
dan ingin segera
pulang
Selasa, 28 Desember 4.1 monitor tekanan darah TD : 120/60 mmHg
2021 (termasuk tekanan darah N : 99x/menit
ortostastik, jika perlu) RR : 28x/menit
1.5 memonitor tekanan T : 35.2ºC
darah dan frekuensi nadi SP02 : 99%
sebelum dan sesudah
aktivitas
3.1 monitor pola nafas
1.1 Identifikasi tanda/gejala
primer penurunan curah
jantung (meliputi dispnea,
kekelahan, edema, ortopnea,
paraoxysmal, nocturnal
dyspnea, peningkatan CVP)
Pasien mengatakan
2.1 Identifikasi lokasi, nyeri saat istirahat
karakteristik, durasi, dan beraktivitas,
frekuensi, kualitas, nyeri seperti
intensitas nyeri ditusuk-tusuk, nyeri
2.2 identifikasi skala nyeri di dada kiri, skala 3,
2.3 indentifikasi respons pasien mengatakan
nyeri non verbal nyeri hilang timbul
4.4 monitor lokasi dan (1-5 menit)
ketidaknyamanan selama Pasien mengatakan
8
melakukan aktivitas tidur sudah lebih
5.3 monitor pola dan jam nyaman dari
tidur kemarin
Pasien mengatakan
minum 1500ml air,
1.4 monitor intake dan makan 1x, dan
output cairan urine 400ml, dan
BAB 1x (200ml)
Pasien nampak
rileks dan
8
5.6 lakukan rentang gerak melakukan tarik
pasif dan aktif napas dalam ketika
5.7 berikan aktivitas distrasi sedang merasa
yang menenangkan bosan karena
5.8 anjurkan pasien untuk memikirkan
istirahat istrinya, dan pasien
mengurangi
kegiatan tersebut
8
aktivitas
3.1 monitor pola nafas
8
sama melakukan mika
miki tiap 2 jam
obat analgetic sp
dobutamine di
3.17 kolaborasi pemberian synge pump
obat diuretic kecepatan
2.8cc/jam.
Pasien terlihat
2.2 identifikasi skala nyeri meringis dan
2.3 indentifikasi respons gelisah
nyeri non verbal
8
meminum obat
1.4 monitor intake dan
output cairan Pasien mengatakan
minum 1200ml air,
makan 1x, dan
urine 500ml, dan
BAB 1x (200ml)
1.7 berikan diet jantung
yang sesuai (mis. Batasi Pasien
asupan kafein, natrium, menghabiskan
kolestrol, dan makanan makanan diet
tinffi lemak) rendah lemak dan
kalori
1.3 monitor tekanan darah
(termasuk tekanan darah
ortostastik, jika perlu) TD : 120/60 mmHg
1.5 memonitor tekanan N : 99x/menit
darah dan frekuensi nadi RR : 28x/menit
sebelum dan sesudah T : 35.2ºC
aktivitas SP02 : 99%
3.1 monitor pola nafas
8
urine 350ml, dan
5.6 lakukan rentang gerak BAB 1x (200ml)
pasif dan aktif Pasien nampak
5.7 berikan aktivitas distrasi rileks dan
yang menenangkan melakukan tarik
5.8 anjurkan pasien untuk napas dalam ketika
istirahat sedang merasa
bosan karena
memikirkan
istrinya, dan pasien
3.16 kolaborasi pemberian mengurangi
obat diuretic kegiatan tersebut
obat analgetic sp
dobutamine di
1.6 posisikan pasien semi- synge pump
fowler atau fowler dengan kecepatan 2.8cc/jam
kaki kebawah atau posisi
nyaman Pasien mengatakan
nyaman dengan
5.8 anjurkan pasien untuk posisi seperti ini
istirahat (semi-fowler)
Pasien terlihat
nyaman
8
Tabel 4.11. Implementasi Keperawatan pada pasien II (Tn. T) di ruang ICCU
9
2.6 identifikasi pasien tidak bisa
pengatahuan dan bergerak bebas
keyakinan tentang nyeri
2.7 identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
9
tilt dan chun-lift (jaw
thrust jika curiga trauma
servikal)
9
(termasuk tekanan darah N : 99x/menit
ortostastik, jika perlu) RR : 28x/menit
1.5 memonitor tekanan T : 35.2ºC
darah dan frekuensi nadi SP02 : 99%
sebelum dan sesudah
aktivitas
3.1 monitor pola nafas
9
peningkatan CVP) beristirahat di
tempat tidur
1.6 posisikan pasien semi-
fowler atau fowler dengan
kaki kebawah atau posisi Pasien mengatakan
nyaman tidur sudah lebih
nyaman dari
4.3 monitor pola jam tidur kemarin
Pasien terlihat
nyaman
9
analgetik, jika perlu Pasien
1.7 berikan diet jantung menghabiskan
yang sesuai (mis. Batasi makanan diet
asupan kafein, natrium, rendah lemak dan
kolestrol, dan makanan kalori
tinggi lemak)
9
3.1 monitor pola nafas
9
1.6 posisikan pasien semi- Pasien terlihat
fowler atau fowler dengan nyaman
kaki kebawah atau posisi
nyaman
4.9 anjurkan tirah baring
9
1.4 monitor intake dan Pasien mengatakan
output cairan minum 50ml air,
makan 1x, dan
urine 250ml, pasien
saat ganti pampers
pasien terlihat
sedikit BAB
e. Evaluasi Keperawatan
9
RR : 21x/menit
T : 35,6oC
SpO2 : 98%
P : Lanjutkan Intervensi :
- 1.1 Identifikasi tanda/gejala
penurunan curah jantung
- 1.3 Monitor tekanan darah
- 1.6 Monitor saturasi
oksigen
- 1.12 Monitor tekanan darah
dan frekuensi nadi sebelum
dan sesudah aktivitas
- 1.20 Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
- 1.26 Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Nyeri Akut (D.0077) S:
- Pasien mengeluh nyeri dada
P: Saat aktivitas maupun
saat istirahat nyeri, saat diberi
obat nyeri perlahanlahan
nyeri berkurang
Q : Pasien mengatakan
seperti ditusuk-tusu
R : Pasien mengatakan nyeri
di dada kanan
9
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang timbul
O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak sulit tidur
P : Lanjutkan Intervensi :
2.1 Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
2.2 Identifikasi skala nyeri
2.18 Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
2.19 Kolaborasi pemberian
analgetik
Hipervolemia (D.0022) S : Pasien mengatakan sesak
saat bernapas berkurang
10
N : 68x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,5oC
SpO2 : 98%
- Urine pasien : 900cc/8jam
A : Hiverpolemia meningkat
P : Lanjutkan Intervensi
4.1 Periksa tanda dan gejala
hipervolemia
4.3 Monitor status
hemodinamik
4.4 Monitor intake dan output
cairan
4.10 Batasi asupan cairan dan
garam
4.11 Tinggikan kepala tempat
tidur 30-40®
4.15 Ajarkan cara membatasi
cairan
4.16 Kolaborasi pemberian
diuretic
Pola Napas Tidak S : Pasien mengatakan sesak
Efektif (D.0005) napas berkurang
O:
- Pasien tampak sesak
berkurang
- TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 68x/menit
10
RR : 20x/menit
T : 36,5oC
SpO2 : 98%
A : Pola nafas tidak efektif
membaik
P : Lanjutkan Intervensi :
3.1 Monitor pola napas
3.5 Posisikan semi fowler
atau fowler
Intoleransi Aktivitas S :
(D.0056) - Pasien mengeluh mudah
lelah berkurang
- Pasien mengatakan sesak
saat/setelah aktivitas
berkurang - Pasien mengeluh
merasa lemah berkurang
A : Inoleransi aktifitas
meningkat
P : Lanjutkan Intervensi :
5.1Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
5.8Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan 5.9
10
Anjurkan tirah baring 5.13
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Selasa, 28 Penurunan curah S : - Pasien mengatakan
Desember 2021 jantung (D.0008) mudah Lelah berkurang
- Pasien mengatakan sesak
napas berkurang
P : Lanjutkan Intervensi :
- 1.1 Identifikasi tanda/gejala
penurunan curah jantung
- 1.3 Monitor tekanan darah
- 1.6 Monitor saturasi
oksigen
- 1.12 Monitor tekanan darah
dan frekuensi nadi sebelum
dan sesudah aktivitas
- 1.20 Berikan oksigen untuk
10
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Nyeri Akut (D.0077) S:
- Pasien mengeluh nyeri dada
- P : Saat aktivitas maupun
saat istirahat nyeri, saat diberi
obat nyeri perlahanlahan
nyeri berkurang
- Q : Pasien mengatakan
seperti ditusuk-tusuk
- R : Pasien mengatakan
nyeri di dada kanan
- S : Skala nyeri 4
- T : Nyeri hilang timbul
P : Lanjutkan Intervensi :
2.1 Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
2.2 Identifikasi skala nyeri
2.18 Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
10
2.19 Kolaborasi pemberian
analgetik
Hipervolemia (D.0022) S : Pasien mengatakan sesak
saat bernapas berkurang
A : Hivervolemia meningkat
P : Lanjutkan Intervensi
4.1 Periksa tanda dan gejala
hypervolemia
4.3 Monitor status
hemodinamik
4.4 Monitor intake dan output
cairan
4.10 Batasi asupan cairan dan
garam
4.11 Tinggikan kepala tempat
tidur 30-40o
4.15 Ajarkan cara membatasi
10
cairan
4.16 Kolaborasi pemberian
diuretic
Pola Napas Tidak S : Pasien mengatakan sesak
Efektif (D.0005) napas berkurang
P : Lanjutkan Intervensi :
3.1 Monitor pola napas
3.5 Posisikan semi fowler
atau fowler
Intoleransi Aktivitas S :
(D.0056) - Pasien mengeluh mudah
Lelah - Pasien mengatakan
sesak saat/setelah aktivitas
berkurang - Pasien mengeluh
merasa lemah
10
A : Intoleransi aktivitas
meningkat
P : Lanjutkan Intervensi :
5.1Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
5.8Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
5.9 Anjurkan tirah baring
5.13 Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
Rabu, 29 Penurunan Curah S :
Desember 2021 Jantung (D.0008) - Pasien mengatakan mudah
Lelah
- Pasien mengatakan sesak
napas
O:
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak lemah
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 21x/menit
T : 35,6oC
SpO2 : 98%
10
A : Penurunan curah jantung
menurun
P : Lanjutkan Intervensi :
- 1.1 Identifikasi tanda/gejala
penurunan curah jantung
- 1.3 Monitor tekanan darah
- 1.6 Monitor saturasi
oksigen
- 1.12 Monitor tekanan darah
dan frekuensi nadi sebelum
dan sesudah aktivitas
- 1.20 Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
- 1.26 Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Nyeri Akut (D.0077) S:
- Pasien mengeluh nyeri dada
- P : Saat aktivitas maupun
saat istirahat nyeri, saat diberi
obat nyeri perlahanlahan
nyeri berkurang
- Q : Pasien mengatakan
seperti ditusuk-tusuk
- R : Pasien mengatakan
nyeri di dada kanan
- S : Skala nyeri 5
- T : Nyeri hilang timbul
O:
10
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak sulit tidur
P : Lanjutkan Intervensi :
2.1 Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
2.2 Identifikasi skala nyeri
2.18 Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
2.19 Kolaborasi pemberian
analgetik
Hipervolemia (D.0022) S : Pasien mengatakan sesak
saat bernapas
O:
- Pasien tampak sesak
- Jvp pasien 12 cm
- Berat badan pasien 60kg
yang sebelumnya 58kg
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 22x/menit
T : 36,5oC
10
SpO2 : 98%
- Urine pasien : 1000cc/8jam
A : Hiverpolemia meningkat
P : Lanjutkan Intervensi
4.1 Periksa tanda dan gejala
hypervolemia
4.3 Monitor status
hemodinamik
4.4 Monitor intake dan
output cairan
4.10 Batasi asupan cairan dan
garam
4.11 Tinggikan kepala tempat
tidur 30-40o
4.15 Ajarkan cara membatasi
cairan
4.16 Kolaborasi pemberian
diuretic
Pola Napas Tidak S : Pasien mengatakan sesak
Efektif (D.0005) napas
O:
- Pasien tampak masih sesak
- Pasien menggunakan nasal
kanul 3lpm
- TTV :
TD : 1200/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 22x/menit
11
T : 36,5oC
SpO2 : 98%
O:
- Pasien terlihat lemas
- Pasien terlihat dapat
melakukan mobilisasi
sederhana dengan duduk di
samping tempat tidur dibantu
dengan perawat
A : Intoleransi aktifitas
meningkat
P : Lanjutkan Intervensi :
5.1Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
11
mengakibatkan kelelahan
5.8Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur
Tabel 4.13. Evaluasi Keperawatan pada pasien II (Tn. T) di ruang ICCU RSUD
O:
- Pasien terlihat masih sesak
napas
- Hasil EKG : sinus rhytem
- TTV:
TD : 130/80mmHg
N : 72x/menit
RR : 22x/menit
T : 36,5oC
SpO2 : 98%
11
A : Penurunan curah jantung
menurun
P : Lanjutkan Intervensi :
1.1 Identifikasi tanda/gejala
penurunan curah jantung
1.3 Monitor tekanan darah
1.6 Monitor saturasi oksigen
1.12 Monitor tekanan darah
dan frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
1.20 Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
1.26 Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Nyeri Akut (D.0077) S:
- Pasien mengeluh nyeri dada
- P : Saat aktivitas maupun saat
istirahat nyeri, saat diberi obat
nyeri perlahanlahan nyeri
berkurang
- Q : Pasien mengatakan
seperti ditusuk-tusuk
- R : Pasien mengatakan nyeri
di dada kiri
- S : Skala nyeri 4
- T : Nyeri hilang timbul
O:
- Pasien tampak meringis
11
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak sulit tidur
P : Lanjutkan Intervensi :
2.1 Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri
2.2 Identifikasi skala nyeri
2.18 Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
2.19 Kolaborasi pemberian
analgetik
Pola Napas Tidak S : Pasien mengatakan sesak
Efektif (D.0005) napas
O:
- Pasien tampak masih sesak
- Pasien menggunakan nasal
kanul 3lpm
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 72x/menit
RR : 22x/menit
T : 36,5oC
SpO2 : 98%
11
P : Lanjutkan Intervensi :
3.1 Monitor pola napas
3.5 Posisikan semi fowler atau
fowler Berikan oksigen
Intoleransi Aktivitas S :
(D.0056) - Pasien mengeluh mudah
Lelah
- Pasien mengatakan sesak
saat/setelah aktivitas
- Pasien mengeluh merasa
lemah
O:
- Pasien terlihat lemas
- Pasien terlihat dapat
melakukan mobilisasi
sederhana dengan duduk di
samping tempat tidur dibantu
dengan perawat
A : Intoleransi Aktifitas
meningkat
P : Lanjutkan Intervensi :
5.1Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
5.8Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
11
5.9 Anjurkan tirah baring
5.13 Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Selasa, 28 Penurunan Curah S :
Desember 2021 Jantung (D.0008) - Pasien mengatakan sesak
napas berkurang
- Pasien mengatakan mudah
Lelah
O:
- Pasien terlihat masih sesak
napas
- TTV:
TD : 130/70mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
T : 36,5oC
SpO2 : 98%
P : Lanjutkan Intervensi :
1.1 Identifikasi tanda/gejala
penurunan curah jantung
1.3 Monitor tekanan darah
1.6 Monitor saturasi oksigen
1.12 Monitor tekanan darah
dan frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
11
1.20 Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
1.26 Kolaborasi pemberian
1antiaritmia, jika perlu
Nyeri Akut (D.0077) S:
- Pasien mengeluh nyeri dada
- P : Saat aktivitas maupun saat
istirahat nyeri, saat diberi obat
nyeri perlahanlahan nyeri
berkurang
- Q : Pasien mengatakan
seperti ditusuk-tusuk
- R : Pasien mengatakan nyeri
di dada kiri
- S : Skala nyeri 4
- T : Nyeri hilang timbul
O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak sulit tidur
P : Lanjutkan Intervensi :
2.1 Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri
2.2 Identifikasi skala nyeri
2.18 Ajarkan Teknik
11
nonfarmakol ogis untuk
mengurangi nyeri
2.19 Kola borasi pemberian
analgetik
Pola Napas Tidak S : Pasien mengatakan sesak
Efektif (D.0005) napas berkurang
O:
- Pasien tampak masih sesak
- TTV : TD : 130/70 mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
T : 36,5oC
SpO2 : 98%
P : Lanjutkan Intervensi :
3.1 Monitor pola napas
3.5 Posisikan semi fowler atau
fowler
3.11 Berikan oksigen
Intoleransi Aktivitas S :
(D.0056) - Pasien mengeluh mudah
Lelah
- Pasien mengatakan sesak
saat/setelah aktivitas
- Pasien mengeluh merasa
lemah
11
O:
- Pasien terlihat lemas
- Pasien terlihat dapat
melakukan mobilisasi
sederhana dengan duduk di
samping tempat tidur dibantu
dengan perawat
A : Intoleransi Aktifitas
meningkat
P : Lanjutkan Intervensi :
5.1Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
5.8Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
5.9 Anjurkan tirah baring
5.13 Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Rabu, 29 Penurunan Curah S :
Desembeer 2021 Jantung (D.0008) - Pasien mengatakan sesak
napas berkurang
- Pasien mengatakan mudah
Lelah
O:
- Pasien terlihat masih sesak
11
napas
- TTV:
TD : 130/70mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
T : 36,5oC
SpO2 : 98%
P : Lanjutkan Intervensi :
1.1 Identifikasi tanda/gejala
penurunan curah jantung
1.3 Monitor tekanan darah
1.6 Monitor saturasi oksigen
1.12 Monitor tekanan darah
dan frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
1.20 Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
1.26 Kolaborasi pemberian
1antiaritmia, jika perlu
Nyeri Akut (D.0077) S:
- Pasien mengeluh nyeri dada
- P : Saat aktivitas maupun saat
istirahat nyeri, saat diberi obat
nyeri perlahanlahan nyeri
berkurang
- Q : Pasien mengatakan
12
seperti ditusuk-tusuk
- R : Pasien mengatakan nyeri
di dada kiri
- S : Skala nyeri 5
- T : Nyeri hilang timbul
P : Lanjutkan Intervensi :
2.1 Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri
2.2 Identifikasi skala nyeri
2.18 Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
2.19 Kolaborasi pemberian
analgetik
Pola Napas Tidak S : Pasien mengatakan sesak
Efektif (D.0005) napas berkurang
O:
- Pasien tampak masih sesak
- TTV : TD : 130/70 mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
T : 36,5oC
12
SpO2 : 98%
P : Lanjutkan Intervensi :
3.1 Monitor pola napas
3.5 Posisikan semi fowler atau
fowler
3.11 Berikan oksigen
Intoleransi Aktivitas S :
(D.0056) - Pasien mengeluh mudah
Lelah
- Pasien mengatakan sesak
saat/setelah aktivitas
- Pasien mengeluh merasa
lemah
O:
- Pasien terlihat lemas
- Pasien terlihat dapat
melakukan mobilisasi
sederhana dengan duduk di
samping tempat tidur dibantu
dengan perawat
A : Intoleransi Aktifitas
meningkat
P : Lanjutkan Intervensi :
5.1Identifikasi gangguan
12
fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
5.8Fasilitasi duduk disisi
tempat
B. Pembahasan
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas tentang masalah
keperawatan yang sesuai dengan teori dan hasil asuhan keperawatan yang
dilakukan pada Tn. J dan Tn. T dengan kasus CHF yang dilakukan pada
pasien CHF yaitu penurunan curah jantung, nyeri akut, pola napas tidak efektif,
selama 3x8jam.
dispnea, tekanan darah 110/59 mmHg, data penunjang lainnya dari foto
12
fungsi diastolic dalam batas normal dan pada pasien 2 didapatkan data
nadi normal, nadi 80x/menit, pasien merasa lemas, gambaran EKG sinus
jantung.
12
(frekuensi, kekuatan,irama), monitor pernapasan, monitor suhu tubuh,
sesuai.
yang muncul pada pasien 1 dan 2 yaitu pasien 1 kenaikan berat badan
jam curah jantung kedua pasien sedikit membaik dengan Tindakan yang
12
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
pasien mengeluh nyeri pada dada diri P : saat beraktivitas dan istirahat, Q
Pada pasien 1 dan pasien Tn. J dan Tn. T didapatkan data yang
(Ridwan, dkk 2020), angina atau nyeri dada disebabkan oleh terjadinya
nyeri.
12
pada pasien 1 dan 2 Tn. J dan Tn. T ,yaitu identifikasi lokasi,
analgetik pada Tn. J dan Tn. T dapat membuat pelebaran pembuluh darah
kepada pasien. Pemberian analgetik pada Tn. J dan Tn. T dapat membuat
12
Pada diagnosis keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
nilai hasil perbandingan antara data dan evaluasi yang muncul pada
pasien 1 dan 2 yaitu Skala nyeri pada pasien 1 Tn. J menjadi skala 5 dan
(D.0022)
kanan (Hepatomegali).
12
yaitu periksa tanda dan gejala hypervolemia, monitor status
batasi asupan cairan dan garam, tinggikan kepala tempat tidur 30-40o, ,
ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran urine dan
napas (D.0005)
pola napas cepat, respirasi 22x/menit, SpO2 98%, terpasang nasal kanul
3lpm dan pada pasien 2 didapatkan data pasien merasa sesak, pasien
merasa sesak saat istirahat dan setelah beraktivitas sesak bertambah, pola
napas cepat, respirasi 25x/menit, SpO2 98%, terpasang nasal kanul 4lpm.
pada pasien gagal jantung kongesif dengan pola napas tidak efektif
terjadi karena ventrikel kiri tidak mampu memmpa darah yang dating
12
dari paruparu sehingga terjadi peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
pada pasien 1 dan 2 yaitu monitor pola napas, monitor saturasi oksigen,
oksigen.
ekspansi dada dan ventilasi paru lebih besar sehingga pasien dapat
nilai hasil perbandingan antara data dan evaluasi yang muncul pada
pasien 1 dan 2 yaitu respirasi pada pasien 1 Tn. J menjadi 20x/menit dan
manajemen jalan napas selama 3x8 jam pada kedua pasien membuat
13
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)
Hasil dari pengkajian pada pasien 1 dan pasien 2 Tn. J dan Tn. T
24x/menit
Pada pasien 1 dan pasien 2 Tn. J dan Tn. T didapat data yang
aktivitas biasa.
monitor kelelahan fisik, monitor pola dan jam tidur, fasilitasi duduk di
sisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau berjalan, anjurkan tirah
13
Menurut (Nugroho, 2016) tirah baring dilakukan untuk mengurangi
dioresis terbaring.
saat/setelah beraktivitas.
13
BAB V
A. Kesimpulan
1. Hasil dari pengkajian yang didapatkan dari kedua pasien umumnya keluhan
yang dirasakan pada pasien 1 dan 2 sama dan hasil dari pengkajian pasien 1
mengatakan sesak napas, nyeri dada kiri, pasien merasa badan lemas, pasien
merasa badan lemas, pasien terlihat lemas tekanan darah 120/80 mmHg,
4, T : hilang timbul
2. Diagnosis keperawatan yang muncul pada kedua pasien ada persamaan dan
13
dengan agen pencedera fisiologis dan intoleransi aktivitas berhubungan
perbedaan diagnosis juga pada pasien 1 dan 2 yaitu pasien pertama diangkat
tubuh.
napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas, nyeri akut
oksigen.
irama jantung, pola napas tidak efektif akut berhubungan dengan agen
13
pencedera fisiologis, hypervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan
napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas, nyeri akut
5. Hasil dari evaluasi keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada kedua
dilakukan oleh penulis dengan kedua pasien yaitu untuk pasien 1 seperti
napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas, nyeri akut
13
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
13
DAFTAR PUSTAKA
13
PASCABEDAH. Stikkes Karsa Husada. Garut. Di akses 21 Juni 2022.
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/444
Hermawati, Risa, Asri Candra Dewi. (2014). Penyakit Jantung Koroner. Jakarta:
Fmedia
Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC
13