Anda di halaman 1dari 3

Puan Aeesya| X MIPA 1|28

EVALUASI BAB 3
1. E
2. E
3. D
4. B
5. E
6. B
7. E
8. D
9. C
10. D
11. C
12. C
13. A
14. E
15. B
16. B
17. B
18. A
19. A
20. A
21. E
22. B
23. B
24. D
25. D

EVALUASI 4
PG

1. C
2. E
3. E
4. B
5. D
6. C
7. A
8. B
9. B
10. C
11. A
12. B
13. B
14. E
15. D
16. E
17. A
18. B
19. C
20. B

Essay

1. Hubungan struktural pemerintah pusat dan daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia terdapat dua cara. Cara Pertama, disebut dengan Sentralisasi, yakni segala urusan,
fungsi, tugas, dan wewenang penyelenggaraan Pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang
pelaksanaannya dilakukan secara Dekonsentrasi. Cara kedua, dikenal sebagai desentralisasi,
yakni segala urusan, tugas, Dan wewenang pemerintahan diserahkan seluas-luasnya kepada
pemerintah daerah.Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut
Daerah diberi kesempatan untuk membentuk Lembaga-lembaga yang disesuaikan Dengan
kebutuhan daerah.

2. Sedangkan makna hubungan fungsional pemerintah pusat dan pemerintah daerah Adalah dalam
hubungan kewenangan yang saling melengkapi satu sama lain. Hubungan tersebut terletak pada
visi, misi, tujuan, dan fungsinya masing-masing. Visi Dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat
lokal maupun nasional adalah melindungi Serta memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk
mengolah dan mengurus Rumah tangga sendiri berdasarkan kondisi dan kemampuan daerah.
Adapun Tujuannya adalah untuk melayani masyarakat secara adil dan merata dalam berbagai
Aspek kehidupan. Fungsi pemerintah pusat dan daerah adalah sebagai pelayan, Pengatur, dan
pemberdaya masyarakat. Hubungan wewenang antara pemerintah Pusat dan pemerintah
daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan Kabupaten dan kota diatur dalam
undang-undang dengan memperhatikan Kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan
keuangan, pelayanan umum, Pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya antara
pemerintah pusat Dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
Berdasarkan undang-undang.

3.
4. Pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung sejak tahun 2005, sesuai dengan
Isi dari UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 24 Ayat (5), yaitu
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat
di daerah yang bersangkutan. Pemilihan kepala daerah dilaksanakan
Secara demokrastis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Setiap warga negara berhak mencalonkan diri dan dicalonkan asalkan memenuhi
Syarat tertentu. Biasanya pasangan calon ada yang diusulkan oleh partai politik atau
Gabungan partai politik dan juga pasangan calon perseorangan. Gubernur dan wakil
Gubernur terpilih dilantik oleh presiden di ibu kota negara. Bupati dan wakil bupati
Serta walikota dan wakil walikota terpilih dilantik oleh gubernur di ibu kota provinsi
Yang bersangkutan.

5. Berdasarkan Pasal 279 UU No. 23 Tahun 2014, hubungan keuangan dalam Penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah meliputi:
A. Pemberian sumber penerimaan daerah berupa pajak daerah dan retribusi daerah;
B. Pemberian dana bersumber dari perimbangan keuangan antara pemerintah pusat Dan
daerah;
C. Pemberian dana penyelenggaraan otonomi khusus untuk pemerintahan daerah
Tertentu yang ditetapkan dengan undang-undang;
D. Pemberian pinjaman dan/atau hibah, dana darurat, dan insentif (fiskal)

Anda mungkin juga menyukai