DISUSUN OLEH :
1. FANDI (141180)
2. TESALONIKA BR SURABKTI (141180089)
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Milton Friedmen
2. Bagaimana pandangan Milton Friendmin mengenai Corporate Social Responsibility
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang biodata Milton Friedmen
2. Mengetahui tentang artikel Milton FredsminThe Social Responsibility of bussiness is
the increase its profits .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Milton Friedman
Milton Friedman (31 Juli 1912 – 16 November 2006) adalah ekonom Amerika dan intelektual
publik. Dia telah menyumbangkan sejumlah pemikirannya dalam makro-ekonomi, mikro-
ekonomi, sejarah ekonomi, dan statistik kepengacaraan kapitalisme laissez-faire. Pada 1976, dia
mendapat Penghargaan Hadiah Nobel "untuk pencapaiannya di bidang analisis konsumsi, teori
dan sejarah moneter, dan demonstrasi kompleksitas dari kebijakan tentang stabilisasi". Dalam
buku-bukunya, kolom Majalah Newsweek, dan sebuah show televisi publik, ia memperjuangkan
kebebasan individu dalam ekonomi dan politik. Pejabat-pejabat Amerika Serikat memuji
sumbangannya yang telah menyampaikan kepada jutaan orang sebuah pengertian manfaat
ekonomi dari pasar bebas yang kompetitif. Milton friedmen adalah Seorang profesor emeritus
dari Universitas Chicago dan pemenang Nobel ekonomi tahun 1976, artikelnya berjudul The
Social Responsibility of Business is to Increase its Profits. Dan artikelnya tersebut menjadi
perdebatan dan Cikal bakal tentang tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility-CSR) berakar dari sebuah tulisan oleh Milton Friedman, seorang pemenang
hadiah nobel ekonomi, pada tahun 1970 dalam sebuah artikel yang ditulis dalam The New York
Times dengan judul “The Social Responsibility of Business is to Increase its Profits”.
Friedman menyimpulkan bahwa doktrin tanggung jawab sosial dari bisnis merusak sistem
ekonomi pasar bebas. Dan dalam bukunya Capitalism and Freedom menyatakan bahwa dalam
masyarakat bebas terdapat hanya satu tanggung jawab sosial untuk bisnis yakni memanfaatkan
sumber dayanya dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan
keuntungannya, selama hal tersebut dibatasi aturan-aturan tertentu dan kompetisi terbuka, bebas
tanpa penipuan atau kecurangan.
Teori stakeholders merupakan kritik yang tepat atas pandangan Friedman.
1. Perusahaan tidak perlu menurunkan harga produk atau membatalkan kenaikan harga produk
demi mencegah terjadinya inflasi, atau dalam menerima tenaga kerja baru perusahaan tidak perlu
memprioritaskan tenaga kerja yang sudah lama menganggur.
Pendapat ini tentu masih bisa kita pahami, dimana untuk masalah inflasi dan pengangguran
bukan merupakan tanggung jawab perusahaan secara tidak langsung.
2. Dalam lingkungan hidup, Friedman mengatakan bahwa perusahaan tidak perlu mengeluarkan
biaya lebih banyak dalam mengurangi polusi daripada apa yang perlu demi kepentingan
perusahaan dan apa yang dituntut oleh hukum demi terwujudnya tujuan sosial, yakni
memperbaiki lingkungan hidup. Hal ini lebih sulit untuk diterima, karena lingkungan hidup
merupakan unsur yang sangat penting dalam tanggung jawab sosial perusahaan.
Tidak masuk akal sebuah perusahaan harus memperlihatkan tanggung jawabnya secara sosial. Itu
urusan individu bukan kembaga bisnis, kata Miton. Sebuah korporasi (perusahaan) adalah
peorangan yang artificial (artificial person) dan dalam hal ini dapat mempunyai sebuah tanggung
jawab yang artifisial, tetapi sebuah usaha (business) secara keseluruhan tidak dapat dikatakan
memiliki tanggung jawab.
Argumetasi Friedman lainnya, tanggung jawab sosial adalah pandangan sosialis yang
menekankan hal itu sebagai mekanisme politik bukan sebuah mekanisme pasar, sebagai cara
untuk menentukan alokasi sumberdaya yang langka untuk berbagai pilihan penggunaan. Dalam
bukunya Capitalisme and Freedom, Milton menyebutkannya sebagai “fundamentally subversive
doctrine” dalam sebuah masyarakat bebas.
Ada juga pandangan yang hampir setara dengan pandangan Milton seperti yang dikemukakan
oleh Betsy Atkins, CEO Baja Ventures. Dalam komentarnya berjudul Is Corporate Social
Responsibility Responsible? Dia menantang pandangan-pandangan tentang tanggung jawab
sosial perusahaan sebagai sebuah upaya politik yang mengaburkan hal-hal penting dalam bisnis.
Memang benar bahwa sebuah perusahaan harus “bertanggung jawab” dengan menghasilkan
produk yang berkualitas dan memasarkanya dengan cara yang etis, taat pada peraturan
perundangan dan mempertanggung jawabkan keuangannya kepada pemegang saham dengan
jujur dan terbuka. Namun bahwa sebuah perusahaan harus menggunakan asetnya untuk tujuan
sosial bukan kepada pemilik saham adalah tidak bertanggung jawab. Sasaran dan tujuan
perusahaan adalah untuk melakukan tindakan atau kegiatan atas nama pemiliknya. Bahwa
pemilik perusahaan kemudian akan mendermakan keuntungannya atau asetnya untuk kegiatan
karitatif itu urusan lain dan bisa saja dilakukan. Namun para menajer dan pelaksana dapat dinilai
tidak bertanggung jawab jika asset dan barang-barang perusahaan digunakan untuk tujuan sosial.
Menurut Atkins apa yang dimaksudkan dengan tanggung jawab social sebenarnya adalah :
transparan dalam laporan keuangan, menghasilkan produk yang berkualitas, jangan membohongi
publik dan memalsukan produk, terbuka akan informasi tentang manfaat dan bahaya sebuah
produk, jangan menggunakan praktek predator seperti mempekerjakan buruh anak-anak, jangan
mengotori atau merusak lingkungan dan tunduk pada hukum dan peaturan, hormat dan hargai
serta perlakukan kaum, buruh secara adil.
Pandangan Milton Friedman tentu saja mendapat tantangan dari berbagi pihak. John Mackey
misalnya , the founder and CEO of Whole Foods, adalah salah seorang pebinis yang tidak setuju
dengan Friedman. Mackey yakin bahwa pandangan Friedman terlalu dangkal yang
menggambarkan pandangan umum para pebisnis waktu itu. Dia berpendapat bahwa Friedman
merendahkan dimensi kemanusiaan dari kapitalisme. Jon Mackey sendiri adalah seorang
pebisnis dan penganut pasar bebas yang liberal dan permisif, yang percaya bahwa sebuah
korporasi harus berupaya menciptakan nilai-nilai bagi semua konstituennya. Memang seorang
investor berpandangan bahwa bisnis adalah memaksimalkan keuntungan. Namun itu bukan
tujuan para pemangku kepentingan lain seperti customer atau pelanggan, pekerja, pemasok dan
Masyarakat luas. Setiap pihak ini mempunyai tujuan bisnis yang berbeda-beda tergantung
keinginan dan kebutuhannya dan hal itu syah saja.
DAFTAR PUSTAKA
https://devenvist.blogspot.com/2008/09/tanggung-jawab-sosial-perusahaan.html
http://eprints.undip.ac.id/58945/1/TUGAS_AKHIR-
SONDHY_HEKSIJUAR_SETIADI_(12010114060031).pdf
https://materi-update.blogspot.com/2015/03/corporate-social-responsibility.html