Alur Penanganan
Alur Penanganan
DAN PEMBEDAHAN
2022
ANASTESI, SEDASI DAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen : 22/PDM/UKP/2022
No. Revisi : 01
PDM
Tanggal Terbit : 23/03/2022
Halaman : 1/23
PUSKESMAS dr. Marlia Refianti, M.Kes
KAMPUS NIP. 197903092007012020
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telahmemberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Buku pedoman Layanan Klinis UKP ini selesai disusun.
Buku pedoman ini disusun sebagai acuan Puskesmas Kampus untuk melakukan
pelayanan anestesi, sedasi dan Puskesmas Kampus sesuai dengan Permenkes No. 43 Tahun
2019. Dengan adanya buku Pedoman ini diharapkan Pelayanan Kesehatan dan mutu kesehatan di
Puskesmas Kampus semakin baik.
Akhir kata semoga buku Layanan Klinis UKP ini dapat bermanfaat untuk kalangan
petugas Puskesmas Kampus.
Hormat Kami,
Penulis
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAMPUS
Jln. Golf Blok G-5 Kampus Palembang
Alamat email : puskesmaskampus@yahoo.co.id
LEMBARAN PENGESAHAN
A. Latar Belakang
Anestesiologi merupakan suatu disiplin dalam ilmu kedokteran yang dalam praktek
kedokteran diimplementasikan sebagai pelayanan anestesi. Pelayanan anestesi pada
hakekatnya harus bisa memberikan tindakan medis yang aman, efektif dan
berperikemanusiaan, berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir dan teknologi tepat guna
dengan mendayagunakan sumber daya manusia yang berkompeten dan profesional dalam
menggunakan peralatan dan obat-obatan yang sesuai dengan standar dan pedoman.
Anestesi Lokal atau bius local adalah prosedur pemberian obat-obatan yang dapat
memblokir sementara rasa nyeri dan membuat area tubuh tertentu mati rasa selama
tindakan medis dilakukan. Pasien yang menerima anestesi local akan tetap sadar dan
mungkin merasa sedikit tekanan selama operasi dilakukan, namun tidak akan merasa nyeri
sama sekali.
Pembedahan adalah suatu tiondakan infasiv membuka pelapis tubuh untuk
menghilangkan penyakit atau diagnosis. Pelayanan di Puskesmas antara lain meliputi
pelayanan pembedahan dan pelayanan anestesi sederhana. Adapun jenis pelayanan yang
diberikan oleh setiap Puskesmas akan berbeda tergantung dari fasilitas, sarana dan
sumber daya yang dimiliki oleh Puskesmas tersebut. Oleh karena itu dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan anestesi dan Pembedahan di Puskesmas Kampus, maka
disusunlah Panduan Pelayanan Anestesi sederhana untuk memenuhi kebutuhan pasien.
B. Tujuan Pedoman
1. Pelayanan anestesi lokal dipuskesmas dilaksanakan memenuhi standart di puskesmas,
standart nasional, undang-undang dan peraturan serta standar profesi sesuai
kebutuhan pasien.
2. Sebagai acuan untuk pemberian anestesi untuk pasien yang akan menjalani prosedur
di IGD, kedokteran gigi dan KB.
3. Meningkatkan mutu pelayanan pembedahan dan anestesi serta keselamatan pasien
C. Sasaran Pedoman
1. Pela Pelayanan pasien gawat di IGD
2. Pelayanan anestesi pada tindakan di poli gigi
3. Pelayanan anestesi di KIA (KB)
E. Batasan Operasional
1. Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit, dalam hal ini
rasa takut perlu ikut dihilangkan untuk menciptakan kondisi optimal bagi pelaksanaan
pembedahan.
2. Anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi di bagian
tubuh tertentu. Anestesi lokal dilakukan dengan cara menginfiltrasi pada ujung saraf di
lokasi yang akan diincisi.
3. Pembedahan adalah suatu tiondakan infasiv membuka pelapis tubuh untuk
menghilangkan penyakit atau diagnosis.
F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanan
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
4. Peraturan Walikota Palembang Nomor 74 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
peraturan Walikota Palembang Nomor 82 Tahun 2011 tentang Biaya Jasa
pelayanan Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 779/Menkes/SK/VIII/2008 tanggal 19
Agustus tentang Standar Pelayanan Anastesiologi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
RUANG PETUGAS JUMLAH
Pelayanan Umum Dokter 1
Perawat 6
Ruang Tindakan Perawat 1
Ruang Pelayanan Gigi Dokter 1
Perawat Gigi 1
Ruang KIA Bidan 4
C. Jadwal Kegiatan
JENIS PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)
Senin-Kamis 07.30-14.00
1. Pendaftaran Jumat 07.30-13.00 Tenaga Administrasi
Sabtu 07.30-14.00
Senin-Kamis 08.00-14.00 Dokter Umum
Pelayanan
2. Jumat 08.00-13.00 Perawat Kesehatan
Kesehatan Umum
Sabtu 08.00-14.00 Bidan
Senin-Kamis 08.00-14.00
Pelayanan Dokter Gigi
3. Jumat 08.00-13.00
Kesehatan Gigi Perawat Gigi
Sabtu 08.00-14.00
Senin-Kamis 08.00-14.00 Dokter Umum
Pelayanan
4. Jumat 08.00-13.00 Bidan
Kesehatan KIA/KB
Sabtu 08.00-14.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
B. STANDAR FASILITAS
PERALATAN
- sphygmomanometer/tensimeter Ya
- stetoskop Ya
- timbangan dewasa Ya
- timbangan anak Ya
- senter Ya
- termometer Ya
- implant kit Ya
- sonde lengkung Ya
- kaca mulut Ya
- ekskavator Ya
A. LINGKUP KEGIATAN
- Pelayanan anestesi adalah pelayanan medis yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan yang
telah mendapat Pendidikan / pelatihan anestesi yang legal.
- Pelayanan terdiri dari :
1. Pelayanan praanastesi → penilaian untuk menentukan status medis sebelum
dilakukan anestesi dan pemberian informasi serta
persetujuan bagi pasien yang akan memperoleh tindakan
anestesi.
Kegiatan pra anestesi meliputi :
a) Konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter harus dilakukan sebelum tindakan
anestesi untuk memastikan bahwa pasien berada dalam kondisi layak untuk
prosedur anestesi
b) Dokter bertanggung jawab untuk menilai dan menentukan status medis pasien
pra-anestesi berdasarkan prosedur sebagai berikut :
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Meminta dan/atau mempelajari hasil-hasil pemeriksaan dan konsultasi yang
diperlukan untuk melakukan anestesi
- Mendiskusikan dan menjelaskan tindakan anestesi yang akan dilakukan
- Memastikan bahwa pasien telah mengerti dan menandatangani persetujuan
tindakan
- Mempersiapkan dan memastikan kelengkapan alat anestesi dan obat-obat
yang akan dipergunakan.
c) Pemeriksaan penunjang pra-anestesi dilakukan sesuai standar profesi dan
standar operasional prosedur
2. Pelayanan intraanestesi → penilaian untuk menentukan status medis sebelum
dilakukan anestesi dan pemberian informasi serta
persetujuan bagi pasien yang akan memperoleh tindakan
anestesi.
3. Pelayanan pascaanestesi → pelayananan pada pasien setelah dilakukan anestesi
sampai pasien pulih dari tindakan anestesi.
B. METODE KEGIATAN
- Prosedur sedasi harus memuat:
a. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa dan anak atau
pertimbangan khusus.
b. Dokumentasi yang diperlukan untuk dapat bekerja dan berkomunikasi efektif.
c. Persyaratan persetujuan khusus.
d. Frekuensi dan jenis monitoring pasien yang diperlukan.
e. Kualifikasi dan keterampilan petugas pelaksana.
f. Ketersediaan dan penggunaan peralatan anestesi
- Memberikan kewenangan bagi tenaga medis seperti dokter umum, dokter gigi, dan tenaga
paramedis (kewenangan khusus) dengan persyaratan kompetensi:
a. Mampu melakukan teknik lokal anestesi dan sedasi
b. Melakukan Monitoring yang tepat
c. Mampu menilai Respons terhadap komplikasi
d. Memahami Penggunaan zat-zat reversal
e. Mampu memberikan bantuan hidup dasar
C. LANGKAH KEGIATAN
a) Pelayanan Anestesi Lokal
1. Persiapan alat yang steril di atas meja,
2. Daerah yang akan diinjeksi regional akan didesinfeksi lebih dulu
3. Dokter menggunakan sarung tangan yang steril.
4. Tahapan prosedur dilakukan secara steril yang meliputi :
- Pasien diberitahu tentang tindkan yang akan dilakukan
- Posisi pasien duduk atau berbaring
- Desinfeksi menggunakan isodine
- Infiltrasi dengan mengggunakan lidokain.
- Mengukur tanda tanda vital.
- Mendokumentasi semua yang dilakukan selama pemberian anestesi di catatan
anestesi pasien.
b) Pelayanan setelah anestesi
1. Dilakukan pengawasan terhadap fungsi vital sign
2. Dilakukan monitoring adanya perdarahan,
3. Evaluasi derajat nyeri pasca tindakani.
4. Dicatat dalam rekam medis pasien.
c) Penanganan Syok Anafilaktik
1. Nilai sirkulasi pasien, jalan nafas, pernafasan, status mental, kulit, dan berat badan
(massa).
2. Berikan epinefrin (adrenalin) intramuskular pada regio mid anterolateral paha, 0,01
mg/kg larutan 1:1000 (1mg/ml), maksimum 0,5 mg (dewasa): catat waktu pemberian
dosis dan ulangi 5-15 menit jika diperlukan. Kebanyakan pasien respon terhadap 1-2
dosis.
3. Letakkan pasien telentang atau pada posisi paling nyaman jika terdapat distres
pernafasan atau muntah; elevasi ekstremitas bawah; kejadian fatal dapat terjadi dalam
beberapa detik jika pasien berdiri atau duduk tiba-tiba.
4. Jika diperlukan, berikan oksigen aliran tinggi (6-8L/menit) dengan masker atau
oropharyngeal airway.
5. Berikan akses intravena menggunakan jarum atau kateter dengan kanula diameter
besar(14-16 G), Jika diperlukan, berikan 1-2 liter cairan NaCl 0,9% (isotonik) salin
dengan cepat (mis: 5-10 ml/kg pada 5-10 menit awal pada orang dewasa).
6. Jika diperlukan, lakukan resusitasi kardiopulmoner dengan kompresi dada secara
kontinyu dan amankan pernafasan.
7. Monitor tekanan darah pasien, denyut dan fungsi jantung, status pernafasan dan
oksigenasi pasien sesering mungkin dalam interval regular.
8. Monitor tekanan darah pasien, denyut dan fungsi jantung, status pernafasan dan
oksigenasi pasien sesering mungkin dalam interval regular.
9. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi denyut jantung, frekuensi pernafasan,
denyut nadi) setiap waktu dan catat dosis setiap pengobatan yang diberikan. Yakinkan
catatan detail tersebut juga dibawa bersama pasien ketika dirujuk.
10. Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan jelas, sehingga pasien tersebut tidak boleh lagi
mendapatkan jenis vaksin tersebut.
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan logistik dalam pelayanan di Puskesmas Kampus distribusi alat kesehatan dan
kebutuhan obat – obatan di dipenuhi dengan penyediaan di masing-masing unit terkait.
No Nama Obat/ Alkes Satuan Persediaan Penerimaan Pengeluaran Jumlah
awal Sisa
1 Lidocain Buah 107 150 197 60
2 Clor Ethyl Buah
3 Diazepam Inj Buah 23 - 21 2
4 Diazepam Rectal Buah 10 - 19
Kit Anafilaktik Set 1 1 0 1
- Epinefrin
- Aminofilin
- Difenhidramin
- Dexametason
- Spuit 1 ml
- Infus set
- NacL 0,9%
- Dextrose 5%
5 Tabung Oksigen Buah 1 1 - 1
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
PENGENDALIAN MUTU
PENUTUP
Pedoman Ini ini digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pelayanan klinis yang ada
di puskesmas Kampus, diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kinerja dalam pemberi
acuan kerja.
ALUR PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK
No Jenis Obat Sediaan di Dosis dan Aturan Pakai Efek Samping Dapat Kontra Indikasi Interaksi Obat
Puskesmas digunakan
oleh
1 Lidocaine suntik Dosis 50–300 mg sebagai • Mual, muntah, atau konstipasi Dewasa, Alergi Obat - Propanolol,
larutan 0,5%. Dosis • Pusing Anak-anak, penyakit jantung, penyakit paru- - golongan beta
maksimal: 4 mg/kgBB. • Kesemutan Ibu hamil paru, methemoglobinemia, blocker,
• Tremor gangguan irama jantung - phenytoin,
Aritmia • Sakit kepala (aritmia), sepsis, penyakit liver, - acetazolamide
• Hipotensi defisiensi glucose-6-phosphate - thiazide
• Suntik (darurat): Dosis • Iritasi kulit, kemerahan, atau dehydrogenase (G6PD)
300 mg diberikan bengkak di area suntikan atau di
melalui otot bahu. kulit yang diolesi lidocaine
Dapat diulang setelah
60–90 menit, jika
dibutuhkan.
• Suntik (stabil): Dosis 1–
1,5 mg/kgBB, dapat
diulang jika dibutuhkan.
Dosis maksimal 3
mg/kgBB, dapat diulang
2 kali. Dosis perlu
dikurangi jika
penggunaan obat lebih
lama dari 24 jam.
2 Chlor Ethyl Spray Sebagai semprotan yang perubahan warna kulit yang Dewasa, Alergi Obat, kerusakan jaringan -
(Eyhyl mengandung 88 g/100 mL, berlangsung lama, nyeri saat kulit Anak-anak, atau membrane mukosa
Chloride) semprotkan pada jarak 30 mencair, infeksi di lokasi Ibu hamil
cm dari permukaan kulit penggunaan obat, dan
sampai dihasilkan lapisan penyembuhan luka yang tertunda,
putih halus reaksi alergi
3 Diazepam Tablet, Dosis dewasa : Ringan : Dewasa dan Alergi obat golongan - Golongan opioid
supposed, Gangguan cemas : 2 mg – anak-anak benzodiazepine ( diazepam, (morfin),
suntik 30 mg/hari • Kantuk termezepam, alprazolam), - sodium oxybate,
Insomnia : 5 – 15 mg di jam • Pusing myasthenia gravis, gloukoma - antipsikotik,
tidur • Lelah yang belum terapi, porifiria akut, - antihistamin,
Epilepsi : 2 – 60 mg per • Penglihatan buram gangguan pernafasan berat, - antikonvulsan lain,
hari • Gangguan keseimbangan kecanduan atau keracunan - antiansietas lain,
Lanjut usia atau lemah : • Tubuh gemetar (tremor) alcohol, penyakit liver, penyakit - obat bius,
dosis setengah dari dosis • Bingung ginjal, penyakit paru-paru atau barbiturate,
dewasa saluran pernapasan, sleep - isoniazide,
Anak : Berat : apnea, gangguan mental tertentu, - cimetidine,
Dosis oral : 3 – 10 mg /kg seperti psikosis atau depresi. - eritromisin,
bb • Sulit bernapas atau napas - ketekonazole,
Rectal : 0,25 – 0,5 mg /kg menjadi lambat - omeprazole,
Injeksi : 0.3 – 0.5 mg/kgBB • Sulit mengingat atau - rifampisin,
1. ingatan
justru hilang - carbamazepine,
• Muncul halusinasi atau - penitoin, kafein
delusi - teofilin,
• Gelisah - antasida
• Depresi
• Penyakit kuning
• Sulit berkemih
• Sakit tenggorokan
atau demam yang tidak
kunjung membaik