Anda di halaman 1dari 3

Obstetrics Critical Care

Oleh Eva Andriani Murtadlo, 1806139992, Keperawatan Kritis Terintegrasi – C


Mahasiswa Reguler FIK UI 2018

Mortalitas dan morbiditas ibu masih menjadi masalah yang menantang di


negara berkembang. Kehamilan dapat menyebabkan banyak perubahan fisiologis
pada seorang wanita. Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan meliputi
efek pada sistem kardiovaskular, endokrin, kemih, dan pernapasan. Beberapa
perubahan fisiologis dalam kehamilan dapat menyebabkan diperlukannya tindakan
resusitasi (Pandya & Mangalampally, 2018). Perubahan ini dapat menyebabkan
komplikasi parah pada kehamilan, yang dapat merugikan wanita hamil dan janin yang
dikandung (Lin et al., 2019). Perburukan kondisi yang sudah ada sebelumnya,
penyakit yang terkait dengan kehamilan, atau kondisi khusus kehamilan dapat
menyebabkan penyakit kritis pada wanita hamil (Pandya & Mangalampally, 2018).

Angka kematian ibu di negara China pada tahun 2013 adalah 17,2 per 100.000
kelahiran hidup dan terus menurun pada tahun – tahun selanjutnya. Meski kematian
ibu telah menurun secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, masih
diperlukan evaluasi mendalam untuk mengurangi kematian yang disebabkan oleh
kehamilan karena peningkatan populasi bayi baru lahir, terutama pasien yang sakit
kritis (Lin et al., 2019).

Komplikasi pada masa kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya rujukan


ke ICU. Komplikasi – komplikasi yang ditemukan diantaranya seperti hipertensi pada
kehamilan, diabetes melitus gestasional, oligohidramnion, plasenta previa, solusio
plasenta, implantasi plasenta, trombositopenia, penyakit bedah dan jantung, hati
berlemak akut, kolestasis intrahepatik, dan emboli cairan ketuban. Hipertensi dapat
menyebabkan penurunan perfusi organ sistemik dan kegagalan organ multipel,
kondisi ini dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Kontrol glikemik yang buruk
selama kehamilan dapat menyebabkan ketoasidosis diabetikum pada ibu yang
mengalami diabetes melitus gestasional. Peningkatan angka seksio sesarea pada
kelompok ICU terjadi karena pasien rujukan berada dalam kondisi kritis dan tidak
dapat mentolerir persalinan pervaginam. Kondisi kritis yang dapat menyebabkan
seksio sesarea seperti plasenta previa, solusio plasenta, serta implantasi plasenta.
Seksio sesaria, terutama seksio sesaria multiple meningkatkan terjadinya emboli
cairan amnion, perdarahan postpartum, dan histerektomi, sehingga meningkatkan
risiko rujukan ke ICU. Trombositopenia, pembedahan, atau penyakit jantung dapat
memperburuk kondisi pasien selama kehamilan dan menjadi penyebab rujukan.
Sementara itu pada emboli cairan amnion, manifestasi khas yang muncul adalah
hipoksia dan hipotensi postpartum yang mendadak, diikuti oleh gangguan koagulasi.
Kondisi khusus pada kehamilan lainnya yang dapat menyebabkan seorang
wanita menjadi sakit kritis dan mengakibatkan masuk ke ICU, meliputi preeklamsia
dan perdarahan obstetric (Elliot, Aitken, & Chaboyer, 2012). Preeklamsia adalah
suatu kondisi yang unik pada masa kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan
proteinuria. Preeklamsia merupakan gangguan multisistem yang disebabkan oleh
vasospasme luas. Indikasi masuk ICU biasanya berhubungan dengan kegagalan
organ, yang disebabkan oleh vasospasme yang meluas dan penurunan perfusi organ
yang menjadi manfestasi klinis penyakit ini. Preeklamsia bisa menjadi kondisi yang
sangat serius dan tetap menjadi penyebab utama kematian ibu di negara maju dan
berkembang. Perdarahan obstetrik mayor adalah penyebab utama kematian ibu di
seluruh dunia dan merupakan indikasi paling sering untuk masuk ICU. Perdarahan
obstetric dapat terjadi pada masa antepartum atau postpartum (Marik, 2015).
Referensi

Elliot, D., Aitken, L., & Chaboyer, W. (2012). ACCCN’s Critical Care Nursing, 2nd
ed. Australia: Elsevier.

Lin, L., Chen, Y. H., Sun, W., Gong, J. J., Li, P., Chen, J. J., Yan, H., Ren, L. W., &
Chen, D. J. (2019). Risk factors of obstetric admissions to the intensive care
unit: An 8-year retrospective study. Medicine, 98(11), e14835.
https://doi.org/10.1097/MD.0000000000014835

Marik, P. E. (2015). Evidence-Based Critical Care, 3rd ed. Switzerland: Springer.

Pandya, S. T., & Mangalampally, K. (2018). Critical care in obstetrics. Indian


journal of anaesthesia, 62(9), 724–733. https://doi.org/10.4103/ija.IJA_577_18

Anda mungkin juga menyukai