Admin, 019 - 877 - Ni Made Metrya Savita Gera - Galley
Admin, 019 - 877 - Ni Made Metrya Savita Gera - Galley
Ni Made Metrya Savita Gera1*, Didit Yudanto2, Muhammad Ghalvan Sahidu2, Ilsa Hunaifi3
ABSTRACT
Introduction: Allergic rhinitis is a disease that is a assess RA symptoms and the Pittsburgh Sleep Quality
worldwide concern because of its increasing prevalence Index (PSQI) questionnaire to assess sleep quality using
and morbidity. Among the various symptoms of the google form application.
RA, nasal congestion is one of the most disturbing Results: There were 50 respondents who filled out
symptoms and is often associated with sleep problems. the questionnaire. Based on the results of the PSQI
Sleep problems that occur will reduce the quality of questionnaire, 98% had poor sleep quality and only
sleep and then can cause other health problems. This 2% had good sleep quality. 46% of respondents with
study aims to determine the relationship between poor sleep quality had moderate RA, and 24% had
RA symptoms and the sleep quality of RA patients severe RA. The Spearman rank correlation test showed
in students of the Faculty of Medicine, University of a significant correlation (p value <0.05) between TNSS
Mataram. RA on sleep quality with a correlation coefficient (r) of
Methods: This cross-sectional study involved students 0.558.
of the Faculty of Medicine, University of Mataram Conclusion: This shows that there is a moderate
who met the inclusion criteria and did not meet the positive correlation between the TNSS and the sleep
exclusion criteria. Data were collected by filling out the quality of students at the Faculty of Medicine, University
Total Nasal Symptom Score (TNSS) questionnaire to of Mataram.
1
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Nusa
Tenggara Barat, Indonesia ABSTRAK
2
Departemen Ilmu Penyakit Hidung Telinga Pendahuluan: Rhinitis alergi merupakan penyakit kriteria eksklusi. Pengambilan data dilakukan melalui
Tenggorokan, Fakultas Kedokteran Universitas
yang kini menjadi perhatian di dunia karena prevalensi pengisian kuesioner Total Nasal Symptom Score (TNSS)
Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
3
Departemen Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas dan morbiditasnya yang semakin meningkat. Dari untuk menilai gejala RA dan kuesioner Pittsburgh
Kedokteran Universitas Mataram, Nusa Tenggara berbagai gejala RA, kongesti hidung merupakan salah Sleep Quality Index (PSQI) untuk menilai kualitas tidur
Barat, Indonesia satu gejala yang sangat mengganggu dan sering menggunakan aplikasi google form.
dihubungkan dengan masalah tidur. Masalah tidur Hasil: Terdapat 50 responden yang melakukan
yang terjadi akan menurunkan kualitas tidur dan pengisian kuesioner. Berdasarkan hasil kuesioner PSQI,
*Korespondensi: kemudian dapat menyebabkan masalah kesehatan sebanyak 98% memiliki kualitas tidur buruk dan hanya
Ni Made Metrya Savita Gera; lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 2% yang memiliki kualitas tidur baik. Sebesar 46%
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Nusa hubungan gejala RA dengan kualitas tidur penderita responden dengan kualitas tidur yang buruk memiliki
Tenggara Barat, Indonesia;
RA di mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas RA derajat sedang, dan 24% memiliki RA derajat berat.
savitagera27@gmail.com
Mataram. Uji korelasi rank Spearman menunjukkan adanya
Metode: Penelitian cross-sectional ini melibatkan korelasi yang signifikan (nilai p <0,05) antara TNSS RA
Diterima: 08-12-2020 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram terhadap kualitas tidur dengan koefisien korelasi (r)
Disetujui: 17-03-2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi sebesar 0,558.
Diterbitkan: 01-04-2021
Published
Open access:
by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 83-87 | doi: 10.15562/ism.v12i1.877
http://isainsmedis.id/ 83
ORIGINAL ARTICLE
Kesimpulan: Hal ini menunjukkan adanya korelasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.
positif yang cukup antara TNSS dengan kualitas tidur
PENDAHULUAN hidup.4 Gejala lain seperti hidung gatal dari mahasiswa di Fakultas Kedokeran
juga dapat membangunkan pasien. Sebuah Universitas Mataram.
Rhinitis Alergi merupakan penyakit survei terkini pada 2355 pasien RA di
alergi terbanyak dari seluruh penyakit Amerika Serikat melaporkan bahwa lebih METODE
alergi. Rhinitis Alergi (RA) menjadi dari 80% responden terbangun di malam
perhatian di dunia karena prevalensi dan Penelitian ini melibatkan semua mahasiswa
hari dan sulit untuk tidur.6
morbiditasnya yang semakin meningkat. Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Kualitas tidur yang baik penting untuk
Prevalensi RA di dunia bervariasi antara yang berusia 17 hingga 24 tahun dan
hidup sehat bagi semua orang. Kualitas
10 – 20% dan cenderung lebih tinggi pada memiliki gejala rhinitis alergi. Mahasiswa
tidur mencakup aspek kuantitatif dan
negara maju, mencapai 29% di Inggris dan yang memiliki riwayat polip, memiliki
kualitas tidur seperti durasi tidur, waktu
33% di Amerika. Sementara itu, prevalensi riwayat diagnosis penyakit gangguan tidur,
yang diperlukan untuk bisa tertidur,
RA di negara berkembang seperti Thailand mengonsumsi obat gangguan tidur selama
frekuensi terbangun, dan aspek subjektif
sekitar 20% dan di Indonesia sendiri 1 bulan, dan mahasiswa yang menolak atau
seperti kedalaman dan kepulasan
mencapai 1,5 – 12,4%.1 tidak mengisi kuesioner dengan lengkap
tidur.7 Salah satu intrumen yang dapat
Menurut Allergic Rhinitis and its Impact dieksklusi dari penelitian. Mahasiswa
digunakan untuk menilai kualitas
on Asthma-World Health Organization dipilih menggunakan consecutive sampling
tidur adalah kuesioner Pittsburgh Sleep
(ARIA-WHO) 2008, RA didefinisikan hingga jumlah sampel penelitian yang
Quality Index (PSQI). Pittsburgh Sleep
sebagai suatu inflamasi mukosa hidung diperlukan terpenuhi.
Quality Index telah banyak digunakan
berupa kelainan pada hidung yang dipicu Pengambilan data gejala rhinitis dan
dan dapat mengukur tujuh indikator
oleh paparan alergen dan diperantarai oleh kualitas tidur dilakukan secara cross-
kualitas tidur meliputi kualitas tidur
IgE.2 Gejala khas rhinitis alergi ditandai sectional (dalam satu waktu yang sama).
secara subyektif (subjective sleep quality),
dengan hidung tersumbat, bersin-bersin Gejala rhinitis alergi dinilai menggunakan
waktu yang diperlukan untuk memulai
dan ingus yang encer. Gejala - gejala kuesioner Total Nasal Symptom Score
tidur (sleep latency), lamanya waktu tidur
tersebut umumnya timbul pada usia (TNSS), sedangkan kualitas tidur diukur
(sleep duration), efisiensi tidur (habitual
remaja dan dewasa muda.3 Beratnya gejala menggunakan kuesioner Pittsburgh
sleep efficiency), gangguan tidur yang
RA dapat diukur berdasarkan Total Nasal Quality Index (PSQI). Pengisian kuesioner
sering dialami pada malam hari (sleep
Symptom Score (TNSS) berupa seluruh dilakukan menggunakan aplikasi google
disturbance), penggunaan obat untuk
gejala hidung yakni bersin, hidung berair, form. Hasil dari pengukuran kuesioner
membantu tidur (medication use), dan
tersumbat, gatal dan gejala di luar hidung kemudian dikelompokkan sesuai skor
gangguan tidur yang sering dialami pada
seperti mata gatal, merah, berair, gatal yang diperoleh, gejala RA sesuai TNSS
siang hari (daytime disfunction).8 Saat ini
pada telinga, palatum, serta tenggorokan. dikategorikan menjadi ringan (<7), sedang
kualitas tidur menjadi perhatian dunia
Walaupun tidak mengancam jiwa, namun (7 – 10), dan berat (>11), sedangkan
penurunan kualitas tidur semakin sering
gejala RA yang berat dapat mempengaruhi kualitas tidur dinyatakan menjadi baik
terjadi.9
kesehatan seseorang karena gejala tersebut (<5) dan buruk (≥5) sesuai hasil PSQI.
Salah satu kelompok masyarakat
bersifat kronis, progresif, rekuren, Hubungan antara gejala rhinitis alergi
yang rentan mengalami gangguan tidur
ireversibel pada tahap lanjut, dan terutama dan kualitas hidup kemudian diuji
dan secara bersamaan memiliki risiko
menggangu kualitas tidur.4 menggunakan uji korelasi Pearson atau
menderita RA adalah kelompok usia
Dari berbagai gejala tersebut, gejala Spearman. Uji korelasi Pearson digunakan
muda. Sebagian besar penduduk usia
yang paling mempengaruhi tidur penderita jika data berdistribusi normal, sebaliknya
muda merupakan pelajar dimana kualitas
RA adalah kongesti hidung dan rhinorea.5 Uji korelasi Spearman digunakan jika data
tidur sangat penting mencapai kesuksesan
Kongesti hidung sendiri sering dikaitkan tidak berdistribusi normal.
dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
dengan kualitas tidur yang buruk dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mengarah pada penurunan kemampuan HASIL
korelasi antara TNSS terhadap kualitas
belajar, penurunan produktivitas kerja tidur penderita rhinitis alergi pada Studi ini melibatkan 50 responden
atau sekolah, hingga penurunan kualitas mahasiswa, dimana sampel diperoleh yang merupakan mahasiswa Fakultas
84 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 83-87 | doi: 10.15562/ism.v12i1.877
ORIGINAL ARTICLE
Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 83-87 | doi: 10.15562/ism.v12i1.877 85
ORIGINAL ARTICLE
86 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 83-87 | doi: 10.15562/ism.v12i1.877
ORIGINAL ARTICLE
DAFTAR PUSTAKA 5. Berson SR, Klimczak J, Prezio EA, Hu S, Quality of Life, Daytime Somnolence, and
Abraham M. Clinical associations between Fatigue):87–91.
1. Subagiarta IKA, Hadi W, Isbandiati E. The allergies and rapid eye movement sleep 10. Osman M, Hansell AL, Simpson CR, Hollowell
Effectiveness Of Saline Nasal Spray Therapy On disturbances. Int Forum Allergy Rhinol. J, Helms PJ. Gender-specific presentations for
Changes In Nasal Mucociliary Transport Time 2018;8(7):817–24. asthma , allergic rhinitis and eczema in primary
In Patient With Allergic Rhinitis. J Widya Med 6. Muñoz-Cano R, Ribó P, Araujo G, Giralt E, care. Nat Publ Gr. 2007;16(1):28–35.
Jr. 2019;1(2):53–62. Sanchez-Lopez J, Valero A. Severity of allergic 11. Mullol J, M M, J B. Sleep and allergic rhinitis’,
2. Fauzi, Sudiro M, Lestari BW. Prevalence of rhinitis impacts sleep and anxiety: Results from Journal of Investigational Allergology and
Allergic Rhinitis based on World Health a large Spanish cohort. Clin Transl Allergy. Clinical Immunology. J Investig Allergol Clin
Organization (ARIA-WHO) questionnaire 2018;8(1):1–9. Immunol. 2008;18(6):415–9.
among Batch 2010 Students of the Faculty of 7. Mullol J, Maurer M, Bousquet J. Sleep and 12. Klimek L, Eggers G. Olfactory dysfunction in
Medicine Universitas Padjadjaran. Althea Med allergic rhinitis. J Investig Allergol Clin Immunol. allergic rhinitis is related to nasal eosinophilic
J. 2015;2(4):620–5. 2008;18(6):415–9. inflammation. J Allergy Clin Immunol.
3. Nurjannah. Faktor Risiko Rinitis Alergi Pada 8. Buysse, D.J., Reynolds, C.F., Monk, T.H., 1997;100(2):158–64.
Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik THT-KL Berman, S.R., & Kupfer DJ. The Pittsburgh
Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Sleep Quality Index : A New Instrument for
(RSUDZA) Banda Aceh Tahun 2011. J Kedokt Psychiatric Practice and Research. Vol. 28,
Syiah Kuala. 2011;11(2):60–5. Psychiatry Research. 1998. p. 193–213.
4. Craig TJ, McCann JL, Gurevich F, Davies MJ. 9. Craig GS and TJ. Allergy and asthma: Practical
The correlation between allergic rhinitis and diagnosis and management: Second edition.
sleep disturbance. J Allergy Clin Immunol. Allergy Asthma Pract Diagnosis Manag Second
2004;114(5 SUPPL.). Ed. 2016;(The Effect of Rhinitis on Sleep,
Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 83-87 | doi: 10.15562/ism.v12i1.877 87