Anda di halaman 1dari 2

TGS 21

Nama : Muliyati Nasrun


NIM : M012021036
Kelas : APN-Weekend/Semester I
Matkul/Dosen : Organisasi Dan Manajemen Sektor Publik/Dr. Muh Idris

Analisis SWOT pada Instansi BPJS Ketenagakerjaan

Strength (kekuatan)
Keberadaan BPJS Ketenagakerjaan sebagai Badan Hukum Publik, Lembaga Pemerintahan Non
Kementerian tentunya didasari dengan Regulasi mulai dengan Undang Undang 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial serta beberapa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri yang memuat kewajiban,
tata cara pendaftaran serta manfaat program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Adapun strength lainnya yang
dimiliki BPJS Ketenagakerjaan yaitu manfaat program, berupa santunan, beasiswa dan yang sifatnya
investasi yaitu akumulasi iuran yang dapat dicairkan apabila memasuki masa pension.

Weakness (kelemahan)
Weaknesess yang berkaitan dengan keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya, keterampilan
dan kemampuan yang akan menjadi penghalang serius dalam kinerja organisasi. BPJS Ketenagakerjaan
terus berupaya merubah pola pikir dari perusahaan dan buruh bahwa jaminan sosial merupakan suatu
kebutuhan yang harus dipenuhi tidak hanya membayar iuran saja karena manfaat dari jaminan sosial
sangat besar bagi perusahaan dan buruh. Keterampilan untuk merubah pola pikir perusahaan dan buruh
dapat diubah iuran yang harus dibayarkan tidak dijadikan beban, melainkan sebuah kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh perusahaan dan buruh. Maka BPJS Ketenagakerjaan harus segera mengatasi kelemahan ini,
baik dengan sosialisasi masif ataupun publikasi media.

Opportunities (peluang)
Kerja sama yang dapat dilakukan BPJS Ketenagakerjaan dengan lembaga Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan program jaminan sosial karena
pemerintah dapat dilibatkan dalam proses penyelenggaraan jaminan sosial dimana sebelumnya
pemerintah hanya dilibatkan melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Kementerian Ketenagakerjaan saja
sehingga diharapkan Pemerintah Daerah secara menyeluruh juga ikut andil dalam meningkatkan kualitas
penyelenggaraan program jaminan sosial seperti dalam pemberian sanksi administratif kepada peserta
dan dalam proses pengawasan dan pemeriksaan kepada peserta maupun calon peserta BPJS
Ketenagakerjaan.

Bagi buruh, dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan maka akan meningkatkan kesejahteraannya
karena manfaat yang diberikan program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan. Buruh tidak perlu lagi
menanggung biaya pengobatan apabila mengalami kecelakaan saat bekerja dan ahli waris mendapatkan
santunan dari BPJS Ketenagakerjaan apabila telah meninggal dunia serta manfaat beasiswa yang bisa
diterima oleh anak dari peserta. Bagi perusahaan dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan maka risiko
keluarnya biaya akibat kecelakaan kerja pada buruh/karyawan dapat dialihkan/ditanggung oleh BPJS
Ketenagakerjaan.
Threats (Ancaman)
Threats yang berkaitan dengan faktor-faktor yang tidak menguntungkan suatu organisasi. Pada temuan
lapangan ancaman yang akan mempengaruhi kinerja BPJS Ketenagakerjaan adalah Buruh akan melakukan
aksi protes dengan BPJS Ketenagakerjaan yang menuntut adanya perbaikan di BPJS Ketenagakerjaan.
Serta upaya buruh dan perusahaan menuntut agar iuran diturunkan karena dinilai memberatkan baik
perusahaan dan karyawan.

Disisi lain semakin tingginya angka PHK karyawan, tentu mengakibatkan BPJS Ketenagakerjaan mengambil
langkah yang tepat untuk dapat mengelola dengan baik dana yang telah diamanahkan oleh pekerja.

Pengamatan Lingkungan

A. Analisis Eksternal
Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh
pada organisasi seperti Perbankan, Asosiasi Buruh, Pemerintah, Serikat Pekerja serta aktivis
ketenagakerjaan lainnya.
B. Analisis Internal
SDM sebuah organisasi serta Budaya organisasi yang mengedepankan Pelayanan dan pemberian
manfaat optimal bagi peserta

Anda mungkin juga menyukai