Anda di halaman 1dari 1

Dimensi manusia sebagai makhluk bermoral

Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Menurut bahasa ilmiah
sering digunakan istilah etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Jadi
kesusilaan selalu berhubungan dengan nilai-nilai. Menurut Dirjarkara (1978) nilai-nilai merupakan
sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia karena pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu
perwujudan dari dimensi manusia sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan makhluk religi
mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemuliaan dan sebagainya, sehingga dapat diyakini dan
dijadikan pedoman dalam hidup.
Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain tersebut, membuat orang harus memiliki
aturan-aturan atau norma norma. Aturan-aturan tersebut dibuat untuk menjadikan manusia menjadi lebih
beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang akan membawa mereka menjadi lebih
baik. Aspek kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan sosial. Manusia dapat
menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena hanya manusia yang dapat menghayati norma-
norma dalam kehidupannya.
Penerapan dimensi manusia sebagai makhluk bermoral dapat dilihat secara etika dan etiket. Apabila
dilihat dari etiket, kami adalah seorang mahasiswa yang taat terhadap aturan yang telah dibuat. Kami
selalu berusaha mengerjakan tugas sebaik-baiknya dan tepat waktu sesuai dengan yang telah ditentukan.
Setiap dalam perkuliahan kami pun selalu menjawab salam yang disampaikan. Secara etiket kami selalu
membantu keluarga kami meskipun dibagi dengan waktu belajar. Terkadang kami pun mengikuti
kegiatan yang berhubungan dengan kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai