Anda di halaman 1dari 15

BUPATI SUMBA BARAT DAYA

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN BUPATI SUMBA BARAT DAYA


NOMOR 8 TAHUN 2021

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMBA BARAT DAYA


NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG NILAI PEROLEHAN AIR TANAH DAN TATA
CARA PERHITUNGAN PAJAK AIR TANAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMBA BARAT DAYA,

Menimbang : a. bahwa dalam penentuan nilai perolehan air tanah


terdapat kekeliruan dalam penentuan komponen
kompensasi peruntukkan dan pengelolaan ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Perubahan atas Peraturan Bupati
Sumba Barat Daya Nomor 3 Tahun 2017 tentang Nilai
Perolehan Air Tanah dan Tata Cara Perhitungan Pajak
Air Tanah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4189);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Kabupaten Sumba Barat Daya di Provinsi
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 18, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4692);
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 15 tahun 2019 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 12 tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6389);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang
Tata Cara Penyitaan dalam Rangka Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 135, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4049);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang
Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif
Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5161);
11. Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor
1451/K/10 /MEM/ 2020 Tanggal 3 November 2020;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya Nomor
1 Tahun 2010 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Sumba Barat Daya Tahun 2010 Nomor 1) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Sumba Barat Daya Nomor 6 tahun 2020 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah ;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya Nomor
7 Tahun 2012 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2012 Nomor 7);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN ATAS


PERATURAN BUPATI SUMBA BARAT DAYA NOMOR 3
TAHUN 2017 TENTANG NILAI PEROLEHAN AIR TANAH
DAN TATA CARA PERHITUNGAN PAJAK AIR TANAH

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sumba Barat Daya.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya.
3. Bupati adalah Bupati Sumba Barat Daya.
4. Badan Pendapatan Daerah adalah Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Sumba Barat Daya.
5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Sumba
Barat Daya.
6. Pajak Air Tanah yang selanjutnya disebut Pajak adalah pajak atas
pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
7. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
8. Air Baku merupakan air Tanah yang telah diambil dari sumbernya dan telah
siap untuk dimanfaatkan.
9. Nilai Perolehan Air yang disingkat dengan NPA adalah nilai air tanah yang
telah diambil dan dikenai pajak pemanfaatan air tanah, besarnya sama dengan
volume air yang diambil dikalikan dengan Harga Dasar Air.
10. Harga Dasar Air yang disingkat dengan HDA adalah harga air tanah per satuan
volume yang akan dikenai pajak pengambilan dan pemanfaatan air tanah,
besarnya sama dengan harga baku air dikalikan dengan faktor nilai air.
11. Harga Air Baku yang disingkat dengan HAB adalah harga air yang ditetapkan
berdasarkan besarnya nilai investasi dalam rangka pengambilan air tanah, yang nilai
harganya ditetapkan oleh Bupati.
12. Faktor Nilai Air yang disingkat dengan FNA adalah suatu bobot nilai dari
komponen sumber daya alam dan kompensasi pemulihan, peruntukan dan
pengelolaan, besarnya ditentukan berdasarkan subjek kelompok pengguna air
serta volume pengambilannya.
13. Biaya Investasi adalah biaya pembuatan sumur produksi ditambah biaya
operasional selama umur produksi dalam rupiah
14. Kompensasi pemulihan adalah biaya yang dipungut untuk upaya pemulihan atas
kerusakan lingkungan yang telah maupun akan terjadi akibat pengambilan air tanah.
15. Komponen kompensasi pemulihan adalah komponen Nilai Perolehan Air yang
ditetapkan sebagai upaya pemulihan sumber daya air.
16. Komponen Sumber Daya Alam adalah salah satu komponen dari nilai perolehan air yang
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana pengambilan air tanah yang dilakukan secara
berkala sesuai dengan perubahan kondisi potensi sumber daya air.
17. Zona Pengambilan Air adalah wilayah yang menggambarkan kondisi
berdasarkan ketersediaannya.
18. Kualitas Air adalah mutu air bawah tanah yang terdiri dari air tanah dalam,
air tanah dangkal dan mata air.
19. Sumber Alternatif adalah sumber air lainnya di luar air bawah tanah.
20. Volume Pengambilan Air Tanah adalah besarnya air bawah tanah yang diambil
per bulan dalam satuan meter kubik.
21. Pemanfaatan Air adalah penggunaan air bawah tanah berdasarkan jenis
pemanfaatannya.
22. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakan pajak.
23. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan daerah.
24. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun
kalender, kecuali apabila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak
sama dengan tahun kalender.
25. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
26. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan
data obyek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang
sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan
penyetorannya.
27. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah
bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
Daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
28. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang
terutang.

BAB II
OBYEK, TARIF DAN DASAR PENGENAAN
Pasal 2
(1) Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan air
tanah.
(2) Dikecualikan dari obyek Pajak Air Tanah yaitu pengambilan dan/atau
pemenfaatan air tanah untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan
pertanian dan perikanan rakyat, serta peribadatan.
Pasal 3

Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar 20% ( dua puluh persen).
Pasal 4

Dasar Pengenaan Pajak Air Tanah adalah Nilai erolehan Air Tanah.
Pasal 5

(1) Besaran Pokok Pajak Air Tanah yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dengan dasar
pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
(2) Nilai Perolehan Air Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 merupakan
perkalian antara volume air yang diambil dengan HDA.
(3) HDA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan hasil perkalian antara
FNA dengan HAB.
(4) HAB sebagaimana dimaksud ayat (3) ditentukan sebesar Rp. 1.500,00 per m3
(seribu lima ratus rupiah per meter kubik).

Pasal 6

Nilai Perolehan Air Tanah untuk PDAM ditetapkan sebesar Rp 150,00 per m3
(seratus lima puluh rupiah per meter kubik).

BAB III
KOMPONEN PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH

Pasal 7

Nilai Perolehan Air Tanah ditentukan berdasarkan komponen sumber daya alam,
komponen kompensasi pemulihan, komponen peruntukan dan pengelolaan.

Pasal 8

(1) Komponen sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 terdiri
dari :
a. lokasi sumber air tanah yang terdiri dari :
1. daerah di luar jangkauan sumber air alternatif; dan
2. daerah di dalam jangkauan sumber air alternatif.
b. kualitas air tanah yang terdiri dari :
1. kualitas baik untuk bahan baku air minum; dan
2. kualitas jelek untuk bahan baku air minum, yaitu air yang mempunyai
kadar salinitas yang tinggi sehingga bersifat payau atau asin atau tidak
layak untuk dijadikan bahan baku air minum.

(2) Komponen kompensasi pemulihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7


terdiri dari :
a. biaya pemulihan yang diperlukan akibat terjadi penurunan muka air tanah;
b. biaya pemulihan yang diperlukan akibat terjadi salinisasi;
c. biaya pemulihan yang diperlukan akibat terjadi penurunan muka tanah
(land subsidence); dan
d. biaya pemulihan yang diperlukan akibat terjadi pencemaran air tanah.
(3) Komponen kompensasi peruntukan dan pengelolaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 dibedakan menjadi :
a. Non niaga;
b. Niaga;
c. Industri kecil;
d. Industri menengah; dan
e. Industri besar.

Diubah menjadi
(4) Komponen kompensasi peruntukkan dan pengelolaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 dibedakan berdasarkan pemakaiannya sebagai
berikut:
a. Sosial/ Non Niaga
b. Niaga Kecil
c. Industri Kecil
d. Niaga Besar
e. Industri Besar

(5) Pengelompokkan sebagaimana dimaksud ayat (4) sebagai berikut:


a. Sosial/ Non Niaga yang meliputi:
1. Asrama
2. Rumah Sakit Pemerintah
3. Lembaga Pendidikan
4. Terminal Bus
5. Kelompok usaha lain yang sejenis

b. Niaga Kecil yang meliputi:


1. Warung/ Rumah makan;
2. Kantor Swasta
3. Rumah Sakit Swasta
4. Poliklinik
5. Laboratorium
6. Penginapan/kos-kosan/mess/apartemen;
7. Night Club/bar/ panti pijat/Tempat Hiburan
8. Swalayan
9. Salon
10. Service Station/ Bengkel
11. Warung Air/ Depot Air Minum/Galon
12. Kolam Renang
13. Tempat Hiburan
14. Pergudangan
15. Pencucian Kendaraan bermotor
16. Printing
17. Usaha Pertanian/peternakan/kehutanan/perikanan/tambak
18. Kelompok Usaha lain yang sejenis
c. Industri Kecil
1. Industri Rumah Tangga ( Tahu Tempe dll)
2. Industri batako,
3. Percetakan
4. Furniture, dan
5. Kelompok Usaha lain yang sejenis

d. Niaga Besar
1. Hotel Berbintang
2. Motel/ Penginapan
3. Restoran
4. Pelabuhan
5. Usaha Penjualan Air Bersih
6. Kelompok Usaha lain yang sejenis

e. Industri Besar
1. Industri tekstil
2. Printing
3. Pengolahan
4. Garmen
5. Makanan
6. Minuman
7. Air dalam kemasan
8. Rokok
9. Kertas
10. Peleburan besi
11. Keramik
12. Cat
13. Kosmetik
14. Kelompok Usaha lain yang sejenis

BAB IV
PEMBOBOTAN

Pasal 9

(1) Nilai Perolehan Air Tanah ditentukan berdasarkan komponen sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 7.
(2) Komponen sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
diberi bobot/ nilai yang dibedakan sebagai berikut :
a. lokasi yang mempunyai sumber daya air tanah dengan potensi besar baik
kualitas maupun kuantitas tetapi terdapat sumber daya air tanah alternatif,
mempunyai peringkat 3 dengan bobot/nilai adalah 9;
b. lokasi yang mempunyai sumber daya air tanah dengan potensi besar baik
kualitas maupun kuantitas tetapi tidak terdapat sumber daya air alternatif
mempunyai peringkat 2 dengan bobot/nilai adalah 4;
c. lokasi yang mempunyai sumber daya air tanah dengan potensi kecil karena
kualitasnya jelek mempunyai peringkat 1 dengan bobot/nilai adalah 1.
(3) Komponen kompensasi pemulihan, peruntukan dan pengelolaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan berdasarkan jenis
penggunaan atau subjek pengambil dan volume pemakaiannya setiap bulan
secara progresif sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(4) Penjumlahan nilai bobot setiap komponen sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) dipergunakan sebagai pengali terhadap HAB.
(5) Setiap komponen HDA mempunyai prosentase masing-masing yang besarnya
ditetapkan untuk komponen sumberdaya alam sebesar 60 % (enam puluh per
seratus) dan untuk komponen kompensasi pemulihan, peruntukan dan
pengelolaan sebesar 40 % (empat puluh per seratus).
(6) Hasil penjumlahan masing-masing komponen setelah dikalikan bobotnya
menghasilkan FNA.

BAB V
PEMUNGUTAN
Pasal 10

(1) Dalam rangka pemungutan Pajak Air Tanah dilakukan pendataan objek dan
subjek pajak.
(2) Pemungutan Pajak Air Tanah tidak boleh diborongkan.
(3) Pemungutan Pajak Air Tanah dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak
Daerah (SKPD).

BAB VI
MASA PAJAK DAN SAAT TERUTANGNYA PAJAK

Pasal 11

Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan takwim.

Pasal 12

Pajak yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pengambilan dan/atau
pemanfaatan air tanah.

Anda mungkin juga menyukai