TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sumba Barat Daya.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya.
3. Bupati adalah Bupati Sumba Barat Daya.
4. Badan Pendapatan Daerah adalah Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Sumba Barat Daya.
5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Sumba
Barat Daya.
6. Pajak Air Tanah yang selanjutnya disebut Pajak adalah pajak atas
pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
7. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
8. Air Baku merupakan air Tanah yang telah diambil dari sumbernya dan telah
siap untuk dimanfaatkan.
9. Nilai Perolehan Air yang disingkat dengan NPA adalah nilai air tanah yang
telah diambil dan dikenai pajak pemanfaatan air tanah, besarnya sama dengan
volume air yang diambil dikalikan dengan Harga Dasar Air.
10. Harga Dasar Air yang disingkat dengan HDA adalah harga air tanah per satuan
volume yang akan dikenai pajak pengambilan dan pemanfaatan air tanah,
besarnya sama dengan harga baku air dikalikan dengan faktor nilai air.
11. Harga Air Baku yang disingkat dengan HAB adalah harga air yang ditetapkan
berdasarkan besarnya nilai investasi dalam rangka pengambilan air tanah, yang nilai
harganya ditetapkan oleh Bupati.
12. Faktor Nilai Air yang disingkat dengan FNA adalah suatu bobot nilai dari
komponen sumber daya alam dan kompensasi pemulihan, peruntukan dan
pengelolaan, besarnya ditentukan berdasarkan subjek kelompok pengguna air
serta volume pengambilannya.
13. Biaya Investasi adalah biaya pembuatan sumur produksi ditambah biaya
operasional selama umur produksi dalam rupiah
14. Kompensasi pemulihan adalah biaya yang dipungut untuk upaya pemulihan atas
kerusakan lingkungan yang telah maupun akan terjadi akibat pengambilan air tanah.
15. Komponen kompensasi pemulihan adalah komponen Nilai Perolehan Air yang
ditetapkan sebagai upaya pemulihan sumber daya air.
16. Komponen Sumber Daya Alam adalah salah satu komponen dari nilai perolehan air yang
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana pengambilan air tanah yang dilakukan secara
berkala sesuai dengan perubahan kondisi potensi sumber daya air.
17. Zona Pengambilan Air adalah wilayah yang menggambarkan kondisi
berdasarkan ketersediaannya.
18. Kualitas Air adalah mutu air bawah tanah yang terdiri dari air tanah dalam,
air tanah dangkal dan mata air.
19. Sumber Alternatif adalah sumber air lainnya di luar air bawah tanah.
20. Volume Pengambilan Air Tanah adalah besarnya air bawah tanah yang diambil
per bulan dalam satuan meter kubik.
21. Pemanfaatan Air adalah penggunaan air bawah tanah berdasarkan jenis
pemanfaatannya.
22. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakan pajak.
23. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan daerah.
24. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun
kalender, kecuali apabila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak
sama dengan tahun kalender.
25. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
26. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan
data obyek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang
sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan
penyetorannya.
27. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah
bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
Daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
28. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang
terutang.
BAB II
OBYEK, TARIF DAN DASAR PENGENAAN
Pasal 2
(1) Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan air
tanah.
(2) Dikecualikan dari obyek Pajak Air Tanah yaitu pengambilan dan/atau
pemenfaatan air tanah untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan
pertanian dan perikanan rakyat, serta peribadatan.
Pasal 3
Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar 20% ( dua puluh persen).
Pasal 4
Dasar Pengenaan Pajak Air Tanah adalah Nilai erolehan Air Tanah.
Pasal 5
(1) Besaran Pokok Pajak Air Tanah yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dengan dasar
pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
(2) Nilai Perolehan Air Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 merupakan
perkalian antara volume air yang diambil dengan HDA.
(3) HDA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan hasil perkalian antara
FNA dengan HAB.
(4) HAB sebagaimana dimaksud ayat (3) ditentukan sebesar Rp. 1.500,00 per m3
(seribu lima ratus rupiah per meter kubik).
Pasal 6
Nilai Perolehan Air Tanah untuk PDAM ditetapkan sebesar Rp 150,00 per m3
(seratus lima puluh rupiah per meter kubik).
BAB III
KOMPONEN PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH
Pasal 7
Nilai Perolehan Air Tanah ditentukan berdasarkan komponen sumber daya alam,
komponen kompensasi pemulihan, komponen peruntukan dan pengelolaan.
Pasal 8
(1) Komponen sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 terdiri
dari :
a. lokasi sumber air tanah yang terdiri dari :
1. daerah di luar jangkauan sumber air alternatif; dan
2. daerah di dalam jangkauan sumber air alternatif.
b. kualitas air tanah yang terdiri dari :
1. kualitas baik untuk bahan baku air minum; dan
2. kualitas jelek untuk bahan baku air minum, yaitu air yang mempunyai
kadar salinitas yang tinggi sehingga bersifat payau atau asin atau tidak
layak untuk dijadikan bahan baku air minum.
Diubah menjadi
(4) Komponen kompensasi peruntukkan dan pengelolaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 dibedakan berdasarkan pemakaiannya sebagai
berikut:
a. Sosial/ Non Niaga
b. Niaga Kecil
c. Industri Kecil
d. Niaga Besar
e. Industri Besar
d. Niaga Besar
1. Hotel Berbintang
2. Motel/ Penginapan
3. Restoran
4. Pelabuhan
5. Usaha Penjualan Air Bersih
6. Kelompok Usaha lain yang sejenis
e. Industri Besar
1. Industri tekstil
2. Printing
3. Pengolahan
4. Garmen
5. Makanan
6. Minuman
7. Air dalam kemasan
8. Rokok
9. Kertas
10. Peleburan besi
11. Keramik
12. Cat
13. Kosmetik
14. Kelompok Usaha lain yang sejenis
BAB IV
PEMBOBOTAN
Pasal 9
BAB V
PEMUNGUTAN
Pasal 10
(1) Dalam rangka pemungutan Pajak Air Tanah dilakukan pendataan objek dan
subjek pajak.
(2) Pemungutan Pajak Air Tanah tidak boleh diborongkan.
(3) Pemungutan Pajak Air Tanah dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak
Daerah (SKPD).
BAB VI
MASA PAJAK DAN SAAT TERUTANGNYA PAJAK
Pasal 11
Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan takwim.
Pasal 12
Pajak yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pengambilan dan/atau
pemanfaatan air tanah.