Anda di halaman 1dari 41
OG ciptadesa E © info_ciptadesa V-ter ff 4 oS At tke PENYUSUNAN RPJM DESA Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 Tahun 2020 Pedoman Umum Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa () oe Rasa ey Kabupaten Situbondo Alhamdulillah, Terima kasih kepgge-TUhan yang Maha Esa atas segala kebaikan-Nya, dengan dipenuhi rasa syukur, Cipta Desa dengan bangga mempersembahkan naskah Pedoman Teknis Penyusunan RPJM Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun selama periode kepala Desa menjabat. Tim penyusun bergulat secara intens dengan berbagai segi tumpukan dokumen referensi dan pengalaman dari berbagai pihak, khususnya dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa. Penyusunan Pedoman Teknis ini berbasis Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagai pedoman utama. Dokumen yang dimaksud ini merupakan dokumen yang wajib disusun oleh kepala Desa terpilih sebagai langkah awal dalam membangun Desa selama jabatan yang diembannya dan merupakan acuan yang bisa pembaca jadikan rujukan dalam menyusun RPJM Desa di masing-masing daerah. Tim Penyusun menyadari bahwa tidak menutup kemungkinan terdapat ketidaksempurnaan dalam Pedoman Teknis ini, oleh karenanya segala saran, kritik, dan masukan yang membangun, dapat sekiranya disampaikan guna mempertajam arah perencanaan yang dimaksud. Akhirnya, Tim Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan ini, semoga menjadi amal kebaikan, bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk bangsa dan negara tercinta. Situbondo, Desember 2022 Kabupaten Situbondo © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess () oe Rasa ey Kabupaten Situbondo COVER PEDOMAN TEKNIS. SEKAPUR SIRIH.. DAFTAR ISI... 1. PENDAHULUAN 1 11. Latar Belakang.. 1 1.2. Maksud dan Tujuan 3 1.3. Landasan Hukum. 4 1.4. Pengertian 8 2. KONSEP DASAR, 2 21. Desa.. 2 .. Pembangunan Des: B 2.3. Perencanaan Pembangunan Desa. 4 3. PENYUSUNAN RPIM DESA. ”7 3.1. Waktu Penyusunan RPJM Desa, ”7 3.2. Tahapan Penyusunan RPIM Desa ”7 3.2.1. Pembentukan tim penyusun RPJM Desa. 8 3.2.2. Pencermatan hasil penyelarasan arah kebijakan Perencanaan Pembangunan Des 20 3.2.3. Penyusunan rancangan RPJM Desa 25 3.2.4, Penyelenggaraan Musrenbang Desa untuk membahas rancangan RPJM Desi 27 3.2.5. Penyelenggaraan Musyawarah Desa untuk membahas, menyepakati dan menetapkan RPJM Des: 32 3.2.6. Penyelenggaraan sosialisasi RPJM Desa kepada masyarakat oleh Pemerintah Desa melalui media dan forum pertemuan Desa... 36 4, PERUBAHAN RPJM DESA.. 4.1. Dasar Perubahan 4.2. Mekanisme Perubahan... 5. CONTOH FORMAT DOKUMEN.. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess Eile) ery 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesarbesarnya kesejahteraan masyarakat Desa, melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, agar tercapai efektifitas dan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya yang relatif terbatas, maka diperlukan perencanaan yang baik dan sistematis melalui. tahapan perencanaan yang partisipatif sehingga _hasil-hasil pembangunan dapat memberikan nilai tambah dan kemanfaatan yang dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat di Desa. Demikian juga, Sebagaimana diatur dalam Amanah Peraturan Persiden Nomor 85 Tahun 2020, tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Pasal 4 menyebutkan "Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan Desa dan Perdesaan, pemberdayaan masyarakat Desa, _percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara". Berdasarkan kewenangan tersebut, Kementerian Desa PDTT, telah mengeluarkan berbagai regulasi dan dukungan implementasi pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Salah satu regulasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Desa PDTT, adalah Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Perencanaan pembangunan Desa merupakan _ tahapan penyusunan kegiatan yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya kelembagaan Desa dan sumberdaya yang ada. Karenanya, pelibatan masyarakat dalam pembangunan Desa, sejatinya merupakan wujud pengarusutamaan asas kekeluargaan, gotong-royong hingga keadilan sosial. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 1 Sebagai ruang penyusunan kegiatan pembangunan serta sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional, maka perencanaan pembangunan tidak saja mengembangkan pendekatan horizontal dalam arti mengedepankan aspek aspirasi (voice) masyarakat, namun juga mengembangkan pendekatan vertikal yaitu mengacu pada arah kebijakan nasional. Salah satu arah kebijakan nasional yang perlu diacu tersebut adalah pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Penekanan arah kebijakan pembangunan Desa sebagaimana tercantum penjelasannya dalam Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 tahun 2020, adalah fokus pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan Desa atau yang disebut Sustainable Development Goals Desa (SDGs Desa). Ada 18 (delapan belas) tujuan pada SDGs Desa yaitu: Desa tanpa kemiskinan; Desa tanpa kelaparan; Desa sehat dan sejahtera; Pendidikan Desa berkualitas; Keterlibatan perempuan Desa; Desa layak air bersih dan sanitasi; Desa berenergi bersih dan terbarukan; Pertumbuhan ekonomi Desa merata; Infrastruktur dan inovasi Desa sesuai kebutuhan; Desa tanpa kesenjangan; Kawasan permukiman Desa aman dan nyaman; Konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan; Desa tanggap perubahan iklim; Desa peduli lingkungan laut; Desa peduli lingkungan darat; Desa damai berkeadilan; Kemitraan untuk pembangunan Desa; dan Kelembagaan Desa dinamis dan budaya Desa adaptif. Arah pembangunan Desa mengacu SDGs Desa tersebut diprioritaskan berdasarkan kondisi objektif Desa yang tergambarkan pada Sistem Informasi Desa sebagai pedoman bagi Pemerintah Desa, BPD dan masyarakat Desa dalam menentukan arah kebijakan Perencanaan Pembangunan Desa, serta program dan/atau kegiatan prioritas Pembangunan Desa. Berangkat dari dasar tersebut, maka langkah awal pembangunan Desa diharuskan memiliki Perencanaan Pembangunan Desa yang disusun oleh Pemerintah Desa sesuai dengan Kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Berskala Lokal Desa dengan mengacu pada perencanaan’ — pembangunan _kabupaten dengan melibatkan unsur masyarakat Desa. © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 2 Perencanaan pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan ditetapkan dengan Peraturan Desa yang disepakati dengan Badan Permusyawaratan Desa. Kemudian diperkuat dalam Pasal 115 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang menyebutkan bahwa Perencanaan pembangunan Desa menjadi pedoman bagi Pemerintah Desa dalam menyusun rancangan RPJM Desa, RKP Desa, dan daftar usulan RKP Desa. Dalam rangka mewujudkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa, maka pemerintah Desa perlu mendapatkan pendampingan dari pemerintah kabupaten/kota yang secara teknis dilaksanakan oleh perangkat daerah kabupaten/kota; tenaga pendamping profesional; Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan/atau pihak ketiga. Oleh sebab itu, menjadi penting keberadaan suatu Pedoman Teknis penyusunan RPJM Desa sebagai bahan peningkatan kapasitas aparatur pemerintah Desa dan masyarakat Desa serta pelibatan seluruh pihak dalam pembangunan Desa. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN RPJM Desa disusun dengan maksud sebagai berikut: 1) Menyediakan satu acuan resmi bagi pemerintah Desa dan lembaga- lembaga Desa dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang dibiayai dari APB Desa dan sumber pembiayaan APBD Kabupaten dan Provinsi serta sumber pembiayaan lainnya. 2) Mempertajam arah kebijakan perencanaan pembangunan Desa pada pencapaian SDGs Desa sesuai dengan kondisi objektif Desa. 3) Menyediakan parameter untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja tahunan pemerintahan Desa. 4) Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum Desa sekarang dalam konstelasi dan dinamika daerah, regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi Desa. © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 5) Memudahkan pemerintah Desa dan lembaga Desa dalam mencapai tujuan dan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah, dan terukur. 6) Memudahkan pemerintah Desa dan lembaga Desa untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu 6 (enam) tahunan. 1.3. LANDASAN HUKUM Landasan hukum yang digunakan Panduan Penyusunan RPJM Desa antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. _Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik —_ Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57); © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 10. Nl. 12. B. 4. 15. 16. 17. 18. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess Peraturan Pemerintah Nomor Tl Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6623); Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1M Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Perencanaan Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 81 Tahun 2015 tentang Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2037); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2017 tentang Tata Cara Kerja Sama Desa di Bidang Pemerintahan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1444); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 569); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1114); 8 20. 21. ae 23. 24. 25. 26. 27. 28. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019 tentang Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1203); Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pendampingan Masyarakat Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1262); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447); Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1633); Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkatan, Pembinaan dan Pengembangan, dan Pengadaan Barang dan/atau Jasa Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 252); Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1224); Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 08); Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perencanaan Pembangunan Desa (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 13); Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 8 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2016 Nomor 01) ; Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 9 Tahun 2015 tentang Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2016 Nomor 02) sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 2 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 9 Tahun 2015 tentang Kepala Desa (Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2019 Nomor 2); aoe 30. 31. 9 33, 34, 35, 36. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 10 Tahun 2015 tentang Badan Usaha Milik Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2016 Nomor 09); Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 8 Tahun 2021 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2021 Nomor 8 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 8); Peraturan Bupati Situbondo Nomor 15 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa di Kabupaten Situbondo (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2016 Nomor 16); Peraturan Bupati Situbondo Nomor 9 Tahun 2017 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 8 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa dan Perangkat Desa (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2017 Nomor 9); Peraturan Bupati Nomor 64 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pengelolaan Aset Desa (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2017 Nomor 68) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Situbondo Nomor 72 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati nomor 64 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pengelolaan Aset Desa (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2018 Nomor 73); Peraturan Bupati Situbondo Nomor 31 Tahun 2018 tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2018 Nomor 3); Peraturan Bupati Situbondo Nomor 57 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2018 Nomor 57) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Nomor 57 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2021 Nomor 50); Peraturan Bupati Situbondo Nomor 63 Tahun 2018 tentang Besaran Siltap Kepala Desa dan Perangkat Desa (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2018 Nomor 63) sebagaimana diubah dengan Peraturan Bupati Situbondo Nomor 41 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Situbondo Nomor 63 Tahun 2018 tentang Besaran Siltap Kepala Desa dan Perangkat Desa (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2019 Nomor 41); 37. Peraturan Bupati Situbondo Nomor 19 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 9 Tahun 2015 tentang Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019 (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2019 Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2019 Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 9 Tahun 2015 tentang Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019 (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2019 Nomor 27); dan 38. Peraturan Bupati Situbondo Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2020 Nomor 25). 39, Peraturan Bupati Situbondo Nomor 45 Tahun 2022 tentang Percepatan Penurunan Stunting (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2022 Nomor 45); 40. Peraturan Bupati Situbondo Nomor 46 Tahun 2022 tentang Kewenangan Desa/Kelurahan dalam Pencegahan dan Penurunan Stunting Terintegrasi (Berita Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2022 Nomor 46); 1.4. PENGERTIAN Dalam Pedoman Teknis Penyusunan RPIM Desa ini yang dimaksud dengan: 1. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 2. Perdesaan adalah kawasan kerja sama antar Desa untuk pengembangan_usaha, kegiatan kemasyarakatan, _pelayanan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, keamanan, dan ketertiban. 3. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa. 4. Pembangunan perdesaan adalah pembangunan yang dilaksanakan antar Desa dalam bidang pengembangan usaha, kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, —_ pemberdayaan masyarakat, keamanan, dan ketertiban. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 5, Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa. 6. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa. 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. 10. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang bersifat strategis. 1. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya disebut Musrenbang Desa adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota. 12. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD. 13. Perencanaan Pembangunan Desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan BPD dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya Desa dalam rangka peningkatan kualitas hidup manusia dan penanggulangan kemiskinan. © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 14. SDGs Desa adalah upaya terpadu Pembangunan Desa untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. 15. Pendataan Desa adalah proses penggalian, pengumpulan, pencatatan, verifikasi dan validasi data SDGs Desa, yang memuat data objektif kewilayahan dan kewargaan Desa berupa aset dan potensi aset Desa yang dapat didayagunakan untuk pencapaian tujuan Pembangunan Desa, masalah ekonomi, sosial, dan budaya yang dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi penyusunan program dan kegiatan Pembangunan Desa, serta data dan informasi terkait lainnya yang menggambarkan kondisi objektif Desa dan masyarakat Desa. 16. Sistem Informasi Desa adalah sistem pengolahan data kewilayahan dan data kewargaan di Desa yang disediakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi serta dilakukan secara terpadu dengan mendayagunakan fasilitas perangkat lunak dan perangkat keras, jaringan, dan sumber daya manusia untuk disajikan menjadi informasi yang berguna dalam peningkatan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik serta dasar perumusan kebijakan strategis Pembangunan Desa. 17. Peta Jalan SDGs Desa adalah dokumen rencana yang memuat kebijakan strategis dan tahapan pencapaian SDGs Desa sampai dengan tahun 2030. 18. Agenda SDGs Desa adalah program pembangunan berkelanjutan yang didalamnya terdapat 18 (delapan belas) tujuan SDGs Desa. 19. Pengkajian Keadaan Desa adalah Proses penggalian dan pengumpulan data baik spasial maupun sosial mengenai keadaan obyektif masyarakat, masalah, potensi, dan berbagai informasi terkait yang menggambarkan secara jelas dan lengkap kondisi serta dinamika masyarakat Desa. Pengkajian Keadaan Desa dalam rangka menguatkan perumusan secara partisipatif dan inklusif dengan melibatkan semua warga Desa melalui kelompok diskusi terpumpun dan/atau rembuk warga di tingkat kelompok masyarakat, rukun tetangga/rukun warga, dusun dan Desa. 20. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut RPJM Desa adalah dokumen perencanaan_ kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun. 21, Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut RKP Desa adalah dokumen penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. 22. Daftar Usulan RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadi bagian dari RKP Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akan diusulkan Pemerintah Desa kepada pemerintah daerah kabupaten/kota melalui mekanisme perencanaan pembangunan daerah. © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 10 a 24. aaa 26. ae 28. 29. 30. 31. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja Desa, atau perolehan hak lain yang sah. Potensi Aset Desa adalah segala potensi Desa yang meliputi sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya manusia, sumber daya sosial dan budaya, sumber daya ekonomi, dan sumber daya lainnya yang dapat diakses, dikembangkan, dan/atau diubah oleh Desa menjadi sumber daya pembangunan yang dimiliki atau menjadi Aset Desa, dikelola, diolah, dimanfaatkan, dan dipergunakan bagi kesejahteraan bersama masyarakat Desa. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Alokasi Dana Desa adalah dana petimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota setelah dikurangi dana alokasi khusus. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat Desa. Pendampingan Desa adalah upaya meningkatkan kapasitas, efektivitas, dan akuntabilitas pemerintahan Desa, Pembangunan Desa, Pemberdayaan Masyarakat Desa, pembentukan dan pengembangan badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha milik Desa bersama, peningkatan sinergitas program dan kegiatan Desa, dan kerja sama Desa untuk mendukung pencapaian SDGs Desa. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah anggota masyarakat Desa yang memiliki prakarsa dan/atau yang dipilih oleh Desa untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan menggerakkan_ prakarsa, partisipasi, swadaya, dan gotong royong di kalangan masyarakat Desa. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan hukum yang didirikan oleh Desa dan/atau bersama Desa-Desa guna mengelola usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesarbesarnya kesejahteraan masyarakat Desa. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess v () oe Rasa ey Kabupaten Si Er O\\ Tar) Desa, baik Desa maupun Desa adat atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Desa perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kukuh dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. 2.1. DESA Gambar2. Kondisi Ekonomi Desa Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 3 menyebut bahwa asas pengaturan Desa yaitu asas: (1) rekognisi, (2) subsidiaritas, (3) keberagaman, (4) kebersamaan, (5) kegotongroyongan, (6) kekeluargaan, (7) musyawarah, (8) demokrasi, (9) kemandirian, (10) partisipasi, (Ml) kesetaraan, (12) pemberdayaan, dan (13) keberlanjutan. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 2 rar Ee Sementara itu tujuan pengaturan Desa berdasarkan Pasal 4, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa antara lain: 1. Memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya NKRI. 2. Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. 3. Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa. 4, Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan aset Desa guna kesejahteraan bersama. 5, Membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab. 6. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum. 7. Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional. 8. Memajukan perekonomian masyarakat Desa serta _mengatasi kesenjangan pembangunan nasional. 9. Memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan. PEMBANGUNAN DESA Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan — dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Untuk itu, Undang-Undang Desa menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu “Desa Membangun" dan “Membangun Desa” yang diintegrasikan dalam perencanaan pembangunan Desa. Pembangunan Desa dilaksanakan oleh pemerintah Desa dan masyarakat Desa dengan semangat gotong royong serta memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam Desa. Pelaksanaan program sektor yang masuk ke Desa diinformasikan kepada pemerintah Desa dan diintegrasikan dengan rencana pembangunan Desa. Masyarakat Desa bethak mendapatkan informasi dan melakukan pemantauan mengenai rencana dan pelaksanaan pembangunan Desa. © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa B 23. Pembangunan Desa dilakukan pada wilayah Desa itu sendiri, secara singkat disebut pembangunan Desa, maupun antar wilayah Desa yang berdekatan atau disebut pembangunan kawasan Perdesaan. Pembangunan kawasan Perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antar Desa dalam satu kabupaten sebagai upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa di kawasan Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA. Perencanaan pembangunan Desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), lembaga Desa, dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya Desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Desa. Sebagai konsekuensi dari pembangunan Desa dan pembangunan kawasan Perdesaan, Desa harus menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten. Dokumen rencana pembangunan Desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di Desa dan sebagai dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa). Perencanaan pembangunan Desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan Desa (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa). Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa akan menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan Desa yang didanai oleh APB Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APB-D) Kabupaten/Kota berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa. Dalam Pasal 22 ayat (2) Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 Tahun 2020, perencanaan pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi: a. _Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 {enam) tahun; dan b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 4 Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan Desa dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa yang meliputi: 1. Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar. 2. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia. 3. Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif. 4. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi. 5, Peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan kebutuhan masyarakat Desa. Penyusunan kegiatan prioritas dimasukkan ke dalam Bidang dan Sub Bidang sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tetang Pengelolaan Keuangan Desa, sebagai berikut: a. Klasifikasi belanja Desa terdiri atas bidang, meliputi: 1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 2. Pelaksanaan Pembangunan Desa; 3. Pembinaan Kemasyarakatan Desa; 4. Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan 5, _Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat dan Mendesak Desa. b. _ Klasifikasi belanja Desa terdiri atas Sub bidang, meliputi: 1. Klasifikasi belanja penyelenggaraan pemerintahan Desa dibagi dalam sub bidang: a) penyelenggaraan belanja penghasilan tetap, tunjangan dan operasional pemerintahan Desa; b) _sarana dan prasarana pemerintahan Desa; c) administrasi_ kependudukan, pencatatan sipil, statistik, dan kearsipan; d) tata praja pemerintahan, perencanaan, keuangan, dan pelaporan; dan e) _pertanahan. 2. Klasifikasi belanja pelaksanaan pembangunan Desa dibagi dalam sub bidang, meliputi: a) pendidikan; b) kesehatan; ¢) _pekerjaan umum dan penataan ruang; d) _kawasan permukiman; e) _kehutanan dan lingkungan hidup; f)_ perhubungan, komunikasi dan informatika; g) _energi dan sumber daya mineral; dan h) _ pariwisata. © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 6 3. Klasifikasi belanja pembinaan kemasyarakatan Desa dibagi dalam sub bidang, meliputi: a) _ketentraman, ketertiban, dan pelindungan masyarakat; b) kebudayaan dan kegamaan; c) _kepemudaan dan olah raga; dan d) _kelembagaan masyarakat. 4. Klasifikasi belanja pemberdayaan masyarakat Desa dibagi dalam sub bidang, meliputi: a) _kelautan dan perikanan; b) _pertanian dan peternakan; cc) peningkatan kapasitas aparatur Desa; d) pemberdayaan perempuan, perlindungan | anak dan keluarga; e) _koperasi, usaha mikro kecil dan menengah; f) dukungan penanaman modal; dan g) perdagangan dan perindustrian. 5. Klasifikasi belanja penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak Desa dibagi dalam sub bidang, meliputi: a) _ penanggulangan bencana; b) keadaan darurat; dan keadaan mendesak. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 16 Surana eee) Kabupaten Si Er 3.1. WAKTU PENYUSUNAN Termaktub dalam Pasal 22 ayat (3) Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa bahwa RPJM Desa ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan kepala Desa. RPJM Desa merupakan penjabaran visi dan misi Kepala Desa dengan dasar hukum peraturan Desa yang memuat rencana program dan kegiatan Desa serta arah kebijakan pembangunan Desa. RPJM Desa disusun dengan mempertimbangkan tujuan pencapaian SDGs Desa berdasarkan kondisi obyektif Desa tergambarkan pada Sistem Informasi Desa dan prioritas pembangunan kabupaten/kota. 3.2. TAHAPAN PENYUSUNAN RPJM DESA Alur tahapan penyusunan dan penetapan RPJM Desa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 Tahun 2020 meliputi: = TAHAPAN PENYUSUNAN RPJM DESA Beraturan Menterl Desa, POTT Nomor zl Tahun 2020 asaiterasarat QZ nanccanen Sean OLE OF Lewes OF SENT Gambar 3. Tahapan pényusunan RPIM Desa © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 7 3.2.1. PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RPJM DESA 1. Kriteria Tim Pada pasal 27 Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 tahun 2020, Kepala Desa mempersiapkan penyusunan rancangan RPJM Desa dengan membentuk tim penyusun RPJM Desa yang berjumlah ganjil dan paling sedikit 7 (tujuh) orang yang terdiri atas: a. b. pembina yang dijabat oleh kepala Desa. ketua yang dipilih oleh Kepala_ Desa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keahlian. sekretaris yang ditunjuk oleh ketua tim. anggota yang berasal dari perangkat Desa, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan unsur masyarakat Desa lainnya. unsur masyarakat Desa sebagaimana yang dimaksud pada poin (d) adalah: 1). tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh seni dan budaya, dan keterwakilan kewilayahan; 2). tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh seni dan budaya, dan keterwakilan kewilayahan; 3). organisasi atau kelompok tani dan/atau buruh tani; 4). organisasi atau kelompok nelayan dan/atau buruh nelayan; 5). organisasi atau kelompok perajin; 6). organisasi atau kelompok perempuan; 7). forum anak, serta pemerhati dan perlindungan anak; 8). perwakilan kelompok masyarakat miski 9). kelompok berkebutuhan khusus atau difabel; 10). kader kesehatan; 1). Penggiat dan pemerhati lingkungan; 12). _kelompok pemuda atau pelajar; 13). organisasi sosial; dan/atau 14). lembaga kemasyarakatan lainnya sesuai kondisi objektif Desa. 15). Keanggotan tim mengikutsertakan 30% (tiga puluh persen) kesetaraan dan keadilan gender. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 18 Pedoman Teknis nyusunan RPJI 2. Tugas Tim Tugas Tim penyusun RPJM Desa meliputi: a. b. e@mpoe Penyelarasan arah kebijakan pembangunan Kabupaten/Kota; Menyusun rancangan program dan kegiatan yang masuk ke Desa; Memfasilitasi kegiatan Pengkajian Keadaan Desa dalam rangka penyelarasan data dan informasi yang tertuang dalam Sistem Informasi Desa hasil dari Pendataan SDGs Desa (mengacu peta jalan SDGs Desa); Menyusun laporan hasil Pengkajian Keadaan Desa; Memfasilitasi Musrenbang Desa pembahasan RPJM Desa; Menyusun rancangan RPJM Desa; dan Menyempurnakan rancangan RPJM Desa. Gambar 4. Tim Penyusunan RPIM Desa 3. Keluaran a. Kepala Desa menerbitkan Keputusan Kepala Desa tentang Tim Penyusun RPJM Desa lengkap dengan susunan kepengurusannya. (form-1./). Rencana Kerja dan Tindak Lanjut. (form-12). © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 19 3.2.2. PENYELARASAN ARAH KEBIJAKAN DESA DENGAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA Sebagaimana Pasal 29 Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 Tahun 2020, Pencermatan hasil penyelarasan arah kebijakan Pembangunan Desa dilakukan dengan cara: 1. mempelajari dan mengkaji Peta Jalan SDGs Desa. Tim penyusun RPJM Desa mempelajari dan mengkaji peta jalan SDGs Desa yang disusun oleh Kepala Desa dengan sekurang-kurangnya memuat: a. sasaran SDGs Desa; kondisi objektif pencapaian SDGs Desa; ¢. permasalahan dan solusi dalam upaya pencapaian SDGs Desa; d. _potensi dan sumber daya untuk pencapaian SGDs Desa; dan @. rancangan program dan/atau kegiatan Pembangunan Desa. Catatan: 1. Peta jalan SDGs Desa diakses melalui Dashboard SDGs Desa (https://dashboard-sdgs.kemendesa.go.id). (form-2.1) 2. Pemetaan sasaran, kodisi objektif Desa, potensi dan masalah, sumber daya dan rancangan program. (form-2.2) 3. mempelajari dan mengkaji daftar rencana program dan kegiatan yang masuk ke Desa. Pengertian : Proses mencari dan menggali _informasi, mencermati, dan mendata untuk menyelaraskan arah kebijakan Desa selama 6 (enam) tahun dengan kebijakan kabupaten/kota. Tujuan —: ‘Untuk memilah rencana program dan kegiatan pembangunan kabupaten/kota yang akan masuk ke Desa dengan cara mengelompokkan menjadi bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa, dan bidang penanggulangan bencana, keadaan mendesak dan darurat lainnya. Masukan : Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Dokumen Rencana Strategis (OPD), RPIM Desa periode sebelumnya, dan RKP Desa periode sebelumnya. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 20 Kegiatan : Tim penyusun RPJM Desa melakukan pencermatan rencana program dan kegiatan pembangunan kabupaten/kota yang akan masuk ke Desa dengan berkoordinasi dengan pemerintah Desa, camat, UPT, OPD, Pendamping Profesional dan/atau lain sebagainya. Keluaran : Daftar Rencana Program dan kegiatan yang akan masuk ke Desa (form-2.3) Gambar 5. Tim Penyusun RPIM Desa sedang mencermati dokumen Berdasarkan Pasal 23 ayat (3) Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 Tahun 2020, usulan progam dan/atau kegiatan dirumuskan secara partisipatif dan inklusif dengan melibatkan semua warga Desa melalui kelompok diskusi terpumpun dan/atau rembuk warga di tingkat kelompok masyarakat, rukun tetangga/rukun warga, dusun dan Desa. Kegiatan ini dilakukan dalam pengkajian keadaan Desa. a #2 [Z{PENGELOMPOKAN MASALAH 3 @ foarran ye 35 1 PEMERINGKATAN MASALAH 3 a) ee Bidang 2 EA AEN EE ~revcrenrvonan | fe Bien? ea BE Sfrevennciarantoawn | f Bidang 4 Bidang 5 Gambar 6. Alur Pengkajian Keadaan Desa Pencermatan hasil_penyelarasan arah_—kebijakan Pembangunan Desa dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji Peta Jalan SDGs Desa berdasarkan hasil pendataan SDGs Desa, jika peta jalan SDGs Desa belum tersusun maka melakukan Pengkajian Keadaan Desa. _ s /. © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa Pengkajian Keadaan Desa adalah Proses penggalian dan pengumpulan data baik spasial maupun sosial mengenai keadaan obyektif masyarakat, masalah, potensi, dan berbagai informasi terkait yang menggambarkan secara jelas dan lengkap kondisi serta dinamika masyarakat Desa. 1. Persiapan a. Tim Penyusun melakukan penyelarasan data Desa dari dokumen data Desa sebagai pembandingan data Desa dengan kondisi Desa terkini. Adapun data Desa yang perlu dipersiapkan adalah: 1. Data kondisi Eksisting Capaian SDGs Desa dan Rekomendasi Program berbasis Sistem Informasi Desa (SID) yang disediakan oleh Kementrian Desa melalui https://dashboard-sdas. kemendesa.go.id 2. Pemetaan Aset dan Potensi Aset Desa. 3. Perencanaan Pengembangan, Pemeliharaan, Pelesatarian Aset dan Potensi Aset Desa. 4. Pemutakhiran Data Informasi Pembangunan Desa yang meliputi Profil Desa, Indeks Desa Membangun, Data Kemiskinan Ekstrem, dan data pendukung lainnya seperti RPJM Desa periode sebelumnya, RKP Desa periode sebelumnya. b. Tim Penyusun mempersiapkan diantaranya: 1. Mengidentifikasi dan menginventarisir _ kelompok- kelompok masyarakat yang akan dijadikan_ sasaran pengkajian keadaan Desa; 2. Menyusun jadwal, agenda, dan bahan pembahasan (penggandaan dokumen, penyiapan peningkasan materi, pembuatan media tayang atau menuangkan materi pembahasan melalui media lainnya). ¢. Selain data informasi yang dimaksud pada poin diatas, tim penyusun menyiapkan dokumen-dokumen sebagai berik format bagan kelembagaan (form-2.5); format peta sosial desa (form-2.6 dan form-2.7); format kalender musim (form-2.8 dan form-2.9}; format pohon masalah (form-2.10 dan form-2.11); format daftar inventarisir masalah (form-2.12); format daftar inventarisir potensi (form-2.13); format pengkajian tindakan (form-2.14, form-2.15, dan form-2.1 format daftar gagasan dusun/kelompok (form-17); dan format rekapitulasi daftar gagasan dusun/kelompok.form-18). POornnauawne © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 22 Gambar 7. Pelaksanaan Musyawarah Dusun 2. Pelaksanaan Pelaksanaan pengkajian keadaan Desa meliputi 2 (dua) tahapan, yakni: a. Pengkajian Keadaan Desa melalui Musyawarah Kelompok 1. Tim Penyusun memfasilitasi FGD/Musyawarah Kelompok (karang taruna, PKK, difabel, Tani, Pengrajin, UMKM, Rumah Desa Sehat, pengajian, arisan, dan lain-lain) dan forum masyarakat lainnya. 2. Tim penyusun menyampaikan informasi arah kebijakan Desa yang tertuang pada visi misi kepala Desa. 3. Tim penyusun mengidentifikasi_ potensi, _peluang pendayagunaan sumber daya Desa dan masalah yang dihadapi Desa berdasarkan: a). peta sosial Desa; b). kalender musim; c). bagan kelembagaan; dan d). pohon masalah. 4. Identifikasi potensi yang dimaksud meliputi: a). sumber daya alam dan lingkungan hidup; b). sumber daya manusia; c). sumber daya sosial dan budaya; d). sumber daya ekonomi; dan e). sumber-sumber daya lainnya. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 23 5. 6 as Identifikasi masalah yang dimaksud meliputi: a). pengelompokan masalah; b). pemeringkatan masalah; c). pengkajian tindakan; dan d). peringkatan tindakan. Tim Penyusun menyerap aspirasi/gagasan masyarakat. Tim Penyusun membuat Berita Acara Hasil Musyawarah Kelompok. b. Pengkajian Keadaan Desa melalui Musyawarah Dusun a Tim Penyusun berkoordinasi dengan Kepala Dusun terkait jadwal dan agenda Musyawarah Dusun. Tim Penyusun menfasilitasi Musyawarah Dusun untuk menentukan prioritas pembangunan di dusun dan melakukan pengelompokan bidang kegiatan: a). bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa; b). bidang pembangunan Desa; ¢). bidang pembinaan kemasyarakatan; d). bidang pemberdayaan masyarakat; dan e). bidang penanggulangan bencana, keadaan Mendesak dan darurat lainnya. Tim Penyusun memfasilitasi penentuan _ peringkat tindakan kelayakan usulan/gagasan dengan _ kriteria sebagai berikut: a). pemenuhan kebutuhan orang banyak; b). mendesak untuk segera dilakukan; c). dukungan peningkatan pendapatan masyarakat; dan d). dukungan potensi. Penentuan delegasi yang mewakili dusun pada musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang dituangkan dalam berita acara musyawarah. Pengambilan keputusan musyawarah dusun yang meliputi: a). penyepakatan prioritas pembangunan di dusun bersangkutan; dan b). tim penyusun membacakan nama-nama delegasi dusun. Keputusan musyawarah dusun dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh pimpinan musyawarah, kepala Desa dan salah satu perwakilan peserta. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 24 7. Berita acara musyawarah dusun dilampiri risalah (notulen) yang memuat catatan seluruh jalannya musyawarah, serta dilengkapi dengan catatan tentang: a). hari dan tanggal musyawarah dusun; b). tempat musyawarah dusun; c). susunan acara musyawarah dusun; d). waktu pembukaan dan penutupan musyawarah dusun; e). pimpinan dan sekretaris musyawarah dusun; f). jumlah dan nama peserta musyawarah dusun yang menandatangani daftar hadir; dan g). undangan yang hadir. 3. Keluaran Keluaran dari kegiatan musyawarah dusun/kelompok berupa: a. Berita Acara Musyawarah Kelompok dan Musyawarah Dusun (form-2.4). b. Pelaporan hasil pengkajian keadaan Desa yang meliputi: daftar rencana program dan kegiatan yang masuk ke Desa; data peta jalan SDGs Desa; daftar inventarisir potensi; daftar inventarisir masalah; daftar gagasan dusun/kelompok; rekapitulasi daftar gagasan; dan melampirkan peta sosial Desa, dan gambar kalender musim. NOWRWNE 3.2.3. PENYUSUNAN RANCANGAN RPJM DESA Masukan : a. Sistem Informasi Desa; b. Dokumen laporan hasil penyelarasan arah kebijakan Perencanaan Pembangunan Desa; c. Dokumen rancangan program dan kegiatan yang masuk ke Desa. Kegiatan : a. Tim penyusun menyusun rancangan RPJM Desa berdasarkan laporan hasil penyelarasan arah kebijakan Perencanaan Pembangunan Desa. b. Tim penyusun menyusun rancangan RPJM Desa berdasarkan daftar prioritas usulan kegiatan hasil hasil _penyelarasan arah kebijakan Perencanaan Pembangunan Desa. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 25 Pedoman Teknis nyusunan RPJI c. Rancangan RPJM Desa disampaikan oleh tim penyusun RPJM Desa kepada kepala Desa. Keluaran : Dokumen Rancangan RPJM Desa (form-3.1) Muatan rancangan RPJM Desa seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 Tahun 2020 adalah: 1. visi dan misi kepala Desa terpilih (form-3.2); tipologi Desa sebagai arah kebijakan Perencanaan Pembangunan Desa; 3. prioritas program dan/atau kegiatan Pembangunan Desa yang difokuskan pada upaya pencapaian SDGs Desa; 4. lokasi program dan/atau kegiatan; 5. perkiraan volume; 6. sasaran/manfaat; 7. _waktu pelaksanan per tahun anggaran; 8. 9 XN perkiraan jumlah dan sumber pembiayaan; dan perkiraan pola pelaksanaan meliputi: swakelola, padat karya tunai desa, kerja sama antar Desa, dan/atau kerja sama dengan pihak ketiga. Gambar 8. Tim Penyusun RPIM Desa sedang menyusun Rancangan RPJM Desa © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 26 3.2.4. PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA UNTUK MEMBAHAS. RANCANGAN RPJM DESA 1. Pengertian Pada pasal 31 Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 Tahun 2020, pelaksanaan Musyawarah_—Perencanaan Pembangunan Desa dilaksanakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJM Desa melalui diskusi kelompok secara terarah yang dibagi berdasarkan agenda SDGs Desa, dengan agenda pembahasan: a. visi dan misi kepala Desa terpilih; b. pokok pikiran BPD; ¢. program dan/atau kegiatan pembangunan Desa yang diusulkan masyarakat Desa; d. prioritas program dan/atau kegiatan Pembangunan Desa yang direkomendasikan Sistem Informasi Desa; e. Rancangan RPJM Desa. 2. Tujuan a. Pembahasan Rancangan RPJM Desa; dan b. Penyepakatan Rancangan RPJM Desa. 3. Masukan a. Dokumen rancangan RPJM Desa yang disusun oleh tim penyusun juga memuat daftar rencana program dan kegiatan yang akan masuk ke Desa. b. Penentuan prioritas perencanaan pembangunan Desa yang tercantum dalam = rancangan RPJM Desa __ pada pembahasan/diskusi kelompok, maka perlu indikator penilaian sebagai dasar menentukan ranking/prioritas dimasing-masing agenda SDGs Desa. Adapun indikator/skoring tersebut sebagai berikut: 1. Kesesuaian dengan visi dan misi kepala Desa; 2. Kesesuaian dengan pokok pikiran BPD (form-4.1); 3. Kesesuaian dengan program dan/atau_ kegiatan Pembangunan Desa yang diusulkan masyarakat Desa; Usulan masyarakat Desa hasil PKD (form-2.16); dan 5. Kesesuaian dengan prioritas program dan/atau kegiatan Pembangunan Desa yang direkomendasikan Sistem Informasi Desa dari Dashboard SDGs Desa Fie © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 27 4. Peserta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa diikuti oleh peserta dan undangan. a. Peserta Musyawarah Perencanaan PembangunanDesa dihadiri oleh delegasi dusun dan unsur masyarakat lainnya. b. Undangan terdiri dari: 1. unsur Pemerintah Daerah Kabupaten, meliputi: OPD, UPT, dan Pemerintah Kecamatan; 2. tenaga Pendamping Profesional; 3. bintara pembina Desa; 4. bhayangkara pembina keamanan dan__ketertiban masyarakat; dan/atau 5. undangan lainnya sesuai kebutuhan, seperti: Kabupaten, Akademisi, LSM, Investor, praktisi, sebagainya. DPRD dan 5. Mekanisme a. Persiapan 1. Pemerintah Desa = mempersiapkan _pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa tentang pembahasan rancangan RPJM Desa yang sudah disusun oleh Tim Penyusun dengan membentuk _ panitia Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dan ditetapkan dengan keputusan kepala Desa (form-4.2). 2. Tugas panitia Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa: a). Menyiapkan susunan acara, tata tertib, dan bahan pembahasan (penggandaan dokumen materi, pembuatan media tayang atau menuangkan materi pembahasan melalui media lainnya). b). Menyiapkan daftar peserta dan menyampaikan undangan kepada peserta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desadan undangan, paling lambat 5 (lima) hari sebelum pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa. c). Melakukan registrasi peserta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desabagi peserta yang berkeinginan hadir, paling lambat satu hari sebelum pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 28 Gambar 9. Pelaksanaan Musrenbang Desa RPIM Desa b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan Musyawarah —Perencanaan Pembangunan Desa sebagai berikut: 1 Tata Tertib Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (form-4.4) a). Musyawarah dipimpin oleh Sekretaris Desa atau yang ditunjuk mewakili pemerintah Desa. Apabila Sekretaris Desa berhalangan hadir, harus memberitahukan ketidak hadirannya dengan alasan yang benar untuk selanjutnya diinformasikan kepada peserta; b). Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa, dan posisi pimpinan Musyawarah__—Perencanaan Pembangunan Desa dapat digantikan oleh wakil ketua atau anggota LPMD lainnya. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dipandu oleh ketua Panitia; c). Sekretaris adalah unsur perangkat Desa; d). Tim Penyusun RPJM Desa bertindak sebagai salah satu narasumber; e). Peserta yang hadir dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan = Desa_—sharrus menandatangani daftar hadir; f). Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dimulai dan dibuka apabila peserta yang hadir telah memenuhi 2/3 (dua per tiga) dari delegasi dusun; g). Pimpinan musyawarah meminta persetujuan seluruh peserta yang hadit perihal susunan acara dan © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 29 musyawarah berhak mengajukan keberatan dan usulan perbaikan; h).Jika susunan acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa telah disetujuioleh peserta, maka musyawarah dilanjutkandipimpin oleh pimpinan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa. 2. Pembahasan Materi_ += Musyawarah _—Perencanaan Pembangunan Desa. Penyampaian materi Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa tentang penyusunan rancangan RPJM Desa secara lengkap kepada peserta, dengan tahapan sebagai berikut: a). Pemaparan Kepala Desa mengenai prioritas kegiatan perencanaan pembangunan Desa; b). Pemaparan Camat mengenai prioritas permasalahan dan rencana prioritas kebijakan pembangunan daerah; c). Pemaparan kepala OPD atau yang mewakili mengenai informasi prioritas program kegiatan OPD; d). Pemaparan rancangan RPJM Desa oleh Tim Penyusun yang meliputi: 1). laporan hasil Pengkajian Keadaan Desa; 2). prioritas rencana kegiatan Desa dalam jangka waktu 6 (enam) tahun; dan 3). perkiraan sumber pembiayaan rencana kegiatan, Pembangunan Desa. arah kebijakan pemerintah Desa dalam menentukan pembangunan selama periode kepala Desa (6 tahun). e). Diskusi kelompok yang dibagi per bidang kegiatan untuk menentukan prioritas pembangunan Desa dalam 6 (enam) tahun dimasing-masing agenda SDGs Desa (form-4.5}, dan f).. Diskusi kelompok diatur dengan tata tertib di masing- masing kelompok yang dipimpin oleh ketua kelompok yang dibantu oleh sekretaris kelompok. g). Hasil diskusi di masing-masing kelompok disampaikan oleh tim penyusun kepada peserta musyawarah. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 30 3. Pengambilan Keputusan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa: a). Berdasarkan hasil pembahasan, Pimpinan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa merumuskan rancangan keputusan musyawarah. b). Rancangan keputusan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa disampaikan/dibacakan dan ditawarkan kepada peserta untuk disepakati. c). Keputusan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Pimpinan Musyawarah, Kepala Desa dan Perwakilan Peserta (bukan dari unsur Pemerintah Desa, BPD atau Lembaga Kemasyarakatan Desa). 4. Penutupan Acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa. Apabila sudah tercapai keputusan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa, _dilakukan penandatanganan Berita Acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa. Selanjutnya pimpinan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa menutup secara resmi acara Musyawarah Perencanaan PembangunanDesa. 6. Keluaran Keluaran dari kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa berupa: a. Berita Acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (form-4.3} b. Hasil penilaian prioritas kegiatan pembangunan Desa (form- 45},dan ¢. Rancangan RPIM Desa (form-3.1). Ketentuan Lainnya: 1. Berita acara dan rancangan RPJM Desa hasil Musrenbang Desa disampaikan oleh kepala Desa kepada BPD 2. Kepala Desa menginformasikan kepada masyarakat Desa melalui Sistem Informasi Desa dan media publikasi lainnya. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 31 3.2.5. PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH DESA UNTUK MEMBAHAS, MENYEPAKATI DAN MENETAPKAN RPJM DESA Pengertian Musyawarah Desa adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal-hal yang bersifat strategis, termasuk perencanaan Desa (RPJM Desa dan RKPDesa). Ketentuan pasal 33 Peraturan Menteri Desa, PDTT nomor 21 Tahun 2020, BPD difasilitasi oleh Pemerintah Desa menyelenggarakan Musyawarah Desa tentang pembahasan dan penyepakatan RPJM Desa untuk menentukan arah kebijakan Desa selama 6 (enam) tahun. Tujuan Adapun tujuan dari musyawarah Desa pembahasan dan pengesahan RPJM Desa adalah: a. pembahasan rancangan RPJM Desa; b. penetapan rancangan RPJM Desa melalui berita acara musyawarah Desa; dan ¢. pengesahandokumen RPJM Desa. Masukan a. Dokumen rancangan RPJM Desa yang telah disempurnakan berdasarkan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa. b. Rancangan Peraturan Desa RPJM Desa. Peserta Musyawarah Desa pembahasan, penyepakatan, dan pengesahan RPJM Desa diikuti oleh peserta Musyawarah Desa, dan undangan. a. Peserta antara lain: tokoh adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikai kelompok tani; kelompok nelayan; kelompok perajin; kelompok perempuan; kelompok pemerhati dan pelindungan anak; 10. kelompok masyarakat miskin; YPOrNnuawne © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 32 Nl. kelompok disabilitas; dan 12. kelompok-kelompok masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Desa. b. Undangan adalah: i 2. 3. 4. Unsur Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; Tenaga Pendamping Profesional; Bintara pembina Desa; dan/atau Bhayangkara pembina keamanan dan_ ketertiban masyarakat. c. Musyawarah Desa wajib memperhatikan keterwakilan perempuan minimal 30% (tiga puluh persen). 5. Mekanisme a. Persiapan 1h BPD membentuk panitia pelaksana Musyawarah Desa yang ditetapkan dengan keputusan BPD (form-S.1). Panitia pelaksana dalam melaksanakan tugasnya bersifat sukarela. Susunan panitia pelaksana terdiri atas: a). Ketua: sekretaris BPD; b). Anggota terdiri dari: 1). Unsur BPD; 2). Unsur perangkat Desa; dan 3). Unsur LKD. Panitia Musyawarah Desa mengumumkan pelaksanaan Musyawarah Desa kepada masyarakat luas, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan Musyawarah Desa. Panitia Musyawarah Desa membuka pendaftaran peserta Musyawarah Desa yang berkeinginan hadir. Tugas panitia musyawarah Desa: a). Menyiapkan susunan acara, tata tertib, dan bahan pembahasan (penggandaan dokumen _ materi, pembuatan media tayang atau menuangkan materi pembahasan melalui media lainnya) berdasarkan bahan dokumen pembahasan yang dipersiapkan Pemerintah Desa. b). Menyiapkan daftar peserta. dan menyampaikan undangan kepada peserta Musyawarah Desa dan undangan, paling lambat 5 (lima) hari sebelum pelaksanaan Musyawarah Desa. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 33 c). Melakukan registrasi peserta Musyawarah Desa bagi peserta yang berkeinginan hadir, paling lambat satu hari sebelum pelaksanaan Musyawarah Desa. Gambar 9, Pelaksanaan Musdes Penetapan RPJM Desa b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan Musyawarah Desa pembahasan, penyepakatan, dan pengesahan RPJM Desa sebagai berikut: 1. Tata Tertib Musyawarah Desa a). Musyawarah dipimpin oleh Ketua BPD. Apabila Ketua BPD berhalangan hadir, harus memberitahukan ketidakhadirannya dengan alasan yang benar untuk selanjutnya —diinformasikan kepada _peserta Musyawarah Desa, dan posisi pimpinan Musyawarah Desa dapat digantikan oleh wakil ketua atau anggota BPD lainnya. Musyawarah Desa dipandu oleh ketua Panitia Musyawarah Desa. Sekretaris Musyawarah Desa adalah salah satu anggota BPD, atau unsur masyarakat dan/atau unsur LKD. Peserta yang hadir dalam kegiatan Musyawarah Desa harus menandatangani daftar hadir. b). c). d © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 34 e). Musyawarah Desa dimulai dan dibuka apabila peserta yang hadir telah memenuhi 2/3 (dua per tiga) dari peserta yang diundang, dan/atau telah disepakati oleh para peserta Musyawarah Desa. f). Sekretaris BPD selaku ketua panitia Musyawarah Desa membacakan susunan acara sebelum Musyawarah Desa dipimpin oleh pimpinan Musyawarah Desa. g). Sekretaris BPD meminta persetujuan seluruh peserta yang hadir perihal susunan acara dan_peserta Musyawarah Desa berhak mengajukan keberatan dan usulan perbaikan. h). Jika susunan acara Musyawarah Desa telah disetujui oleh peserta Musyawarah Desa, maka musyawarah dilanjutkan dengan dipimpin oleh __ pimpinan Musyawarah Desa. Pembahasan Materi Musyawarah Desa Penyampaian informasi Musyawarah Desa pembahasan, penyepakatan, dan pengesahan RPJM Desa secara lengkap kepada peserta, dengan tahapan sebagai berikut: a). penyampaian rancangan RPIM Desa yang telah dibahas dan disepakati dalam Musrenbang Desa oleh Pemerintah Desa; b). membahas dan menetapkan rancangan RPJM Desa; dan c). mengesahkan dokumen RPIM Desa. Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa a). Berdasarkan hasil pembahasan, Pimpinan musyawarah Desa merumuskan rancangan keputusan Musyawarah Desa. b). Rancangan keputusan musyawarah Desa disampaikan/ dibacakan dan ditawarkan kepada peserta Musyawarah Desa untuk disepakati. c). Keputusan musyawarah Desa dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh pimpinan musyawarah Desa, Kepala Desa dan salah satu perwakilan peserta musyawarah Desa (bukan dari unsur pemerintah Desa, BPD atau lembaga kemasyarakatan Desa). © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 35 d). Berita acara musyawarah Desa dilampiri_risalah (notulen) yang memuat catatan seluruh jalannya musyawarah Desa, serta dilengkapi dengan catatan tentang: 1). hari dan tanggal musyawarah Desa; 2). tempat musyawarah Desa; 3). susunan acara musyawarah Desa; 4).waktu_pembukaan dan penutupan musyawarah Desa; 5). pimpinan dan sekretaris musyawarah Desa; 6).jumlah dan nama peserta musyawarah Desa yang menandatangani daftar hadir; dan 4. Penutupan Acara Musyawarah Desa Apabila sudah tercapai keputusan musyawarah Desa, dilakukan penandatanganan_berita _acara musyawarah Desa. Selanjutnya pimpinan musyawarah menutup secara resmi acara musyawarah Desa. 6. Keluaran a. Berita acara musyawarah Desa pembahasan, penyepakatan, dan pengesehan RPJM Desa yang ditandatangani oleh kepala Desa, ketua BPD, anggota BPD dan seorang perwakilan masyarakat Desa (form-5.2); Dokumen RPJM Desa periode 6 (enam) tahun (form-5.3}, dan ¢. Peraturan Desa tentang RPJM Desa yang telah ditandatangani oleh Kepala Desa dan BPD (form-5.4). 3.2.6. PENYELENGGARAAN = SOSIALISAS|_ RPJM DESA KEPADA MASYARAKAT OLEH PEMERINTAH DESA MELALUI MEDIA DAN FORUM PERTEMUAN DESA. Sesuai pasal 33 ayat (6) Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 21 Tahun 2020, Kepala Desa menginformasikan kepada masyarakat Desa terkait Peraturan Desa tentang RPJM Desa melalui Sistem Informasi Desa dan/atau media publikasi lainnya. Pemerintah Desa wajib mensosialisasikan RPJM Desa yang disahkan melalui Peraturan Desa tentang RPJM Desa sebagai wujud transparansi program dan kegiatan selama 6 (enam) tahun, berupa: 1. penggandaan dokumen RPJM Desa disampaikan kepada kabupaten, kecamatan, BPD, dan arsip Desa; dan 2. sosialiasasi melalui media dan forum-forum pertemuan Desa. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 36 () oe Rasa ey Kabupaten Situbondo 4.1, DASAR PERUBAHAN Sesuai Pasal 120,~Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Desa, Kepala Desa dapat mengubah RPJM Desa dan/atau RKP Desa dalam hal: 1. Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau 2. Terdapat perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan/atau = pemerintah —daerah kabupaten/kota. 4.2. MEKANISME PERUBAHAN 1. Dalam hal terjadi perubahan RPJM Desa karena terjadi peristiwa khusus, kepala Desa melaksanakan hathal sebagai berikut: a. berkoordinasi dengan pemerintah daerah kabupaten/kota yang mempunyai kewenangan terkait dengan kejadian khusus; b. mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RPJM Desa yang terkena dampak terjadinya peristiwa khusus; dan ¢. menyusun rencana aksi yang disertai rencana kegiatan dan RAB dan Desain; dan d. menyusun rancangan RPJM Desa perubahan. 2. Dalam hal terjadi perubahan RPIM Desa karena perubahan mendasar atas kebijakan, kepala Desa melaksanakan hal-hal sebagai berikut: a. mengumpulkan dokumen perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota; b. mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RPJM Desa yang terkena dampak terjadinya perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota; ¢. menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan, RAB dan Desain; dan d. menyusun rancangan RPJM Desa perubahan. © wwwciptadesa.com OQ ciptadesa (© info ciptadess 37 MUSRENBANG DESA OE Si Gambar 9, Alur Prubahan RPIM Desa Catatan: 1. Perubahan RPJM Desa dibahas, disepakati, dan ditetapkan dalam Musrenbang Desa, Hasil kesepakatan dalam Musrenbang Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa tentang RPJM Desa perubahan. 2. Dalam hal Desa melakukan perubahan, masa berlaku RPJM Desa mengikuti masa jabatan Kepala Desa. © wwwciptadesacom GO ciptadesa (© info ciptadesa 38

Anda mungkin juga menyukai