Perbup - Satuan Harga Barang 2021
Perbup - Satuan Harga Barang 2021
TENTANG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Buton Selatan.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Buton Selatan.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Buton Selatan.
5. Standar Satuan Harga yang selanjutnya disingkat SSH adalah pedoman
pembakuan barang dan jasa menurut jenis, spesifikasi dan kualitas, serta
harga tertinggi dalam periode tertentu.
6. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,
bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang.
7. Jasa adalah suatu barang yang tidak berwujud, tetapi dapat memberikan
kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
8. Jasa lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola
yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa
konsultansi, pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 2
(1) Peraturan Bupati ini dimaksudkan adalah sebagai pedoman perencanaan
dan pelaksanaaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atas
kebutuhan barang/ jasa.
(2) Tujuan Peraturan Bupati ini adalah untuk mewujudkan penggunaan
anggaran kegiatan yang efektif, efesien, kepatutan, kewajaran dan
akuntabilitas.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
(1) Ruang lingkup SSH, meliputi :
a. Standarisasi Satuan Harga Aset Lancar
b. Standarisasi Harga Aset Tetap; dan
c. Standarisasi Satuan Harga Beban Barang Dan Jasa;
(2) Standarisasi Satuan Harga Aset Lancar sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, terdiri atas :
a. standarisasi satuan harga barang pakai habis; dan
b. standarisasi satuan harga barang tak habis pakai.
(3) Standarisasi Harga Aset Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, terdiri atas :
a. standarisasi satuan harga tanah;
b. standarisasi satuan harga peralatan dan mesin;
c. standarisasi satuan harga jalan, jaringan dan irigasi;
d. standarisasi satuan harga asset tetap lainnya; dan
e. standarisasi satuan harga akumulasi penyusutan.
(4) Standarisasi Satuan Harga Beban Barang Dan Jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas :
a. standarisasi satuan harga Beban Barang dan Jasa; dan
b. standarisasi satuan harga Beban hibah.
Pasal 4
(1) Standarisasi satuan harga barang pakai habis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, terdiri atas :
a. satuan harga bahan yang terdiri atas :
1. satuan harga bahan bangunan dan konstruksi;
2. satuan harga bahan kimia;
3. satuan harga bahan bakar dan pelumas;
4. satuan harga bahan baku;
5. satuan harga bahan/bibit tanaman;
6. satuan harga isi tabung gas; dan
7. satuan harga bahan/bibit ternak/bibit ikan.
b. satuan harga suku cadang yang terdiri atas :
1. satuan harga suku cadang alat angkutan;
2. satuan harga suku cadang alat kedokteran;
3. satuan harga suku cadang alat laboratorium;
4. satuan harga suku cadang alat pemancar;
5. satuan harga suku cadang alat studio dan komunikasi;
6. satuan harga suku cadang alat pertanian;
7. satuan harga suku cadang alat bengkel; dan
8. satuan harga suku cadang lainnya.
c. satuan harga alat/bahan untuk kegiatan kantor yang terdiri atas :
1. satuan harga alat tulis kantor;
2. satuan harga kertas dan cover;
3. satuan harga bahan cetak;
4. satuan harga benda pos;
5. satuan harga bahan computer;
6. satuan harga perabot kantor;
7. satuan harga alat listrik;
8. satuan harga perlengkapan dinas;
9. satuan harga perlengkapan pendungkung olah raga; dan
10. satuan harga alat/bahan untuk kegiatan kantor lainnya.
d. satuan harga obat-obatan;
e. satuan harga persediaan untuk dijual/diserahkan;
f. satuan harga natura dan pakan; dan
g. satuan harga persediaan penelitian.
(2) standarisasi satuan harga barang tak habis pakai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b, meliputi :
a. satuan harga komponen;
b. satuan harga pipa yang terdiri atas :
1. satuan harga pipa air besi tuang (dci);
2. satuan harga pipa baja;
3. satuan harga pipa plastik pvc (upvc); dan
4. satuan harga pipa lainnya.
Pasal 5
(1) Standarisasi satuan harga tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (3) huruf a, terdiri atas :
a. satuan harga tanah non persil;
b. satuan harga tanah basah;
c. satuan harga tanah basah biasa;
d. satuan harga lapangan; dan
e. satuan harga tanah untuk bangunan bersejarah.
(2) Standarisasi satuan harga peralatan dan mesin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b, terdiri atas :
a. satuan harga alat besar;
b. satuan harga alat bantu;
c. satuan harga alat angkutan;
d. satuan harga alat bengkel dan alat ukur;
e. satuan harga alat bengkel bermesin;
f. satuan harga alat pertanian;
g. satuan harga alat kantor;
h. satuan harga alat rumah tangga;
i. satuan harga meja dan kursi kerja/rapat pejabat;
j. satuan harga alat studio, komunikasi dan pemancar;
k. satuan harga alat kedokteran dan kesehatan;
l. satuan harga alat laboratorium;
m. satuan harga alat persenjataan;
n. satuan harga computer;
o. satuan harga alat pengeboran;
p. satuan harga alat keselamatan kerja;
q. satuan harga peralatan proses/produksi;
r. satuan harga rambu – rambu lalu lintas; dan
s. satuan harga peralatan olah raga.
(3) standarisasi satuan harga jalan, jaringan dan irigasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf c, terdiri atas :
a. satuan harga instalasi pengolahan bahan bangunan; dan
b. satuan harga instalasi pengolahan bahan bangunan percontohan.
(4) standarisasi satuan harga asset tetap lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) huruf d, terdiri atas :
a. satuan harga bahan perpustakaan;
b. satuan harga kartografi, naskah dan lukisan;
c. satuan harga barang bercorak kesenian/kebudayaan/olahraga;
d. satuan harga hewan;
e. satuan harga biota perairan; dan
f. satuan harga tanaman.
(5) Standarisasi satuan harga akumulasi penyusutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) huruf e, terdiri atas :
a. satuan harga akumulasi penyusutan gedung dan bangunan;
b. satuan harga akumulasi penyusutan bangunan gedung; dan
c. satuan harga akumulasi penyusutan bangunan gedung tempat kerja.
Pasal 6
(1) Standarisasi satuan harga Beban Barang dan Jasa dalam Pasal 3 ayat (4)
huruf a, terdiri atas :
a. satuan harga beban bahan pakai habis;
b. satuan harga beban persediaan bahan/ material;
c. satuan harga beban barang untuk diserahkan kepada
masyarakat/pihak ketiga.
(2) Standarisasi satuan harga beban hibah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (4) huruf b, terdiri atas :
a. satuan harga beban hibah kepada kelompok masyarakat; dan
b. satuan harga beban hibah dana bos untuk satuan pendidikan dasar.
BAB IV
PELAKSANAAN STANDARISASI SATUAN HARGA
Pasal 7
SSH berfungsi sebagai :
a. batas tertinggi yang besarannya tidak dapat dilampaui dalam
perencanaan dan pelaksanaan anggaran; dan
b. estimasi yang merupakan prakiraan besaran biaya tertinggi yang dapat
dilampaui karena kondisi tertentu termasuk karena adanya kenaikan
harga pasar.
Pasal 8
(1) SSH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(2) Dalam hal SSH sebagaimana dimaksud pada ayat (1), belum
mengakomodir kebutuhan barang/ jasa di luar kecamatan Batauga, maka
dalam rangka memenuhi standar harga barang dikecamatan, diatur
sebagai berikut :
a. SSH wilayah Kecamatan Sampolawa, dapat dinaikan paling tinggi 15%
(lima belas perseratus) dari standar harga yang telah ditetapkan;
b. SSH wilayah Kecamatan Lapandewa, dapat dinaikan paling tinggi 20%
(dua puluh perseratus) dari standar harga yang telah ditetapkan;
c. SSH wilayah Kecamatan Kadatua, Kecamatan Siompu dan Kecamatan
Siompu Barat, dapat dinaikan paling tinggi 25% (dua puluh lima
perseratus) dari standar harga yang telah ditetapkan;
d. SSH wilayah Kecamatan Batu Atas, dapat dinaikan paling tinggi 30%
(tiga puluh perseratus) dari standar harga yang telah ditetapkan.
Pasal 9
(1) Dalam hal terdapat jenis barang/ jasa kebutuhan yang belum ditetapkan
dalam Peraturan Bupati ini, maka untuk pengadaan kebutuhan barang/
jasa dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala
Organisasi Perangkat Daerah masing-masing.
(2) Apabila terjadi kenaikan harga, sehingga melebihi SSH tahun anggaran,
dapat dilakukan pengadaan setelah mendapatkan persetujuan dari
Kepala Organisasi Perangkat Daerah masing-masing.
(3) Persetujuan pengadaan barang/ jasa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2), ditindaklanjuti dengan Surat Pernyataan Tanggung
Jawaban Mutlak (SPTJM) oleh Kepala Organisasi Perangkat Daerah.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini, dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Buton
Selatan.
Ditetapkan di Batauga
pada tanggal 2020
LA ODE ARUSANI
Diundangkan di Batauga
pada tanggal 2020
LA SIAMBO