2 2 1 PB
2 2 1 PB
1 (2018)
Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Hasil UN 2017
The Students Ability of SMA’s Science and Social Program in Answering the HOTS
Question of Bahasa Indonesia based on 2017 National Exam Result
Safari
Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemdikbud
safari_puspendik@yahoo.com.
Abstract. The main purpose of this study is to determine whether there is a difference in the average
score of the ability of high school students IPA and IPS in answering HOTS subjects Indonesian
language results UN 2017? The population of this study is high school students who are studying in
2016, while the sample is 12th grade high school students who follow the UN 2017. Based on the
results of t-test analysis with SPSS and Mplus program obtained the following results. First, based on
the national average score indicates that the ability of IPA high school students to answer HOTS is
higher (mean 68.18, standard deviation 11.66) than the IPS ability of high school students (mean =
55,68 standard deviation 12,69) . This value based on the national exam results classification is still
quite and insufficient. Second, differences in the ability of high school students IPA and IPS on the
ability to "answer HOTS subjects Indonesian Language" is proven. This means that there is a
significant difference in the ability of high school students IPA and IPS on the ability to "answer
questions about HOTS" (P-value = 0.00). The conclusion of this study is that there are significant
differences in the ability of IPA and IPS students in answering the HOTS problem of Indonesian
subjects resulted from UN 2017. The ability of IPA and IPS students to answer HOTS is sufficient and
lacking.
Abstrak. Tujuan utama studi ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata skor
kemampuan siswa SMA IPA dan IPS dalam menjawab soal HOTS mata pelajaran Bahasa Indonesia hasil
UN 2017? Populasi penelitian ini adalah siswa SMA yang sedang belajar pada tahun 2016, sedangkan
sampelnya adalah siswa SMA kelas 12 yang mengikuti UN 2017. Berdasarkan hasil analisis t-tes dengan
program SPSS dan Mplus diperoleh hasil seperti berikut. Pertama, berdasarkan nilai rata-rata nasional
menunjukkan bahwa kemampuan siswa SMA IPA dalam menjawab soal HOTS adalah lebih tinggi (mean
68,18, standar deviasi 11,66) daripada kemampuan siswa SMA IPS (mean = 55, 68 standar deviasi 12,69).
Nilai ini berdasarkan klasifikasi hasil ujian nasional masih tergolong cukup dan kurang. Kedua, perbedaan
kemampuan siswa SMA IPA dan IPS terhadap kemampuan “menjawab soal HOTS mata pelajaran Bahasa
Indonesia” adalah terbukti. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan siswa SMA IPA dan
IPS terhadap kemampuan “menjawab soal HOTS” (P-value= 0,00). Kesimpulan penelitian ini adalah
terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan siswa IPA dan IPS dalam menjawab soal HOTS mata
pelajaran Bahasa Indonesia hasil UN 2017. Kemampuan siswa IPA dan IPS dalam menjawab soal HOTS
adalah cukup dan kurang.
Kata kunci: kemampuan siswa, SMA, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, UN.
IJEA 23
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)
IJEA 24
Safari, Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan Hasil UN 2017
menjadi ilmu alam dan ilmu hayat. Ilmu alam dapat pekerjaan atau kuliah, masih bisa membuat
terbagi lagi menjadi fisika, kimia, astronomi, dan lapangan pekerjaan sendiri, karena sudah dibekali
ilmu bumi. Ilmu-ilmu sosial terbagi menjadi ilmu ekonomi. Semua itu menandakan peluang
antropologi, psikologi, ekonomi, sosiologi, dan IPS lebih banyak dan memberi alasan mengapa
ilmu politik. Ditinjau dari perspektif kelas di IPS lebih banyak.
epistemologi, perbedaan ilmu-ilmu alam dan Jadi kelebihan dan kekurangan memilih
sosial terletak pada penggunaan prosedur ilmiah. jurusan IPA dan IPS seperti berikut ini. Untuk
Ilmu alam terkait secara pokok dalam positifistik, jurusan IPA, jurusan ini juga mempunyai
mempelajari yang objektif, tidak hidup, dan kelebihan dan kekurangan tersendiri.
dunia fisik. Objek ilmu alam dianggap serupa, Kelebihannya di antaranya adalah: (1) dapat
tidak mengalami perubahan dalam jangka mengambil jurusan apa saja ketika kuliah, (2)
tertentu, dan setiap gejala terpola. Ilmu-ilmu pelajaran matematika yang diterapkan lebih
sosial merupakan hasil akal manusia, subjektif, banyak, (3) jika ingin mengambil jurusan ipa
dan emotif. Objek material ilmu sosial adalah tentu akan lebih mudah. Kekurangannya di
tingkah laku khas manusia dan tidak antaranya adalah: (1) jika mengambil jurusan ips
desterministik. pada waktu kuliah nanti (ekonomi misalnya)
Berdasarkan materi pelajaran, pada dasarnya akan mengalami kesulitan pada mata kuliah
nilai yang terkandung setiap mata pelajaran pengantar akuntansi. apalagi jika dosen yang
antara IPA dan IPS sama atau sebanding. Siswa mengajar itu menganggap para mahasiswa/i
IPA harus belajar Fisika, Biologi, Kimia, harus mencari ilmu sendiri, (2) lebih spesifik pada
sedangkan siswa IPS harus belajar pelajaran ilmu alam dan sedikit untuk
Ekonomi(+Akuntansi), Geografi, Sosiologi. mengetahui realita sosial yang ada di masyarakat
Dalam spesialisasianya, pelajaran menghitung karena tidak mendapat pelajaran sosial. Untuk
penuh (rumus) dalam IPS ada pada mata jurusan IPS, jurusan ini juga mempunyai
pelajaran Ekonomi (+Akuntansi), Geografi, kelebihan dan kekkurangan tersendiri.
namun IPA hanya ada pada mata pelajaran Kelebihannya di antaranya adalah: (1) ketika
Fisika dan Kimia. Untuk kegiatan menghapal, memasuki kuliah yang berilmu sosial seperti
jurusan IPS ada pada mata pelajaran Ekonomi ekonomi, tidak terlalu mengalami kesulitan; (2)
dan Sosiologi, untuk jurusan IPA hanya ada pada penekanan untuk belajar mengenai kehidupan
mata pelajaran Biologi dan Kimia. Dari hal itu, sosial yang ada; dan (3) menyadari tentang
terlihat jelas materi kedua jurusan sebanding dan kehidupan sekeliling (sosial). Adapun
sama berat. kekurangannya di antaranya adalah: (1) sulit
Berdasarkan materi ujian, pada saat Ujian memasuki jurusan IPA ketika kuliah. Fakultas
Nasional SMA dan setingkatnya, persentase yang dapat dimasuki IPA adalah semua jurusan.
kelulusan siswa IPA lebih besar. Itu karena Fakultas yang dapat dimasuki IPS: semua
perbedaan soal ujian antara IPA dan IPS sangat jurusan (tidak spesifik pada kedokteran dan
mendasar. Soal-soal IPA bersifat konstan, stabil, tekhnik) tapi, seperti psikologi itu dapat dimasuki
atau tetap. Artinya soal ujiannya hampir sama sama halnya dengan IPA.
atau mirip dengan soal ujian sebelumnya. Untuk Soal HOTS dengan berbagai variasinya
soal cerita misalnya, contohnya hanya diganti seharusnya banyak dilatihkan guru di sekolah,
nama pelaku. Itu memberikan peluang besar pada sehingga siswa terbiasa menjawab soal yang
kemampuan mengingat dan menghafal soal-soal menuntut level kognitif tinggi. Ada beberapa
ujian. Berbeda dengan soal ujian IPS, soal ujian aspek yang mendukung menentukan tingkat
IPS bersifat labil, lebih banyak pembaruan materi kemampuan siswa SMA IPA dan IPS dalam
soal, ini mengingat pelajaran IPS yang selalu menjawab soal HOTS mata pelajaran Bahasa
mengikuti perkembangan dunia. Oleh karena itu, Indonesia di ataranya adalah aspek berpikir
siswa IPS harus berpikir dinamis mengikuti tingkat tinggi. Pemikiran tingkat tinggi
materi pelajaran. Itu perbedaan yang menggunakan pemikiran secara luas untuk
membuktikan kejeniusan pola pikir IPS yang menemukan tantangan baru. Pemikiran tingkat
lebih unggul. tinggi menuntut seseorang untuk menerapkan
Setelah lulus bagaimana? Secara garis besar, informasi atau pengetahuan baru yang dia
siswa IPA hanya mempunyai kesempatan di dapatkan dan memanipulasi informasi untuk
beberapa bidang yang menjurus ke farmasi, mencapai kemungkinan jawaban dalam situasi
kedokteran, komputer, itupun harus dilalui baru, (Heong, dkk. 2011: 121). Keterampilan
dengan kuliah untuk mempermudah. Siswa IPS berpikir tingkat tinggi menurut King, Ludwika,
jangan tanya, peluangnya sangat banyak, seperti: dan Faranak (2015) yaitu berpikir kritis, logis,
akuntan, perkantoran, kebidanan, STAN, hampir metakognitif, reflektif, dan kreatif. Instrumen
semua bisa dimasuki tanpa kuliah, walaupun tak yang digunakan untuk mengukur keterampilan
IJEA 25
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)
berpikir tingkat tinggi menurut King, Ludwika, + MS memiliki potensi dalam meningkatkan
dan Faranak (2015), terdiri atas tiga jenis: 1) kemampuan berpikir kreatif siswa berprestasi
selection, yang terdiri dari tes pilihan ganda dan rendah, serta potensi untuk menyamakan siswa
mencocokkan, 2) generation, contohnya jawaban berpendidikan rendah dan kemampuan akademis
singkat, uraian, dan tugas kinerja, 3) explanation, yang tinggi. Pembelajaran SSCS + MS
pemberian alasan untuk respon jawaban dari menggunakan pemecahan masalah sehingga
bagian selection dan generation. Instrumen yang berpotensi memberdayakan sikap percaya diri
digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir siswa (Yusnaeni dkk., 2017: 245-262). Hasil
tingkat tinggi dengan jenjang kognitif C4 penelitian yang sama menunjukkan bahwa
(Menganalisis), C5 (Mengevaluasi) dan C6 strategi metakognitif dalam pembelajaran dapat
(Mengkreasi) adalah berbentuk tes. Tes yang meningkatkan self-efficacy siswa, (Rahimirad dan
digunakan terdiri dari soal pilihan ganda dan soal Zare-ee, 2015: 117-132). Kemandirian dan
uraian. Daud dan Hafsari (2015: 143-153) kesadaran diri dalam mempelajari kemampuan
menemukan bahwa strategi pembelajaran akademis siswa yang rendah yang tumbuh
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis. melalui strategi metakognitif dalam model
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan pembelajaran SSCS + MS dapat memotivasi
berpikir bahwa siswa perlu menjadi orang yang mereka untuk menjadi pelajar mandiri.
mandiri dan sukses di masa depan. Keterampilan Keberhasilan kemampuan akademik siswa
berpikir tidak diwarisi tapi bisa didapat melalui rendah untuk menjadi pelajar mandiri bergantung
latihan terpandu, (Setiawati dan Corebima, pada bagaimana mereka merencanakan,
2017). mengendalikan dan mengevaluasi pemikiran
Hasil penelitian yang dilakukan oleh mereka menjadi lebih baik. Yusnaeni (2015)
Abosalem (2016: 1-11) tentang teknik penilaian menegaskan bahwa pelajar independen
terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi menyadari kekuatan dan kelemahan mereka
siswa yang menunjukkan bahwa dengan dalam belajar dan mencoba untuk membuat diri
menggunakan penilaian HOTS, ini akan mereka berguna dengan mengeksplorasi
membantu siswa dalam mengurangi dan potensinya. Peserta didik independen aktif dan
mengevaluasi kemampuan berpikir mereka konstruktif; Mereka mencoba memantau,
seperti menggunakan beberapa variasi tes pilihan mengatur, mengendalikan dan memotivasi
atau tes esai. Barnett & Francis (2012: 209) perilaku mereka (Yusnaeni, 2015: 47-56).
menyatakan bahwa pertanyaan berpikir tingkat Kurikulum menempati posisi sentral dalam
tinggi dapat mendorong siswa untuk memikirkan pendidikan. Perubahan kurikulum dipandu oleh
secara mendalam tentang materi pelajaran, zaman dan teknologi. Permasalahan utama
sehingga penilaian konsumen terhadap pemikiran implementasi perubahan kurikulum adalah
tingkat tinggi dapat memberi stimulasi sebagai mengubah pola pikir guru. Calon guru harus
penilaian pembelajaran untuk mengembangkan memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi
pemikiran tingkat tinggi siswa. Keterampilan untuk menghadapi masa dan teknologi. Salah
kognitif tingkat tinggi bisa diilustrasikan dengan satu upaya yang bisa dilakukan adalah dosen
menggunakan kata kerja: merakit, merancang, pengkondisian pembelajaran untuk dapat
merumuskan, dan mengembangkan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
(Narayanan & Adithan 2015). Di samping itu, tinggi siswa dengan menggunakan penilaian yang
untuk memfasilitasi pengajaran HOTS diperlukan tepat. Salah satu penilaian yang berperan dalam
penggunaan TIK karena beberapa peneliti di meningkatkan keterampilan berfikir adalah
masa lalu telah menunjukkan bahwa penilaian portofolio. Penelitian ini bertujuan
pembelajaran dan teknologi dapat memakan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan
waktu lama atau sedikit tergantung pada berpikir tingkat tinggi siswa yang menerapkan
pengalaman belajar siswa sebelumnya (Orszag penilaian portofolio. Penelitian ini merupakan
2015). penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada
Guru perlu menerapkan pembelajaran Search siswa yang mengambil mata kuliah dalam buku
Solve Create and Share yang terintegrasi dengan teks kurikulum dan biologi di Fakultas Ilmu
strategi metakognitif [SSCS + MS] pada Biologi UNP pada semester Juli sampai
kemampuan berpikir kreatif siswa berprestasi Desember 2017. Hasilnya menunjukkan adanya
rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi
pembelajaran SSCS + MS meningkatkan siswa yang menggunakan penilaian portofolio
kemampuan berpikir kreatif kemampuan (Rahmi dan Alberida, 2017). Berdasarkan aspek
akademik siswa rendah sebanyak 36,18% lebih yang dikaji yaitu portofolio sebagai kumpulan
tinggi daripada siswa berprestasi tinggi. Temuan tugas dan pekerjaan siswa, asesmen portofolio
ini juga menunjukkan bahwa pembelajaran SSCS melibatkan peer assessment dan self assessment
IJEA 26
Safari, Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan Hasil UN 2017
IJEA 27
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)
Tabel 1. Jumlah Siswa IPA dan IPS Peserta Ujian Nasional 2017.
No. Provinsi Jumlah Siswa IPA Jumlah Siswa IPS
1 Dki Jakarta 27498 28725
2 Jawa Barat 123058 115432
3 Jawa Tengah 81298 82170
4 Di Yogyakarta 11192 8920
5 Jawa Timur 113171 119835
6 Aceh 35379 19032
7 Sumatera Utara 75277 57456
8 Sumatera Barat 24527 25938
9 Riau 24195 28873
10 Jambi 13144 16782
11 Sumatera Selatan 34131 36461
12 Lampung 24775 31663
13 Kalimantan Barat 13454 25054
14 Kalimantan Tengah 7977 10543
15 Kalimantan Selatan 11213 14135
16 Kalimantan Timur 11136 11063
17 Sulawesi Utara 9266 8107
18 Sulawesi Tengah 11688 12933
19 Sulawesi Selatan 48184 36804
20 Sulawesi Tenggara 15767 15044
21 Maluku 10980 12327
22 Bali 15272 8784
23 Nusa Tenggara Barat 19980 25213
24 Nusa Tenggara Tmr 17540 31431
25 Papua 8317 9333
IJEA 28
Safari, Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan Hasil UN 2017
Tabel 2. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Kemampuan Siswa SMA IPA
dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMA N Mean Std Deviation Std Error Mean
IPA 34 68,1815 11,65683 1,99913
IPS 34 55,6815 12,68685 2,17578
Tabel 2 menunjukkan bahwa kemampuan 11,66) daripada kemampuan siswa SMA IPS
siswa SMA IPA dalam menjawab soal HOTS (mean = 55, 68 standar deviasi 12,69). Gambar
adalah lebih tinggi (mean 68,18, standar deviasi berikut menunjukkan perbedaan keduanya.
Nilai rata-rata siswa SMA IPA= 68,18 dan Tabel 3 berikut merupakan hasil uji
nilai rata-rata siswa SMA IPS adalah = 55, 68 homogenitas dan t-tes. Setiap data dalam variabel
bila dibandingkan dengan klasifikasi hasil ujian sebelum dianalisis dengan t-tes, data harus diuji
nasional tergolong cukup (C) dan kurang (D). terlebih dahulu dengan uji homogenitas. Hasilnya
Klasifikasinya seperti berikut. A= Sangat Baik menunjukkan bahwa kedua variabel adalah
(85-100); B= Baik (70-85); C= Cukup (55-70); D= homogen (Sig.=0,689 > 0,05). Hal ini
Kurang ( > 55), (Puspendik, 2017). menunjukkan bahwa data ini dapat dianalisis
dengan t-tes.
IJEA 29
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)
Gambar 1 memberikan informasi seperti tidak sama. Kemampuan siswa SMA IPA lebih
berikut. Varian HOTS adalah 7,909, varian tinggi (mean 68,18, standar deviasi 11,66)
residu skor IPA adalah 3,904 dan IPS adalah daripada kemampuan siswa SMA IPS (mean =
31,386. Hubungan IPA dan IPS adalah 13,870. 55, 68 standar deviasi 12,69). Keadaan seperti ini
Hubungan HOTS dengan IPA adalah 1,00 dan terjadi karena kemampuan memahami materi
dengan IPS adalah 0,936. Berdasarkan informasi pelajaran setiap siswa berbeda-beda. Setiap orang
data ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa pastilah mempunyai kekurangan dan
SMA IPA lebih tinggi (estimasi 1,00 dengan kelebihannya masing-masing. Kebanyakan orang
residu lebih kecil 3,904) daripada kemampuan yang telah menemukan kekurangan dan
siswa SMA IPS (estimasi 0,936 dengan residu kelebihannya, pasti akan lebih menonjolkan
lebih besar 31,386). kelebihannya dan akan menutupi
Berdasarkan semua hasil analisis di atas kekurangannya. Dia akan terus menerus belajar
menunjukkan bahwa kemampuan siswa SMA untuk menonjolkan kelebihannya dan tidak
IPA dan IPS dalam menjawab soal HOTS adalah melakukan apa yang tidak bisa dia lakukan,
IJEA 30
Safari, Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan Hasil UN 2017
sehingga dia bisa dikategorikan sebagai orang Pertama, klasifikasi kemampuan siswa
yang pintar dalam kelebihan yang dia miliki. SMA IPA dan IPS adalah seperti berikut.
Mengapa SMA IPA kemampuan siswanya Berdasarkan nilai rata-rata nasional, antara
lebih tinggi daripada siswa yang belajar di SMA kemampuan siswa SMA IPA dan IPS
IPS? Hal ini didukung dengan adanya latar terhadap kemampuan menjawab soal HOTS
belakang pengetahuan masing-masing. Siswa IPA adalah tidak sama. Kemampuan
memiliki kelebihan di bidang ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa kemampuan siswa SMA
alam, sedangkan siswa IPS memiliki kelebihan IPA dalam menjawab soal HOTS adalah lebih
dibidang ilmu pengetahuan sosial. Keterampilan tinggi (mean 68,18, standar deviasi 11,66)
berpikir tingkat tinggi menurut King dkk. (2015) daripada kemampuan siswa SMA IPS (mean
yaitu berpikir kritis, logis, metakognitif, reflektif, = 55, 68 standar deviasi 12,69). Nilai ini
dan kreatif sebagian besar dimiliki siswa SMA berdasarkan klasifikasi hasil ujian nasional
IPA. Jadi hasil penelitian ini sesuai dengan masih tergolong rendah belum tergolong
teorinya King dkk. yang instrumennya sangat baik (A) (85-100) dan baik (B) (70-85),
mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu hanya pada klasifikasi cukup (C) (55-70)
dengan jenjang kognitif C4 (Menganalisis), C5 dan kurang (D) ( > 55).
(Mengevaluasi) dan C6 (Mengkreasi). Kedua, perbedaan kemampuan siswa
Untuk meningkatkan kemampuan setiap SMA IPA dan IPS terhadap kemampuan
siswa diperlukan metode penerapan pengajaran “menjawab soal HOTS mata pelajaran
dan pembelajaran teknologi informasi dan Bahasa Indonesia” adalah terbukti. Artinya
komunikasi (ICT). Studi eksplorasi ini sangat terdapat perbedaan yang signifikan
penting untuk mendapatkan wawasan lebih kemampuan siswa SMA IPA dan IPS
dalam tentang metode penerapan pengajaran dan terhadap kemampuan “menjawab soal
pembelajaran ICT untuk mempromosikan Higher HOTS” (P-value= 0,00). Kesimpulannya
Order Thinking Skills (HOTS). Metode ini perlu adalah terdapat perbedaan yang signifikan
segera diaplikasikan agar bisa memudahkan kemampuan menjawab soal HOTS bila
pembelajaran proses dengan integrasi TIK ditinjau dari jurusan IPA dan IPS.
sebagai alat pelengkap dalam mempromosikan Kemampuan siswa IPA lebih tinggi daripada
kemampuan berpikir tingkat tinggi. kemampuan siswa IPS.
Memaksimalkan pembelajaran keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS) dengan ICT telah Berdasarkan hasil penelitian di atas, ada saran
dilakukan di sekolah tingkat dasar dan menengah penting kepada guru. Khususnya guru yang
di beberapa negara maju seperti Inggris, Amerika mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia baik
Serikat, dan Singapura, (Ganapathy dkk., 2016). yang mengajar di SMA IPA maupun IPS dapat
Ada beberapa aspek yang mendukung memberi contoh dan praktik yang konkret yang
memaksimalkan kemampuan siswa di antaranya diprioritaskan pada materi dengan daya serap
adalah aspek berpikir, bimbingan, mengurangi UN yang masih rendah khususnya pada soal
kecemasan, dan leadership, (Safari, 2017: 29). yang mengukur HOTS. Hasil penelitian ini
Pembelajaran di kelas perlu menunjukkan bahwa kemampuan siswa SMA
mempertimbangkan perbedaan kemampuan IPA dalam menjawab soal HOTS adalah lebih
akademik siswa untuk mengetahui keefektifan tinggi daripada kemampuan siswa SMA IPS.
model pembelajaran yang digunakan, karena Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus
strategi pengajaran guru memiliki korelasi positif ditingkatkan bagi guru yang mengajar di SMA
dan signifikan dengan prestasi akademik siswa IPS agar membiasakan siswanya untuk: (1)
(Sajedi dan Hamid, 2015: 268-276). Pengetahuan berpikir kritis, (2) logis, (3) metakognitif, (4)
tentang penilaian HOTS juga sangat penting reflektif, dan (5) kreatif guna menjawab soal-soal
karena bertujuan untuk membantu guru yang mengukur keterampilan berpikir tingkat
memperbaiki metode pengajaran dan tinggi dengan jenjang kognitif C4 (Menganalisis),
meningkatkan pembelajaran siswa (Serdyukova, C5 (Mengevaluasi) dan C6 (Mengkreasi).
2015). Di samping itu, pembelajaran kolaboratif Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
adalah satu teknik yang dapat meningkatkan merupakan keterampilan yang harus ada dalam
kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan- setiap pengajaran. Dalam pembelajaran sangat
pertanyaan HOTS, (Guleker, 2015). membutuhkan guru untuk terampil dalam
merencanakan kegiatan belajar yang dapat
SIMPULAN menanamkan kemampuan berpikir di kalangan
siswa. Para guru seharusnya sadar bahwa
Berdasarkan semua uraian di atas, hasil pengetahuan dan kompetensi sangat penting
penelitian dapat disimpulkan seperti berikut ini. untuk menjamin kualitas pelaksanaan HOTS
IJEA 31
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)
(Sulaiman dkk., 2017). Memang mengajar mendokumentasikan data UN setiap tahun yang
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) datanya dipergunakan untuk penelitian ini. Di
memiliki tantangan tersendiri dan perlu samping itu, penulis mengucapkan terima kasih
ditekankan dalam kurikulum karena merupakan kepada teman-teman di Puspendik yang telah
salah satu keterampilan abad ke-21, (Hasan dkk, memberikan masukan, saran, dan komentar,
2017). Kesulitan siswa memahami pertanyaan sehingga terwujudnya tulisan ini.
dan tingkat kesulitan guru membangun
pertanyaan tingkat tinggi diidentifikasi masalah *****
yang dihadapi oleh guru. Guru perlu diberikan
materi panduan atau modul HOTS yang mudah REFERENSI
digunakan untuk pengajaran dan pembelajaran di
kelas. Berikut ini ada beberapa contoh Abdullah, AH; Mokhtar, M.; Halim, NDA; Ali,
pertanyaan yang dapat dipergunakan guru untuk DF; Tahir, LM; and Kohar, UHA. (2017).
menyusun butir soal yang menuntut level kognitif Mathematics Teachers' Level of
tinggi. Knowledge and Practice on the
Untuk aspek analisis di antaranya adalah: (1) Implementation of Higher-Order Thinking
perhatikan tabel/ grafik/ gambar/ diagram ..., Skills (HOTS). EURASIA Journal of
buatlah analisisnya ...! (2) Bandingkan beberapa Mathematics Science and Tchnology
jenis teks, carilah apa saja kekuatan dan Education, 2017, 13 (1): 3-17. DOI:
kelemahan masing-masing! (3) Pilihlah dua 10.12973/eurasia.2017.00601a.
macam jenis teks, bandingkan dan tulislah hasil Abosalem, Yousef. (2016). Assessment
perbandinganmu! (4) Carilah beberapa teks Techniques and Students Higher-Order
informatif yang berisi letusan gunung merapi, Thinking Skills. International Journal of
kemudian jelaskan mengapa letusan gurung Secondary Education, 4 (1): 1-11.
Merapi lebih banyak memakan korban jiwa http://www.sciencepublishinggroup.com/
dibandingkan letusan gunung Kelud yang lebih j/ijsedu.
dahsyat? Mengapa letusan gunung Kelud lebih Anuar Ahmad dan Nelson, J. (2015). Pengaruh
banyak mrugikan manusia secara ekonomis Kompetensi Kemahiran Guru Dalam
daripada gunung Merapi? (5) Analisislah/ Pengajaran Terhadap Pencapaian
kelompokkanlah/ bandingkanlah/ Akademik Pelajar Dalam Mata Pelajaran
identifikasikan/ simpulkanlah/ tuliskanlah secara Sejarah. Jurnal Kurikulum & Pengajaran
rinci/ lakukanlah survei! Asia Pasifik. 3(2), 1-11.
Untuk aspek evaluasi di antaranya adalah: (1) Barnett, J. E and Francis, A.L. (2012). Using
Setujukah kamu dengan isi kedua teks bila higher order thinking questions to foster
diterapkan di lingkungan sekolah? (2) Tuliskanlah critical thinking: a classroom study.
kritikmu tentang ...! (3) Apakah biaya yang Educational Psychology: An International
digunakan untuk ... sepadan dengan hasilnya? (4) Journal of Experimental Educational
Apakah usaha yang dilakukan untuk ... sepadan Psychology.
dengan hasilnya? (5) Apakah ... telah bertindak Brierton, S., Wilson, E., Kistler, M., Flowers, J.,
secara tepat? (6) Apa yang akan kamu lakukan & Jones, D. (2016). A Comparison of
dengan situasi ... ini, mengapa? Higher Order Thinking Skills
Untuk aspek mencipta di antaranya adalah: Demonstrated in Synchronous and
(1) Buatlah usulan perubahan/perbaikan tentang Asynchronous Online College Discussion
... yang menjadi lebih baik. Kirimkan surat Posts. NACTA Journal, 60(1), 14.
usulan itu kepada pemerintah setempat! (2) Daud, F. and Hafsari, I.A. (2015). The
Rancanglah suatu bangun baru yang memiliki Contribution of Critical Thinking Skills
bagian-bagian yang lebih bermanfaat, kemudian and Metacognitive Awareness on
berilah nama bagian-bagian tersebut! (3) Students’ Learning: Teaching Biology at
Kombinasi yang tepat antara ... dan ... adalah .... Senior High School. Modern Applied
(4) Tuliskan usulanmu dengan topik ...! (5) Science. Vol. 9, No. 12; 2015. ISSN 1913-
Desain yang tepat berdasarkan ilustrasi dari 1844 E-ISSN 1913-1852. Published by
beberapa teks adalah ... Canadian Center of Science and
Education, pp. 143-153.
UCAPAN TERIMA KASIH
IJEA 32
Safari, Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan Hasil UN 2017
Faravani, A dan Mahmood, RA. (2015). Kusuma, MD; Rosidin, U; Abdurrahman; and
Portfolio Assessment and the Suyatna, A. (2017). The Development of
Enhancement of Higher Order Thinking Higher Order Thinking Skill (HOTS)
through Multiple Intelligence and Dialogic Instrument Assessment in Physics Study.
Feedback. Issues in Language Teaching IOSR Journal of Research & Method in
(ILT), Vol. 4, No. 1, 1-25, June 2015. Education (IOSR-JRME). Volume 7, Issue
Ganapathy, M.; Singh, MKM; Kaur, S.; and Kit, 1 Ver. V (Jan.-Feb. 2017), pp 26-32,
LW. (2017). 3L: The Southeast Asian www.iosrjournals.org. e-ISSN:2320-7388,
Journal of English Language Studies, Vol 23 p-ISSN:2320-737X.
(1): 75-85. http://doi.org/10.17576/3L- Mohamed, R. and Lebar, O. (2017). Authentic
2017-2301-06. Assessment in Assessing Higher Order
Ganapathy, M. Shuib M. & Azizan, S.N. (2016). Thinking Skills. International Journal of
Malaysian ESL students’ perceptions on Academic Research in Business and Social
the usability of a mobile application for Sciences, Vol. 7, No. 2, ISSN: 2222-6990;
grammar test: A case study of ESL DOI: 10.6007/v7-i2/2021 URL:
undergraduates in Universiti Sains http://dx.doi.org/10.6007/IJARBSS/v7-
Malaysia. 3L: The Southeast Asian Journal i2/2021.
of English Language Studies. Vol. 24 (3), Nalova, EM and Shalanyuy, KR. (2017).
1051-1068. Teaching Practices and The Development
Guleker, R. (2015). Instructional Strategies to of Higher Order Thinking Skills in
Foster Critical Thinking: Self-Reported Secondary School Students in The North
Practices of the Faculty in Albania. West Region of Cameroon. European
International Journal of Teaching and Journal of Education Studies., Valume 3,
Education, 3 (4)6-10 Issue 4, 2017. DOI:
Han, I., & Shin, W. S. (2016). The use of a 10.5281/zenodo.345421;
mobile learning management system and www.oapub.org/edu.
academic achievement of online students. Narayanan, S. & Adithan, M. (2015). Analysis
Computers & Education, 102, 79-89. Of Question Papers In Engineering
Hassan, MN.; Mustapha, R.; Yusuf, NAN; and Courses With Respect To Hots (Higher
Mansor, R. (2017). Development of Order Thinking Skills). American Journal of
Higher Order Thinking Skills Module in Engineering Education (AJEE). Vol. 6(1), 1-
Science Primary School: Needs Analysis. 10.
International Journal of Academic Research Nikou, S. A., & Economides, A. A. (2016). The
in Business and Social Sciencer, 2017, Vol. impact of paper-based, computer-based
7, No. 2, ISSN: 2222-6990. DOI: and mobile-based selfassessment on
10.6007/IJARBSS/v7-i2/2670 URL: students' science motivation and
http://dx.doi.org/10.6007/IJARBSS/v7- achievement. Computers in Human
i2/2670. Behavior, 55, 1241-1248.
Heong, Y. M.; Othman, W.D.; Md Yunos, J.; Orszag, A. (2015). Exploring Finnish University
Kiong, T.T.; Hassan, R.; & Mohamad, Students' Perceived Level of Critical Thinking.
M.M. (2011). The Level of Marzano Faculty of Education, University of
Higher Order Thinking Skills Among Jyvaskyla.
Technical Education Students . Puspendik. (2017). Panduan Pemanfaatan Hasil
International Journal of Social and Ujian Nasional Tahun Pelajaran
humanity, Vol. 1,No. 2, July 2011, 121- 2016/2017 untuk Perbaikan Mutu
125. pendidikan. Jakarta.
King, FJ; Ludwika G.; dan Faranak, R. (2015). Rahimirad, M. & Zare-ee, A. (2015).
Higher Order Thinking Skills: Defenition, Metacognitive strategy instruction as a
Teaching Strategies and Assessment. Center for means to improve listening self-efficacy
Advancement of Learning and Assessment. among irania undergraduate learners of
www.cala.fsu.edu. Diakses Tanggal 9 English. International Journal of Instruction,
Maret 2017. 8(1), 117-132.
IJEA 33
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)
IJEA 34