Anda di halaman 1dari 12

Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No.

1 (2018)

Indonesian Journal of Educational Assessment


p-ISSN : 2655-2892
http://ijeajournal.kemdikbud.go.id

Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Hasil UN 2017

The Students Ability of SMA’s Science and Social Program in Answering the HOTS
Question of Bahasa Indonesia based on 2017 National Exam Result

Safari
Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemdikbud
safari_puspendik@yahoo.com.

Naskah diterima 22/03/2018; direvisi 06/04/2018; disetujui 07/04/2018

Abstract. The main purpose of this study is to determine whether there is a difference in the average
score of the ability of high school students IPA and IPS in answering HOTS subjects Indonesian
language results UN 2017? The population of this study is high school students who are studying in
2016, while the sample is 12th grade high school students who follow the UN 2017. Based on the
results of t-test analysis with SPSS and Mplus program obtained the following results. First, based on
the national average score indicates that the ability of IPA high school students to answer HOTS is
higher (mean 68.18, standard deviation 11.66) than the IPS ability of high school students (mean =
55,68 standard deviation 12,69) . This value based on the national exam results classification is still
quite and insufficient. Second, differences in the ability of high school students IPA and IPS on the
ability to "answer HOTS subjects Indonesian Language" is proven. This means that there is a
significant difference in the ability of high school students IPA and IPS on the ability to "answer
questions about HOTS" (P-value = 0.00). The conclusion of this study is that there are significant
differences in the ability of IPA and IPS students in answering the HOTS problem of Indonesian
subjects resulted from UN 2017. The ability of IPA and IPS students to answer HOTS is sufficient and
lacking.

Keywords: students' ability, SMA, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, UN

Abstrak. Tujuan utama studi ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata skor
kemampuan siswa SMA IPA dan IPS dalam menjawab soal HOTS mata pelajaran Bahasa Indonesia hasil
UN 2017? Populasi penelitian ini adalah siswa SMA yang sedang belajar pada tahun 2016, sedangkan
sampelnya adalah siswa SMA kelas 12 yang mengikuti UN 2017. Berdasarkan hasil analisis t-tes dengan
program SPSS dan Mplus diperoleh hasil seperti berikut. Pertama, berdasarkan nilai rata-rata nasional
menunjukkan bahwa kemampuan siswa SMA IPA dalam menjawab soal HOTS adalah lebih tinggi (mean
68,18, standar deviasi 11,66) daripada kemampuan siswa SMA IPS (mean = 55, 68 standar deviasi 12,69).
Nilai ini berdasarkan klasifikasi hasil ujian nasional masih tergolong cukup dan kurang. Kedua, perbedaan
kemampuan siswa SMA IPA dan IPS terhadap kemampuan “menjawab soal HOTS mata pelajaran Bahasa
Indonesia” adalah terbukti. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan siswa SMA IPA dan
IPS terhadap kemampuan “menjawab soal HOTS” (P-value= 0,00). Kesimpulan penelitian ini adalah
terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan siswa IPA dan IPS dalam menjawab soal HOTS mata
pelajaran Bahasa Indonesia hasil UN 2017. Kemampuan siswa IPA dan IPS dalam menjawab soal HOTS
adalah cukup dan kurang.

Kata kunci: kemampuan siswa, SMA, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, UN.

IJEA 23
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)

PENDAHULUAN tingkat tinggi akan dapat bersaing di dunia


global. Di era global mampu berpikir saja tidak
Maraknya fenomena negatif akhir-akhir ini, cukup melainkan harus mampu berpikir tingkat
seperti: guru dianiaya murid, plagiarisme, tinggi. Oleh karena itu, sudah saatnya
kecurangan dalam ujian, yang penting kemampuan berpikir tingkat tinggi diperkenalkan
ijazah/sertifikat bukan ilmunya, perkelahian sejak dini di bangku sekolah dan akan berdampak
pelajar, narkoba, korupsi, radikalisme sosial, positif kelak kemudian hari. Kecerdasan dalam
perebut laki orang (pelakor), perebut bini orang menganalisis lingkungan, kecerdasan dalam
(pebinor), pria idaman lain (pil), wanita idaman menganalisis bacaan, kecerdasan dalam bergaul,
lain (wil), dll. terkait dengan kesadaran manusia kecerdasan dalam memahami eksistensi orang
karena berpikirnya masih rendah. High order lain dan bahkan kecerdasan dalam memecahkan
thinking skills (HOTS) atau berpikir tingkat tinggi permasalahan pribadi. Kecerdasan berpikir
akan menempatkan manusia pada posisi tingkat tinggi menjadi sebuah modal bagi peserta
kemanusian yang sebenarnya karena manusia didik dalam menghadapi kehidupan yang jauh
berderajat bila akalnya berfungsi dengan baik. lebih kompleks pada masa depan.
Para koruptor yang kebanyakan sarjana memang Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada
mereka berpikir tetapi berpikirnya tingkat rendah. peserta didik yang dilandasi oleh kemampuan,
Karena berpikir tingkat tinggi akan meninggikan keterampilan, dan sikap yang berkualitas menjadi
derajat manusia menuju Tuhannya. Berbagai ending dari kurikulum 2013yang dalam
perilaku menyimpang itu menjadi pekerjaan pelaksanaannya diperlukan penilaian otentik.
rumah tersendiri bagi pendidikan dan bangsa Karena penilaian otentik memiliki potensi untuk
kita. Ada apa dengan proses pendidikan dan mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi di
kemajuan bangsa saat ini? Padahal saat ini kalangan siswa (Mohamed dan Lebar, 2017).
kemendikbud sedang gencar-gencarnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengaplikasikan pendidikan karakter di segala praktik/metode pengajaran mempengaruhi
bidang dan presiden RI sedang gencar-gencarnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, namun
melaksanakan infrastruktur di semua provinsi di aktivitas penilaian, dan materi ajar tidak
Indonesia. Untuk mendukung kegiatan menteri mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat
pendidikan dan presiden saat ini diperlukan tinggi, (Nalova dan Shalanyuy, 2017). Di
sumber daya manusia (SDM) yang andal dan samping itu, strategi pembelajaran dengan
berkualitas. Walaupun di sisi lain, akhir-akhir ini menggunakan Socio-Scientific Issues (SSI) juga
banyak pertanyaan kritis yang bermunculan dari dapat dipergunakan sebagai pendekatan yang
berbagai pihak dan berkaitan dengan realitas dilakukan untuk memenuhi karakteristik abad 21
pendidikan dan kemajuan bangsa saat ini tatkala dan mendukung keterampilan berpikir tingkat
harapan dan kenyataan masih jauh dari ideal. tinggi (HOTS), (Saad dkk, 2017: 13-18). Namun,
Soal HOTS dalam ujian nasional (UN) hasil survei The Third International Mathematics
merupakan soal yang menuntut level kognitif and Science Study (TIMSS) dan Program for
tingkat tinggi, yaitu penalaran (analisis, evaluasi, International Assessment of Student (PISA)
dan kreasi). Menurut Schraw dan Robinson menggambarkan bahwa kemampuan siswa
(2011) HOTS dibagi menjadi tiga yaitu: biasa, Indonesia untuk berpikir secara ilmiah rendah.
HOTS, dan lebih HOTS. Kategori biasa Itu karena siswa kurang terlatih dalam
contohnya menganalisis, mengevaluasi, atau menyelesaikan High Order Thinking Skills
mengkreasi untuk satu subjek; HOTS contohnya (HOTS). Lalu, kurang atau tidak tersedianya alat
membandingkan (persamaan dan perbedaan) dua penilaian yang dirancang untuk melatih HOTS,
subjek, sedangkan kategori lebih HOTS adalah maka perlu dikembangkan instrumen penilaian
membandingkan lebih dari dua subjek. Berpikir HOTS. Alat penilaian HOTS sebagai penilaian
HOTS seperti itu menjadi sangat penting dan untuk pembelajaran efektif untuk melatih HOTS
menentukan dalam mempersiapkan anak bangsa siswa dan mengukur kemampuan berpikir siswa
ke depan. Dalam visi pendidikan nasional tahun secara efektif sesuai dengan tingkat pemikiran
2025 dikehendaki terlahirnya peserta didik yang masing-masing siswa, (Kusuma dkk., 2017: 26).
cerdas dan terampil. Kecerdasan dan Bagaimana berpikir tingkat tinggi pada siswa
keterampilan menjadi prasyarat di kehidupan SMA IPA dan IPS? Menurut Suriasumantri
abad ke-21. Proses pendidikan yang diterima (2005 dan 2006), ditinjau dari perspektif ontologi,
peserta didik pada hari ini akan menentukan perbedaan ilmu-ilmu alam dan sosial yaitu ilmu-
bagaimana ia kelak hidup dan bersaing di dunia ilmu alam merupakan cabang dari filsafat alam
nyata. Menghadapi sesuatu yang sulit (the natural sciences), sedangkan ilmu-ilmu sosial
membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan cabang dari filsafat moral (the social
(HOTS). Peserta didik yang mampu berpikir sciences). Ilmu-ilmu alam kemudian terbagi

IJEA 24
Safari, Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan Hasil UN 2017

menjadi ilmu alam dan ilmu hayat. Ilmu alam dapat pekerjaan atau kuliah, masih bisa membuat
terbagi lagi menjadi fisika, kimia, astronomi, dan lapangan pekerjaan sendiri, karena sudah dibekali
ilmu bumi. Ilmu-ilmu sosial terbagi menjadi ilmu ekonomi. Semua itu menandakan peluang
antropologi, psikologi, ekonomi, sosiologi, dan IPS lebih banyak dan memberi alasan mengapa
ilmu politik. Ditinjau dari perspektif kelas di IPS lebih banyak.
epistemologi, perbedaan ilmu-ilmu alam dan Jadi kelebihan dan kekurangan memilih
sosial terletak pada penggunaan prosedur ilmiah. jurusan IPA dan IPS seperti berikut ini. Untuk
Ilmu alam terkait secara pokok dalam positifistik, jurusan IPA, jurusan ini juga mempunyai
mempelajari yang objektif, tidak hidup, dan kelebihan dan kekurangan tersendiri.
dunia fisik. Objek ilmu alam dianggap serupa, Kelebihannya di antaranya adalah: (1) dapat
tidak mengalami perubahan dalam jangka mengambil jurusan apa saja ketika kuliah, (2)
tertentu, dan setiap gejala terpola. Ilmu-ilmu pelajaran matematika yang diterapkan lebih
sosial merupakan hasil akal manusia, subjektif, banyak, (3) jika ingin mengambil jurusan ipa
dan emotif. Objek material ilmu sosial adalah tentu akan lebih mudah. Kekurangannya di
tingkah laku khas manusia dan tidak antaranya adalah: (1) jika mengambil jurusan ips
desterministik. pada waktu kuliah nanti (ekonomi misalnya)
Berdasarkan materi pelajaran, pada dasarnya akan mengalami kesulitan pada mata kuliah
nilai yang terkandung setiap mata pelajaran pengantar akuntansi. apalagi jika dosen yang
antara IPA dan IPS sama atau sebanding. Siswa mengajar itu menganggap para mahasiswa/i
IPA harus belajar Fisika, Biologi, Kimia, harus mencari ilmu sendiri, (2) lebih spesifik pada
sedangkan siswa IPS harus belajar pelajaran ilmu alam dan sedikit untuk
Ekonomi(+Akuntansi), Geografi, Sosiologi. mengetahui realita sosial yang ada di masyarakat
Dalam spesialisasianya, pelajaran menghitung karena tidak mendapat pelajaran sosial. Untuk
penuh (rumus) dalam IPS ada pada mata jurusan IPS, jurusan ini juga mempunyai
pelajaran Ekonomi (+Akuntansi), Geografi, kelebihan dan kekkurangan tersendiri.
namun IPA hanya ada pada mata pelajaran Kelebihannya di antaranya adalah: (1) ketika
Fisika dan Kimia. Untuk kegiatan menghapal, memasuki kuliah yang berilmu sosial seperti
jurusan IPS ada pada mata pelajaran Ekonomi ekonomi, tidak terlalu mengalami kesulitan; (2)
dan Sosiologi, untuk jurusan IPA hanya ada pada penekanan untuk belajar mengenai kehidupan
mata pelajaran Biologi dan Kimia. Dari hal itu, sosial yang ada; dan (3) menyadari tentang
terlihat jelas materi kedua jurusan sebanding dan kehidupan sekeliling (sosial). Adapun
sama berat. kekurangannya di antaranya adalah: (1) sulit
Berdasarkan materi ujian, pada saat Ujian memasuki jurusan IPA ketika kuliah. Fakultas
Nasional SMA dan setingkatnya, persentase yang dapat dimasuki IPA adalah semua jurusan.
kelulusan siswa IPA lebih besar. Itu karena Fakultas yang dapat dimasuki IPS: semua
perbedaan soal ujian antara IPA dan IPS sangat jurusan (tidak spesifik pada kedokteran dan
mendasar. Soal-soal IPA bersifat konstan, stabil, tekhnik) tapi, seperti psikologi itu dapat dimasuki
atau tetap. Artinya soal ujiannya hampir sama sama halnya dengan IPA.
atau mirip dengan soal ujian sebelumnya. Untuk Soal HOTS dengan berbagai variasinya
soal cerita misalnya, contohnya hanya diganti seharusnya banyak dilatihkan guru di sekolah,
nama pelaku. Itu memberikan peluang besar pada sehingga siswa terbiasa menjawab soal yang
kemampuan mengingat dan menghafal soal-soal menuntut level kognitif tinggi. Ada beberapa
ujian. Berbeda dengan soal ujian IPS, soal ujian aspek yang mendukung menentukan tingkat
IPS bersifat labil, lebih banyak pembaruan materi kemampuan siswa SMA IPA dan IPS dalam
soal, ini mengingat pelajaran IPS yang selalu menjawab soal HOTS mata pelajaran Bahasa
mengikuti perkembangan dunia. Oleh karena itu, Indonesia di ataranya adalah aspek berpikir
siswa IPS harus berpikir dinamis mengikuti tingkat tinggi. Pemikiran tingkat tinggi
materi pelajaran. Itu perbedaan yang menggunakan pemikiran secara luas untuk
membuktikan kejeniusan pola pikir IPS yang menemukan tantangan baru. Pemikiran tingkat
lebih unggul. tinggi menuntut seseorang untuk menerapkan
Setelah lulus bagaimana? Secara garis besar, informasi atau pengetahuan baru yang dia
siswa IPA hanya mempunyai kesempatan di dapatkan dan memanipulasi informasi untuk
beberapa bidang yang menjurus ke farmasi, mencapai kemungkinan jawaban dalam situasi
kedokteran, komputer, itupun harus dilalui baru, (Heong, dkk. 2011: 121). Keterampilan
dengan kuliah untuk mempermudah. Siswa IPS berpikir tingkat tinggi menurut King, Ludwika,
jangan tanya, peluangnya sangat banyak, seperti: dan Faranak (2015) yaitu berpikir kritis, logis,
akuntan, perkantoran, kebidanan, STAN, hampir metakognitif, reflektif, dan kreatif. Instrumen
semua bisa dimasuki tanpa kuliah, walaupun tak yang digunakan untuk mengukur keterampilan

IJEA 25
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)

berpikir tingkat tinggi menurut King, Ludwika, + MS memiliki potensi dalam meningkatkan
dan Faranak (2015), terdiri atas tiga jenis: 1) kemampuan berpikir kreatif siswa berprestasi
selection, yang terdiri dari tes pilihan ganda dan rendah, serta potensi untuk menyamakan siswa
mencocokkan, 2) generation, contohnya jawaban berpendidikan rendah dan kemampuan akademis
singkat, uraian, dan tugas kinerja, 3) explanation, yang tinggi. Pembelajaran SSCS + MS
pemberian alasan untuk respon jawaban dari menggunakan pemecahan masalah sehingga
bagian selection dan generation. Instrumen yang berpotensi memberdayakan sikap percaya diri
digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir siswa (Yusnaeni dkk., 2017: 245-262). Hasil
tingkat tinggi dengan jenjang kognitif C4 penelitian yang sama menunjukkan bahwa
(Menganalisis), C5 (Mengevaluasi) dan C6 strategi metakognitif dalam pembelajaran dapat
(Mengkreasi) adalah berbentuk tes. Tes yang meningkatkan self-efficacy siswa, (Rahimirad dan
digunakan terdiri dari soal pilihan ganda dan soal Zare-ee, 2015: 117-132). Kemandirian dan
uraian. Daud dan Hafsari (2015: 143-153) kesadaran diri dalam mempelajari kemampuan
menemukan bahwa strategi pembelajaran akademis siswa yang rendah yang tumbuh
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis. melalui strategi metakognitif dalam model
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan pembelajaran SSCS + MS dapat memotivasi
berpikir bahwa siswa perlu menjadi orang yang mereka untuk menjadi pelajar mandiri.
mandiri dan sukses di masa depan. Keterampilan Keberhasilan kemampuan akademik siswa
berpikir tidak diwarisi tapi bisa didapat melalui rendah untuk menjadi pelajar mandiri bergantung
latihan terpandu, (Setiawati dan Corebima, pada bagaimana mereka merencanakan,
2017). mengendalikan dan mengevaluasi pemikiran
Hasil penelitian yang dilakukan oleh mereka menjadi lebih baik. Yusnaeni (2015)
Abosalem (2016: 1-11) tentang teknik penilaian menegaskan bahwa pelajar independen
terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi menyadari kekuatan dan kelemahan mereka
siswa yang menunjukkan bahwa dengan dalam belajar dan mencoba untuk membuat diri
menggunakan penilaian HOTS, ini akan mereka berguna dengan mengeksplorasi
membantu siswa dalam mengurangi dan potensinya. Peserta didik independen aktif dan
mengevaluasi kemampuan berpikir mereka konstruktif; Mereka mencoba memantau,
seperti menggunakan beberapa variasi tes pilihan mengatur, mengendalikan dan memotivasi
atau tes esai. Barnett & Francis (2012: 209) perilaku mereka (Yusnaeni, 2015: 47-56).
menyatakan bahwa pertanyaan berpikir tingkat Kurikulum menempati posisi sentral dalam
tinggi dapat mendorong siswa untuk memikirkan pendidikan. Perubahan kurikulum dipandu oleh
secara mendalam tentang materi pelajaran, zaman dan teknologi. Permasalahan utama
sehingga penilaian konsumen terhadap pemikiran implementasi perubahan kurikulum adalah
tingkat tinggi dapat memberi stimulasi sebagai mengubah pola pikir guru. Calon guru harus
penilaian pembelajaran untuk mengembangkan memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi
pemikiran tingkat tinggi siswa. Keterampilan untuk menghadapi masa dan teknologi. Salah
kognitif tingkat tinggi bisa diilustrasikan dengan satu upaya yang bisa dilakukan adalah dosen
menggunakan kata kerja: merakit, merancang, pengkondisian pembelajaran untuk dapat
merumuskan, dan mengembangkan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
(Narayanan & Adithan 2015). Di samping itu, tinggi siswa dengan menggunakan penilaian yang
untuk memfasilitasi pengajaran HOTS diperlukan tepat. Salah satu penilaian yang berperan dalam
penggunaan TIK karena beberapa peneliti di meningkatkan keterampilan berfikir adalah
masa lalu telah menunjukkan bahwa penilaian portofolio. Penelitian ini bertujuan
pembelajaran dan teknologi dapat memakan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan
waktu lama atau sedikit tergantung pada berpikir tingkat tinggi siswa yang menerapkan
pengalaman belajar siswa sebelumnya (Orszag penilaian portofolio. Penelitian ini merupakan
2015). penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada
Guru perlu menerapkan pembelajaran Search siswa yang mengambil mata kuliah dalam buku
Solve Create and Share yang terintegrasi dengan teks kurikulum dan biologi di Fakultas Ilmu
strategi metakognitif [SSCS + MS] pada Biologi UNP pada semester Juli sampai
kemampuan berpikir kreatif siswa berprestasi Desember 2017. Hasilnya menunjukkan adanya
rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi
pembelajaran SSCS + MS meningkatkan siswa yang menggunakan penilaian portofolio
kemampuan berpikir kreatif kemampuan (Rahmi dan Alberida, 2017). Berdasarkan aspek
akademik siswa rendah sebanyak 36,18% lebih yang dikaji yaitu portofolio sebagai kumpulan
tinggi daripada siswa berprestasi tinggi. Temuan tugas dan pekerjaan siswa, asesmen portofolio
ini juga menunjukkan bahwa pembelajaran SSCS melibatkan peer assessment dan self assessment

IJEA 26
Safari, Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan Hasil UN 2017

berkontribusi dalam upaya meningkatkan meningkatkan kinerja pembelajaran.


keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS
Asesmen portofolio memberikan pengaruh yang adalah hal penting yang perlu dilakukan dimiliki
signifikan terhadap keterampilan berpikir tingkat oleh para siswa untuk memahami pengetahuan
tinggi (Faravani dan Mahmood, 2015: 1-25). tertentu. Integrasi antara peluang positif dalam
Selain itu dari hasil penelitian ini terlihat adanya penggunaan teknologi mobile dan strategi
berbagai upaya untuk meningkatkan pembelajaran berbasis konsep HOTS adalah ide
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pendapat ini dasar dari hal ini penelitian untuk
didukung oleh Abosalem (2016) dibutuhkan mengembangkan aplikasi pembelajaran mobile.
upaya kolaboratif untuk meningkatkan Penelitian ini merupakan pengembangan mobile
keterampilan berpikir tingkat tinggi, (Abosalem, learning Aplikasi dengan platform android yang
2016: 1-11). menggabungkan strategi untuk mengembangkan
Selama proses pembelajaran melakukan peer kemampuan berpikir tingkat tinggi. Didalam
assessment terhadap tugas temannya. Penilaian studi, strategi pembelajaran diterapkan dalam
terhadap tugas temannya menuntut siswa pengelolaan kegiatan menuju pemikiran tingkat
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. tinggi keterampilan adalah 4R (baca, refleksi,
Salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi baca, dan review) sebagai modifikasi strategi
yang hendaknya dimilki oleh mahasiswa yaitu PQ4R (pratinjau, pertanyaan, baca, Refleksi,
kemampuan mengevaluasi (C5). Sebelum pembacaan, dan review) (Sulisworo, 2017).
mengevaluasi pekerjaan temannya, seorang siswa Secara umum, kekurangan aplikasi mobile
seharusnya terlebih dahulu telah memahami untuk pembelajaran yang ada di pasaran belum
konsep mengenai apa yang akan dinilai. Hal ini bisa digunakan Aplikasi untuk strategi
sejalan dengan penelitian Rahmi (2016: 88-91) pembelajaran spesifik yang berfokus pada
ketika peserta didik melakukan penilaian peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi
terhadap pekerjaan temannya, peserta didik juga (Brierton dkk., 2016). Pembelajaran mobile (m-
membandingkan dengan kemampuan dirinya learning) adalah bagian dari e-learning yang
sendiri. Selain itu penilaian teman sebaya memberikan peluang lebih luas di mobile dan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap yang lainnya Kemampuan untuk belajar siswa
konsep yang dipelajari. Di samping itu, upaya Dengan demikian m-learning dapat didefinisikan
yang bisa meningkatkan keterampilan berpikir secara berbeda oleh e-learning yang berkaitan
tingkat tinggi yaitu dengan menggunakan media dengan mobilitas Siswa sebagai peserta didik.
pembelajaran berbasis ICT. Selain itu menurut Pembelajaran ini bisa dilakukan di mana saja
Yen dan Siti (2015) pembelajaran yang efektif oleh para siswa kapan pun mereka memiliki
juga mampu meningkatkan keterampilan berpikir ponsel yang tersedia teknologi. Modus belajar ini
tingkat tinggi. Upaya lainnya yang bisa dilakukan berkembang pesat di tahun terakhir. Hal ini dapat
pendidik dalam hal ini dosen untuk ditentukan sebagai fokus tekno-sentris E-learning,
mengkondisikan pembelajaran agar mampu komponen pendidikan formal, dan pembelajaran
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat yang berpusat pada siswa. Saat ini, penekanan
tinggi siswa salah satunya dengan menggunakan teknologi di Indonesia Sekolah adalah untuk
asesmen yang tepat. memastikan pembelajaran yang efektif dengan
Seorang guru yang kompeten harus memiliki peluang baru dan mendorong kinerja belajar yang
pengetahuan pedagogis tingkat tinggi karena lebih baik (Han dan Shin, 2016) (Nikou dan
dapat membantu guru untuk memilih strategi Economides, 2016).
pengajaran yang tepat dan efektif, (Anuar dan Dari berbagai uraian di atas muncullah
Nelson, 2015: 1-11). Hasil penelitian Abdullah permasalahan dalam penelitian ini. Pertama,
dkk. (2017) menunjukkan bahwa terdapat apakah kemampuan siswa SMA IPA dan IPS
hubungan yang signifikan antara tingkat dalam menjawab soal HOTS mata pelajaran
pengetahuan dan praktik penerapan keterampilan Bahasa Indonesia yang di-UN-kan 2017 di 34
berpikir tinggat tinggi di kalangan guru. Di provinsi di Indonesia adalah sama? Kedua,
samping itu terdapat perbedaan yang signifikan apakah terdapat perbedaan tingkat kemampuan
pada tingkat pengetahuan dan praktik dalam siswa SMA IPA dan IPS dalam menjawab soal
pelaksanaan HOTS berdasarkan faktor demografi HOTS mata pelajaran Bahasa Indonesia yang di-
seperti jenis kelamin, lokasi sekolah, dan paparan UN-kan 2017?
di kursus HOTS (Abdullah dkk, 2017: 1-17). Ke depannya mari kita bersama-sama
Pendidik dan siswa sudah cukup matang dan mengawal bagaimana pelaksanaan UN agar
siap memanfaatkan mobile teknologi dari aspek benar-benar terfokus pada mutu atau kualitas
sosial dan teknologi. Berbagai penelitian telah pendidikan yang lebih baik. Pendidikan
dilakukan dalam penggunaan teknologi untuk merupakan hal yang urgen dikawal oleh seluruh

IJEA 27
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)

lapisan masyarakat karena maju mundur suatu METODE PENELITIAN


negara tergantung dari kualitas pendidikan anak
bangsanya. Sekarang masalah yang muncul Metode penelitian yang dipergunakan adalah
adalah apakah terdapat perbedaan rata-rata skor metode eksploratif. Dasar penggunaan metode ini
kemampuan siswa SMA IPA dan IPS dalam adalah disesuaikan dengan tujuan utama
menjawab soal HOTS mata pelajaran Bahasa penelitian ini di antaranya adalah untuk
Indonesia hasil UN 2017? memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang
Rumusan masalah penelitian ini adalah ada dan mencari keterangan-keterangan secara
apakah terdapat perbedaan rata-rata skor faktual berdasarkan data penelitian ini. Populasi
kemampuan siswa SMA IPA dan IPS dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang sedang
menjawab soal HOTS mata pelajaran Bahasa belajar pada tahun 2016, sedangkan sampelnya
Indonesia dalam hasil UN 2017? Oleh karena itu, adalah siswa SMA kelas 12 yang mengikuti UN
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 2017. Instrumen penelitian ini adalah tes yang
apakah terdapat perbedaan rata-rata skor terdiri dari butir soal Bahasa Indonesia pada UN
kemampuan siswa SMA IPA dan IPS dalam SMA 2016/2017 yang mengukur level penalaran
menjawab soal HOTS mata pelajaran Bahasa atau High Order Thinking Skills (HOTS), yaitu
Indonesia dalam hasil UN 2017. Hasil yang satu butir soal tentang kemampuan yang
diharapkan studi ini adalah diperolehnya berkaitan dengan materi “persamaan/perbedaan
informasi hasil studi tentang perbedaan rata-rata permasalahan/ hal yang diungkapkan dalam
skor kemampuan siswa SMA IPA dan IPS dalam kedua teks”. Alasan pemilihannya adalah dari 50
menjawab soal HOTS mata pelajaran Bahasa butir soal yang diujikan hanya satu butir soal
Indonesia dalam hasil UN 2017. Manfaat studi yang menanyakan materi persamaan/perbedaan
ini adalah agar para stakeholder yang berkaitan permasalahan yang terdapat di dalam dua teks
erat dengan pelaksanaan UN memperhatikan yang berbeda, (Schraw dan Robinson, 2011).
hasil studi ini supaya setiap pelaksanaan UN di Data dalam penelitian ini berbentuk skor tes yang
sekolah dapat diusahakan untuk memperkecil dijawab siswa SMA IPA dan IPS di 34 provinsi
tingkat ketidaklulusan siswa. di seluruh Indonesia. Jumlah siswa SMA yang
mengikuti Ujian Nasional tahun pelajaran
2016/2017 adalah 859647 siswa IPA dan 876201
siswa IPS. Data selengkapnya seperti dalam
Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Jumlah Siswa IPA dan IPS Peserta Ujian Nasional 2017.
No. Provinsi Jumlah Siswa IPA Jumlah Siswa IPS
1 Dki Jakarta 27498 28725
2 Jawa Barat 123058 115432
3 Jawa Tengah 81298 82170
4 Di Yogyakarta 11192 8920
5 Jawa Timur 113171 119835
6 Aceh 35379 19032
7 Sumatera Utara 75277 57456
8 Sumatera Barat 24527 25938
9 Riau 24195 28873
10 Jambi 13144 16782
11 Sumatera Selatan 34131 36461
12 Lampung 24775 31663
13 Kalimantan Barat 13454 25054
14 Kalimantan Tengah 7977 10543
15 Kalimantan Selatan 11213 14135
16 Kalimantan Timur 11136 11063
17 Sulawesi Utara 9266 8107
18 Sulawesi Tengah 11688 12933
19 Sulawesi Selatan 48184 36804
20 Sulawesi Tenggara 15767 15044
21 Maluku 10980 12327
22 Bali 15272 8784
23 Nusa Tenggara Barat 19980 25213
24 Nusa Tenggara Tmr 17540 31431
25 Papua 8317 9333

IJEA 28
Safari, Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan Hasil UN 2017

26 Bengkulu 8068 8928


27 Maluku Utara 7404 5742
28 Bangka Belitung 3601 4471
29 Gorontalo 4234 5008
30 Banten 32088 40483
31 Kepulauan Riau 5293 6940
32 Sulawesi Barat 4304 5633
33 Papua Barat 3975 4045
34 Kalimantan Utara 2261 2893
35 Nasional 859647 876201
Sumber: Puspendik, Balitbang Kemdikbud 2017

Metode analisis yang dipergunakan dalam HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


penelitian ini adalah analisis t-tes. Analisis t-tes
dipergunakan untuk menghitung perbedaan hasil Berdasarkan nilai rata-rata nasional,
UN pada kemampuan siswa SMA IPA dan IPS kemampuan siswa SMA IPA dan IPS dalam
dalam menjawab soal HOTS. Agar hasil analisis menjawab soal HOTS mata pelajaran Bahasa
penelitian ini dapat diperoleh secara akurat, Indonesia adalah tidak sama. Data selengkapnya
semua data dalam penelitian ini diolah atau dapat dilihat pada Tabel 2.
dianalisis dengan mempergunakan program SPSS
20.00 dan program Mplus versi 7,00
untukmengetahui hubungan semua variabel
penelitian.

Tabel 2. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Kemampuan Siswa SMA IPA
dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMA N Mean Std Deviation Std Error Mean
IPA 34 68,1815 11,65683 1,99913
IPS 34 55,6815 12,68685 2,17578

Tabel 2 menunjukkan bahwa kemampuan 11,66) daripada kemampuan siswa SMA IPS
siswa SMA IPA dalam menjawab soal HOTS (mean = 55, 68 standar deviasi 12,69). Gambar
adalah lebih tinggi (mean 68,18, standar deviasi berikut menunjukkan perbedaan keduanya.

Nilai rata-rata siswa SMA IPA= 68,18 dan Tabel 3 berikut merupakan hasil uji
nilai rata-rata siswa SMA IPS adalah = 55, 68 homogenitas dan t-tes. Setiap data dalam variabel
bila dibandingkan dengan klasifikasi hasil ujian sebelum dianalisis dengan t-tes, data harus diuji
nasional tergolong cukup (C) dan kurang (D). terlebih dahulu dengan uji homogenitas. Hasilnya
Klasifikasinya seperti berikut. A= Sangat Baik menunjukkan bahwa kedua variabel adalah
(85-100); B= Baik (70-85); C= Cukup (55-70); D= homogen (Sig.=0,689 > 0,05). Hal ini
Kurang ( > 55), (Puspendik, 2017). menunjukkan bahwa data ini dapat dianalisis
dengan t-tes.

IJEA 29
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)

Tabel 3. Test of Homogeneity of Variances and t-test


Levene's Test t-test for Equality of Means
for Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence
tailed) Differenc Error Interval of the
e Differenc Difference
e Lower Upper
Equal
variances 0,162 0,689 4,230 66 0,000 12,50000 2,95475 6,60066 18,39934
assumed
SKOR
Equal
HOTS
variances
4,230 65,532 0,000 12,50000 2,95475 6,59987 18,40013
not
assumed

Di samping uji homogenitas, Tabel 3 signifikan kemampuan menjawab soal HOTS


menunjukkan bahwa: (1) pada jurusan IPA dan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bila
IPS, perbedaan kemampuan siswa SMA IPA dan ditinjau dari jurusan IPA dan IPS. Kemampuan
IPS terhadap kemampuan “menjawab soal siswa IPA lebih tinggi daripada kemampuan
HOTS” adalah terbukti. Artinya terdapat siswa IPS.
perbedaan yang signifikan kemampuan siswa Adapun hubungan keseluruhan variabel
SMA IPA dan IPS terhadap kemampuan terlihat pada Gambar 1 berikut, yaitu hasil
“menjawab soal HOTS” (Sig.= 0,00). analisis dengan program Mplus versi 7,00.
Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan yang

Gambar 1: Desain Variabel Skor HOTS

Gambar 1 memberikan informasi seperti tidak sama. Kemampuan siswa SMA IPA lebih
berikut. Varian HOTS adalah 7,909, varian tinggi (mean 68,18, standar deviasi 11,66)
residu skor IPA adalah 3,904 dan IPS adalah daripada kemampuan siswa SMA IPS (mean =
31,386. Hubungan IPA dan IPS adalah 13,870. 55, 68 standar deviasi 12,69). Keadaan seperti ini
Hubungan HOTS dengan IPA adalah 1,00 dan terjadi karena kemampuan memahami materi
dengan IPS adalah 0,936. Berdasarkan informasi pelajaran setiap siswa berbeda-beda. Setiap orang
data ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa pastilah mempunyai kekurangan dan
SMA IPA lebih tinggi (estimasi 1,00 dengan kelebihannya masing-masing. Kebanyakan orang
residu lebih kecil 3,904) daripada kemampuan yang telah menemukan kekurangan dan
siswa SMA IPS (estimasi 0,936 dengan residu kelebihannya, pasti akan lebih menonjolkan
lebih besar 31,386). kelebihannya dan akan menutupi
Berdasarkan semua hasil analisis di atas kekurangannya. Dia akan terus menerus belajar
menunjukkan bahwa kemampuan siswa SMA untuk menonjolkan kelebihannya dan tidak
IPA dan IPS dalam menjawab soal HOTS adalah melakukan apa yang tidak bisa dia lakukan,

IJEA 30
Safari, Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan Hasil UN 2017

sehingga dia bisa dikategorikan sebagai orang Pertama, klasifikasi kemampuan siswa
yang pintar dalam kelebihan yang dia miliki. SMA IPA dan IPS adalah seperti berikut.
Mengapa SMA IPA kemampuan siswanya Berdasarkan nilai rata-rata nasional, antara
lebih tinggi daripada siswa yang belajar di SMA kemampuan siswa SMA IPA dan IPS
IPS? Hal ini didukung dengan adanya latar terhadap kemampuan menjawab soal HOTS
belakang pengetahuan masing-masing. Siswa IPA adalah tidak sama. Kemampuan
memiliki kelebihan di bidang ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa kemampuan siswa SMA
alam, sedangkan siswa IPS memiliki kelebihan IPA dalam menjawab soal HOTS adalah lebih
dibidang ilmu pengetahuan sosial. Keterampilan tinggi (mean 68,18, standar deviasi 11,66)
berpikir tingkat tinggi menurut King dkk. (2015) daripada kemampuan siswa SMA IPS (mean
yaitu berpikir kritis, logis, metakognitif, reflektif, = 55, 68 standar deviasi 12,69). Nilai ini
dan kreatif sebagian besar dimiliki siswa SMA berdasarkan klasifikasi hasil ujian nasional
IPA. Jadi hasil penelitian ini sesuai dengan masih tergolong rendah belum tergolong
teorinya King dkk. yang instrumennya sangat baik (A) (85-100) dan baik (B) (70-85),
mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu hanya pada klasifikasi cukup (C) (55-70)
dengan jenjang kognitif C4 (Menganalisis), C5 dan kurang (D) ( > 55).
(Mengevaluasi) dan C6 (Mengkreasi). Kedua, perbedaan kemampuan siswa
Untuk meningkatkan kemampuan setiap SMA IPA dan IPS terhadap kemampuan
siswa diperlukan metode penerapan pengajaran “menjawab soal HOTS mata pelajaran
dan pembelajaran teknologi informasi dan Bahasa Indonesia” adalah terbukti. Artinya
komunikasi (ICT). Studi eksplorasi ini sangat terdapat perbedaan yang signifikan
penting untuk mendapatkan wawasan lebih kemampuan siswa SMA IPA dan IPS
dalam tentang metode penerapan pengajaran dan terhadap kemampuan “menjawab soal
pembelajaran ICT untuk mempromosikan Higher HOTS” (P-value= 0,00). Kesimpulannya
Order Thinking Skills (HOTS). Metode ini perlu adalah terdapat perbedaan yang signifikan
segera diaplikasikan agar bisa memudahkan kemampuan menjawab soal HOTS bila
pembelajaran proses dengan integrasi TIK ditinjau dari jurusan IPA dan IPS.
sebagai alat pelengkap dalam mempromosikan Kemampuan siswa IPA lebih tinggi daripada
kemampuan berpikir tingkat tinggi. kemampuan siswa IPS.
Memaksimalkan pembelajaran keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS) dengan ICT telah Berdasarkan hasil penelitian di atas, ada saran
dilakukan di sekolah tingkat dasar dan menengah penting kepada guru. Khususnya guru yang
di beberapa negara maju seperti Inggris, Amerika mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia baik
Serikat, dan Singapura, (Ganapathy dkk., 2016). yang mengajar di SMA IPA maupun IPS dapat
Ada beberapa aspek yang mendukung memberi contoh dan praktik yang konkret yang
memaksimalkan kemampuan siswa di antaranya diprioritaskan pada materi dengan daya serap
adalah aspek berpikir, bimbingan, mengurangi UN yang masih rendah khususnya pada soal
kecemasan, dan leadership, (Safari, 2017: 29). yang mengukur HOTS. Hasil penelitian ini
Pembelajaran di kelas perlu menunjukkan bahwa kemampuan siswa SMA
mempertimbangkan perbedaan kemampuan IPA dalam menjawab soal HOTS adalah lebih
akademik siswa untuk mengetahui keefektifan tinggi daripada kemampuan siswa SMA IPS.
model pembelajaran yang digunakan, karena Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus
strategi pengajaran guru memiliki korelasi positif ditingkatkan bagi guru yang mengajar di SMA
dan signifikan dengan prestasi akademik siswa IPS agar membiasakan siswanya untuk: (1)
(Sajedi dan Hamid, 2015: 268-276). Pengetahuan berpikir kritis, (2) logis, (3) metakognitif, (4)
tentang penilaian HOTS juga sangat penting reflektif, dan (5) kreatif guna menjawab soal-soal
karena bertujuan untuk membantu guru yang mengukur keterampilan berpikir tingkat
memperbaiki metode pengajaran dan tinggi dengan jenjang kognitif C4 (Menganalisis),
meningkatkan pembelajaran siswa (Serdyukova, C5 (Mengevaluasi) dan C6 (Mengkreasi).
2015). Di samping itu, pembelajaran kolaboratif Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
adalah satu teknik yang dapat meningkatkan merupakan keterampilan yang harus ada dalam
kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan- setiap pengajaran. Dalam pembelajaran sangat
pertanyaan HOTS, (Guleker, 2015). membutuhkan guru untuk terampil dalam
merencanakan kegiatan belajar yang dapat
SIMPULAN menanamkan kemampuan berpikir di kalangan
siswa. Para guru seharusnya sadar bahwa
Berdasarkan semua uraian di atas, hasil pengetahuan dan kompetensi sangat penting
penelitian dapat disimpulkan seperti berikut ini. untuk menjamin kualitas pelaksanaan HOTS

IJEA 31
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)

(Sulaiman dkk., 2017). Memang mengajar mendokumentasikan data UN setiap tahun yang
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) datanya dipergunakan untuk penelitian ini. Di
memiliki tantangan tersendiri dan perlu samping itu, penulis mengucapkan terima kasih
ditekankan dalam kurikulum karena merupakan kepada teman-teman di Puspendik yang telah
salah satu keterampilan abad ke-21, (Hasan dkk, memberikan masukan, saran, dan komentar,
2017). Kesulitan siswa memahami pertanyaan sehingga terwujudnya tulisan ini.
dan tingkat kesulitan guru membangun
pertanyaan tingkat tinggi diidentifikasi masalah *****
yang dihadapi oleh guru. Guru perlu diberikan
materi panduan atau modul HOTS yang mudah REFERENSI
digunakan untuk pengajaran dan pembelajaran di
kelas. Berikut ini ada beberapa contoh Abdullah, AH; Mokhtar, M.; Halim, NDA; Ali,
pertanyaan yang dapat dipergunakan guru untuk DF; Tahir, LM; and Kohar, UHA. (2017).
menyusun butir soal yang menuntut level kognitif Mathematics Teachers' Level of
tinggi. Knowledge and Practice on the
Untuk aspek analisis di antaranya adalah: (1) Implementation of Higher-Order Thinking
perhatikan tabel/ grafik/ gambar/ diagram ..., Skills (HOTS). EURASIA Journal of
buatlah analisisnya ...! (2) Bandingkan beberapa Mathematics Science and Tchnology
jenis teks, carilah apa saja kekuatan dan Education, 2017, 13 (1): 3-17. DOI:
kelemahan masing-masing! (3) Pilihlah dua 10.12973/eurasia.2017.00601a.
macam jenis teks, bandingkan dan tulislah hasil Abosalem, Yousef. (2016). Assessment
perbandinganmu! (4) Carilah beberapa teks Techniques and Students Higher-Order
informatif yang berisi letusan gunung merapi, Thinking Skills. International Journal of
kemudian jelaskan mengapa letusan gurung Secondary Education, 4 (1): 1-11.
Merapi lebih banyak memakan korban jiwa http://www.sciencepublishinggroup.com/
dibandingkan letusan gunung Kelud yang lebih j/ijsedu.
dahsyat? Mengapa letusan gunung Kelud lebih Anuar Ahmad dan Nelson, J. (2015). Pengaruh
banyak mrugikan manusia secara ekonomis Kompetensi Kemahiran Guru Dalam
daripada gunung Merapi? (5) Analisislah/ Pengajaran Terhadap Pencapaian
kelompokkanlah/ bandingkanlah/ Akademik Pelajar Dalam Mata Pelajaran
identifikasikan/ simpulkanlah/ tuliskanlah secara Sejarah. Jurnal Kurikulum & Pengajaran
rinci/ lakukanlah survei! Asia Pasifik. 3(2), 1-11.
Untuk aspek evaluasi di antaranya adalah: (1) Barnett, J. E and Francis, A.L. (2012). Using
Setujukah kamu dengan isi kedua teks bila higher order thinking questions to foster
diterapkan di lingkungan sekolah? (2) Tuliskanlah critical thinking: a classroom study.
kritikmu tentang ...! (3) Apakah biaya yang Educational Psychology: An International
digunakan untuk ... sepadan dengan hasilnya? (4) Journal of Experimental Educational
Apakah usaha yang dilakukan untuk ... sepadan Psychology.
dengan hasilnya? (5) Apakah ... telah bertindak Brierton, S., Wilson, E., Kistler, M., Flowers, J.,
secara tepat? (6) Apa yang akan kamu lakukan & Jones, D. (2016). A Comparison of
dengan situasi ... ini, mengapa? Higher Order Thinking Skills
Untuk aspek mencipta di antaranya adalah: Demonstrated in Synchronous and
(1) Buatlah usulan perubahan/perbaikan tentang Asynchronous Online College Discussion
... yang menjadi lebih baik. Kirimkan surat Posts. NACTA Journal, 60(1), 14.
usulan itu kepada pemerintah setempat! (2) Daud, F. and Hafsari, I.A. (2015). The
Rancanglah suatu bangun baru yang memiliki Contribution of Critical Thinking Skills
bagian-bagian yang lebih bermanfaat, kemudian and Metacognitive Awareness on
berilah nama bagian-bagian tersebut! (3) Students’ Learning: Teaching Biology at
Kombinasi yang tepat antara ... dan ... adalah .... Senior High School. Modern Applied
(4) Tuliskan usulanmu dengan topik ...! (5) Science. Vol. 9, No. 12; 2015. ISSN 1913-
Desain yang tepat berdasarkan ilustrasi dari 1844 E-ISSN 1913-1852. Published by
beberapa teks adalah ... Canadian Center of Science and
Education, pp. 143-153.
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada


Pusat Penilaian Pendidikan yang telah

IJEA 32
Safari, Kemampuan Siswa SMA IPA dan IPS Dalam Menjawab Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan Hasil UN 2017

Faravani, A dan Mahmood, RA. (2015). Kusuma, MD; Rosidin, U; Abdurrahman; and
Portfolio Assessment and the Suyatna, A. (2017). The Development of
Enhancement of Higher Order Thinking Higher Order Thinking Skill (HOTS)
through Multiple Intelligence and Dialogic Instrument Assessment in Physics Study.
Feedback. Issues in Language Teaching IOSR Journal of Research & Method in
(ILT), Vol. 4, No. 1, 1-25, June 2015. Education (IOSR-JRME). Volume 7, Issue
Ganapathy, M.; Singh, MKM; Kaur, S.; and Kit, 1 Ver. V (Jan.-Feb. 2017), pp 26-32,
LW. (2017). 3L: The Southeast Asian www.iosrjournals.org. e-ISSN:2320-7388,
Journal of English Language Studies, Vol 23 p-ISSN:2320-737X.
(1): 75-85. http://doi.org/10.17576/3L- Mohamed, R. and Lebar, O. (2017). Authentic
2017-2301-06. Assessment in Assessing Higher Order
Ganapathy, M. Shuib M. & Azizan, S.N. (2016). Thinking Skills. International Journal of
Malaysian ESL students’ perceptions on Academic Research in Business and Social
the usability of a mobile application for Sciences, Vol. 7, No. 2, ISSN: 2222-6990;
grammar test: A case study of ESL DOI: 10.6007/v7-i2/2021 URL:
undergraduates in Universiti Sains http://dx.doi.org/10.6007/IJARBSS/v7-
Malaysia. 3L: The Southeast Asian Journal i2/2021.
of English Language Studies. Vol. 24 (3), Nalova, EM and Shalanyuy, KR. (2017).
1051-1068. Teaching Practices and The Development
Guleker, R. (2015). Instructional Strategies to of Higher Order Thinking Skills in
Foster Critical Thinking: Self-Reported Secondary School Students in The North
Practices of the Faculty in Albania. West Region of Cameroon. European
International Journal of Teaching and Journal of Education Studies., Valume 3,
Education, 3 (4)6-10 Issue 4, 2017. DOI:
Han, I., & Shin, W. S. (2016). The use of a 10.5281/zenodo.345421;
mobile learning management system and www.oapub.org/edu.
academic achievement of online students. Narayanan, S. & Adithan, M. (2015). Analysis
Computers & Education, 102, 79-89. Of Question Papers In Engineering
Hassan, MN.; Mustapha, R.; Yusuf, NAN; and Courses With Respect To Hots (Higher
Mansor, R. (2017). Development of Order Thinking Skills). American Journal of
Higher Order Thinking Skills Module in Engineering Education (AJEE). Vol. 6(1), 1-
Science Primary School: Needs Analysis. 10.
International Journal of Academic Research Nikou, S. A., & Economides, A. A. (2016). The
in Business and Social Sciencer, 2017, Vol. impact of paper-based, computer-based
7, No. 2, ISSN: 2222-6990. DOI: and mobile-based selfassessment on
10.6007/IJARBSS/v7-i2/2670 URL: students' science motivation and
http://dx.doi.org/10.6007/IJARBSS/v7- achievement. Computers in Human
i2/2670. Behavior, 55, 1241-1248.
Heong, Y. M.; Othman, W.D.; Md Yunos, J.; Orszag, A. (2015). Exploring Finnish University
Kiong, T.T.; Hassan, R.; & Mohamad, Students' Perceived Level of Critical Thinking.
M.M. (2011). The Level of Marzano Faculty of Education, University of
Higher Order Thinking Skills Among Jyvaskyla.
Technical Education Students . Puspendik. (2017). Panduan Pemanfaatan Hasil
International Journal of Social and Ujian Nasional Tahun Pelajaran
humanity, Vol. 1,No. 2, July 2011, 121- 2016/2017 untuk Perbaikan Mutu
125. pendidikan. Jakarta.
King, FJ; Ludwika G.; dan Faranak, R. (2015). Rahimirad, M. & Zare-ee, A. (2015).
Higher Order Thinking Skills: Defenition, Metacognitive strategy instruction as a
Teaching Strategies and Assessment. Center for means to improve listening self-efficacy
Advancement of Learning and Assessment. among irania undergraduate learners of
www.cala.fsu.edu. Diakses Tanggal 9 English. International Journal of Instruction,
Maret 2017. 8(1), 117-132.

IJEA 33
Indonesian Journal of Educational Assessment - Vol. 1 No. 1 (2018)

Rahmi, YL dan Alberida, H. (2017). Peningkatan Sulisworo, D. (2017). Mobile Learning


Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi application Development Fostering High
Mahasiswa Melalui Penerapan Asesmen Order Thinking Skills on Physics
Portofolio pada Mata Kuliah Telaah Learning. International Conference on
Kurikulum dan Buku Ajar Biologi. education, Business and Management
Bioeducation Journal, Vol. 1, No. 1, Maret (ICEBM-2017), Bali (Indonesia) Jan. 8-9,
2017. ISSN: 2354-8363. 2017.
Rahmi, YL. (2016). Perspektif Mahasiswa https://doi.org/10.15242/HEAIG.H0117
Terhadap Peer Assessment dan Self 523.
Assessment pada Mata Kuliah Metodologi Suriasumantri, Jujun S. (2005). Filsafat ilmu
Penelitian Pendidikan. Jurnal Eksakta Vol. sebuah pengantar populer. Jakarta:
II Tahun XVII Juli 2016: 88-91. Pustaka Sinar Harapan.
Saad, MIM; Baharom, S.; and Mokhsein, SE. Suriasumantri, Jujun S. (2006). Ilmu dalam
(2017). Scientific Reasoning Skills Based perspektif sebuah kumpulan dan karangan
on Socio-Scientific Issues in The Biology tentang hakikat ilmu. Yogyakarta:
Subject. International Journal of Advanced Liberty.
and Applied Sciences, 4 (3) 2017, Pp 13-18. Yen, TS. dan Siti H. 2015. Effective Teaching Of
https://doi.org/10.21833/ijaas.2017.03.00 Higher-Order Thinking (HOT) In
3. Education. The Online Journal of Distance
Safari. (2017). Kemampuan Siswa SMP Negeri Education and e-Learning, April 2015
dan Swasta Berdasarkan Hasil UN 2016. Volume 3, Issue 2.
Asesmen, Vol. 17/No. 2/ November/ Yusnaeni, Corebima, A. D.; Susilo, H.; &
2017. ISSN: 977 2089057114. Zubaidah, S. (2017). Creative Thinking of
Sajedi, R., & Hamid, S. (2015). A study of Low Academic Student Undergoing
relationship between learning strategy, Search Solve Create and Share Learning
achievement, motivation and academic Integrated with Metacognitive Strategy.
performance among the student of Semnan International Journal of Instruction, 10(2),
university of medical science. International 245-262.
Journal Review Life Society, 5(4), 268-276. https://doi.org/10.12973/iji.2017.10216a.
Schraw, Gregory J. and Robinson, Daniel H. Yusnaeni. (2015). Strategi metakognitif: Strategi
(2011). Assessment of Higher Order menjadi pebelajar mandiri [Metacognitive
Thinking Skills. Australia: Information strategy: Strategy to be independent
Age publishing. learners]. Prosiding Seminar Nasional
Serdyukova, N. (2015). What Does Indirect Pendidikan Biologi dan Sains Biologi. 47-56.
Assessment Tell Us? Journal of Research in
Innovative Teaching. 8(1), 161-172.
Setiawati, H. and Corebima, AD. (2017).
Empowering Critical Thinking Skills of
The Students Having Different Academic
Ability in Biology Learning of Senior High
School Through PQ4R-TPS Strategy. The
International Journal of Social Sciences and
Humanities Invention 4 (5): 3521-3526,
2017. DOI: 10.18535/ijsshi/v4i5.09.
Sulaiman, T.; Muniyan, V.; Madhvan, D.;
Hasan, R.; and Rahim, SSA. (2017).
Implementation of Higher Order Thinking
Skills in Teaching of Science: A Case
Study in Malaysia. International Research
Journal of Education and Sciences (IRJES),
Vol. 1 Issue 1, 2017. eISSN 2550-2158.

IJEA 34

Anda mungkin juga menyukai