°
239
Buletin Dakwah
7 Ramadhan 1443 H/
8 April 2022 M
oe
_kaf
Bye
RASULULLAH SAW. ADALAH TELADAN
DALAM BERNEGARA
enkopolhukam —_ pernyataan Mahfud MD ten- dan as-Sunnah. Keduanya wa-
Mahfud MD kem- tu nyleneh. Nyleneh kare- jib dijadikan pedoman hidup
bali melontarkan na dia menolak untuk mem- _oleh kaum Muslim. Termasuk
pendapat kontroversial. Bela- _bentuk negara ala Nabi saw. _ dalam bernegara. Nabi saw.
kangan dia menyatakan bah- — (baca: Negara Islam) ha- —_ bersabda:
wa haram hukumnya mendi- nya karena saat ini Nabi saw. cede se ga e
rikan negara seperti yang di — sudah tidak ada dan wah- es il ea eS, '
Bl GUS Ly BRE LG
bentuk Nabi saw. Menurut yu Allah sudah tidak turun
dia, negara yang dibentuk —_ lagi sebagaimana saat beli-
Nabi saw. sudah tidak relevan au masih hidup. Mahfud MD ayy telah meninggalkan dua
karena sumber hukumnya — lupa—atau pura-pura lupa
perkara. Kalian tidak akan per
dari Allah, Adapun saatinisu-(?)—bahwa Nabi Muham- igh, tersesat selama-lamanya
dah tidak ada Nabi saw. dan mad saw. adalah nabi dan ra- jig alian berpegang teguh
tidak ada lagi wahyu yang tu- sul terakhir. Tak mungkin lagi pada kedua. (Kedua perkara
run, sementara persoalan ada nabifrasul. Artinya, tak ty) Kitabullah (al-Quran) dan
baru terus berkembang. Oleh mungkin lagiadawahyu Allah sunnah Nabi-Nya (al-Hadis)
karena itu, kata dia, bentuk yang turun. Hanya saja, Nabi (HR Malik).
negara yang dipilih disesuai- saw. meninggalkan dua wa-
kan dengan kebutuhan. risan berharga untuk dijadi- nEeaneaeop
kan acuan dan rujukan dalam 7 Ramadhan 1443 H/
Wajib Meneladani Nabi saw. dup, termasuk dalam ke- 8 April 2022 M
Bagi yang paham jj- _hidupan bernegara, sampai Orie Jase Senter
tihad dan ilmu ushul fikih, Hari Kiamat. Itulah al-Quran eer HT
Peter ine rutAe
EI kaffah
Selain itu, meski Nabi
saw. sudah wafat belasan
abad lalu, beliau tetaplah te-
ladan utama yang wajib dii-
kuti oleh umat Islam sedunia
sampai Hari Kiamat. Menela-
dani beliau tentu tak hanya
dalam urusan ibadah ritual
dan moral (akhlak) saja. Be-
liau juga wajib diteladani da
lam semua aspek kehidupan:
muamalah (ekonomi), siyasah
(politik), pemerintahan, sosi-
al, hukum, peradilan, dil). Ini-
lah yang bisa kita pahami dari
firman Allah SWT:
Sungguh bagi kalian, di da-
Jam diri Rasulullah itu, terda-
pat suri teladan yang baik (QS
al-Ahzab [24]: 33).
Penggunaan kata uswah
hasanah (teladan yang baik)
dengan menggunakan isim
nakirah (indefinitif) mengan-
dung pengertian umum. Arti-
nya, Nabi saw. adalah teladan
yang baik dalam semua per-
kara. Termasuk dalam kehi-
dupan bernegara.
Karena itu jika Mahfud
MD mengharamkan kaum
Muslim untuk mencontoh
Nabi saw. dalam bernegara,
dia harus bertanggung jawab
menghadirkan dali! al-Quran
atau as-Sunnah yang tegas
mengharamkannya. Tak cu-
kup hanya ‘asbun’.
Apalagi para ulama ti-
dak berbeda pendapat ten
tang kewajiban mengikuti
Sunnah Nabi Saw. Terdapat
banyak nas al-Quran juga ha-
dis yang memerintahkan
kaum Muslim untuk mena-
ati Rasulullah saw. Allah SWT,
misalnya, berfirman:
Katakanlah, "Sika kalian (be-
nar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah me-
ngasihi dan mengampuni do-
sa-dosa kalian.” Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penya-
yang (TQS Ali Imran [3]: 31).
Imam Ibnu Katsir meng-
omentari ayat ini: “Ayat yang
mulia ini menilai setiap orang
yang mengakui dirinya cinta
kepada Allah, sementara se-
pak terjangnya bukan pada
jalan yang telah dirintis oleh
Nabi Muhammad saw., seba-
gai orang yang berdusta da-
lam pengakuannya, sebelum
ia mengikuti syariah Nabi saw.
dan agama yang beliau bawa
dalam semua ucapan dan
perbuatannya.” (lbnu Katsir,
Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, 2/26).
Beliau lalu menukil sab-
da Rasulullah saw.:
Siapa saja yang melakukan su-
atu amal perbuatan yang bu-
kan termasuk tuntunan kami,
maka amalnya itu ditolak (HR
al-Bukhari dan Muslim).
Membangkang Sunnah
Nabi saw. adalah dosa besar.
Bahkan Allah SWT menyebut
para pelakunya hakikatnya ti-
dak beriman sekalipun mere-
ka mengklaim beriman (Lihat:
QS an-Nisa’ [4]: 65).
Kaum Muslim juga di-
perintahkan untuk mengi-
kuti sekaligus memegang te-
guh Sunnah Nabi saw. dan
Sunnah Khulafaur-Rasyidin.
Beliau bersabda:
Wajib atas kalian berpegang
teguh pada Sunnahku dan
Sunnah Khulafaur Rasyidin
yang mendapat petunjuk. Pe-
ganglah erat-erat dan gigitlah
dia dengan gigi geraham kalian
(HR Ahmad dan Abu Dawud).
Di antara yang terma-
suk Sunnah Nabi saw., juga
Sunnah Khulafaur Rasyidin
yang menonjol, adalah dalam
Tidak dibaca saat khatib sedang khutbahkehidupan bernegara. Fak-
tanya, pemerintahan atau
negara yang dibangun Nabi
saw. dan Khulafaur Rasyi-
din bukanlah negara teokra-
si (ketuhanan), demokra-
si, kerajaan, dil. Yang diben-
tuk oleh beliau adalah Daulah
Islamiyah (Negara Islam) de
ngan beliau sebagai kepa-
la negaranya. Setelah beli-
au wafat, Daulah Islamiyah
ini diteruskan oleh Khulafaur
Rasyidin dalam wujud Khila:
fah Islam. Bukan yang lain.
Daulah Islamiyah atau Khila:
fah Islam tersebut tentu saja
berlandaskan al-Quran dan
as-Sunnah. Karena itu selama
al-Quran dan as-Sunnah ma
sih ada di hadapan kita, seba
gaimana saat ini, tentu sejati
nya keduanya wajib dijadikan
landasan dalam kel
jupan,
termasuk dalam bernegara.
Khilafah Islam adalah
bentuk pemerintahan oten:
tik yang telah menjadi |imak
Sahabat. Imam_al-Haitami
menegaskan:
Sungguh para Sahabat—se-
moga Allah meridhai mere
Kaffah
ka—telah bersepakat bahwa
mengangkat seorang imam
(khalifah) setelah zaman ke
nabian berakhir adalah wa-
jib. Bahkan mereka menjadi-
kan upaya mengangkat imam/
khalifah sebagai kewajiban pa-
ling penting. Faktanya, mereka
lebih menyibukkan diri dengan
kewajiban itu dengan menun
da (sementara) kewajiban me-
nguburkan jenazah Rasulul-
lah saw. (Al-Haitami, Ash-
Shawé'ig al-Muhrigah, him. 7).
Kedudukan Ijmak Saha-
bat sebagai dalil syariah—
setelah al-Quran dan as-Sun
nah—sangatlah kuat, ter-
masuk dalil yang qath’i. Ka
rena itu para ulama ushul
menyatakan bahwa menolak
limak Sahabat bisa menye-
babkan seseorang murtad
dati Islam. Imam as-Sarkhasi
menegaskan:
Siapa saja yang mengingkari
kedudukan ljmak sebagai huj-
jah yang secara pasti mengha-
silkan ilmu berarti benar-be-
nar telah membatalkan fon
dasi agama ini...Karena itu
orang yang mengingkari |jmak
sama saja dengan berupaya
menghancurkan fondasi aga
ma ini (Lihat: As-Sarkhasi,
Ushail as-Sarkhasi, 296).
Apalagi Khilafah juga te
lah menjadi ijmak para ulama
Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Syaikh Abdurrahman al-Jaziri
(w. 1360 H) menuturkan:
Para imam mazhab (yang em
pat) telah bersepakat bah:
wa Imamah (Khilafah) adalah
wajib... (AlJaziri, ALFigh ‘ala
al-Madzdhib al-Arba’ah, V/416).
Hal senada ditegaskan
oleh tbnu Hajar al-Asqalani,
“para ulama telah sepakat
bahwa wajib mengangkat se-
orang khalifah dan bahwa ke-
wajiban itu adalah berdasar-
kan syariah, bukan berdasar-
kan akal.” (Ibn Hajar, Fath al-
Bari, Xil/205).
Lalu bagaimana bisa
yang selama ini wajib bisa
berubah hukumnya menjadi
haram?
Kewajiban ljtihad
AL-Quran tentu berisi
aturan kehidupan yang leng:
kap; menjelaskan semua hal
sekaligus menjadi solusi atas
semua perkara (Lihat: QS an-
Nahi [16]: 89).
Se eet on ee Laeef
Hanya saja, kandungan
al-Quran kebanyakan bersi-
fat global. Tidak rinci. Rinci-
annya dijelaskan oleh as-Sun-
nah dalam wujud ucapan, tin-
dakan dan pengakuan Nabi
saw. Itu pun, agar al-Quran
dan as-Sunnah bisa dipahami
dan diamalkan/diterapkan,
dibutuhkan perangkat yang
disebut jjtihad. Tidak aneh
jika dalam setiap kurun sela-
lu muncul para mujtahid. Me-
reka berijtihad dalam rangka
merespon berbagai persoal-
an baru yang muncul pada za-
mannya. Melalut ijtihad mere-
ka, syariah Islam tidak ‘mem-
beku’ dalam menghadapi per-
kembangan zaman. Semua
bisa diselesaikan dengan te-
tap merujuk pada al-Qur-
an dan as-Sunnah. Adanya ij-
tihad inilah yang menjadi-
kan umat Islam dan para ula-
manya—selama lebih dari 13
kaffah
abad—tidak pernah berpa-
ling pada ideologi dan sistem
k
diluar Islam.
Berbeda dengan saat
ini, umat, penguasa bah-
kan sebagian ulamanya be
gitu mudah berpaling pada
ideologi dan sistem selain Is-
lam yang batil, seperti kapi-
talisme-liberalisme, sebagai
jalan keluar. Padahal pene-
rapan ideologi dan sistem
asing dan batil justru mem
buat umat dan agama ini ti-
dak terlindungi. Perzinaan le-
gal. LGBT marak. Penistaan
agama terus berulang. Stig-
matisasi terhadap ajaran aga-
ma dengan nama radikalis-
me tak kunjung surut. Bera-
gam sumber daya alam dikua-
sai oleh swasta asing maupun
lokal. Aneka komoditi semba-
ko dikuasai kartel sehingga
harga dipermainkan dan me-
rugikan rakyat. Bukankah ini
gambaran rill bahwa urusan
umat dan agama tidak terlak-
sana dan terlindungi dengan
baik tanpa negara yang me-
nerapkan syariah Islam?
Fakta bahwa negeri-ne-
geri Muslim hari ini tidak me-
negakkan Khilafah Islam dan
menerapkan syariah Islam
secara kaffah bukanlah da-
lil pembenaran bahwa Nega-
ra Islam itu haram didirikan.
Faktanya, para penguasa ne
geri-negeri Muslim tersebut
memang berkhidmat pada
Barat dan mengambil mo-
del bernegara ala Barat. Me-
reka bahkan senang melaku-
kan kerjasama dengan para
agresor yang terus membu-
nuhi kaum Muslim seperti AS,
Cina, Rusia, bahkan Israel.
Lalu sejak kapan, perbu
atan dan hawa nafsu manu-
sia dijadikan dalil bahkan bisa
membatalkan hukum Allah? []
Allah SWT berfirman:
2S Spt cand shalgal Li gi yp
Andai kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini dan semua
yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka
berpaling dari peringatan itu. (TQS al-Mukminun [23]: 71). []
ETT Nuh? URC etc B Tale uc au CME LCC um CL
ASIN See De oc eer eek Uc CUPL TCC
DC Ca eC Cee SSC LOE}
Pitta Cure enti