Makalah Pendidikan Tradisional Dan Progr
Makalah Pendidikan Tradisional Dan Progr
PROGRESIF
MAKALAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Ulangan Tengah Semester
Mata Kuliah Landasan dan Problematika Pendidikan
Oleh:
Uswatun Hasanah (I2K016035)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan anugrah dan rahmatNya dalam mengerjakan makalah yang berjudul
“Pendidikan Tradisional dan Pendidikan Progresif”. Makalah ini disusun untuk
memberikan gambaran kepada pembaca tentang konsep pendidikan tradisional
dan pendidikan progresif.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak lain yang turut
memberikan dukungan dan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bisa berguna bagi kita semua khususnya bagi penulis sebagai
penyusun makalah ini dan umumnya bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna. Maka dari itu penulis membutuhkan kritik
dan saran dari teman-teman, para dosen dan pihak lain demi kesempurnaan
makalah kami ini. Semoga makalah kami ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP PENDIDIKAN TRADISIONAL..........................................3
B. KONSEP PENDIDIKAN PROGRESIF...............................................9
C. PERBEDAAN PENDIDIKAN TRADISIONAL DAN PROGRESIF16
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN...................................................................................17
B. SARAN ……………………………………………………………...17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan memiliki sifat-sifat yang
berbeda dengan makhluk lain yang hidup di dunia ini. Manusia adalah makhluk
yang sempurna karena memiliki sifat-sifat fisik maupun psikis yang dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan hidupnya di dunia ini. Kesemua sifat dasar yang
dimiliki manusia akan tumbuh dan berkembang secara alamiah bila manusia
mengalami proses perkembangan fisik dan psikisnya secara normal melalui proses
yang secara sadar diarahkan kepada tercapainya berbagai sifat baik tersebut,
melalui suatu proses yang disebut pendidikan.
Di dalam nuansa kependidikan, manusia adalah sasaran pendidikan
sekaligus subjek pendidikan. Pendidikan membantu manusia dalam
menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan yang ada dalam dirinya.
Potensi kemanusiaan merupakan benih untuk mengembangkan seseorang menjadi
manusia seutuhnya. Pemahaman dari pendidik terhadap potensi-potensi dan sifat
hakikat manusia sangat penting agar pendidikan mencapai tujuan yang diharapkan
yaitu memanusiakan manusia. Pendidikan harus diarahkan kepada pencapaian
tujuan itu melalui perumusan dan penerapan konsep pendidikan.
Teori-teori pendidikan terus berkembang sesuai dengan perubahan zaman.
Para tokoh-tokoh pendidikan terus menyumbangkan pemikiran-pemikiran
mereka untuk memperbaiki sistem pendidikan. Pendidikan dahulu kita kenal
dengan pendidikan tradisional. Dimana tujuan utama pendidikan ini adalah untuk
mewariskan segala pengetahuan kepada generasi yang baru. Karena materi pokok
atau pengetahuan maupun norma tingkah laku diwariskan dari masa lampau, maka
sikap para murid pada umumnya haruslah dicirikan oleh kepatuhan, kesediaan
untuk menerima dan ketaatan untuk mengikutinya.
Melihat keadaan pendidikan yang tidak sesuai dengan fitrah manusia,
maka lahirlah pemikiran-pemikiran pendidikan untuk memperbaiki sistem
pendidikan tersebut. Pendidikan ini dikenal dengan istilah pendidikan progresif.
Menurut Muhmidayeli (2013:151) Pendidikan progresif menekankan bahwa
BAB II
PEMBAHASAN
a. Materi pokok maupun seluruh norma tingkah laku diwariskan dari masa
lampau
b. Sikap murid pada umumnya haruslah dicirikan oleh kepatuhan, kesediaan
untuk menerima, dan ketaatan
c. Buku-buku, khususnya buku-buku pegangan merupakan wakil utama dari adat
istiadat dan pengetahuan serta kebijaksanaan masa lampau
d. Guru merupakan sarana, dimana para murid secara efektif diperkenalkan
dengan materi. Para guru merupakan perantara, melaluinya pengetahuan dan
keterampilan dokomunikasikan dan berbagai peraturan tingkah laku
ditanamkan.
Ciri-ciri yang dijabarkan oleh Jhon Dewey tersebut sangat persis dengan
pendidikan di Indonesia pada abad ke-19 samapai abad ke-20, dimana dalam
pembelajaran guru mengajar dengan sistem ceramah dan dikte. Siswa duduk
manis di bangku yang berderet dan jarang sekali siswa yang berani
mengemukakan pendapat. Siswa memiliki rasa takut kepada guru karena guru
pada saat itu sering menggunakan kekerasan sebagai hukuman kepada siswa.
Pendapat lain tentang gambaran pendidikan tradisional yang digambarkan
oleh Ornstein dan Levine dalam Nanuru (2013) bahwa pendidikan tradisional saat
itu sangat menekankan pada :
a. Otoritas penuh dari guru pengajar.
b. Menekankan metode instruksi pada buku teks
c. Pengajaran yang pasif melalui ingatan atas data yang dipelajari
d. Pendidikan terisolasi dari realitas social, dan
e. Hukuman badan sebagai sebuah bentuk untuk menegakkan displin.
3. Prinsip-prinsip Pengajaran Pada Pendidikan Tradisional
Menurut Soyomukti (2010:160) prinsip-prinsip pendidikan tradisional
sebagai berikut :
a. Motivasi didasari hukuman, ganjaran atau hadiah, dan persaingan
b. Belajar dengan menghafal dan menyimpan informasi tanpa bantuan catatan
ditekankan dalam sistem pendidikan tradisional
karena untuk tetap mengkonservasi budaya lama agar tidak kehilangan jati diri
suatu masyarakat atau yang sekarang dikenal dengan menjaga kearifan local.
2) Pada sistem pendidikan tradisional, sekolah menanamkan pada diri murid sikap
hormat dan patuh pada guru dan sekolah. Ini merupakan salah satu kelebihan
pendidikan tradisional, karena kalau kita melihat pada sistem pendidikan
sekarang sebagai dampak negativ dari pendidikan modern adalah siswa kurang
menghargai guru disekolah. Ini disebabkan karena guru tidak lagi memiliki
wewenang untuk memberikan hukuman seperti pada pendidikan tradisional
sehingga pada pendidikan sekarang orang tua memiliki hak untuk menuntut
guru jika guru yang bersangkutan memberikan hukuman pada anaknya.
b. Kelemahan pendidikan tradisional
1) Sistem pendidikan yang menekankan pada ingatan dan hafalan memberikan
kecerdasan intelektual pada anak, tetapi kelemahannya disini adalah karena
siswa terlalu ditekankan pada hafalan atau pengetahuan, sistem pendidikan ini
tidak mengajarkan keterampilan kepada peserta didik sebagai bekal hidupnya
setelah ia selesai dibangku pendidikan. Apalah arti teori jika siswa tidak
diajarkan prakteknya dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pendidikan tradisional melihat kesamaan-kesamaan individual lebih penting
dari perbedaannya. Bukankah manusia dilahirkan dengan potensi yang berbeda
? Disini dapat dilihat kelemahan sistem ini bahwa sistem pendidikan ini
menyamaratakan potensi peserta didik yang bertolak belakang dengan fitrah
manusia.
3) Metode pengajaran yang bersifat ceramah. Guru hanya mentransfer ilmu
pengetahuan kepada peserta didik, kemudian peserta didik menerima
pengetahuan tersebut dan akan disimpan pada memori ingatan mereka. Sistem
pembelajaran ini terlalu statis, siswa tidak diberikan kesempatan untuk
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.
4) Bahan atau buku pelajaran yang digunakan adalah buku-buku terdahulu. Ini
tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Bagaimana bisa siswa diajarkan
pengetahuan dari generasi yang lama untuk diaplikasin pada generasi baru
yang zamannya sudah berbeda
sekolah, peserta didik harus berperan aktif dalam proses belajar ataupun dalam
menentukan materi pelajaran.
Jadi pendidikan progresif adalah pendidikan yang memberikan kebebasan
pada peserta didik dalam belajar, siswa diberikan kesempatan untuk membangun
pengetahuan sendiri dengan melakukan, menemukan, dan menyimpulkan suatu
pengetahuan dengan bimbingan guru dengan tujuan agar siswa mampu
memecahkan masalahnya sendiri. Karena menurut teori ini pengetahuan dan
kebenaran itu bersifat tidak tetap. Kebenaran yang ada sekarang belum tentu benar
pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu siswa diajarkan untuk memecahkan
masalah yang kira-kira kan dihadapi pada masa yang akan datang. Siswa dianggap
sebagai manusia yang merdeka sehingga dalam pembelajaran siswa tidak boleh
diberi tekanan maupun diatur sesuai keinginan guru. Disini guru berperan sebagai
fasilitator yang memfasilitasi dan memberikan bimbingan pada siswa.
2. Ciri-ciri Pendidikan Progresif
Berikut akan dijabrakan ciri-ciri utama aliran progresivisme menurut Anwar
(2015:156) :
a. Manusia sebagai subjek yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia
dan lingkungan hidupnya, mempunyai kemampuan untuk mengatasi dan
memecahkan masalah yang akan mengancam manusia itu sendirian
b. Tujuan pendidikan selalu diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus
menerus dan bersifat progresif
c. Pendidikan tidak hanya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik,
tetapi yang lebih penting dari itu yaitu melatih kemampuan berpikir dengan
memberikan rangsangan dengan cara ilmiah, seperti kemampuan menganalisis
dan memilih secara rasional di antara beberapa alternative yang tersedia.
d. Tugas pendidikan, menurut pragmatisme, progresivisme ialah mengadakan
penelitian atau pengamatan terhadap kemampuan manusia dan menguji
kemapuan-kemampuan tersebut dalam pekerjaan praktis.
Ciri-ciri Pendidikan progresif ini jika dikaitkan dengan pendidikan di
Indonesia saat ini sudah mulai terlihat. Ini dibuktikan bahwa dalam proses
pembelajaran guru sudah mulai mengembangkan metode-metode pembelajaran
untuk menambah keaktifan siswa, walaupun masih ada beberapa guru yang masih
menggunakan metode ceramah. Selain itu juga siswa sudah diarahkan untuk
mencari informasi sendiri tentang pengetahuan yang akan dipelajari. Misalnya
pada penerapan Kurikulum 2013, siswa secara langsung berinteraksi dengan objek
pembelajaran sehingga siswa akan mampu mengonstruksi pengetahuan mereka.
Tetapi pendidikan kita saat ini masih dalam proses “move on” dari pendidikan
tradisional.
Salah satu cirri lain dari pendidikan progresif yaitu memandang setiap anak
adalah unik. Teori ini menganggap manusia dilahirkan dengan potensi yang
berbeda sehingga memiliki bakat dan minat yang berbeda pula. Oleh karena itu
fungsi pendidikan adalah untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan bakat
dan minatnya sehingga mereka akan menjadi manusia yang lebih kreatif. Dengan
demikian pendidikan ini mengajarkan bagaimana anak akan berguna untuk masa
depannya nanti dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki.
3. Prinsip-prinsip Pendidikan Progresif
Menurut Ornstein dan Levine dalam Nanuru (2013) adapun yang menjadi
prinsip- prinsip pendidikan yang dianut oleh aliran ini dapat didaftarkan secara
singkat seperti berikut ini:
a. Anak-anak dibiarkan bebas berkembang secara alami
b. Perhatian, didorong langsung pada pengalaman, karena ini dianggap sebagai
pendorong yang paling baik dalam pengajaran.
c. Guru harus menjadi seorang narasumber dan seorang pembimbing dan
pengarah dalam aktivitas pembelajaran.
d. Sekolah Progresivisme seharusnya menjadi sebuah laboratorium bagi reformasi
pendidikan dan tempat untuk bereksperimen
Pendapat senada juga disampaikan Kneller dalam Sadulloh (2003:148) yaitu
bahwa prinsip pendidikan progresivisme adalah:
a. Pendidikan adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup. Kehidupan
yang baik adalah kehidupan intelegen, yaitu kehidupan yang mencakup
interpretasi dan rekonstruksi pengalaman
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan
tradisional adalah proses pengubahan sikap atau tata laku seseorang atau
kelompok dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pelaksanaan
kegiatan pengajaran dengan cara berpegang teguh kepada norma atau kebiasaan
yang sudah berlangsung sejak lama yang terjadi secara turun temurun.
Pendidikan tradisional jika dibandingkan dengan pendidikan progresif tentu
memiliki banyak kelemahan. Kelemahan pada sistem ini merupakan kelebihan
pada sistem pendidikan progresif. Tetapi pendidikan tradisional juga memiliki
beberapa kelebihan seperti sikap siswa yang sangat patuh dan taat pada guru serta
penanamaan moral masa lalu yang sangat kuat pada peserta didik. Ini yang tidak
dimiliki oleh pendidikan progresif
Pendidikan progresif adalah pendidikan yang memberikan kebebasan pada
peserta didik dalam belajar, siswa diberikan kesempatan untuk membangun
pengetahuan sendiri dengan melakukan, menemukan, dan menyimpulkan suatu
pengetahuan dengan bimbingan guru dengan tujuan agar siswa mampu
memecahkan masalahnya sendiri.
Kelebihan pendidikan progresif ini adalah pembelajaran lebih bersifat aktif,
siswa mampu mengembangkakan bakat dan minatnya, siswa mampu memecahkan
masalah sendiri serta guru tidak lagi bersifat sebagai sumber informasi. Tetapi
kelemahannya adalah guru kurang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran yang
menyebabkan siswa tidak terlalu menghargai guru, siswa lebih bersifat
mementingkan diri sendiri serta pada proses pembelajaran kurangnya pendidikan
moral.
B. Saran
Teori pendidikan tidak ada yang sempurna. Mereka mempunyai kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Dengan adanya teori atau konsep pendidikan
yang berebeda dapat memberi pandangan yang luas mengenai konsep
pendidikan yang baik terhadap pendidik pada khsusnya dan pembaca pada
umumnya. Dengan mempelajari beberapa konsep pendidikan yang ada kita
dapat mengambil hal-hal yang positif dari teori-teori tersebut. Tentunya juga
harus disesuaikan dengan lingkungan sehingga kita tidak sama sekali
mengadopsi teori pendidikan tersebut.