Anda di halaman 1dari 83

BUPATI TULUNGAGUNG

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG


NOMOR 9 TAHUN 2019
TENTANG
KEBIJAKAN AKUNTANSI PADA BADAN LAYANAN U M U M DAERAH
R U M A H S A K I T U M U M D A E R A H Dr.. I S K A K TULUNGAGUNG

BUPATI TULUNGAGUNG

Menimbang : b a h w a b e r d a s a r k a n k e t e n t u a n P a s a l 9 9 a y a t (4) d a n a y a t (5)


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7-9 Tahun 2018
tentang Badan Layanan U m u m Daerah, dan untuk tertib
Administrasi Pengelolaan Laporan Keuangan BLUD, perlu
menetapkan Kebijakan Akuntansi pada B L U D RSUD Dr. Iskak
Tulungagung dengan Peraturan Bupati;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 T a h u n 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia T a h u n 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
2

Undang Nomor 9 T a h u n 2015 (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan U m u m (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang
Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4574);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang
Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4577);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Undonesia Tahun 2005 Nomor 140, T a m b a h a n Lembaran
Negara Republik Indonesia nomor 4578);
10. P e r a t u r a n Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2006 nomor
25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia T a h u n 2010 Nomor 5165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
12. P e r a t u r a n Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
13. P e r a t u r a n M e n t e r i D a l a m Negeri N o m o r 13 T a h u n 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri D a l a m Negeri N o m o r 2 1 T a h u n 2 0 1 1 ;
14. P e r a t u r a n M e n t e r i D a l a m Negeri N o m o r 64 Tahun 2013
tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah;
3

15. P e r a t u r a n M e n t e r i D a l a m Negeri N o m o r 79 Tahun 2018


tentang Badan Layanan U m u m Daerah;
16. P e r a t u r a n Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015
Tahun 2015 Tentang Pernyataan Sistem Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13 Tentang
Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan U m u m ;
17. P e r a t u r a n Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 14
Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tulungagung T a h u n
2007 Nomor 11 seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Tulungagung Nomor 01);
18. P e r a t u r a n D a e r a h K a b u p a t e n T u l u n g a g u n g N o m o r 8 T a h u n
2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Pada R S U D Dr.
Iskak Tulungagung;
19. P e r a t u r a n D a e r a h K a b u p a t e n T u l u n g a g u n g N o m o r 9 T a h u n
2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Tulungagung;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PADA


BADAN LAYANAN U M U M DAERAH RUMAH SAKIT U M U M
D A E R A H Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

BAB f
KETENTUAN U M U M
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati iniyang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Tulungagung;
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Tulungagung;
5. Bupati adalah Bupati Tulungagung;
4. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya
disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelolaan
keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala
SKPD yang memprariym tugas melaksanakan pengelolaan
A P B D dan bertindak sebagai bendahara u m u m daerah;
5. R u m a h Sakit U m u m Daerah Dr. Iskak yang selanjutnya
disebut Rumah Sakit adalah Rumah Sakit milik
Pemerintah Daerah yang s u d a h ditetapkan sebagai Badan
Layanan U m u m Daerah (BLUD) dengan status penuh;
4

6. Direktur adalah Direktur R u m a h Sakit U m u m Daerah Dr.


Iskak Tulungagung;
7. Badan Layanan U m u m Daerah yang selanjutnya disingkat
BLUD adalah S a t u a n Kerja Perangkat Daerah atau Unit
Kerja pada S a t u a n Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi d a n produktivitas;
8. Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan,
pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi
dan kejadian keuangan, penyajian laporan serta
penginterprestasian atas hasilnya;
9. Kebijakan Akuntansi Kabupaten Tulungagung yang
selanjutnya disebut Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah adalah merupakan dasar pengakuan, pengukuran
dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan,
belanja dan pembiayaan serta laporan keuangan;
10. S i s t e m Akuntansi BLUD adalah serangkaian prosedur
m a n u a l m a u p u n yang terkomputerisasi mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, pengikhisaran dan
pelaporan keuangan BLUD;
11. Standar Akuntansi Pemerintahan selanjutnya disingkat
SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah;
12. S t a n d a r A k u n t a n s i K e u a n g a n yang selanjutnya disingkat
SAK adalah prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh ikatan
profesi akuntansi Indonesia dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan suatu entitas usaha;
13. Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
transaksi d a n peristiwa i t u terjadi, tanpa memperhatikan
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar;
14. B a g a n A k u n Standar adalah daftar perkiraan b u k u besar
yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk
memudahkan perencanaan dan pelaksanaan anggaran,
beserta p e m b u k u a n dan pelaporan keuangan pemerintah;
15. E n t i t a s pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri
dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas
pelaporan yang m e n u r u t ketentuan peraturan perundang-
undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan;
16. E n t i t a s a k u n t a n s i a d a l a h unit pemerintahan pengguna
anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan u n t u k gabungkan pada entitas pelaporan.
17. Konsolidasi adalah proses penggabungan antara akun-
a k u n yang diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan
dengan entitas pelaporan lainnya, entitas akuntansi
dengan entitas akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi
a k u n - a k u n timbal balik agar dapat disajikan sebagai satu
entitas pelaporan konsolidasian.
18. L a p o r a n keuangan konsolidasian adalah suatu laporan
keuangan yang merupakan gabungan keseluruhan
laporan keuangan entitas pelaporan, atau entitas
akuntansi, sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal,
yang merupakan konsolidasi dari laporan BLUD ke
Laporan SKPD.

B A B II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2

Kebijakan Akuntansi ini bertujuan untuk meningkatkan


kualitas informasi pelaporan keuangan, sehingga dapat
m e m e n u h i kualitas yang relevan, andal, dapat dibandingkan
dan dipahami u n t u k mew.ujudkan akuntabilitas, manajemen,
transparansi dan evaluasi kinerja pengelolaan keuangan pada
R u m a h Sakit.

Pasal 3

Ruang lingkup Kebijakan Akuntansi ini mengatur seluruh


pertimbangan dalam rangka penyusunan dan penyajian
laporan keuangan BLUD yang meliputi:
a. peranan dan tujuan pelaporan keuangan;
b. jenis laporan keuangan;
c. entitas pelaporan keuangan;
d. dasar h u k u m pelaporan keuangan;
e. a s u m s i dasar;
f. karakteristikkualitas laporan k e u a n g a n ;
g. prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan;
h. kendala informasi yang relevan dan andal;
i. definisi u n s u r laporan keuangan;
j. pengakuan unsur laporan keuangan;
k. pengukuran unsur laporan keuangan;
1. penyajian dan pengungkapan.

B A B III
SISTEM AKUNTANSI BLUD
Pasal 4

Periode akuntansi BLUD meliputi masa 1 (satu) t a h u n , m u l a i


dari tanggal 1 J a n u a r i sampai dengan tanggal 3 1 Desember.

Pasal 5

(X). i£ebdjakan Akuntansi pada JRumah Sakit sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 m e m u a t :


a. Kerangka Konseptual;
b. Kebijakan A k u n t a n s i Aset;
e. Kebijakan A k u n t a n s i Kewajibarr,
d. Kebijakan Akuntansi Ekuitas;
e. Kebijakan Akuntansi Hibah Terikat;
f. Kebijakan Akuntansi Aktivitas Pendanaan;
g. Kebijakan Akuntansi Pendapatan;
h. Kebijakan Akuntansi Biaya/ Beban
i. Kebijakan Akuntansi Koreksi Kesalahan dan Penyajian
Kembali Neraca;
j. Kebijakan A k u n t a n s i Konsolidasi.
(2) K e b i j a k a n A k u n t a n s i s e b a g a i m a n a dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.
P asal 6

(1) R u m a h S a k i t m e n y u s u n B a g a n A k u n S t a n d a r ( B A S ) yang
m e r u p a k a n daftar perkiraan b u k u besar yang ditetapkan
dan disusun secara sistematis untuk memudahkan
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, serta
akuntansi dan pelaporan keuangan.
(2) B A S sebagaimana dimaksud pada a y a t (1) m e l i p u t i kode
a k u n neraca dan kode a k u n laporan aktivitas.
(3) K o d e a k u n n e r a c a sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
m e l i p u t i kode a k u n aset, kode a k u n kewajiban, d a n kode
a k u n ekuitas.
(4) K o d e akun laporan operasional sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) m e l i p u t i k o d e a k u n pendapatan dan kode
akun akun biaya/beban.
8

(2) P e m b i n a a n s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (1) m e l i p u t i
pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, konsultasi,
fasilitasi d a n asistensi, serta supervisi d a n evaluasi.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan


Bupati Tulungagung Nomor 59 T a h u n 2017 tentang Sistem
Akuntansi Pada Badan Layanan U m u m Daerah R u m a h Sakit
U m u m Daerah Dr. Iskak Tulungagung (Berita Daerah
Kabupaten Tulungagung T a h u n 2017 Nomor 60), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 12

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Tulungagung.

Ditetapkan di Tulungagung
pada tanggal 2Januari2019

WAKIL BUPA

MARYOTO BIROWO

Diundangkan di Tulungagung
pada tanggal 2 J a n u a r i 2019
SEKRETARIS DAERAH,

Ir. I N D R A F A U Z I , M M .
Pembina Utama Madya
NIP. 1 9 5 9 0 9 1 9 1 9 9 0 0 3 1 0 0 6
Berita Daerah Kabupaten Tulungagung
Tahun 2019 Nomor 9
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG
NOMOR : 9 TAHUN 2019
TANGGAL : 2 JANUARI 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A m a n a t Peraturan Menteri D a l a m Negeri Nomor 7 9Tahun 2018

menyatakan bahwa pengelolaan BLUD seperti perencanaan d a n

penganggaran, pelaksanaan anggaran, pengelolaan belanja, pengelolaan

barang, penentuan tarif layanan, piutang d a nutang, kerja sama,

investasi, sisa lebih anggaran d a n defisit anggaran, serta penyelesaian

kerugian diberikan fleksibilitas. Akan tetapi untuk mekanisme

pelaksanaannya lebih lanjut diatur dengan peraturan kepala daerah.

Kebijakan akuntansi sangat diperlukan sebagai dasar pengakuan,

pengukuran, penyajian d a npengungkapan aset, kewajiban, ekuitas,

pendapatan, d a n biaya. Penggunaan basis akrual i n i ditujukan untuk

memberikan informasi yang lebih akurat dalam pelaporan keuangan

utamanya kepada pihak ketiga. Disisi yang lain, RSUD dr. Iskak

Tulungagung selaku unit organisasi BLUD menggunakan akuntansi

berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangannya sebagaimana

yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

t e n t a n g S t a n d a r A k u n t a n s i P e m e r i n t a h a n (SAP). D a l a m S A P dinyatakan

bahwa entitas pelaporan dan entitas akuntansi diwajibkan menyusun

Laporan Realisasi Anggaran ( L R A ) berbasis k a s .Dalam rangka

penyusunan laporan keuangan RSUD dr. I s k a k T u l u n g a g u n g mengacu

pada SAP.

RSUD dr.Iskak Tulungagung sebagai Badan Layanan U m u m

Daerah (BLUD) berdasarkan Keputusan Bupati Tulungagung Nomor:


2

188.45/554/031/2008 Tanggal 30 Desember 2008. Dengan demikian,

R u m a h S a k i t U m u m D a e r a h dr. I s k a k T u l u n g a g u n g (selanjutnya disebut

RSUD dr. I s k a k Tulungagung) merupakan salah satu Badan Layanan

U m u m Daerah yang selanjutnya disingkat B L U D yang berbentuk Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Tulungagung yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan

dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan

produktivitas. Sebagai BLUD, RSUD dr. Iskak Tulungagung dituntut

untuk bisa menyajikan informasi laporan keuangan yang akurat dan

reliabel sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Peraturan

Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum. Guna memenuhi kewajiban pelaporan yang reliabel,

R S U D dr. I s k a k T u l u n g a g u n g p e r l u m e n y u s u n k e b i j a k a n a k u n t a n s i y a n g

a k a n d i t e r a p k a n di l i n g k u p i n t e r n a l R S U D dr. I s k a k T u l u n g a g u n g dengan

mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

RSUD dr. Iskak Tulungagung telah menyusun Bagan Akun

S t a n d a r (BAS) Internal B L U D . D a l a m penyelenggaraannya, Bagan Akun

S t a n d a r (BAS) Internal BLUD berpedoman pada Permendagri Nomor 13

T a h u n 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri Nomor 21

Tahun 2011. Dalam hal penyusunan laporan keuangan, Bagan Akun

S t a n d a r (BAS) Internal BLUD berpedoman pada Permendagri Nomor 64

Tahun 2013.

1.1 T u j u a n dan Manfaat

Tujuan penyusunan kebijakan akuntansi RSUD dr. Iskak

Tulungagung ini adalah untuk meningkatkan kualitas informasi

pelaporan keuangan RSUD dr. Iskak Tulungagung melalui kebijakan

akuntansi berbasis akrual sehingga dapat memenuhi kualitas yang


dikehendaki yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, d a n dapat

dipahami serta untuk mewujudkan transparansi d a n akuntabilitas

pengelolaan keuangan RSUD dr. Iskak Tulungagung. Manfaat yang

diharapkan dapat diperoleh dari penyusunan kebijakan a k u n t a n s i R S U D

dr. I s k a k T u l u n g a g u n g i n i adalah:

• Memberikan pedoman bagi RSUD dr. Iskak Tulungagung dalam

melakukan pencatatan akuntansi keuangan yang sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

• Menerapkan S t a n d a r A k u n t a n s i P e m e r i n t a h a n (SAP) yang dianggap

paling tepat dalam mengakomodasikan kebutuhan pencatatan

a k u n t a n s i p a d a R S U D dr. I s k a k T u l u n g a g u n g ;

• Menjadi pedoman dalam menyelenggarakan sistem a k u n t a n s i berbasis

akrual;

• M e m b a n t u penyelenggaraan a k u n t a n s i secara konsisten dan seragam

sehingga laporan keuangan antara satu periode d a n periode lainnya

dapat dibandingkan u n t u k keperluan analisis pengambilan keputusan

dan keperluan-keperluan lainnya.

1.2 Ruang Lingkup

Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan akuntansi i n i

mengatur seluruh pertimbangan dalam rangka penyusunan d a n

penyajian laporan keuangan B L U D yang meliputi:

K e b i j a k a n A k u n t a n s i R S U D dr. I s k a k T u l u n g a g u n g :

• Peranan dan tujuan pelaporan keuangan;

• Jenis laporan keuangan;

• Entitas pelaporan keuangan;

• Dasar h u k u m pelaporan keuangan;

• A s u m s i dasar;
• Karakteristikkualitatif laporan keuangan;

• Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan;

• Kendala informasi yang relevan dan andal;

• Definisi u n s u r laporan keuangan;

• Pengakuan unsur laporan keuangan;

• Pengukuran unsur laporan keuangan;

• Penyajian dan pengungkapan;

Batasan lain dalam kebijakan akuntansi RSUD dr. Iskak

Tulungagung i n iadalah lebih mengatur pada penyusunan laporan

finansial, yaitu laporan keuangan yang menggunakan basis akrual dalam

sistem pencatatannya. Kebijakan p e n y u s u n a n laporan realisasi anggaran

yang berbasis k a s mengacu pada Kebijakan Akuntansi Pemerintah

Kabupaten Tulungagung. Kebijakan akuntansi RSUD dr. Iskak

T u l u n g a g u n g i n i m e n g a c u pada P e r a t u r a n P e m e r i n t a h No. 7 1 T a h u n 2 0 1 0

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

1.3 Prosedur P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n

Prosedur p e n y u s u n a n laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan

• Pengumpulan dokumen sumber dari unit-unit layanan d a n

user-user penerima pendapatan berupa kuitansi pembayaran

pasien d a n sumber data lainnya dengan output berupa

k u m p u l a n d o k u m e n u n t u k diinput data;

• Menginput data kedalam aplikasi dengan output laporan/back-

up data dan draf laporan keuangan;

• Melakukan rekonsiliasi data dengan rekening koran Bank

Persepsi setiap a k h i r b u l a n u n t u k m e n g e t a h u i ketidakcocokan

nilai yang diinput oleh r u m a h sakit dengan yang diterima oleh

Bank;
• M e l a k u k a n koreksi d a npembetulan bila ada, dengan output

back-up data dan draf laporan keuangan yang telah terkoreksi

serta telah ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/ Pengguna

Barang;

• Mengirimkan laporan keuangan k e BPKAD d a n Badam

Pendapatan Daerah sekaligus rekonsiliasi data antara entitas

akuntansi dengan entitas pelaporan.

Belanja

1. B e l a n j a APBD

• Pengumpulan dokumen sumber dari bendahara pengeluaran

A P B D berupa S P M / S P 2 D , S S B P pengembalian belanja, SSBP

pengembalian kerugian negara bila ada. SP2D-LS belanja

modal d a nSPM/SP2D n o nbelanja Modal dikapitalisasi.

Dokumen diinput d a n direkap dalam program Sistem

Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). O u t p u t n y a

berupa b u k u besar belanja dan draf laporan keuangan;

• M e l a k u k a n koreksi dan pembetulan bila ada dengan output

back-up data, dan draf laporan keuangan yang telah

terkoreksi serta telah ditandatangani oleh Pengguna

Anggaran/Pengguna Barang;

• Mengirimkan laporan keuangan ke BPKAD sekaligus

rekonsiliasi data antara entitas akuntansi dengan entitas

pelaporan.

2. B e l a n j a D a n a F u n g s i o n a l

• Pengumpulan dokumen sumber dari bendahara pengeluaran

dana fungsional berupa SPP/SPM. SPP/SPM belanja modal

dikapitalisasi. D o k u m e n S P P / S P M a k a n diinput d a n direkap

dalam program excel sesuai Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP). Kemudian hasil rekap belanja dana

f u n g s i o n a l t e r s e b u t a k a n dientry ke program SIPKD melalui

jurnal memorial. O u t p u t n y a berupa b u k u besar belanja dan

draf laporan keuangan;

• M e l a k u k a n koreksi dan pembetulan bila ada dengan output

back-up data d a n draf laporan keuangan yang telah

terkoreksi serta telah ditandatangani oleh Pengguna

Anggaran/Pengguna Barang;

• Mengirimkan laporan keuangan ke BPKAD sekaligus

rekonsiliasi data antara entitas akuntansi dengan entitas

pelaporan.

Laporan Keuangan

Laporan Keuangan yang disusun oleh RSUD dr. Iskak

Tulungagung sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

dengan ketentuan sebagai berikut:

a) L a p o r a n Realisasi A n g g a r a n R S U D dr. I s k a k T u l u n g a g u n g ;

b) Laporan perubahan Saldo Anggaran Lebih R S U D dr. Iskak

Tulungagung;

c) Neraca R S U D dr. I s k a k Tulungagung;

d) L a p o r a n Operasional R S U D dr. I s k a k T u l u n g a g u n g ;

e) L a p o r a n A r u s Kas R S U D dr. I s k a k T u l u n g a g u n g ;

f) L a p o r a n P e r u b a h a n E k u i t a s R S U D dr. I s k a k T u l u n g a g u n g ;

g) Catatan atas Laporan Keuangan RSUD dr. Iskak

Tulungagung.
BAB I I

KERANGKA KONSEPTUAL

2.1. P e r a n a n dan T u j u a n Pelaporan K e u a n g a n

Laporan k e u a n g a n R S U D d r .Iskak Tulungagung d i s u s u n untuk

menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan d a n

seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSUD dr. Iskak Tulungagung

selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan RSUD dr. Iskak

Tulungagung terutama digunakan u n t u k menilai posisi keuangan secara

akurat d a n tepat waktu, menilai kemampuan RSUD dr. Iskak

Tulungagung dalam memperoleh sumber daya ekonomi berikut beban

y a n g terjadi selama s u a t u periode, m e m b e r i i n f o r m a s i mengenai sumber

dan penggunaan d a n a selama s u a t u periode, mengevaluasi pelaksanaan

anggaran secara a k u r a t d a n tepat w a k t u serta menilai ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan. RSUD dr.Iskak Tulungagung sebagai

salah satu SKPD d i lingkup Pemerintah Kabupaten Tulungagung

mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah

dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara

sistematis d a n terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk

kepentingan:

2.1.1 Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta

pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada RSUD dr. Iskak

Tulungagung dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara

periodik.

2 . 1 . 2 Manajemen

Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi

pelaksanaan kegiatan di RSUD dr.Iskak Tulungagung dalam periode


8

pelaporan sehingga m e m u d a h k a n fungsi perencanaan, pengelolaan d a n

pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, d a n ekuitas untuk

kepentingan masyarakat.

2.1.3 Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada

Gubernur Jawa Timur dan masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa

masyarakat memiliki h a k untuk mengetahui secara terbuka d a n

menyeluruh atas pertanggungjawaban RSUD dr. Iskak Tulungagung

dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya d a n

ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

2.1.4 E v a l u a s i K i n e r j a

Mengevaluasi k i n e r j a R S U D dr. I s k a k T u l u n g a g u n g sebagai BLUD

dan SKPD, terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi yang

dikelola u n t u k mencapai kinerja yang direncanakan.

Pelaporan keuangan RSUD dr. Iskak Tulungagung akan

menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan

dalam menilai akuntabilitas d a nm e m b u a t keputusan baik keputusan

ekonomi, sosial, m a u p u n politik dengan:

• Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi d a n penggunaan

sumber daya keuangan;

• Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode

berjalan u n t u k m e m b i a y a i p e n g e l u a r a n R S U D dr. I s k a k T u l u n g a g u n g ;

• Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang

digunakan dalam kegiatan yang dilakukan oleh RSUD dr. Iskak

T u l u n g a g u n g serta hasil-hasil yang telah dicapai;

• Menyediakan informasi mengenai cara R S U D dr.Iskak Tulungagung

mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;

• Menyediakan informasi mengenai posisi k e u a n g a n d a n kondisi RSUD


dr. Iskak Tulungagung berkaitan dengan sumber-sumber

penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,

termasuk yang berasal dari jasa pelayanan kesehatan dan pinjaman;

• Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan RSUD

dr. I s k a k T u l u n g a g u n g , a p a k a h m e n g a l a m i k e n a i k a n a t a u p e n u r u n a n ,

sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

U n t u k m e m e n u h i t u j u a n - t u j u a n tersebut, l a p o r a n k e u a n g a n R S U D dr.

Iskak Tulungagung menyediakan informasi mengenai pendapatan,

belanja, pembiayaan, biaya, aset, kewajiban, e k u i t a s d a n a r u s kas

RSUD dr. Iskak Tulungagung. Pihak pengguna laporan keuangan

RSUD dr. I s k a k T u l u n g a g u n g m e m i l i k i kepentingan bersama dalam

rangka menilai:

a. Jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh R S U D dr. Iskak

Tulungagung dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa

tersebut;

b. Cara manajemen RSUD dr. Iskak Tulungagung melaksanakan

tanggungjawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka.

2.2 J e n i s Laporan Keuangan BLUD

Laporan keuangan pokok yang disusun oleh RSUD Dr.

Iskak terdiri dari:

2.2.1 Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan

pelaksanaan anggaran yang menggambarkan perbandingan antara

anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Informasi

yang terdapat dalam L R A berguna bagi para pengguna laporan

dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber

daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas terhadap anggaran.


10

T u j u a n kebijakan Laporan Realisasi Anggaran adalah m e n e t a p k a n dasar-

dasar penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalam

rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh

peraturan perundang-undangan.

Laporan Realisasi Anggaran B L U D menyajikan informasi realisasi

pendapatan-LRA, belanja, surplus/defisit-LRA, pembiayaan, dan sisa

lebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing

diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Laporan

Realisasi Anggaran BLUD paling kurang mencakup pos-pos sebagai

berikut:

a. Pendapatan-LRA;

b. Belanja;

c. Surplus/defisit-LRA;

d. P e n e r i m a a n p e m b i a y a a n ;

e. Pengeluaran pembiayaan;

f. Pembiayaan neto; dan

g. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA).

Pendapatan B L U D yang dikelola sendiri d a n tidak disetor ke Kas

Negara/Daerah merupakan pendapatan negara/daerah. Pendapatan-LRA

pada B L U D diakui pada saat pendapatan kas yang diterima B L U D diakui

sebagai pendapatan oleh unit yang m e m p u n y a i fungsi perbendaharaan

umum.

Belanja pada BLUD diakui pada saat pengeluaran kas

yang dilakukan oleh BLUD disahkan oleh unit yang mempunyai

fungsi perbendaharaan umum. Selisih antara pendapatan-LRA dan

belanja pada BLUD selama satu periode pelaporan dicatat d a l a m pos

Surplus/ Defisit-LRA.

Penerimaan pembiayaan pada B L U D diakui pada saat kas yang


diterima BLUD disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi

perbendaharaan umum. Pengeluaran pembiayaan pada BLUD diakui

pada saat pengeluaran pembiayaan disahkan oleh unit yang mempunyai

fungsi perbendaharaan u m u m .

Penambahan pokok investasi yang berasal dari pendapatan BLUD

diakui sebagai pengeluaran pembiayaan. Selisih lebih/kurang antara

penerimaan d a n pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan

dicatat dalam Pembiayaan Neto.

Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan

Belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu

periode pelaporan dicatat d a l a m pos SiLPA/SiKPA.

Apabila BLUD menerima alokasi anggaran selain dari entitas

akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya, maka BLUD

m e n y u s u n LRA sesuai dengan entitas akuntansi/entitas pelaporan yang

mengalokasikan anggaran tersebut.

2.2.2 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi

kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan Perubahan Saldo

Anggaran Lebih BLUD menyajikan secara komparatif dengan periode

sebelumnya pos- pos berikut:

a. Saldo Anggaran Lebih awal;

b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;

c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran t a h u n berjalan;

d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya;

e. Lain-lain; dan

f. Saldo Anggaran Lebih Akhir.

Di samping itu, B L U D menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-


12

unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

2.2.3 Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan s u a t u entitas pelaporan

m e n g e n a i aset, k e w a j i b a n , d a n e k u i t a s p a d a tanggal tertentu.

a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau

dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa m a s a lalu dan

dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan

diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun

masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

sumber daya n o n keuangan yang diperlukan u n t u k penyediaan jasa

bagi masyarakat u m u m dan sumber-sumber daya yang dipelihara

karena alasan sejarah dan budaya.

b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya

ekonomi pemerintah.

c. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan

selisih a n t a r a aset d a n kewajiban pemerintah.

Neraca BLU menyajikan secara komparatif dengan periode

sebelumnya pos-pos berikut:

a. Kas dan setara kas;

b. Investasi jangka pendek;

c. piutang dari kegiatan BLU;

d. persediaan;

e. Investasi jangka panjang;

f. aset tetap;

g. aset lainnya;

h. kewajiban jangka pendek;


13

i. kewajiban jangka panjang; dan

j. ekuitas.

Kas pada B L U D yang sudah dipertanggungjawabkan kepada unit

yang m e m p u n y a i fungsi perbendaharaan u m u m merupakan bagian dari

Saldo Anggaran Lebih. D a n a kas B L U D yang b u k a n milik B L U D diakui

sebagai kas d a n setara kas. D a n a kas yang d i m a k s u d a n t a r a lain:

a. D a n a titipan p i h a k ketiga;

b. Uang jaminan; dan

c. Uang m u k a pasien r u m a h sakit.

Kas yang berasal dari sisa d a n a investasi APBN/APBD diakui

sebagai aset lainnya. Penyetoran kas yang berasal dari pendapatan BLUD

pada tahun berjalan m a u p u n tahun sebelumnya dibukukan sebagai

pengurang ekuitas pada BLUD penambah ekuitas pada Pemerintah

Pusat/Daerah.

2.2.4 Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan informasi keuangan terkait

dengan kegiatan operasional entitas. Pengguna laporan keuangan

dapat menggunakan Laporan Operasional u n t u k memperoleh informasi:

a. Mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh entitas u n t u k

menjalankan pelayanan;

b. Mengenai operasi k e u a n g a n secara m e n y e l u r u h yang berguna dalam

mengevaluasi kinerja entitas dalam h a l efisiensi, efektivitas, dan

kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi;

c. Memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk mendanai

kegiatan entitas d a l a m periode m e n d a t a n g dengan cara menyajikan

laporan secara komparatif; d a n

d. Mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan


14

p e n i n g k a t a n e k u i t a s (bila s u r p l u s operasional).

Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya

ekonomi yang m e n a m b a h ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh

pemerintah pusat/daerah u n t u k kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

dalam satu periode pelaporan. Struktur Laporan Operasional BLU

m e n c a k u p pos-pos sebagai berikut:

a. Pendapatan-LO;

• Pendapatan-LO d i a k u i pada saat:

a) T i m b u l n y a h a k a t a s p e n d a p a t a n ;

b) P e n d a p a t a n direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber

daya ekonomi.

• Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-

undangan diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih

pendapatan.

• Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalan atas suatu

pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan peraturan

perundang-undangan, diakui pada saat timbulnya hak untuk

menagih imbalan.

• Pendapatan-LO yang diakui pada saat direalisasi adalah h a k yang

telah diterima oleh pemerintah tanpa terlebih d a h u l u adanya

penagihan.

• P e n d a p a t a n - L O d i k l a s i f i k a s i k a nm e n u r u t s u m b e r p e n d a p a t a n .

b. Beban;

• B e b a n d i a k u i pada saat:

a) t i m b u l n y a k e w a j i b a n ;

b) t e r j a d i n y a k o n s u m s i a s e t ;

c) terjadinya p e n u r u n a n manfaat ekonomi atau potensi jasa.

• Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan h a k


15

dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas

u m u m daerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening

listrik yang b e l u m dibayar pemerintah.

• Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat

pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului

timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset non kas dalam

kegiatan operasional pemerintah.

• Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi

pada saat p e n u r u n a n nilai aset s e h u b u n g a n dengan penggunaan

aset bersangkutan/berlalunya w a k t u . C o n t o h p e n u r u n a n manfaat

ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan atau amortisasi.

• Dalam hal badan layanan u m u m , beban diakui dengan mengacu

pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan

layanan u m u m .

• Beban diklasifikasikan m e n u r u t klasifikasi ekonomi.

• Klasifikasi ekonomi pada prinsipnya mengelompokkan

berdasarkan jenis beban. Klasifikasi ekonomi u n t u k pemerintah

daerah terdiri dari beban pegawai, beban barang, beban bunga,

beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban

p e n y u s u t a n aset tetap/amortisasi, beban transfer, d a n beban tak

terduga.

Surplus/Defisit dari kegiatan operasional;

• Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara

pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan.

• Defisit dari kegiatan operasional adalah selisih k u r a n g antara

pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan.

• Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban selama satu

periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit dari Kegiatan


16

Operasional.

d. Kegiatan n o n operasional;

• Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu

dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan n o n operasional.

• Termasuk dalam pendapatan/beban dari kegiatan n o n operasional

antara lain surplus/defisit penjualan aset non lancar,

surplus/defisit penyelesaian kewajiban jangka panjang, dan

surplus/defisit dari kegiatan n o n operasional lainnya.

• Selisih lebih/kurang antara surplus/defisit dari kegiatan

operasional dan surplus/defisit dari kegiatan non operasional

m e r u p a k a n surplus/defisit sebelum pos l u a r biasa.

e. S u r p l u s / D e f i s i t s e b e l u m P o s L u a r B i a s a ;

f. P o s L u a r B i a s a ; d a n

• Pos Luar Biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya dalam

Laporan Operasional dan disajikan sesudah Surplus/Defisit

sebelum Pos L u a r Biasa.

• Pos Luar Biasa memuat kejadian luar biasa yang mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

a) k e j a d i a n y a n g t i d a k d a p a t d i r a m a l k a n t e r j a d i p a d a a w a l tahun

anggaran;

b) t i d a k d i h a r a p k a n t e r j a d i b e r u l a n g - u l a n g ; d a n

c) kejadian diluar kendali entitas pemerintah.

• Sifat dan j u m l a h r u p i a h kejadian luar biasa h a r u s diungkapkan

pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

g. Surplus/Defisit-LO.

• Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang

antara surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non

operasional, d a n kejadian l u a r biasa.


17

• Saldo Surplus/Defisit-LO pada akhir periode pelaporan

dipindahkan ke Laporan Perubahan Ekuitas.

B L U D menyajikan pendapatan-LO yang diklasifikasikan m e n u r u t

sumber pendapatan, yang terdiri atas:

a. P e n d a p a t a n d a r i a l o k a s i A P B N / A P B D ;

b. P e n d a p a t a n l a y a n a n y a n g b e r s u m b e r d a r i m a s y a r a k a t ;

c. Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas

pelaporan;

d. P e n d a p a t a n h a s i l k e r j a s a m a ;

e. Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas/barang/jasa;

dan

f. Pendapatan B L U D lainnya.

2.2.5 Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas pada BLU menyajikan informasi mengenai

sumber, penggunaan, perubahan kas, d a n setara kas selama satu periode

akuntansi, d a n saldo kas d a n setara kas pada tanggal pelaporan pada

BLU. T u j u a n pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai

sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu

periode a k u n t a n s iserta saldo kas d a n setara kas pada tanggal pelaporan.

Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan

keputusan. Informasi a r u s kas berguna sebagai indikator j u m l a h a r u s

kas di masa yang a k a n datang, serta berguna u n t u k menilai kecermatan

atas taksiranarus kas yang telah dibuat sebelumnya.

Kas diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan

diperoleh oleh R S U D dr. I s k a k d a n m e m p u n y a i nilai a t a u biaya yang

dapat diukur dengan andal. Kas terdiri dari Kas di Bendahara

Penerimaan, Kas di Bendahara Pengeluaran dan Kas di Badan

Layanan U m u m Daerah (BLUD). Termasuk dalam kategori kas


18

adalah setara kas yang m e r u p a k a n investasi jangka pendek yang sangat

likuid d a n siap dicairkan menjadi kas dengan j a t u h tempo k u r a n g dari 3

bulan tanggal perolehannya.

Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi,

pendanaan, dan transitoris memberikan informasi yang m e m u n g k i n k a n

para pengguna laporan u n t u k menilai pengaruh dari aktivitas tersebut

terhadap posisi kas d a n setara kas pemerintah. Informasi tersebut juga

dapat d i g u n a k a n u n t u k mengevaluasi h u b u n g a n a n t a r aktivitas operasi,

investasi, pendanaan, dan transitoris. Arus masuk dan keluar kas

diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan

transitoris.

2.2.5.1 Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran

kas yang ditujukan u n t u k kegiatan operasional pemerintah selama satu

periode a k u n t a n s i .A r u s kas bersih aktivitas operasi m e r u p a k a n indikator

yang m e n u n j u k k a nk e m a m p u a n operasi pemerintah dalam menghasilkan

kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang

akan datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.

Arus m a s u k kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari:

a. Pendapatan dari alokasi APBN/APBD;

b. Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat;

c. Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/ entitas

pelaporan;

d. Pendapatan hasil kerja sama;

e. Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas; dan

f. Pendapatan B L U lainnya.

Arus keluar kas untuk aktivitas operasi terutama digunakan

untuk:
19

a. Pembayaran Pegawai;

b. Pembayaran Barang;

c. Pembayaran Bunga; dan

d. Pembayaran Lain-lain/Kejadian Luar Biasa.

2.2.5.2 Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran

kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta

investasi lainnya, tidak termasuk investasi jangka pendek dan setara kas.

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber

daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung

pelayanan B L U kepada masyarakat di masa yang akan datang.

A r u s m a s u k kas dari aktivitas investasi, antara lain terdiri atas:

a. Penjualan Aset Tetap;

b. Penjualan Aset Lainnya;

c. Penerimaan dari Divestasi; dan

d. Penjualan Investasi dalam bentuk Sekuritas.

Investasi yang dilakukan oleh B L U dapat berasal daripendapatan

BLU dan APBN/APBD. Penerimaan dari Divestasi dan Penjualanlnvestasi

dalam bentuk Sekuritas merupakan penerimaan dari divestasi dan

penjualan investasi yang berasal dari pendapatan B L U dan investasi yang

berasal dari APBN/APBD.

A r u s keluar kas dari aktivitas investasi, antara lain terdiri atas:

a. Perolehan Aset Tetap;

b. Perolehan Aset Lainnya;

c. Penyertaan Modal;

d. Pembelian Investasi dalam bentuk sekuritas; dan

e. Perolehan investasi jangka panjang lainnya;


20

2.2.5.3 Aktivitas Pendanaan

Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran

kas yang yang berhubungan dengan pemberian pinjaman jangka

panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang mengakibatkan

perubahan dalam j u m l a h dan komposisi pinjaman jangka panjang dan

utang jangka panjang.

Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas yang berhubungan dengan perolehan atau pemberian

pinjaman jangka panjang. Arus m a s u k kas dari aktivitas pendanaan

adalah Penerimaan pinjaman dan Penerimaan dana dari APBN/APBD

u n t u k diinvestasikan. Arus keluar kas dari aktivitas pendanaan, antara

lain Pembayaran pokok pinjaman dan Pengembalian investasi dana dari

A P B N / A P B D ke BUN/BUD.

2.2.5.4 Aktivitas Transitoris

Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran

kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan

pendanaan. Arus kas dari aktivitas transitoris mencerminkan

penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi

pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas

transitoris, antara lain transaksi Perhitungan Fihak Ketiga (PFK),

pemberian/penerimaan kembali uang persediaan kepada/dari

bendahara pengeluaran, serta kiriman uang. PFK menggambarkan kas

yang berasal dari j u m l a h dana yang dipotong dari Surat Perintah

Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya

potongan Taspen d a n Askes. K i r i m a n u a n g menggambarkan mutasi kas

antar rekening kas u m u m daerah. PFK menggambarkan kas yang

berasal dari j u m l a h d a n a yang diterima secara t u n a i u n t u k p i h a k ketiga,

misalnya potongan Pajak.


21

2.2.6 Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan P e r u b a h a n E k u i t a s m e n y a j i k a n i n f o r m a s i k e n a i k a n a t a u

penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Setiap pos dalam Laporan Perubahan Ekuitas harus

disajikan secara sistematis. Laporan Perubahan Ekuitas dibuat

menggunakan data Ekuitas Awal dan data perubahan ekuitas periode

berjalan yang salah satunya diperoleh dari Laporan Operasional

yang telah dibuat sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas ini akan

menggambarkan pergerakan ekuitas. Laporan Perubahan Ekuitas pada

B L U menyajikan paling k u r a n g pos-pos sebagai berikut:

a. Ekuitas awal;

b. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;

c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas,

yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan

oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan

mendasar, misalnya:

1) K o r e k s i k e s a l a h a n m e n d a s a r dari persediaan yang terjadi pada

periode-periode sebelumnya; dan

2) P e r u b a h a n n i l a i a s e t t e t a p k a r e n a r e v a l u a s i a s e t t e t a p .

d. Ekuitas akhir.

2.2.7 Catatan atas Laporan Keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau

rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran,

Laporan Operasional, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas

Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan

akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain

yang diharuskan dan dianjurkan u n t u k diungkapkan di dalam Standar

Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan


22

u n t u k menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan

atas Laporan Keuangan mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-

hal sebagai berikut:

a. Mengungkapkan informasi U m u m tentang Entitas Pelaporan dan

Entitas Akuntansi;

b. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan

ekonomi makro;

c. Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun

pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam

pencapaian target;

d. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan

keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih u n t u k

diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian

penting lainnya;

e. Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang

disajikan pada lembar m u k a laporan keuangan.

Tujuan penyajian Catatan atas Laporan Keuangan adalah untuk

meningkatkan transparansi Laporan Keuangan dan penyediaan

p e m a h a m a n yang lebih baik, atas informasi keuangan pemerintah.


23

BAB I I I

K E B I J A K A N AKUNTANSI A S E T

Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, maka kebijakan akuntansi BLUD yang dianut dalam

penyusunan laporan keuangan adalah menggunakan Standar Akuntansi

P e m e r i n t a h (SAP). A s u m s i dasar a k u n t a n s i y a n g d i t e r a p k a n p a d a sistem

akuntansi R S U D Dr. Iskak Tulungagung adalah:

1. K e l a n g s u n g a n Operasional

Laporan keuangan disusun atas dasar asumsi bahwa R S U D D r .

Iskak Tulungagung terus melakukan operasionalnya secara

berkesinambungan tanpa maksud untuk dibubarkan atau mengurangi

secara material skala operasionalnya.

2. D a s a r A k u n t a n s i A k r u a l

Laporan keuangan pada prinsipnya disusun atas dasar akrual,

yaitu mengakui transaksi pada saat kejadian b u k a n pada saat kas atau

setara k a s diterima atau dibayar d a n dicatat dalam periode

b e r s a n g k u t a n . H a li n i m e m b e r i k a n i n f o r m a s i k e p a d a p e m b a c a laporan

keuangan tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan

kas dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa

mendatang serta sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan

diterima d imasa yang a k a n datang.

3.1 K E B I J A K A N A K U N T A N S I A S E T L A N C A R

Aset Lancar adalah sumber daya ekonomis yang diharapkan dapat

direalisasikan, dipakai, atau dimiliki u n t u k dijual dalam w a k t u 12 (dua

belas) b u l a n sejak tanggal pelaporan. Aset Lancar terdiri atas K a s d a n

Setara Kas, Investasi Jangka Pendek, Piutang dan Persediaan.


24

3.1.1 K a s dan Setara K a s

3.1.1.1 P e n g e r t i a n

Kas adalah alat pembayaran yang s a hd a n setiap saat dapat

digunakan. B a n k adalah simpanan pada Bank yang ditunjuk sebagai

pemegang kas. Sedangkan kas terdiri dari kas tunai, saldo b a n k d a n

setara kas d a n investasi j a n g k a pendek (misalnya deposito k u r a n g dari 3

(tiga) b u l a n y a n g s a n g a t l i k u i d d a n s i a p d i k o n v e r s i k a n m e n j a d i k a s .

Mengacu pada Paragraf 8 PSAP Nomor 1 tentang Penyajian

Laporan Keuangan mendefinisikan k a ssebagai u a n g tunai d a n saldo

s i m p a n a n d i b a n k yang setiap saat dapat d i g u n a k a n u n t u k membiayai

kegiatan RSUD Dr. Iskak yang sangat likuid yang siap

dijabarkan/dicairkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai

y angsignifikan.

D a l a m pengertian kas inijuga termasuk setara kas. PSAP Nomor 1

tentang Penyajian Laporan Keuangan paragraf 8, mendefinisikan setara

kas sebagai investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap

dijabarkan menjadi k a sserta bebas dari risiko perubahan nilai yang

signifikan. Setara kas pada R S U D Dr. Iskak ditujukan u n t u k m e m e n u h i

kebutuhan k a sjangka pendek atau untuk tujuan lainnya. Untuk

m e m e n u h i persyaratan setara kas, investasi j a n g k a pendek h a r u s segera

dapat diubah menjadi kas dalam j u m l a h yang dapat diketahui tanpa ada

risiko perubahan nilai yang signifikan. Oleh karena i t u , s u a t u investasi

disebut setara k a sk a l a u investasi d i m a k s u d m e m p u n y a i m a s a jatuh

t e m p o k u r a n g d a r i 3 (tiga) b u l a n d a r i t a n g g a l p e r o l e h a n n y a .

Kas d a nsetara k a sp a d a R S U D Dr. Iskak mencakup k a s yang

dikuasai, dikelola d a n dibawah tanggung jawab bendahara BLUD.

Kas d a n setara k a s yang yang dikuasai d a n dibawah tanggung

jawab bendahara B L U D terdiri dari:


25

a. S a l d o rekening k a s BLUD, yaitu saldo rekening-rekening pada

bank yang ditentukan oleh pimpinan BLUD untuk menampung

penerimaan dan pengeluaran.

b. S e t a r a kas, antara lain berupa surat utang negara (SUN)/obligasi

dan deposito kurang dari 3 bulan, yang dikelola oleh bendahara

BLUD.

Kas Tun ai BLUD


Kas di B ank BLUD
Pajak yang Belum
Kas Disetor BLUD
Uang Muka Pasien
Kas di B L U D
RSUD/BLUD
Uang Titipan B L U D
Deposito (kurang dari 3
bulan)
Setara
Surat Utang Negara
Kas
/ Obligasi
(kurang dari 3 bulan)

3.1.1.2 P e n g a k u a n

Kas diakui pada saat diterima atau dikeluarkan berdasarkan nilai

nominal uang.

3.1.1.3 P e n g u k u r a n

Kas dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal artinya

disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat k a s dalam

bentuk valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs

tengah b a n k sentral pada tanggal neraca.

3.1.1.4 Pengungkapan

Pengungkapan k a s d a n setara k a s dalam Catatan atas

Laporan Keuangan (CALK) sekurang-kurangnya m e n g u n g k a p k a n hal-hal

sebagai berikut:

1. R i n c i a n k a s d a n s e t a r a k a s ;

2. K e b i j a k a n m a n a j e m e n setara k a s ; d a n
26

3. I n f o r m a s i l a i n n y a y a n g dianggap penting.

3.1.1.5 P e n y a j i a n

Saldo k a sd a nsetara k a sharus disajikan dalam Neraca d a n

Laporan A r u s Kas. Mutasi antar pos-pos k a s d a n setara k a s tidak

diinformasikan dalam laporan keuangan karena kegiatan tersebut

merupakan bagian dari manajemen k a s d a n bukan merupakan

bagian dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan, d a n transitoris pada

Laporan A r u s Kas.

P E M E R I N T A H KABUPATEN TULUNGAGUNG
N E R A C A (SEBAGIAN)
(Dalam Rupiah)
No Uraian 20X1 20X0
1 ASET
2 A S E T LANCAR
3 Kas di Kas Daerah
4 Kas di Bendahara Penerimaan
5 Kas di Bendahara Pengeluaran XXX XXX
6 Kas di B L U D XXX XXX
7 J u m l a h Aset Lancar XXX XXX

3.1.2 Investasi J a n g k a Pendek

3.1.2.1 P e n g e r t i a n

Investasi jangka pendek merupakan investasi yang memiliki

karakteristik dapat segera diperjualbelikan/dicairkan dalam waktu 3

bulan sampai dengan 12 bulan. Investasi jangka pendek biasanya

digunakan untuk tujuan manajemen k a sdalam arti jika muncul

k e b u t u h a n a k a n kas dapat menjual investasi tersebut. Investasi jangka

pendek biasanya berisiko rendah.

3.1.2.2 P e n g a k u a n

Suatu pengeluaran k a sdapat diakui sebagai investasi jangka

pendek apabila m e m e n u h i kriteria:

a. D a p a t segera d i p e r j u a l b e l i k a n / d i c a i r k a n ;
27

b. I n v e s t a s i t e r s e b u t d i t u j u k a n d a l a m r a n g k a m a n a j e m e n kas, artinya

pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul

kebutuhan kas;

c. Berisiko rendah

Dengan memperhatikan kriteria tersebut m a k a pembelian surat-

surat berharga yang berisiko tinggi bagi pemerintah, k a r e n a dipengaruhi

oleh fluktuasi harga pasar surat berharga, tidak termasuk dalam

investasi jangka pendek. Jenis investasi yang tidak termasuk dalam

kelompok investasi jangka pendek antara lain adalah:

a. S u r a t b e r h a r g a y a n g dibeli p e m e r i n t a h d a l a m r a n g k a mengendalikan

suatu badan usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk

menambah kepemilikan modal saham pada suatu badan usaha;

b. S u r a t berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga

hubungan kelembagaan yang baik dengan pihak lain, misalnya

pembelian surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu lembaga baik

dalam negeri maupun luar negeri untuk menunjukkan partisipasi

pemerintah; atau

c. Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam

memenuhi kebutuhan kas jangka pendek.

Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek,

antara lain terdiri atas:

a. D e p o s i t o b e r j a n g k a w a k t u tiga s a m p a i d u a b e l a s b u l a n d a n / a t a u yang

dapat diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);

b. P e m b e l i a n S u r a t U t a n g Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh

pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank

Indonesia (SBI).

3.1.2.2 P e n g u k u r a n

Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan.


28

3.1.3 Piutang

3.1.3.1 Pengertian

Piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga yang

diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi.

3.1.3.2 J e n i s Piutang

Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda,

penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi, d a npiutang lainnya yang

d i h a r a p k a n d i t e r i m a d a l a m w a k t u 1 2 (dua belas) b u l a n setelah tanggal

pelaporan.

Piutang dibedakan berdasarkan risiko pembayaran. Adapun yang

dimaksud dengan risiko pembayaran adalah pihak yang akan melakukan

pelunasan atau pembayaran piutang tersebut. Berdasarkan risiko

pembayaran piutang dibagi menjadi d u a yaitu:

a) Piutang dengan penjamin (BPJS d a nlembaga lain misalnya PT.

T e l k o m , PT. KAI, d a n Inhealth);

b) P i u t a n g n o n - p e n j a m i n (umum).

3.1.3.3 Pengakuan

Piutang dicatat sebesar nilai nominal. Piutang diakui pada saat

timbul h a k tagih atas pemberian jasa yang dilakukan selama periode

berjalan.

3.1.3.4 Pengukuran

P i u t a n g B L U D dinilai sebesar nilai t u n a i (bersih) y a n g diperkirakan

d a p a t d i r e a l i s a s i k a n (net realizable value). Khusus untuk piutang usaha,

ketentuan i n i menghendaki agar piutang BLUD yang mempunyai

kemungkinan t a k tertagih hendaknya dibuatkan penyisihan dalam

jumlah yang layak. U n t u k m e n e n t u k a n besarnya penyisihan pada tiap

akhir tahun pengelompokkan p i u t a n g m e n u r u t u m u m y a {aging schedule)

harus dibuat terlebih d a h u l u sebagai dasar perhitungan. Dasar yang


29

digunakan u n t u k menghitung penyisihan piutang BLUD adalah kualitas

piutang BLUD. Kualitas piutang BLUD dikelompokkan menjadi 4 (empat)

dengan klasifikasi sebagai berikut:

1. K u a l i t a s P i u t a n g Lancar

a. U m u r p i u t a n g s a m p a i d e n g a n s a t u t a h u n

Pasien atau penanggung jawab melakukan pelunasan dalam jangka

w a k t u sampai dengan satu t a h u n sejak penerbitan a t a u penetapan

surat pernyataan.

b. M a s i h d a l a m t e n g g a t w a k t u j a t u h tempo

Pasien atau penanggung jawab melakukan pelunasan sebelum

tanggal j a t u h tempo.

c. Pasien atau penanggung jawab kooperatif

Pasien atau penanggung jawab mudah untuk dihubungi dan

bersedia melakukan pembayaran sesuai dengan surat perjanjian

yang telah disetujui kedua belah pihak.

d. Pasien atau penanggung jawab tidak mengajukan keberatan

(SKTM)

Pasien atau penanggung jawab tidak melakukan pengajuan

keberatan atas piutang yang timbul atau mengajukan Surat

Keterangan Tidak Mampu.

2. K u a l i t a s P i u t a n g K u r a n g Lancar

a. U m u r p i u t a n g l e b i h d a r i s a t u t a h u n s a m p a i d e n g a n tiga t a h u n .

Pasien atau penanggung jawab melakukan pelunasan dalam jangka

waktu lebih dari satu tahun sampai dengan tiga tahun sejak

penerbitan atau penetapan surat pernyataan.

b. P a s i e n a t a u p e n a n g g u n g jawab kooperatif dalam jangka w a k t u satu

s a m p a i dengan tiga t a h u n .

Pasien atau penanggung jawab mudah untuk dihubungi dan


30

bersedia melakukan pembayaran sesuai dengan surat perjanjian

yang telah disetujui kedua belah pihak.

c. Pasien atau penanggung jawab mengajukan keberatan (SKTM)

Pasien atau penanggung jawab mengajukan keberatan atas piutang

yang timbul atau mengajukan Surat Keterangan Tidak Mampu.

3. K u a l i t a s P i u t a n g Diragukan

a. U m u r p i u t a n g l e b i h d a r i tiga t a h u n s a m p a i d e n g a n l i m a t a h u n .

Pasien atau penanggung jawab melakukan pelunasan dalam jangka

waktu lebih dari tiga tahun sampai dengan lima tahun sejak

penerbitan atau penetapan surat pernyataan.

b. P a s i e n a t a u p e n a n g g u n g jawab kurang kooperatif

Pasien atau penanggung jawab mudah untuk dihubungi namun

tidak bersedia melakukan pembayaran sesuai dengan surat

perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak atau melakukan

penundaan pembayaran dengan alasan yang tidak jelas.

c. Penanggung jawab (pasien/keluarga) tidak dapat melakukan

pelunasan sesuai dengan surat perjanjian karena mengalami

musibah (forcemajeure)

Contoh, penanggung jawab meninggal dunia.

4. K u a l i t a s P i u t a n g M a c e t

a. U m u r p i u t a n g l e b i h d a r i l i m a t a h u n

Pasien atau penanggung jawab melakukan pelunasan dalam jangka

w a k t u lebih dari l i m a t a h u n sejak penerbitan a t a u penetapan surat

pernyataan.

b. P a s i e n a t a u p e n a n g g u n g jawab tidak kooperatif

Pasien atau penanggung jawab sulit u n t u k dihubungi sehingga

tidak diperoleh kejelasan apakah pasien atau penanggung jawab

dapat melakukan pelunasan.


31

c. Pasien atau penanggung jawab tidak diketahui keberadaannya

Pasien atau penanggung jawab memberikan informasi alamat atau

contact person yang tidak valid sehingga tidak dapat diketahui

keberadaanya.

d. Pasien a t a u p e n a n g g u n g jawab meninggal dunia

Pasien atau penanggung jawab meninggal dunia sehingga tidak

dapat melakukan pelunasan.

Besarnya penyisihan piutang terkait piutang usaha B L U D pada tiap

akhir t a h u n ditentukan sebagai berikut:

Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas


Piutang Piutang Piutang Piutang
Lancar Kurang Diragukan Macet
Lancar

0 % 25 50 100 %
6s-

0s

Piutang B L U D dapat d i h a p u s k a n secara m u t l a k a t a u bersyarat dari

pembukuan BLUD. Penghapusan secara mutlak dilakukan dengan

menghapuskan h a k tagih. Sementara penghapusan bersyarat dilakukan

dengan menghapuskan piutang BLUD dari pembukuan BLUD tanpa

menghapuskan h a k tagih. Kriteria piutang yang dapat dihapuskan secara

m u t l a k adalah sebagai berikut:

• u m u r piutang diatas 5 (lima)tahun;

• penanggung utang tidak ditemukan;

• penanggung utang meninggal dunia; dan/atau

• penanggung utang mengalami musibah/kejadian luar biasa yang

ditetapkan pemerintah.

Piutang yang dapat dihapusbukukan adalah piutang yang sudah

dilakukan penyisihan kerugian piutang sebesar 1 0 0(seratus) persen.


32

Piutang tersebut dapat dihapus setelah mendapat persetujuan dari

pejabat yang berwenang yang nilainya ditetapkan secara berjenjang.

A d a p u n jenjang penghapusan piutang adalah sebagai berikut:

Nilai piutang y a n g d i h a p u s k a n Persetujuan

< R p 200.000.000,00 Pemimpin B L U D d a nwajib dilaporkan


kepada Bupati paling lambat 10
(sepuluh) hari kerja setelah surat
keputusan penghapusan diterbitkan

Rp 200.000.000,00 < x < Rp Pemimpin B L U D atas persetujuan dewan


500.000.000,00 pengawas dan wajib dilaporkan kepada
Bupati paling lambat 1 0 (sepuluh) hari
kerja setelah surat keputusan
penghapusan diterbitkan

Rp 500.000.000,00 < x < R p Bupati tanpa persetujuan Dewan


5.000.000.000,00 Perwakilan Rakyat Daerah

z R p 5.000.000.000,00 Bupati dengan persetujuan Dewan


Perwakilan Rakyat Daerah

Terhadap piutang yang telah d i h a p u s b u k u k a n m a s i h dicatat secara

extra comptable d a n tetap diusahakan penagihannya. Penyisihan piutang

tersebut d i atas dikecualikan b a g i tagihan kepada seluruh instansi

pemerintah atau badan lain yang m a s i h eksis lembaganya.

Dalam hal kejadian khusus, misalnya kejadian luar biasa yang

ditetapkan oleh pemerintah, m a k a tagihan-tagihan sudah dapat langsung

diusulkan penghapusannya walaupun belum memenuhi ketentuan

diatas. Penghapusan u n t u k piutang ini a k a n diatur lebih lanjut dengan

keputusan direktur. Jika terdapat pelunasan atas piutang-piutang yang

telah dihapuskan, pelunasan tersebut d i b u k u k a n sebagai Pendapatan

Lain-lain t a h u n berjalan.

3.1.3.5 Pengungkapan dan P e n y a j i a n

Piutang diungkapkan d a ndisajikan secara memadai. Informasi

mengenai a k u n piutang diungkapkan secara c u k u p dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan. Informasi dimaksud dapat berupa:


33

1. K e b i j a k a n akuntansi yang digunakan dalam penilaian, pengakuan

dan pengukuran piutang;

2. R i n c i a n jenis-jenis p i u t a n g :

a. Saldo m e n u r u t u m u r piutang. Hal ini bertujuan u n t u k mengetahui

tingkat kolektibilitasnya.

b. Saldo menurut risiko pembayaran. H a li n ibertujuan untuk

mengetahui tingkat risiko pembayaran yang dilakukan oleh

penjamin m a u p u n non-penjamin (umum).

3. P e n j e l a s a n a t a s p e n y e l e s a i a n piutang;

4. J a m i n a n a t a u sita j a m i n a n j i k a ada. K h u s u s u n t u k t u n t u t a n ganti

rugi/tuntutan perbendaharaan juga harus diungkapkan piutang yang

m a s i h dalam proses penyelesaian, baik melalui cara damai maupun

pengadilan.

Penghapusbukuan piutang harus diungkapkan secara cukup

dalam Catatan atas Laporan Keuangan agar lebih informatif. Informasi

yang perlu diungkapkan misalnya jenis piutang, n a m a debitur, nilai

piutang, nomor d a ntanggal keputusan penghapusan piutang, dasar

pertimbangan penghapusbukuan dan penjelasan lainnya yang dianggap

perlu.

3.1.4 Persediaan

3.1.4.1 Pengertian

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau

perlengkapan yang dimaksudkan u n t u k m e n d u k u n g kegiatan operasional

RSUD DR. Iskak, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual

dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan adalah barang yang dijual atau dipakai habis dalam satu

periode akuntansi.

Persediaan terdiri atas b a h a n habis pakai kantor, bahan obat-


34

obatan d a n alat kesehatan, alat listrik, alat kebersihan, b a h a n m a k a n a n ,

bahan laboratorium, barang cetakan d a n sebagainya. Persediaan

bahan/barang yang dimiliki d a n akan dipakai dalam pekerjaan

pembangunan fisik yang akan dikerjakan secara swakelola tidak

termasuk sebagai persediaan dalam kelompok aset lancar melainkan

digolongkan sebagai Aset Lainnya. Persediaan d a l a m kondisi r u s a k atau

usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan

atas Laporan Keuangan

3.1.4.2 Pengakuan

Persediaan d i a k u i (a) p a d a saat potensi manfaat ekonomi masa

depan diperoleh R S U D DR. Iskak d a n m e m p u n y a i nilai a t a u biaya yang

dapat diukur dengan andal, (b) pada saat diterima atau h a k

kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.

P e r s e d i a a n d i h i t u n g d e n g a n m e n g g u n a k a n m e t o d e F i r s t in First Out

(FIFO). Metode F I F O y a n g d i g u n a k a n adalah F I F O periodik. F I F O a r t i n y a

metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal

(pertama) masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga

persediaan a k h i r dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir

m a s u k (dibeli). S i s t e m p e n c a t a t a n p e r s e d i a a n p e r i o d i k a r t i n y a p a d a a k h i r

periode akuntansi harus melakukan pengecekan jumlah persediaan

secara fisik dengan cara mengukur d a nmenghitung berapa jumlah

barang yang ada digudang.

Pengakuan Beban Persediaan

Terdapat d u a pendekatan pengakuan beban persediaan, yaitu

pendekatan aset d a n pendekatan beban. R S U D DR. Iskak m e n g g u n a k a n

pendekatan beban. Dalam pendekatan beban, setiap pembelian

persediaan a k a n langsung dicatat sebagai beban persediaan.


35

Selisih Persediaan

Sering kali terjadi selisih persediaan antara catatan persediaan

menurut bendahara barang/pengurus barang atau catatan persediaan

m e n u r u t f u n g s i a k u n t a n s i d e n g a n h a s i l stock opname. Selisih persediaan

dapat disebabkan karena persediaan hilang, usang, kadaluarsa, atau

rusak. Selisih persediaan diperlakukan sebagai beban.

3.1.4.3 Pengukuran

Persediaan disajikan sebesar:

1. B i a y a p e r o l e h a n a p a b i l a d i p e r o l e h d e n g a n p e m b e l i a n . Biaya perolehan

persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya

penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan

pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, d a n lainnya yang

serupa mengurangi biaya perolehan.

2. Nilai wajar, apabila diperoleh d e n g a n cara l a i n n y a seperti donasi.

Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau

penyelesaian kewajiban antar pihak yang m e m a h a m i dan berkeinginan

m e l a k u k a n t r a n s a k s i w a j a r {arm length transaction).

3 . 1 . 4 . 4 Pengungkapan dan Penyajian

Persediaan disajikan sebagai bagian dari aset lancar. B e r i k u t i n i

adalah contoh penyajian persediaan dalam Neraca RSUD Dr.Iskak

Tulungagung.

R S U D Dr. I s k a k Tulungagung
NERACA
(sebagian)

(Dalam Rupiah)

No. Uraian 20X1 20X0


A S E T LANCAR

1 Persediaan XXX XXX

2 EKUITAS
36

Laporan Keuangan RSUD Dr. Iskak Tulungagung

mengungkapkan:

1. K e b i j a k a n a k u n t a n s i y a n g d i g u n a k a n d a l a m p e n g u k u r a n persediaan;

2. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan

yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau

perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang

disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, d a n

barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk

dijual atau diserahkan kepada masyarakat; dan

3. Jenis, j u m l a h , d a n nilai persediaan d a l a m k o n d i s i r u s a k a t a u usang.

3.2 K E B I J A K A N A K U N T A N S I A S E T NON L A N C A R

3 . 2 . 1 I n v e s t a s i J a n g k a Panjang

3.2.1.1 Pengertian

Investasi jangka panjang merupakan investasi yang

pencairannya memiliki jangka waktu lebih dari 12 bulan. Berikut

adalah istilah-istilahyang digunakan dalam kebijakan akuntansi ini:

Ekuitas a d a l a h kekayaan bersih pemerintah yang merupakan

selisih antara aset d a n kewajiban pemerintah.

Revaluasi a d a l a h p e n i l a i a n k e m b a l i

Metode biaya a d a l a h s u a t u m e t o d e a k u n t a n s i y a n g m e n c a t a t nilai

investasi berdasarkan harga perolehan.

3.2.1.2 Pengakuan

Suatu pengeluaran k a sa t a u a s e t d a p a t d i a k u i s e b a g a i investasi

apabila m e m e n u h i salah satu kriteria:

a. K e m u n g k i n a n manfaat ekonomik d a n manfaat sosial atau jasa

potensial di masa yang akan datang atas s u a t u investasi tersebut

dapat diperoleh pemerintah; /


37

b. N i l a i perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara

memadai (reliable).

Pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui

sebagai pengeluaran pembiayaan. Dalam menentukan apakah suatu

pengeluaran kas atau aset m e m e n u h i kriteria pengakuan investasi yang

pertama, entitas perlu mengkaji tingkat kepastian mengalirnya manfaat

ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan

datang berdasarkan bukti- bukti yang tersedia pada saat pengakuan

pertama kali. Yang dimaksud entitas adalah unit pemerintahan yang

terdiri dari satu a t a u lebih entitas a k u n t a n s i a t a u entitas pelaporan yang

menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib

menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

Eksistensi dari kepastian yang cukup bahwa manfaat ekonomi yang akan

datang atau jasa potensial yang akan diperoleh memerlukan suatu

jaminan bahwa suatu entitas akan memperoleh manfaat dari aset

tersebut dan akan menanggung risiko yang m u n g k i n timbul.

Kriteria pengakuan investasi sebagaimana dinyatakan pada poin

(b), b i a s a n y a dapat dipenuhi karena adanya transaksi pertukaran atau

pembelian yang didukung dengan bukti yang menyatakan/

mengidentifikasikan biaya perolehannya. Dalam h a ltertentu, suatu

investasi m u n g k i n diperoleh b u k a n berdasarkan biaya perolehannya atau

berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehan. Dalam kasus yang

demikian, penggunaan nilai estimasi yang layak dapat digunakan.

3.2.1.3 Pengukuran

U n t u k beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat

membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar

dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk

investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai
38

nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya. Adapun pengertiannya

adalah sebagai berikut:

a. N i l a i n o m i n a l a d a l a h n i l a i y a n g t e r t e r a d a l a m s u r a t b e r h a r g a seperti

nilai y a n g tertera d a l a m lembar s a h a m d a n obligasi.

b. N i l a i w a j a r a d a l a h n i l a i t u k a r a s e t a t a u p e n y e l e s a i a n k e w a j i b a n a n t a r

pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi

wajar.

Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi i t u

sendiri d i t a m b a h k o m i s i p e r a n t a r a j u a l beli, j a s a b a n k d a n biaya l a i n n y a

yang t i m b u l dalam rangka perolehan tersebut.

Metode P e n i l a i a n I n v e s t a s i

Penilaian investasi d i l a k u k a n dengan m e n g g u n a k a n metode biaya,

investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi

tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima d a n tidak

mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan h u k u m yang

terkait.

3.2.1.4 Pengungkapan

Pengungkapan investasi dalam Catatan atas Laporan

Keuangan sekurang-kurangnya m e n g u n g k a p k a n hal-hal sebagai berikut:

1. K e b i j a k a n a k u n t a n s i u n t u k p e n e n t u a n n i l a i i n v e s t a s i ;

2. J e n i s - j e n i s investasi, investasi p e r m a n e n d a n n o n p e r m a n e n ;

3.2.2 Kebijakan Akuntansi Aset Tetap

3.2.2.1 Pengertian

Aset tetap adalah aset berwujud yang m e m p u n y a i m a s a manfaat

lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk

digunakan, dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh

m a s y a r a k a t u m u m . B e r i k u t a d a l a h i s t i l a h - i s t i l a hy a n g d i g u n a k a n dalam

kebijakan a k u n t a n s iini:
39

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau

dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa m a s a lalu dan dari

m a n a manfaat e k o n o m i d a n / a t a u sosial di m a s a depan diharapkan dapat

diperoleh, baik oleh pemerintah m a u p u n masyarakat, serta dapat d i u k u r

dalam satuan uang, termasuk sumber daya n o n keuangan yang

diperlukan u n t u k penyediaan jasa bagi m a s y a r a k a t u m u m d a n sumber-

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

A s e t tetap a d a l a h a s e t b e r w u j u d y a n g m e m p u n y a i m a s a manfaat

lebih dari 12 (dua belas) b u l a n u n t u k digunakan, atau dimaksudkan

u n t u k digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh

masyarakat u m u m .

B i a v a perolehan a d a l a h j u m l a h k a s a t a u s e t a r a k a s y a n g telah

dan yang m a s i h wajib dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah

dan yang masih wajib diberikan u n t u k memperoleh s u a t u aset pada saat

perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut d a l a m kondisi

d a n tempat yang siap u n t u k dipergunakan.

Masa manfaat a d a l a h p e r i o d e s u a t u a s e t d i h a r a p k a n digunakan

u n t u k aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik; atau j u m l a h

produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk

aktivitas pemerintahan dan/atau pelayananpublik.

Nilai s i s a a d a l a h j u m l a h n e t o y a n g d i h a r a p k a n d a p a t diperoleh

pada akhir masa manfaat s u a t u aset setelah dikurangi taksiran biaya

pelepasan.

Nilai t e r c a t a t t c a r r u i n a a m o u n t ) aset adalah nilai b u k u aset,

yang dihitung dari biaya perolehan suatu aset setelah dikurangi

akumulasi penyusutan.

Nilai waiar a d a l a h n i l a i t u k a r a s e t a t a u p e n y e l e s a i a n kewajiban

antar pihak yang memahami d a n berkeinginan untuk melakukan


40

transaksi wajar.

Penyusutan a d a l a h a l o k a s i y a n g s i s t e m a t i s a t a s n i l a i s u a t u a s e t

t e t a p y a n g d a p a t d i s u s u t k a n (depreciable assets) selama masa manfaat

aset y a n g bersangkutan.

3.2.2.2 Pengakuan

Aset tetap yang diperoleh dari pembelian, pekerjaan konstruksi

dan atau donasi diakui d a l a m periode berjalan, yaitu pada saat aset

tersebut diterima d a nh a k kepemilikannya berpindah. Dalam kondisi

tertentu, aset tetap dapat d i a k u i sebagai aset R S U D Dr. Iskak m e s k i p u n

h a k kepemilikan secara formal b e l u m ada. Aset tetap tersebut u m u m n y a

diperoleh dengan menggunakan dana yang bersumber dari APBN

m a u p u n B a n t u a n L u a r Negeri. Secara de facto, fisik aset telah diterima

dan dimanfaatkan oleh R S U D Dr. Iskak, n a m u n berita acara pengalihan

status kepemilikan aset tersebut b e l u m diterima.

Pengecualian aset tetap i n isesuai dengan prinsip substansi

m e n g u n g g u l i b e n t u k f o r m a (substance over form) yang m e r u p a k a n salah

satu prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dalam P P No.71 tahun

2010 dan PSAP No. 13. M a k s u d dari pengertian tersebut adalah untuk

menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya

disajikan, m a k a transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan

disajikan sesuai dengan substansi d a n realitas ekonomi, b u k a n hanya

aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak

konsisten/ berbeda dengan aspek formalnya, m a k a hal tersebut harus

d i u n g k a p k a n dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

3.2.2.3 P e n g u k u r a n

a) A s e t tetap dinilai dengan menggunakan biaya perolehan. Apablia

penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak

memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar


41

pada saat perolehan;

b) T a n a h diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh tanah tersebut sampai dengan siap digunakan. Biaya i n i

meliputi: harga pembelian, biaya pembebasan tanah, biaya untuk

memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran, biaya

pengurugan, dan biaya lain-lain. Nilai tanah termasuk juga harga

pembelian b a n g u n a n t u a yang terletak pada t a n a h yang dibeli untuk

melaksanakan pembangunan sesuatu yang baru jika bangunan tua itu

dimaksudkan untuk dibongkar;

c) G e d u n g diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh atau membangun gedung dan bangunan sampai dengan

siap untuk dipakai. Biaya ini meliputi: harga pembelian, biaya

pengurusan 1MB, biaya notaris, pajak, dan lain-lain. Biaya k o n s t r u k s i

yang dicakup oleh suatu kontrak konstruksi akan meliputi harga

kontrak ditambah dengan biaya tak langsung lainnya;

d) A s e t t e t a p y a n g d i b a n g u n s e n d i r i d i c a t a t s e b e s a r s e l u r u h n i l a i bahan

atau peralatan yang digunakan, biaya pengerjaan, serta biaya-biaya

u m u m lainnya yang terkait dengan p e m b a n g u n a n aset tetap tersebut;

e) A s e t t e t a p b e r u p a m e s i n , p e r a l a t a n , d a n a s e t b e r w u j u d l a i n n y a , y a n g

tidak berfungsi (tidak produktif), yaitu:

• r u s a k dan tidak berfungsi;

• tidak r u s a k n a m u n tidak berfungsi;

• tidak rusak n a m u n belum berfungsi; dan

• aset tetap yang s u d a h tidak dapat ditelusuri fisiknya.

harus disajikan terpisah ke dalam kelompok Aset Lain-Lain sub

kelompok Aset Non Produktif sebesar nilai b u k u n y a .

f) P e n g e l u a r a n u n t u k s u a t u a s e t t e t a p d e n g a n maksud:

• m e n a m b a h nilai ekonomis;
42

• m e n a m b a h kapasitas; dan

• menambah masa manfaat.

harus ditambahkan pada j u m l a h tercatat aset yang bersangkutan.

Sedangkan pengeluatan untuk suatu aset tetap dengan maksud

mengembalikan fungsinya pada kapasitas d a nm a s a manfaat yang

seharusnya d i a k u i sebagai beban saat terjadinya.

g) A s e t t e t a p dalam penyelesaian harus dilaporkan terpisah dari aset

tetap d a n belum dapat disusutkan sampai aset tetap tersebut

dinyatakan selesai.

h) B e l a n j a p e r a l a t a n d a n m e s i n y a n g m e m p u n y a i m a n f a a t e k o n o m i lebih

dari 12 bulan dengan nilai satuan barang dibawah nilai kapitalisasi

tetap dicatat sebagai aset dan t e r m a s u k d a l a m barang extra comptable,

sehingga tidak dicatat di dalam neraca tetapi diungkapkan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

i) A s e t t e t a p y a n g d i p e r o l e h d a r i h i b a h t i d a k t e r i k a t d i u k u r b e r d a s a r k a n

nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya dengan mengkredit

akun "Pendapatan Hibah".

j) N i l a i s a t u a n m i n i m u m k a p i t a l i s a s i a d a l a h p e n g e l u a r a n penambahan

nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi, dan

restorasi. C o n t o h nilai s a t u a n m i n i m u m kapitalisasi aset tetap untuk

per satuan peralatan d a nm e s i n sama dengan atau lebih dari R p

1.000.000,00 (satu juta rupiah).

k) T a b e l n i l a i k a p i t a l i s a s i aset t e t a p a d a l a h s e b a g a i b e r i k u t :

Uraian Jumlah
M i n i m u m (Rp)
Peralatan d a n mesin, terdiri atas:
Alat-alat berat 10.000.000
Alat-alat angkutan 10.000.000
Alat-alat bengkel dan alat u k u r 5.000.000
Alat-alat pertanian dan peternakan 1.000.000
Alat-alat k a n t o r d a n r u m a h tangga, terdiri
atas:
43

Alat-alat kantor 1.000.000


Alat-alat r u m a h tangga 1.000.000
Alat studio dan alat komunikasi 1.000.000
Alat-alat kedokteran 1.000.000
Alat-alat laboratorium 1.000.000
Alat keamanan 1.000.000
G e d u n g d a n B a n g u n a n , terdiri atas:
Bangunan gedung 20.000.000

1) P e m e l i h a r a a n j a l a n y a n g t e r m a s u k d a l a m k a t e g o r i r u s a k r i n g a n akan

dibebankan sebagai belanja barang d a n jasa. Pemeliharaan jalan jenis

ini tidak dikapitalisasi.

m) Penambahan masa manfaat aset tetap karena adanya perbaikan

terhadap aset tetap y a n g biayanya m a s u k dalam kategori dikapitalisasi

adalah sebagai berikut:

Penambahan
Uraian
Masa Manfaat
(Tahun)
Peralatan d a n mesin, terdiri atas:
Alat-alat berat 3
Alat-alat angkutan 2
Alat-alat bengkel dan alat u k u r 2
Alat-alat pertanian dan peternakan 2
Alat-alat kantor dan r u m a h tangga, terdiri
atas:
Alat-alat kantor 2
Alat-alat r u m a h tangga 2
Alat studio dan alat komunikasi 2
Alat-alat kedokteran 2
Alat-alat laboratorium 2
Alat keamanan 2
G e d u n g d a n B a n g u n a n , terdiri atas:
Bangunan gedung 5
J a l a n , Irigasi, d a n Jaringan, terdiri atas:
Jalan dan jembatan 3
Irigasi 3
Jaringan 3

3.2.2.4 Penyusutan

Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset

t e t a p y a n g d a p a t d i s u s u t k a n (depreciable assets) selama masa manfaat


44

aset y a n g bersangkutan. Nilai p e n y u s u t a n u n t u k masing- m a s i n g periode

diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan

beban penyusutan dalam laporan operasional. Untuk memudahkan

perhitungan, m a k a nilai residu yang digunakan adalah sebesar 0 (nol).

Tetapi, apabila u m u r ekonomis s u d a h habis, d a n aset tersebut masih

digunakan maka dalam penyajiannya digunakan angka 1 hingga aset

tersebut dilepas. Aset y a n g b e r s a n g k u t a n h a r u s dijelaskan keberadaan

d a n pemanfaatannya d a l a m Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) pada

t a h u n pelaporan tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar jika dikemudian

hari ada pengeluaran terkait pemanfaatan aset yang s u d a h habis umur

ekonomisnya, pengeluaran i t u tetap bisa dianggap wajar d a n beralasan.

Metode penyusutan yang d i g u n a k a n adalah metode garis lurus

dengan estimasi umur ekonomis. Rumus yang digunakan dalam

perhitungan beban p e n y u s u t a n dengan m e n g g u n a k a n metode garis l u r u s

adalah sebagai beikut:

( h a r g a p e r o l e h a n — nilai residu
b e b a n penyusutan p e r tahun =
estimasi umur ekonomis

Atau jika dirumuskan dengan menggunakan tarif penyusutan,

m a k a perhitungan tarifnya adalah sebagai berikut:

100%
tarif p e n y u s u t a n per tahun = ;
estimasi umur manfaat

beban penyusutan

= tarif p e n y u s u t a n X ( h a r g a p e r o l e h a n — nilai residu)

Untuk menentukan umur ekonomis aset tetap yang akan

disusutkan bisa menggunakan dasar acuan dari Permendagri Nomor 64

t a h u n 2013 sebagai berikut:


45

T a b e l Masa Manfaat Aset T e t a p

Masa
Kodefikasi Uraian Manfaat
(tahun)
1 3

1 3 2 Peralatan dan Mesin

01 Alat-Alat Besar Darat 10

02 Alat-Alat Besar Apung 8

03 Alat-Alat Bantu 7

04 Alat Angkutan Darat Bermotor 7

05 Alat Angkutan Berat Bermotor 2

06 Alat Angkut Apung Bermotor 10

07 Alat Angkut Apung Tak Bermotor 3

08 Alat Angkut Bermotor Udara 20

09 Alat Bengkel Bermesin 10

10 Alat Bengkel Bermesin 5

11 Alat U k u r 5

12 Alat Pengolahan Pertanian 4

13 Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat 4


Penyimpan Pertanian

14 Alat Kantor 5

15 Alat R u m a h Tangga 5

16 Peralatan Komputer 4

17 Meja dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 5

18 Alat Studio 5

19 Alat Komunikasi 5

20 Peralatan Pemancar 10

21 Alat Kedokteran 5

22 Alat Kesehatan 5
46

P e n a m b a h a n Masa
Uraian
Manfaat (tahun)
Peralatan d a n mesin, terdiri atas:
Alat-alat berat 3
Alat-alat angkutan 2
Alat-alat bengkel dan alat u k u r 2
Alat-alat pertanian dan peternakan 2
Alat-alat k a n t o r d a n r u m a h tangga, terdiri
atas:
Alat-alat kantor 2
Alat-alat r u m a h tangga 2
Alat studio dan alat komunikasi 2
Alat-alat kedokteran 2
Alat-alat laboratorium 2
Alat keamanan 2
Gedung d a n B a n g u n a n , terdiri atas:
Bangunan gedung 5
J a l a n , Irigasi, d a n Jaringan, terdiri atas:
Jalan dan jembatan 3
Irigasi 3
Jaringan 3

3.2.2.5 Penghentian d a n Pelepasan

S u a t u aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau

bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak a d a

manfaat ekonomi masa yang akan datang. Aset tetap yang secara

permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Aset tetap yang

dihentikan dari penggunaan aktif RSUD D r .Iskak tidak memenuhi

definisi aset tetap dan harus dipindahkan k e p o saset lainnya sesuai

dengan nilai tercatatnya.

3.2.2.6 Penyajian d a n Pengungkapan

Aset Tetap disajikan dalam neraca. Hal-hal yang h a r u s dinyatakan

dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. D a s a r penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat

(carrying amount);
47

b. R e k o n s i l i a s i jumlah tercatat pada awal d a nakhir periode yang

menunjukkan:

(1) penambahan;

(2) pelepasan;

(3) a k u m u l a s i p e n y u s u t a n d a n p e r u b a h a n nilai, j i k a ada; dan

(4) m u t a s i aset tetap lainnya.

c. I n f o r m a s i p e n y u s u t a n , m e l i p u t i :

Nilai penyusutan;

(1) m e t o d e p e n y u s u t a n y a n g digunakan;

(2) m a s a m a n f a a t a t a u t a r i f p e n y u s u t a n y a n g d i g u n a k a n ; dan

A (3) n i l a i tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan

akhir periode;

Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:

a. e k s i s t e n s i d a n b a t a s a n h a k m i l i k a t a s aset t e t a p ;

b. k e b i j a k a n akuntansi u n t u k kapitalisasi yang berkaitan dengan aset

tetap;

c. j u m l a h p e n g e l u a r a n p a d a p o s a s e t t e t a p d a l a m k o n s t r u k s i ; d a n

d. j u m l a h k o m i t m e n u n t u k a k u i s i s i aset tetap.

3.3 K E B I J A K A N A K U N T A N S I DANA CADANGAN

3.3.1 Pengertian

Mengacu p a d a P S A P 0 1 Paragraf 8, d a n a c a d a n g a n merupakan dana

yang disisihkan u n t u k menampung kebutuhan yang memerlukan dana

relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu t a h u n anggaran.

Dana cadangan dirinci menurut tujuan pembentukannya.

Pembentukan dana cadangan ini harus didasarkan perencanaan yang

matang, sehingga jelas tujuan d a n pengalokasiannya. Untuk

pembentukan dana cadangan harus ditetapkan dalam peraturanyang

didalamnya mencakup:
51

BAB IV

K E B I J A K A N AKUNTANSI KEWAJIBAN

4.1 Pengertian

Peraturan Pemerintah Nomor 7 1Tahun 2010 Lampiran I PSAP

Nomor 0 9tentang Kewajiban menjelaskan bahwa kewajiban adalah utang

yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya

mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi RSUD D r . Iskak.

Kewajiban R S U D Dr. Iskak Tulungagung dapat m u n c u l akibat melakukan

p i n j a m a n kepada pihak ketiga, perikatan dengan pegawai yang bekerja

pada RSUD D r .Iskak Tulungagung, kewajiban kepada masyarakat,

alokasi/realokasi pendapatan k eentitas lainnya, atau kewajiban kepada

pemberi jasa. Kewajiban bersifat mengikat d a n dapat d i p a k s a k a n secara

hukum sebagai konsekuensi atas kontrak atau peraturan perundang-

undangan. Selain penjelasan d i atas, berikut adalah istilah-istilah yang

digunakan dalam kebijakan akuntansi ini:

A m o r t i s a s i utang a d a l a h a l o k a s i s i s t e m a t i s dari premium atau

diskonto selama u m u r utang pemerintah.

Aset Tertentu yang memenuhi syarat (Qualifying Asset),

selanjutnya disebut Aset Tertentu adalah aset yang m e m b u t u h k a n w a k t u

yang cukup lama agar siap untuk dipergunakan atau dijual sesuai

dengan tujuannya.

Biaya Pinjaman a d a l a h bunga d a n biaya lainnya yang harus

ditanggung oleh RSUD D r . Iskak Tulungagung sehubungan dengan

peminjaman dana.

Debitur a d a l a h p i h a k y a n g m e n e r i m a u t a n g d a r i k r e d i t u r .

E n t i t a s pelaporan a d a l a h unit pemerintahan yang terdiri dari

satu atau lebih entitas a k u n t a n s i atau entitas pelaporan yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan


52

pertanggungjawaban berupa laporankeuangan.

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

R S U D Dr. Iskak Tulungagung. Kewajiban R S U D Dr. Iskak Tulungagung

dapat muncul akibat melakukan pinjaman kepada pihak ketiga,

perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintahan, kewajiban

kepada masyarakat, alokasi/realokasi pendapatan k e entitas lainnya,

atau kewajiban kepada pemberi jasa. Kewajiban bersifat mengikat dan

dapat dipaksakan secara h u k u m sebagai konsekuensi atas k o n t r a k atau

peraturan perundang-undangan.

Kreditur a d a l a h p i h a k y a n g m e m b e r i k a n u t a n g k e p a d a d e b i t u r .

Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu d a n

j u m l a h n y a b e l u m pasti.

Kewafiban kontinfensi a d a l a h k e w a j i b a n p o t e n s i a l y a n g timbul

dari peristiwa masa lalu d a n keberadaannya menjadi pasti dengan

terjadinya atau tidak terjadinya suatu peristiwa atau lebih pada masa

datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali suatu entitas; atau

kewajiban kini yang timbul sebagai akibat m a s a lalu, tetapi tidak diakui

k a r e n a : t i d a k t e r d a p a t k e m u n g k i n a n b e s a r (not probable) bahwa suatu

entitas mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi

untuk menyelesaikan kewajibannya; atau j u m l a h kewajiban tersebut

tidak dapat d i u k u r secara andal.

P e r h i t u n g a n F i h a k Ketiga, selanjutnya disebut PFK,

merupakan utang R S U D Dr. Iskak Tulungagung kepada pihak lain yang

disebabkan k e d u d u k a n R S U D Dr. Iskak Tulungagung sebagai pemotong

pajak a t a u p u n g u t a n lainnya, seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

P e r t a m b a h a n Nilai (PPN), i u r a n Askes, Taspen, d a n T a p e r u m .

R e s t r u k t u r i s a s i Utang a d a l a h k e s e p a k a t a n antara kreditur dan


53

debitur u n t u k memodifikasi syarat-syarat perjanjian utang dengan atau

tanpa pengurangan j u m l a h utang.

Tunggakan adalah jumlah kewajiban terutang karena

ketidakmampuan entitas membayar pokok utang dan/atau bunganya

sesuai jadwal.

4.2 Klasifikasi

Kewajiban dikategorisasikan berdasarkan waktu jatuh tempo

penyelesaiannya, yaitu kewajiban jangka pendek d a nk e w a j i b a n jangka

panjang. Pos-pos kewajiban m e n u r u t PSAP Berbasis Akrual Nomor 0 9

tentang kewajiban antaralain:

a. K e w a j i b a n J a n g k a Pendek

S u a t u kewajiban diklasifikasikan u t a n g lancar, jika: diperkirakan

a k a n diselesaikan dalam jangka w a k t u siklus n o r m a l operasi R S U D D r .

Iskak Tulungagung; atau jatuh tempo dalam jangka w a k t u d u a belas

bulan dari tanggal neraca Kewajiban Jangka Pendek antara lain bagian

lancar utang jangka panjang, utang kepada pegawai, utang bunga, utang

jangka pendek kepada p i h a k ketiga, utang Perhitungan Fihak Ketiga

(PFK), d a n bagian lancar u t a n g j a n g k a panjang.

b. K e w a j i b a n J a n g k a Panjang

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan

dibayar dalam w a k t u lebih dari 1 2 b u l a n setelah tanggal pelaporan.

Selain itu, kewajiban yang a k a n dibayar dalam w a k t u 1 2 bulan dapat

diklasifikasikan sebagai kewajiban j a n g k a panjang jika:

1. j a n g k a w a k t u a s l i n y a a d a l a h u n t u k p e r i o d e l e b i h d a r i 1 2 b u l a n ;

2. entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban

tersebut atas dasar jangkapanjang; dan

3. m a k s u d tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian pendaan

kembali (refinancing), atau adanya penjadwalan kembali terhadap


54

pembayaran, yang diselesaikan sebelum pelaporan keuangan

disetujui.

4.3 Pengakuan

Kewajiban diakui pada saat kewajiban untuk mengeluarkan

sumber daya ekonomi d imasa depan timbul. Kewajiban tersebut dapat

timbul dari:

1 . T r a n s a k s i d e n g a n P e r t u k a r a n (exchange transactions)

Dalam transaksi dengan pertukaran, kewajiban diakui ketika

pemerintah daerah m e n e r i m a barang a t a u jasa sebagai ganti janji untuk

m e m b e r i k a n u a n g a t a u s u m b e r d a y a l a i n d im a s a d e p a n , m i s a l u t a n g atas

belanja ATK.

2 . T r a n s a k s i t a n p a P e r t u k a r a n (non-exchange transactions)

Dalam transaksi tanpa pertukaran, kewajiban diakui ketika

pemerintah daerah berkewajiban memberikan uang atau sumber daya

lain kepada pihak lain d i m a s a depan secara cuma-cuma, missal h i b a h

atau transfer pendapatan yang telah dianggarkan.

3. K e j a d i a n yang Berkaitan dengan Pemerintah (government-related

events) R S U D Dr. Iskak

Dalam kejadian yang berkaitan dengan R S U D Dr. Iskak, kewajiban

diakui ketika RSUD D r .Iskak berkewajiban mengeluarkan sejumlah

sumber daya ekonomi sebagai akibat adanya interaksi R S U D Dr. Iskak

dan lingkungannya, misal ganti rugi atas kerusakan pada kepemilikan

pribadi yang disebabkan aktivitas R S U D Dr. Iskak Tulungagung.

4. K e j a d i a n yang Diakui Pemerintah (government-acknowledge events)

R S U D Dr.Iskak.

Dalam kejadian yang diakui RSUD D r . Iskak Tulungagung,

kewajiban diakui ketika RSUD D r .Iskak Tulungagung memutuskan

untuk merespon suatu kejadian yang tidak a d a kaitannya dengan


55

kegiatan RSUD Dr. Iskak Tulungagung yang kemudian menimbulkan

konsekuensi keuangan bagi R S U D Dr. Iskak Tulungagung, misal RSUD

Dr. Iskak Tulungagung memutuskan untuk menanggulangi kerusakan

akibat bencana alam di masa depan.

Kewajiban d i a k u i p a d a saat:

a) D a n a pinjaman diterima oleh pemerintah; atau

b) D a n a pinjaman dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan

kesepakatan pemerintah daerah; atau

c) Pada saat kewajiban timbul.

4.4 Pengukuran

Kewajiban dicatat sebesar nilai n o m i n a l yang m e n c e r m i n k a n nilai

kewajiban R S U D Dr. Iskak Tulungagung pada saat pertama kali transaksi

berlangsung. Pengukuran kewajiban atau utang jangka pendek R S U D Dr.

Iskak Tulungagung berbeda-beda berdasarkan jenis investasinya. Berikut

ini a k a n dijabarkan bagaimana pengukuran kewajiban untuk masing-

masing jenis kewajiban jangka pendek.

1. P e n g u k u r a n U t a n g k e p a d a P i h a k Ketiga

Utang Kepada Pihak Ketiga terjadi ketika RSUD Dr. Iskak

Tulungagung menerima h a k atas barang atau jasa, m a k a pada saat i t u

RSUD Dr. Iskak Tulungagung mengakui kewajiban atas j u m l a h yang

b e l u m dibayarkan u n t u k memperoleh barang atau jasa tersebut. Contoh:

Bila kontraktor membangun fasilitas atau peralatan sesuai dengan

spesifikasi yang ada pada kontrak perjanjian dengan R S U D Dr. Iskak

Tulungagung, jumlah yang dicatat harus berdasarkan realisasi fisik

kemajuan pekerjaan sesuai dengan berita acara kemajuan pekerjaan.

2. P e n g u k u r a n U t a n g Transfer

Utang transfer adalah kewajiban suatu entitas pelaporan untuk

melakukan pembayaran kepada entitas lain sebagai akibat ketentuan


56

perundang-undangan. Utang transfer diakui dan dinilai sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

3. P e n g u k u r a n U t a n g B u n g a

Utang bunga dicatat sebesar nilai bunga yang telah terjadi dan

b e l u m dibayar d a n d i a k u i pada setiap a k h i r periode pelaporan sebagai

bagian dari kewajiban yang berkaitan.

4. P e n g u k u r a n U t a n g P e r h i t u n g a n F i h a k K e t i g a (PFK)

Utang PFK dicatat sebesar saldo pungutan/potongan yang belum

disetorkan kepada p i h a k lain di a k h i r periode.

5. P e n g u k u r a n B a g i a n L a n c a r U t a n g J a n g k a Panjang

Bagian lancar utang jangka panjang dicatat sejumlah yang akan

j a t u h t e m p o d a l a m w a k t u 12 b u l a n setelah tanggal pelaporan.

6. P e n g u k u r a n K e w a j i b a n L a n c a r L a i n n y a

Pengukuran kewajiban lancar lainnya disesuaikan dengan

karakteristik masing-masing pos tersebut. Contoh: biaya yang masih

harus dibayar pada saat laporan keuangan disusun. Contoh lainnya

adalah penerimaan pembayaran di m u k a atas penyerahan barang atau

jasa oleh R S U D Dr. Iskak Tulungagung kepada pihak lain.

Kewajiban atau utang jangka panjang RSUD Dr. Iskak

Tulungagung juga diukur berdasarkan karakteristiknya. Terdapat dua

karakteristik utang jangka panjang R S U D Dr. Iskak Tulungagung, yaitu:

1. U t a n g y a n g t i d a k d i p e r j u a l b e l i k a n

Utang yang tidak diperjualbelikan memiliki nilai n o m i n a l sebesar

pokok utang dan bunga sebagaimana yang tertera dalam kontrak

perjanjian dan belum diselesaikan pada tanggal pelaporan, misal

pinjaman dari World Bank.

2. U t a n g y a n g d i p e r j u a l b e l i k a n

Utang yang diperjualbelikan pada u m u m n y a berbentuk sekuritas


57

utang pemerintah. Sekuritas utang pemerintah dinilai sebesar nilai pari

(original face value) dengan memperhitungkan diskonto atau premium

yang belum diamortisasi. Jika sekuritas utang pemerintah dijual tanpa

sebesar nilai pari, m a k a dinilai sebesar nilai parinya. Jika sekuritas

utang pemerintah dijual dengan harga diskonto, maka nilainya akan

bertambah selama periode penjualan hingga j a t u h tempo. Sementara itu,

jika sekuritas dijual dengan harga premium, maka nilainya akan

berkurang selama periode penjualan hingga j a t u h tempo.

4.5 Pengungkapan

Dalam pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan

terkait dengan kewajiban, harus diungkapkan pula hal-hal sebagai

berikut:

1. J u m l a h saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang

diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman;

2. J u m l a h saldo k e w a j i b a n berupa utang pemerintah berdasarkan jenis

sekuritas utang pemerintah dan jatuh temponya.

3. B u n g a pinjaman yang terutang pada periode berjalan d a n tingkat

bunga yang berlaku;

4. K o n s e k u e n s i dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh

tempo;

5. P e r j a n j i a n r e s t r u k t u r i s a s i u t a n g m e l i p u t i :

• Pengurangan pinjaman;

• Modifikasi persyaratan utang;

• Pengurangan tingkat bunga pinjaman;

• Pengunduran jatuh tempo pinjaman;

• Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman; dan

• Pengurangan j u m l a h bunga terutang sampai dengan periode

pelaporan;
58

6. J u m l a h tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar

u m u r utang berdasarkan kreditur;

7. B i a y a pinjaman:

• perlakuan biaya pinjaman;

• jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang

bersangkutan; dan

• tingkat kapitalisasi yang dipergunakan.


59

BAB V

K E B I J A K A N AKUNTANSI E K U I T A S

5.1 Pengertian

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan

selisih antara aset d a n kewajiban pemerintah pada tanggal laporan.

Saldo Ekuitas berasal dari Ekuitas awal ditambah (dikurang) oleh

Surplus/Defisit L O d a n perubahan lainnya seperti koreksi nilai

persediaan, selisih evaluasi Aset Tetap, d a n lain-lain.

Selain ekuitas, dalam bagian ekuitas dalam pelaporan sektor

publik juga terdapata Ekuitas SAL dan Ekuitas u n t u k Dikonsolidasikan.

Ekuitas SAL digunakan untuk mencatat a k u n perantara dalam rangka

penyusunan Laporan Realisasi Anggaran d a nLaporan Perubahan S A L

mencakup antara lain Estimasi Pendapatan, Estimasi Penerimaan

Pembiayaan, Apropriasi Belanja, Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan, dan

Estimasi P e r u b a h a n SAL, Surplus/Defisit -LRA.

5.2 P e n g u k u r a n

Ekuitas d i u k u r dengan nilai n o m i n a l m a t a u a n g rupiah.

5.3 Pengungkapan

Informasi mengenai ekuitas yang harus diungkapkan dalam

Catatan Atas Laporan Keuangan antara lain menyangkut j u m l a h , asal

hibah tidak terikat dan lain-lain.


60

BAB V I
K E B I J A K A N AKUNTANSI HIBAH T E R I K A T

6.1 Pengertian

Hibah adalah pemberian (secara sukarela) dengan mengalihkan

h a k atas sesuatu kepada orang a t a u lembaga lain, pihak pemberi tidak

mengharapkan imbal jasa atas transaksi tersebut. Biasanya transaksi

diperkuat dengan suatu akta notaris, pemerintah daerah setempat, saksi-

saksi dan sebagainya. Hibah bisa berbentuk devisa, rupiah maupun

barang dan atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan.

Hibah yang diberikan kepada Daerah bersumber dari:

a. D a l a m n e g e r i , s e p e r t i p e m e r i n t a h p u s a t , p e m e r i n t a h d a e r a h lainnya,

badan/lembaga/organisasi swasta d a l a m negeri, d a n / a t a u kelompok

masyarakat / perorangan.

b. L u a r n e g e r i , s e p e r t i p e m e r i n t a h n e g a r a asing, badan/lembaga asing,

badan/lembaga internasional secara bilateral, multilaterala t a u m e l a l u i

lembaga donorlainnya.

Hibah dapat dikelompokkan k e dalam Hibah Tidak Terikat dan

H i b a h Terikat. H i b a h terikat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

a . P e m b i a y a a n o p e r a s i o n a l t e r t e n t u (Specific Purpose Fund)

Misalnya khusus menanggulangi penyakit HIV/AIDS. Hibah jenis ini

dicatat pada Neraca D a n a Hibah Terikat sampai dengan pembiayaan

operasional tertentu tersebut dilaksanakan, misalnya terdapat pasien

HIV/AIDS, maka penggantian pembiayaan tersebut dicatat sebagai

"Pendapatan Operasional Lainnya".

b . I n v e s t a s i K e u a n g a n (Endowment Fund)

Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat/badan lain dengan

t u j u a n u n t u k i n v e s t a s i k e u a n g a n (endowment) dicatat d iNeraca Dana

Hibah Terikat, misalnya pendonor menyerahkan dana u n t u k membuka


61

deposito yang tidak boleh dicairkan.

Apabila penghasilan dari investasi keuangan tersebut (dalam contoh

diatas, bunga deposito), sifatnya tidak terikat m a k a dicatat sebagai

"Pendapatan Non Operasional".

Apabila penghasilan dari investasi keuangan tersebut sifatnya terikat,

m a k a atas penghasilan tersebut dipindahkan k eHibah Terikat dengan

tujuan untuk pembiayaan operasional tertentu atau k e Hibah Terikat

dengan tujuan pemerolehan aset tetap, tergantung dari tujuan

pemberian hibah.

c . P e r o l e h a n A s e t T e t a p (Plant Replacement dan Expantion Fund)

Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat/badan lain dengan

tujuan perolehan aset tetap, perolehan dana dimaksud dicatat pada

Neraca D a n a H i b a h Terikat. Apabila aset tetap telah diperoleh, maka

d a l a m Neraca, E k u i t a s D a n a a k a n didebet aset tetap d a n mengkredit

D a n a H i b a h sebesar nilai aset tetap y a n g telah diperoleh. Sedang d a l a m

Neraca, D a n a H i b a h Terikat a k a n berkurang saldo dananya.

6.2 P e n g a k u a n

a. H i b a h d i a k u i p a d a saat telah diterimanya Naskah Perjanjian Hibah

Daerah (NPHD) d a n Hibah dari luar negeri diakui pada saat

diterimanya Naskah Perjanjian Penerusan Hibah (NPPH), yaitu n a s k a h

p e r j a n j i a n p e n e r u s a n h i b a h l u a r n e g e r i a n t a r a P e m e r i n t a h c.q. Menteri

Keuangan atau kuasanya dengan Pemerintah Daerah.

b. B e r d a s a r Peraturan Menteri Dalam Negeri N o 13/2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah diuraikan bahwa hibah

m e r u p a k a n b a g i a n d a r i p o sL a i n - L a i n P e n d a p a t a n Yang Sah dengan

sub pos Pendapatan Hibah.

c. H i b a h b e r w u j u d b a r a n g / a s e t t e t a p d i a k u i d e n g a n berita acara serah

terima (BAP), d a n d i l a k u k a n pencatatan dengan j u r n a l u m u m .


62

d. H i b a h t e r i k a t y a n g diperoleh dari masyarakat/ badan lain dengan

tujuan untuk pembiayaan operasional tertentu dicatat sebagai

pendapatan RS, d a n dicatat dalam neraca sesuai m u t a s i pada saat

pembiayaan operasional tertentutersebut dilaksanakan.

e. H i b a h t e r i k a t y a n g diperoleh dari masyarakat/ badan lain dengan

tujuan untuk investasi keuangan (endowment) dicatat sebagai Sub

Hibah Terikat Permanen.

6.3 Pengukuran

Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah

berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima atau yang a k a n diterima

dan nilai sekarang kas yang dikeluarkan atau yang a k a n dikeluarkan.

Sedangkan transaksi pembiayaan dalam mata uang asing harus

dibukukan dalam m a t a uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah

B a n k Indonesia) pada tanggal transaksi.

6.4 Pengungkapan

Hibah diklasifikasikan m e n u r u t jenis dan sumber dananya, baik

itu dari dalam negeri atau luar negeri. Akan lebih andal apabila

disertakan aspek legalitas b e r u p a berita acara serah t e r i m a dari pemberi

hibah dengan penerima hibah sebesar nilai aset tetap yang telah

diperoleh.
63

BAB V I I

K E B I J A K A N A K T I V I T A S PENDANAAN

7.1 P e n g a k u a n

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan, baik penerimaan

m a u p u n pengeluaran, yang perlu dibayar atau a k a n diterima kembali,

yang dimaksudkan untuk menutup defisit d a natau memanfaatkan

surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman

atau hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan

untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman

kepada entitas lain, dan penyertaan modal.

Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran adalah selisih

lebih/kurang antara realisasi penerimaan d a n pengeluaran selama satu

periode pelaporan. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima

kas. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan kas.

7.2 P e n g u k u r a n

1) P e n g u k u r a n p e m b i a y a a n m e n g g u n a k a n m a t a u a n g r u p i a h b e r d a s a r k a n

nilai sekarang kas.

2) P e m b i a y a a n y a n g d i u k u r d e n g a n m a t a u a n g a s i n g d i k o n v e r s i k e m a t a

uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia)

pada tanggal pengakuan pembiayaan.


64

BAB V I I I

K E B I J A K A N AKUNTANSI PENDAPATAN

8.1 Klasifikasi

Klasifikasi m e n u r u t sumber pendapatan u n t u k pemerintah daerah

dikelompokkan m e n u r u t asal dan jenis pendapatan, yaitu:

a. p e n d a p a t a n a s l i d a e r a h ;

b. p e n d a p a t a n t r a n s f e r ; d a n
c. l a i n - l a i n p e n d a p a t a n y a n g s a h .
Jenis-jenis pendapatan dapat dilihat lebih rinci dalam tabel berikut:

Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah


Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang S a h
Pendapatan Dana Bagi Hasil/ D A U / DAK/
Perimbangan/ Pendapatan Transfer
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat
Pendapatan Transfer
Pemerintah Lainnya
Pendapatan Transfer
Pemerintah Daerah Lainnya
Lain-lain Pendapatan Daerah Bantuan Keuangan
yang Sah
Pendapatan Hibah
Dana Darurat
Pendapatan Lainnya

Pendapatan BLUD i n i termasuk dalam kategori Lain-Lain

Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Pendapatan BLUD i n iberisikan

pendapatan yang diterima dari kegiatan operasional BLUD. U n t u k R u m a h

S a k i t dr. I s k a k T u l u n g a g u n g , P e n d a p a t a n B L U D i n i b e r s u m b e r dari:

a. P e n d a p a t a n d a r i a l o k a s i A P B N / A P B D ;

b. P e n d a p a t a n l a y a n a n y a n g b e r s u m b e r d a r i m a s y a r a k a t ;

c. Pendapatan hasil kerja sama;

d. P e n d a p a t a n yang berasal dari hibah dalam bentuk

kas/barang/jasa; dan

e. Pendapatan B L U D lainnya.
65

8.2 P e n g a k u a n

P e n d a p a t a n L Od i a k u i p a d a saat:
a. T i m b u l n y a h a k a t a s p e n d a p a t a n , k r i t e r i a ini dikenal juga dengan

earned;

b. P e n d a p a t a n direalisasi, yaitu adanya aliran m a s u k s u m b e r daya

ekonomi (realized).

Pendapatan L R Amenggunakan basis kas, sehingga pendapatan L R A

diakui pada saat:

a. d i t e r i m a d i r e k e n i n g K a s U m u m D a e r a h ; a t a u

b. d i t e r i m a o l e h S K P D ; a t a u

c. diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas n a m a B U D .

Pendapatan yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-

undangan diakui pada saat timbulnya h a k u n t u k menagih pendapatan.

Pendapatan yang diperoleh sebagai i m b a l a n atas suatu pelayanan yang

telah selesai diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan,

diakui pada saat t i m b u l n y a h a k u n t u k menagih imbalan.

Pendapatan yang diakui pada saat direalisasi adalah h a k yang

telah diterima oleh pemerintah tanpa terlebih d a h u l u adanya penagihan.

Pengembalian yang sifatnya normal d a n berulang (recurring) atas

pendapatan pada periode penerimaan m a u p u n pada periode sebelumnya

d i b u k u k a n sebagai pengurang pendapatan.

Koreksi d a npengembalian yang sifatnya tidak berulang (non

recurring) atas pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan

pendapatan d i b u k u k a n sebagai pengurang pendapatan pada periode yang

sama.

Koreksi d a n pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non

recurring) atas pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya

dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada periode ditemukannya

koreksi d a n pengembalian tersebut.


66

T r a n s a k s i Pendapatan Berbentuk B a r a n g / J a s a

1) Transaksi pendapatan dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan

dalam Laporan Keuangan dengan cara menaksir nilai wajar

barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi. D i samping itu,

transaksi semacam ini juga harus diungkapkan sedemikian rupa

pada Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan

semua informasi yang relevan mengenai bentuk daripendapatan.

2) Transaksi Pendapatan dalam bentuk barang/jasa antara lain hibah

dalam w u j u d barang, barang rampasan, dan jasa konsultansi.

8.3 Pengukuran

1) A k u n t a n s i pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

dengan m e m b u k u k a n pendapatan bruto, dan tidak mencatat j u m l a h

netonya (setelah d i k o m p e n s a s i k a n dengan pengeluaran).

2) Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan bruto (biaya)

bersifat variabel terhadap pendapatan d i m a k s u d d a ntidak dapat

diestimasi terlebih d a h u l u d i k a r e n a k a n proses b e l u m selesai, maka

asas bruto dapat dikecualikan.

3) Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

dengan membukukan pendapatan bruto, d a n tidak mencatat

jumlah netonya (setelah d i k o m p e n s a s i k a n dengan pengeluaran).

4) Dalam h a l besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto

(biaya) bersifat variabel t e r h a d a p pendapatan dimaksud d a ntidak

dapat diestimasi terlebih dahulu dikarenakan proses belum

selesai, m a k a asas bruto dapat dikecualikan.

5) Transaksi dalam mata uang asing harus d i b u k u k a n dalam mata uang

rupiah. D a l a m h a l tersedia dana dalam m a t a u a n g asing yang sama

dengan yang digunakan dalam transaksi,m a k a transaksi dalam mata

uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya k e dalam m a t a


67

uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal

transaksi.

6) Dalam h a ltidak tersedia dana dalam mata uang asing yang

digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli

dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut

dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar

rupiah yang digunakan u n t u k memperoleh valuta asing tersebut.

7) Dalam h a ltidak tersedia dana dalam mata uang asing yang

digunakan u n t u k bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli

dengan mata uang asing lainnya, maka:

a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya

dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi;

b) Transaksi dalam m a t a u a n g asing lainnya tersebut dicatat dalam

rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal

transaksi.

8.4 Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

terkait dengan Pendapatan adalah:

a. Penerimaan pendapatan tahun berkenaan setelah

tanggal berakhirnya t a h u n anggaran.

b. Penjelasan mengenai pendapatan yang pada t a h u n

pelaporan yang bersangkutan terjadi hal-hal yang bersifat

khusus.

c. Informasi lainnya yang dianggap perlu.


68

BAB I X
K E B I J A K A N AKUNTANSI BIAYA/BEBAN

Biaya adalah sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas

dana lancar u n t u k memperoleh barang dan/atau jasa untuk keperluan

operasional BLUD.

9.1 Klasifikasi

Biaya B L U D diklasifikasikan sebagai berikut:

a. B e b a n Pegawai;

b. B e b a n Persediaan;

c. Beban Jasa;

d. B e b a n Pemeliharaan;

e. Beban Langganan Daya dan Jasa;

f. Beban Perjalanan Dinas;

g. B e b a n P e n y u s u t a n Aset; dan

h. Beban Bunga.

9.2 Pengakuan

1) Menurut PSAP Nomor 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan

Badan Layanan U m u m dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010, beban diakui pada saat:

a. T i m b u l n y a k e w a j i b a n

Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan h a k

dari pihak lain k epemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas

u m u m daerah. Contohnya tagihan rekening telepon d a n rekening

listrik seperti yang tertulis diatas.

b. T e r j a d i n y a k o n s u m s i aset

Terjadinya k o n s u m s i aset adalah saat pengeluaran k a s kepada

pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau


69

k o n s u m s i aset n o n k a s d a l a m kegiatan operasional pemerintah.

Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa

Terjadinya p e n u r u n a n manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi

pada saat p e n u r u n a n nilai aset s e h u b u n g a n dengan penggunaan

asset bersangkutan/berlalunya waktu. Contohnya adalah

penyusutan atau amortisasi.

2) Dalam rangka pencatatan atas pengakuan beban menggunakan

metode pendekatan beban d i m a n a setiap pembelian barang d a n jasa

a k a n diakui/dicatat sebagai beban jika pembelian barang d a n jasa i t u

d i m a k s u d u n t u k d i g u n a k a n a t a u k o n s u m s i segera m u n g k i n .

9.3 Pengukuran

1) Pengukuran akuntansi beban dilaksanakan dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. B e b a n d a r i t r a n s a k s i n o n p e r t u k a r a n d i u k u r s e b e s a r a s e t yang

digunakan atau dikeluarkan yang pada saat perolehan tersebut

diukur dengan nilai wajar.

b. B e b a n dari transaksi pertukaran diukur dengan menggunakan

harga sebenarnya (actual price) yang dibayarkan atau p u n yang

menjadi tagihan sesuai dengan perjanjian yang telah

m e m b e n t u k harga.

2) Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu

periode pelaporan d a ndisajikan pada laporan operasional sesuai

d e n g a n k l a s i f i k a s i e k o n o m i (line item).

9.4 Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan

Keuangan terkaitdengan beban adalah:


70

a. r i n c i a n b e b a n ;

b. p e n j e l a s a n atas unsur-unsurbeban yang disajikan

laporan keuangan lembar m u k a ; dan

c. informasi lainnya yang dianggap perlu.


71

BAB X
K E B I J A K A N AKUNTANSI K O R E K S I KESALAHAN DAN
PENYAJIAN K E M B A L I NERACA

10.1 Koreksi Kesalahan

10.1.1 P e n g e r t i a n

Koreksi merupakan tindakan pembetulan secara a k u n t a n s i agar

a k u n / p o s yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai

dengan yang seharusnya. Kesalahan merupakan penyajian akun/pos

yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya yang

mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode

sebelumnya. Sehingga koreksi kesalahan merupakan tindakan untuk

membetulkan kesalahan peyajian dalam suatu akun/pos. Koreksi

kesalahan diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Ada beberapa penyebab bisa terjadinya kesalahan. Antara lain

disebabkan karena keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh

pengguna anggaran, kesalahan hitung, kesalahan penerapan standar dan

a k u n t a n s i , kelalaian, d a nlain-lain. Kesalahan j u g a bisa d i t e m u k a n d i

periode yang sama saat kesalahan i t u dibuat, namun bisa pula

ditemukan pada periode di masa depan. Itulah sebabnya akan ada

perbedaan perlakuan terhadap beberapa kesalahan tersebut.

10.1.2 K l a s i f i k a s i

Ditinjau dari sifat kejadiannya, k e s a l a h a n d i k e l o m p o k k a n menjadi

2 (dua) jenis:

a. K e s a l a h a n t i d a k b e r u l a n g

Kesalahan tidak berulang merupakan kesalahan yang diharapkan tidak

a k a n terjadi kembali. Kesalahan i n i dikelompokkan kembali menjadi 2

(dua) jenis:

1) K e s a l a h a n t i d a k b e r u l a n g y a n g t e r j a d i p a d a p e r i o d e b e r j a l a n ; dan
72

2) K e s a l a h a n t i d a k b e r u l a n g y a n g t e r j a d i p a d a p e r i o d e sebelumnya.

b. K e s a l a h a n berulang

Kesalahan berulang merupakan kesalahan yang disebabkan sifat

alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan

a k a n terjadi secara berulang. Misalnya penerimaan pajak dari wajib

pajak yang m e m e r l u k a n koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi

atau t a m b a h a n pembayaran dari wajib pajak.

10.1.3 P e r l a k u a n

1. K e s a l a h a n t i d a k b e r u l a n g

a. Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan;

Kesalahan jenis ini, baik yang m e m p e n g a r u h i posisi kas maupun

yang tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang

bersangkutan dalam periode berjalan. Baik pada a k u n pendapatan

LRA, belanja, pendapatan LO, m a u p u n beban.

b. Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya;

Kesalahan jenis ini bisa terjadi pada saat yang berbeda, y a k n i yang

terjadi d a l a m periode sebelumnya n a m u n laporan k e u a n g a n periode

tersebut belum diterbitkan dan yang terjadi dalam periode

sebelumnya dan laporan keuangan periode tersebut sudah

diterbitkan. Keduanya memiliki perlakuan yang berbeda.

1) K o r e k s i - L a p o r a n K e u a n g a n B e l u m D i t e r b i t k a n ;

Apabila laporan keuangan belum diterbitkan, m a k a dilakukan

dengan pembetulan pada a k u n yang bersangkutan, baik pada

akun pendapatan-LRA atau akun belanja, maupun akun

pendapatan-LO atau a k u n beban.

2) K o r e k s i - L a p o r a n K e u a n g a n S u d a h D i t e r b i t k a n ;

Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga

m e n g a k i b a t k a n p e n e r i m a a n k e m b a l i belanja) y a n g tidak berulang


73

yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah

posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah

diterbitkan (Perda/Perkada Pertanggungjawaban), dilakukan

dengan pembetulan pada a k u n pendapatan lain-lain-LRA. Dalam

hal mengakibatkan pengurangan k a s dilakukan dengan

pembetulan pada a k u n Saldo Anggaran Lebih.

Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak

berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya d a n

menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan

keuangan periode tersebut s u d a h diterbitkan, d i l a k u k a n dengan

pembetulan pada a k u n kas dan a k u n ekuitas.

2. K e s a l a h a n b e r u l a n g

Kesalahan berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan

sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang

diperkirakan a k a n terjadi secara berulang.

Kesalahan berulang tidak m e m e r l u k a n koreksi melainkan dicatat pada

saat terjadi pengeluaran k a s untuk mengembalikan kelebihan

pendapatan dengan mengurangi pendapatan-LRA maupun

pendapatan- L Oyang bersangkutan dengan menggunakan dana tidak

terduga.

10.2 P e n y a j i a n K e m b a l i Nexaca

10.2.1 Pengertian

PSAP 1 0- P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 7 1 t a h u n 2 0 1 0 paragraf

42 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan

pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam CALK.

P e n y a j i a n K e m b a l i (restatement) adalah perlakuan akuntansi yang

dilakukan atas pos-pos dalam Neraca yang perlu dilakukan penyajian

kembali pada awal periode ketika pertama kali akan


74

mengimplementasikan kebijakan akuntansi yang baru dari semula basis

Kas M e n u j u A k r u a l menjadi basis A k r u a l p e n u h .

Penyajian kembali diperlukan untuk pos-pos Neraca yang

kebijakannya belum mengikuti basis akrual penuh. Karena untuk

penyusunan neraca ketika pertama kali disusun dengan basis akrual,

neraca a k h i r t a h u n periode sebelumnya masih menggunakan basis Kas

M e n u j u A k r u a l (cash toward accrual). Berdasarkan identifikasi ini m a k a

perlu disajikan kembali antara lain u n t u k a k u n sebagai berikut:

1. P i u t a n g y a n g m e n a m p i l k a n nilai wajar setelah dikurangi penyisihan

piutang.

2. B e b a n d i b a y a r d i m u k a , s e b e l u m n y a d i a k u i s e l u r u h n y a s e b a g a i belanja,

apabila masih belum dimanfaatkan seluruhnya, maka disajikan

sebagai a k u n beban dibayar d i m u k a . Hal tersebut tidak dilakukan

penyesuaian d i t a h u n sebelumnya, oleh karena itu a k u n ini perlu

disajikan kembali.

3. Persediaan, esensinya adalah beban dibayar d im u k a . Sehingga dapat

dicatat sebagai aset a t a u beban pada saat perolehan awal. Konsumsi

atas b e b a n dibayar d im u k a d a l a m persediaan i n i h a r u s d i a k u i sebagai

beban, sementara yang m a s i h b e l u m dikonsumsi diakui sebagai aset

persediaan. A k u n persediaan ini perlu dilakukan penyajian kembali

bila metode penilaian persediaan pada periode s e b e l u m n y a tidak sama

dengan metode penilaian persediaan setelah basis a k r u a l penuh.

4. Investasi j a n g k a panjang, disajikan kembali bila metode pencatatan

sebelumnya berbeda dengan metode yang digunakan setelah

menggunakan basis akrual. Misalnya ada investasi yang pada periode

sebelumnya seharusnya sudah memenuhi kriteria pencatatan dengan

metode ekuitas tapi m a s i h dicatat dengan metode biaya, m a k a perlu

disajikan kembali.
75

5. A s e t t e t a p y a n g m e n a m p i l k a n n i l a i b u k u s e t e l a h d i k u r a n g i a k u m u l a s i

penyusutan.

6. A s e t t i d a k b e r w u j u d , p e r l u d i s a j i k a n k e m b a l i d e n g a n nilai b u k u setelah

dikurangi akumulasi amortisasi.

7. U t a n g bunga, perlu disajikan kembali terkait dengan akrual utang

bunga akibat adanya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo.

8. P e n d a p a t a n diterima dimuka, perlu disajikan kembali karena pada

periode sebelumnya b e l u m disajikan.

9. E k u i t a s , p e r l u disajikan kembali karena kebijakan yang digunakan

dalam pengklasifikasian ekuitas berbeda.

10.2.2 T a h a p a n P e n y a j i a n K e m b a l i

Tahapan yang perlu dilakukan untuk melakukan penyajian

kembali Neraca adalah:

1. M e n y i a p k a n data yang relevan untuk dasar pengakuan akun-akun

terkait seperti misalnya u n t u k dasar m e n g h i t u n g d a n mencatat beban

penyisihan piutang d a n cadangan penyisihan piutang; beban

penyusutan d a n akumulasi penyusutan; beban amortisasi d a n

a k u m u l a s i amortisasi; dst.

2. M e n y a j i k a n kembali a k u n - a k u n neraca yang belum sama perlakuan

kebijakannya, dengan cara menerapkan kebijakan yang berlaku yaitu

basis akrual, sesuai dengan kebijakan a k u n t a n s i berbasis akrual.


76

BAB X I

K E B I J A K A N AKUNTANSI KONSOLIDASI

11.1 Pengertian

Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna

anggaran /pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan

akuntansi dan m e n y u s u n laporan keuangan untuk digabungkan pada

entitas pelaporan.

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu

atau lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan

pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

Konsolidasi adalah proses penggabungan antara a k u n - a k u n yang

diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas pelaporan

lainnya, entitas akuntansi dengan entitas akuntansi lainnya, dengan

mengeliminasi a k u n - a k u n timbal balik agar dapat disajikan sebagai satu

entitas pelaporan konsolidasian.

Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan

yang merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas

pelaporan, a t a u entitas akuntansi, sehingga tersaji sebagai satu entitas

tunggal. Laporan konsolidasi yang disusun oleh r u m a h sakit dr. Iskak

Tulungagung merupakan konsolidasi dari Laporan BLUD ke Laporan

SKPD.

Badan Layanan U m u m Daerah (BLUD) adalah instansi di

lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual

tanpa mengutamakan mencari keuntungan d a n dalam melakukan

kegiatannya didasarkan p a d a prinsip efisiensi d a n produktivitas.


77

11.2 Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi

Anggaran, Laporan Perubahan S A L , Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus K a s ,d a n Catatan atas

Laporan Keuangan. Laporan keuangan konsolidasian, disajikan oleh

entitas pelaporan, kecuali:

Laporan keuangan konsolidasian arus kas yang hanya disajikan

oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum;

Laporan k e u a n g a n konsolidasian p e r u b a h a n saldo anggaran lebih

yang hanya disusun dan disajikan oleh Pemerintah Daerah.

Laporan keuangan konsolidasian disajikan untuk periode

pelaporan yang sama dengan periode pelaporan keuangan entitas

pelaporan d a n berisi j u m l a h komparatif dengan periode sebelumnya.

Pemerintah daerah menyampaikan laporan keuangan

konsolidasian dari semua entitas akuntansi dibawahnya kepada lembaga

legislatif. D a l a m k e b i j a k a n i n i , proses k o n s o l i d a s i d i i k u t i d e n g a n e l i m i n a s i

a k u n - a k u n t i m b a l balik (reciprocal accounts). N a m u n d e m i k i a n , apabila

eliminasi dimaksud belum dimungkinkan, maka h a l tersebut

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Contoh akun t i m b a l balik (reciprocal accounts) a n t a r a lain: (1)

A k u n pendapatan APBN/APBD yang tercermin dalam R KPPKD dan R K

r u m a h s a k i t h a n y a d i p a k a i u n t u k m e m b a y a r gaji pegawai R S U D dr. I s k a k

Tulungagung. D a m p a k n y a kedua akun/rekening a k a n saling menghapus

saat kewajiban i t u d i l a k u k a n (2) sisa uang persediaan yang belum

dipertanggungjawabkan oleh bendahara pengeluaran sampai dengan

akhir periode akuntansi.

11.3 E n t i t a s Pelaporan

Suatu entitas pelaporan ditetapkan d i dalam peraturan


78

perundang-undangan, yang u m u m n y a bercirikan:

a. E n t i t a s t e r s e b u t d i b i a y a i o l e h A P B N atau dibiayai oleh A P B D atau

mendapat pemisahan kekayaan dari anggaran;

b. E n t i t a s t e r s e b u t d i b e n t u k d e n g a n p e r a t u r a n p e r u n d a n g - u n d a n g a n ;

c. P i m p i n a n e n t i t a s t e r s e b u t a d a l a h p e j a b a t p e m e r i n t a h y a n g diangkat

atau pejabat negara yang ditunjuk a t a u yang dipilih oleh rakyat; d a n

d. E n t i t a s tersebut membuat pertanggungjawaban baik langsung

maupun tidak langsung kepada w a k i l rakyat sebagai pihak yang

menyetujui anggaran.

11.4 E n t i t a s A k u n t a n s i

Entitas akuntansi menyelenggarakan akuntansi d a n

menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan anggaran /barang

yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas pelaporan. Setiap unit

pemerintahan yang menerima anggaran belanja atau mengelola barang

adalah entitas a k u n t a n s i yang wajib menyelenggarakan akuntansi, dan

secara periodik menyiapkan laporan keuangan menurut Standar

Akuntansi Pemerintahan. Laporan keuangan tersebut disampaikan

secara intern d a n berjenjang kepada unit yang lebih tinggi d a l a m rangka

penggabungan laporan keuangan oleh entitas pelaporan.

Dengan penetapan menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku suatu entitas akuntansi tertentu yang dianggap mempunyai

pengaruh signifikan dalam pencapaian program pemerintah dapat

ditetapkan sebagai entitas pelaporan.

11.5 Prosedur K o n s o l i d a s i

Konsolidasi yang dimaksud oleh kebijakan i n i dilaksanakan

dengan cara menggabungkan d a n menjumlahkan akun yang

diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya,

atau yang diselenggarakan oleh entitas akuntansi dengan entitas


79

a k u n t a n s i lainnya, dengan mengeliminasi a k u n timbal balik.

Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan

menggabungkan laporan keuangan seluruh entitas akuntansi.

11.6 Pengungkapan

D a l a m Catatan atas Laporan Keuangan perlu diungkapkan nama-

nama entitas yang dikonsolidasikan atau digabungkan beserta status

masing-masing, apakah entitas pelaporan atau entitas akuntansi.

Dalam hal konsolidasi tidak diikuti dengan eliminasi a k u n timbal

balik, maka perlu diungkapkan nama-nama dan besaran saldo akun

timbal balik tersebut, d a n disebutkan pula alasan belum

dilaksanakannya eliminasi.

Anda mungkin juga menyukai