Kak Stunting
Kak Stunting
A. Pendahuluan
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi
berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin
hingga anak berusia dua tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua
standar deviasi panjang atau tinggi
B. Latar Belakang
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK, disamping berisiko menghambat pertumbuhan fisik dan
rentan terhadap penyakit, juga menghambat perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan
produktivitas anak di masa depan. Kondisi ini diperkirakan dapat menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 3 persen per
tahun (World Bank, 2014).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, 37,2% atau sekitar 9 juta
balita menderita stunting. Sebanyak 228 kabupaten/kota mempunyai prevalensi stunting di atas 40 (tergolong sangat tinggi). 190
kabupaten/kota mempunyai
prevalensi stunting antara 30-40 % (tergolong tinggi). Hanya 8 kabupaten/kota (1,6%) yang mempunyai prevalensi stunting di
bawah 20%, (tergolong sedang dan rendah).
Lima Pilar yang menjadi dasar Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, yaitu: (1) Komitmen dan Visi
Kepemimpinan; (2) Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku; (3) Konvergensi, Koordinasi, dan Konsolidasi Program
Pusat, Daerah, dan Desa; (4) Gizi dan Ketahanan Pangan; dan (5) Pemantauan dan Evaluasi. Strategi ini diselenggarakan di
semua tingkatan pemerintah dan melibatkan berbagai institusi pemerintah terkait dan institusi nonpemerintah, seperti swasta,
masyarakat madani, dan komunitas.
Upaya pencegahan dan penurunan angka stunting tidak dapat dilakukan hanya oleh sektor kesehatan, tetapi dengan
melibatkan lintas sektor dan tentunya dari dalam keluarga itu sendiri oleh karena itu dan lintas sektor lainnya bersinergi dalam
upaya pencegahan dan penanggulangan Stunting.
C.Tujuan umum dan tujuan khusus
1.Tujuan Umum
a . Membantu memberikan masukan secara profesional dalam merumuskan kebijakan program percepatan
pencegahan dan penanggulangan stunting
b. Memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat tentang situasi, kondisi, penyebab, dan dampak
2.Tujuan Khusus
a.Pelaksanaan kampanye publik dan komunikasi dalam meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat
dalam penurunan stunting di Kecamatan Wolio
b. Rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting dengan lintas sektor dan.Pelaksanaan intervensi gizi
prioritas termasuk dalam mengoptimalkan
a.Sosialisasi kegiatan dalam tahapan pemberdayaan masyarakat serta Penyebaran informasi konvergensi pencegahan stunting
yang berfungsi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.
E.Sasaran
1.Seluruh masyarakat yang ada di wilayah kerja kecamatan Wolio, kelurahan Batulo dan Wangkanapi.
Kegiatan ini dilaksanakan tahun 2021, Bertempat Wilayah kerja Puskesmas Wolio Kelurahan Batulo dan Kelurahan Wangkanapi
yang dilaksanakan pada hari...........tanggal....................2021 di.......................
G.Penutup
Saat ini,kecamatan Wolio merupakan salah satu kecamatan dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi. Situasi ini jika tidak
diatasi dapat mempengaruhi kinerja pembangunan Kecamatan Wolio baik yang menyangkut pertumbuhan ekonomi, kemiskinan
dan ketimpangan.
Usaha, Masyarakat Umum,Organisasi profesi dan lainnya. Puskesmas Wolio berkomitmen untuk membantu upaya
penanganan stunting agar penurunan prevalensi stunting dapat mempercepat proses penurunan stunting.