Anda di halaman 1dari 12

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN REKOMENDASI BERBASIS WEB


UNTUK PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI JAKARTA
DENGAN PEMANFAATAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTENING
Yuki Yanuar Ratna
Informatika, Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Raya ITS, Keputih, Kec. Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa Timur 60111
Telp. (031) 5994251
Email : yukiyanuar11@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian dilakukan dengan tujuan pengembangan Sistem Informasi Geografis (SIG)
mengenai letak posisi pos pemadam kebakaran eksisting yang membutuhkan relokasi dan letak
posisi penambahan pos pemadam kebakaran yang lebih sesuai penempatannya sebagai salah
satu komponen pendukung dalam penanggulangan bencana kebakaran di Jakarta. Lokasi pos
pemadam kebakaran eksisting akan dilakukan perangkingan melalui skor total dari setiap
kriteria yang telah ditentukan. Daerah yang memiliki skor kesesuaian “kurang” dan “tidak”
akan dikategorikan sebagai daerah yang membutuhkan relokasi pos pemadam kebakaran
dengan rekomendasi penelitian ini. Metode Simple Additive Weightening digunakan sebagai
metode untuk menentukan lokasi pos pemadam kebakaran rekomendasi dimana penentuan
lokasinya membutuhkan kriteria-kriteria sebagai prasyaratnya. Metodologi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metodologi waterfall yang terdiri dari 6 tahapan yaitu requirements,
analysis, design, coding, testing, dan maintenance. Namun penelitian hanya akan membahas
sampai tahap design saja. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah dengan
adanya sistem informasi geografis berbasis teknologi, dinas pemadam kebakaran dapat
mengevaluasi pos pemadam kebakaran eksisting dan meminimalisir dampak dari kebakaran
yang terjadi dengan menganalisa penempatan pos pemadam kebakaran rekomendasi yang tepat
untuk upaya penanggulangan kebakaran.

Kata kunci : Sistem informasi geografis, penanggulangan kebakaran, pos pemadam


kebakaran, Simple Additive Weightening, Jakarta

1. PENDAHULUAN materiil serta korban jiwa akibat


penanganan serta evakuasi yang terlambat.
1.1 Latar Belakang Kebakaran di wilayah Jakarta
Jakarta adalah ibu kota negara semenjak awal bulan Januari 2019 hingga
Indonesia saat ini. Pada kota ini memiliki Juli 2019 telah tercatat terjadi sebanyak 857
banyak objek atau tempat strategis seperti kali (akibat listrik 574 kasus, gas 93 kasus,
sentra ekonomi, bisnis, hiburan, pembakaran sampah 52 kasus, rokok 25
pendidikan, dan pemerintahan. Tingginya kasus, lilin 3 kasus, dan sisanya penyebab
kepadatan penduduk mengakibatkan lainnya) dengan perkiraan kerugian
memungkinkan terjadinya hal yang tidak material sekitar Rp166,21 miliar dan tidak
diinginkan, seperti tindakan kejahatan, sedikit pula yang menjadi korban jiwa
kemacetan, dan lain lain. Tak ketinggalan peristiwa kebakaran tersebut (Media
pula bencana kebakaran yang dapat terjadi Indonesia, 2019).
kapan saja sehingga menyebabkan kerugian
Berdasarkan Standar Operasional pemadam kebakaran rekomendasi yang
Prosedur (SOP) Kebakaran, response time lebih sesuai penempatannya sebagai salah
maksimal adalah 15 menit. Ketika ada satu komponen pendukung dalam
laporan kebakaran, sebelum 15 menit penanggulangan bencana kebakaran.
pemadam kebakaran harus sudah datang
sehingga penting bagi tiap daerah untuk 2. KAJIAN PUSTAKA
menyusun peta tentang titik-titik potensi Penelitian terdahulu yang digunakan
kebakaran. Sementara pada kenyataannya, sebagai salah satu acuan penelitian ini
petugas pemadam kebakaran adalah “Analisis Penentuan Lokasi
membutuhkan waktu setidaknya 30 menit Evakuasi Bencana Banjir Dengan
untuk sampai lokasi kebakaran sehingga Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis
terpaut 15 menit dengan SOP Kebakaran dan Metode Simple Additive Weightening”
yang berlaku. Hal tersebut dikarenakan yang ditulis oleh Juliana Andretha Janey
peletakan pos pemadam kebakaran yang Lumban Batu dan Charitas Fibriani (2017).
kurang tepat sehingga mengalami kendala Penelitian ini dibuat untuk menentukan
dalam hal jarak (Teguh P. Nugroho, Kepala lokasi evakuasi bencana banjir dengan
Perwakilan Ombudsman Jakarta Raya). pemanfaatan Sistem Informasi Geografis
Usaha penanggulangan kebakaran (SIG) sehingga diharapkan ketika banjir
berhubungan dengan adanya letak pos datang maka masyarakat kota Surakarta
pemadam kebakaran yang memiliki kriteria dapat memiliki persiapan lebih dini serta
pembangunan sebagai berikut : aksebilitas pemerintah khususnya Badan
jalan, bahan dasar bangunan, letak hydrant, Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
letak kantor polisi, dan letak rumah sakit. dapat melakukan evakuasi ketika banjir
Dengan mempertimbangkan kriteria datang. Metode yang digunakan dalam
tersebut dalam pembangunan pos pemadam penelitian ini adalah metode Simple
kebakaran, proses penanggulangan Additive Weightening (SAW). Sementara
kebakaran dapat lebih cepat dilakukan serta untuk data yang digunakan dalam
dapat meminimalisir korban jiwa dan penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu
kerugian materiil. data primer dan sekunder. Data primer
Dengan menggunakan sistem didapatkan melalui wawancara dengan
informasi geografis berbasis teknologi, pihak BPBD terkait kriteria kota Surakarta
dinas pemadam kebakaran diharapkan secara geografis dan persyaratan lokasi
dapat meminimalisir dampak dari evakuasi banjir sementara data sekuder
kebakaran yang sering terjadi serta yang digunakan terdiri dari beberapa peta
menganalisa penempatan pos pemadam yang diterjemahkan melalui data primer.
kebakaran rekomendasi yang tepat untuk Kesimpulannya, terdapat 6 lokasi terbaik
upaya penanggulangan kebakaran. untuk evakuasi banjir namun masih ada
perbaikan ke depannya.
1.2 Tujuan Penelitian Secara konseptual, penelitian terdahulu
Penelitian dilakukan dengan tujuan memiliki beberapa kesamaan dengan
pengembangan Sistem Informasi Geografis penelitian ini yaitu memiliki kesamaan
(SIG) mengenai evaluasi pos pemadam dalam metode yang dipakai, metode Simple
kebakaran eksisting dengan menganalisa Additive Weightening (SAW). Namun di
pos pemadam kebakaran yang sisi lain juga memiliki perbedaan yaitu
membutuhkan relokasi serta bencana yang diteliti pada penelitian
pengembangan dan penambahan pos terdahulu adalah banjir sementara
penelitian ini menggunakan bencana spasial (bereferensi keruangan), atau dalam
kebakaran. Sehingga akan memiliki kriteria arti yang lebih sempit adalah sistem
penilaian yang berbeda. komputer yang memiliki kemampuan untuk
Kebakaran adalah suatu peristiwa atau membangun, menyimpan, mengelola, dan
kejadian timbulnya api yang tidak menampilkan informasi bereferensi
terkendali yang dapat membahayakan geografis, misalnya data yang diidentifikasi
keselamatan jiwa maupun harta benda. menurut lokasinya, dalam sebuah database.
(Perda DKI No.3 Tahun 1992). (Wikipedia, 2019). SIG berbasis web atau
Potensi kebakaran yang juga sering disebut dengan WebGIS atau
membahayakan keselamatan jiwa maupun InternetGIS, didefinisikan sebagai suatu
harta benda membutuhkan upaya jaringan (network) berbasis layanan
penanggulangan yang komprehensif, informasi geografis yang memanfaatkan
sistematik, efektif, dan berkelanjutan. Salah internet baik menggunakan jaringan kabel
satu upaya pengendalian kebakaran adalah (wired) maupun tanpa kabel (wireless)
pengaturan lokasi pos pemadam kebakaran. untuk mengakses informasi geografis
Lembaga otoritas kebakaran Indonesia di maupun sebagai tools guna melakukan
bawah Departemen Pekerjaan Umum analisis spasial (Ren Peng.Z and Hsing
(DPU) melalui Keputusan Menteri Tsiu.M, 2003).
Pekerjaan Umum (Kepmen PU) Nomor 11 Karakteristik utama sistem informasi
/ KPTS / 2000 Tentang Ketentuan Teknis geografis adalah kemampuan menganalisis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di sistem seperti analisa statistik dan overlay
Perkotaan, menjabarkan respone time jika yang disebut analisa spasial yaitu dengan
terjadi kebakaran adalah tidak lebih dari 15 menambahkan dimensi ruang (space) atau
menit, yang terbagi dalam 3 kegiatan, geografi. Analisa spasial dilakukan dengan
yakni: overlay dua atau lebih peta yang kemudian
1. Waktu dimulai sejak diterimanya menghasilkan peta baru hasil analisis.
pemberitahuan adanya kebakaran di Proses analisa spasial meliputi kegiatan
suatu tempat, interpretasi penentuan membuat buffer di sekitar titik, garis, dan
lokasi kebakaran, dan penyiapan area, menganalisis peta dengan titik, garis,
pasukan serta sarana pemadaman dan area dengan proses overlay
selama 5 menit menggunakan metode intersection, union,
2. Waktu perjalanan dari pos identity, split, update, erase, dan clip.
pemadam menuju lokasi selama 5 (Dewi Handayani, 2005).
menit Risiko adalah bahaya, akibat atau
3. Waktu gelar peralatan di lokasi konsekuensi yang dapat terjadi akibat
sampai dengan siap operasi sebuah proses yang sedang berlangsung
penyemprotan selama 5 menit. atau kejadian yang akan datang. Dalam
Dengan membangun pos pemadam bidang asuransi, risiko dapat diartikan
kebakaran pada daerah yang tepat maka sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di
diharapkan dapat mengurangi tingkat risiko mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak
bencana khususnya mengenai response dikehendaki dapat menimbulkan suatu
time yang tidak sesuai dengan aturan yang kerugian. (Wikipedia, 2018).
berlaku. Manajemen risiko adalah suatu
Sistem Informasi Geografis (SIG) pendekatan terstruktur/metodologi dalam
adalah sistem informasi khusus yang mengelola ketidakpastian yang berkaitan
mengelola data yang memiliki informasi dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas
manusia termasuk: Penilaian risiko, dan menyebabkan tingkat kerugian
pengembangan strategi untuk mengelola yang rendah juga. Bila dihubungkan
dan mitigasi risiko dengan menggunakan dengan peristiwa kebakaran, contoh
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. tempat kejadian adalah kolam
Sehingga tujuan dari manjemen risiko renang, taman, lapangan golf, dan
kebakaran adalah sebagai upaya untuk lain-lain. Risiko kebakaran
meminimalisir potensi risiko dengan tergolong aman sehingga tidak
memaksimalkan potensial ruang. (Kelvin, memiliki kriteria khusus dalam
2018). Manajemen risiko pada dasarnya pembangunan pos pemadam
dilakukan melalui proses-proses berikut ini kebakaran di daerah tersebut.
: 2. Low Frequency High Severity
1. Identifikasi Risiko Kejadian yang memiliki
2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko, probabilitas terjadinya risiko rendah
dan namun menyebabkan tingkat
3. Pengelolaan Risiko kerugian yang tinggi. Bila
Tujuan evaluasi risiko adalah untuk dihubungkan dengan peristiwa
memahami risiko dengan lebih baik. Salah kebakaran, contoh tempat kejadian
satu contoh teknik yang digunakan untuk adalah pabrik, bangunan-bangunan,
mengukur risiko yaitu matriks dengan dan lain-lain. Risiko kebakaran
sumbu mendatar adalah probabilitas kategori ini membutuhkan armada
terjadinya risiko (frequency) dan sumbu kebakaran untuk memadamkan api.
vertikal adalah tingkat keseriusan 3. High Frequency Low Severity
konsekuensi risiko tersebut (severity, atau Kejadian yang memiliki
besarnya kerugian yang timbul akibat risiko probabilitas terjadinya risiko tinggi
tersebut). Berdasarkan hasil pengukuran namun menyebabkan tingkat
tersebut, langkah yang lebih aktif bisa kerugian yang rendah. Bila
diambil untuk menangani risiko kebakaran. dihubungkan dengan peristiwa
(Dr. Mamduh M. Hanafi, 2014). kebakaran, contoh tempat kejadian
adalah pemukiman padat penduduk,
perumahan, rumah tinggal, dan lain-
lain. Risiko kebakaran kategori ini
membutuhkan pos pemadam
kebakaran kecil yang memiliki
kriteria penempatan tertentu
sebagai upaya penanggulangan
kebakaran.
4. High Frequency High Severity
Kejadian yang memiliki
Gambar 1. Matriks Risiko probabilitas terjadinya risiko tinggi
dan menyebabkan tingkat kerugian
Berdasarkan Gambar 1, matriks yang tinggi juga. Bila dihubungkan
frequency dan severity dikelompokkan dengan peristiwa kebakaran, contoh
menjadi dalam empat kuadran, yaitu : tempat kejadian adalah gedung
1. Low Frequency Low Severity tinggi, rumah sakit, kilang minyak,
Kejadian yang memiliki dan lain-lain. Risiko kebakaran
probabilitas terjadinya risiko rendah kategori ini membutuhkan pos
pemadam kebakaran khusus yang dari perkalian matriks
memang khusus ditujukan untuk ternormalisasi R dengan vektor
tempat-tempat tersebut. bobot sehingga diperoleh nilai
Penelitian ini membahas tentang terbesar yang dipilih sebagai
penanganan risiko kebakaran dengan alternatif terbaik (Ai) sebagai
kategori “High Frequency Low Severity” solusi. Rij adalah rating kinerja
sehingga di dalamnya membahas tentang ternormalisasi dari alternatif Ai
peletakan pos pemadam kebakaran kecil pada atribut Cj; i=1,2,…m dan
yang tepat dan sesuai dengan kriteria yang j=1,2,…n. Nilai preferensi untuk
telah ditentukan. (Nurjannah Bintaha, setiap alternatif (Vi) dapat dihitung
2015). dengan rumus berikut :
Metode Simple Additive Weightening
(SAW) digunakan untuk mencari
penjumlahan bobot dari rating kinerja pada
setiap alternatif kriteria yang ada. Alternatif Dengan,
yang ada diharuskan untuk melalui proses Vi = Nilai akhir alternatif
normalisasi matriks keputusan (X) Wj = Bobot yang telah ditentukan
berdasarkan skala dari bobot setiap kriteria. Rij = Matriks ternormalisasi
Langkah penyelesaian metode SAW adalah Semakin besar nilai Vi maka
sebagai berikut : mengindikasikan bahwa Ai lebih
1. Menentukan Ci yang merupakan terpilih.
kriteria apa saja yang dijadikan
acuan 3. METODOLOGI
2. Menentukan rating kecocokan Pada bab metodologi ini akan
setiap alternatif pada setiap kriteria menjelaskan tentang metode yang dipakai
3. Membuat matriks keputusan dalam pencapaian tujuan penelitian, berikut
berdasarkan Ci, lalu melakukan adalah tahapan metode penelitian tersebut.
normalisasi matriks berdasarkan
persamaan yang disesuaikan
Identifikasi Masalah dan Studi Pustaka
dengan jenis atribut sehingga
diperoleh matriks ternormalisasi R.
Rumus normalisasi adalah sebagai Pengolahan Data
berikut :
Analisis Spasial dan SAW

Metodologi Pengembangan

Dengan,
Rij = Normalisasi rating kinerja 3.1 Identifikasi Masalah dan Studi
Maxij = Nilai maksimal dari setiap Pustaka
kolom Tahapan identifikasi masalah dimulai
Minij = Nilai minimal dari setiap dengan mengidentifikasi masalah yang
kolom terjadi di Jakarta. Metode yang dilakukan
Xij = Baris dan kolom dari adalah pengumpulan informasi mengenai
matriks permasalahan di Jakarta, kebakaran, letak
4. Hasil akhir diperoleh dari proses posisi pos pemadam kebakaran eksisting,
perangkingan yaitu penjumlahan serta upaya penanggulangannya melalui
pencarian secara online di internet karena ruas jalan; peta zonasi perumahan KDB
adanya keterbatasan waktu untuk rendah, sedang, dan tinggi; peta titik rawan
melakukan metode wawancara kepada kebakaran; peta persebaran hydrant; peta
pihak BPBD Jakarta. Hasil pencarian persebaran kantor polisi; dan peta
tersebut menjelaskan tentang daftar pos persebaran rumah sakit. Data-data yang
pemadam kebakaran yang sudah ada, telah disebutkan akan digunakan pada
kriteria Jakarta secara geografis dalam hal analisis spasial dan pengambilan keputusan
bencana kebakaran dan variabel apa saja dengan metode SAW.
yang dapat menjadikan suatu lokasi layak Data sekunder lain yang digunakan
untuk dijadikan pos pemadam kebakaran untuk menentukan daerah pos pemadam
sesuai dengan kriteria secara geografis kota kebakarang eksisting yang membutuhkan
Jakarta. relokasi adalah peta pos pemadam
Sementara studi pustaka dilakukan kebakaran eksisting. Daftar pos pemadam
untuk pengumpulan literatur yang berkaitan kebakaran eksisting berdasarkan data dari
dengan penelitian ini yaitu diantaranya BPBD Jakarta adalah sejumlah 93 pos
mengenai kebakaran, upaya pemadam kebakaran yang tersebar dari
penanggulangan, sistem informasi Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta
geografis berbasis web, dan kriteria kota Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat.
Jakarta terkait bencana kebakaran.

3.2 Pengolahan Data


Data dalam penelitian ini dibedakan
menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer meliputi kriteria kota
Jakarta secara geografis dan persyaratan
lokasi dikatakan layak dijadikan pos
pemadam kebakaran. Persyaratannya yaitu
: Gambar 2. Peta Pos Pemadam Kebakaran
1. Letaknya strategis mudah Eksisting
terjangkau oleh umum dengan
dukungan akses jalan 3.3 Analisis Spasial dan SAW
2. Letaknya dekat dengan wilayah Data sekunder diolah dengan
yang padat penduduk menggunakan analisis spasial pada peta
3. Letaknya dekat dengan titik-titik tertentu yang nantinya menghasilkan peta
yang memang rawan kebakaran baru. Berikut adalah tabel yang
4. Letaknya dekat dengan letak menjelaskan tentang kriteria lokasi yang
hydrant digunakan untuk pembangunan pos
5. Mendekatkan dengan fasilitas pemadam kebakaran berdasarkan
umum yaitu kantor polisi dan penyesuaiaan dengan data primer :
rumah sakit
Persyaratan tersebut masih harus Tabel 1. Kriteria Lokasi Data Primer
disesuaikan dengan kondisi riil kota Jakarta
agar dapat dimodelkan untuk pengambilan Kriteria Penilaian
data sekunder. Data sekunder yang Aksebilitas Semakin dekat dengan
digunakan adalah peta yang diterjemahkan Jalan akses jalan maka
dari data primer. Data tersebut adalah peta semakin baik
Bahan Dasar Semakin besar nilai masing kriteria. Berikut adalah tabel
Bangunan KDB (Koefisien Dasar pembobotan masing-masing kriteria :
Bangunan) maka
wilayah semakin padat Tabel 3. Pembobotan Kriteria Aksebilitas
dan semakin baik Jalan
diletakkan dekat
dengan pos pemadam
kebakaran No Jarak Buffer Bobot
Titik Rawan Semakin dekat dengan 1 0-500m 4
Kebakaran titik rawan kebakaran 2 500-1000m 3
maka semakin baik 3 1000-1500m 2
Hydrant Semakin dekat dengan 4 2000-2500m 1
objek hydrant maka
semakin baik Tabel 4. Pembobotan Kriteria Bahan Dasar
Kantor Polisi Semakin dekat dengan Bangunan
kantor polisi maka
semakin baik No Kelas Bobot
Rumah Sakit Semakin dekat dengan
rumah sakit maka 1 0-20% 1
semakin baik 2 20-40% 2
3 40-60% 3
4 60-80% 4
Data sekunder yang telah ditemukan
kemudian dicocokkan dengan kriteria yang
Tabel 5. Pembobotan Kriteria Titik Rawan
telah disebutkan. Berikut adalah tabel yang
Kebakaran
akan menjelaskan tentang data sekunder
yang mewakili kriteria yang ada :
No Jarak Buffer Bobot
Tabel 2. Relasi kriteria dan Data Sekunder 1 0-500m 4
2 500-1000m 3
3 1000-1500m 2
Kriteria Data Sekunder 4 2000-2500m 1
Aksebilitas Peta Ruas Jalan
Jalan Tabel 6. Pembobotan Kriteria Hydrant
Bahan Dasar Peta Zonasi Perumahan
Bangunan KDB rendah, sedang,
dan tinggi No Jarak Buffer Bobot
Titik Rawan Peta Titik Rawan 1 0-500m 4
Kebakaran Kebakaran 2 500-1000m 3
Hydrant Peta Persebaran Hydrant 3 1000-1500m 2
Kantor Polisi Peta Persebaran Kantor 4 2000-2500m 1
Polisi
Rumah Sakit Peta Persebaran Rumah Tabel 7. Pembobotan Kriteria Kantor
Sakit Polisi

Pada pembobotan metode SAW, No Jarak Buffer Bobot


masing-masing kriteria digunakan untuk 1 0-500m 4
melakukan penjumlahan pembobotan 2 500-1000m 3
dengan memberikan bobot pada masing- 3 1000-1500m 2
4 2000-2500m 1
persentase sesuai dengan data primer.
Tabel 8. Pembobotan Kriteria Rumah Berikut adalah tabel tentang persentase tiap
Sakit kriteria :

No Jarak Buffer Bobot Tabel 10. Persentase Tiap Kriteria


1 0-500m 4
2 500-1000m 3 Cij Kriteria Bobot
3 1000-1500m 2 C1 Aksebilitas 15%
4 2000-2500m 1 Jalan
C2 Bahan Dasar 15%
Berdasarkan pembobotan kriteria pada Bangunan
tabel di atas, tahap selanjutnya adalah C3 Titik Rawan 25%
menentukan range skor kesesuaian pos Kebakaran
pemadam kebakaran. Untuk itu diperlukan C4 Hydrant 20%
penjumlahan skor total sesuai dengan C5 Kantor Polisi 10%
C6 Rumah Sakit 15%
pembobotan masing-masing kriteria dan
menentukan total skor terendah dan
tertinggi untuk menentukan range skor 3.4 Metodologi Pengembangan
kesesuaiaan pos pemadam kebakaran. Total Pengembangan sistem mengacu pada
skor akan diklasifikasikan menjadi lima model yang umum diimplementasikan
himpunan kesesuaian yaitu seperti tabel yaitu metode waterfall yang terdiri dari
berikut : proses requirements, analysis, design,
coding, dan maintenance.
Tabel 9. Range Skor Kesesuaian Pos Tahap requirement adalah tahap untuk
Pemadam Kebakaran mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem
yang akan diaplikasikan.
Pada tahap analysis dilakukan
Skor Total Kesesuaian
beberapa teknik dalam proses pengumpulan
21-25 Sangat Sesuai
data yaitu wawancara, mempelajari
16-20 Sesuai
dokumen/laporan, dan studi pustaka.
11-15 Cukup
6-10 Kurang Sementara pada penelitian ini proses
1-5 Tidak pengumpulan datanya adalah melalui
dokumen/laporan dan studi pustaka.
Berdasarkan range skor kesesuaian di Beberapa dokumen dipelajari dan disaring
atas, data yang akan dikategorikan sebagai agar data yang didapatkan valid Studi
lokasi yang pos pemadam kebakarannya pustaka dilakukan untuk melengkapi data
perlu direlokasi merupakan data yang yang dibutuhkan dengan mempelajari
termasuk dalam range kesesuaian dengan jurnal-jurnal referensi terkait dengan sistem
kategori “Kurang” dan “Tidak”. Dan data yang dikembangkan.
yang akan digunakan dalam perhitungan Tahap design adalah tahap dimana
SAW merupakan data yang termasuk dilakukan perancangan sistem yang
dalam range kesesuaian dengan kategori merupakan representasi dari sistem
“Sangat Sesuai”. program yang akan dibangun, yaitu
Kriteria akan diwakilkan oleh Ci perancangan database dan perancangan
dalam perhitungan dengan metode SAW. layar.
Masing-masing kriteria akan diberikan Pada tahap coding dilakukan proses
realisasi dari data yang didapat dan
dirancang pada tahap design untuk Peta-peta hasil proses buffer akan
dikembangkan menjadi program yang diproses melalui overlay. Peta yang
nyata. diproses melalui overlay (union) adalah
Tahap implementation dan testing keseluruhan data sekunder kecuali peta pos
merupakan tahap implementasi terhadap pemadam kebakaran eksisting. Hasil
apa yang telah dibuat pada tahap coding. overlay adalah berupa peta dengan atribut
Yang terakhir adalah tahap baru sebagai alternatif calon lokasi pos
maintenance yang merupakan proses paling pemadam kebakaran. Bobot dari setiap
akhir untuk melakukan perbaikan secara kriteria dijumlahkan untuk mengetahui
berkala pada sistem. total skor dari tiap daerah. Sedangkan peta
Namun pada penelitian ini akan yang diproses melalui overlay (intersect)
berfokus dari tahap requirements sampai adalah keseluruhan data sekunder. Hasil
tahap design saja. overlay adalah peta dengan atribut baru
berupa total skor penjumlahan tiap kriteria
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN dari setiap daerah dimana pos pemadam
Penelitian ini akan menghasilkan peta kebakaran eksisting berada.
berbasis web dengan informasi mengenai Dari data hasil overlay yang pertama
lokasi pos pemadam kebakaran eksisting tersebut kemudian diambil alternatif
yang membutuhkan relokasi dan lokasi pos dengan skor kesesuaian “Sangat Sesuai”
pemadam kebakaran rekomendasi yang yaitu dengan total skor 21-25. Data tersebut
dapat digunakan sebagai referensi bagi selanjutnya akan dianalisis kembali dengan
pihak Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta menggunakan metode SAW sehingga
untuk melakukan pengembangan didapatkan alternatif yang paling sesuai
penempatan lokasi baru (jika pos pemadam sebagai lokasi pos pemadam kebakaran.
kebakaran yang lama butuh direlokasikan) Kemudian, untuk data hasil overlay
sebagai bentuk penanggulangan kebakaran. yang kedua diurutkan berdasarkan total
Peta tersebut dihasilkan melalui analisis skornya. Daerah yang memiliki skor
spasial dengan pemanfaatan SIG, metode kesesuaian “Kurang” (6-10) dan “Tidak”
SAW dengan menggunakan data primer (0-5) akan dikategorikan sebagai daerah
dan sekunder, serta pengembangan peta yang membutuhkan relokasi pos pemadam
tersebut menjadi peta berbasis web. kebakaran.
Tools atau alat yang dapat digunakan
4.1 Analisis Spasial untuk proses analisis spasial ini adalah
Terlebih dahulu peta harus aplikasi QGIS.
dikonversikan ke dalam peta digital
berbentuk shapefile agar dapat dilakukan 4.2 Analisis Simple Additive Weightening
proses overlay dan buffer. Data hasil analisis overlay yang
Peta yang dilakukan proses buffer memenuhi syarat skor kesesuaian “Sangat
adalah beberapa data sekunder yaitu peta Sesuai” tersebut kemudian dianalisis
pos pemadam kebakaran eksisting, peta dengan menggunakan metode SAW yang
ruas jalan, peta titik rawan kebakaran, peta berfungsi untuk menjumlahkan secara
persebaran hydrant, peta persebaran kantor terbobot atribut guna menemukan alternatif
polisi, dan peta persebaran rumah sakit. terbaik.
Hasil buffer adalah berupa peta-peta Setiap bobot kriteria (Ci) yang
dengan atribut baru berupa jarak buffer- dijadikan acuan sebelumnya dinormalisasi
nya. (R) berdasarkan kriterianya dengan
menyesuaikan jenis atribut apakah 7. Lihat preview pada menu ‘Layer
memiliki jenis atribut keuntungan atau Preview” dan cek apakah sudah
atribut biaya yang kemudian menyesuaikan sesuai
dengan rumus yang berlaku sesuai dengan 8. Desain web dapat diatur melalui
jenis atribut. HTML, CSS, dan JS
Hasil normalisasi (R) akan digunakan (menghubungkan ke GeoServer)
untuk melakukan perankingan bobot yang code
ditentukan dengan cara melakukan 9. Web dapat dijalankan melalui
penjumlahan dari perkalian hasil localhost
normalisasi dengan persentase tiap kriteria
yang telah dijelaskan pada Tabel 10. Hasil 4.4 Rancangan Web
dari penjumlahan tersebut akan Sistem secara garis besar terdiri atas
menghasilkan nilai akhir alternatif (Vi). lima bagian yaitu layar login, layar
Nilai terbesar akan dipilih sebagai alternatif WebGIS peta pos pemadam kebakaran
terbaik (Ai) yang dianggap sebagai lokasi evaluasi, layar WebGIS peta pos pemadam
yang sesuai untuk dijadikan lokasi pos kebakaran rekomendasi, layar yang
pemadam kebakaran di Jakarta. menunjukkan data terkait informasi peta
pos pemadam kebakaran eksisting dan
4.3 Pengembangan SIG Berbasis Web layar yang menunjukkan data terkait
Data hasil analisis SAW yang telah informasi peta pos pemadam kebakaran
menghasilkan lokasi-lokasi pos pemadam rekomendasi.
kebakaran rekomendasi dan data hasil Pada layar login, user harus
analisis spasial yang telah menghasilkan memasukkan username dan password
lokasi-lokasi pos pemadam kebakaran untuk melihat peta dan datanya karena
eksisting yang perlu direlokasi, kemudian memang sistem dikhususkan untuk Dinas
akan dikembangkan menjadi SIG berbasis Pemadam Kebakaran Jakarta.
web. Berikut adalah tahapan-tahapan untuk Layar yang kedua yaitu layar WebGIS
menjadikannya SIG berbasis web : peta pos pemadam kebaran evaluasi. Pada
1. Download dan install postgresql layar ini sistem akan menampilkan peta
melalui yang berisi daftar pos pemadam kebakaran
www.postgresql.org/download yang sudah ada sekarang dan
2. Install PostGIS sebagai ekstensi di membutuhkan relokasi. Akan tersedia juga
dalam postgresql fitur zoom in dan zoom out serta custom
3. Buat database baru pada postgresql map yang berupa visualisasi peta ke dalam
dan tambahkan PostGIS dan PostG peta dasar atau peta citra satelit.
topologi sebagai ekstensi Layar yang ketiga yaitu layar WebGIS
4. Upload data (file .shp) melalui peta pos pemadam kebakaran rekomendasi.
PostGIS yang sesuai dengan Pada layar ini sistem akan menampilkan
database yang telah dibuat di peta yang berisi penempatan lokasi pos
postgresql pemadam kebakaran rekomendasi di
5. Download dan install GeoServer Jakarta. Akan tersedia juga fitur zoom in
6. Buat workspace (URL yang dan zoom out serta custom map yang berupa
terhubung dengan projek) dan store visualisasi peta ke dalam peta dasar atau
(menghubungkan ke PostGIS peta citra satelit.
repository) Layar yang keempat yaitu layar yang
menunjukkan data terkait informasi pos
pemadam kebakaran sekarang. Pada layar
ini sistem akan menampilkan daftar ranking
data terkait dengan informasi mengenai
nama daerah-daerah yang sudah ditempati
dengan pos pemadam kebakaran. Akan
tersedia juga informasi mengenai skor total
hasil dari penjumlahan bobot tiap kriteria,
informasi mengenai kategori (sangat
sesuai, sesuai, cukup, kurang, dan tidak)
sesuai dengan skor total atau skor Gambar 4. Layar WebGIS Peta Pos
kesesuaian yang diperoleh, dan informasi Pemadam Kebakaran Evaluasi
mengenai apakah pos pemadam kebakaran
perlu direlokasi atau tidak.
Layar yang keempat yaitu layar yang
menunjukkan data terkait informasi peta
pos pemadam kebakaran rekomendasi.
Pada layar ini sistem akan menampilkan
data terkait dengan informasi mengenai
nama daerah-daerah yang sesuai untuk
dijadikan pos pemadam kebakaran di
Jakarta. Akan tersedia juga informasi
mengenai bobot tiap kriteria dan skor total Gambar 5. Layar WebGIS Peta Pos
hasil dari penghitungan dengan metode Pemadam Kebakaran Rekomendasi
SAW.
Berikut adalah tampilan-tampilan layar
yang telah disebutkan :

Gambar 6. Layar Data Terkait Informasi


Pos Pemadam Kebakaran Evaluasi

Gambar 3. Layar Login


Gambar 7. Layar Data Terkait Informasi Informasi dan Ilmu Komputer. 4(2):
Pos Pemadam Kebakaran Rekomendasi 127-135.
2. Kelvin. 2018. Manajemen Risiko
5. KESIMPULAN Kebakaran Pada Area Produksi
Penelitian dalam rangka Perusahaan Kain Dengan
pengembangan Sistem Informasi Geografis Pendekatan Analytical Hierarchy
(SIG) berbasis web untuk membantu Process dan Hazard Management
menentukan pos pemadam kebakaran Principle. Jurnal Industri. 21(2): 1-
rekomendasi di Jakarta dan mengevaluasi 70.
pos pemadam kebakaran eksisting, menarik 3. Dr. Mamduh M. Hanafi. Risiko.
kesimpulan sebagai berikut, yaitu dengan 2014. Proses Manajemen Risiko,
Sistem Informasi Geografis (SIG), pihak dan Enterprise Risk Management.
Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta dapat Docplayer [Internet]. [diunduh
mengevaluasi pos pemadam kebakaran 2019 Des 3]. Tersedia pada:
eksisting apakah sudah sesuai atau belum https://docplayer.info/72941356-
dan melakukan pengembangan terhadap Enterprise-risk-management-
penempatan lokasi baru pos pemadam manajemen-resiko-
kebakaran (jika memang sebelumnya perusahaan.html.
kurang atau tidak sesuai) dengan 4. Nurjannah Bintaha. 2015.
menggunakan SIG sebagai referensi untuk Manajemen Risiko. Makalah.
menganalisis penambahan lokasi baru Dalam: Universitas Islam Negeri
tersebut. Penambahan lokasi pos pemadam Alauddin Makassar.
kebakaran diharapkan dapat meminimalisir
kerugian kebakaran berupa kerugian
materiil dan korban jiwa karena bisa
memaksimalkan response time pemadam
kebakaran yang sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP) yaitu maksimal 15 menit
sampai ke tujuan dengan pemberian kriteria
yang mengacu pada upaya memaksimalkan
jarak pos pemadam kebakaran terhadap
setiap aspek (aksebilitas jalan, kawasan
padat penduduk, titik rawan kebakaran,
hydrant, kantor polisi, dan rumah sakit).

PUSTAKA
1. Juliana Andretha Janet Lumban
Batu, Charitas Fibriani. 2017.
ANALISIS PENENTUAN
LOKASI EVAKUASI BENCANA
BANJIR DENGAN
PEMANFAATAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS DAN
METODE SIMPLE ADDITIVE
WEIGHTING. Jurnal Teknologi

Anda mungkin juga menyukai