Medwin+Adrian+Riyanto +David+Dwi+Ariwibowo
Medwin+Adrian+Riyanto +David+Dwi+Ariwibowo
ABSTRAK
Infark miokard merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia. Berbagai macam faktor
menunjukan keterlibatannya dalam menimbulkan infark miokard, salah satu faktor utamanya
adalah hipertensi. Oleh sebab itu, studi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara hipertensi
dan infark miokard pada RSUD Cengkareng Jakarta Barat. Studi ini bersifat analitik cross-sectional
yang dilakukan pada 200 responden. Pengumpulan data menggunakan metode random sampling.
Data diambil dengan menggunakan data rekam medis pasien yang sesuai sampel lalu diolah dan
dilakukan uji Chi-square. Dari studi ini ditemukan subyek dengan hipertensi sebesar 116 (58%)
orang, subyek dengan infark miokard sebesar 99 (49,5%) orang, dan subyek hipertensi dengan
infark miokard sebesar 77 (66,4%) orang. Dari penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang
bermakna antara hipertensi terhadap infark miokard (p-value < 0,001). Responden yang memiliki
riwayat hipertensi memiliki resiko 2,54 kali lebih besar (RR = 2,54) terkena infark miokard
dibandingkan responden tanpa riwayat hipertensi.
PENDAHULUAN
Menurut WHO tahun 2004, penyakit Penelitian global yang berpusat di Kanada
Infark miokard merupakan penyebab (percobaan INTERHEART) pada 52
kematian utama di dunia, kematian akibat negara di seluruh Afrika, Asia, Australia,
penyakit ini terhitung sebanyak 7.200.000 Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara dan
(12,2%) di seluruh dunia. Institue for Selatan telah mengidentifikasi 9 faktor
Health Metrics and Evaluation (IHME) risiko penyakit infark miokard yang
mengestimasikan penyebab kematian mudah diukur. Salah satu factor risiko
pertama di dunia pada tahun 2040 tidak tersebut adalah hipertensi. Orang yang
berubah yaitu infark miokard. Prevalensi memiliki tekanan darah tinggi atau
infark miokard akut dengan ST-elevasi hipertensi mencakup lebih dari 90%
saat ini meningkat dari 25% ke 40% risiko infark miokard akut.4
menurut riskesdas tahun 2013 prevalensi Pada studi yang dilakukan di Tripoli
yang terkena Infark Miokard sebesar Medical Center Libia didapatkan 35,7%
1,5 %. sedamgkan di Jakarta terdiagnosis dari 622 pasien infark miokard akut
1,6%. 1-3 memiliki riwayat hipertensi. Hal ini
360
Tarumanagara Med. J. 2, 2, 360-365, Oktober 2020
PEMBAHASAN
Pada studi ini didapatkan rerata usia 58,47 hun.6 Dari hasil studi ini didapatkan data
tahun. Hal ini didukung oleh penelitian subyek laki laki berjumlah 135 sampel
Irza. Pada penelitiannya didapatkan (67,5%) dibanding wanita berjumlah 65
adanya hubungan pertambahan umur sampel (32,5%). Perbandingan subyek ini
terhadap infark miokard oleh karena didukung oleh studi yang dilakukan
hilangnya elastisitas arteri seiring dengan Meidiza Ariandiny dengan menggunakan
bertambahnya usia. Selain itu, Irza juga data dari 88 rekam medik dimana
menyatakan bahwa kejadian hipertensi didapatkan pasien dengan infark miokard
meningkat pada kelompok usia >40 ta- adalah laki-laki sebesar 65 orang (74%).
362
Tarumanagara Med. J. 2, 2, 360-365, Oktober 2020
Hal ini disebabkan laki laki lebih mudah dijumpai peninggian kadar trigliserida,
mengalami proses aterosklerosis diban- penurunan high density lipoprotein
dingkan wanita. Pada wanita terdapat (HDL), inflamasi sistemik, peningkatan
hormon estrogen yang bersifat tekanan darah, dan resistensi insulin serta
vasoprotektif. Mekanisme vasoprotektif diabetes melitus tipe 2.9,10
estrogen sendiri sebenarnya belum
Dari hasil studi ini didapatkan hubungan
diketahui pasti, diduga estrogen memiliki
bermakna dengan p-value < 0,001 (p
efek antiinflamasi, menekan nitrit oksida
<0,05) antara hipertensi dengan infark
(NO) dan profil lipid.6,7
miokard akut. Penulis mendapatkan
Lalu untuk faktor resiko lain seperti asosiasi epidemiologi (Relative Risk)
merokok, dislipidemia, dan obesitas juga pada subyek dengan hipertensi
dapat menimbulkan infark miokard. Pada mempunyai risiko 2,54 kali lebih tinggi
studi yang dilakukan Gohar Jarnil, dari untuk terkena infark miokard akut.
148 pasien infark miokard didapatkan Hasil studi ini sejalan dengan yang
68% pasien merupakan perokok. Rokok dilakukan oleh Novriyanti11 mengenai
memiliki banyak kandungan zat kimia infark miokard dengan hasil asosiasi
didalamnya antara lain karbon epidemiologi pada responden dengan
monoksida, yang dapat mengikat hipertensi mempunyai risiko 2,52 kali
hemoglobin lebih erat dibanding oksigen untuk terkena infark miokard. Hasil studi
menjadi karboksihemoglobin, nikotin ini juga didukung oleh Ramandityo12
yang merangsang pembentukan adrenalin yang mengatakan bahwa hipertensi dapat
dan menurunkan kadar HDL (high density menyebabkan terjadinya aterosklerosis
lipoprotein).8 Studi Eva Nur Faridah pada pembuluh darah koroner melalui
mengenai pengaruh dislipidemia terhadap mekanisme seperti, memengaruhi gaya
infark miokard menyatakan bahwa low dari aliran darah, fungsi endotel
density lipoprotein (LDL) berperan dalam pembuluh koroner, permeabilitas dari
penimbunan kolesterol dalam sel otot dinding pembuluh darah, sifat lekat dari
polos, makrofag, dan matriks ekstra- trombosit, dan remodelling pembuluh
seluler dalam pembuluh darah. LDL darah yang pada akhirnya akan
bersifat aterogenik. Hal serupa juga meningkatkan risiko infark miokard.
terjadi pada pasien dengan kelainan Berbeda dengan studi oleh David Carrick
metabolik seperti obesitas. Pada pasien et al yang mengatakan hipertensi tidak
dengan kelainan metabolik umumnya berhubungan dengan infark miokard.
363
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 2, No. 2, 360-365, Oktober 2020
David menuliskan bahwa hipertensi tidak untuk terkena infark miokard akut. Selain
menyebabkan luka reperfusi akut. Hal ini itu juga harus rutin melakukan
dapat dibuktikan melalui parameter pemeriksaan terhadap faktor risiko
angiografi dan pengukuran microvascular lainnya seperti merokok, obesitas dan
resistance. Penjelasan yang paling dislipidemia yang juga dapat
mungkin dari pernyataan di atas meningkatkan risiko infark miokard.
dikarenakan penggunaan terapi
antihipertensi seperti ACE Inhibitor
dimana obat ini memiliki efek protektif DAFTAR PUSTAKA
13
pada fungsi vaskuler.
1. Haryuni S, Hubungan antara berat badan
dengan kejadian infark miokard akut pada
pasien di ruang intesive coronary care RSUD
Iskak Kabupaten Tulungagung. Care: Jurnal
KESIMPULAN Ilmial Ilmu Kesehatan, 2015; 3 (3).
2. Institute for Health Metrics and Evaluation
Didapatkan subyek dengan infark
(IHME). Findings from the Global Burden of
miokard dan hipertensi sebanyak 77 Disease Study 2017. 2018. Available from:
http://www.healthdata.org/sites/default/files/fi
sampel (66,4%). Adanya hubungan les/policy_report/2019/GBD_2017_Booklet.p
bermakna (p-value < 0,001) antara df
364
Tarumanagara Med. J. 2, 2, 360-365, Oktober 2020
365