Anda di halaman 1dari 7
PANDUAN PELAYANAN PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT JIWA NAIMATA KUPANG PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR UPTD RUMAH SAKIT JIWA NAIMATA KUPANG 2022 BABI DEFINISI Tuberculosis paru (TB) menjadi masalah global, merupakan penyebab kematian utama penyakit infeksi di Indonesia. Penyakit Tuberkulosis Paru menyerang sebagian kelompok usia produktif yang merupakan sumber daya manusia penting dalam pembangunan bangsa. Disamping itu, penderita kebanyakan dari kelompok sosial ekonomi lemah yang perlu lebih diperhatikan dalam rangka pengentasan kemiskinan. TB Paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan organ lainnya. Penularan penyakit tuberculosis dapat terjadi melalui percikan air ludah yang dikeluarkan oleh penderita tuberculosis sehingga berterbangan di udara dan terhirup masuk ke dalam paru-paru (Manalu, 2010). Tuberculosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang parenkim paru yang ditandai dengan pembentukan granuloma. Penularan infeksi TB dapat terjadi melalui udara, yaitu melalui droplet yang mengandung kuman atau bakteri basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi TB saat berbicara, batuk ataupun bersin (Nurmalasari & Apriyanto, 2020) Penanggulangan TB adalah segala upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif, _ tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian, memutuskan penularan, mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat Tuberkulosis. Upaya yang dilakukan di RSJ Naimata Kupang adalah sebatas penemuan kasus karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Selanjutnya dilakukan upaya rujuk ke RSU Johannes Kupang. Tujuan dilakukannya penanggulangan TB dalam hal ini penemuan kasus di Rumah Sakit Jiwa Naimata Kupang adalah mencegah pasien menularkan ke pasien lain dan petugas kesehatan di rumah sakit dan melakukan KIE pada pasien untuk penatalaksanaan lanjutan di fasilitas kesehatan tingkat lanjut. Target Program Nasional Penanggulangan TB sesuai dengan target climinasi global adalah Eliminasi TB pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050. Eliminasi TB adalah tercapainya cakupan kasus TB 1 per 1 juta penduduk. Tahapan pencapaian target dampak: 1. Target dampak pada 2020: a. Penurunan angka kesakitan karena TB sebesar 30% dibandingkan angka kesakitan pada tahun 2014 dan b. Penurunan angka kematian karena TB sebesar 40% dibandingkan angka kematian pada tahun 2014 2. Target dampak pada tahun 2025 a. Penurunan angka kesakitan karena TB sebesar 50% dibandingkan angka kesakitan pada tahun 2014 dan b. Penurunan angka kematian karena TB sebesar 70% dibandingkan angka kematian pada tahun 2014 3. Target dampak pada 2030: a. Penurunan angka kesakitan karena TB sebesar 80% dibandingkan angka kesakitan pada tahun 2014 dan b. Penurunan angka kematian karena TB sebesar 90% dibandingkan angka kematian pada tahun 2014 ‘Target dampak pada 2035: a. Penurunan BAB IL RUANG LINGKUP Ruang lingkup adalah area ditemukan kasus TB di RSJ Naimata Kupang meliputi pasien poliklinik, UGD dan rawat inap. BAB II TATA LAKSANA Kondisi spesifik di RSJ Naimata Kupang berbeda dari pelaksanaan Program TB di Puskesmas dan fasyankes lain yang melakukan pemeriksaan. TB pada pasien, Sedangkan di RSJ Naimata hanya sebatas pada penemuan ‘kasus karena terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas. Proses alur penemuan kasus TB di RSJ Naimata Kupang adalah sebagai berikut opGs Poliklinik dan UGD / _ Penanggulangan TB diselenggarakan melalui kegiatan: / 1. Promosi kesehatan a. Tujuan Promosi Kesehatan dalam Penanggulangan TB ditujukan untuk: 1) Meningkatkan komitmen para pengambilkebijakan; 2) Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan program; dan 3) memberdayakan masyarakat. b. Metode yang digunakan Dilakukan dengan metode KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) seperti memberikan leaflet dan poster. 2, Pengendalian faktor risiko TB Pengendalian faktor risiko yaitu mengupayakan tidak terjadi penularan dan memutus rantai penularan. Upaya agar tidak terjadi penularan sebagaimana dilakukan dengan cara Menjalani PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan etika batuk. 3. Pencegahan dan pengendalian infeksi TB 5 upaya promotif dan preventif. Dua upaya penyuluhan bagi pasien dan keluarga batuk. BAB IV DOKUMENTAsI 5 Dokumentasi meliputi : 1. SPO Alur Penemuan Kasus TB 2. Form rujukan 3. Form assessment awal poliklinik Ditetapkan di: Kupang Pade tepeenanerorireensoc2022

Anda mungkin juga menyukai