0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan1 halaman
Buku berisikan Best Practice guru yang merupakan hasil pelatihan profesi guru. Buku ini menyajikan beberapa model pembelajaran aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar Matematika. Buku ini ditulis oleh Erna Sari Agusta, M.Pd (MTs Negeri 28 Jakarta), Retno Widyastuti, M.Pd (MTs Negeri 20 Jakarta) dan Yuningsih, M.Sc (MTs Negeri 20 Jakarta)
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. LANDASAN TEORI
1. Model Pembelajaran
Menurut Sani model pembelajaran adalah kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar. Sedangkan Arends dalam Trianto menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah istilah yang mengacu pada pendekatan khusus untuk instruksi yang mencakup tujuan, lingkungan, sintaks dan system manajemen.
Ruseffendi dalam Trianto mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada siswa. Sedangkan Akhmad Sudrajad mengungkapkan model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oeh guru.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Adapun macam-macam Model Pembelajaran dalam Bistari 2015: (a) Model Pembelajaran Example Non Example; (b) Model Pembelajaran Picture and Picture; (c) Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT); (d)Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Script; (e) Model Pembelajaran Kepala bernomor Struktur (Numbered Head Together = NHT); (f) Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD); (g)Pembelajaran Model Jigsaw; (h) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Introduction); (i) Model Pembelajaran Mind Mapping; (j) Model Pembelajaran Make a Match; (k)Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS); (l)Model Pembelajaran Debat Aktif; (m) Model Pembelajaran Artikulasi; (n)Model Pembelajaran Role Playing; (o).Model Pembelajaran Group Investigation.
2. Discovery Learning
Menurut Hamdani Discovery Learning adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip, dimana proses mental tersebut adalah mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Hosnan mengemukakan model pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara siswa belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang diperoleh lebih bermakna, tahan lama dan tidak mudah dilupakan siswa.
Hanafiah dalam buku Konsep Strategi Pembelajaran mengemukakan bahwa Discovery Learning merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Menurut Jerome Bruner penemuan (Discovery) adalah suatu proses, suatu jalan cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Pada dasarnya discovery learning tidak jauh berbeda dengan pembelajaran inquiry, namun pada discovery learning masalah yang diberikan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sehingga siswa tidak harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model discovery learning adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ing
Buku berisikan Best Practice guru yang merupakan hasil pelatihan profesi guru. Buku ini menyajikan beberapa model pembelajaran aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar Matematika. Buku ini ditulis oleh Erna Sari Agusta, M.Pd (MTs Negeri 28 Jakarta), Retno Widyastuti, M.Pd (MTs Negeri 20 Jakarta) dan Yuningsih, M.Sc (MTs Negeri 20 Jakarta)
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. LANDASAN TEORI
1. Model Pembelajaran
Menurut Sani model pembelajaran adalah kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar. Sedangkan Arends dalam Trianto menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah istilah yang mengacu pada pendekatan khusus untuk instruksi yang mencakup tujuan, lingkungan, sintaks dan system manajemen.
Ruseffendi dalam Trianto mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada siswa. Sedangkan Akhmad Sudrajad mengungkapkan model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oeh guru.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Adapun macam-macam Model Pembelajaran dalam Bistari 2015: (a) Model Pembelajaran Example Non Example; (b) Model Pembelajaran Picture and Picture; (c) Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT); (d)Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Script; (e) Model Pembelajaran Kepala bernomor Struktur (Numbered Head Together = NHT); (f) Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD); (g)Pembelajaran Model Jigsaw; (h) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Introduction); (i) Model Pembelajaran Mind Mapping; (j) Model Pembelajaran Make a Match; (k)Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS); (l)Model Pembelajaran Debat Aktif; (m) Model Pembelajaran Artikulasi; (n)Model Pembelajaran Role Playing; (o).Model Pembelajaran Group Investigation.
2. Discovery Learning
Menurut Hamdani Discovery Learning adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip, dimana proses mental tersebut adalah mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Hosnan mengemukakan model pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara siswa belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang diperoleh lebih bermakna, tahan lama dan tidak mudah dilupakan siswa.
Hanafiah dalam buku Konsep Strategi Pembelajaran mengemukakan bahwa Discovery Learning merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Menurut Jerome Bruner penemuan (Discovery) adalah suatu proses, suatu jalan cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Pada dasarnya discovery learning tidak jauh berbeda dengan pembelajaran inquiry, namun pada discovery learning masalah yang diberikan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sehingga siswa tidak harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model discovery learning adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ing
Buku berisikan Best Practice guru yang merupakan hasil pelatihan profesi guru. Buku ini menyajikan beberapa model pembelajaran aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar Matematika. Buku ini ditulis oleh Erna Sari Agusta, M.Pd (MTs Negeri 28 Jakarta), Retno Widyastuti, M.Pd (MTs Negeri 20 Jakarta) dan Yuningsih, M.Sc (MTs Negeri 20 Jakarta)
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. LANDASAN TEORI
1. Model Pembelajaran
Menurut Sani model pembelajaran adalah kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar. Sedangkan Arends dalam Trianto menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah istilah yang mengacu pada pendekatan khusus untuk instruksi yang mencakup tujuan, lingkungan, sintaks dan system manajemen.
Ruseffendi dalam Trianto mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada siswa. Sedangkan Akhmad Sudrajad mengungkapkan model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oeh guru.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Adapun macam-macam Model Pembelajaran dalam Bistari 2015: (a) Model Pembelajaran Example Non Example; (b) Model Pembelajaran Picture and Picture; (c) Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT); (d)Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Script; (e) Model Pembelajaran Kepala bernomor Struktur (Numbered Head Together = NHT); (f) Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD); (g)Pembelajaran Model Jigsaw; (h) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Introduction); (i) Model Pembelajaran Mind Mapping; (j) Model Pembelajaran Make a Match; (k)Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS); (l)Model Pembelajaran Debat Aktif; (m) Model Pembelajaran Artikulasi; (n)Model Pembelajaran Role Playing; (o).Model Pembelajaran Group Investigation.
2. Discovery Learning
Menurut Hamdani Discovery Learning adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip, dimana proses mental tersebut adalah mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Hosnan mengemukakan model pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara siswa belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang diperoleh lebih bermakna, tahan lama dan tidak mudah dilupakan siswa.
Hanafiah dalam buku Konsep Strategi Pembelajaran mengemukakan bahwa Discovery Learning merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Menurut Jerome Bruner penemuan (Discovery) adalah suatu proses, suatu jalan cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Pada dasarnya discovery learning tidak jauh berbeda dengan pembelajaran inquiry, namun pada discovery learning masalah yang diberikan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sehingga siswa tidak harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model discovery learning adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ing