454351-Article Text-938-5-10-2020062911321

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 329-339, 2020

e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.18

ESTIMASI KANDUNGAN KLOROFIL TANAMAN KOPI


ROBUSTA (Coffea canephora var. Robusta) MENGGUNAKAN
NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX (NDVI)
DI BANGELAN, WONOSARI, MALANG
Estimation of Chlorophyll Content of Robusta Coffee Plant (Coffea
canephora var. Robusta) Using Normalized Difference Vegetation
Index (NDVI) in Bangelan, Wonosari, Malang

Ajral Mukhlisin1*, Soemarno2


1 PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang
2 Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran No. 1, Malang 65145

*Penulis korespondensi: ajralmukhlisin@gmail.com

Abstract
Chlorophyll in leaves affects the reflection of infrared light, where healthy plants can reflect more
infrared light than unhealthy plants which is one of the factors increasing production in coffee plants.
Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) is a plant index that utilizes red and infrared light.
Therefore, in this study, the algorithm used to determine the chlorophyll content is NDVI. The
purpose of this study was to assess the value of chlorophyll content, the value of vegetation index,
and to estimate chlorophyll content in coffee plants in PTPN XII Bangelan Village using a remote
sensing method. The results showed that the average chlorophyll content of coffee plants assessed
using the SPAD (Soil Plant Analysis Development) aid was 65.95 mg g-1. The average Vegetable
Index of coffee plants was 0.59. NDVI vegetation index was directly proportional to the value of
chlorophyll content in the leaves of coffee plants with the formula of y = 97.665x + 7.684 with R =
0.7153 where the x value is the NDVI value. Thus, remote sensing can be used to estimate the
chlorophyll content of coffee plants.
Keywords: chlorophyll, coffee, vegetation index, NDVI, remote sensing

Pendahuluan mempengaruhi hasil buah dan biji kopi (Wang,


et al., 2015). Salah satu faktor adalah pertubuhan
Indonesia merupakan Negara yang memberikan dan kesehatan tanaman kopi. Salah satu factor
kontribusi besar untuk memenuhi kebutuhan yang menentukan kesehatan tanaman kopi
kopi dalam pasar Internasional. Hal ini adalah kandungan klorofil daun (Reis et al.,
disebabkan oleh luas area tanaman kopi di 2009). Kandungan klorofil daun tanaman kopi
Indonesia pada tahun 2017 tercatat sebesar ini selanjutnya ikut menentukan produktivitas
1.251.703 ha. Berdasarkan luasan tersebut tanaman kopi (DaMatta, 2004; Araujo et al.,
Indonesia dapat memproduksi kopi sebanyak 2008). Hasil-hasil penelitian terdahulu
666.992 ton. Nilai angka ekspor kopi Indonesia menunjukkan bahwa hasil buah dan biji
ke negara lain sebanyak 467.800 ton pada tahun tanaman kopi juga dipengaruhi oleh
2017. Dalam hal ini 70% dari hasil produksi kopi pertumbuhan tanaman, biomassa tanaman dan
tahun 2017 diekspor ke luar negeri, dengan kerapatan tanaman kopi di kebun kopi (Ferreira
ekspor tertinggi 189.065 ton ke Negara Eropa et al., 2013; Chemura et al., 2017). Kerapatan
(BPS, 2018). Dalam sistem produksi kebun kopi vegetasi di suatu lokasi dapat diketahui dengan
ada faktor-faktor biotik dan abiotik yang pemanfaatan penginderaan jauh dengan melihat

http://jtsl.ub.ac.id 329
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 329-339, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.18

nilai indeks vegetasinya. Indeks vegetasi Kromengan dan pada bagian barat kebun
merupakan suatu alogaritma yang ditetapkan berbatasan dengan Desa Jambuwer, Kecamatan
terhadap citra yang biasanya pada citra Kromengan. Kebun PTPN XII Desa Bangelan
multisaluran untuk menonjolkan aspek terdiri atas 3 afdeling, yaitu afdeling Besaran,
kerapatan vegetasi dan menghasilkan citra baru Kampung Baru, dan Pabrik. Penelitian ini
yang lebih representatif dalam menyajikan dilaksanakan di afdeling Besaran dengan luas
fenomena vegetasi (Danoedoro, 2012). Salah lahan 466,92 ha. Komoditas yang berada di
satu algoritma indeks vegetasi adalah NDVI Kebun Desa Bangelan terdiri atas Kopi
(Normalized Difference Vegetation Index). Algoritma Robusta, Lamtoro, dan Sengon. Kopi Robusta
NDVI memanfaatkan fenomena fisik pantulan merupakan komoditas utama yang
gelombang cahaya yang berasal dari dedaunan. dibudidayakan oleh PT. Perkebunan Nusantara
Nilai kehijauan vegetasi suatu wilayah yang XII Desa Bangelan. PT. Perkebunan Nusantara
diamati berupa skala antara -1 sampai 1 yang XII Desa Bangelan berada pada ketinggian 450-
diperoleh dengan membandingkan reflektansi 650 mdpl. PTPN XII Desa Bangelan
vegetasi yang diterima oleh sensor pada panjang merupakan perkebunan negara yang
gelombang merah (RED) dan dekat infra-merah menggunakan sistem irigasi tadah hujan.
(NIR).Beberapa peneliti telah memanfaatkan
Metode
informasi tentang NDVI ini untuk menduga
karakteristik tanaman yang menentukan Metode yang digunakan dalam pelaksanaan
produksi tanaman dan produktivitas tananam, penelitian ini adalah metode survei dan
termasuk produktivitas di kebun kopi (Huang et penginderaan jauh dengan menggunakan
al., 2014; Alves et al., 2016; Chemura et al., alogaritma NDVI (Normalized Difference
2017). Upaya untuk mempertahankan produksi Vegetation Index) yang didapatkan dari hasil
kopi di kebun-kebun kopi senantiasa bertujuan pengolahan citra menggunakan software ArcMap
untuk memenuhi kebutuhan ekspor kopi 10.3. Metode survei untuk memvalidasi hasil
Indonesia. Upaya ini memerlukan informasi data yang diperoleh dari pengolahan citra
kondisi tanaman kopi, termasuk kerapatan landsat 8. Data survei lapangan diperoleh
vegetasi di kebun kopi dan kandungan klorofil dengan menggunakan alat SPAD (Soil Plant
daun kopi. Analysis Development) yang berfungsi untuk
Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan data klorofil daun. Pengambilan
mengetahui kandungan klorofil pada daun titik pengamatan didasarkan pada peta blok
tanaman kopi, mengetahui indeks kerapatan kebun yang titik pengamatannya didasarkan
vegetasi (NDVI) di kebun kopi menggunakan pada blok kebun yang dipilih secara acak.
metode Penginderaan Jauh, dan menganalisis
Persiapan pra survei
keterkaitan antara kandungan klorofil daun kopi
dengan nilai NDVI di kebun kopi. Pra survei dilakukan untuk mengetahui kondisi
perkebunan. Kegiatan lainnya adalah studi
literatur menganai kajian utama penelitian yang
Bahan dan Metode digunakan untuk menunjang dan melengkapi
Lokasi penelitian data penelitian. Tahap persiapan yang
PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun dilaksanakan sebelum pelaksanaan survei
Bangelan berada di Desa Bangelan, Kecamatan lapangan adalah membuat peta blok yang akan
Wonosari, Kabupaten Malang (Gambar 1). digunakan sebagai acuan untuk melakukan
Kebun Bangelan berbatasan dengan wilayah survei lapangan.
Desa Sumberdem dan Sumber Tempur, Pengukuran indeks vegetasi
Kecamatan Wonosari pada bagian utara kebun, Sesuai dengan metode yang telah ditentukan
pada bagian timur kebun berbatasan dengan untuk mengetahui indeks vegetasi (NDVI) maka
Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari dan diambillah nilai Digital Number dari pengolahan
Karangrejo, Kecamatan Kromengan pada citra yang telah dilakukan pada setiap titik
bagian selatan kebun berbatasan dengan Desa pengamatan. Sehingga nilai dari Digital Number
Karangrejo dan Peniwen, Kecamatan dikonversi menjadi reflektan.

http://jtsl.ub.ac.id 330
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 329-339, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.18

Gambar 1. Peta Blok Kebun Bangelan.

Proses konversi Digital Number ke reflektan untuk mengetahui indeks kerapatan suatu
dibutuhkan sebagai nilai inputan pada rumusan vegetasi/tajuk. NDVI merupakan metode
alogaritma indeks vegetasi. Untuk melakukan standar yang digunakan dalam membandingkan
proses konversi digunakan perhitungan yang tingkat kehijauan vegetasi pada tumbuhan. Nilai
melibatkan metadata citra. Rumus konversi DN perhitungan NDVI dapat dihitung dengan
ke reflektan adalah sebagai berikut: rumus berikut (Barbosa et al., 2006):
NDVI =
ρλ = M Q +A
]
Keterangan: Keterangan:
ρλ = Nilai reflektan, tanpa koreksi sudut NIR = Near-Infrared (Kanal
matahari Inframerah)
M = Faktor multiplicative rescaling setiap Red = Red (Kanal Merah)
band dari metadata
(REFLECTANCE_MULT_BAN Pelaksanaan survei dan pengamatan
D_x, dimana x adalah nomor band) Penelitian dilakukan pada afdeling besaran
Q = Nilai Digital Number band dengan jumlah 12 blok atau wilayah.
A = Faktor additive rescaling setiap band Pengamatan yang dilakukan pada saat
dari metadata dilapangan adalah mengukur nilai klorofil
(REFLECTANCE_ADD_BAND tanaman kopi dengan menggunakan alat SPAD
_x, dimana x adalah nomor band) (Soil Plant Analysis Development). Untuk
pengambalilan sampel daun ditentukan
Pengolahan citra dengan NDVI berdasarkan metode purposive sampling atau sama
dengan active field survey (Rayes, 2007). Dalam
Pengolahan Citra yang menggunakan NDVI pengambilan data pengamatan dilakukan
(Normalized Difference Vegetation Index) pengambilan sampel dengan cara membuat plot
merupakan metode yang umumnya digunakan berukuran 3x3 meter setiap titik pengambilan

http://jtsl.ub.ac.id 331
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 329-339, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.18

data. Pembuatan plot bertujuan meminimalisir wilayah penelitian bernilai 0,79 dimana nilai ini
faktor yang akan mempengaruhi dari indeks dapat dikatakan tingkat kerapatan suatu vegetasi
vegetasi. berada pada dalam kelas tinggi (0,42-1).
Analisis statistik
Tabel 1. Nilai NDVI
Nilai indeks vegetasi yang telah didapatkan dari
pengolahan data citra sebagai data untuk Titik Pengamatan Nilai NDVI
mendapatkan persamaan estimasi kandungan 1 0,54
klorofil akan dianalisis regresi dengan data 2 0,56
pengukuran SPAD di lapangan menggunakan 3 0,64
software Microsoft Excel 2010. Menurut Arnanto, 4 0,68
5 0,68
(2013) analisis statistik dilakukan untuk
6 0,57
mengetahui kekuatan dan bentuk pengaruh 7 0,59
antara variabel yang diuji. Analisis yang 8 0,51
digunakan adalah analisis korelasi dan analisis 9 0,60
regresi, dimana analisis korelasi dimaksudkan 10 0,58
untuk mengetahui derajat hubungan antara
variabel x yang berisi data transformasi indeks
vegatasi dengan variabel y yang berisi hasil Kadar klorofil tanaman kopi
pengukuran lapangan. Nilai korelasi yang Hasil pengamatan kadar klorofil pada daun
dihasilkan kemudian dibandingkan dengan nilai tanaman kopi dengan pengukuran
r tabel, jika nilai korelasi lebih besar dari r tabel menggunakan alat SPAD (Soil Plant Analysis
maka dilanjutkan analisis regresi. Analisis regresi Development). Berdasarkan hasil pengamatan
dimaksudkan untuk mengetahui besarnya dengan menggunakan alat klorofilmeter SPAD
pengaruh yang diakibatkan adanya perubahan didapatkan hasil rata-rata kadar klorofil 10 titik
pada setiap satuan variabel x. Ukuran kekuatan pengamatan, yang ditunjukkan pada Tabel 2.
pengaruh ditentukan dengan menggunakan
besarnya koefisien korelasi (r) dan koefisien
determinasi (r²). Tabel 2. Rata-rata kadar klorofil.
Titik Rata-rata Kadar Klorofil
Pengamatan (mg g-1)
Hasil dan Pembahasan 1 59,73
Indeks vegetasi NDVI 2 56,92
3 69,46
Dari hasil pengolahan Citra Landsat 8 dengan 4 74,86
tanggal perekaman citra 18 November 2019 5 75,21
yang telah diolah menggunakan aplikasi ArcMap 6 67,48
10.3 didapatkan hasil nilai NDVI dari setiap titik 7 66,28
pengamatan yang dapat dilihat pada Tabel 2. 8 62,25
Nilai NDVI Citra Landsat 8 pada 10 titik 9 68,80
10 58,52
pengamatan, yang ditunjukkan pada tabel 6 yang
dihasilkan dari data Citra Landsat 8 menjukkan
bahwa nilai NDVI titik pengamatan ke-4 dan Nilai rata-rata kadar klorofil pada titik
ke-5 lebih besar dibandingkan dengan nilai pengamatan ke-5 sebesar 75,21 mg g-1, pada titik
NDVI titik pengamatan lainnya sebesar 0,68. ke-5 memberikan hasil lebih tinggi
Nilai NDVI pada titik pengamatan ke-8 dibandingkan dengan nilai klorofil pada titik
menunjakkan hasil yang lebih rendah pengamatan lainnya. Nilai klorofil pada titik
dibandingkan dengan nilai NDVI pada titik pengamatan ke-2 memberikan hasil rata-rata
pengamatan lainnya, dengan nilai sebesar 0,51. kadar klorofil yang lebih rendah dibandingkan
Nilai NDVI hasil dari pengolahan citra landsat dengan titik pengamatan yang lainnya sebesar
8 wilayah penelitian nilai paling rendah bernilai 56,92 mg g-1.
0,09 (Gambar 2). Nilai NDVI paling tinggi pada

http://jtsl.ub.ac.id 332
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 329-339, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.18

Gambar 2. Peta nilai NDVI tanaman kopi robusta Desa Bangelan (Perekaman Citra Landsat 8
18 November 2019).

Hubungan kandungan klorofil daun Artinya persentase nitrogen di dalam tanah tidak
terhadap unsur nitrogen tanah dan berpengaruh terhadap kadar klorofil yang
produktivitas kopi terdapat didalam daun. Perbedaan persentase
nitrogen di dalam tanah dan kaitannya dengan
Uji korelasi bertujuan untuk melihat nyata atau kadar klorofil yang terdapat dalam daun dapat
tidaknya pengaruh kandungan klorofil daun dikaitkan dengan sifat dari nitrogen yang
terhadap unsur nitrogen tanah. Korelasi dapat memiliki mobilitas yang tinggi sehingga dapat
dikatakan nyata ketika nilai hitung ≥ r tabel dengan mudah hilang dan tidak tersedia di
(0,619). dalam tanah. Mengingat nitrogen ialah unsur
Dari hasil uji korelasi antara kadar klorofil hara yang digunakan dalam penyusunan klorofil
daun dan nitrogen di dalam tanah menunjukkan daun (Mukhlis, 2003). Hasil uji korelasi kadar
hasil tidak berbeda nyata (r hitung ≤ r tabel). klorofil terhadap produktivitas menunjukkan
Hubungan antara kadar klorofil daun bahwa kadar klorofil tidak berpengaruh nyata
berbanding terbalik dengan nitrogen dengan terhadap produktivitas tanaman (r hitung ≤ r
hasil korelasi sebesar 0,464. Dapat dilihat pada tabel).
Tabel 3, persentase kandungan nitrogen di Hubungan antara kadar klorofil
dalam tanah tidak diikuti dengan peningkatan berbanding terbalik dengan produktivitas
rata-rata kadar klorofil yang semakin tinggi. tanaman kopi dengan nilai uji korelasi sebesar
Kadar klorofil yang tinggi dengan nilai sebesar 0,563 (Tabel 4). Dapat dilihat pada Tabel 4
75,21 dengan persentase 0,18% pada titik 5 lebih bahwa rata-rata kadar klorofil yang semakin
rendah dibandingkan dengan kadar klorofil pada tinggi tidak menunjukkan peningkatan
titik 56,92 dengan nilai persentase 0,19%. produktifitas tanaman kopi.

http://jtsl.ub.ac.id 333
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 329-339, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.18

Tabel 3. Nilai rata-rata kadar klorofil, nitrogen rata kadar klorofil tidak berpengaruh terhadap
tanah dan produktivitas. produktifitas dari tanman kopi, dimana semakin
Titik Rata-rata Nitrogen Produk- besar kadar klorofil tidak diikuti dengan
Penga- Kadar (%) tivitas peningkatan produktivitas. Hal ini dikarenakan
matan Klorofil (kg ha-1) peningkatan produksi tidak hanya dipengaruhi
(mg g-1) oleh klorofil namun juga dipengaruhi oleh
1 59,73 0,16 221 stomata dan karakteristik daun. Sesuai dengan
2 56,92 0,19 138 penelitian Davis dan Benard (1985) pada buah
3 69,46 0,19 363 kelapa yang menyatakan bahwa jumlah daun
4 74,86 0,19 312 pada setiap pohon, stomata, dan klorofil
5 75,21 0,18 383
berperan dalam peningkatan produksi kelapa.
6 67,48 0,16 293
7 66,28 0,18 341
Jumlah daun ialah karakter penentu
8 62,25 0,17 380 produktivitas hasil buah kelapa. Penyataan ini
9 68,80 0,18 357 juga didukung oleh Mathew dan Ramadazan
10 58,52 0,15 347 (1975) yang menyatakan kecepatan fotosintesis,
kandungan klorofil, dan jumlah daun
berhubungan erat dengan produksi dari
Pada titik pengamatan 3 dengan rata-rata kadar tanaman. Dengan demikian, hubungan kadar
klorofil 69,46 memberikan hasil produktivitas klorofil berbanding terbalik terhadap
tanaman kopi sebesar 363 kg ha-1. Pada titik 4 produktivitas dikarenakan terdapat beberapa
dengan rata-rata kadar klorofil 74,86 faktor lain yang berperan seperti jumlah daun,
memberikan hasil produktifitas kopi sebesar stomata, kecepatan fotosintesis, jumlah daun,
312. Dengan ini dapat diasumsikan bahwa rata- dan umur daun.

Tabel 4. Korelasi kadar klorofil dengan nitrogen tanah dan produktivitas.


Rata-rata Kadar Klorofil (mg g-1) Nitrogen (%) Produktivitas (kg ha-1)
Rata-rata 1
Kadar Klorofil (m/g-1)
Nitrogen (%) 0,464083 1
Produktivitas (kg ha-1)) 0,563162 -0,06775 1

Estimasi kandungan klorofil tanaman kopi indeks vegetasi tanaman memiliki hubungan
robusta dengan indeks vegetasi tanaman positif terhadap nilai klorofil pada daun
tanaman kopi (Tabel 5). Nilai korelasi yang
Klorofil pada daun tanaman memberikan peran
dihasilkan dapat dinyatakan nyata karna nilai r
penting bagi tanaman, dimana terdapat tiga
hitung ≥ r tabel (0,619). Analisis korelasi
fungsi utama klorofil dalam proses fotosintesis
bertujuan untuk memprediksi bentuk hubungan
tanaman antara lain memanfaatkan energi
antara indeks vegetasi dan nilai klorofil pada
matahari, memicu fiksasi CO2 untuk
daun tanaman. Apabila nilai r hitung ≥ r tabel,
menghasilkan karbohidrat, dan menyediakan
maka perlu dilakukan uji lanjutan yaitu uji
energi (Ai dan Banyo, 2011). Klorofil disintesis
regresi. Hasil uji regresi menunjukkan grafik
pada daun dan memiliki peran menangkap
regresi linear bahwa hubungan antara nilai
cahaya matahari yang jumlahnya berbeda untuk
indeks vegetasi dengan nilai klorofil pada daun
setiap spesies. Nilai indeks vegetasi yang
tanaman memberikan persamaan y = 97,665x +
merupakan nilai kehijauan vegetasi/tajuk
7,684 dan nilai R2 bernilai 0,7153 (Gambar 3).
didapatkan dari hasil pengolahan citra landsat.
Berdasarkan nilai regresi 0,7153 atau 71,53%,
Hasil korelasi antara nilai indeks vegetasi
dapat diartikan bahwa terdapat keeratan nilai
tanaman dengan nilai klorofil pada daun
indeks vegetasi dengan nilai klorofil pada daun
tanaman didapatkan nilai r = 0,837 dimana
kopi disebabkan nilai R2 ≥ 0,5.

http://jtsl.ub.ac.id 334
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 329-339, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.18

Tabel 5. Korelasi nilai NDVI dengan klorofil.


Nilai NDVI Rata-rata Kadar Klorofil (mg g-1)
Nilai NDVI 1
Rata-rata
Kadar Klorofil (mg g-1) 0,83699126 1

80

y = 97,665x + 7,684
70 R² = 0,7153
Klorofil (mg g-1)

60

50

40
0.4 0.5 0.6 0.7
NDVI

Gambar 3. Grafik hubungan antara nilai NDVI dengan nilai kandungan klorofil daun kopi.

Estimasi kandungan klorofil pada daun tanaman penelitian 56,92-75,21 mg g-1. Hal ini dapat
kopi memerlukan informasi indeks vegetasi, dan diartikan bahwa nilai kadar klorofil yang diamati
nilai kandungan klorofil pada titik pengamatan. dengan alat SPAD berada dalam rentang nilai
Nilai kandungan klorofil pada daun tanaman yang terdapat pada peta estimasi kandungan
kopi didapatkan dari survei lapang klorofil daun tanaman kopi robusta wilayah
menggunakan bantuan alat SPAD (Soil Plant penelitian.
Analysis Development) kemudian nilai NDVI
Pembahasan umum
didapatkan dari analisis citra. Estimasi
kandungan klorofil pada daun tanaman kopi Indeks NDVI (Normalized Difference Vegetation
diperoleh dengan memasukkan rumus model Index) merupakan indikator grafis sederhana
regresi antara nilai NDVI dititik pengamatan yang dapat digunakan untuk menganalisis
dengan nilai kandungan klorofil lapangan. pengukuran penginderaan jauh dengan target
Kemudian dari hasil rumus regresi tersebut yang diamati mengandung vegetasi hijau hidup
dikalikan dengan nilai NDVI yang didapatkan atau tidak. Tumbuhan hijau hidup menyerap
dari hasil pengolahan citra landsat. Peta estimasi radiasi matahari di wilayah spektrum radiasi
kandungan klorofil pada daun tanaman kopi fotosintesis aktif (Photosynthetically Active
robusta di wilayah penelitian menunjukkan Radiation), yang digunakan sebagai sumber
bahwa estimasi kandungan klorofil daun energi dalam proses fotosintesis. Sel-sel daun
tanaman kopi robusta pada wilayah penelitian juga telah berevolusi untuk memancarkan
berada pada rentang nilai kadar klorofil 16,76- kembali radiasi matahari di wilayah spektrum
85,37 mg g-1 (Gambar 4). Berdasarkan hasil dekat-inframerah (NIR). Penyerapan yang kuat
penelitian kadar klorofil menggunakan alat pada panjang gelombang ini hanya
SPAD didapatkan rentang nilai klorofil aktual menghasilkan terlalu panas pada tanaman dan
pada beberapa titik pengamatan di wilayah mungkin dapat merusak jaringan.

http://jtsl.ub.ac.id 335
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 329-339, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.18

Gambar 4. Peta estimasi kandungan klorofil daun tanaman kopi robusta wilayah penelitian.

Oleh karena itu, tanaman hijau hidup tampak kapasitasnya untuk secara luas membedakan
relatif gelap di PAR dan relatif cerah di dekat- area yang ditumbuhi vegetasi dengan jenis
inframerah. Sebaliknya, awan dan salju permukaan lainnya, NDVI juga memiliki
cenderung agak cerah di merah (RED) (serta keuntungan mengompresi ukuran data. NDVI
panjang gelombang terlihat lainnya) dan cukup telah banyak digunakan dalam aplikasi yang
gelap di dekat-inframerah. Secara umum, jika awalnya tidak dirancang untuk itu. Pengguna
ada lebih banyak radiasi yang dipantulkan pada NDVI cenderung memperkirakan beragam
panjang gelombang dekat-inframerah (NIR) properti vegetasi dari nilai indeks ini. Contoh-
dari pada panjang gelombang yang visible, maka contoh yang lazim adalah indeks luas daun,
vegetasi dalam piksel tersebut cenderung rapat biomassa, konsentrasi klorofil dalam daun,
dan mungkin mengandung tipe vegetasi hutan. produktivitas tanaman, tutupan vegetasi
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksional, curah hujan yang terakumulasi, dll.
NDVI secara langsung berkaitan dengan Hubungan seperti itu sering diperoleh dengan
kapasitas fotosintesis dan karenanya penyerapan mengkorelasikan nilai-nilai NDVI yang
energi oleh kanopi tanaman. Meskipun indeks diturunkan dari luar angkasa dengan nilai-nilai
ini berkisar dari -1 hingga +1, di daerah yang diukur dari variabel-variabel ini di
perkotaan yang lebih rapat, nilai NDVI normal lapangan. Perhitungan nilai NDVI ternyata
adalah positif, meskipun mendekati nol. peka terhadap sejumlah faktor yang
Berdasarkan definisi matematisnya, NDVI di mengganggu , beberapa di antaranya adalah:
suatu daerah yang mengandung kanopi vegetasi 1. Efek atmosfer: Komposisi atmosfer yang
yang rapat akan cenderung bernilai positif (0,3 sebenarnya (khususnya yang berkaitan
hingga 0,8) sedangkan awan dan bidang bersalju dengan uap air dan aerosol) dapat secara
akan ditandai oleh nilai negatif dari indeks signifikan mempengaruhi pengukuran yang
NDVI ini. Selain kesederhanaan algoritma dan dilakukan di ruang angkasa. Oleh karena itu,

http://jtsl.ub.ac.id 336
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 329-339, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.18

yang terakhir dapat disalah-artikan jika efek yang diperoleh dengan instrumen yang
ini tidak diperhitungkan dengan benar berbeda.
(seperti halnya ketika NDVI dihitung Hasil penelitian yang dilakukan di PTPN XII
langsung berdasarkan hasil-hasil pengukuran Desa Bangelan mengenai pengamatan kadar
mentah). klorofil menggunakan metode Indeks Vegetasi
2. Efek awan: Awan yang dalam (tebal optik) dan alat SPAD (Soil Plant Analysis Development)
mungkin cukup terlihat dalam citra satelit klorofilmeter didapatkan hasil pengamatan rata-
dan menghasilkan nilai-nilai NDVI rata nilai klorofil di bawah naungan Lamtoro
karakteristik yang memudahkan dan Sengon dengan nilai 65,95 mg g-1. Hasil
penyaringannya. Namun, awan yang tipis penelitian yang dilakukan oleh (Araújo et al.,
(seperti cirrus), atau awan kecil dengan 2016) rata-rata kadar klorofil tanaman pada
dimensi linier tipikal lebih kecil dari diameter musim panas pada kondisi ternaungi oleh
area yang sebenarnya disampel oleh sensor, Tanaman Karet didapatkan nilai sebesar 62,30
secara signifikan dapat mencemari mg g-1. Hal ini dapat dikatakan bahwa rata-rata
pengukuran. Demikian pula, bayangan awan klorofil pada tanaman kopi robusta dengan
di area yang tampak jelas dapat memengaruhi kondisi ternaungi berada pada rentang 60-72 mg
nilai NDVI dan menyebabkan salah tafsir. g-1. Dari hasil pengolahan citra landsat
Pertimbangan ini diminimalkan dengan didapatkan rata-rata nilai indeks vegetasi pada
membentuk gambar komposit dari gambar kebun kopi di 10 titik pengamatan sebesar 0,59.
harian atau hampir setiap hari. Komposit Menurut Departemen kehutanan (2003),
gambar NDVI telah menyebabkan sejumlah menyatakan bahwa nilai indeks vegetasi sebesar
besar aplikasi vegetasi baru dimana NDVI 0,42 sampai 1 masuk kedalam kelas 1 dengan
atau kapasitas fotosintesis bervariasi dari tingkat kerapatan tinggi. Kesehatan vegetasi
waktu ke waktu. yang lebih baik direpresentasikan dengan nilai
3. Efek tanah: Tanah cenderung menggelap indeks vegetasi lebih dari 0,10 sampai 0,70
saat basah, sehingga pemantulannya (Prahasta, 2008). Dengan demikian, dengan nilai
merupakan fungsi langsung dari kadar air. indeks vegetasi pada kebun kopi PTPN XII
Jika respons spektral terhadap pelembapan Desa Bangelan sebesar 0,59 memiliki kerapatan
tidak persis sama dengan dua pita spektral, yang tinggi dan vegetasi di kebun kopi robusta
NDVI suatu daerah dapat tampak berubah termasuk dalam kategori sehat. Faktor lain yang
sebagai akibat dari perubahan kelembaban mempengaruhi nilai indeks vegetasi pada kebun
tanah (presipitasi atau penguapan) dan kopi adalah adanya pohon naungan sehingga
bukan karena perubahan vegetasi. indeks vegetasi yang dihasilkan pada kebun kopi
4. Efek anisotropik: Semua permukaan (apakah tidak keseluruhan nilai indeks vegetasi tanaman
buatan atau buatan manusia) memantulkan kopi, melainkan campuran antara nilai indeks
cahaya secara berbeda dalam arah yang vegetasi tanaman kopi dan pohon penaung.
berbeda, dan bentuk anisotropi ini pada Hasil uji regresi linear antara data SPAD dari
umumnya bergantung secara spektral, lapangan dengan indeks vegetasi didapatkan
bahkan jika kecenderungan umum mungkin nilai R2=0,7153). Hal berarti ada hubungan
serupa pada kedua pita spektral ini. signifikan antara nilai indeks vegetasi (NDVI di
Akibatnya, nilai NDVI bergantung pada kebun kopi) dengan kandungan klorofil daun
anisotropi target dan pada geometri sudut kopi. Semakin besar indeks vegetasi berarti
iluminasi dan pengamatan pada saat kerapatan vegetasinya semakin tinggi. Hasil
pengukuran, dan karenanya pada posisi penelitian kerapatan vegetasi di kebun kopi
target dalam petak instrumen atau waktu Bangelan termasuk Kelas-Kerapatan Vegetasi
berlalunya satelit di atas situs. yang tinggi, diikuti oleh kandungan klorofil daun
5. Efek spektral: Karena masing-masing sensor yang lebih tinggi; hal ini juga dibuktikan dengan
memiliki karakteristik dan kinerja sendiri, penampakan pada peta indeks vegetasi yang
khususnya sehubungan dengan posisi, lebar hijau dengan kerapatan tinggi. Dengan
dan bentuk pita spektral, formula tunggal demikian, indeks vegetasi di kebun kopi robusta
seperti NDVI menghasilkan hasil yang juga dapat menggambarkan kandungan klorofil
berbeda ketika diterapkan pada pengukuran
http://jtsl.ub.ac.id 337
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 329-339, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.18

daun kopi. Hasil penelitian seperti ini sesuai NDVI anomalies. International Journal of
dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya pada Applied Earth Observation and
berbagai jenis tanaman di lokasi yang berbeda- Geoinformation 57: 1-13.
beda (Cui et al., 2009; Wu et al., 2009; Wu et al., Chemura,A., Mutanga, O. and Odindi, J. 2017.
Empirical modeling of leaf chlorophyll content in
2010).
coffee (Coffea arabica) plantations with Sentinel-2
MSI data: effects of spectral settings, spatial
Kesimpulan resolution, and crop canopy cover. IEEE Journal
of Selected Topics in Applied Earth
Nilai kerapatan vegetasi/tajuk di PTPN XII Observations and Remote Sensing 10(12): 5541-
Desa Bangelan menggunakan metode 5550.
Penginderaan Jauh dihasilkan rata-rata 0,59 Cui, D., Li, M. and Zhang, Q. 2009. Development of
termasuk kedalam kelas 1 yakni tingkat an optical sensor for crop leaf chlorophyll
kerapatan tinggi. Metode penginderaan jauh content detection. Computers and Electronics in
dapat digunakan untuk estimasi kandungan Agriculture 69(2): 171-176.
Da Matta, F.M. 2004. Ecophysiological constraints
klorofil pada tanaman kopi, dapat dilihat bahwa on the production of shaded and unshaded
nilai R2 0,7153 dan nilai kadar klorofil setelah coffee: a review. Field Crops Research 86(2-3):
pembuatan peta estimasi berada pada kisaran 99-114.
16,76-85,37 mg g-1. Danoedoro, P. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh
Digital. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Davis, T.A. and G.Bernard. 1985. The coconut
Daftar Pustaka hybrid PB-121 (MAWA). Oleagineux. Vol. 40,
Ai, N.S. dan Banyo, Y. 2011. Konsentrasi Klorofil No. 5.
Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air pada Departemen Kehutanan. 2003. Surat Keputusan
Tanaman. Ilmiah Sains11(2): 166-173. Menteri Kehutanan No.305/Kpts-II/2003.
Alves, H.M.R., Volpato, M.M.L., Vieira, T.G.C., Jakarta: Departemen Kehutanan.
Maciel, D.A., Gonçalves, T.G. and Dantas, M.F. Ferreira, de Brito E.P., Partelli, F.L., Didonet, A.D.,
2016. Characterization and spectral monitoring Marra, G.E.R. and Braun, H. 2013. Vegetative
of coffee lands in Brazil. In Embrapa Café-Artigo growth of Coffea arabica L. as affected by irrigation
em anais de congresso (ALICE). In: The and climatic conditions of the Cerrado of Goiás
International Society For Photogrammetry And State. Semina: Ciências Agrárias 34(6Supl1):
Remote Sensing, 23., 2016, Prague, Czeach 3235-3244.
Republic. Huang, J., Wang, H., Dai, Q. and Han, D. 2014.
Araujo, W L., Dias, P C., Moraes, G A., Celin, E F., Analysis of NDVI data for crop identification
Cunha, R L., Barros, R S. and Da Matta, F.M. and yield estimation. IEEE Journal of Selected
2008. Limitations to photosynthesis in coffee Topics in Applied Earth Observations and
leaves from different canopy positions. Plant Remote Sensing, 7(11): 4374-4384.
Physiology and Biochemistry 46(10): 884-890. Mathew, C. and A. Ramadazan. 1975. Phosynthetic
Araújo, A.V., Partelli, F.L., Oliosi, G. and efficiency in relation to annual yield and
Pezzopane, J.R.M. 2016. Microclimate, chlorophyll content in coconut palm. Journal
development and productivity of robusta coffee Plantation Crop 3(1):26-28.
shaded by rubber trees and at full sun. Artigo Mukhlis, F. 2003. Pergerakan Unsur Hara Nitrogen
Científico 47(4): 700-709. Dalam Tanah. Universitas Sumatera Utara. USU
Arnanto, A. 2013. Pemanfaatan transformasi NDVI Digital Library.
citra landsat TM untuk zonasi vegetasi di lereng Prahasta, E. 2008. Praktis Penginderaan Jauh dan
Merapi Selatan. Geomedia 11(2):155-170. Pengolahan Citra digital dengan Perangkat Lunak
Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Kopi Indonesia ER Mapper. Informatika Bandung.
2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Rayes, M.L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber
Barbosa, H.A., Huete, A.R. and Baethgen, W.E. Daya Lahan. Yogyakarta: Andi.
2006. A 20-year Study of NDVI Variability over Reis, A.R., Favarin, J.L., Malavolta, E., Júnior, J.L.
the Northeast Region of Brazil. Arid and Moraes, M.F. 2009. Photosynthesis,
Environments 67: 288-307. chlorophylls, and SPAD readings in coffee leaves
Chemura, A., Mutanga, O. and Dube, T. 2017. in relation to nitrogen supply. Communications
Integrating age in the detection and mapping of in Soil Science and Plant Analysis 40(9-10): 1512-
incongruous patches in coffee (Coffea arabica) 1528.
plantations using multi-temporal Landsat 8

http://jtsl.ub.ac.id 338
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 329-339, 2020
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.18

Wang, J., Rich, P.M., Price, K.P., and Kettle, W.D. Wu, C., Niu, Z., Tang, Q., Huang, W., Rivard, B. and
2004. Relations between NDVI and tree Feng, J. 2009. Remote estimation of gross
productivity in the central Great primary production in wheat using chlorophyll-
Plains. International Journal of Remote related vegetation indices. Agricultural and
Sensing 25(16): 3127-3138. Forest Meteorology, 149(6-7): 1015-1021.
Wang, N., Jassogne, L., van Asten, P. J., Mukasa, D., Wu, C., Wang, L., Niu, Z., Gao, S. and Wu, M. 2010.
Wanyama, I., Kagezi, G. and Giller, K.E. 2015. Nondestructive estimation of canopy chlorophyll
Evaluating coffee yield gaps and important content using Hyperion and Landsat/TM
biotic, abiotic, and management factors limiting images. International Journal of Remote
coffee production in Uganda. European Journal Sensing 31(8): 2159-2167.
of Agronomy 63: 1-11.

http://jtsl.ub.ac.id 339
halaman ini sengaja dikosongkan

http://jtsl.ub.ac.id 340

Anda mungkin juga menyukai