Anda di halaman 1dari 12

Makalah Administrasi Dan Supervisi Pendidikan

Tentang

Pentingnya Mempelajari Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Dosen pembimbing

Hade afriansyah, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh

Dendy kurniawan

17058157

Mata Kuliah Umum

Pendidikan Sosiologi Antropolgi

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Padang

2019
Kata pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENTINGNYA MEMPELAJARI
ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN”

Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana pentingnya mempelajari administrasi dan
supervisi pendidikan. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang pentingnya mempelajari administrasi.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesmpurnaan
makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amiinn.

Padang, 23 maret 2019

penulis
Daftar isi

COVER............................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4

I.1 Latar belakang....................................................................................... 4


I.2 Rumusan masalah.................................................................................. 5
I.3 Tujuan penulisan................................................................................... 5
I.4 Manfaat penulisan................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 6

2.2 Pentingnya mempelajari administrasi dan supervisi pendidikan......... 6


2.2 Konsep tenaga pendidik dan ketenagapendidikan.............................. 6
A. Definisi Profesi Pendidik dan tenaga kependidikan......................... 7
B. Ciri ciri profesi................................................................................ 8
C. Kode etik profesi pendidik............................................................. 9
D. Tugas guru..................................................................................... 10
E, Kompetensi guru........................................................................ ... 10
F. Tugas tugas pendidik..................................................................... 10

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Pendidikan merupakan sistem kerja yang saling terkait antara komponen yang satu
dengan lainnya. Bila selama ini guru selalu menjadi sorotan sekaligus ujung tombak
pelaksanaan pendidikan di berbagai jenjang, sebenarnya masih ada komponen lain yang harus
diberdayakan dalam aplikasi pendidikan di lapis bawah yaitu peran kepala sekolah. Kinerja
guru dalam mengabdikan dirinya sebagai pemecahannya, sehingga tidaklah mengherankan
jika hampir setiap bangsa telah menempatkan masalah pendidikan dalam suatu tempat yang
utama.

Namun demikian, upaya untuk melaksanakan pencapaiannya yakni mencapai tujuan


pendidikan yang dikehendaki, hal itu harus diikuti dengan prinsip-prinsip yang telah
dikembangkan serta teruji kebenarannya sehingga prinsip-prinsip itupun kiranya akan
mendasari pemecahan masalah baik dalam hal kebijakannya yang akan tercermin dalam
perencanaan pendidikan atau dalam perencanaan kurikulum maupun dalam hal-hal yang lebih
operasional, yang dapat kita tinjau di sekolah atau di kelas sebagai lembaga yang
melaksanakan pendidikan secara formal.

Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan adalah tantangan yang paling penting dalam
pembangunan pendidikan. Sentralisasi dalam manajemen atau pengelolaan pendidikan telah
menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan daerah untuk mengatur dan mengelola
berbagai urusan pendidikan daerah masing-masing. Salah satu sarana terpenting dalam
pendidikan adalah sekolah. Guru sebagai tenaga pengajar merupakan komponen sumber daya
manusia yang harus dibina dan dikembangankan secara terus menerus. Potensi sumber daya
guru harus terus berkembang agar dapat melaksanakan fungsinya secara professional. Oleh
karena itu diperlukanlah supervisi pendidikan untuk mengawasi dan memperbaiki proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.

Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan


usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademik, bukan
masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan
mutu pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan
supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala
sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala
sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.

Dalam makalah supervisi pendidikan ini akan dibahas mengenai konsep dasar supervisi
pendidikan, fungsi-fungsi dan tujuan supervisi pendidikan, teknik-teknik supervisi
pendidikan, prosedur kegiatan supervisi pengajaran atau pelayanan profesional guru, dan
perilaku-perilaku etik yang perlu dimiliki supervisor pendidikan.
I.2 Rumusan masalah

1. apa pentingnya mempelajari administrasi dan supervisi pendidikan ?

2. apa pengertian administrasi dan supervisi pendidikan?

3. apa konsep profesi pendidik dan ketenagapendidikan?

I.3 Tujuan penulisan

1. untuk mengetahui sebeerapa pentingnya mempelajari administrasi dan

Supervisi pendidikan.

2. untuk mengetahu pengertian administrasi dan supervisi pendidikan.

3. untuk menetahui apa konsep dari profesi pendidik dan ketenagakependidikan yang terdiri
dari hakikat,ciri ciri, syarat, kode etik dan tugas sebagai guru.

I.4 Manfaat penulisan

Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah agar kita mengetahui bahwa administrasi dan
supervisi pendidikan itu penting dipelajari oleh calon calon pendidik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Mempelajari Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Administrasi Pendidikan  ialah keseluruhan proses kerjasama baik dua orang atau lebih
dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah di tetapkan secara efektif dan efisien.

Dari pengertian di atas dapat kita tarik kesimpulan, bahwa pentingnya kita sebagai
mahasiswa dan calon guru dalam mempelajari administrasi pendidikan itu ialah:

1. Kita dapat mengetahui bahwa administrasi itu adalah suatu lembaga pendidikan yang
merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar
dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan
tersebut.
2. Kita dapat mengetahui bagaimana proses-proses berjalanya suatu administrasi
pendidikan yang sebenarnya harus dilakukan sebagai seorang pendidik. Karna dalam
Administrasi Pendidikan itu tidak hanya membahas tentang catat-mencatat, keuangan,
melainkan bagaimana kita dapat melaksanakan proses organisasi itu sesuai dengan
apa yang telah kita rencanakan secara efektif dan efisien.
Dengan demikian diharapkan kita dapat termotifasi untuk memberi sesuatu yang berbeda
yang mengarah pada proses perbaikan dalam dunia pandidikan, setelah kita mempelajari
administrasi pendidikan. Karena seorang guru selain menjadi pelaksana administrasi
pendidikan juga bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik.

2.2 konsep profesi pendidik dan ketenagapendidikan

A. Definisi Profesi Pendidik

Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu
janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi
kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu
keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma
sosial dengan baik. Terdapat beberapa pendapat para ahli tentang profesi:

a). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampulan, kejuruan dsb) tertentu.
b). Menurut Sanusi (1991) Profesi adalah suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikan
yang menentukan (erusial)
c). Menurut wikipedia Profesi adalah pekerjaan  yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan  khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, teknik
desainer, tenaga pendidik.
d). Menurut Sirendi Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
e). Menurut SCHEIN, E.H (1962) Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang
membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di
masyarakat
f). Menurut Oemar Hamalik Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Oemar Hamalik (1984 : 2) sampai pada suatu
kesimpulan bahwa hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka.
Suatu profesi mengandung unsur pengabdian (Oemar Hamalik, 1984 :  3) menurutnya, suatu
profesi bukanlahdimaksudkan untuk mencari keuntungan materi belaka, melainkan untuk
pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian seorang profesional menunjuk pada
pengutamaan kepentingan orang banyak daripada kepentingan diri.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu jabatan
atau pekerjaan yang menuntut keterampilan dari pelakunya dan membutuhkan pelatihan serta
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sendiri.Sehingga professional berarti orang
yang mempunyai profesi atau kinerja seseorang dalam profesi, dan profesionalisme adalah
sikap professional dalam melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan
bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobi belaka.Di dalam UU No.20 tahun 2003
pasal 39 ayat 2 tentang sisdiknas disebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Pendidikdi
Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik
mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu diantaranya guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, ustadz dll.

Jadi profesi pendidik adalah jabatan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi yang menuntut keterampilan dan membutuhkan pelatihan
serta penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sendiri.

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (UU No. 20 Ketentuan umum) tahun 2003 psl
1, BAB 1 ). Tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.(UU No.20 THN 2003, PSL 39
(1)

B. Ciri Ciri Profesi

A.. National EducationAssociation (Sucipto, Kosasi, dan Abimanyu, 1994) telah menyusun
sejumlah syarat atau kriteria yang mesti ada dalam jabatan guru, yaitu:

a) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.


b) Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus.
c) Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
d) Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dalam keanggotaan yang permanen.
f) Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
g) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keutungan pribadi.
h) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

B.. Menurut Ornstein dan Levine (1984) bahwa suatu pekerjaan atau jabatan dapat disebut
profesi bila pekerjaan atau jabatan itu dilakukan dengan :

a).  Melayani masyarakat merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak
berganti-ganti pekerjaan).Hal ini brarti berimplikasi pada waktu ataupun lamanya profesi itu
di lakukan
b). Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai
(tidak setiap orang melakukannya).Untuk itu profesi merujuk pada pelatihan ataupun
pembelajaran dengan waktu tertentu yang diselenggarakan oleh lembaga ataupun badan-
badan tertentu yang sudah terjamin oleh undang-undang(terdapat landasan hukum yang
melindungi lembaga tersebut).
c).  Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori praktik (teori baru dikembangkan
dari hasil penelitian).Keilmuan yang diaplikasikan dalam menjalankan Profesi ini harus
bener-benar teruji secara ilmiah  yang diperoleh melalui penelitian. Sehingga dapat
dipertanggung-jawabkan kebenarannya secara hukum di masyarakat.
d). Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.untuk mendapatkan pengakuan
secara resmi melaksanakan profesinya diperlukan tahapan tertentu yang mengharuskan orang
yang bersangkutan menguasai bidang keahliannya. Biasanya dibutuhkan waktu bertahun-
tahun guna mempelajari dan memperoleh pengetahuan khusus tentang konsep dan prinsip
dari profesi itu.
e). Terkendali berdasarkan lisensi baku dan mempunyai persyaratan masuk (untuk
menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan khusus yang
ditentukan untuk dapat mendudukinya). Seperti contoh seorang guru atau dosen harus
mempunyai sertifikat resmi dari pemerintah terkait dalam hal ini adalah Kementerian
Pendidikan Nasional.
f).  Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur
oleh orang lain). Seorang Guru mempunyai kewenangan untuk menentukan anak didiknya
layak naik kelas atau tidak.
g). Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan tampilan untuk kerjanya
berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung  jawab terhadap apa
yang diputuskannya,tidak dipindahkan keatasan instansi yang lebih tinggi).Mempunyai
sekumpulan unjuk kerja yang baku.
h). Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap layanan
yang akan diberikan.Orang mempunyai profesi harus melaksakan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab dan mejalankan profesinya sesuai dengan kode etik.
i).  Menggunakan administrator untuk memudahkan profesi, relatif bebas dari supervise
dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk mendata klien,sementara
tidak ada supervise dari luar terhadap pekerjaan dokter sendiri).
j).  Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.Guru mempunyai
organisasi PGRI, Dokter gigi mempunyai organisasi yang diberi nama PDGI

C. Kode Etik Profesi Pendidik

Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang dijadikan pedoman oleh setiap
anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana
mereka melaksanakan profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang
apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, bukan hanya dalam
menjalankan tugas profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi
dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.

A. Menurut Hermawan(1979),tujuan umum kode etik profesi adalah:

a). Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.Diharapkan kode etik dapat menjaga
pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat,agar mereka tidak memandang rendah
atau remeh profesi yang bersangkutan.
b). Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.Kesejahteraan yang
dimaksud meliputi kesejahteraan lahir (material) maupaun kesejahteraan
bathin(spiritual/mental).
c). Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.Hal ini berkaitan dengan
peningkatan kegiatan pengabdian profesi,sehingga anggota profesi dapat dengan mudah
mengetahui tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
d). Untuk meningkatkan mutu profesi.Untuk itulah kode etik memuat norma-norma atau
anjuran agar anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para
anggotanya.
e). Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.Setiap anggota profesi diwajibkan secara
aktif berpartisifasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang
direncanakan oleh organisasi.

B. kode etik Guru Indonesia setelah disempurnakan dalam Kongres PGRI XVI tahun 1989 di
Jakarta:
a). Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila.
b). Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
c). Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
d). Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar-mengajar.
e). Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
f). Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
g). Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
h). Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian.
i).  Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan. (Soetjipto
2007, hal. 34-35)

D. Tugas guru

a). Mendidik (menekankan pada pembentukan jiwa, karakter, dan kepribadian berdasarkan


nilai-nilai).
b) Mengajar (menekankan pada pengembangan kemampuan penalaran)
c). Tugas melatih (menekankan pada pengembangan kemampuan penerapan teknologi
dengan cara melatih berbagai keterampilan).

E. Kompetensi Guru

Kompetensi guru yang telah dibakukan oleh Dirjen Dikdasmen Depdiknas (1999) sebagai
berikut:
a). Mengembangkan kepribadian
b). Menguasai landasan kependidikan
c). Menguasai bahan pelajaran
d). Menyusun program pengajaran
e). Melaksanakan program pengajaran
f). Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan
g). Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
h). Menyelenggarakan program bimbingan
i). Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
j). Menyelenggarakan administrasi sekolah.

F. Tugas-Tugas Pendidik

1. Menjadi Tenaga professional


2. Merencanakan pembelajaran.
3. Melaksanakan pembelajaran.
4. Menilai hasil pembelajaran.
5. Membimbing
6. Melatih
7. Meneliti
8. Mengabdi kepada masyarakat..
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Administrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengertian


administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang. Lingkup
pembicaraan tentang administrasi pendidikan itu juga tergantung pada level tujuan
pendidikan yang ingin dicapai, yaitu pada tingkat kelas sampai pada tingkat sistem
pendidikan nasional. Makin luas cakupannya makin banyak terlihat dan makin komplek
permasalahannya.

Sedangkan supervisi pendidikan adalah suatu aktivitas pembinaan terencana yang


berorientasi kepada guru dan pegawai sekolah secara efektif. Pada hakikatnya tujuan
supervisi adalah memperbaiki atau meningkatkan proses belajar mengajar. Fungsi supervisi
dapat disimpulkan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kepada semua
pihak yang behubungan dengannya.
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai